You are on page 1of 4

Steven Johnson

A. Pengertian
Sindrom Steven Johnson dalah sindroma yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium
dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan pada kulit berupa
eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura ( Mochtar Hamzah, 2005)
Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat
disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum
bervariasi dari baik sampai buruk. (Mansjoer, A., 2000)
Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang terdiri dari erupsi kulit,
kelainan dimukosa dan konjungtifitis. ( Junadi, 1982).
Sindrom Stevens-Johnson, biasanya disingkatkan sebagai SSJ, adalah reaksi buruk yang
sangat gawat terhadap obat. Efek samping obat ini mempengaruhi kulit, terutama selaput mukosa.
Juga ada versi efek samping ini yang lebih buruk, yang disebut sebagai nekrolisis epidermis toksik
(toxik epidermal necrolysis/TEN). Ada juga versi yang lebih ringan, disebut sebagai eritema
multiforme (EM) (Adithan,2006).
B. Etiologi
Penyebab Steven Johnson ini paling banyak dipicu oleh penggunaan obat-obatan atau
dengan kata lain, penyebab Steven Johnson ini adalah karena alergi obat-obat tertentu, biasanya
adalah penggunaan obat antibiotik. Selain alergi obat penyebab lainnya adalah karena adanya
infeksi virus, bakteri, atau jamur tertentu, karena makanan seperti coklat, ketidak cocokan
lingkungan misal udara dingin, panas matahari dan bahkan bisa juga dipicu oleh penyakit
keganasan lainnya misal kanker. Sebenarnya, penyebab pasti dari Steven Johnson ini idiopatik
atau tidak selalu diketahui secara pasti, tapi yang paling banyak terjadi adalah karena reaksi
berlebihan dari tubuh untuk menolak obat-obatan yang masuk ke dalam
tubuh.
Alergi obat tersering adalah golongan obat analgetik (pereda nyeri), antipiretik (penurun
demam) sekitar 45%, golongan karbamazepin sekitar 20% dan sisanya adalah jenis jamu-jamuan.
Beberapa faktor yang dapat dianggap sebagai penyebab adalah:
a) Alergi obat secara sistemik (misalnya penisilin, analgetik, arti piuretik)
- Penisilline dan semisentetiknya
- Sthreptomicine
- Sulfonamida
- Tetrasiklin
- Anti piretik atau analgesik (derifat, salisil/pirazolon, metamizol, metampiron dan
paracetamol)
- Kloepromazin
- Karbamazepin
- Kirin Antipirin
- Tegretol
b) Infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit)
c) Neoplasma dan faktor endokrin
d) Faktor fisik (udara dingin, sinar matahari, radiasi, sinar-X)
e) Makanan
D. Manifestasi Klinis
Keadaan umumnya bervariasi dari ringan sampai berat. Pada yang berat kesadarannya
menurun, penderita dapat soporous sampai koma. Mulainya penyakit akut dapat disertai gejala
prodromal berupa demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan.
1) Kelainan kulit
Kelainan kulit terdiri dari eritema, vesikel dan bula. Vesikel dan bula kemudian
memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Disamping itu dapat juga terjadi purpura. Pada
bentuk yang berat kelainannya generalisata.
2) Kelainan selaput lendir di orifisium
Kelainan selaput lendir yang tersering ialah pada mukosa mulut (100%) kemudian
disusul oleh kelainan dilubang alat genetal (50%) sedangkan dilubang hidung dan anus
jarang (masing-masing 8% dan 4%). Kelainan berupa vesikel dan bula yang cepat
memecah sehingga menjadi erosi dan ekskoriasi dan krusta kehitaman. Juga dalam
terbentuk pseudomembran.
Dibibir kelainan yang sering tampak ialah krusta berwarna hitam yang tebal.
Kelainan dimukosa dapat juga terdapat difaring, traktus respiratorius bagian atas dan
esopfagus. Stomatitis ini dapat menyebabkan penderita sukar tidak dapat menelan. Adanya
pseudomembran di faring dapat menyebabkan keluhan sukar bernafas.
3) Kelainan mata
Kelainan mata merupakan 80% diantara semua kasus yang tersering ialah
konjungtivitis kataralis. Selain itu juga dapat berupa kongjungtifitis purulen, perdarahan,
ulkus korena, iritis dan iridosiklitis.
E. Komplikasi
Steven Johnson syndroom sering menimbulkan komplikasi pada mata berupa simblefaron
dan ulkus kornea. komplikasi lain adalah timbulnya sembab, demam atau hipotermia.
Berikut komplikasi yang sering pada steven Johnson syndrome :
- Bronkopneumonia (80%)
- Sepsis (infeksi sistemik)
- Kehilangan cairan/darah
- Gangguan keseimbangan elektrolit
- Syok
- Kebutaan gangguan lakrimasi
- Kutaneus (timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen, infeksi kulit sekunder)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium:
Tidak ada pemeriksaan laboratorium (selain biopsi) yang dapat membantu dokter
dalam menegakkan diagnosa.
2. Pemeriksaan darah lengkap (CBC) dapat menunjukkan kadar sel darah putih yang
normal atau leukositosis nonspesifik. Penurunan tajam kadar sel darah putih dapat
mengindikasikan kemungkinan infeksi bakterial berat.
3. Determine renal function and evaluate urine for blood.
4. Pemeriksaan elektrolit.
5. Kultur darah, urine, dan luka diindikasikan ketika infeksi dicurigai terjadi.
6. Pemeriksaan bronchoscopy, esophagogastro duodenoscopy (EGD), dan kolonoskopi
dapat dilakukan.
7. Chest radiography untuk mengindikasikan adanya pneumonitis.
8. Pemeriksaan histopatologi dan imonohistokimia dapat mendukung ditegakkannya
diagnosa.
9. Tes lainya :
o Biopsi kulit memperlihatkan luka superiderma
o Adanya mikrosis sel epidermis
o Infiltrasi limposit pada daerah ferivaskulator

You might also like