Professional Documents
Culture Documents
Penyaji
Pembimbing
Bullying didefinisikan sebagai agresi berulang kali, oleh satu atau lebih
siswa (pelaku) untuk menyakiti siswa lainnya (korban) secara fisik, verbal atau
psikologis dimana korban tidak mampu untuk membela dirinya sendiri. Menggoda
seseorang dalam konteks pertemanan atau pertengkaran diantara dua siswa yang
M. B. Horrevorts, 2013)
mendapatkan posisi berkuasa dan dominan dalam suatu kelompok. Pelaku adalah
anak yang kuat, sehat, kompeten dalam mengenali emosi dan efektif dalam
memanipulasi yang lain. Pelaku dapat muncul dari keluarga yang terganggu dan
biasa menyimpang dalam berperilaku, namun mereka biasanya anak yang kuat dan
sehat yang tidak menunjukkan masalah mental maupun fisik. Korban mempunyai
resiko yang lebih dalam terkena masalah mental, termasuk depresi, cemas,
bunuh diri atau bunuh diri sempurna. Mereka juga sering menyendiri dan ditolak di
The Big Five Factor Model teori yang menonjol dalam dimensi
impulsif, permusuhan kepada orang lain, dan kurangnya kerjasama dan sensitivitas
mempunyai nilai Extraversion lebih kecil dan tinggi pada Neuroticism. Pelaku
menjabarkan sebagai kecenderungan untuk melihat orang lain sebagai target untuk
kuat untuk kesuksesan sosial. Empati yang kurang dan perilaku bermusuhan dari
individu yang mempunyai nilai lebih rendah pada keramahan dan kehati-hatian.
berlebihan yang sering, penggunaan zat lainnya, bulimia dan anorexia. Gangguan
tersebut sama seringnya pada pelaku dan korban, dan terutama lebih sering pada
Anak-anak yang puas akan jenis kelaminnya lebih sedikit menjadi korban.
Mereka yang tidak puas akan jenis kelaminnya (gender-dysphoric) lebih beresiko
menjadi pelaku sekaligus korban dan lebih signifikan pada laki-laki dibandingkan
merupakan suatu respons dari ketidakpuasan akan jenis kelamin sendiri, dan juga
suatu cara untuk menghadapi tekanan sosial untuk gender conformity. (Ral
Navarro, 2015)
Saat seorang anak terlibat dalam bully, polanya biasa menetap berbulan-
bulan atau bertahun-tahun bahkan ketika seorang anak pindah sekolah. Dalam
konteks ini, perpindahan sekolah berulang kali, terutama untuk mereka yang
perasaan akan 'kekalahan sosial'. Kekalahan sosial, terutama bila kronis, dapat
hidup, baik maupun buruk, dikarenakan oleh faktor yang tidak bisa dikontrol
seperti lingkungan, orang lain, atau makhluk yang lebih tinggi), keduanya dapat
masa kanak-kanak (seperti bullying dan emosi/ fisik/ psikologis/ pelecehan seksual
2013)
psikotik, dibandingkan anak yang tidak terlibat, sebagai pola perilaku antisosial
pada anak dan remaja awal telah ada sebelum onset dari skizofrenia. Korban biasa
tidak aman, menarik diri dan mempunyai gambaran negatif akan dirinya.
kepercayaan diri seseorang dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah. (Esther
M. B. Horrevorts, 2013)
umur 9-12 tahun lebih sering menjadi korban pada masa remaja tengah (umur 15
seperti pelaku, namun mempunyai masalah internal dan pandangan negatif akan
diri sendiri, seperti korban. Kepribadian mereka paling terganggu, karena mereka
merasa berkuasa namun disaat yang bersamaan terdapat berbagai karakter negatif.
Penting untuk para korban di kelas-kelas yang bully kurang sering terjadi
untuk mengontak sesama korban. Hal ini dapat memberikan mereka sokongan.
pikiran akan menyalahkan diri sendiri, gambaran negatif akan diri sendiri, dan
tingkat kepercayaan diri yang rendah, yang dapat menurunkan waham kejar
Ral Navarro, E. L. (2015). Gender Identity, Gender-Typed Personality Traits and School
Bullying: Victims, Bullies and Bully-Victims. Child Ind Res .