Professional Documents
Culture Documents
SYARIAH II
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya, tujuan penulisan atau penyusunan makalah ini terbagi menjadi
dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dalam
penulisan atau penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Sementara tujuan
khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas tentang beberapa
materi, yakni:
1. Puasa
2. Haji
3. Pernikahan
4. Kewarisan
BAB II
PEMBAHASAN
PUASA
Puasa / Puasa bagi orang islam (bahasa Arab: ,
transliterasi: Shuwam) adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala
perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga
terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan
seorang muslim. Berpuasa (puasa) merupakan salah satu dari lima Rukun
Islam. Puasa secara bahasa artinya menahan atau mencegah.
Jenis puasa dibagi menjadi dua hukum, wajib dan sunnah (dianjurkan).
Puasa wajib
Puasa yang hukumnya wajib adalah puasa yang harus dikerjakan dan akan
mendapatkan pahala, kemudian jika tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa.
Puasa-puasa wajib adalah sebagai berikut:
Puasa Ramadan,
Puasa karena nadzar,
Puasa kifarat atau denda.
Puasa sunnah
Puasa yang hukumnya sunnah adalah puasa yang jika dikerjakan mendapatkan
pahala dan jika tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Puasa-puasa sunnah
adalah sebagai berikut:
1. Beragama Islam,
2. Berakal sehat,
3. Baligh (sudah cukup umur),
4. Mampu melaksanakannya.
Rukun puasa
1. Islam,
2. Niat,
3. Meninggalkan segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar
hingga terbenam matahari.
Waktu haram
Wajib mengqadha
Orang-orang yang tersebut di bawah ini, boleh tidak berpuasa, tetapi
wajib mengganti puasanya di hari lain (qada), sebanyak hari yang
ditinggalkan.
Keutamaan
Ibadah puasa Ramadhan yang diwajibkan Allah kepada setiap mukmin adalah
ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada Allah seperti yang tertera
dalam sebuah surah dalam al-Qur'an, yang berbunyi:
Pendidikan/latihan rohani,
Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri,
Mendidik nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti,
Mendidik jiwa untuk dapat memegang amanat dengan sebaik-baiknya,
Mendidik kesabaran dan ketabahan.
Perbaikan pergaulan
Kesehatan
HAJI
Menurut bahasa Haji ialah menyengaja/ menuju dan mengunjungi.
Sedangkan menurut istilah Syara Haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-
tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula.
Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila
sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun
menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah
haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang
tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji
sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk
melaksanakan umrah.
Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai
dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain
bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk
melaksanakan ibadah haji, pada tahun yang sama. Tamattu' dapat juga
berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun
yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau
menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau
menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat
makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai,
meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah,
melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.
Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:
Syarat Haji
Rukun Haji
Rukun haji adalah perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji dan
tidak dapat diganti dengan membayar dam. Rukun haji yaitu:
a. Ihram, yaitu berniat mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian ihram
(pakaian putih tidak berjahit).
b. Wukuf, yaitu hadir di Padang Arafah mulai tergelincir matahari pada tanggal
9 Zulhijah sampai terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah.
c. Tawaf, yaitu mengelilingi Kakbah 7 kali putaran dari Hajar Aswad dengan
posisi Baitullah di sebelah kiri. Dalam rukun haji, tawaf yang digunakan adalah
tawaf ifadah.
d. Sa'i, yaitu lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit Marwa sebanyak 7 kali.
e. Tahalul, yaitu mencukur rambut sekurang-kurangnya 3 helai.
f. Tertib, maksudnya pengerjaan rukun haji secara berurutan.
Wajib Haji
Wajib haji adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan dan apabila
tidak dilakukan harus membayar denda atau dam dan hajinya tetap sah. Adapun
yang termasuk wajib haji yaitu:
a. Ihram dari miqat, ialah miqat makani dan miqat zamani yang telah
ditentukan.
b. Bermalam di Muzdalifah.
c. Melempar jumrah aqabah tanggal 10 Zulhijah.
d. Melempar jumrah di Mina selama 3 hari, sehari 3 lemparan masing-masing 7
batu (jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah ukhra).
e. Bermalam di Mina tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
f. Meninggalkan larangan-larangan haji.
Sunah Haji
1. Memakai wangi-wangian.
2. Mencukur rambut atau bulu badan.
3. Menikah.
4. Bercampur suami istri.
5. Berburu atau membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
PERNIKAHAN
Sebelum seseorang melakukan pernikahan, pasti terlebih dahulu
seseorang tersebut melakukan peminangan atau lamaran.
Hukum nikah
Hukum pernikahan bersifat kondisional, artinya berubah menurut situasi
dan kondisi seseorang dan lingkungannya.
Jaiz, artinya boleh kawin dan boleh juga tidak, jaiz ini merupakan hukum
dasar dari pernikahan. Perbedaan situasi dan kondisi serta motif yang
mendorong terjadinya pernikahan menyebabkan adanya hukum-hukum
nikah berikut.
Sunnah, yaitu apabila seseorang telah berkeinginan untuk menikah serta
memiliki kemampuan untuk memberikan nafkah lahir maupun batin.
Wajib, yaitu bagi yang memiliki kemampuan memberikan nafkah dan ada
kekhawatiran akan terjerumus kepada perbuatan zina bila tidak segera
melangsungkan perkawinan. Atau juga bagi seseorang yang telah memiliki
keinginan yang sangat serta dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam
perzinahan apabila tidak segera menikah.
Makruh, yaitu bagi yang tidak mampu memberikan nafkah.
Haram, yaitu apabila motivasi untuk menikah karena ada niatan jahat,
seperti untuk menyakiti istrinya, keluarganya serta niat-niat jelek lainnya.
Hikmah pernikahan
Cara yang halal dan suci untuk menyalurkan nafsu syahwat melalui ini
selain lewat perzinahan, pelacuran, dan lain sebagainya yang dibenci Allah
dan amat merugikan.
Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman
Memelihara kesucian diri
Melaksanakan tuntutan syariat
Membuat keturunan yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Sebagai media pendidikan: Islam begitu teliti dalam menyediakan
lingkungan yang sehat untuk membesarkan anak-anak. Anak-anak yang
dibesarkan tanpa orangtua akan memudahkan untuk membuat sang anak
terjerumus dalam kegiatan tidak bermoral. Oleh karena itu, institusi
kekeluargaan yang direkomendasikan Islam terlihat tidak terlalu sulit serta
sesuai sebagai petunjuk dan pedoman pada anak-anak
Mewujudkan kerjasama dan tanggungjawab
Dapat mengeratkan silaturahim
Islam mensyaratkan beberapa ciri bagi calon suami dan calon isteri yang
dituntut dalam Islam. Namun, ini hanyalah panduan dan tidak ada paksaan
untuk mengikuti panduan-panduan ini.
Ciri-ciri bakal suami
Ibu
Nenek dari ibu maupun bapak
Anak perempuan & keturunannya
Saudara perempuan segaris atau satu bapak atau satu ibu
Anak perempuan kepada saudara lelaki mahupun perempuan, yaitu
semua anak saudara perempuan
Rukun nikah
Islam
Laki-laki yang tertentu
Bukan lelaki mahram dengan calon istri
Mengetahui wali yang sebenarnya bagi akad nikah tersebut
Bukan dalam ihram haji atau umroh
Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam suatu waktu
Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan
istri
Syarat wali
Islam, bukan kafir dan murtad
Lelaki dan bukannya perempuan
Telah pubertas
Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
Bukan dalam ihram haji atau umroh
Tidak fasik
Tidak cacat akal pikiran, gila, terlalu tua dan sebagainya
Merdeka
Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang membelanjakan hartanya
Sebaiknya calon istri perlu memastikan syarat wajib menjadi wali. Jika syarat-
syarat wali terpenuhi seperti di atas maka sahlah sebuah pernikahan itu.Sebagai
seorang mukmin yang sejati, kita hendaklah menitik beratkan hal-hal yag wajib
seperti ini.Jika tidak, kita hanya akan dianggap hidup dalam berzinahan
selamanya.
Syarat-syarat saksi
Syarat ijab
Secara etimologis (lughawi) waris mengandung 2 arti yaitu (a) tetap dan (b)
berpindahnya sesuatu dari suatu kaum kepada kaum yang lain baik itu berupa
materi atau non-materi.
Hukum waris dalam Islam berdasarkan pada nash (teks) dalam Al-
Quran sebagai berikut:
QS An-Nisa' 4:11-12
QS An-Nisa' 4:176
*Tanggung jawab ahli waris terhadap hutang atau kewajiban pewaris hanya
terbatas pada jumlah atau nilai harta peninggalannya.
Dari seluruh ahli waris yang tersebut di bawah ini, yang paling penting
dan selalu mendapat bagian warisan ada 5 yaitu anak kandung (laki-laki dan
perempuan), ayah, ibu, istri, suami.Artinya apabila semua ahli waris di bawah
berkumpul, maka yang mendapat warisan hanya kelima ahli waris di
atas.Sedangkan ahli waris yang lain dapat terhalang haknya (hijab/mahjub)
karena bertemu dengan ahli waris yang lebih tinggi seperti cucu bertemu
dengan anak.
Daftar nama ahli waris dan rincian bagian harta warisan yang diperoleh
dalam berbagai kondisi yang berbeda.
Contoh:
Hikmah warisan
PENUTUP
Hadis riwayat Umar bin Khattab, ia berkata: Bahwa dua hari ini hari yang
dilarang rasulullah untuk berpuasa, yaitu hari raya Idul Fitri setelah
kalian berpuasa (Ramadan) dan hari raya makan (daging kurban) setelah
kalian menunaikan ibadah haji. (Shahih Muslim No.1920)
Aviastari : Jika ada orang yang kurang mampu dalam hal finansial
apakah harus menunggu sampai mampu baru bisa melangsungkan
pernikahan?
Tasya : Keluarga ahli waris beda agama dan gak punya anak
warisannya kemana ?
Ahmad Muflih Aji : Seorang Istri naik haji tidak didampingi suami,
bagaimana ?