You are on page 1of 13

FF DongYa / 1 S / In Summer

Series (Failed Date)


LKYULALA AGUSTUS 16, 2012 7 KOMENTAR
In Summer (Failed Date)

Author: Cho Eun Hye / LKyuLala

Main Cast: Jang Dongwoo, Lee Howon (Hoya)

Main Pair: DongYa!!

Genre: Romance

Rating: T

Desclaimer: They belong to each other

Warning: YAOI! Dont Like? Read it first, then youll know you like it or not. J I
hope you like it.

~.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:!!!!!08*80!!!!!:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.:.~

In summer

Bel pulang sekolah sudah berdering sejak tadi. Senyum terkembang di wajah Hoya.
Liburan musim panas baru saja akan dimulai. Ia berlari-lari saking senangnya menuju
parkir sepeda. Liburan musim panas itu tandanya bermalas-malasan di rumah. Liburan
musim panas itu tandanya tidak bertemu dengan guru yang menyebalkan. Dan yang
paling menyenangkan lagi, liburan musim panas itu tandanya berkencan dengan
kekasihnya.

Hoya-ya!
Hoya menolehkan kepalanya, Ada apa?

Bukan apa-apa. Hanya menyapamu. Sampai jumpa 2 minggu lagi! seru pemuda itu
seraya mengayuh sepedanya.

Hoya menanggalkan standar sepedanya. Ia pun menaiki dan mengayuhnya.

.:.:.:!*!:.:.:.

Jalanan yang Hoya lewati cukuplah sepi. Hanya beberapa kendaraan lewat. Selebihnya
adalah pepohonan. Ia bersenandung seraya terus mengayuh sepedanya. Rindangnya
daun pepohonan tak membuat kulitnya dibakar sinar matahari.

Pikirannya melayang ke mana-mana. Mengerjakan tugas, dan selebihnya adalah


rencana kencannya dengan Dongwoo kekasihnya. Ia sudah menyiapkan segalanya.
Dan semuanya tentang kencannya dengan Dongwoo. 3 bulan menjadi sepasang
kekasih, tapi tidak pernah berkencan. Bertemu saja jarang. Mereka tidaklah satu
sekolah. Dan Dongwoo itu ketua OSIS di sekolahnya. Jadi wajar memang kalau jarang
bertemu.

Hoya terus mengayuh sepedanya dengan riang. Musim panas yang menyenangkan,
pikirnya.

.:.:.:!*!:.:.:.

Sekumpulan anak yang berlari mengejar layangan itu tertawa-tawa. Mereka sama sekali
tak lupa untuk menyapa Hoya. Hoya tersenyum. Ingat dengan dirinya waktu kecil dulu.
Bermain di tanah lapang, bermain layangan. Atau sekedar berlarian, bahkan bermain
sepak bola. Favoritnya ketika kecil.

Hoya menimang-nimang handphonenya. Bimbang antara menelpon Dongwoo


sekarang, ataukan nanti saja. Ia sungguh tidak sabar untuk berkencan dengan
kekasihnya yang tampan.

Yeoboseyo, Dongwoo ya akhirnya dia memutuskan untuk menelpon saja. Dan siapa
sangkan Dongwoo mau mengangkatnya?
Sedang apa? tanya Hoya kemudian, Sudah makan?

Baru saja sampai di rumah. Aku akan makan setelah ini.


Makanlah dengan baik, okay?

Tentu saja. Kenapa tiba-tiba menelpon? Tidak biasanya?


Ah, itu Kau punya waktu?

Tentu. Kau ingin aku ke rumahmu?


Ah, bukan begitu. Maksudku.. Hoya memilin ujung seragamnya, Bisakah kita
berkencan?

Tidak terdengar sahutan dari Dongwoo. Hoya cukup takut. Takut kalau-kalau ternyata
Dongwoo tidak bisa dan lagi-lagi harus menelan pil kekecewaan.

Dongwoo? Kau masih di sana?

Ah! Ya.
Jadi bagaimana?

Er.. Untuk itu, maafkan aku. Liburan musim panas itu ada bazar di sekolah.
Hoya mendesah kecewa, Sehari saja, tidak bisa? Oh ayolah, kita tidak pernah pergi
bersama.

Tidak bisa, mengertilah.


Kenapa kau begitu egois?! sungut Hoya. Ia langsung mematikan sambungan telepon
dan melempar ponselnya begitu saja.

Menyebalkan sekali! rutuk Hoya, Dasar tolol!

Kemudian ia meraih kembali ponselnya dan mengetikkan sesuatu.

To: Jang Dongwoo


Aku mau kita berkencan besok. Temui aku di ujung jalan jam 10 pagi. Aku akan
terus menunggumu di sana sampai kau datang. Saranghae.
.:.:.:!*!:.:.:.

Pagi buta begini Hoya sudah menyiapkan daftar belanjaannya. Mulai dari membeli
daging, sayur, hingga beberapa bumbu. Hoya hapal betul apa makanan kesukaan
Dongwoo. Dan Hoya sudah mempelajari bagaimana cara membuatnya tempo lalu.
Makanan favorit Dongwoo adalah yang utama. Ia mau, kencan pertamanya kini sukses
besar. Ia pun sudah menyiapkan kemana saja mereka akan bepergian. Semua sudah
terencana

.:.:.:!*!:.:.:.

Jam 10 pagi. Tepat. Hoya sudah menunggu di ujung jalan tempatnya ia dengan
Dongwoo berpisah tiap kali ia pulang bersama Dongwoo. Hoya sudah di sana sekitar
beberapa menit yang lalu. T-shirt putih dengan jeans hitam. Oh, jangan lupakan hoodie
yang berwarna krem itu. Hoya tampak sangat manis. Begitulah yang orang lewat
pikirkan tentang Hoya. Dengan keranjang anyaman di tangan, dia seperti gadis yang
menunggu kekasihnya.

Aih, Hoya memang sedang menunggu kekasihnya. Tapi ia bukanlah gadis.

TIN!

Ketika klakson mobil membuyarkan lamunan Hoya, ia buru-buru menolehkan ke sumber


suara. Dan senyumnya mekar kala tahu bahwa Dongwoo sudah datang. Ia pun
menghampiri kekasihnya dengan riang.

Kau terlambat 3 menit, Dongwoo-ya ujar Hoya dengan kekehan khasnya.

Benarkah? Aih, padahal aku sudah berusaha untuk datang tepat waktu! sahut
Dongwoo seraya mengacak rambut hitam Hoya, Jadi, akan kemana kita sekarang?

Alih-alih menjawab, Hoya meletakkan keranjangnya di jok belakang, Karena ini liburan
musim panas, bagaimana kalau kita ke taman bermain?
Okay! Kita hanya punya waktu sampai pukul 12, dan aku harus kembali ke sekolah.

Hoya tersentak mendengar penuturan Dongwoo. Ia pikir, ini akan berlanjut sampai
mereka benar-benar lelah hingga tak dapat menggerakkan kedua kakinya.

.:.:.:!*!:.:.:.

Dongwoo benar-benar membawa Hoya ke taman bermain. Lagipula, Dongwoo sudah


lupa kapan terakhir kali dia ke taman bermain seperti ini. Tidak terlalu buruk juga
menuruti apa yang Hoya inginkan.

Jadi, ingin naik apa? tanya Dongwoo, Ah! Bagaimana kalau roller coaster? Aku sudah
lama sekali memimpikan untuk menaiki itu!

Honya tersenyum tipis, Baiklah! Ayo kita berlomba. Siapa yang paling lambat, dia harus
membelikan es krim! seru Hoya seraya berlari mendahului Dongwoo

Ya! Kau curang, Hoya! Jangan mencuri start! protes Dongwoo. Toh akhirnya ia juga
berlari mengejar Hoya.

.:.:.:!*!:.:.:.

Kau curang, Hoya! seru Dongwoo

Curang atau tidak, toh akhirnya kau akan tetap membayarkan es krim untukku. Karena
larimu itu lambat sekali. Hoya terkekeh. Ia menggigiti sendok es krimnya, Kau tidak
akan menang dariku soal lari.

Huh, PD sekali gumam Dongwoo, Lain kali aku akan membalasmu.

Dering handphone Dongwoo membuyarkan tawa keduanya. Segera saja Dongwoo


mengangkat handphonenya yang terus meraung-raung.

Yeoboseyo? Dongwoo tampak diam sebelum akhirnya melirik Hoya yang masih asyik
dengan es krimnya.
Wae? tanya Hoya. Namun Dongwoo malah menggeleng.

Baik, aku akan ke sana. Ucap Dongwoo akhirnya.

Hoya melihat gelagat Dongwoo yang sedikit aneh. Ia pun meletakkan sendok es
krimnya dan mulai bertanya.

Ada apa?

Err.. Mereka kekurangan panitia. Dan satu-satunya harapan mereka adalah aku. Aku

aku mengerti sela Hoya dengan menunjukkan senyumnya, Mereka lebih


membutuhkanmu, jadi, pergilah

Dongwoo tampak tidak enak hati pada Hoya. Ini bahkan baru jam 11. Itupun belum
genap. Padahal rencananya mereka akan mengakhiri kencan ini jam 12 siang nanti.

Aku akan mengantarmu pulang dulu kalau begitu. Tukas Dongwoo

Tidak usah. Aku masih ingin di sini. Es krimnya masih. Sayang sekali kalau dibiarkan
begitu saja. Hoya terkekeh pelan, Sana cepat pergi. Nanti mereka kelimpungan
mencarimu! usir Hoya dengan senyum jailnya.

Dongwoo tersenyum manis, Terimakasih

Em!

Sepeninggal Dongwoo, Hoya membuang segala topengnya. Perlahan satu dengusan


napas terdengar di sela-sela isakannya.

.:.:.:!*!:.:.:.
oHoyhhhhhhhhhhhhhJalanan tampak sangat ramai. Bagaimanapun juga ini hari
Minggu. Banyak dari mereka yang memutuskan untuk berlibur barang sehari.
Kepenatan akan hidup menuntut mereka untuk melakukannya.

Hoya tersenyum miris tatkala ia melihat beberapa muda-mudi yang bergandeng tangan.
Ah, rasanya ingin sekali melakukannya dengan Dongwoo. Bahkan di antara mereka pun
tak segan-segan memberi ciuman walaupun hanya di pipi atau dahi.

Andai saja Dongwoo mau bersikap seperti itu. Oh, Hoya tahu Dongwoo bukan tipe
orang yang romantis. Seperti apa yang ia impi-impikan selama ini. Dongwoo bukan tipe
orang yang suka memanjakannya. Ia hanya seperti itu. Seperti Dongwoo apa adanya.

Tak pernah ada kata cinta selain saat dulu mereka menyatakan. Apalagi ciuman? Hanya
1 kali, itu pun juga saat pertama mereka berkencan. Berkencanpun itu sangat jarang.
Hhhh terkadang Hoya ragu, keputusan untuk menerima Dongwoo menjadi
kekasihnya benar atau salah. Tapi begitu dia menganggukkan kepalanya, seharusnya
dia setuju dengan segala konsekuensi yang datang nanti.

Hoya lagi-lagi menghela napas. Padahal orang tuanya selalu mengatakan, satu helaan
napas, maka satu keberuntungan hilang. Paling tidak keberuntungannya sudah hilang
tanpa ia mendenguskan napas tadi. Jadi mungkin dengusan napas itu untuk membayar
hilangnya keberuntungannya.

.:.:.:!*!:.:.:.

Dongwoo tak bisa fokus, sedari tadi. Segala yang dia pegang berakhir dengan tidak
baik. Semua rekannya memandangnya heran. Bos mereka yang biasanya cekatan
entah lenyap kemana.

He yo, Dongwoo-ya! sapa Woohyun, rekan sepanitianya.

Dongwoo terperanjat. Ia terbangun dari lamunannya, Kau mengatakan sesuatu?

Woohyun memutar bola matanya malas, Ada masalah? Ceritakan padaku, kay?

Dongwoo menggeleng, Nothing. Mungkin hanya sedikit kurang enak badan, elaknya
Aku tahu kau berbohong padaku. Kau tahu, tidak ada orang di dunia ini yang berhasil
membohongi seorang Nam Woohyun. Nam Woohyun terlalu hebat. Jadi, katakanlah.
Kita teman dekat, bukan?

Dongwoo terkekeh mendengar penuturan temannya, Hyperbolism.

Woohyun terkekeh, Jadi?

Jadi apa? Aku baik-baik saja. Sudah kukatakan, bukan? Berhenti menanyaiku!

Pulanglah kalau perasaanmu sedang tak tenang, dan selesaikan masalahmu.

Membantah, Dongwoo menyuarakan, Aku akan di sini sampai acara selesai. Jangan
khawatir!

.:.:.:!*!:.:.:.

Acara berlangsung dengan meriah, tak ada kesulitan yang berarti. Semua dapat teratasi
dengan baik.

Sudah pukul 4 sore. Dongwoo mengehela napas. Oh, ia begitu tidak enak hati dengan
Hoya. Bagaimanapun juga, Hoya sudah mempersiapkan acara kencan mereka, dan ia
telah menghancurkan segalanya.

Tiba-tiba matanya teralih pada keranjang anyaman di jok belakang. Ia mengernyit,


seingatnya memang Hoya membawa itu saat ia menjemputnya. Apa isinya?

Tangan kekarnya terjulur hendak meraih keranjang itu. Ia membuka tatkala keranjang itu
sudah sampai di pangkuannya.

Makanan.

Dan semuanya adalah makanan favoritnya. Pasti Hoya berniat untuk mengajaknya
makan siang bersama, atau apalah itu. Dan lagi-lagi Dongwoo telah merusaknya.
Sungguh, ia makin tak enak hati dengan Hoya.
.:.:.:!*!:.:.:.

Pukul 4 lebih sekarang. Hoya melangkahkan kakinya menuju ruang TV. Tangannya
sibuk mengusuk rambutnya yang basah.

Hhhh. lagi-lagi ia menghela napas. Entah sudah keberapa kalinya dalam 1 hari ini ia
menghela napas.

Pemirsa, telah ditemukan


kecelakaan naas ini telah
Ya~! Seulki-ah! Jangan lari!
polisi masih berusaha
Tangan Hoya masih dengan terampilnya memindah-mindah channel TV dengan remote.
Tak ada yang menarik, pikirnya. Biasanya juga begitu. Kebanyakan mereka akan
menampilkan berita atau drama tolol jika sedang jam-jam seperti ini.

Aku tidak bisa meninggalkanmu


Kau terlalu egois!
Hoya mengacak rambutnya kesal, Aish!!

Tiba-tiba dirinya dikejutkan dengan suara bell di rumahnya. Ia malas melangkah


sebenarnya. Tapi di rumah ini sedang hanya ada ia dan kakak perempuannya yang
sibuk menelpon.

Bel terus berbunyi. Nampaknya si tamu tidak bis abersabar sedikit.

Hoya-ya! Buka pintunya! teriak kakak perempuannya dari dalam kamar.

Aish! gerutunya.

Mau tak mau, akhirnya ia juga yang membukakan pintu

.
Hoya-ya

Hoya terpaku, Dongwoo-ya

Si tamu Dongwoo, tersenyum manis. Pas sekali, ia memang mencari Hoya.

Ada waktu sampai malam nanti?

Hoya masih belum bisa menguasai dirinya, Ah-ah, ya.. aku punya waktu sampai nanti
malam. Ia masih speechless..

Dongwoo terkekeh, Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang! seru Dongwoo seraya
menarik lengan Hoya.

Eh! Kau yakin mengajakku pergi dengan penampilan seperti ini?

Dongwoo merutuki kebodohannya sendiri

.:.:.:!*!:.:.:.

Dongwoo-ya, kita mau kemana?

Dongwoo menoleh sekilas dan tersenyum sebelum akhirnya kembali berkonsentrasi


untuk menyetir, Kau akan tahu nanti..

Tapi ini terlalu jauh.

Aku tahu. Jangan khawatir ujar Dongwoo sembari mengusap rambut halus Hoya.

Hoya tersenyum. Sesaat kemudian tangannya teralih pada DVD yang ada di depannya.
Dengan sekali tekan, lagu pun mengalun.

Kau membawa sendiri kasetmu? tanya Dongwoo

Tidak. Lagu ini mengalun begitu saja saat aku menghidupkannya.


The Carperter, Close to You. Gumam Dongwoo, Means, this whole world will turn into
a beautiful world if I close to you.

.:.:.:!*!:.:.:.

Whooaa!! Ini indah sekali!! teriak Hoya

Dongwoo tersenyum simpul melihat Hoya yang tampak begitu menawan tatkala angin
laut memainkan rambutnya. Segeralah Dongwoo berlari menghampiri Hoya yang
tampak begitu senang.

Lihat apa yang kubawa! tukas Dongwoo sembari menyodorkan keranjang anyaman.

Itukan keranjangku! seru Hoya

Dongwoo mengangguk, Aku menghabiskan seluruh makanan yang kau bawa. Lalu aku
mengisinya dengan yang baru.

Benarkah?!

Hm. Kau memasaknya sendiri?

Tentu saja.

Its really tasty!

Hoya tersenyum tersipu, Ah, kaja!

Hoya dan Dongwoo pun mulai menggelar tikar yang ada. Menata makanan, dan
akhirnya duduk bersama di temaram malam yang hanya berhiaskan lilin.

Aku tahu aku tidak bisa romantis. Ini hal teromantis yang pernah aku lakukan. Ujar
Dongwoo

Dan ini adalah hal teromantis yang pernah aku dapatkan. Terimakasih.
Bukan candle light dinner yang mahal memang, dan bukan pula dinner di restoran
mewah. Hanya dinner. Tapi artinya lebih dari sebatas dinner.

Dongwoo mengusap lembut pipi Hoya. Perlahan-lahan, ia mulai menghapus jarak yang
tercipta. Satu ciuman lembut pun berhasil ia dapatkan.

Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Ujar Dongwoo disela-sela ciumannya.

Nado

Keduanya mengakhiri ciumannya dengan perasaan canggung. Entah itu Hoya, atau pun
Dongwoo.

Maafkan aku, Hoya

Untuk?

Segalanya!

Ah, bukan apa-apa. Jangan dipikirkan! tukas Hoya

Dan Dongwoo kembali menarik Hoya dalam ciuman lembutnya.

In summer

Orang bilang, musim panas itu menyebalkan. Debu berterbangan diantara asap
kenalpot perkotaan.

Orang bilang, musim panas itu mengesalkan. Matahari bersinar menyengat kulit sampai
ke tulangnya juga.

Orang bilang, musim panas itu adalah hal yang paling buruk. Tidak ada hujan, tanah
pun kering kerontang.

Tapi siapa bilang musim panas tak menyenangkan?


Bagi Hoya, musim panas adalah awal dari segala yang baru. Awal bagi hubungannya
dengan Dongwoo yang baru, dan yang lebih baik.

In summer

The End
Annyeong!! Fic terahir dari In Summer Series. Semoga kalian pada suka ya?

Oh iya, sekalian mau ngucapin Mohon Maaf Lahir dan Batin ya..

You might also like