You are on page 1of 1

Motif Hias Parang Bolodewo

Nama : Sutirta Suryajaya

Kelas :5A

Sekolah : SDN Sukasari 1

Pola Parang Barong merupakan salah satu cikal bakal berkembangnya pola parang-parang
lainnya. Pola Parang Barong muncul kurang lebih pada abad ke XVI atau sebelum bardirinya kerajaan
Mataram Kartosuro. Kata Parang merupakan perubahan dari kata pereng atau tebing, yang juga
disebut lereng.

Karena penciptanya adalah raja pendiri kerajaan Mataram maka di lingkungan keraton pola
parang tersebut hanya diperkenankan dipakai oleh raja dan keturunannya, sehingga disebut dengan
Batik Larangan, untuk lingkungan keraton, motif ini tidak boleh dipakai oleh orang kebanyakan selain
Raja dan keturunannya.

Parang Barong biasa dikenakan oleh Sultan/ Raja sebagai kain kebesaran yang bermakna
kekuasaan serta kewibawaan seorang raja.

Pola Parang Barong merupakan modifikasi dari pola Parang Rusak dengan ukuran motif utama
berukuran 12-15 cm dengan penataan menerapkan ragam mlinjon berasal dari kata mlinjo (tanaman
mlinjo) merupakan simbol merakyat. Selain itu ujung ragam hias utamanya terdapat ragam hias
uceng, yang merupakan ragam hias uceng yaitu sliliran dari bunga mlinjo.

You might also like