Professional Documents
Culture Documents
ASME V
1. Visual Examination
2. Liquid Penetrant Examination
3. Magnetic Particle Examination
4. Ultrasonic Examination
5. Eddy Current Examination
6. Radiographic Examination
7. Acoustic Emission Examination
Email : dikiyuniks@gmail.com
1 Universitas Sriwijaya
2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sriwijaya
3
8. Visual Examination
9. Liquid Penetrant Examination
10. Magnetic Particle Examination
11. Ultrasonic Examination
12. Eddy Current Examination
13. Radiographic Examination
14. Acoustic Emission Examination
Universitas Sriwijaya
4
(a) Cermin, untuk pengamatan normal menggunakan cermin datar, dan untuk
pembesaran lebih dapat menggunkan cermin permukaan cekung.
(b) Kaca pembesar standar (pembesaran 2-3x).
(c) Kaca pembesar khusus, dengan akurasi deteksi yang lebih baik (pembesaran
5-10x.)
(d) Inspection glass, (pembesaran 5-10x).
(e) Borescope atau intrascope (pembesaran 2-3x)
Visual Examination merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT
(Non-Destructive Test) biasanya metode ini menjadi langkah yang pertama kali
diambil dalam NDT. Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak
permukaan dan korosi dengan bantuan instrument optik,crack yang berada
dipermukaan material dapat diketahui.Visual Inspection adalah metode inspeksi
yang paling dasar dan umum digunakan di dunia industri. Peralatan dalam Visual
Inspection, diantaranya: fiberscopes, borescopes, kacamata pembesar dan cermin,
video dengan zoom dalam pemeriksaan vessel, tangki besar dan kapal, gerbong
Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
industri, alat-alat visual optic ini dibangun dengan disertai sistem serat optik
dengan lapisan baja fleksibel. Diameter dan panjang flexiscopes biasanya
disesuaikan tergantung kebutuhan. Pemilihan instrumen visual terutama
bergantung pada faktor-faktor seperti geometri objek dan akses,ukuran cacat yang
diharapkan dan persyaratan resolusi.
Kelima elemen dasar dalam tes visual adalah benda uji, inspektur,
instrumen optik, iluminasi dan rekaman. Masing-masing elemen berinteraksi
dengan yang lain dan mempengaruhi hasil tes. Jarak objektif, ukuran objek,
ukuran diskontinuitas, reflektifitas, ukuran port masuk, ketebalan objek dan arah
pandang adalah aspek penting dari objek uji yang mempengaruhi uji visual.
Reflektifitas adalah faktor lain yang mempengaruhi iluminasi. Permukaan gelap
seperti yang dilapisi deposit karbon memerlukan tingkat iluminasi yang lebih
tinggi daripada permukaan ringan.
Teknik visual adalah teknik NDT yang paling sederhana, cepat, dan
banyak digunakan untuk pemeriksaan permukaan material (McIntire P dan Moore
P O 1996). Teknik visual juga digunakan untuk memverifikasi adanya atau tidak
adanya retakan, korosi dan bentuk degradasi bahan pada saat proses inspeksi.
Pengujian visual dilakukan sesuai dengan kode, standar, spesifikasi dan prosedur
yang berlaku. Misalnya, pengujian visual terhadap bejana reaktor nuklir dan
komponen internalnya dilakukan sesuai dengan peraturan program uji perbaikan
pabrik dan persyaratan khusus dari badan pengatur misalnya American nuclear
regulatory commission. Sebagian besar pengujian NDT berada pada pengawasan
dan standar ASME yang merupakan bagian dari program inspeksi
perbaikan.Sebagai contoh, pada section XI merekomendasikan pengujian visual
untuk pemeriksaan kondisi komponen, komponen atau permukaan, untuk
identifikasi kebocoran dan untuk pemeriksaan kondisi mekanis dan struktural.
Section ini juga memberikan prosedur uji terperinci. Personal berkualifikasi
diwajibkan untuk melakukan tes visual ini.
Dalam kebanyakan kasus, ditentukan bahwa permukaan uji harus bebas dari terak,
kotoran, minyak, kotoran las atau kontaminan lainnya. Sebelum pengujian visual,
inspector biasanya diberi tes ketajaman penglihatan dan tes buta warna ,tes rabun
Universitas Sriwijaya
7
yang diperiksa untuk setiap mata dan untuk kedua mata. Demikian pula, sudut
pandang mata sangat penting selama pengujian visual, terutama bila informasi
kuantitatif dapat diperoleh.Seorang inspector harus memahami sudut pandang
mata dalam proses visual examination dan juga periode waktu saat pemeriksaan,
Sudut pandang tidak boleh lebih dari 45 dari mata yang normal .dan juga periode
waktu di mana inspektur manusia diizinkan untuk bekerja biasanya dibatasi
sekitar 2 jam secara terus menerus untuk menghindari kesalahan mengenai
keakuratan dan kerusakan visual.
Universitas Sriwijaya
8
dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal
dibersihkan dengan penerapan developer.
Diskontinuitas yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah
diskontinyuitas yang bersifat terbuka ke permukaan dengan prinsip kapilaritas
seperti pada gambar . Deteksi diskontinuitas dengan cara ini tidak terbatas pada
ukuran, bentuk arah diskontinyuitas, struktur bahan maupun komposisinya. Liquid
penetrant dapat meresap kedalam celah diskontinyuitas yang sangat kecil.
Pengujian penetrant tidak dapat mendeteksi kedalaman dari diskontinuitas. Proses
ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan permukaan (surface cracks),
kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan bahan, dll. Penggunaan uji liquid
penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan non ferrous saja tetapi juga pada
keramik, plastik, gelas, dan benda-benda hasil powder metalurgi.
Kelemahan dari metode ini antara lain adalah bahwa metode ini hanya bisa
diterapkan pada permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan pada
komponen dengan permukaan kasar, berpelapis, atau berpori. Adapun tahapan
lebih jelasnya adalah sebagai berikut :
Universitas Sriwijaya
9
3. Dwell Time: penetrant yang tersisa di permukaan selama waktu yang cukup
dapat memungkinkan penetrant
untuk menarik atau meresap ke cacat.
Waktu bervariasi tergantung pada
aplikasi, bahan penetrant yang
digunakan, bahan yang di uji, bentuk
material yang diperiksa, dan jenis
diskontinuitas yang diperiksa. Waktu minimum biasanya berkisar dari lima
sampai 60 menit. Secara umum, tidak ada salahnya menggunakan waktu lebih
lama lagi selama penetrant tidak dibiarkan kering. Waktu yang ideal sering
ditentukan oleh eksperimen dan mungkin sangat spesifik untuk aplikasi
tertentu.
4. Excess Penetrant Removal :Ini
adalah bagian yang paling penting
dari prosedur pemeriksaan
dikarenakan kelebihan penetrant
harus dihilangkan dari permukaan
sampel sehingga dapat
memperlihatkan cacat. Proses ini Tergantung pada sistem penetrant yang
digunakan, langkah ini mungkin melibatkan pembersihan dengan pelarut,
pembilasan langsung dengan air, atau di aplikasikan dengan emulsifier dan
kemudian membilasnya kembali dengan air.
5. Application Developer: Material
yang telah di bersikan selanjutnya di
beri bahan develover,hal ini
mengakibatkan penetrant yan sudah
berada di dalam keretakan timbul
kembali sehingga keretakan dapat
terlihat.
6. Inspeksi atau finding indication: Setelah development terjadi, pemeriksaan
permukaan dilaksanakan dibawah cahaya yang cukup atau ultraviolet,
Universitas Sriwijaya
10
Kemampuan penetrasi
1. kemampuan penetrasi tergantung pada tegangan permukaan dan sudut
kontak cairan penetrant
2. kekuatan pembasahan adalah kemampuan penetrant untuk menyebar di atas
permukaan yang padat.
Universitas Sriwijaya
11
Gambar 3.4. Sudut kontak dalam pemberian penetrant pada material uji
Universitas Sriwijaya
12
Universitas Sriwijaya
13
- WATER WASHABLE
TYPE II - DRY (Not Recommended)
VISIBLE - POST EMULSIFABLE - WW:WATER
- WET AQUEOS
- SOLVENT REMOVABLE - PE:WATER
WATER SOLUBLE
- SR:SOLVENT
WATER SUSPANDABLE
Halogenated
- WET NON AQUEOS I
NonHalogenated
Universitas Sriwijaya
14
Penetrant dapat dikategorikan lebih lanjut dengan proses yang digunakan untuk
menghilangkan kelebihan penetrant dari spesimen.
Universitas Sriwijaya
15
Gambar 3.5. langkah-langkah dalam tes penetrant yang dapat dicuci dengan air
(Water Washable Penetrants )
Universitas Sriwijaya
16
Post Emulsifable penetrants (PE) adalah penetrant yang tidak larut dalam
air. Penetrant ini tidak mengandung zat pengemulsi. Penembus penetrant harus
di beri dengan zat pengemulsi sebelum bisa dilepaskan dengan cara di bilas atau
di cuci air. Postemulsifier system ini digunakn untuk mendeteksi retakan-retakan
yang sangat kecil. Sehingga penetrant yang digunakan tidak bisa dibasuh dengan
air.
Metode ini dilakukan dengan melarutkan penetrant dengan oli, kemudian
dengan membubuhkan emulsifier agar penetrant yang tertinggal tidak larut dalam
air. Sehingga ketika dibasuh dengan air penetrant yang tertinggal pada retakan
yang dangkal tidak ikut terbasuh. Penetrant PE membutuhkan dua langkah
penghapusan. excess penetrant dilepas dengan mengoleskan emulsifier terpisah
untuk membuat penetrant bisa dicuci dengan air Pengemulsi biasanya
diaplikasikan dengan mencelupkan, menyemprotkan, atau di alirkan.
Universitas Sriwijaya
17
Universitas Sriwijaya
18
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
III.1.2.5 Cleaner
Penghilang (Pelarut) dirancang untuk digunakan bersamaan dengan
penetrant tertentu Bahan pengujian penetran bisa digunakan dalam berbagai
kombinasi. Sebagian besar bahan tersedia dalam kaleng semprot bertekanan atau
Universitas Sriwijaya
22
Dalam uji ini material dapat dinyatakan memiliki cacat yang harus direject
apabila material tersebut secara umum memiliki ukuran cacat yang lebih dari
1,6mm. dan material tersebut dapat diterima apabila permukaannya bebas dari:
1. Linier indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi linier apabila pada cacat tersebut
memiliki panjang lebih dari 3 kali lebarnya.
2. Rounded indication
Suatu cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila pada cacat tersebut
memili panjang kurang dari 3 kali lebarnya.
a) Material tersebut akan direject apabila memiliki panjang atau lebar
indikasi lingkaran lebih dari 4,8 mm.
b) Material tersebut akan direject apabila memiliki 4 atau lebih indikasi
lingkaran yang tersusun dalam satu baris, dengan jarak antara indikasi
lingkaran kurang dari 1,6 mm.
Maka, apabila permukaan suatu material bebas dari kedua indikasi yang telah
disebutkan di atas, material tersebut dapat diterima. ( ASME SECTION V
ARTIKEL 6 )
Universitas Sriwijaya
23
Keterbatasan beberapa materi (logam dan bukan logam, magnet dan bukan
magnetik, dan bahan konduktif dan non conductive dapat diperiksa).
Pemeriksaannya cepat terhadap volume dan luasan yang luas.
Cocok untuk bagian dengan bentuk yang kompleks.
Indikasi diproduksi langsung pada permukaan bagian dan merupakan
representasi visual dari cacat.
Portable (bahannya tersedia dalam kaleng semprot aerosol).
Biaya rendah (bahan dan peralatan yang terkait relatif murah).
Kerugian :
Hanya permukaan yang terdapat cacat saja yang dapat dideteksi.
Hanya bahan dengan permukaan yang relatif tidak keropos dapat diperiksa.
Pra-pembersih sangat penting karena kontaminan dapat menutupi cacat.
Sampel yang berasal dari proses pengoperasian mesin, penggilingan, ataupun
prosespenggunaan uap harus dihilangkan terlebih dahulu kontaminannya.
Inspektur harus memiliki akses langsung ke permukaan yang diperiksa.
Permukaan akhir dan kekasaran dapat mempengaruhi sensitivitas
pemeriksaan.
Beberapa proses operasi harus dilakukan dan dikendalikan.
Penanganan bahan kimia dan pembuangan yang tepat diperlukan.
Universitas Sriwijaya
24
Universitas Sriwijaya
25
Partikel besi bisa diaplikasikan kering atau basah; Ditangguhkan dalam cairan dan
diwarnai Untuk aplikasi yang paling sensitif, partikel dilapisi fluorescent
digunakan, dan inspeksi dilakukan di bawah sinar Ultra Violet. Hal ini
meningkatkan deteksi bahkan lebih. Untuk kerusakan di dekat permukaan,
keefektifan dengan cepat berkurang tergantung pada kedalaman dan jenis
cacatnya. Gambaran akan lebih tajam jika cacat lebih dekat ke permukaan. Cacat
permukaan dan goresan bisa memberi indikasi yang menyesatkan. Oleh karena
itu, perlu dilakukan persiapan persiapan permukaan yang hati-hati sebelum MPT
dilakukan. Agar cacat yang tegak lurus terhadap garis kekuatan terdeteksi secara
efisien.
Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran
medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material. Cara yang digunakan untuk memdeteksi adanya kebocoran medan
magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-
partikel tersebuat akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Gambar 3.12. Gambar arah medan magnet saat ditemukan cacat permukaan
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
Ada beberapa jenis arus listrik yang digunakan di MPI. Untuk saat yang
tepat dipilih salah satu kebutuhan untuk mempertimbangkan geometri bagian,
material, jenis diskontinuitas yang Anda cari, dan seberapa jauh medan magnet
harus menembus kedalam bagian. Alternating current (AC) yang biasa digunakan
untuk mendeteksi diskontinuitas permukaan. Arus searah (DC) yang digunakan
untuk mendeteksi bawah permukaan diskontinuitas mana AC tidak dapat
menembus cukup dalam untuk menarik bagian di kedalaman yang dibutuhkan.
Setiap metode magnetisasi memiliki kelebihan dan kekurangan. AC umumnya
selalu terbaik bagi diskontinuitas terbuka ke permukaan dan beberapa bentuk DC
untuk bawah permukaan.
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
diuji, yaitu :
1. Magnetisasi Longitudinal
Magnetisasi Longitudinal dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam
koil.Magnetisasi longitudinal (Arus Magnetik) (1) Komponen ditempatkan
dalam medan magnet sehingga pasangan lapangan dengan komponen dan
garis aliran fluks dari satu kutub yang lain, melalui komponen. (2) Jika
aliran magnetik terutama sejajar dengan sumbu panjang komponen
tersebut, dikatakan longitudinal magnet.
2. Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ditempelkan pada
material yang akan dimagnetisasi.
3. Magnetisasi Siskular
Magnetisasi Siskular terdiri dari :
a) Magnetik Tak Langsung
Arus listrik dialirkan ke konduktor sentral. Medan mahnet mengenai bahan
dan benda yang dilingkupinya.
b) Magnetisasi Langsung
Arus listrik dialirkan pada bahan yang akan di magnetisasi.
c) Prod
Magnetisasi dengan cara material ferromagnetik dililiti dengan logam
tembaga kemudian dialiri listrik.
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
31
Universitas Sriwijaya
32
MPT dapat digunakan untuk mendeteksi celah, lubang angin, lap, inklusi
non-logam, segregasi dll. Di bawah kondisi optimal,dengan permukaan yang
sangat bagus, deteksi cacat sekitar 0,5 mm dapat dicapai (kedalaman sekitar 0,02
mm) .Sensitivitas MPT tergantung pada metode magnetisasi dan sifat
elektromagnetik material yang diuji serta ukuran, bentuk dan orientasi defek.
Universitas Sriwijaya
33
Universitas Sriwijaya
34
1. Permukaan
Pada permukaan material yang tidak rata, maka akan terjadi refleksi pada
permukaan pemeriksaan kurang mendapatkan hasil yang memuaskan. Untuk
mendapatkan hasil yang baik dan tepat maka permukaan material perlu
diratakan dengan ampelas atau digunakan lapisan perantara (gliserin).
2. Bentuk Dan Letak Cacat
Dalam pemeriksaan bentuk dan letak cacat dalam benda yang diuji sangat
mempengaruhi hasil pemeriksaan karena tidak semua cacat mudah diketahui.
Kondisi flaw (cacat) dalam benda uji akan menghasilkan interpretasi yang
berbeda-beda pada layar osciloscope. Jika cacat berada pada arah tegak lurus
pancaran gelombangnya maka akan mucul satu pulse echo pada layar CRT.
Jika cacat tersebut bersudut sehingga pantulan gelombangnya dibiaskan maka
pada pada layar CRT tidak terdapat pulse echo karena pantulan
gelombangnya tidak diterima oleh transducer. Kondisi pulse echo yang tidak
konstant (bergelombang naik turun) akan terjadi jika bahan yang diuji
Universitas Sriwijaya
35
Identifikasi cacat benda kerja dengan posisi di tengah maka pada layar
osciloscope akan muncul flaw pulse-echo pada bagian tengah yang terdapat
diantara initial pulse echo dan backwall echo.Jika cacatnya terdapat didekat
backwall maka pada osciloscope akan muncul flaw pulse echo didekat backwall
echo.Jika cacatnya berada dekat dengan permukaan benda yang diuji maka akan
muncul flaw pulse echo di dekat initial pulse echo.
Universitas Sriwijaya
36
b. Angle Probe
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya
38
Arus eddy dihasilkan dalam setiap material konduksi elektrik dimana satu
medan magnetik yang bertukar-tukar (frekuensi mencakup dari 2KHz sampai
10MHz) sudah dihasilkan. Medan magnetik yang berubah-ubah ini dapat
dihasilkan di dalam benda kerja yang untuk diuji atas bantuan suatu kumparan
lingkaran yang diberi sumber listrik dengan suatu tegangan AC. Ketika arus bolak
balik diberlakukan bagi konduktor, seperti kawat tembaga, suatu medan magnetik
berkembang di dalam dan di sekitar konduktor. Medan magnetik ini memperluas
(terekspansi) ketika arus bolak balik naik ke maksimum dan turun (collapses)
ketika arus itu dikurangi menjadi kosong.
Universitas Sriwijaya
39
Universitas Sriwijaya
40
(a)
Universitas Sriwijaya
41
(b)
Gambar ( 3.22 a & 3.22 b ) : Eddy current terinduksi dalam material konduktor
Universitas Sriwijaya
42
Universitas Sriwijaya
43
Universitas Sriwijaya
44
Universitas Sriwijaya
45
1. Konduktivitas Bahan
Konduktivitas sebuah bahan memiliki efek langsung pada aliran arus eddy.
Semakin baik konduktivitas bahan, maka akan semakin baik pula aliran arus
eddy pada permukaan bahan.
2. Permeabilitas
Permeabilitas dapat digambarkan sebagai seberapa mudah sebuah bahan
dapat dimagnetisasi.
3. Frekuensi
Respon arus eddy sangat dipengaruhi oleh frekuensi tes yang ditentukan,
untungnya hal ini merupakan sesuatu yang dapat kita kendalikan.
4. Geometri
Struktur geometri benda juga akan berefek pada respon arus eddy. Ketebalan
bahan yang lebih kecil daripada kedalaman penetrasi efektif juga berefek
pada respon arus eddy.
5. Kedekatan / Lift-off
Semakin dekat sebuah kumparan periksa pada permukaan, maka efek pada
kumparan tersebut akan semakin baik.
Universitas Sriwijaya
46
Dimana,
f = frekuensi (Hz)
Densitas arus eddy, dan kekuatan respon dari sebuah kecacatan, paling besar
terletak pada permukaan logam yang sedang diuji dan menurun sebanding dengan
kedalamannya. Secara matematis dapat didefinisikan sebagai “kedalaman standar
penetrasi” dimana arus eddy sebesar 37% dari nilai permukaan. Kedalaman
penetrasi dapat menurun ketika adanya peningkatan frekuensi, peningkatan
konduktivitas, dan peningkatan permeabilitas bahan. “Kedalaman penetrasi
efektif” biasanya didefnisikan sebesar tiga kali kedalaman standar, dimana
Universitas Sriwijaya
47
densitas arus eddy menurun sekitar 3% dari nilai permukaannya. Inilah kedalaman
yang dianggap tidak berpengaruh pada bidang arus eddy. Dari persamaan SDP,
seseorang dapat dengan mudah menafsirkan kedalaman penetrasi (delta)
berkurang dengan meningkatnya frekuensi, konduktivitas, permeabilitas (lihat
garis fluks di bawah). Dengan demikian, untuk mendeteksi cacat yang sangat
dangkal (retak, kekurangan) dalam material dan juga untuk mengukur ketebalan
lembaran tipis, frekuensi sangat tinggi harus digunakan (lihat garis fluks di
bawah). Demikian pula, untuk mendeteksi cacat sub-permukaan yang terkubur
dan untuk menguji bahan yang sangat konduktif / magnetik / tebal, frekuensi
rendah harus digunakan.
Universitas Sriwijaya
48
1. Osilator menggunakan arus listrik antara 100 Hz dan 3 MHz atau lebih
besar, bergantung pada penggunaan.
2. Sirkuit jembatan (bridge circuit) bergantung pada karakteristik
kumparan.Hubungan antara voltase dan arus serta perbandingan amplitude
dipengaruhi oleh perubahab Eddy Current pada material yang berbatasan
dengan probe.Perubahan sinyal ini dilakukan untuk proses-proses
berikutnya.
3. Signal processing circuit menyaring, menguatkan, dan memisahkan sinyal
dari bridge circuit.
Universitas Sriwijaya
49
hanya cukup berupa amplitude atau fasa dari sinyal yang diproses. Dan
beberapa inspeksi tertentu system tampilan sinyal harus menunjukkan
amplitude dan fasa dari sinyal Eddy Current
Pemilihan kumparan probe yang tepat penting dalam pengujian arus eddy,
karena instrumen penguji arus eddy yang efisien pun tidak dapat mencapai
banyak hal jika tidak mendapatkan informasi yang benar (yang
diinginkan) dari gulungan. Desain koil yang paling populer adalah:
1. Probe permukaan atau probe panekuk (dengan poros probe normal
ke permukaan), dipilih untuk pengujian pelat dan lubang baut baik
sebagai elemen penginderaan tunggal atau susunan - baik dalam
mode absolut maupun diferensial
2. Mengelilingi probe untuk pemeriksaan batang, batang dan tabung
dengan akses luar dan
3. Probe Bobbin untuk pemeriksaan pra-dan dalam-perawatan
penukar panas, genertor uap, tabung kondensor & lainnya dengan
akses bagian dalam. Penerima array bertahap juga memungkinkan
untuk deteksi dan ukuran yang disempurnakan.
Universitas Sriwijaya
50
Universitas Sriwijaya
51
gulungan biasanya dililitkan dalam arah yang berlawanan, dan probe pengirim
menerima dengan kumparan penerima terpisah, menggunakan sirkuit jembatan
yang berbeda. Tipe absolut dan diferensial menunjukkan karakteristik yang
berbeda (Tabel.3.5) dan seleksi tergantung, terutama pada persyaratan inspeksi.
1. Probe Permukaan (Pancake)
Probe permukaan atau probe Pancake, probe atau probe jenis pensil
runcing, memungkinkan penentuan lokasi defek yang tepat. pengoperasian
mungkin dilakukan dengan tangan, dapat dipasang pada pemindai otomatis
atau mungkin diputar di sekitar untuk mendapatkan misalnya Pemindaian
heliks pada inspeksi tabung / batang. Probe permukaan memiliki sifat terarah
yaitu daerah dengan sensitivitas tinggi dan rendah (Tabel 2). Biasanya inti
ferit (silinder mutlak dan tipe diferensial) dan digunakan untuk meningkatkan
sensitivitas dan resolusi. Selain ferit, koil tembaga digunakan untuk tujuan
pelindung. Probe permukaan banyak digunakan dalam inspeksi pesawat
terbang untuk deteksi retak pada lubang pengikat dan untuk mendeteksi
korosi / pengelupasan kulit di lapisan tersembunyi. Bila komponen geometri
rumit, tidak jarang menggunakan pemandu probe, sepatu, mekanisme
keterpusatan untuk mempertahankan sensitivitas angkat dan deteksi seragam.
Probe permukaan dikembangkan untuk penggambaran EC, untuk pengukuran
kadar natrium cair dalam tangki baja dan juga untuk pengukuran ketebalan
lapisan
2. Probe keliling / melingkar
Universitas Sriwijaya
52
adalah inspeksi tabung kecepatan tinggi dari luar selama tahap pembuatan.
Probe mellingkar dikembangkan NDE dari tabung cladding berdinding tipis
dan tabung magnet generator berdinding tebal.
3. Bobbin probe
Probe ini adalah probe yang paling banyak digunakan pada inspeksi eddy
current. Probe Bobbin terdiri dari susunan koil dalam bentuk belitan di atas
gelendong, yang melewati komponen seperti tabung dan memindai seluruh
permukaan dalam satu kali. Aplikasi probe bobbin yang populer adalah
inspeksi multi-frekuensi berkecepatan tinggi dari tabung penukar panas di
tempat untuk mendeteksi retakan, penipisan dinding dan korosi pada tabung
serta di bawah daerah pelat pendukung. Sifat pengarah dari probe ini identik
dengan probe melingkar. Dalam beberapa kasus, probe tipe bobbin digunakan
untuk inspeksi lubang baut. Untuk pemeriksaan koomponen kritis, probe ini
mampu untk mendeteksi kerusakan yang berkaitan dengan deteksi dan lokasi
kerusakan melingkar dan pendek.
Tabel 3.5 Perbandingan probe arus eddy absolut dan diferensial
Universitas Sriwijaya
53
Universitas Sriwijaya
54
Universitas Sriwijaya
55
Kontur garis fluks magnetik dari probe arus eddy di udara, dalam tabung
Inconel dan di tabung yang dikelilingi oleh pelat pendukung baja karbon. Garis
fluks yang dikandung dibatasi oleh dinding tabung dan pelat pendukung.
Universitas Sriwijaya
56
Universitas Sriwijaya
57
Universitas Sriwijaya
58
Universitas Sriwijaya
59
Gambar 3.41 Spektrum Radiasi tegak lurus pada arah gelombang suara
Putih (Wolfram) yang ditransmisikan akan mendapat
kesukaran. Untuk menanggulangi ini
digunakan ultrasonik dengan proba miring yang mempunyai sudut kemiringan
yang bermacam-macam.
Universitas Sriwijaya
60
mesin yang dibangun khusus yang dapat memancarkan sinar X. Yang pertama
dikenal sebagai gamma radiografi sedangkan yang kedua disebut sebagai X ray
radiografi. Tabel I menyajikan sumber-sumber radioisotop utama disegel sebagian
besar digunakan dalam pengujian radiografi gamma.Ada banyak metode NDT,
tetapi hanya beberapa dari metode tersebut yang memeriksa volume spesimen,
beberapa hanya mengungkapkan cacat permukaan. Salah satu yang terbaik dan
metode yang banyak digunakan adalah NDT radiografi - penggunaan sinar X dan
sinar gamma untuk menghasilkan radiograf spesimen, menunjukkan perubahan
ketebalan, cacat (internal dan eksternal), rincian perakitan dll.
Universitas Sriwijaya
61
berbeda untuk kasus bahan yang mengandung diskontinuitas atau berbeda dalam
ketebalan. Secara umum, penyerapan radiasi oleh bahan tergantung pada
ketebalan efektif melalui mana radiasi menembus.
Diskontinuitas seperti retak, inklusi terak, porositas, kurangnya penetrasi
dan kurangnya fusi mengurangi ketebalan efektif dari bahan yang diuji. Dengan
demikian, kehadiran diskontinuitas tersebut menyebabkan radiasi mengalami
sedikit penyerapan dibandingkan dengan mereka di daerah dengan diskontinuitas.
Sebagai Akibatnya, di daerah yang mengandung diskontinuitas lebih banyak
radiasi yang hilang, dicatat oleh film dan membentuk gambar gelap yang
mewakili struktur internal material.
Munculnya gambar radiografi tergantung pada jenis diskontinuitas yang
dihadapi oleh radiasi. Celah misalnya akan menghasilkan garis halus, gelap dan
tidak teratur, sedangkan porositas menghasilkan gambar bulat hitam dengan
ukuran yang berbeda. Beberapa diskontinuitas dalam bahan seperti tungsten
inklusi dalam baja memiliki kepadatan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya.
Dalam kata lain, lebih banyak radiasi yang diserap di daerah ini dibandingkan
dengan daerah lain. Akibatnya intensitas radiasi yang hilang setelah melintasi
daerah ini akan lebih rendah dibandingkan dengan daerah lain untuk memberikan
gambar yang terang bantalan bentuk tungsten inklusi dalam material.
Radiografi secara luas digunakan di seluruh industri. Kemampuan untuk
menghasilkan gambar permanen dua dimensi membuatnya sebagai salah satu
metode NDT yang paling populer untuk aplikasi industri. Namun, radiasi yang
digunakan untuk radiografi menyajikan potensi bahaya untuk radiografer serta
anggota masyarakat. Karena sifat berbahaya, penggunaan radiasi, termasuk untuk
radiografi industri secara ketat dikontrol oleh Otoritas Perundang-
undangan.Hampir semua negara di seluruh dunia memiliki Badan Pengatur
mereka sendiri yang mengatur penggunaan radiasi. Persyaratan yang dikenakan
oleh Otoritas pada penggunaan metode ini menjadikannya sebagai salah satu
metode NDT yang paling mahal.
Universitas Sriwijaya
62
Keuntungan :
1. Berlaku untuk hampir semua bahan
2. Menghasilkan gambar permanen yang mudah diperoleh kembali untuk
referensi di masa mendatang
3. Mampu mendeteksi permukaan, bawah permukaan dan diskontinuitas internal
4. Mampu mengekspos kesalahan fabrikasi pada berbagai tahap fabrikasi
5. Banyak peralatan portable
Kekurangan :
1. Radiasi yang digunakan adalah berbahaya bagi pekerja dan anggota
masyarakat
2. Metode Mahal (biaya peralatan dan aksesoris lainnya yang terkait dengan
3. keselamatan radiasi relatif mahal)
4. Pada posisi tertentu tidak mampu mendeteksi diskontinuitas laminar (bidang)
5. Untuk radiografi sinar X, perlu listrik
6. Memerlukan dua sisi aksesibilitas (sisi film dan sisi sumber)
7. Hasil tidak seketika. Hal ini membutuhkan pemrosesan film, interpretasi dan
evaluasi
8. Membutuhkan personil yang sangat terlatih (bersertifikat) dalam subjek
radiografi
9. serta keselamatan radiasi.
Universitas Sriwijaya
63
fenomena akustik yang sering terjadi pada kehidupan sehari – hari. Acoustic
emission didefinisikan sebagai keluarnya atau munculnya gelombang akustik yang
berada dalam range 20 KHz – 1 MHz, dari suatu material ketika material tersebut
mengalami pembebanan atau stimulasi dari gangguan luar. Contoh sederhananya
adalah suara pensil yang patak atau kayu yang retak.
Acoustic emission dihasilkan dari deformasi lokal, misalnya retakan yang
mengakibatkan stress lokal dan mengemisikan energi pulsa elastik yang akan
merambat keseluruh interior material. Teknik acoustic emission berbeda dengan
teknik Ultrasonik atau Radiografi. Karena acoustic emission tidak membutuhkan
energi dari luar.
Universitas Sriwijaya
64
Sinyal kemudian akan dimonitor melalui PC secara real time. Lokasi kerusakan
material dapat diketahui dengan cara mengekstrak koordinat sumber AE.
Emisi akustik dapat dihasilkan dari inisiasi dan pertumbuhan retak, dan
dislokasi gerakan, kembar, atau transformasi fase logam. Dalam kasus apapun,
emisi akustik berasal dari sebuah stres. Ketika stres yang diberikan pada bahan,
ketegangan diinduksi juga terjadi di dalam materi. Tergantung pada besarnya stres
dan sifat-sifat material, obyek dapat kembali ke dimensi semula atau cacat
permanen setelah stres dihilangkan. Kedua kondisi ini masing-masing dikenal
sebagai deformasi elastis dan plastik.
Emisi akustik terdeteksi terjadi ketika materi mengalami deformasi plastik
atau ketika bahan dimuat di dekat tegangan luluh-nya.Ketika retakan ada di
logam, tingkat stres di depan ujung retak beberapa kali lebih tinggi dari daerah
sekitarnya. Oleh karena itu, aktivitas emisi akustik juga akan diamati ketika bahan
sampai di ujung retak mengalami deformasi plastik (mikro-menghasilkan).Dua
sumber retak juga dapat menyebabkan emisi akustik. Sumber pertama adalah
partikel memancarkan (misalnya inklusi non-logam) pada asal ujung retak.
Karena partikel-partikel ini bersifat ulet, mereka cenderung lebih mudah pecah
ketika stress, sehingga menimbulkan sinyal emisi akustik. Sumber kedua adalah
penyebaran ujung retak yang terjadi melalui pergerakan dislokasi dan skala kecil
pembelahan yang dihasilkan oleh tekanan triaksial.
Jumlah energi yang dilepaskan oleh emisi akustik dan amplitudo gelombang
berhubungan dengan besarnya dan kecepatan sumber. Amplitudo emisi sebanding
dengan kecepatan penjalaran retak dan jumlah luas permukaan dibuat. Besar,
diskrit retak lompatan akan menghasilkan sinyal AE lebih besar dari celah-celah
yang merambat perlahan-lahan di jarak yang sama.Deteksi dan konversi
gelombang elastis untuk sinyal-sinyal listrik adalah dasar dari pengujian AE.
Analisis sinyal menghasilkan informasi berharga mengenai asal-usul dan
pentingnya diskontinuitas dalam suatu material. peralatan khusus yang diperlukan
Universitas Sriwijaya
65
Universitas Sriwijaya
66
pada materi) dan "mendengarkan" untuk melihat apakah emisi terus terjadi
sementara beban ada. Seperti terlihat pada gambar, jika sinyal AE terus
terdeteksi selama adanya beban ini (GH), ada kemungkinan bahwa cacat
struktural yang ada besar . Selain itu, bahan mungkin mengandung cacat,
jika beban yang identik diterapkan kembali dan sinyal AE akan terus
dideteksi.
2. Noise (Kebisingan)
Sensitivitas sistem emisi akustik sering dibatasi oleh jumlah
kebisingan latar belakang yang berada di sekitarnya. Kebisingan dalam
pengujian akustik emisi mengacu pada setiap sinyal yang tidak diinginkan
yang terdeteksi oleh sensor. Contoh sinyal ini termasuk sumber gesekan
(misalnya baut longgar atau konektor bergerak yang bergeser bila terkena
beban angin) dan sumber dampak (misalnya hujan, benda terbang atau debu
angin-driven) di jembatan. Sumber kebisingan juga dapat hadir dalam
aplikasi di mana daerah sedang diuji dapat terganggu oleh getaran mekanik
(misalnya pompa).
Untuk mengimbangi efek dari kebisingan latar belakang, berbagai
prosedur dapat diimplementasikan. Beberapa pendekatan yang mungkin
melibatkan fabrikasi sensor khusus dengan gerbang elektronik untuk
menahan kebisingan, mengambil tindakan pencegahan untuk sensor tempat
sejauh mungkin dari sumber-sumber kebisingan, dan penyaringan elektronik
(baik menggunakan waktu kedatangan sinyal atau perbedaan dalam isi
spektral sinyal AE dan kebisingan latar belakang ).
3. Sumber Pseudo
Mekanisme sumber semu menghasilkan sinyal AE yang terdeteksi
oleh peralatan AE. Contohnya termasuk pencairan dan pemadatan,
gesekan pada bantalan berputar, transformasi fase padat-padat, kebocoran,
kavitasi, dan penataan kembali atau pertumbuhan domain magnetik.
Universitas Sriwijaya
67
1. Propagasi Gelombang
Gelombang pada sumber AE
diilustrasikan pada gambar di samping.
Gelombang perpindahan adalah fungsi
langkah seperti sesuai dengan perubahan
permanen yang terkait dengan proses
sumber. analogi kecepatan dan stres
bentuk gelombang adalah pulsa, seperti:
Lebar dan tinggi pulsa primitif tergantung
pada dinamika proses sumber.
Amplitudo dan energi dari pulsa
primitif bervariasi berbagai besar dari
gerakan dislokasi submicroscopic untuk
retak kotor. Tujuan utama dari studi
tentang interaksi antara gelombang elastis
dan struktur material secara akurat
mengembangkan penjelasan tentang
peristiwa sumber dari sinyal output dari
sensor yang jauh. Sinyal yang terdeteksi
oleh sensor adalah kombinasi dari banyak
bagian dari gelombang yang dipancarkan
Gambar 3.45 Ilustrasi
pada awalnya. Karena ini gelombang
gelombang akustik emisi
primitif berjalan melalui material,
bentuknya berubah jauh. Interval waktu yang khas dari ketika gelombang AE
mencerminkan sekitar potongan uji (berulang kali menarik sensor) sampai
meluruh, berkisar dari urutan 100 mikrodetik dalam sangat teredam, bahan bukan
logam puluhan milidetik dalam bahan logam ringan teredam.
Universitas Sriwijaya
68
2. Attenuasi
Intensitas sinyal Emisi akustik yang terdeteksi oleh sensor jauh lebih
rendah dari intensitas yang akan diamati di dekat sumber. Hal ini disebabkan
adanya pelemahan. Ada tiga penyebab utama pelemahan, dimulai dengan
penyebaran geometris. Emisi akustik menyebar dari sumbernya di bahan seperti
pelat, amplitudonya meluruh dengan 30% setiap kali kelipatan jarak dari sumber.
Dalam struktur tiga dimensi, sinyal meluruh pada urutan 50. Penyebab lain dari
pelemahan adalah redaman material. Sementara gelombang Emisi akustik
melewati material, energi elastis dan kinetik yang diserap dan diubah menjadi
panas. Penyebab ketiga atenuasi adalah hamburan gelombang. Diskontinuitas
geometris (misalnya batas kembar, inklusi bukan logam, atau batas butir) dan
batas-batas struktural beberapa energi gelombang awalnya.
3. Kecepatan dan Gelombang Mode
Menggunakan Teknik Emisi akustik dalam hubungannya dengan
pemeriksaan teknik NDE lainnya dapat menjadi metode yang efektif dalam
mengukur lokasi dan sifat cacat. Karena lokasi sumber ditentukan oleh waktu
yang dibutuhkan untuk gelombang untuk melakukan pemeriksaan melalui materi
ke sensor, kecepatan gelombang merambat secara akurat. Untuk banyak aplikasi,
gelombang Lamb mampu memberikan indikasi terbaik dari perambatan
gelombang dari sumber yang jarak dari sensor lebih besar dari ketebalan material.
Universitas Sriwijaya
69
Universitas Sriwijaya
70
las. Namun, dalam beberapa kasus tempering las tidak mungkin dan
kemungkinannya kecil terjadi. Retak dapat terjadi terus sampai 10 hari setelah
las telah selesai.
Menggunakan las stainless steel dengan inklusi yang dikenal dan
accelerometers untuk tujuan deteksi dan pemantauan kebisingan latar
belakang, ditemukan oleh WD Jolly (1969) bahwa sinyal tingkat rendah dan
semburan lebih yang cukup besar terkait dengan pertumbuhan retakan mikro
dan retak yang lebih besar masing-masing. ASTM E 749-96 adalah praktek
standar pemantauan AE pengelasan terus menerus.
2. Tabung Gas
Uji emisi akustik pada bertekanan trailer tabung jumbo disahkan oleh
Departemen Perhubungan pada tahun 1983. Menggunakan pengujian
hidrostatik, di mana tabung harus dihapus dari layanan dan dibongkar, AET
memungkinkan untuk di uji in situ. AET dapat mendeteksi kelemahan
subkritis sedangkan pengujian hidrostatik tidak bisa menemukan celah
sampai mereka menyebabkan pecahnya tabung. Karena tekanan tinggi dalam
arah melingkar dari tabung, tes diarahkan menemukan retakan kelelahan
longitudinal.
3. Jembatan
Jembatan mengandung banyak las-an, sendi dan koneksi, dan
kombinasi beban dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi mekanisme
kerusakan seperti kelelahan retak dan logam menipis akibat korosi. Jembatan
menerima inspeksi visual setiap dua tahun dan ketika kerusakan terdeteksi,
jembatan ini baik ditutup, kapasitas berat diturunkan, atau dipilih untuk
pemantauan. Acoustic Emission semakin banyak digunakan untuk aplikasi
monitoring jembatan karena dapat terus mengumpulkan data dan mendeteksi
perubahan yang disebabkan oleh kerusakan tanpa memerlukan penutupan
jalur atau shutdown jembatan. Bahkan, arus lalu lintas yang biasa digunakan
untuk memuat atau stres jembatan untuk pengujian AE.
Universitas Sriwijaya
71
4. Lainnya
Komposit polimer-matriks serat-diperkuat, khususnya kaca serat diperkuat
bagian atau struktur (pisau misalnya fan).
Bahan penelitian (misalnya investigasi sifat material, mekanisme
kerusakan, dan perilaku merusak).
Inspeksi dan jaminan kualitas, (misalnya proses pengeringan kayu, tes
awal)
Real-time uji kebocoran dan lokasi dalam berbagai komponen (katup kecil,
garis uap, dasar tangki).
Deteksi dan lokasi tegangan tinggi debit parsial dalam transformator
Kereta api tangki mobil dan roket pengujian bermotor.
1. Kelebihan Teknik AE
1. Posisi retakan dapat diketahui. Sumber AE dapat ditentukan dari diferensial
waktu sinyal AE pada sejumlah tranducer AE.
2. Klasifikasi dan arah retakan dapat diperhitungkan melalui analisis bentuk
gelombang menggunakan komponen tensor.
3. Dinamika material dapat diamtai secara real time.
2. Kekurangan Teknik AE
1. Sulit untuk membedakan sinyal AE dengan background noise selama
pengukuran.
2. Untuk beberapa material, AE tidak terjadi hingga material tersebut
mencapai batas deformasinya sehingga sangat sulit diketahui retakannya.
Universitas Sriwijaya
72
Universitas Sriwijaya
73
Sumber :
Universitas Sriwijaya