Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS FARMASI
LAPORAN PRAKTIKUM
KELARUTAN I
OLEH :
NAMA : AYUFIYAH
KELAS : C8
KELOMPOK : I (SATU)
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2017
KELARUTAN I
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Contohnya air teh, susu panas dan lain-lain. Pengetahuan ini penting
untuk ahli farmasi, sebab dapat membantu memilih medium pelarut yang
farmasetis (di bidang farmasi) dan lebih jauh lagi, dapat bertindak sebagai
homogen bahan yang berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas,
cairan dan bahan padat dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan
yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, biasanya
sifat kimia dan fisika zat tersebut serta formulasinya. Pada prinsipnya obat
baru dapat diabsobsi setelah zat aktifnya terlarut dalam cairan usus,
h.16).
Pada praktikum kali ini akan dilakukan tiga macam percobaan yaitu
distribusi.
B. Maksud Praktikum
suatu zat secara kuantitatif, untuk mengetahui kelarutan suatu zat dalam
dua cairan yang tidak saling bercampur dan mempelajari pengaruh pelarut
C. Tujuan Praktikum
zat secara kuantitatif, menentukan kelarutan suatu zat dalam dua cairan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
homogen bahan yang berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas,
cairan dan bahan padat dalam cairan. Disamping itu terdapat larutan
Larutan kimia dan fisika merupakan campuran dua atau lebih zat
dari padatan atau gas. Jadi, sangat mungkin membuat larutan padatan
dalam cairan, cairan dalam cairan, gas dalam cairan, gas dalam gas dan
padatan-dalam padatan. Tiga yang pertama ini adalah yang paling penting
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat
larutan dan untuk jumlah yang lebih kecil, bergantung pada hal terbaginya
Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berda dalam
sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
Suatu larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan
zat terlarut dalam konsentrasi lebih banyak daripada yang seharusnya ada
pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang tidak larut
1. Pengaruh pH
zat organic yang bersifat asam lemah atau basa lemah, dimana
organic seperti alkaloida dan anestetik local pada umumnya sukar larut
2. Temperatur
temperature, titik leleh zat padat, dan panas peleburan molar zat
tersebut.
3. Jenis Pelarut
Pelarut polar akan melarutkan lebih baik zat-zat polar dan ionik, begitu
juga sebaliknya.
perbandingan gugus polar dan non polar dari suatu molekul. Makin
panjang rantai gugus non polar suatu zat, makin sukar zat tersebut larut
bersifat amfiprotil.
partikel suatu zat. Konfigurasi molekul dan bentuk susunan Kristal juga
bentuknya simetris.
komponen pelarut.
bagian yaitu bagian polar dan non polar. Apabila didispersikan dalam
dengan mengorientasikan bagian polar kea rah air dan bagian non
(KMK).
melekul zat terlarut dalam misel tergantung pada pelarut zat tersebut.
Molekul-molekul non polar akan masuk ke bagian non polar dari misel
B. Uraian Bahan
berasa.
pahit
hidroksida.
cahaya.
dalam eter P.
ditempat sejuk
BAB 3
METODE KERJA
botol semprot, corong pisah, erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, magnet
propilenglikol.
C. Cara Kerja
kocok selama beberapa menit lalu diamkan 10-15 menit hingga cairan
BAB 4
A. Hasil
Perhitungan :
Berat residu = 2,67 gr 2,60 gr
= 0,07 gr
Perhitungan :
Berat residu = 3,14 gr 2,67 gr
= 0,47 gr
12533,334 mg
= x 5 mL
1000 mL
= 0,251 mg/mL
Perhitungan :
Diketahui nilai dari kurva baku : a = 0,025
b = 0,063
r = 0,999
B. Pembahasan
kualitatif, di definisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat
suatu zat secara kuantitatif, menentukan kelarutan suatu zat dalam dua
botol semprot, corong pisah, erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, magnet
propilenglikol.
ke dalam vial dan tambahkan asam salisilat. Kocok selama 1 jam menit
dalam 5 ml air dengan berat residu yaitu 0,07 gr, nilai A yaitu 0,265 N/m
konstanta dielektrik pelarut campur yaitu 61,84, nilai A yaitu 0,259 N/m
dan X yaitu 0,251 mg/mL. Dari data tersebut, dapat dilihat dari
mempercepat kelarutan.
menit lalu diamkan 10-15 menit hingga cairan tersebut memisah. Lalu
dengan nilai A yaitu 0,0611 N/m, X yaitu 155,03 mg/mL dan K yaitu 2,817.
praktikum.
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Semakin tinggi konstanta dialektrik suatu zat maka semakin tinggi pula
kelarutan
B. Saran
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Labu takar