You are on page 1of 11

1.

Jelaskan tentang alat pantau dan obat-obatan apa yang diperlukan di kamar operasi
Peralatan :
STATICS ( Scope/Lanringoskop/Statescope, Tube/ETT, Airway/Facemask/Gudel, Tape, Intraducer /Stylet, Connector,
Suction )
Mesin Anastesi : Oksigen dengan Flowmeter, Isofluran/Sevofluran, Jackson Rees, Spoit inflator, Statescope precordial,
(Monitor = Pulse Oximetri. Elektrode, Tensi )
Anestesi umum parentral : Infus set beserta cairan, Spoit sesuai,
Obat :
Pada GA ada 5 komponen yang harus dipersiapkan :
1. ANSIOLITIK (midazolam)
2. ANALGESIK (opioid)
3. HIPNOTIK SEDATIF (PARENTERAL : propofol, thiopental,ketamine, INHALASI ; isofluran, halotan, sevofluran)
4. AMNESIK (midazolam)
5. MUSCLE RELAXANT (gol depo:sucsinil kolin, gol non depo: bivacurium (short), atracurium, rocuronium
(intermediet), pancuronium (long)

Cairan : Kristaloid, Koloid dan darah jika perlu


Obat Obat Emergency :
1. Antisialogugue : Sulfat Atropin
2. Vasopressor : Tipe alfa agonis : fhenylefhrine, Efinefrin,
Tipe Beta agonis : Dobutamin
Tipe Alfa dan Beta Agonis : Dopamin, Efedrin, Efinefrin
3. Anti Aritmia : Amiodaron, Lidocain HCl
4. Anti Hipertensi : Calsium Antagonis (NIcardipin),
5. Anti Perdarahan : Asam Traneksamat

Pada RA, obat yang dipersiapkan adalah local anestesi,yang terbagi atas 2 golongan :
1. Amide (Bupivacain,lidokain)
2. Ester (procaine)

Dilihat dari barisitasnya,terbagi atas :


1. Hiperbarik (pelarutnya D5,D8 atau D10
2. Isobaric (Nacl 0,9)
3. Hipobarik (steril water atau aquadest)

Alat-alat untuk RA :spinal needle quince (no 25,27) dan untuk epidural TUOHY, monitor, pulse oksimetri, NIBP, Elektrode.

2. Bagaimana cara melakukan induksi inhalasi dan induksi intravena?

Induksi adalah untuk menghantarkan penderita ke stadium operasi. Untuk melakukan induksi dapat dilakukan dengan
obat anestesi intravena, intramuskuler, atau langsung dengan obat anestesi inhalasi. Bila dilakukan dengan anestesi inhalasi
tergantung dari jenis obat anestesi inhalasi yang diberikan, maka teknik induksinya akan berbeda.

Bila penderita tidak sadar, maka masalah utama adalah jalan nafas, karena dapat terjadi sumbatan jalan nafas yang bisa
parsial atau total. Tanda-tanda sumbatan parsial adalah adanya dengkuran (snoring), keadaan tercekik (crowing), bunyi kumur-
kumur (gargling), atau wheezing, adanya retraksi dada dan sianosis. Bunyi itu tergantung lokasi sumbatannya, misalnya snoring
adalah akibat pangkal lidah jatuh ke belakang, crowing adalah sumbatan pada daerah laring, dan whezing adalah sumbatan pada
bronchus. Pada sumbatan total tidak terdengar atau terasa aliran udara dari mulut / hidung, adanya retraksi supraclavicular,
retraksi interkostal, dada tidak mengembang bila dilakukan ventilasi / inflasi paru, dan juga sianosis.

Masalah lain selama induksi anestesi adalah sungkup muka (face mask) yang tidak rapat (misalnya karena hidung terlalu
mancung, pasien ompong, atau janggutnya sangat lebat), depresi nafas, batuk, spasme laring, adanya mukus dan saliva, atau juga
muntah. Semuanya harus segera ditanggulangi. Cara penanggulangannya adalah dengan membebaskan jalan nafas, misalnya
dengan Triple Manouver Safar (ekstensi kepala, tarik angulus mandibula, buka mulut), pengisapan lendir / saliva / muntahan,
pasang pipa oropharing (mayo), intubasi endotrakheal, bahkan kalau tetap tidak bisa membebaskan jalan nafas, bisa dilakukan
cricotirotomy atau tracheostomy.

3. Jelaskan tentang komplikasi yang sering saat induksi anestesi dan saat ekstubasi dan cara mengatasinya

Ekstubasi dilakukan bila operasi telah selesai, nafas adekuat. Pemakaian pipa dilakukan saat pasien inspirasi maksimal.
Tidak boleh ada kateter suction dalam pipa saat penarikan pipa karena akan menurunkan PO 2 dalam paru-paru. Bila ekstubasi
dilakukan pada light anaesthesia bisa terjadi komplikasi batuk-batuk, spasme laring dan spasme bronkhus.

4. Jelaskan tentang indikasi anestesi umum

- sebagai alternatif lain dari anestesi inhalasi

- sedasi pada anestesi regional

- untuk one-day-surgery diperlukan pemulihan yang cepat dan lengkap

- situasi dimana sulit memberikan anestesi inhalasi karena tidak adanya N2O

- dalam keadaan tertentu dimana pemberian N2O tidak menguntungkan

- mencegah awareness selama cardio pulmonary by pass, untuk proteksi otak pada periode iskemia otak

5. Jelaskan tentang indikasi intubasi dan tekniknya untuk keperluan anestesi umum

Indikasi intubasi endotrakheal adalah :

-.operasi kepala dan leher, misalnya craniotomy, struma.

-.operasi intra thorakal.

-.laparotomi.

-.operasi dengan posisi lateral (miring) atau telungkup (tengkurap).

-.bila diperkirakan akan sulit membebaskan jalan nafas dengan metoda sederhana (ekstensi kepala, oropharyngeal airway).

-.pasien yang tidak dipuasakan (lambung penuh).

-.prosedur operasi dimana anestesiologist harus jauh dari pasien.

-.operasi dengan kemungkinan perdarahan yang banyak.

-.pasien dengan keadaan umum yang buruk.

-.teknik anestesi yang khusus : anestesi hipotensi, anestesi hipotermi.

-.pediatrik.

-.bila perlu IPPB (Intermittent Positive Pressure Breathing).

-.non-operatif (resusitasi).

- sebagai alternatif lain dari anestesi inhalasi

- sedasi pada anestesi regional


- untuk one-day-surgery diperlukan pemulihan yang cepat dan lengkap

- situasi dimana sulit memberikan anestesi inhalasi karena tidak adanya N2O

- dalam keadaan tertentu dimana pemberian N2O tidak menguntungkan

- mencegah awareness selama cardio pulmonary by pass, untuk proteksi otak pada periode iskemia otak

- sebagai alternatif lain dari anestesi inhalasi

- sedasi pada anestesi regional

- untuk one-day-surgery diperlukan pemulihan yang cepat dan lengkap

- situasi dimana sulit memberikan anestesi inhalasi karena tidak adanya N2O

- dalam keadaan tertentu dimana pemberian N2O tidak menguntungkan

- mencegah awareness selama cardio pulmonary by pass, untuk proteksi otak pada periode iskemia otak

Intubasi endotrakheal dapat dilakukan melalui mulut (orotrakheal), hidung (nasotrakheal) atau trakheal stoma.

6. Jelaskan tentang uptake dan distribusi anestesika inhalasi

Uptake dan Distribusi

Untuk pengambilan gas anestesi dari paru-paru penyebarannya ke dalam jaringan ada 4 faktor utama, yaitu :

a. Faktor Respirasi

b. Faktor Sirkulasi

c. Faktor Gas Anestesi

d. Faktor Jaringan

a. Faktor Respirasi

Faktor Pulmoner :
Ada dua faktor yang menentukan kecepatan zat anestesi sehingga kadar zat anestesi dalam alveoli meningkat, yaitu
konsentrasi inspirasi dan ventilasi alveoli.

Kedua faktor ini disebut concentration effect.

Konsentrasi Inspirasi :
Semakin tinggi konsentrasi gas inspirasi, akan menyebabkan peninggian yang lebih cepat dari konsentrasi alveolar.

Second Gas Effect :


Jika gas kedua diberikan bersama, misalnya pada N2O/O2 diberikan halothane, maka peninggian halothane di alveoli
akan lebih cepat. Hal ini terjadi karena cepatnya N2O masuk ke dalam tubuh melalui paru, maka unsur lainnya yang ada
dalam udara inspirasi termasuk gas dan uap anestesi lainnya akan ikut masuk dengan cepat.

Efek Ventilasi :

Jika ventilasi lebih besar, maka konsentrasi gas alveolar akan lebih cepat meningkat.
b. Faktor Sirkulasi

Fase Sirkulasi :
Tergantung dari koefisien partisi (kelarutan), cardiac output dan perbedaan tekanan gas pada alveoli dan vena.

Kelarutan :
Kelarutan suatu gas selalu konstan. Istilah kelarutan adalah partition coefficient (p.c.), misalnya blood/gas p.c.,
tissue/gas p.c., oil/gas p.c. Contoh : blood/gas p.c. = 2, artinya volume gas pada tekanan partial gas yang sama di kedua fase
perbandingannya adalah 2:1.

Pada tekanan parsial yang sama, volume gas anestesi dalam alveoli adalah 1 vol%. Sedangkan pada darah adalah 2 vol%.
Partition coefficient blood/gas adalah 2/1 =2.

Table : Partition coefficients of volatile anesthetics at 37 oC

Agent Blood/Gas Brain/Blood Muscle/Blood Fat/Blood


Nitrous oxide 0.47 1.1 1.2 2.3
Halotan 2.40 2.9 3.5 60
Metoxyflurane 12.00 2.0 1.3 49
Enflurane 1.90 1.5 1.7 36
Isoflurane 1.40 2.6 4.0 45
Desflurane 0.42 1.3 2.0 27
Sevoflurane 0.59 1.7 3.1 48

Cardiac Output :

Darah membawa gas dari paru, maka bila cardiac output meningkat, uptake juga meningkat. Pada keadaan curah jantung
yang menurun terjadi penurunan gradient tekanan gas dalam alveoli dengan tekanan gas dalam vena dan makin rendahnya
kelarutan gas anestesi, maka pengeluaran zat anestesi akan menurun.

Perbedaan tekanan parsial gas dalam alveoli dan vena :

-.Obat anestesi inhalasi menimbulkan kedalaman anestesi tergantung pada tekanan parsial gas di otak.

-.Bila tekanan parsial gas lebih tinggi di darah daripada di otak, gas akan pindah dari darah ke otak. Demikian pula
sebaliknya.

-.Tekanan parsial gas di otak selalu mencoba equilibrium dengan tekanan gas di dalam darah.

c. Faktor Gas Anestesi

Minimal Alveolar Concentration (MAC) :

Dosis obat pada umumnya ditentukan oleh berat badan. Misalnya : mg/kgBB atau mcg/kgBB, tetapi dosis obat anestesi
inhalasi ditentukan oleh MAC.

Ada beberapa istilah yang harus difahami :

MAC50, atau lebih sering disebut MAC saja, adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1
atmosfir dimana 50% penderita tidak bergerak bila diberikan noxious stimuli. Ada istilah lain, yaitu MAC 95, MACEI50,
MACEI95, MACBAR50, MACBAR95, dan MACAWAKE.

95 artinya 95% penderita. EI adalah singkatan dari Endotracheal Intubation, dan BAR adalah singkatan dari blokade adreno
receptor.
MAC95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila diberikan noxious stimuli.

MACEI50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.

MACEI95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.

MACBAR50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.

MACBAR95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.

MACAWAKE (MACAWAKE50) adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50%
penderita membuka mata bila dipanggil.

Di bawah ini dapat kita lihat perbedaan MAC obat anestesi inhalasi.

MAC Compared with Anesthetic Concentration


Agent MAC Induction Concentration (Vol%) Maintenance Concentration (Vol%)

Methoxyflurane 0.16 Up to 3 0.2-1.0

Halothane 0.76 2-4 0.5-2.0

Isoflurane 1.12 2-4 1.0-3.0

Enflurane 1.68 2-5 1.5-3.0

Ether 1.92 10-30 4-15

Cyclopropane 9.2 20-50 10-20

Nitrous oxide 105.0 Up to 80 Up to 80

Concentration of halothane and enflurane required to prevent responses to certain stimuly (comparison of MAC,
MACEI and MACBAR).

Halothane Enflurane
MAC50 1.0 MAC (0.74 0.03%) 1.0 MAC (1.68 0.04%)

MACEI50 1.3 MAC 1.4 MAC

MACBAR50 1.5 MAC 1.6 MAC


MAC95 1.2 MAC 1.1 MAC

MACEI95 1.7 MAC 1.9 MAC

MACBAR95 2.1 MAC 2.6 MAC

These values have been age-adjusted.

MACEI = Concentrtation of volatile agent permiting laryngoscopy and intubation without untoward
movement.

MACBAR = Concentration of volatile agent required to block adrenergic response to skin incision.

50 and 95 = Percentages of individuals in whom above responses are blocked at concentrations stated.

Nilai MAC tidak selalu konstan, tetapi berubah-ubah tergantung beberapa keadaan seperti yang tertera pada tabel di bawah
ini.

Factors Influencing or Not Influencing Anesthetic Requirements (MAC)

MAC Decreased MAC Unchanged MAC Increased

Increasing Age Duration of anesthesia Alcoholism (chronic abuse)

CNS depressants Circardian rhythm Drugs increasing CNS catecholamines

Alcohol (acute intake) Gender Cocaine

Barbiturates Species Dextroamphetamine

Benzodiazepines Hypertension Ephedrine

Bromide ion Propanolol Hypernatremia and other factors


increasing brain sodium
Lidocaine (systematically) Hyperkalemia
Hyperthermia >42oC
Narcotic analgetics Hypocarbia
Hypercarbia (PaCO2 > 95 torr, CSF pH
Nitrous oxide and other anesthetics Metabolic acidosis or alkalosis < 7.1)

Phenothiazines (with sedative Hypoxemia (PaO2 < 38 torr)


actions)
Anemia (Arterial O2 content < 4.3
-9-tetrahydrocannabinol ml/dl)

Drugs decreasing CNS catecholamines


(e.g., reserpine, -methyldopa)

Pancuronium

Cholinesterase inhibitors
Pregnancy

Hypercalcemia

Hypotension

Hypothermia

d. Faktor Jaringan

Jaringan dibagi atas 4 kelompok :

a. Kelompok jaringan kaya pembuluh darah :

otak, jantung, hepar, ginjal dan kelenjar endokrin.

Organ-organ ini beratnya < 7%BB, tetapi menerima 75% cardiac output. Jaringan ini menerima zat anestesi dalam
jumlah banyak sejak awal induksi.

b. Kelompok intermediate (menengah) :

otot, skelet, dan kulit. Perfusi jaringan rendah ( < 3ml darah/100mg jaringan/menit).

c. Lemak merupakan depo yang efektif untuk penimbunan zat anestesi. Walaupun perfusinya lebih rendah dari kelompok
otot, tetapi mempunyai kemampuan besar dalam pengambilan zat anestesi. Hal ini dapat melambatkan induksi maupun
pemulihan pada pasien yang gemuk.

d. Kelompok jaringan sedikit pembuluh darah :

ligamen dan tendo. Jaringan ini hampir tidak mengambil zat anestesi.

Pada pasien yang gemuk (obesitas) bisa terjadi reanestesi karena banyaknya obat anestesi pada jaringan lemak (terutama
yang larut dalam lemak).

7. Jelaskan tentang MAC, MAC EI, MAC BAR, MAC awake dan keadaan apa saja yang mempengaruhinya

Minimal Alveolar Concentration (MAC) :

Dosis obat pada umumnya ditentukan oleh berat badan. Misalnya : mg/kgBB atau mcg/kgBB, tetapi dosis obat anestesi
inhalasi ditentukan oleh MAC.

Ada beberapa istilah yang harus difahami :

MAC50, atau lebih sering disebut MAC saja, adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1
atmosfir dimana 50% penderita tidak bergerak bila diberikan noxious stimuli. Ada istilah lain, yaitu MAC 95, MACEI50,
MACEI95, MACBAR50, MACBAR95, dan MACAWAKE.
95 artinya 95% penderita. EI adalah singkatan dari Endotracheal Intubation, dan BAR adalah singkatan dari blokade adreno
receptor.

MAC95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila diberikan noxious stimuli.

MACEI50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.

MACEI95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
bergerak bila dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakheal.

MACBAR50 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.

MACBAR95 adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 95% penderita tidak
memberikan respon adrenergik bila diberikan noxious stimuli.

MACAWAKE (MACAWAKE50) adalah konsentrasi minimal gas anestesi di dalam alveoli pada tekanan 1 atmosfir dimana 50%
penderita membuka mata bila dipanggil.

Nilai MAC tidak selalu konstan, tetapi berubah-ubah tergantung beberapa keadaan seperti yang tertera pada tabel di
bawah ini.

Factors Influencing or Not Influencing Anesthetic Requirements (MAC)

MAC Decreased MAC Unchanged MAC Increased

Increasing Age Duration of anesthesia Alcoholism (chronic abuse)

CNS depressants Circardian rhythm Drugs increasing CNS catecholamines

Alcohol (acute intake) Gender Cocaine

Barbiturates Species Dextroamphetamine

Benzodiazepines Hypertension Ephedrine

Bromide ion Propanolol Hypernatremia and other factors


increasing brain sodium
Lidocaine (systematically) Hyperkalemia
Hyperthermia >42oC
Narcotic analgetics Hypocarbia
Hypercarbia (PaCO2 > 95 torr, CSF pH
Nitrous oxide and other anesthetics Metabolic acidosis or alkalosis < 7.1)

Phenothiazines (with sedative Hypoxemia (PaO2 < 38 torr)


actions)
Anemia (Arterial O2 content < 4.3
-9-tetrahydrocannabinol ml/dl)

Drugs decreasing CNS catecholamines


(e.g., reserpine, -methyldopa)
Pancuronium

Cholinesterase inhibitors

Pregnancy

Hypercalcemia

Hypotension

Hypothermia

8. Jelaskan efek obat anastesi inhalasi Halotan, Enfluran, Isofluran, Sevofluran, Desfluran pada organ tubuh.

Halothane :

Halothane dibuat pertama kali oleh C.W. Suckling di tahun 1951; merupakan zat anestesi yang sangat poten dan tidak
berwarna; dapat meningkatkan tekanan intra kranial serta dapat menyebabkan relaksasi uterus. Halothane dapat menimbulkan
terjadinya halothane hepatitis, terutama bila obat ini diberikan dalam jangka waktu pendek (pemberian berkali-kali dalam jangka
waktu pendek). Induksi dan pemulihan cepat; tidak menyebabkan iritasi; tidak mengakibatkan mual, dan berefek bronchodilator.
Mendepresi jantung; menyebabkan vasodilatasi, aritmia, mengiritasi miokard bila ada epineprin. Obat ini dimetabolisme di
hepar sebanyak 20-45%. Hasil metabolismenya berupa Br-, F-, Cl-, asam trifluoracetat, gas chlorodifluoroetilen serta
chlorotrifluoroetilen.

Enflurane / Ehtrane :

Dibuat pertama kali oleh Terrel pada tahun 1963; merupakan obat anestesi poten. Dapat menimbulkan eksitasi SSP
terutama bila ada hipokapnia. Induksi dan pemulihan cepat. Tidak menimbulkan hipersekresi; bersifat bronchodilator, non-
emetik, compatible dengan epineprin; menyebabkan penurunan tekanan darah akibat depresi miokard dan vasodilatasi perifer;
dimetabolisme sebanyak 2,4%, dan 80% dikeluarkan dalam bentuk utuh melalui paru-paru.

Isoflurane :

Isoflurane suatu obat anestesi volatile yang induksinya cepat dan pemulihannya cepat, tidak iritasi dan tidak
menimbulkan sekresi. Seperti halnya halotan dan enfluran, Isoflurane berefek bronkhodilator, tidak menimbulkan mual-muntah,
dan bersifat kompatibel dengan epineprin. Efek penurunan tekanan darah sama besarnya dengan halotan, hanya berbeda dalam
mekanisme kerjanya. Halotan menurunkan tekanan darah, terutama dengan mendepresi miokardium dan sedikit vasodilatasi.
Ethrane menurunkan tekanan darah dengan mendepresi miokardium dan vasodilatasi perifer. Isoflurane menurunkan tekanan
darah terutama dengan vasodilatasi perifer dan hampir tidak mendepresi miokardium.

Sevofluran

Sevofluran adalah suatu obat anestesi umum inhalasi derivat eter dengan kelarutan dalam darah yang lebih
rendah dari halotan, enfluran dan isofluran. Rendahnya kelarutan serta tidak adanya bau yang menyengat menyebabkan
induksi inhalasi berjalan dengan cepat dan mulus, juga kelarutan dalam darah yang rendah menyebabkan pemulihan
berjalan dengan cepat. Dibandingkan dengan Desfluran, Sevofluran mempunyai MAC yang lebih rendah (2,05). Desfluran
mempunyai kelarutan yang lebih rendah, akan tetapi, iritasi jalan nafas lebih besar dengan Desfluran, maka obat anestesi
inhalasi yang paling cocok untuk teknik VIMA adalah Sevofluran.
Tidak ada iritasi saluran nafas, sehingga induksi berjalan lancar. Kejadian iritasi saluran nafas serta kelarutan
lebih rendah daripada halotan, sehingga induksi inhalasi (baik untuk pediatrik atau dewasa) akan lebih cepat dengan
sevofluran daripada dengan halotan. Pada induksi inhalasi kejadian batuk, menahan nafas, spasme laring, eksitasi lebih
rendah daripada halotan, sehingga VIMA dengan Sevofluran akan lebih menyenangkan daripada dengan halotan.
Bangun dari anestesi, pemulihan fungsi psikomotor, kognitif, orientasi lebih cepat dengan sevofluran daripada
dengan halotan.
Sevofluran mendepresi SSP, kardiovaskuler dan respirasi paralel dengan isofluran. Sevofluran didegradasi oleh soda
lime membentuk suatu haloalken yang bersifat toksik pada ginjal tikus, tetapi efek tersebut tidak terlihat pada manusia.
Aman digunakan untuk operasi bedah saraf, pasien dengan kelainan serebral, bedah Caesar, CABG, pasien dengan
risiko miokardial iskhemia, penyakit hepar, penyakit ginjal.

Desfluran

Desfluran mempunyai kelarutan yang lebih rendah dibanding sevofluran, akan tetapi, iritasi jalan nafas
lebih besar dengan Desfluran. Desfluran mepunyai MAC yang lebih tinggi dibandingkan dengan sevofluran.

9. Jelaskan tentang efek obat anestesi intravena propofol, pentothal, ketamin, etomidat pada organ tubuh

Propofol

Merupakan suatu obat anestesi intravena baru, dengan mula kerja yang berat, lama kerja singkat, akumulasi minimal, pemulihan
cepat, metabolisme ceapat. Tidak ada komlikasi pada tempat suntikan. Dosisnya 2-2.5 mg/kg BW.

Pentothal

Pentotal mempunyai efek menurunkan tekanan darah, denyut jantung dapat menurun atau meningkat bergantung pada fungsi
jantung, dilatasi prefer, menekan kontraksi jantung, spasme laring, spasme bronchus, depresi nafas sampai terjadihenti nafas,.
Dosis pentotal adalah 4-6 mg/kg BB.

Kontraindikasi relatif pentotal adalah asthma bronkhiale, penyakit jantung berat, penyakit ginjal berat, anemia berat, hipotensi
dan syok.

Ketamin

Ketamin merupakan suatu dissociative anesthetic yang menimbulkan terjadinya delirium dan halusinasi. Meningkatkan tekanan
darah sistlik 23% dar nilai awal, meningkattkan denyut jantung, dapat terjadi aritmia, hipersekresi.

Dosisnya 1-3 mg/kg I.v atau 9-11 mg/kg I.m

Indikasi penggunaan ketamin adalah untuk operasi yang berlansung singkat, akan tetapi dengan dosis rendah dapat dipakai
sebagai analgetik intraoperatif dan postoperatif. Karena efek pada sistem kardivaskuler maka kontraindikasi penggunaan
ketamin adalah bila tekanan sistolik > 160 mmHg, aritmia, gagal jantung. Karena refleks jalan nafas masih dipertahankan dan
juga menimbulkan hipersekresi maka operasi faring dan laring tanpa dilakukan intubasi merupakan kontraindikasi

You might also like