Professional Documents
Culture Documents
Jelaskan tentang alat pantau dan obat-obatan apa yang diperlukan di kamar operasi
Peralatan :
STATICS ( Scope/Lanringoskop/Statescope, Tube/ETT, Airway/Facemask/Gudel, Tape, Intraducer /Stylet, Connector,
Suction )
Mesin Anastesi : Oksigen dengan Flowmeter, Isofluran/Sevofluran, Jackson Rees, Spoit inflator, Statescope precordial,
(Monitor = Pulse Oximetri. Elektrode, Tensi )
Anestesi umum parentral : Infus set beserta cairan, Spoit sesuai,
Obat :
Pada GA ada 5 komponen yang harus dipersiapkan :
1. ANSIOLITIK (midazolam)
2. ANALGESIK (opioid)
3. HIPNOTIK SEDATIF (PARENTERAL : propofol, thiopental,ketamine, INHALASI ; isofluran, halotan, sevofluran)
4. AMNESIK (midazolam)
5. MUSCLE RELAXANT (gol depo:sucsinil kolin, gol non depo: bivacurium (short), atracurium, rocuronium
(intermediet), pancuronium (long)
Pada RA, obat yang dipersiapkan adalah local anestesi,yang terbagi atas 2 golongan :
1. Amide (Bupivacain,lidokain)
2. Ester (procaine)
Alat-alat untuk RA :spinal needle quince (no 25,27) dan untuk epidural TUOHY, monitor, pulse oksimetri, NIBP, Elektrode.
Induksi adalah untuk menghantarkan penderita ke stadium operasi. Untuk melakukan induksi dapat dilakukan dengan
obat anestesi intravena, intramuskuler, atau langsung dengan obat anestesi inhalasi. Bila dilakukan dengan anestesi inhalasi
tergantung dari jenis obat anestesi inhalasi yang diberikan, maka teknik induksinya akan berbeda.
Bila penderita tidak sadar, maka masalah utama adalah jalan nafas, karena dapat terjadi sumbatan jalan nafas yang bisa
parsial atau total. Tanda-tanda sumbatan parsial adalah adanya dengkuran (snoring), keadaan tercekik (crowing), bunyi kumur-
kumur (gargling), atau wheezing, adanya retraksi dada dan sianosis. Bunyi itu tergantung lokasi sumbatannya, misalnya snoring
adalah akibat pangkal lidah jatuh ke belakang, crowing adalah sumbatan pada daerah laring, dan whezing adalah sumbatan pada
bronchus. Pada sumbatan total tidak terdengar atau terasa aliran udara dari mulut / hidung, adanya retraksi supraclavicular,
retraksi interkostal, dada tidak mengembang bila dilakukan ventilasi / inflasi paru, dan juga sianosis.
Masalah lain selama induksi anestesi adalah sungkup muka (face mask) yang tidak rapat (misalnya karena hidung terlalu
mancung, pasien ompong, atau janggutnya sangat lebat), depresi nafas, batuk, spasme laring, adanya mukus dan saliva, atau juga
muntah. Semuanya harus segera ditanggulangi. Cara penanggulangannya adalah dengan membebaskan jalan nafas, misalnya
dengan Triple Manouver Safar (ekstensi kepala, tarik angulus mandibula, buka mulut), pengisapan lendir / saliva / muntahan,
pasang pipa oropharing (mayo), intubasi endotrakheal, bahkan kalau tetap tidak bisa membebaskan jalan nafas, bisa dilakukan
cricotirotomy atau tracheostomy.
3. Jelaskan tentang komplikasi yang sering saat induksi anestesi dan saat ekstubasi dan cara mengatasinya
Ekstubasi dilakukan bila operasi telah selesai, nafas adekuat. Pemakaian pipa dilakukan saat pasien inspirasi maksimal.
Tidak boleh ada kateter suction dalam pipa saat penarikan pipa karena akan menurunkan PO 2 dalam paru-paru. Bila ekstubasi
dilakukan pada light anaesthesia bisa terjadi komplikasi batuk-batuk, spasme laring dan spasme bronkhus.
- situasi dimana sulit memberikan anestesi inhalasi karena tidak adanya N2O
- mencegah awareness selama cardio pulmonary by pass, untuk proteksi otak pada periode iskemia otak
5. Jelaskan tentang indikasi intubasi dan tekniknya untuk keperluan anestesi umum
-.laparotomi.
-.bila diperkirakan akan sulit membebaskan jalan nafas dengan metoda sederhana (ekstensi kepala, oropharyngeal airway).
-.pediatrik.
-.non-operatif (resusitasi).
- situasi dimana sulit memberikan anestesi inhalasi karena tidak adanya N2O
- mencegah awareness selama cardio pulmonary by pass, untuk proteksi otak pada periode iskemia otak
- situasi dimana sulit memberikan anestesi inhalasi karena tidak adanya N2O
- mencegah awareness selama cardio pulmonary by pass, untuk proteksi otak pada periode iskemia otak
Intubasi endotrakheal dapat dilakukan melalui mulut (orotrakheal), hidung (nasotrakheal) atau trakheal stoma.
Untuk pengambilan gas anestesi dari paru-paru penyebarannya ke dalam jaringan ada 4 faktor utama, yaitu :
a. Faktor Respirasi
b. Faktor Sirkulasi
d. Faktor Jaringan
a. Faktor Respirasi
Faktor Pulmoner :
Ada dua faktor yang menentukan kecepatan zat anestesi sehingga kadar zat anestesi dalam alveoli meningkat, yaitu
konsentrasi inspirasi dan ventilasi alveoli.
Konsentrasi Inspirasi :
Semakin tinggi konsentrasi gas inspirasi, akan menyebabkan peninggian yang lebih cepat dari konsentrasi alveolar.
Efek Ventilasi :
Jika ventilasi lebih besar, maka konsentrasi gas alveolar akan lebih cepat meningkat.
b. Faktor Sirkulasi
Fase Sirkulasi :
Tergantung dari koefisien partisi (kelarutan), cardiac output dan perbedaan tekanan gas pada alveoli dan vena.
Kelarutan :
Kelarutan suatu gas selalu konstan. Istilah kelarutan adalah partition coefficient (p.c.), misalnya blood/gas p.c.,
tissue/gas p.c., oil/gas p.c. Contoh : blood/gas p.c. = 2, artinya volume gas pada tekanan partial gas yang sama di kedua fase
perbandingannya adalah 2:1.
Pada tekanan parsial yang sama, volume gas anestesi dalam alveoli adalah 1 vol%. Sedangkan pada darah adalah 2 vol%.
Partition coefficient blood/gas adalah 2/1 =2.
Cardiac Output :
Darah membawa gas dari paru, maka bila cardiac output meningkat, uptake juga meningkat. Pada keadaan curah jantung
yang menurun terjadi penurunan gradient tekanan gas dalam alveoli dengan tekanan gas dalam vena dan makin rendahnya
kelarutan gas anestesi, maka pengeluaran zat anestesi akan menurun.
-.Obat anestesi inhalasi menimbulkan kedalaman anestesi tergantung pada tekanan parsial gas di otak.
-.Bila tekanan parsial gas lebih tinggi di darah daripada di otak, gas akan pindah dari darah ke otak. Demikian pula
sebaliknya.
-.Tekanan parsial gas di otak selalu mencoba equilibrium dengan tekanan gas di dalam darah.
Dosis obat pada umumnya ditentukan oleh berat badan. Misalnya : mg/kgBB atau mcg/kgBB, tetapi dosis obat anestesi
inhalasi ditentukan oleh MAC.
MAC50, atau lebih sering disebut MAC saja, adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1
atmosfir dimana 50% penderita tidak bergerak bila diberikan noxious stimuli. Ada istilah lain, yaitu MAC 95, MACEI50,
MACEI95, MACBAR50, MACBAR95, dan MACAWAKE.
95 artinya 95% penderita. EI adalah singkatan dari Endotracheal Intubation, dan BAR adalah singkatan dari blokade adreno
receptor.
MAC95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila diberikan noxious stimuli.
MACEI50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.
MACEI95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.
MACBAR50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.
MACBAR95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.
MACAWAKE (MACAWAKE50) adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50%
penderita membuka mata bila dipanggil.
Di bawah ini dapat kita lihat perbedaan MAC obat anestesi inhalasi.
Concentration of halothane and enflurane required to prevent responses to certain stimuly (comparison of MAC,
MACEI and MACBAR).
Halothane Enflurane
MAC50 1.0 MAC (0.74 0.03%) 1.0 MAC (1.68 0.04%)
MACEI = Concentrtation of volatile agent permiting laryngoscopy and intubation without untoward
movement.
MACBAR = Concentration of volatile agent required to block adrenergic response to skin incision.
50 and 95 = Percentages of individuals in whom above responses are blocked at concentrations stated.
Nilai MAC tidak selalu konstan, tetapi berubah-ubah tergantung beberapa keadaan seperti yang tertera pada tabel di bawah
ini.
Pancuronium
Cholinesterase inhibitors
Pregnancy
Hypercalcemia
Hypotension
Hypothermia
d. Faktor Jaringan
Organ-organ ini beratnya < 7%BB, tetapi menerima 75% cardiac output. Jaringan ini menerima zat anestesi dalam
jumlah banyak sejak awal induksi.
otot, skelet, dan kulit. Perfusi jaringan rendah ( < 3ml darah/100mg jaringan/menit).
c. Lemak merupakan depo yang efektif untuk penimbunan zat anestesi. Walaupun perfusinya lebih rendah dari kelompok
otot, tetapi mempunyai kemampuan besar dalam pengambilan zat anestesi. Hal ini dapat melambatkan induksi maupun
pemulihan pada pasien yang gemuk.
ligamen dan tendo. Jaringan ini hampir tidak mengambil zat anestesi.
Pada pasien yang gemuk (obesitas) bisa terjadi reanestesi karena banyaknya obat anestesi pada jaringan lemak (terutama
yang larut dalam lemak).
7. Jelaskan tentang MAC, MAC EI, MAC BAR, MAC awake dan keadaan apa saja yang mempengaruhinya
Dosis obat pada umumnya ditentukan oleh berat badan. Misalnya : mg/kgBB atau mcg/kgBB, tetapi dosis obat anestesi
inhalasi ditentukan oleh MAC.
MAC50, atau lebih sering disebut MAC saja, adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1
atmosfir dimana 50% penderita tidak bergerak bila diberikan noxious stimuli. Ada istilah lain, yaitu MAC 95, MACEI50,
MACEI95, MACBAR50, MACBAR95, dan MACAWAKE.
95 artinya 95% penderita. EI adalah singkatan dari Endotracheal Intubation, dan BAR adalah singkatan dari blokade adreno
receptor.
MAC95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila diberikan noxious stimuli.
MACEI50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.
MACEI95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.
MACBAR50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.
MACBAR95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.
MACAWAKE (MACAWAKE50) adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50%
penderita membuka mata bila dipanggil.
Nilai MAC tidak selalu konstan, tetapi berubah-ubah tergantung beberapa keadaan seperti yang tertera pada tabel di
bawah ini.
Cholinesterase inhibitors
Pregnancy
Hypercalcemia
Hypotension
Hypothermia
8. Jelaskan efek obat anastesi inhalasi Halotan, Enfluran, Isofluran, Sevofluran, Desfluran pada organ tubuh.
Halothane :
Halothane dibuat pertama kali oleh C.W. Suckling di tahun 1951; merupakan zat anestesi yang sangat poten dan tidak
berwarna; dapat meningkatkan tekanan intra kranial serta dapat menyebabkan relaksasi uterus. Halothane dapat menimbulkan
terjadinya halothane hepatitis, terutama bila obat ini diberikan dalam jangka waktu pendek (pemberian berkali-kali dalam jangka
waktu pendek). Induksi dan pemulihan cepat; tidak menyebabkan iritasi; tidak mengakibatkan mual, dan berefek bronchodilator.
Mendepresi jantung; menyebabkan vasodilatasi, aritmia, mengiritasi miokard bila ada epineprin. Obat ini dimetabolisme di
hepar sebanyak 20-45%. Hasil metabolismenya berupa Br-, F-, Cl-, asam trifluoracetat, gas chlorodifluoroetilen serta
chlorotrifluoroetilen.
Enflurane / Ehtrane :
Dibuat pertama kali oleh Terrel pada tahun 1963; merupakan obat anestesi poten. Dapat menimbulkan eksitasi SSP
terutama bila ada hipokapnia. Induksi dan pemulihan cepat. Tidak menimbulkan hipersekresi; bersifat bronchodilator, non-
emetik, compatible dengan epineprin; menyebabkan penurunan tekanan darah akibat depresi miokard dan vasodilatasi perifer;
dimetabolisme sebanyak 2,4%, dan 80% dikeluarkan dalam bentuk utuh melalui paru-paru.
Isoflurane :
Isoflurane suatu obat anestesi volatile yang induksinya cepat dan pemulihannya cepat, tidak iritasi dan tidak
menimbulkan sekresi. Seperti halnya halotan dan enfluran, Isoflurane berefek bronkhodilator, tidak menimbulkan mual-muntah,
dan bersifat kompatibel dengan epineprin. Efek penurunan tekanan darah sama besarnya dengan halotan, hanya berbeda dalam
mekanisme kerjanya. Halotan menurunkan tekanan darah, terutama dengan mendepresi miokardium dan sedikit vasodilatasi.
Ethrane menurunkan tekanan darah dengan mendepresi miokardium dan vasodilatasi perifer. Isoflurane menurunkan tekanan
darah terutama dengan vasodilatasi perifer dan hampir tidak mendepresi miokardium.
Sevofluran
Sevofluran adalah suatu obat anestesi umum inhalasi derivat eter dengan kelarutan dalam darah yang lebih
rendah dari halotan, enfluran dan isofluran. Rendahnya kelarutan serta tidak adanya bau yang menyengat menyebabkan
induksi inhalasi berjalan dengan cepat dan mulus, juga kelarutan dalam darah yang rendah menyebabkan pemulihan
berjalan dengan cepat. Dibandingkan dengan Desfluran, Sevofluran mempunyai MAC yang lebih rendah (2,05). Desfluran
mempunyai kelarutan yang lebih rendah, akan tetapi, iritasi jalan nafas lebih besar dengan Desfluran, maka obat anestesi
inhalasi yang paling cocok untuk teknik VIMA adalah Sevofluran.
Tidak ada iritasi saluran nafas, sehingga induksi berjalan lancar. Kejadian iritasi saluran nafas serta kelarutan
lebih rendah daripada halotan, sehingga induksi inhalasi (baik untuk pediatrik atau dewasa) akan lebih cepat dengan
sevofluran daripada dengan halotan. Pada induksi inhalasi kejadian batuk, menahan nafas, spasme laring, eksitasi lebih
rendah daripada halotan, sehingga VIMA dengan Sevofluran akan lebih menyenangkan daripada dengan halotan.
Bangun dari anestesi, pemulihan fungsi psikomotor, kognitif, orientasi lebih cepat dengan sevofluran daripada
dengan halotan.
Sevofluran mendepresi SSP, kardiovaskuler dan respirasi paralel dengan isofluran. Sevofluran didegradasi oleh soda
lime membentuk suatu haloalken yang bersifat toksik pada ginjal tikus, tetapi efek tersebut tidak terlihat pada manusia.
Aman digunakan untuk operasi bedah saraf, pasien dengan kelainan serebral, bedah Caesar, CABG, pasien dengan
risiko miokardial iskhemia, penyakit hepar, penyakit ginjal.
Desfluran
Desfluran mempunyai kelarutan yang lebih rendah dibanding sevofluran, akan tetapi, iritasi jalan nafas
lebih besar dengan Desfluran. Desfluran mepunyai MAC yang lebih tinggi dibandingkan dengan sevofluran.
9. Jelaskan tentang efek obat anestesi intravena propofol, pentothal, ketamin, etomidat pada organ tubuh
Propofol
Merupakan suatu obat anestesi intravena baru, dengan mula kerja yang berat, lama kerja singkat, akumulasi minimal, pemulihan
cepat, metabolisme ceapat. Tidak ada komlikasi pada tempat suntikan. Dosisnya 2-2.5 mg/kg BW.
Pentothal
Pentotal mempunyai efek menurunkan tekanan darah, denyut jantung dapat menurun atau meningkat bergantung pada fungsi
jantung, dilatasi prefer, menekan kontraksi jantung, spasme laring, spasme bronchus, depresi nafas sampai terjadihenti nafas,.
Dosis pentotal adalah 4-6 mg/kg BB.
Kontraindikasi relatif pentotal adalah asthma bronkhiale, penyakit jantung berat, penyakit ginjal berat, anemia berat, hipotensi
dan syok.
Ketamin
Ketamin merupakan suatu dissociative anesthetic yang menimbulkan terjadinya delirium dan halusinasi. Meningkatkan tekanan
darah sistlik 23% dar nilai awal, meningkattkan denyut jantung, dapat terjadi aritmia, hipersekresi.
Indikasi penggunaan ketamin adalah untuk operasi yang berlansung singkat, akan tetapi dengan dosis rendah dapat dipakai
sebagai analgetik intraoperatif dan postoperatif. Karena efek pada sistem kardivaskuler maka kontraindikasi penggunaan
ketamin adalah bila tekanan sistolik > 160 mmHg, aritmia, gagal jantung. Karena refleks jalan nafas masih dipertahankan dan
juga menimbulkan hipersekresi maka operasi faring dan laring tanpa dilakukan intubasi merupakan kontraindikasi