Professional Documents
Culture Documents
Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa kodok memang merupakan hewan poikilotermik,
yang berarti bahwa kodok dapat mengubah suhunya mendekati suhu lingkungan eksternal yang terpajan
kepadanya. Saat ia dimasukkan ke dalam air es maka suhu tubuhnya pun turun mendekati suhu air es
tersebut dan ketika dimasukkan ke dalam air hangat, suhu tubuhnya juga mendekati suhu air hangat
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kodok tidak menjaga suhu tubuhnya dalam kisaran nilai yang
konstan seperti pada manusia yang merupakan contoh hewan homoiotermik. Pada hewan homoiotermik,
mereka selalu menjaga suhu tubuh dalam rentang nilai konstan terhadap pajanan suhu eksternal ataupun
internal melalui mekanisme pengaturan suhu, seperti pada manusia yang suhu tubuhnya selalu diatur
dalam rentang nilai normal yang konstan oleh hipotalamus dengan bantuan berbagai mekanisme tubuh
lainnya seperti sistem saraf. Walaupun demikian tetap harus ada mekanisme pada hewan poikilotermik ini
untuk bertahan pada kondisi ekstrim baik sangat panas atau pun sangat dingin. Kodok misalnya,
beradaptasi terhadap suhu sangat panas dengan meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan
melalui kulitnya yang lembab. Pada hasil praktikum, dapat dilihat bagaimana perubahan suhu tubuh
kodok (hewan poikiloterm) dalam lingkungan yang berbeda-beda. Suhu tubuh kodok sebelum
perlakuan adalah sebesar 29o C. Nilai ini hampir mendekati suhu ruangan. Suhu tubuh kodok
setelah kodok dimasukkan ke dalam air es (20c) selama 3 menit adalah 18o C.Suhu tubuh kodok
setelah kodok dimasukkan ke dalam air hangat selama 3 menit adalah 32o C. Nilai ini hampir
mendekati suhu air hangat (40o C). Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa suhu tubuh
hewan poikiloterm sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya.