You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Rheumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya
dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna
mengaktifkan fungsi otot.
Dengan meningkatkan usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih
dengan baik. Namun, usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita
reumatik.
Keadaan ini tampak pula pada semua sistem musculoskeletat dan
jaringan lain yang ada kaitannya dengan timbulnya beberapa golongan
reumatik.
Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia
tingkat lanjut yang menimbulkan gangguan musculoskeletat terutama
adalah osteoarthritis.
Kejadian penyakit tersebut akan semakin meningkat sejalan
dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat terjadi pada
semua umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut, atau sebagai
kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat
dengan meningkatnya umur, (felson, 1933, soenarto dan wardoyo,
1994).

1
BAB II
TEORITIS MEDIS

I. Pengertian
Penyakit reumatik atau sering disebut artritis (radang sendi)
merupakan penyakit yang mengenai otot-otot, tulang, tendon dan
persendian. Pada laki-laki maupun wanita dengan segala usia.
Rheumatism berasal dari bahasa Yunani: rheumatismos yang berarti
muncus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi
dan struktur ke lain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau
dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku
pada system musculoskeletal disebut reumatik termasuk penyakit
jaringan ikat.

II. Klasifikasi
Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :
1. Osteoartritis
2. Artritis rematoid
3. Polomialgia Reumatik
4. Artritis Gout (Pirai)

1. Osteoartritis
Merupakan kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.
Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas. Pembesaran sendi,
dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan besar yang
menanggung beban.

2
2. Artritis rematoid
Merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh
organ tubuh.

3. Polimialgia Reumatik
Merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal,
leher, bahu dan panggul.
Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50
tahun ke atas.

4. Artritis Gout (Pirai)


Merupakan suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Pada pria sering mengenai usia
pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa
monopause.

OSTEOARTRITIS
Adalah penyakit peradagan sendi yang sering muncul pada usia
lanjut.
Jarang dijumpai pada usia di bawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai
pada usia di atas 60 tahun.

III. ETIOLOGI
1. Umur
Prevalensi dan beratnya asteoartritis semakin meningkat
dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada

3
anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada
umur di atas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Secara keseluruhan di bawah 45 tahun frekuensi osteoartritis
kurang lebih sama pada laki-laki dan wanita tetapi sering di atas 50
tahun. Pada wanita terkena osteoartritis lutut dan sendi, dan lelaki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan
leher.

3. Genetic
Misalnya pada ibu dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter
talang distal terdapat dua kali lebih sering pada sendi-sendi
tersebut.

4. Suku
Osteoartritis lebih kurang dijumpai pada orang-orang Amerika
asli dari orang kulit putih.

5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan, nyata berkaitan dengan
meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita
maupun pada pria, dan berkaitan dengan osteoartritis pada sendi
yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternokla vikula).

4
IV. PATOFISIOLOGI
Umur Kelamin Genetik Suku Kegemukan

Kerusakan fokal T. Rawan Pembentukan t. baru pada


Sendi yang progresif t. rawan, sendi dan tepi
sendi

Perubahan Metabolisme Tulang

Peningkatan aktivitas enzim yang merusak


makro molekul matriks tulang rawan sendi

Penurunan kadar proteoglikan

Perubahan sifat-sifat kolagen

Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi

MK : Nyeri MK : Perubahan Pola Tidur

Permukaan tulang rawan sendi terbelah picah


dengan robekan

Penurunan fungsi Timbul Laserasi


tulang

OSTEOARTRITIS

MK : Intoleransi
aktivitas
5
V. MANIFESTASI KLINIS
- Pembengkakan sendi
- Gerakan yang terbatas
- Kekakuan
- Kelemahan
- Perasaan mudah lelah
- Perubahan gaya berjalan
- Kaku pagi
- Gangguan tidur
- Perubahan citra diri

VI. PENATALAKSANAAN
Obat-obatan
Untuk mengurangi rasa sakit
Meningkatkan mobilitas
Mengurangi ketidakmampuan
Obat-obatan anti inflamasinon streoid bekerja sebagai analgetik dan
sekaligus mengurangi sinovitis.

Perlindungan sendi
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan
kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan
karena kaki yang tertekuk (pronatio).

Diet
Menurunkan berat badan

6
Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya
keluhan dan peradangan.

Dukungan Psikososial
Persoalan Seksual
Pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi
karena harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien
enggan mengutarakannya.

Fisioterapi
Pemakaian panas dan dingin
Program latihan yang tepat.
Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasoni C, inframerah, mandi paraffin dan
mandi dari pancuran panas.

Operasi
Osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau
ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan
fragmen tulang rawan sendi, pembersihan osteofit.

7
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DATA DASAR PENGKAJIAN


AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stress pada sendi, kekakuan pada pagi hari.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot.

KARDIOVASKULER
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun.

INTEGRITAS EGO
Gejala : Faktor-faktor stres akut atau kronis. Misalnya finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan
keputusasaan dan ketidakberdayaan.

MAKANAN DAN CAIRAN


Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan, mengkonsumsi
makanan/ cairan.
Adekuat : mual
Anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan. Kekeringan pada mukosa

8
HIGIENE
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktifitas pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
NEUROSENSORI
Gejala : Kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan.
Tanda : pembengkakan sendi

NYERI / KEAMANAN
Gejala : Fase akut dari nyeri

KEAMANAN
Gejala : Kesulitan dalam menangani tugas kekeringan pada mata dan
membran mukosa.

INTERAKSI SOSIAL
Gejala : Kerusakan interaksi dan keluarga

ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1
Nyeri b / d penurunan fungsi tulang
DIAGNOSA 2
Intoleransi aktivitas / perubahan otot
DIAGNOSA 3
Perubahan pola tidur b / d nyeri

9
Diagnosa 1 : Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
Intervensi Rasional
Mandiri : - Membantu dalam menentukan
- Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan managemen nyeri
intensitas (skala 0 10). - Mencegah pemeliharaan
- Berikan matras atau kasur keras, kesejajaran tubuh yang tepat
bantal kecil. - Menurunkan tekanan pada sendi
- Tinggikan linen tempat tidur sesuai yang terinflamasi/ nyeri.
kebutuhan. - Untuk membatasi nyeri atau
- Biarkan pasien mengambil posisi cidera sendi
yang nyaman pada waktu tidur atau - Mencegah terjadinya kelelahan
dikursi. dan kakakuan sendi.
- Dorong pasien untuk sering - Mengurangi tegangan otot,
mengubah posisi memudahkan untuk ikut serta
dalam terapi.
Kolaborasi :
- Berikan obat sebelum aktivitas atau
latihan (asetil salisilat) / aspiri.

Diagnosa 2 : Intoleransi aktifitas b / d perubahan oto


INTERVENSI RASIONAL
- Pertahankan istirahat, tirah baring/ - Untuk mencagah kelelahan dan
duduk jika diperlukan mempertahankan kekuatan.
- Bantu bergerak dengan bantuan - Meningkatkan fungsi sendi,
seminimal mungkin. kekuatan otot dan stamina umum.
- Dorong klien mempertahankan - Mempertahankan mobilitas
postur tegak, duduk tinggi, berdiri - Untuk menekan inflamasi

10
dan berjalan.
sistemik akut.
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi
seperti steroid.
Diagnosa 3 : Perubahan pola tidur b / d nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri : - Meningkatkan kenyamanan tidur.
- Berikan tempat tidur yang nyaman - Agar stress dan ansietas yang
- Buat rutinitas tidur baru berhubungan dapat berkurang
- Instruksikan tindakan relaksasi - Meningkatkan efek relaksasi
- Gunakan pagar tempat tidur sesuai - Memberi keamanan untuk
indikasi membantu mengubah posisi
- Membantu pasien tidur atau
Kolaborasi : istirahat
- berikan sedative hiptonik sesuai
indikasi

11
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Wanita lebih sering terkena osteoartritis pada lutut dan sendi,
sedang pria sering terkena osteoartritis pada paha, pergelangan tangan
dan leher. Secara keseluruhan di bawah 45 tahun frekuensi osteoartritis
kurang lebih sama pada pria dan wanita.
Penyakit Reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan
gerak padu sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban.

12
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn, 2000, Rencana Asuhan


Keperawatan, EGC, Jakarta.

Prince, Sylvia Anderson, 1999, Patofisiologi


Konsep Klinis Proses-proses penyakit
Ed. A, EGC, Jakarta

by USU DIGITAL LIBRARY

13
14
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirar Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini dalam ASUHAN KEPERAWATAN
RHEUMATIK PADA USIA 30 70 TAHUN.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai


pengembangan konsep-konsep pembelajaran pada mata kuliah KMB III E,
serta untuk menerapkan ilmu dalam pendidikan di AKPER PEMKAB
TAPANULI TENGAH.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada


dosen mata kuliah Ibu Rostianna Purba, S.Pd, M.Kes yang telah
membimbing penulis sehingga terselesainya makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini


masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharap kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Sibolga, April 2010


Penulis,

Dakliana Indah Agustina

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................. ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................... 1
Latar Belakang......................................................................... 1

BAB II : TEORITIS MEDIS.................................................................. 2


I. Pengertian........................................................................ 2
II. Klasifikasi......................................................................... 2
III. Etiologi............................................................................. 3
IV. Patofisiologi...................................................................... 4
V. Manifestasi Klinis............................................................. 6
VI. Penatalaksanaan............................................................. 6

BAB III : KONSEP PASAR KEPERAWATAN....................................... 8


Asuhan Keperawatan............................................................ 8

BAB IV : KESIMPULAN....................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii

You might also like