You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN KARDIOMIOPATI

KONSEP DASAR KARDIOMIOPATI

1. Pengertian

Kardiomiopati adalah penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya (Jota, Shanta, 1996).

Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium secara primer dan bukan sebagai
akiba hipertensi, kelainan congenital, katup koroner, arterial dan perikardial. (Affandi Dedi, 1996
dan Winne Joshua, 2000).

Kardiomiopati berdasarkan klinik dibagi atas:

a. Kardiomiopati dilatasi

Adalah kardiomiopati yang ditandai dengan adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel
bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri dan statis darah dalam ventrikel.

b. Kardiomiopati Restriktif

Merupakan kelainan yang amat jarang dan sebabnya tidak diketahui. Tanda khas kardiomiopati
ini adalah adanya gangguan pada fungsi diastolik, dinding ventrikel sangat kaku dan
menghalangi pengisian ventrikel.

c. Kardiomiopati Hipertrofi

Merupakan penyakit yang ditandai dengan hipertrofi ventrikel kiri yang khas tanpa adanya
dilatasi ruang ventrikel dan tanpa penyebab yang jelas sebelumnya. Karena itu hipertrofi ini,
bukan sekunder karena penyakit sistemik atau kardiovaskuler seperti hipertensi atau stenosis
aorta yang memperberat beban ventrikel kiri.

2. Etiologi

a. Kardiomiopati Dilatasi

Etiologi kardiomiopati dilatasi tidak diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan ada
hubungannya dengan beberapa hal seperti pemakaian alkohol berlebihan, graviditas, hipertensi
sistemik, infeksi virus, kelainan autoimun, bahan kimia dan fisik. Individu yang mengkonsumsi
alkohol dalam jumlah besar lebih dari beberapa tahun dapat mengalami gambaran klinis yang
identik dengan kardiomiopati dilatasi. Alkoholik dengan gagal jantung yang lanjut mempunyai
prognosis buruk, terutama bila mereka meneruskan minum alkohol. Kurang dari pasien yang
dapat bertahan hidup sampai 3 tahun. Penyebab kardiomiopati dilatasi lain adalah kardiomiopati
peripatum, dilatasi jantung dan gagal jantung kongesti tanpa penyebab yang pasti serta dapat

1
timbul selama bulan akhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Penyakit
neuromuskuler juga merupakan penyebab kardiomiopati dilatasi. Keterlibatan jantung biasa
didapatkan pada banyak penyakit distrofi muskular yang ditunjukkan dengan adanya EKG yang
berbeda dan unik, ini terdiri dari gelombang R yang tinggi di daerah prekordial kanan dengan
rasio R / S lebih dari 1,0 dan sering disertai dengan gelombang Q yang dalam di daerah
ekstremitas dan perikardial lateral dan tidak ditemukan ada bentuk distrofi muskular lainnya.
Pengobatan juga dapat mengakibatkan kardiomiopati dilatasi seperti derivat antrasiklin,
khususnya doksorubisin (adriamnyan) yang diberikan dalam dosis tinggi (lebih dari 550 mg /
m2untuk doksorubisin) dapat menimbulkan gagal jantung yang fatal. Siklofosfamid dosis tinggi
dapat menimbulkan gagal jantung kongestif secara akut.

b. Kardiomiopati Restriktif

Etiologi penyakit ini tidak diketahui. Kardiomiopati sering ditemukan pada amiloidosis,
hemokromatis, defosit glikogen, fibrosis endomiokardial, eosinofilia, fibro-elastosis dan fibrosis
miokard dengan penyebab yang berbeda.

Fibrosis endomiokard merupakan penyakit progresif dengan penyebab yang tidak diketahui yang
sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda, ditandai dengan lesi fibrosis endokard
pada bagian aliran masuk dari ventrikel

c. Kardiomiopati hipertrofik

Etiologi kelainan ini tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor genetik, familiar, rangsangan
katekolamin, kelainan pembuluh darah koroner kecil. Kelainan yang menyebabkan iskemia
miokard, kelainan konduksi atrioventrikuler dan kelainan kolagen.

Anatomi Jantung
Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu di antara kedua paru-paru. Daerah di
pertengahan dada di antara kedua paru disebut sebagai mediastinum. Sebagian besar rongga
mediastinum ditempati oleh jantung, yang terbungkus dalam kantung fibrosa tipis yang disebut
perikardium. Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan dalam disebut
prikardium viseralis dan lapisan luarnya disebut pericardium parietalis. Kedua lapisan
perikardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan pada
gerakan memompa dari jantung itu sendiri. Perikardium peritalis melekat pada tulang dada di
sebelah depan, dan pada kolumna vertebralis di sebelah belakang, sedangkan ke bawah pada
bagian diafragma. Perikardium viseralis langsung melekat pada permukaan jantung. Jantung itu
sendiri terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar disebut epikardium, lapisan tengah merupakan
lapisan otot yang disebut miokardium, sedangkan lapisan terdalam yaitu lapisan endotel yang
disebut endokardium.
Ruangan jantung bagian atas(atrium) secara anatomi terpisah dari ruangan jantung sebelah

2
bawah(ventrikel) oleh suatu annulus fibrosus. Keempat katup jantung terletak dalam cincin ini.
Secara fungsional jantung dibagi menjadi alat pompa kanan dan alat pompa kiri, yang memompa
darah vena menuju sirkulasi paru-paru, dan darah bersih ke peredaran darah sistemik. Pembagian
fungsi ini mempermudah konseptualisasi dari urutan aliran darah secara anatomi: vena kava,
atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonalis, paru-paru, vena pulmonalis, atrium kiri, aorta,
arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena kava.
Jantung memiliki dua jenis katup jantung yaitu atrioventrikularis dan semilunaris. Katup jantung
memungkinkan darah mengalir hanya ke satu arah dalam jantung. Katup yang tersusun atas
bilah-bilah jaringan fibrosa, membuka dan menutup secara pasifsebagai respons terhadap
perubahan tekanan dan aliran darah.

4. Gejala Klinis

a. Kardiomiopati Dilatasi

Gejala klinis yang menonjol adalah gagal jantung kongestif, terutama yang kiri, berupa sesak
nafas saat bekerja, lelah, lemas, dapat disertai tanda-tanda emboli sistemik atau paru serta aritmia
, orthopnea, dispnea proksimal nokturnal, edema perifer, paltipasi berlangsung secara perlahan
pada sebagian besar pasien.

b. Kardiomiopati Restrikstif

Pada umumnya penderita mengalami kelemahan, sesak nafas, edema, asites serta hepatomegali
disertai nyeri. Tekanan vena jugularis meningkat dan dapat lebih meningkat dengan inspirasi
(tanda kusmaul). Bunyi jantung terdengar jauh dari biasanya serta ditemukan tanda-tanda gejala
penyakit sistemik seperti amiloidosis, hemokromatis.

c. Kardiomiopati Hipertrofik

Kardiomiopati simptomatik

Keluhan yang paling sering adalah dispnea, sebagian besar karena kekakuan dinding ventrikel
kiri yang meningkat dan yang mengganggu pengisian ventrikel dan mengakibatkan tekanan
diastolik ventrikel kiri dan atrium kiri meningkat. Gejala lainnya meliputi: angia pektoris,
kelelahan dan sinkop.

Kardiomiopati Hipertrofik

Asimtomatik

Tidak ada tanda dan gejala dan dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, sering terjadi pada anak-
anak dan orang dewasa muda dan dapat terjadi selama atau setelah beraktivitas.

3
5. Pemeriksaan Klinis

a. Kardiomiopati Dilatasi / Kongestif

Didapatkan berbagai tingkat pembesaran jantung dan tanda-tanda gagal jantung kongestif. Pada
tingkat lanjut, tekanan nadi kecil dan tekanan vena jugularis meningkat. Biasanya terdengar
bunyi S3 dan S4 serta dapat timbul regurgitasi tripuspid atau mitral.

b. Kardiomiopati Restriktif

Ditemukan adanya pembesaran jantung sedang. Terdengar bunyi jantung S3 atau S4 serta adanya
regurgitasi mitral atau tripuspid.

c. Kardiomipati Hipertrofik

Ditemukan pembesaran jantung ringan. Pada apeks teraba getaran sistolik bunyi S4 biasanya
terdengar. Terdengar bising sistolik yang mengeras pada tindakan falsafah.

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Dilatasi Restriktif Hipertrofi

Rontgen Pemeriksaan jantung Ringan. Ringan sampai sedang


sedang-besar (kar- terutama pembesaran
diomegali) terutama Hipertensi vena pul- atrium kiri.
ventrikel kiri monal.

Hipertensi vena pul-


monal.

EKG Kelainan ST-T Voltase rendah. Kelainan ST-T, hiper-trofi


ventrikel kiri, Q abnormal.
Sinus takikardia Defek konduksi

Aritmia atrial dan


ventrikel.

Echokardio- Hipertrofi septal- Penebalan dinding Hipetrofi septum asi-


gram asimetrik dilatasi dalam ventrikel kiri sistolik metris (ASH)
dan disfungsi ventrikel normal.
kiri. Gerakan katup mitral ke
muka saat sistolik (SAM)

Radio nuklir Dilatasi dan dis- Fungsi sistolik nor-mal Fungsi sistolik kuat
fungsi ventrikel kiri (RVG) (RVG, ASH, (RVG atau
T1)) ventrikel kiri ingeal

4
(RVG) Infiltrasi otot jan-tung atau normal.

Kateterisasi Dilatasi dan dis-fungsi Fungsi sistolik nor-mal Fungsi sistolik


ventrikel kiri. atau peningka-tan
tekanan pengi-sian Obstr. Saluran / aliran
Elevasi tekanan ven- kanan dan kiri. ventrikel kiri.
trikel kanan dan kiri.
Elevasi tekanan ven-trikel
Curang jantung me- kanan dan kiri.
nurun.

7. Penatalaksanaan

a. Medik

1) Kardiomiopati dilatasi

Obat-obatan

- Diuretik

- Digitalis

- Vasodilator

- Kartikosteroid

- Anti aritmika

- Anti koagulan

Transplantasi jantung

2) Kardiomiopati Restriktif

Obat-obatan

- Anti aritmia

- Kortikosteroid

- Imunosupresif.

5
Pemasangan alat pacu jantung

3) Kardiomiopati Hipertrofi

Obat-obatan

- Amiodarum

- Kalsiumantagonis, seperti verapamil & nifedipin

- Disopiramid

- Digitalis diuretik nitrat dan penyekat beta adrenergik

Operasi miotomi atau miektomi

b. Keperawatan

1) Pencegahan primer

- Anjurjkan klien untuk mengurangi konsumsi alkohol.

- Cegah proses infeksi

- Monitor terjadinya hipertensi sistemik

- Monitor keadaan wanita selama masa kehamilan

2) Pencegahan sekunder

- Monitor tanda awal dari gagal jantung kongestif.

- Evaluasi klien dengan disritmia.

3) Pencegahan tersier.

- Perhatikan petunjuk spesifik pemakaian obat

- Pertimbangkan untuk dilakukan transplantasi jantung

- Evaluasi pemberian terapi antikoagulasi untuk mengurangi embolisme sistemik.

8. Komplikasi

a. Fibrilasi atrial dengan trombus

b. Endokarditis infektif.

6
c. Gagal jantung kongestif.

PENYAKIT KATUP JANTUNG


Katup jantung atau klep jantung adalah istilah yang menyerupai gerbang atau pintu satu arah
yang terdapat pada jantung, tepatnya di antara empat ruangan pada jantung dan pembuluh darah.
Katup jantung berfungsi menjaga aliran darah yang berasal dari seluruh tubuh yang berada di
dalam jantung maupun yang keluar dari jantung berjalan dengan benar.

Ada empat katup jantung yang masing-masing terletak:

Di antara serambi (atrium) kanan dengan bilik (ventrikel) kanan, bernama katup
trikuspid.
Di antara serambi kiri dengan bilik kiri, bernama katup mitral.
Di antara bilik kanan dengan arteri pulmonaris (pembuluh yang membawa darah menuju
paru-paru untuk memperoleh oksigen), bernama katup pulmonal.
Di antara bilik kiri dengan aorta (pembuluh yang membawa darah berisi oksigen dari
jantung ke seluruh tubuh), bernama katup aorta.

Penyakit katup jantung adalah penyakit yang muncul akibat adanya kelainan atau gangguan pada
salah satu atau lebih dari keempat katup jantung di atas sehingga darah sulit mengalir ke ruangan
atau pembuluh darah selanjutnya, atau sebagian aliran berbalik ke area sebelumnya.

Penyebab Penyakit Katup Jantung

Katup jantung bekerja tiap kali jantung manusia berdetak. Katup mitral dan katup trikuspid
terbuka bersamaan dengan darah yang masuk ke dalam bilik jantung, kemudian kedua katup
menutup kembali. Bilik jantung kemudian memompa darah keluar melalui katup pulmonal dan
aorta yang kemudian menutup setelah darah keluar dari kedua bilik jantung. Mekanisme yang
berulang ini dapat terganggu ketika katup jantung tidak dapat bekerja dengan baik.

Ada dua gangguan utama pada katup jantung yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
seperti gagal jantung, yaitu:

Stenosis katup jantung, gangguan ini terjadi ketika katup jantung tidak dapat terbuka
dengan baik akibat katup yang menjadi kaku, menebal, atau saling menempel. Kondisi ini
membuat darah tidak dapat mengalir ke ruangan selanjutnya atau seluruh tubuh yang
kemudian memicu berbagai macam gejala penyakit jantung pada penderitanya. Keadaan
ini dapat terjadi pada keempat katup jantung sehingga penyakitnya dinamakan mengikuti
nama katup jantung yang terkena gangguan, seperti stenosis katup trikuspid.
Insufisiensi katup jantung atau regurgitasi, umumnya dikenal dengan istilah katup
jantung bocor, adalah kondisi katup jantung yang tidak dapat menutup dengan baik atau
tidak kembali ke posisi semula. Kondisi ini membuat darah mengalir kembali ke ruangan

7
jantung sebelumnya sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah darah yang dialirkan
ke seluruh tubuh. Keadaan ini juga dapat terjadi pada keempat katup jantung seperti
halnya pada gangguan stenosis katup jantung yang dapat memicu kerusakan otot jantung.

Beberapa penyebab munculnya penyakit katup jantung pada seseorang kadang tidak dapat
diketahui dan terkadang merupakan akibat dari penyakit lain, seperti sifilis, penyakit jaringan
ikat, tekanan darah tinggi, kardiomiopati, serangan jantung, penyakit arteri koroner, tumor,
radiasi, obat-obatan tertentu, dan aneurisma aorta.

Penyebab lain juga termasuk kelainan pada katup jantung adalah penyakit bawaan, yaitu
penyakit katup jantung kongenital. Pada kondisi ini katup dapat memiliki bentuk dan ukuran
daun katup yang tidak normal, ataupun tidak menempel dengan benar. Pada bicuspid aortic valve
disease, jumlah daun katup jantung hanya terdiri dari dua katup dan bukannya tiga. Kondisi ini
mengakibatkan katup tidak dapat membuka atau menutup dengan baik.

Selain itu, penyakit katup jantung dapat disebabkan oleh:

rheumatic fever, yaitu infeksi bakteri pada katup jantung yang menyebabkan peradangan
dan umumnya menyerang anak-anak.
endocarditis. Kondisi ini dapat menyebabkan lubang pada katup jantung dan jaringan
parut yang disebabkan oleh bakteri. Endocarditis disebabkan oleh masuknya bakteri ke
dalam aliran darah, umumnya masuk melalui prosedur operasi, prosedur pemeriksaan
gigi, infeksi berat, dan penyalahgunaan obat melalui metode suntikan.

Ada pula kondisi yang dinamakan mitral valve prolapse (MVP), yaitu salah satu kelainan paling
umum pada katup jantung, menyebabkan kebocoran pada katup serta jaringan yang menjadi
renggang dan longgar. Kondisi ini terkait dengan riwayat keluarga atau terkait dengan penyakit
jaringan ikat. Pada kondisi ini katup jantung menjadi mudah terhempas ke serambi kiri ketika
jantung berkontraksi. Pada sebagian besar kasus tidak membutuhkan penanganan khusus.

Gejala Penyakit Katup Jantung

Katup jantung berperan menjaga lancarnya aliran darah dalam jantung. Makin lebar maupun
makin sempitnya celah antara katup dapat meningkatkan tekanan pada jantung yang berarti harus
memompa lebih kuat. Kondisi ini menimbulkan gejala-gejala yang harus diwaspadai seperti:

- Kesulitan mengambil napas

- Tekanan pada bagian dada terutama saat sedang beraktivitas

- Pusing

- Kelelahan

- Detak jantung tidak beraturan atau tidak normal

8
- Penambahan berat badan

- Pingsan

- Edema (pembengkakan berlebih di bagian kaki, daerah perut, atau pergelangan kaki sebagai
akibat tersumbatnya cairan)

Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala serupa untuk mendapatkan diagnosis dan
penanganan yang sesuai. Gejala yang dirasakan dapat menunjukkan jenis gangguan yang dialami
jantung ataupun sebaliknya sehingga penting untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Diagnosis Penyakit Katup Jantung

Penyakit katup jantung dapat didiagnosis berdasarkan gejala yang muncul dan setelah pasien
menjalani tes fisik yang serupa dengan pemeriksaan pada penderita penyakit jantung.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mendengarkan murmur jantung (suara jantung yang
terdengar seperti desiran), aliran darah yang melewati katup jantung, serta paru-paru untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan terhadap penyebab jantung tidak dapat bekerja dengan
baik. Irama jantung yang tidak beraturan, jumlah cairan, dan ukuran jantung dapat berdampak
kepada keadaan serta fungsi jantung maupun katup jantung.

Setelahnya, pemeriksaan ekokardiografi dan angiografi koroner, atau kateterisasi jantung, dapat
dilakukan untuk memeriksa struktur dan fungsi jantung pasien. Sebuah tes bernama
ekokardiografi transoesophageal (TEE) juga mungkin dilakukan untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas dari katup jantung.

Pengobatan Penyakit Katup Jantung

Beberapa jenis obat yang mungkin diterapkan pada penderita penyakit jantung, di antaranya:

Obat-obatan diuretik, yaitu golongan obat yang berfungsi meredakan gejala gagal jantung
dengan cara mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam aliran darah dan jaringan tubuh.

Beta blockers, yaitu jenis obat yang dapat membantu meringankan kerja jantung dengan cara
membuatnya bekerja atau berdetak lebih lambat.

Anticoagulant, yaitu obat yang akan memperlambat proses pembekuan darah agar tidak terjadi
pembekuan darah pada katup jantung.

Obat-obatan antiaritmia, yaitu obat-obatan yang dapat mengontrol irama detak jantung.

Obat-obatan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), termasuk golongan obat


vasodilator yang dapat mengatasi kondisi gagal jantung dan tekanan darah tinggi.

Vasodilators, yaitu golongan obat-obatan yang berfungsi meringankan kerja jantung dan
mengatur aliran darah agar tidak berbalik kembali.

9
Pada beberapa kasus, penderita dapat mengonsumsi obat-obatan ini sepanjang hidup mereka.
Pengobatan penyakit katup jantung juga dapat ditempuh melalui prosedur operasi serta beberapa
prosedur lainnya.

Prosedur operasi dapat memperbaiki atau mengganti katup jantung dengan metode operasi katup
jantung tradisional, prosedur valvuloplasty pembuluh darah, dan operasi katup jantung invasif
minimal. Proses pengobatan yang berbeda-beda ini bertujuan melindungi katup jantung dari
kerusakan lebih lanjut, meredakan gejala, dan memperbaiki atau mengganti katup yang tidak
dapat berfungsi dengan baik. Kenali obat-obatan Anda dan bawalah selalu informasi terkait
penyakit yang diderita bersama Anda.

Pencegahan Penyakit Katup Jantung

Karena penyakit katup jantung dapat disebabkan oleh demam rematik, waspadai gejala-gejala
yang mungkin muncul, seperti infeksi pada streptokokus tenggorokan. Infeksi ini bisa
menyebabkan demam, radang tenggorokan, dan terdapatnya bercak putih pada amandel. Segera
temui dokter jika Anda mengalami gejala ini untuk mendapatkan pengobatan seketika agar
mencegah munculnya penyakit katup jantung.

Mulailah menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga dan diet makanan yang baik bagi
kesehatan jantung. Pengobatan yang berfungsi untuk mencegah serangan jantung, hipertensi,
menurunkan level kolesterol, dan gagal jantung dapat membantu mengurangi risiko penyakit
katup jantung.

Bagi penderita penyakit katup jantung memiliki risiko terkena infeksi endokarditis jika tidak
menjaga kesehatan gigi dan gusi dengan baik. Bakteri penyebab infeksi dapat masuk ke darah
melalui prosedur pemeriksaan gigi yang bermasalah. Dengan demikian penderita penyakit katup
jantung disarankan untuk melakukan kunjungan kesehatan rutin ke dokter gigi selain kunjungan
ke dokter yang menangani penyakit ini. Konsultasikan bersama dokter mengenai kondisi yang
diderita sebelum penderita penyakit katup jantung melalui perawatan penyakit lain agar
mendapatkan penanganan yang sesuai. Pastikan penderita mengonsumsi obat-obatan yang
diresepkan dan perhatikan juga obat-obatan lain yang harus dikonsumsi bersamaan dengan
perawatan ini.

Selain kesehatan gigi dan gusi, penderita penyakit katup jantung yang sedang atau pernah
melalui perawatan dapat menginformasikan orang-orang di sekitarnya mengenai penyakit ini.
Temui dokter jika Anda merasakan atau mengalami gejala penyakit katup jantung, seperti
demam, merasa sakit di seluruh tubuh, dan radang tenggorokan.

10
ASUHAN KERPERAWATAN KELAINAN KATUP JANTUNG
A. KONSEP DASAR
Bila salah satu katup jantung tidak terbuka atau tertutup dengan baik maka akan mempengaruhi
aliran darah. Bila katup tidak dapat membuka secara sempurna (biasanya karena stenosis),
akibatnya aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Bila katup tidak dapat menutup
secara sempurna darah akan mengalami kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau
insufisiensi.
Kelainan katup mitral dibagi menjadi beberapa kategori berikut:

Sindrom prolaps katup mitralis


Stenosis katup mitralis
Insufisiensi katup mitralis (regurgitasi)
Kelainan katup aorta dikategorikan sebagai berikut:
Stenosis katup aorta
Insufisiensi katup aorta (regurgitasi)

SINDROM PROLAPS KATUP MITRALIS (MVP)

1. Definisi
Sindrom prolaps katup mitralis adalah disfungsi bilah-bilah katup mitralis yang tidak dapat
menutup dengan sempurna dan mengakibatkan regurgitasi, sehingga darah merembes dari
ventrikel kiri ke atrium kiri.

2. Manifestasi Klinik
Banyak orang yang mempunyai sindrom ini tapi tidak menunjukkan gejala. Terkadang gejala
pertama kali ditemukan pada saat pemeriksaan fisik jantung, dengan ditemukannya bunyi
jantung tambahan yang dikenal sebagai mitral click. Adanya klik merupakan tanda awal bahwa
jaringan katup menggelembung ke atrium kiri dan telah terjadi gangguan aliran darah. Mitral klik
dapat berubah menjadi murmur seiring dengan semakin tidak berfungsinya bilah-bilah katup.
Dengan berkembangnya proses penyakit, bunyi murmur menjadi tanda terjadinya regurgitasi
mitral (aliran balik darah). Prolaps katup mitral terjadi lebih sering pada wanita dibanding pria.

3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis ditujukan untuk mengontrol gejala yang terjadi. Beberapa pasien
mengalami disritmia yang mengganggu dan memerlukan antidisritmia, sedangkan yang lain
mengalami gagal jantung ringan dan memerlukan terapi. Pada tahap lanjut, penggantian katup
mungkin diperlukan.
Pasien dengan sindrom ini perlu diberi penyuluhan mengenai pentingnya terapi profilaksis
antibiotik sebelum menjalani prosedur invasif (mis: perawatan gigi prosedur genitouriner atau
gastrointestinal, terapi IV yang dapat menyebabkan masuknya bahan infeksius ke dalam sistem

11
tubuh. Apabila klien merasa ragu mengenai faktor risiko dan perlunya antibiotika, maka anjurkan
untuk berkonsultasi dengan dokter.

STENOSIS KATUP MITRALIS (SM)

1. Definisi
Stenosis katup mitralis adalah penyempitan lubang katup antara atrium kiri dan ventrikel kiri.

2. Etiologi
Stenosis katup mitralis biasanya disebabkan oleh pembentukan jaringan parut setelah demam
rematik atau infeksi jantung lainnya.

3. Patofisiologi
Stenosis mitral terjadi karena adanya fibrosis dan fusi komisura katup mitral pada waktu fase
penyembuhan demam reumatik. Terbentuknya sekat jaringan ikat tanpa pengapuran
mengakibatkan lubang katup mitral pada waktu diastolik lebih kecil dari normal.
Berkurangnya luas efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya daya alir katup mitral. Hal
ini akan meningkatkan tekanan di ruang atrium kiri, sehingga timbul perbedaan tekanan antara
atrium kiri dan ventrikel kiri waktu diastolik. Jika peningkatan tekanan ini tidak berhasil
mengalirkan jumlah darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, akan terjadi
bendungan pada atrium kiri dan selanjutnya akan menyebabkan bendungan vena dan kapiler
paru. Bendungan ini akan menyebabkan terjadinya sembab interstisial kemudian mungkin terjadi
sembab alveolar. Pecahnya vena bronkialis akan menyebabkan hemoptisis.
Pada tahap selanjutnya tekanan arteri pulmonal akan meningkat, kemudian terjadi pelebaran
ventrikel kanan dan insufisiensi pada katup trikuspid atau pulmonal. Akhirnya vena-vena
sistemik akan mengalami bendungan pula. Bendungan hati yang berlangsung lama akan
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Kompensasi pertama tubuh untuk menaikkan curah jantung adalah takikardi. Tetapi kompensasi
ini tidak selamanya menambah curah jantung karena pada tingkat tertentu akan mengurangi masa
pengisian diastolik. Regangan pada otot-otot atrium dapat menyebabkan gangguan elektris
sehingga terjadi fibrilasi atrium. Hal ini akan mengganggu pengisian ventrikel dari atrium dan
memudahkan pembentukan trombus di atrium kiri.

4. Manifestasi Klinik

Gambaran klinis mungkin tidak ada atau sebaliknya parah, bergantung pada tingkat stenosis.

Dapat terjadi kongesti paru, dengan tanda-tanda dispnu (sesak napas) dan hipertensi paru.

Dapat terjadi rasa bergoyang dan kelelahan akibat penurunan pengeluaran ventrikel kiri.
Kecepatan denyut jantung mungkin meningkat akibat rangsangan simpatis.

Dapat terjadi hipertrofi atrium kiri sehingga timbul disritmia atrium dan gagal jantung kanan.

12
5. Pemeriksaan Penunjang

Dapat terdengar murmur jantung sistolik sewaktu darah masuk melalui orifisium yang
menyempit.

Dapat digunakan ekokardiografi untuk mendiagnosis struktur dan gerakan katup yang abnormal.

6. Penatalaksanaan
Terapi antibiotik diberikan untuk mencegah berulangnya infeksi. Penatalaksanaan gagal jantung
kongesti adalah dengan memberikan kardiotonikum dan diuretik. Intervensi bedah meliputi
komisurotomi untuk membuka atau menyobek komisura katup mitral yang lengket atau
mengganti katup mitral dengan katup protesa. Pada beberapa kasus dimana pembedahan
merupakan kontraindikasi dan terapi medis tidak mampu menghasilkan hasil yang diharapkan,
maka dapat dilakukan valvuloplasti transluminal perkutan untuk mengurangi beberapa gejala.

INSUFISIENSI KATUP MITRALIS (REGURGITASI) (IM)

1. Definisi
Insufisiensi katup mitralis (regurgitasi) adalah kembalinya darah ke atrium kiri dari ventrikel kiri
melalui katup mitralis, yang terutama terjadi sewaktu ventrikel berkontraksi.

2. Etiologi
Insufisiensi mitralis terjadi akibat katup mitralis yang inkompeten. Katup mitralis gagal menutup
sempurna sewaktu sistol ventrikel dimulai. Regurgitasi katup mitralis biasanya disebabkan oleh
demam rematik, infeksi bakteri lainnya pada jantung, atau ruptur katup pada penyakit arteri
koroner.

3. Patofisiologi
Insufisiensi mitral akibat reumatik terjadi karena katup tidak bisa menutup sempurna waktu
sistolik. Perubahan pada katup meliputi klasifikasi, penebalan, dan distorsi daun katup. Hal ini
mengakibatkan koaptasi yang tidak sempurna waktu sistolik. Selain pemendekan korda tendinea
mengakibatkan katup tertarik ke ventrikel, terutama bagian posterior, dapat juga terjadi dilatasi
anulus atau ruptur korda tendinea. Selama fase sistolik, terjadi aliran regurgitasi ke atrium kiri,
mengakibatkan gelombang V yang tinggi di atrium kiri, sedangkan aliran ke aorta berkurang.
Pada saat diastolik, darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel. Darah tersebut selain yang
berasal dari paru-paru melalui vena pulmonalis, juga terdapat darah regurgitan dari ventrikel kiri
waktu sistolik sebelumnya. Ventrikel kiri cepat distensi, apeks bergerak ke bawah secara
mendadak, menarik katup, korda, dan otot papilaris. Hal ini menimbulkan vibrasi membentuk
bunyi jantung ketiga. Pada insufisiensi mitral kronik, regurgitasi sistolik ke atrium kiri dan vena-
vena pulmonalis dapat ditoleransi tanpa meningkatnya tekanan baji dan aorta pulmonal.

13
4. Manifestasi Klinik

Gambaran klinis mungkin tidak ada atau sebaliknya parah, bergantung pada tingkat regurgitasi.

Dapat terjadi kongesti paru, dengan tanda-tanda dispnu dan hipertensi pulmonaris, apabila darah
kembali ke sistem vaskular paru.

Penurunan curah jantung akibat penurunan volume sekuncup dapat menyebabkan rasa bergoyang
dan kelelahan. Kecepatan denyut jantung mungkin meningkat akibat perangsangan simpatis.

Hipertrofi ventrikel kiri dan atrium kiri dapat terjadi, sehingga timbul gagal jantung kongestif.

5. Pemeriksaan Penunjang

Murmur jantung sistolik dapat didengar pada saat darah mendorong dengan kuat melewati katup.

Ekokardiografi dapat digunakan untuk mendiagnosa adanya struktur dan gerakan katup yang
abnormal.

6. Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik untuk mencegah reaktivasi reumatik dan timbulnya endokarditis infektif.
Intervensi bedah meliputi penggantian katup mitral.

STENOSIS KATUP AORTA (SA)

1. Definisi
Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen katup di antara ventrikel kiri dan aorta.

2. Etiologi
Stenosis dapat disebabkan kelainan kongenital seperti aorta bikuspid dengan lubang kecil dan
katup aorta unikuspid, yang biasanya menimbulkan gejala dini. Pada orang tua, penyakit jantung
reumatik dan perkapuran merupakan penyebab tersering.

3. Patofisiologi
Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan tahanan dan perbedaan
tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan aorta. Peningkatan tekanan ventrikel kiri
menghasilkan beban tekanan yang berlebihan pada ventrikel kiri, yang diatasi dengan
meningkatkan ketebalan dinding ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel). Pelebaran ruang ventrikel
kiri terjadi sampai kontraktilitas miokard menurun. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat. Kontraksi atrium menambah volume darah diastolik ventrikel kiri. Hal ini akan
mengakibatkan pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel kiri yang terus menerus akan
menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan kontraktilitas miokard. Iskemia miokard
timbul akibat kurangnya aliran darah koroner ke miokard yang hipertrofi.

14
4. Manifestasi Klinik

Gambaran klinis dapat parah atau tidak muncul sama sekali, tergantung dari derajat stenosis.

Kongesti paru, disertai tanda-tanda dispnea dan hipertensi pulmonal, dapat terjadi jika aliran
balik darah mencapai sistem vaskular paru.

Pusing dan kelemahan dapat terjadi akibat menurunnya curah jantung dan isi sekuncup.
Frekuensi jantung meningkat melalui rangsangan simpatis.

Hipertrofi ventrikel kiri dapat berkembang menjadi gagal jantung kongestif.

5. Pemeriksaan Penunjang

Murmur jantung sistolik terdengar seperti aliran darah yang dipaksa masuk melalui lumen yang
sempit.

Ekokardiografi dapat digunakan untuk mendiagnosa struktur dan gerakan katup abnormal.

6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang sesuai untuk stenosis aorta adalah penggantian katup aorta secara bedah.
Terdapat risiko kematian mendadak pada pasien yang diobati saja tanpa tindakan bedah.
Keadaan yang tak dikoreksi tersebut dapat menyebabkan gagal jantung permanen yang tidak
berespons terhadap terapi medis.

INSUFISIENSI KATUP AORTA (REGURGITASI) (IA)

1. Definisi
Insufisiensi katup aorta (regurgitasi) adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta selama
diastol.

2. Etiologi
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katup dan pangkal aorta juga
bisa menimbulkan insufisiensi aorta. Pada insufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi
daun-daun katup, dengan atau tanpa klasifikasi, yang umumnya merupakan sekuele dari demam
reumatik.

3. Patofisiologi
Insufisiensi kronik mengakibatkan peningkatan secara bertahap dari volume akhir diastolik
ventrikel kiri. Akibat beban volume ini, jantung melakukan penyesuaian dengan mengadakan
pelebaran dinding ventrikel kiri. Curah sekuncup ventrikel kiri juga meningkat. Kompensasi
yang terjadi berupa hipertrofi ventrikel kiri yang bisa menormalkan tekanan dinding sistolik.
Pada tahap kronik, faktor miokard primer atau lesi sekunder seperti penyakit koroner dapat
menurunkan kontraktilitas miokard ventrikel kiri dan menimbulkan peningkatan volume
diastolik akhir serta penurunan fraksi ejeksi. Selanjutnya dapat meningkatkan tekanan atrium kiri

15
dan hipertensi vena pulmonal.
Perubahan hemodinamik keadaan akut dapat dibedakan dengan keadaan kronik. Kerusakan akut
timbul pada pasien tanpa riwayat insufisiensi sebelumnya. Ventrikel kiri tidak punya cukup
waktu untuk beradaptasi terhadap insufisiensi aorta. Peningkatan secara tiba-tiba dari tekanan
diastolik akhir ventrikel kiri bisa timbul dengan sedikit dilatasi ventrikel.

4. Manifestasi Klinik

Dapat diukur melebarnya tekanan paru.

Biasanya terdapat denyut karotis dan perifer yang hiperkinetik (sangat kuat).

Dapat timbul gejala-gejala gagal jantung.

5. Pemeriksaan Penunjang

Sering terdengar murmur jantung diastolik bernada tinggi.

Dapat digunakan ekokardiografi untuk mendiagnosis struktur dan gerakan katup yang abnormal.

6. Penatalaksanaan
Penggantian katup aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang tepat untuk penggantian
katup masih kontroversial. Pembedahan dianjurkan pada semua pasien dengan hipertrofi
ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknya gejala lain. Bila pasien mengalami gejala
gagal jantung kongestif, harus diberikan penatalaksanaan medis sampai dilakukannya
pembedahan.

16

You might also like