You are on page 1of 3

ABSTRAK

Mesin bubut yaitu mesin perkakas yang berfungsi untuk menyayat dan mengurangi
permukaan benda kerja dengan menggunakan pisau atau cutting tool sebagai alat
penyayat berputar yang dipasang pada spindle arbor mesin. Pada saat melakukan proses
pembubutan, seringkali terdapat masalah dalam hal menghasilkan benda atau produk
dengan kualitas yang baik, salah satunya yaitu surface roughness dari permukaan benda
kerja yang masih tergolong tinggi. Hal ini tidak terlepas dari Beberapa faktor yang cukup
berpengaruh terhadap surface roughness dari benda atau produk yang dihasilkan pada
proses milling yaitu jenis cutting tool yang digunakan serta variasi dari depth of cut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variasi cutting tool dan
depth of cut terhadap surface roughness ST 42 pada mesin conventional turning.
Pengujian surface roughness ST 42 pada mesin conventional turning menggunakan
variasi cutting tool yaitu HSS Cobalt Added dan karbida tungsten paduan serta depth of
cut bervariasi dari 1 mm sampai dengan 4 mm. uji statistika yang digunakan adalah
metode one way anova. Hasil penelitian adalah menolak hipotesis nul, hal ini berarti
terdapat efek dari variasi cutting tool dan depth of cut terhadap surface roughness ST 42
pada mesin conventional milling.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, sejumlah
industri yang bergerak dibidang proses manufaktur terus meningkatkan kegiatan
produksi guna memenuhi kebutuhan pasar. Proses manufaktur sendiri memiliki
definisi yaitu proses untuk mengolah dan merubah bahan baku mentah menjadi
sebuah produk yang memiliki nilai jual. Lantas, Hal yang harus diperhatikan guna
produk yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan pasar yaitu kualitas dari
produk haruslah baik dan memenuhi standar. Karena jika produk yang dihasilkan
tidak memenuhi standar yang ditetapkan, maka dapat menyebabkan permintaan
pasar terhadap sebuah produk dapat menurun sehingga dapat berpotensi
menimbulkan kerugian pada perusahaan.
Maka dari itu, sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur
terus melakukan perbaikan dan pengembangan pada saat melakukan proses
produksi, seperti melakukan perbaikan pada saat melakukan perencanaan produk
yang akan dibuat, contohnya dalam hal pemilihan bahan baku kemudian cara
pengolahan bahan baku tersebut. Pada saat pengolahan bahan baku, terdapat
beberapa cara dan proses yang dapat digunakan. Salah satunya yaitu dengan
proses pemesinan dengan menggunakan mesin conventional milling yang banyak
digunakan untuk membuat suatu bentuk dari produk yang diinginkan. Mesin
conventional milling sendiri memilki prinsip kerja yaitu menyayat dan mengurangi
permukaan benda kerja dengan menggunakan pisau atau cutting tool sebagai alat
penyayat berputar yang dipasang pada spindle arbor mesin.
Pada proses Conventional Milling, seringkali terjadi penyimpangan seperti
surface roughness dari produk yang dihasilkan masih tergolong tinggi yang dapat
menyebabkan kualitas dari produk menjadi turun. Hal ini tidak terlepas dari beberapa
faktor yang cukup berpengaruh terhadap surface roughness dari benda atau produk yang
dihasilkan pada proses milling seperti jenis cutting tool yang digunakan serta variasi dari
depth of cut. Maka dari latar belakang tersebut, maka penting untuk dilakukan penelitian
produk dengan menggunakan material ST-42 dengan variasi cutting tool dan dpth of cut

You might also like