Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PERSALINAN NORMAL
DISUSUN OLEH:
Madrikayanti ASP, S.Ked
111 2015 2182
PEMBIMBING:
dr. M. Hamzah, M.Kes, Sp.OG
BAB I
PERSALINAN NORMAL
Dikenal beberapa istilah menurut umur kehamilan dan berat badan bayi
yang dilahirkan, yaitu 1,2 :
a. Letak Janin
Letak adalah hubungan sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu.
Terdiri dari letak memanjang dan letak melintang. Kadangkala terdapat
letak oblik, dimana akibat sumbu janin dan ibu dapat bersilangan dengan
sudut 45. Letak oblik tidak stabil, dapat berubah posisi menjadi letak
memanjang atau melintang selama proses persalinan. Letak memanjang
terjadi pada lebih dari 99% persalinan aterm. Faktor predisposisi untuk
letak lintang adalah multiparitas, plasenta previa, hidramnion, dan anomali
uterus 4.
Gambar 1. Letak Janin
b. Presentasi Janin
Bagian terbawah janin adalah bagian tubuh janin yang berada paling depan
di dalam jalan lahir . Bagian terbawah janin menentukan presentasi.
Bagian terbawah janin dapat diraba melalui serviks pada pemeriksaan
vagina. Karena itu, pada letak memanjang, bagian terbawah janin adalah
kepala janin atau bokong, masing-masing membentuk presentasi kepala
atau bokong. Jika janin terletak pada sumbu panjang melintang, bahu
merupakan bagian terbawahnya. Jadi, presentasi bahu teraba melalui
serviks pada perabaan vagina.
Presentasi kepala
Presentasi kepala diklasifikasikan berdasarkan hubungan
kepala dengan badan janin. Biasanya kepala mengalami fleksi
maksimal sehingga dagu menempel pada dada. Pada keadaan ini ,
ubun-ubun kecil (fontanela oksipitalis) merupakan bagian terbawah
janin, disebut presentasi belakang kepala (verteks) atau oksiput.
Gambar 2. Presentasi kepala
Presentasi bokong
Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri dan bagian lain yang
terdapat pada bagian fundus uteri.
a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil, letakkan kedua tangan
seperti gambar dibawah
b. Tentukan tinggi fundus uteri dan bagian teratas janin
c. Meraba bagian yang berada di fundus. Jika teraba benda bulat, melenting,
mudah digerakkan maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda
bulat, besar,lunak, tidak melenting itu adalah bokong.
d. Variasi Knebel : tentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di
fundus dan tangal lainnya diatas simfisis.
Leopold II
Bertujuan untuk menentukan letak punggung dan bagian kecil janin
disepanjang sisi maternal.
a. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai samping
kiri dan kanan umbilikus
b. Jika teraba bagian rata, terasa ada tahanan, tidak teraba bagian kecil maka
itu adalah punggung janin. Hal ini untuk menentukan lokasi auskultas
denyut jantung janin nantinya
c. Tentukan bagian-bagian kecil janin
d. Variasi Budin : tentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan/memfiksasi fundus
Leopold III
Bertujuan untuk menentukan bagian terbawah janin dan apakah sudah
masuk pintu atas panggul atau masih goyang.
a. Bagian terendah janin diraba dan tentukan apakah sudah mengalami
engagemen atau belum.
b. Tangan kanan meraba bagian yang ada dibagian bawah uterus teraba
bagian yang bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan maka itu
adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak dan
sulit digerakkan maka itu adalah bokong. Jika dibagian bawah tidak
ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan apakah janin
dalam letak melintang.
Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah masuk
pintu atas panggul.
a. Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
b. Menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah masuk pintu atas
panggul, jika kepala sudah masuk (divergen, tangan tidak ketemu) dan
jika belum (konvergen, tangan ketemu).
a. Engagement
Gambar 9. Permulaan ekstensi Gambar 10. Ekstensi kepala
b. Passage
Passage adalah keadaan jalan lahir. Jalan lahir terbagi atas dua,
yaitu jalan lahir keras dan jalan lahir lunak. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dari jalan keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul,
sedangkan pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat
meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina dan introitus vagina.
Evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah
persalinan dapat berlangsung pervaginam atau perbadominal.
c. Passanger
Passanger adalah janinnya sendiri. Hal- hal yang perlu
diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap dan posisi janin.
d. Psikologis
Psikologis meliputi psikologis ibu, emosi dan pengalaman bayi
sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari orang terdekat pada kehidupan
ibu.
II.2 Mekanisme persalinan
Mekanisme dari persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
a. Kala I
Fase laten
Fase aktif
d. Kala II
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira- kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul
rasa mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air
besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai
terlihat, vulva membuka dan perenium meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin akan lahirlah kepala dengan diikuti seluruh badan janin.
Kala II pada primi : 112 - 2 jam, pada multi 12 - 1 jam
e. Kala III
Terdiri dari 2 fase, yaitu: (1) fase pelepasan uri, (2) fase
pengeluaran uri. Setelah anak lahir, his berhenti sebentar, tetapi timbul lagi
setelah beberapa menit. His ini dinamakan his pelepasan uri yang
berfungsi melepaskan uri, sehingga terletak pada segmen bawah rahim
atau bagian atas vagina. Pada masa ini, uterus akan teraba sebagai tumor
yang keras, segmen atas melebar karena mengandung plasenta, dan fundus
uteri teraba sedikit di bawah pusat2.
Jika telah lepas, bentuk plasenta menjadi bundar, dan tetap bundar
sehingga perubahan bentuk ini dapat dijadikan tanda pelepasan plasenta.
Jika keadaan ini dibiarkan, setelah plasenta lepas, fundus uteri naik, sedikit
hingga setinggi pusat atau lebih, bagian tali pusat diluar vulva menjadi
lebih panjang 3,5.
Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh dalam
segmen bawah rahim bagian atas vagina sehingga mengangkat uterus yang
berkontraksi. Seiring lepasnya plasenta, dengan sendirinya bagian tali
pusat yang lahir menjadi lebih panjang. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5
menit, dan pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2-3 menit
(250 cc)
digerakkan.
f. Kala IV
Merupakan kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
postpartum. 7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4 : 1)
kontraksi uterus harus baik, 2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari
alat genital lain, 3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong, 5) luka-luka di perineum harus dirawat
dan tidak ada hematoma, 6) resume keadaan umum bayi, dan 7) resume
keadaan umum ibu.
DAFTAR PUSTAKA