Professional Documents
Culture Documents
ISI
2. 1 DEFINISI
Hepatitis merupakan inflamasi yang terjadi pada hepar dan dapat terjadi
akibat infeksi virus yang berefek pada hepar, yang paling sering disebabkan oleh
virus hepatitis A, B dan C. 3
Hepatitis akut merupakan infeksi sistemik yang mempengaruhi terutama
hati. Hampir semua kasus disebabkan oleh virus ini yaitu : hepatitis virus A (HAV), hepatitis
virus B(HBV), dan hepatitis virus C (HCV). Kecuali virus hepatitis B, merupakan
virus DNA, walaupun virus-virus tersebut berbeda dalam sifat molekuler dan
antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam
perjalanan penyakitnya.1
2. 2 ETIOLOGI
Secara umum agen penyebab hepatitis virus dapat siklasifikasikan kedalam
dua group yaitu hepatitis dengan transmisi secara enterik dan transmisi melalui
darah.1
TRANSMISI SECARA ENTERIK
Terdiri atas virus hepatitis A (HAV) dan virus hepatitis E (HEV)
Virus tanpa selubung
Tahan terhadap cairan empedu
Ditemukan di tinja
Tidak dihubungkan dengan penyakit hati kronik
Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal.1
2
3
transmisi menjadi hepatitis konis tidak perlu ditakuti, tidak ada hubungan korelasi
akan terjadinya karsinoma sel hati primer. Karier HAV sehat tidak diketahui.
Infeksi penyakit ini menyebabkan pasien mempunyai kekebalan seumur hidup.4
HAV terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh satu atau lebih
protein.beberapa virus juga memiliki outer-membran envelop. Virus ini bersifat
parasite obligat intraseluler, hanya dapat bereplikasi didalam sel karena asam
nukleatnya tidak menyandikan banyak enzim yang diperlukan untuk metabolisme
protein, karbohidrat atao lipid untuk menghasilkan fossat energi tinggi. Biasanya
asam nukleat virus menyandi protein yang diperlukan untuk replikasi dan
membungkus asam nukleatnya pada bahan kimia sel inang.5
Replikasi HAV terbatas di hati, tetapi virus ini terdapat didalam empedu,
hati, tinja dan darah selama masa inkubasi dan fase akhir preicterik akut
penyakit.4
HAV digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus,
diameter 27 28 nm dengan bentuk kubus simetrik, untai tunggal (single
stranded), molekul RNA linier 7,5 kb, pada manusia terdiri dari satu serotipe, tiga
atau lebih genotipe, mengandung lokasi netralisasi imunodominan tunggal,
mengandung tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer, replikasi di
sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti adanya repliksai di usus,
menyebar pada galur primata non manusia dan galur sel manusia.1
Ditandai dengan gejala seperti : mual, muntah, nafsu makn menurun, merasa
penuh diperut, diare (sembelit), yang diikuti oleh kelemahan, kelelahan, demam,
sakit kepala, gatal-gatal, nyeri tenggorokan, nyeri sendi, gangguan penciuman dan
pengecapan, sensitif terhadap cahaya, kadang-kadang batuk. Gejala ini seperti
febrile influenza infection. Pada anak-anak dan remaja gejala gangguan
pencernaan lebih dominan, sedangkan pada orang dewasa lebih sering
menunjukkan gejala ikterik disertai mialgia.4
3. Stadium klinis
90% dari semua pasien HAV akut adalah subklinis, sering tidak terdeteksi.
Akhir dari prodromal dan awal dari fase klinis di tandai dengan urin yang
berwarna coklat, urobilinogenuria persisten, proteinuria ringan dan
microhaematuria dapat berkembang. Feses biasanya acholic, dengan terjadinya
ikteric (60-70% pada anak-anak, 80-90% pada dewasa). Sebagian gejala mereda,
namun demam bisa tetap terjadi. Hepatomegali, nyeri tekan hepar splenomegali,
dapat ditemukan. Akhir masa inkubasi LDL dapat meningkat sebagai espresi
duplikasi virocyte, peningkatan SGOP, SGPT, GDH. Niali Transaminase biasanya
tidak terlalu diperlukan untuk menentukan derajat keparahan. Peningkatan serum
iron selalu merupakan ekspresi dari kerusakan sel hati. AP dan LAP meningkat
sedikit. HAV RNA terdeteksi sekitar 17 hari sebelum SHPT meningkat dan
beberapa hari sbelum HAV IgM muncul. Viremia bertahan selama rata-rata 79
hari setelah peningkatan GPT , durasinya sekitar 95 hari.4
4. Penyembuhan
fase ikterik berlangsung sekitar 2-6 minggu. Parameter laboratorium benar-
benar normal setelah 4-6 bulan. Normalisasi dari serum asam empedu juga
dianggap sebagai perameter dari penyembuhan.4
dengan tiga overla ORF (open reading frames), terbesar adalah ORF1 mengkode
protein nonstruktural yang terlibat dalam replikasi virus. Gene sedang adalah
ORF2 mengkode protein nukleikapsid, dan yang terkecil, ORF 3 mengkode
protein struktural yang fungsinya belum diketahui. Pada manusia hanya terdiri
atas satu serotipe, empat sampai lima genotipe utama.4 dapat menyebar pada sel
embrio diploid paru, replikasi hanya terjadi pada hepatosiit.1 virus dapat dideteksi
di dalam tinja, empedu dan hati dan di eksresikan di dalam tinja selama masa
inkubasi. Respon imun untuk antigen virus terjadi sangat awal selama infeksi
akut. Kedua IgM anti HEV dan IgG anti HEV dapat dideteksi, tetapi menurun
secara mendadak setelah infeksi akut, dan mencapai level terendah dalam 9-12
bulan.4
2. 3 GAMBARAN KLINIS
Semua tipe Hepatitis Viral memiliki gejala yang hamper sama, meliputi satu atau
lebih gejala di bawah ini:
1. Turunnya nafsu makan
2. Mual
3. Muntah
4. Nyeri perut
5. Demam
6. Lemas
7. BAB warna keabuan
8. Atralgia
9. Ikterik
Pada pasien dengan infeksi Hepatitis A, kurang dari 10% anak dibawah 6
tahun mengalami ikterik. Empat puluh hingga 50% anak usia 6-14 tahun
mengeluk ikterik, dan 70-80% dewasa usia diatas 14 tahun mengeluh ikterik.
Pada pasien dengan Hepatitis B, kurang dari 1% neonatus mendapat gejala-gejala
diatas, 5-15% anak usia 1-5 tahun mengidap stadium klinis dengan gejala diatas,
dan 30-50% dewasa muda usia diatas 5 tahun dapat dilihat gejalanya. Pada pasien
12
dengan hepatits C, hanya 20-30% bayi baru lahir yang terinfeksi dari ibunya
mengidap stadium klinis.
2. 4 DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologi :
2.4.1 HAV
IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya.
Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi
lampau.1
2.4.1 HEV
Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang telah disetujui FDA
IgM dan IgG anti HEV baru dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset
IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit
IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan.1
2.4.3 HBV
Diagnosis serologis telah tersedia dengan mendeteksi keberadaan dari:
1. IgM antibodi terhadap antigen inti (core) hepatitis (IgM anti HBc dan HbsAg)
Keduanya ada saat gejala muncul
HbsAg mendahului IgM anti HBc
HbsAg merupakan petanda yang pertama kali diperiksa secara rutin
HbsAg dapat menghilang biasanya dalam beberapa minggu sampai bulan
setelah kemunculannya, sebelum hilangnya IgM anti Hbc.
2. HbeAg dan HBV DNA :
HBV DNA di serum merupakan petanda yang pertama muncul, akan tetapi
tidak rutin diperiksa
HbeAg biasanya terdeteksi setelah kemunculan HbsAg
14
2.4.5 HCV
Diagnosis serologi
Deteksi anti HCV
Anti HCV dapat dideteksi pada 60% pasien selama masa akut dari penyakit,
35% sisanya akan terdeteksi pada beberapa minggu atau bulan kemudian
Anti HCV tidak mungkin pada <5% paisen yang terinfeksi (pada pasien
HIV, anti HCV tidak muncul dalam presentase yang lebih besar)
Pemeriksaan IgM anti HCV dalam pengembangan belum disetujui FDA)
o Secara umum anti HCV akan tetap terdeteksi untuk periode yang
panjang, baik pada pasien yang mengalami kesembuhan spontan
maupun yang berlanjut menjadi kronik
HCV RNA
Merupakan petanda yang paling awal muncul pada infeksi akut
hepatitis C
Muncul setelah beberapa minggu terinfeksi
Pemeriksaan yang mahal, untuk mendiagnosis penyakit tidak rutin
dilakukan, kecuali pada keadaan dimana disurigai adanya infeksi pada
pasien dengan anti HVC negatif
Diemukan pada infeksi kronis HCV.1
17
2. 5 PROGNOSIS
2.5.1 Infeksi dengan transmisi secara enterik (HAV&HBV) :
1. Perbaikan komplit dari klinis, histologis, biokimia, akan terjadi dalam
3-6 bulan
2. Pada gagal hati akut akan terjadi
a. Fatalitas pada HAV tergantung umur (menungkat pada usia >
40 tahun)
b. Resiko meningkat pada wanita hamil dengan infeksi HEV
c. Resiko meningkat pada pasien yang telah mempunyai penyakit
hati sebelumnya
3. Tidak pernah menjadi kronis atau karier virus yang berkepanjangan
2. HDV
a. Ko infeksi HDV dan HBV biasanya sembuh spontan dan
sembuh tanpa gejala sisa
19
3. HCV
a. 15-45% akan sembuh spontan
b. Kejadian akut sangat jarang dijumpai
c. Umumnya akan terjadi infeksi menetap dengan viremia yang
memanjang dan konsentrasi serum aminotransferase yang
meningkat atau berfluktuasi
d. Histologi pada infeksi HCV persisten
i. Hepatitis kronik inflamasi ringan, sedang dan berat
ii. Porta, periporta, bridging fibrosis atau sirosis
e. Resiko untuk terjadinya karsinoma hepatoseluller pada pasien
yang telah mengalami sirosis.
2. 6 TATA LAKSANA
2.6.1 Hepatitis A dan E
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis transimisi fekal-oral,
terapi yang dilakukan hanya untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan.
Contohnya, pemberian parasetamol untuk penurun panas. Terapi harus
mendukung dan bertujuan untuk menjaga keseimbangan gizi yang cukup. Tidak
ada bukti yang baik bahwa pembatasan lemak memiliki efek menguntungkan pada
program penyakit. Telur, susu dan mentega benar-benar dapat membantu
memberikan asupan kalori yang baik. Minuman mengandung alkohol tidak boleh
dikonsumsi selama hepatitis akut karena efek hepatotoksik langsung dari alcohol.
11
2.6.2 Hepatitis B
Pada kasus Hepatitis B Akut, pemberian antivirus tidak dianjurkan. Terapi
suportif seperti penurun panas, hepatoprotektor, dan kortikosteroid jika sudah
20
2.6.3 Hepatitis C
Interferon telah dibuktikan untuk menormalkan tes hati, memperbaiki
peradangan hati dan mengurangi replikasi virus pada hepatitis C kronis dan
dianggap sebagai terapi baku untuk hepatitis C kronis. Saat ini, dianjurkan untuk
pasien dengan hepatitis kronis kompensasi C (anti-HCV positif, HCV deteksi
RNA, abnormal ALT tingkat atas sekurang-kurangnya 6 bulan, fibrosis
ditunjukkan oleh biopsi hati). Interferon-alpha diberikan subkutan dengan dosis 3
juta unit 3 kali seminggu selama 24 bulan. Pasien dengan aktivitas ALT dikurangi
atau tingkat HCV RNA dalam bulan pertama pengobatan lebih cenderung
memiliki respon yang berkelanjutan. Sekitar 50% dari pasien merespon interferon
dengan normalisasi ALT pada akhir terapi, tetapi setengahnya bisa kambuh dalam
waktu 6 bulan. 11
Terapi kombinasi dengan pegylated interferon dan ribavirin selama 24 atau 48
minggu seharusnya menjadi terapi pilihan bagi pasien yang kambuh setelah
pengobatan interferon. Tingkat kekambuhan kurang dari 20% terjadi pada pasien
kambuh diobati dengan terapi kombinasi selama setahun. 11
Transplantasi adalah suatu pilihan bagi pasien dengan sirosis yang nyata
secara klinis pada stadium akhir penyakit hati. Namun, setelah transplantasi, hati
donor hampir selalu menjadi terinfeksi, dan risiko pengembangan menjadi sirosis
muncul kembali. 11
Pasien dengan hepatitis C kronis dan infeksi HIV bersamaan mungkin memiliki
program akselerasi penyakit HCV. Oleh karena itu, meskipun tidak ada terapi
HCV secara khusus disetujui untuk pasien koinfeksi dengan HIV, pasien tersebut
21
2.7 PENCEGAHAN
2.7.1 Hepatitis A
Menurut WHO, ada beberapa cara untuk mencegah penularan hepatitis A,
antara lain10 :
Hampir semua infeksi HAV menyebar dengan rute fekal-oral, maka
pencegahan dapat dilakukan dengan hygiene perorangan yang baik, standar
kualitas tinggi untuk persediaan air publik dan pembuangan limbah saniter, serta
sanitasi lingkungan yang baik.
Dalam rumah tangga, kebersihan pribadi yang baik, termasuk tangan
sering dan mencuci setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan,
merupakan tindakan penting untuk mengurangi risiko penularan dari individu
yang terinfeksi sebelum dan sesudah penyakit klinis mereka menjadi apparent.
Dalam bukunya, Wilson menambahkan pencegahan untuk hepatitis A, yaitu
dengan cara pemberian vaksin atau imunisasi. Ada dua jenis vaksin, yaitu11 :
Imunisasi pasif
Pasif (yaitu, antibodi) profilaksis untuk hepatitis A telah tersedia selama
bertahun-tahun. Serum imun globulin (ISG), dibuat dari plasma populasi umum,
memberi 80-90% perlindungan jika diberikan sebelum atau selama periode
inkubasi penyakit. Dalam beberapa kasus, infeksi terjadi, namun tidak muncul
gejala klinis dari hepatitis A.
Saat ini, ISG harus diberikan pada orang yang intensif kontak pasien
hepatitis A dan orang yang diketahui telah makan makanan mentah yang diolah
atau ditangani oleh individu yang terinfeksi. Begitu muncul gejala klinis, tuan
rumah sudah memproduksi antibodi. Orang dari daerah endemisitas rendah yang
melakukan perjalanan ke daerah-daerah dengan tingkat infeksi yang tinggi dapat
menerima ISG sebelum keberangkatan dan pada interval 3-4 bulan asalkan
potensial paparan berat terus berlanjut, tetapi imunisasi aktif adalah lebih baik.
Imunisasi aktif.
Untuk hepatitis A, vaksin dilemahkan hidup telah dievaluasi tetapi telah
menunjukkan imunogenisitas dan belum efektif bila diberikan secara oral.
Penggunaan vaksin ini lebih baik daripada pasif profilaksis bagi mereka yang
berkepanjangan atau berulang terpapar hepatitis A.
23
2.7.2 Hepatitis B
Beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah hepatitis B
antara lain :
Pemberian vaksinasi Hepatitis B adalah perlindungan terbaik. Pemberian
vaksinasi secar rutin direkomendasikan untuk semua orang usia 0-18 tahun,
bagi orang-orang dari segala usia yang berada dalam kelompok berisiko
terinfeksi HBV, dan untuk orang yang menginginkan perlindungan dari
hepatitis B.
Setiap wanita hamil, dia harus dites untuk hepatitis B, bayi yang lahir dari ibu
yang terinfeksi HBV harus diberikan HBIG (hepatitis B immune globulin)
dan vaksin dalam waktu 12 jam lahir.
Penggunaan kondom lateks dalam berhubungan seksual
Jangan berbagi peralatan pribadi yang mungkin terkena darah penderita,
seperti pisau cukur, sikat gigi, dan handuk.
Pertimbangkan risiko jika anda akan membuat tato atau menindik tubuh.
Anda mungkin terinfeksi jika alat atau pewarna tersebut terkontaminasi virus
hepatitis B.
Jangan mendonorkan darah, organ, atau jaringan jika anda positif memiliki
HBV.
Jangan menggunakan narkoba suntik
2.7.3 Hepatitis C
Strategi yang komprehensif untuk mencegah dan mengendalikan hepatitis
C virus (HCV) infeksi dan penyakit terkait HCV :
- Pemeriksaan dan pengujian darah, plasma, organ, jaringan, dan air mani donor
- Sterilisasi yang memadai seperti bahan dapat digunakan kembali atau instrumen
bedah gigi
- Pengurangan risiko dan layanan konseling
- Pengawasan terhadap jarum dan program pertukaran jarum suntik