Professional Documents
Culture Documents
PADA ANAK
KEPERAWATAN ANAK
MAKALAH
Oleh
KEPERAWATAN ANAK
MAKALAH
Oleh
Halaman
BAB 1. PENDAHULUAN
Data dari The Nothern Regio Paediatric Cardiology Data Base memperkirakan
insiden PJB di UK (England, Wales, Scotlandia, dan Irlandia Utara) sebesar 6,9 /
1000 kelahiran, atau 1 diantara 145 kelahiran bayi. Penelitian di Beijing, Cina
mendapatkan insiden PJB 8,2 / 1000 dari total kelahiran, dimana 168,9 / 1000
lahir mati dan 6,7 / 1000 lahir hidup. Ras Asia memiliki angka yang lebih besar
dibandingkan non Asia karena pengaruh perkawinan konsanguinis yang tinggi.
World Health Organization (WHO) berturut-turut melaporkan diantara penyakit
kardiovaskular, insiden PJB di Bangladesh (6%), India (15%), Burma (6%), dan
Srilangka (10%) (Hariyanto, 2012).
Anak yang mengidap PJB ini biasanya mengalami sesak nafas saat pemberian
ASI dan selalu berkeringat pada dahi terutamadalam keadaan setelah melakukan
aktivitas fisik. Selain itu, anak-anak dengan PJB seringkali terganggu asupan
makannya sehingga berdampak pula pada tumbuh kembang anak (Primasari,
2012). Oleh karena itu,menuliskan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Ventricular Septal Defect (VSD) pada Anak dengan harapan dapat mengenali
sejak dini permasalahan bawaan pada anak yang berkaitan dengan Ventricular
Septal Defect (VSD) dan memantau proses tumbuh kembang pada anak sehingga
proses perkembangan anak tidak terhambat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas
adalah :
2.1 Definisi
Defek septum ventrikel atau ventricular septal defeks (VSD) adalah kelainan
jantung bawaan berupa tidak terbentuknya septum antara ventrikel jantung kiri
dan kanan sehingga antara keduanya terdapat lubang (tunggal atau multiple) yang
saling menghubungkan. Kelainan VSD disebabkan oleh malformasi embrionik
septum interventrikularis. Aliran darah yang melalui defek ini lebih sering bertipe
left to right shunt dan bergantung ukuran defek, serta resistensi vaskular
pulmoner. Kelainan fungsi jantung penderita juga akan bergantung pada ukuran
defek tersebut dan juga resistensi pembuluh darah pulmoner. Semakin besar pirau
makan semakin berkurang darah yang melalui katup aorta dan semakin banyak
volume darah jaringan intratorakal. Berkurangnya darah pada sistem sirkulasi
mengakibatkan pertumbuhan badan terlambat dan juga dapat menyebabkan
infeksi saluran nafas yang berulang. Pada VSD kecil anak dapat tumbuh sempurna
tanpa disertai keluhan, sedangkan pada VSD besar dapat mengakibatkan
terjadinya gagal jantung dini (Nugraha, Suwarman, & Zulfariansyah, 2014)
Insidensi dari ventrikular septal defeks (VSD) paling sering ditemukan, yaitu
sekitar 20-30% dari seluruh kasus kelainan jantung bawaan, 1,5-3,5 dari 1000
kelahiran hidup, frekuensi terjadinya lebih banyak pada wanita 56%, sedangkan
pada laki-laki 44%, sering di jumpai pada anak yang mengidap sindrom down,
kelainan tunggal dan kelainan jantung kongenital yang muncul bersama dengan
VSD adalah 50% dari seluruh kasus kelainan jantung kongenital, dan insiden
tertinggi pada prematur dengan kejadian 2-3 kali lebih sering dibandingkan bayi
aterm (Wahab, 2009).
Gambar 2.1 Perbedaan Jantung VSD dan Normal
2.2 Klasifikasi
Sebelum bayi lahir, ventrikel kanan dan kiri belum terpisah, seiring
perkembangannya janin, sebuah dinding / sekat pemisah antara kedua ventrikel
tersebut normalnya terbentuk. Akan tetapi, jika sekat itu tidak terbentuk sempurna
maka akan timbul suatu keadaan penyakit jantung bawaan yang disebut defek
septum ventrikel (Ventrikular Septal Defeks). Penyebab terjadinya penyakit
jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti (idiopatik), tetapi ada beberapa
faktor yang di duga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
jantung bawaan (PJB) (Prema R, 2013 dalam Hidayat, 2014) yaitu :
Pada VSD berukuran kecil hanya terjadi pirau dari kiri ke kanan yang
minimal sehingga tidak terjadi gangguan hemodinamik yang berarti. Pada VSD
berukuran sedang dan besar terjadi pirau yang bermakna dari ventrikel kiri ke
ventrikel kanan. Pada beberapa hari pertama pasca lahir belum terdapat pirau kiri
ke kanan yang bermakna karena karena resistensi vaskuler paru masih tinggi, hal
ini menyebabkan bising baru terdengar beberapa hari hingga beberapa minggu
setelahbayi lahir. Pirau kiri ke kanan yang besar menyebabkan meningkatnya
tekanan ventrikel kanan, yang bila tidak terdapat obstruksi jaln keluar ventrikel
kanan akan diteruskan ke arteri pulmonalis. Paa defek besar terjadi perubahan
hemodinamik akibat peningkatan tekanan terus menerus pada ventrikel kanan
yang diteruskan ke arteri pulmonalis. Pada suatu saat terjadi perubahan dari pirau
kiri ke kanan menjadi kanan ke kiri sehingga pasien menjadi sianosis, ini disebut
sebagai sindrom eisenmenger (Aspiani, 2014).
2.6 Pathway
Beban kerja
meningkat
Atrium kanan tidak dapat mengimbangi
meningkatnya beban kerja
Intoleransi aktivitas
Menurunnya ambilan O2
Sesak
Nutrisi kurang
Bayi kesulitan menyusu dari kebutuhan
Gangguan tubuh
pertumbuhan dan
perkembangan BB tidak bertambah
2.7 Pemeriksaan penunjang
1. Kateterisasi jantung : menunjukkan adanya hubungan abnormal antar
ventrikel.
2. EKG dan foto torak : menunjukkan hipertropi ventrikel kiri.
3. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
4. Uji masa protrombin (PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) yang
dilakukan sebelum pembedahan berguna untuk mengungkapkan
kecenderungan perdarahan.
5. Elektrokardiografi
- Pada VSD kecil gambaran EKG nya normal.
- Pada VSD sedang dan besar biasanya gambaran EKGnya hipertensi
ventrikel kiri dengan hipertrofi atrium kiri atau hipertrofi biventrikular
dengan hipertrofi atrium kiri.
6. Radiologi
Pada VSD kecil gambaran radiologi thorax menunjukkan besar jantung
normal dengan/tanpa corakan pembuluh darah berlebih.
2.8 Penatalaksanaan
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Nama : No. RM :
Umur : Pekerjaan :
Pendidikan : Tanggal :
Pengkajian
Sesak
kelelahan
Intoleransi aktivitas
4. Takikardi, nafas cepat dan Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
dangkal
Sesak
3.2 Diagnosa
NO Diagnosa Keperawatan
1 Domain
Kelas
Dignosa
Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung
2. Domain 3. Eliminasi dan pertukaran
Kelas 4. Funsi Respirasi
Dignosa
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
3. Domain 4. Aktivitas/ Istirahat
Kelas 4. Respon kardiovaskuler / pulomnal
Dignosa
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung
4. Domain 2. Nutrisi
Kelas 1. Makan
Dignosa
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungna
dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
5. Domain
Kelas
Dignosa
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak
adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Defek septum ventrikel atau ventricular septal defeks (VSD) adalah
kelainan jantung bawaan berupa tidak terbentuknya septum antara
ventrikel jantung kiri dan kanan sehingga antara keduanya terdapat lubang
(tunggal atau multiple) yang saling menghubungkan. Kelainan VSD
disebabkan oleh malformasi embrionik septum interventrikularis. Masalah
keperawatan yang bisa muncul pada Defek septum ventrikel yaitu
Penurunan curah jantung, Gangguan pertukaran gas, Intoleransi aktivitas,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Selain memantau kondisi fisik anak,
perlu diperhatikan pula kondisi emosional dari anak dan orang tua
sehingga diagnosa dari segi psikososial juga dapat muncul salah satunya
yaiu kecemasan.
4.2 Saran
Perawat harus berupaya dalam memenuhi asuhan keprawatan yang holistik
pada anak dan kelurga, sehingga perawat harus memiliki pengetahuan
yang baik mengenai masalah keperawatan pada anak, salah satunya yaitu
masalah keperawatan yang muncul akibat penyakit Defek septum
ventrikel. Selain itu perawat juga memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga terkait dengan kesehatan lingkungan. Karena Defek
septum ventrikel ini bisa disebabkan karena kurang bersihnya lingkungan
tempat tinggal anak. Semoga makalah ini dapat membantu perawat
ataupun pembaca dalam mengenali masalah Defek septum ventrikel.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto, Ernawati. 2015. Ventricular Septal Defect Tipe Doubly Comitted Sub
Arterial sebagai Prediktor terhadap Kejadian Regurgitasi Aorta. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada. Retrieved from
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Peneli
tianDetail&act=view&typ=html&buku_id=80450&obyek_id=4 [Diakses
pada 05 Oktober 2017]
Primasari, Dyah. 2012. Perbedaan Perkembangan pada Anak dengan Penyakit
Jantung Bawaan Sianotik dan Non-Sianotik. Semarang : Universitas
Dipenogoro. Retrieved from
http://eprints.undip.ac.id/37509/1/DYAH_PRIMASARI_G2A008064_LAP_
KTI.pdf [Diakses pada 05 Oktober 2017]
Wahab, Samik. 2009. Kardiologi Anak : Penyakit Jantung Kongenital yang Tidak
Sianotik. Jakarta : EGC. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=EBb7BlfficQC&pg=PR5&dq=pengertia
n+Defek+septum+ventrikel+adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepag&
q=pengertian%20Defek%20septum%20ventrikel%20adalah&f=false[Diakse
s pada 05 Oktober 2017]