Professional Documents
Culture Documents
Efek mekanik dari inflasi dan deflasi balon adalah perubahan gambaran kurva tekanan
arteri.
a. First hump merupakan puncak tekanan sistolik yang normal
b. First dip terjadi sebagai akibat dari penutupan katup aorta
c. Second hump disebut sebagai augmentasi diastolik atau puncak tekanan diastolik yang
dihasilkan oleh inflasi balon dan idealnya peningkatan tekanan diastolik levelnya lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan sistolik
d. Second dip yang terjadi akibat deflasi balon segera sebelum sistolik berikutnya. Deflasi
balon dapat mengurangi tekanan akhir diastolik kira-kira 15 mmHg dan juga mengurangi
tekanan sistolik (assisted systolic pres-sure) kira-kira 5-10 mmHg.
Gambar 2. Perubahan kurva tekanan arteri akibat penambahan diastolik dengan IABP1
Awal inflasi dari balon harus bersamaan dengan akhir fase isometrik kontraksi
ventrikel dan sebelum fase ejeksi (kontraksi isotonik) untuk menghasilkan tekanan negatif
intraaorta. Efek tersebut disebabkan oleh kembalinya gas dari balon yang diikuti dengan
pengisian darah di aorta. Titik terendah dari kurva tekanan darah terjadi sewaktu deflasi
balon sewaktu katup aorta terbuka (akhir dari kontraksi isometrik). Pada jantung yang
normal, kontraksi isometrik berakhir setelah terbukanya katup aorta. Untuk deflasi balon
intraaorta yang tepat, diperlukan tekanan dari ventrikel kiri untuk membuka katup yang
akan ditandai dengan penurunan sistolik (systolic unloading). Beberapa faktor yang
memengaruhi efek mekanik dari IABP antara lain :
- Volume gas yang masuk ke dalam balon
- Elastisitas dinding aorta
- Volume sekuncup (stroke volume)
- Tekanan darah intraaorta
- Resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance)
- Ritme dan laju nadi
- Lokasi balon
- Ukuran balon dan panjang kateter
Inflasi IABP menyebabkan :
a. Peningkatan tekanan perfusi koroner
b. Peningkatan tekanan perfusi sistemik
c. Peningkatan pemenuhan oksigen baik ke pembuluh darah koroner maupun jaringan
d. Penurunan stimulasi simpatis yang menyebabkan penurunan denyut nadi, penurunan
resistansi vaskular sistemik, dan peningkatan fungsi ventrikel kiri.
Deflasi IABP menyebabkan :
a. Pengurangan afterload yang selanjutnya menyebabkan pengurangan konsumsi oksigen
miokard (MVO2)
b. Penurunan tekanan sistolik puncak (peak systolic pressure) yang menyebabkan
pengurangan beban kerja ventrikel kiri
c. Peningkatkan curah jantung
d. Perbaikan fraksi ejeksi
Efek Hemodinamik
Efek hemodinamik dari IABP sebagian besar dipengaruhi oleh fase-fase dari gagal
jantung. Beberapa perubahan hemodinamik penting yang terjadi pada penggunaan IABP
antara lain :
a. Perubahan sewaktu sistolik
Tekanan sistolik arteri
Efek IABP terhadap tekanan darah sistolik pada denyut jantung yang tidak
dibantu (non-assisted beats) dibandingkan dengan tekanan darah sistolik pada pasien
yang menggunakan IABP menurun sebesar 5-10%. Rentang penurunan tersebut
ergantung pada dua faktor: yang pertama awal tekanan sistolik yang pengaruhnya
berbanding terbalik dengan penurunan puncak tekanan sistolik sewaktu IABP. Oleh
karena itu jika tekanan darah sistolik awal rendah (<100 mmHg) penurunannya akan
minimal dan jika tekanan tekanan darah sistolik awalnya normal (>100 mmHg)
penurunan tekanan darah rentangnya lebih besar. Faktor yang kedua adalah titik
deflasi. Interval waktu yang lebih pendek antara deflasi balon dan membukanya katup
aorta akan menyebabkan penurunan tekanan sistolik yang lebih besar.