Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Adapun yang mendasari atau tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain
a) Untuk mengetahui interaksi obat dan makanan yang terjadi berdasar pada fase farmasetis,
fase farmakokinetik, dan fase farmakodinamik
b) Untuk mengetahui interaksi obat yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu
pengecapan, mengganggu traktus gastrointestinal/ saluran pencernaan, dan mempengaruhi
absorbs, metabolism dan eksresi zat gizi
c) Untuk mengetahui interaksi obat dengan mikronutrien
BAB II
PEMBAHASAN
Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-
efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang
tidak dimiliki sebelumnya. Biasanya yang terpikir oleh kita adalah antara satu obat dengan
obat lain. Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan herbal,
obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus.
Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan dalam
farmakokinetika obat terse but, seperti absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi (ADME)
obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat- sifat farmakodinamik obat
tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk resptor
yang sama
Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika
dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan
yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi, makanan yang masuk
juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug interaction).
Fase farmasetis
Fase farmasetis merupakan fase awal dari hancur dan terdisolusinya obat. Beberapa
makanan dan nutrisi mempengaruhi hancur dan larutnya
obat. maka dari itu, keasaman makanan dapat mengubah efektifitas dan
solubilitas obat-obat tertentu. Salah satu obat yang dipengaruhi pH
lambung adalah saquinavir, inhibitor protease pada perawatan HIV.
Ketersediaan hayatinya meningkat akibat solubilisasi yang diinduksi oleh
perubahan pH lambung. Makanan dapat meningkatkan pH lambung, disisi
lain juga dapat mencegah disolusi beberapa obat seperti isoniazid (INH).
Fase farmakokinetik
Fase farmakokinetik adalah absorbsi, transport, distribusi, metabolisme dan
ekskresi obat. Interaksi obat dan makanan paling signifikan terlibat dalam proses absorbsi. Usus halus, organ penyerapan
primer, berperan penting dalam absorbsi obat. Fungsi usus halus seperti motilitas atau afinitas obat untuk menahan
tingkat absorbsi obat. Makanan dan nutrien dalam makanan dapat meningkatkan atau menurunkan absorbsi obat dan
mengubah ketersediaan hayati obat. Proses Peristiwa yang terkait dengan cara minum obat adalah absorpsi yakni
penyerapan obat dari tempat pemberiannya menembus membran biologis, masuk ke sirkulasi darah sistemik. Proses ini
merupakan pintu pertama yang harus dilewati obat agar obat memberikan efeknya ke tubuh.Cara pemberian obat yang
berbeda akan mempengaruhi cepat lambatnya obat terabsorpsi, dengan kata lain juga akan mempengaruhi cepat lambatnya
obat berefek. Begitu pun makanan dan minuman, sangat mempengaruhi proses absorpsi obat. Tergantung di mana obat
diabsorpsi/tempat absorpsi obat, maka dengan menganalisis makanan/minuman yang masuk bersama obat, maka akan
mudah memprediksi pengaruh keduanya kepada cepat lambatnya atau malah tidak terabsorpsinya obat.
Makanan yang mempengaruhi tingkat ionisasi dan solubilitas atau reaksi
pembentukan khelat, dapat mengubah absorbsi obat secara signifikan. Misalnya pada reaksi
pembentukan khelat pada :
a. kombinasi tetracyclin dengan mineral divalen seperti Ca dalam susu atau antasida.
Kalsium akan mempengaruhi absorbsi dari quinolon.
b. Reaksi antara besi (ferro atau ferri) dengan tetracyclin, antibiotik fluoroquinolon,
ciprofloxacin, ofloxacin, lomeflox dan enoxacin. Maka dari itu, ketersediaan hayati
ciprofloxacin dan ofloxacin turun masing-masing 52 dan 64 % akibat adanya besi.
c. Zink dan fluoroquinolon akan menghasilkan senyawa inaktif sehingga menurunkan absorbsi
obat (b).
Kecepatan pengosongan lambung secara signifikan mempengaruhi komposisi
makanan yang dicerna. Kecepatan pengosongan lambung ini dapat mengubah ketersediaan
hayati obat. Makanan yang mengandung serat dan lemak tinggi diketahui secara normal
menunda waktu pengosongan lambung. Beberapa obat seperti nitrofurantoin dan hidralazin
lebih baik diserap saat pengosongan lambung tertunda karena tekanan pH rendah di lambung.
Obat lain seperti L-dopa, Penicillin G
dan digoxin, mengalami degradasi dan menjadi inaktif saat tertekan oleh pH rendah di
lambung dalam waktu lama. Obat dieliminasi dari tubuh tanpa diubah atau sebagai
metabolit primer oleh ginjal, paru-paru, atau saluran gastrointestinal melalui empedu.
Ekskresi obat juga dapat dipengaruhi oleh diet nutrien seperti protein dan serat, atau
Nutrien yang mempengaruhi pHurin.
Fase farmakodinamik
Fase farmakodinamik merupakan respon fisiologis dan psikologis
terhadap obat.Mekanisme obat tergantung pada aktifitas agonis atau antagonis, yang
mana akan meningkatkan atau menghambat metabolisme normal dan fungsi fisiologis dalam
tubuh manusia. Obat dapat memproduksi efek yang diinginkan dan tidak diinginkan. Aspirin
dapat menyebabkan defisiensi folat jika diberikan dalam jangka waktu lama. Methotrexat
memiliki struktur yang mirip dengan folat
vitamin B, hal ini dapat memperparah defisiensi folat.
Penelanan tablet dengan air yang cukup atau cairan lain penting untuk beberapa
obatkarena jika ditelan tablet tersebut cenderung merusak saluran oesophagus. Petunjuk pada
pasien untuk mencegah iritasi dan atau ulcer pada oesophagus, tablet atau kapsul obat harus
ditelan dengan segelas air oleh pasien dengan posisi berdiri, misalnya untuk obat obat seperti
analgesik (contohnya aspirin), NSAID (contohnya Phenylbutazone, oxyphenbutazone,
indometacin), kloralhidrat, emepromium bromida, kalium klorida, tetracyclin (terutama
Doxycyclin).
Obat diminum dengan atau tanpa makanan. Interaksi obat-makanan dalam
saluran gastrointestinal dapat bermacam- macam dan banyak alasan mengapa makanan
dapatberpengaruh pada efek obat. Contohnya obat mungkin terikat pada komponen makanan;
makanan akan mempengaruhi waktu transit obat pada usus; obat dapat mengubah first-pass
metabolism obat dalam usus dan dalam hati; dan makanan dapat
meningkatkan aliran empedu yang mampu meningkatkan absorbsi beberapa obat yang larut
lemak.
Petunjuk pada pasien untuk mencegah interaksi tersebut adalah dengan meminum
obat dengan segelas air pada saat perut kosong, misalnya seperti pada obat- obat sefalosporin
(kecuali sefradin), dipyridamol, erythromycin, Isoniazid (INH), lincomycin, penicillamin,
pentaerithritel tetranitrat, rifampicin, penisilin oral dan tetracyclin. Absorbsi semua penisilin
oral optimal jika diminum pada saat perut kosong dengan segelas air. Pivampicillin harus
diminum bersama makanan karena dapat mengiritasi lambung atau perut. Tetracyclin kadang
kala menyebabkan mual dan muntah jika diminum pada saat perut kosong. Meskipun
makanan mengurangi absorbsi tetracyclin tetapi tidak terjadi pada doxycyclin dan
minocyclin.
Adanya makanan juga dapat meningkatkan perubahan bentuk profil serum obat tanpa
mengubah ketersediaan hayati obat. Hal ini terlihat pada studi sefradin, makanan tidak
memiliki efek signifikan terhadap ekskresi urin antibiotik tetapi pada nilai t-max. Beberapa
obat yang diminum bersama susu atau makanan berlemak antara lain alafosfalin,
griseofulvin dan vitamin D. Sedangkan obat yang tidak boleh diminum bersama susu antara
lain bisacodyl (dulcolax), garam besi, tetracyclin
(kecualidoxycyclindanminocyclin). .
Proses interaksi obat dengan makanan terhadap absorbsi
Interaksi obat dengan makanan/minuman (Food drug interaction) Sifat fisika kimia obat
menentukan tempat absorpsi obat. Obat biasanya bersifat asam lemah atau basa lemah. Obat
asam lemah akan diserap di lambung (jika diberikan secara oral dengan diminum, bukan di
bawah lidah atau di dinding mulut bucal), sementara yang bersifat basa lemah akan diserap di
usus yang lingkungannya memang lebih basa dibandingkan lambung.Kecepatan pengosongan
lambung juga tak kalah penting untuk absorpsi obat secara oral. Semakin cepat pengosongan
lambung, bagi obat bersifat asam akan merugikan karena hanya sejumlah kecil obat yang
terserap, namun menguntungkan obat bersifat basa lemah karena segera mencapai tempat
absorpsi di
usus,segera terjadi proses penyerapan.Selain terkait sifat obat dan tempat absorpsi,
makanan/minuman akan mempengaruhi bentuk obat. Obat seharusnya berbentuk molekul
kecil untuk bisa terabsorpsi dengan baik. Maka perlu dilakukan uji disolusi/pelarutan obat
saat dilakukan formulasi obat. Namun, hal lain yang perlu diwaspadai adalah adanya interaksi
obat dengan makanan/minuman atau nutrien tertentu, sehingga terbentuk senyawa kompleks
bermolekul besar yang menghalangi obat diabsorpsi
Berikut merupakan macam-macam proses interaksi obat dan makanan dan efek yang ditimbulkan dalam tubuh kita.
1. .Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat. Obat yang efeknya dapat ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus
digunakan bersama dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap.Oba tjantung bloker Digunakan untuk mencegah
angina, untuk menormalakan kembali denyut jantung yang tidak beraturan, dan untuk menaggulangi tekanan darah tinggi.
serangan Diazepam (Valium) suatu transkuliansia Diuretika digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan layu
tinggi.Nitrofurantoin (furadantin, Macrodantin) suatu anti mikroba digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih.Fenitoin
(dilantin) suatu anti konvulsann digunakan untuk mencegah serangan Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu diuretika
2. Makanan yang menurunkan efek beberapa obat.Makan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk
mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efekobat: Kaptoril(capoten) digunakan untuk menanggulangi tekanan darah
tinggi dan layu jantung Antibiotika (lihat bab Infeksi untuk nama paten)Pengecualian antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh
Efek metanamine dapat berkurang. Metanamine digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (kandung kemih Dan ginjal).
Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati dengan baik.Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye,
sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan (kecuali berry. Prem yang dikeringkan), susu, sayuran (kecuali Jagung)
4. Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin, duraquin, quinaglute dura tabs, Quinora) Efek kinidin dapat meningkat, kinidin
digunakan untuk menormalkan denyut jantung yang tidak beraturan. Akibatnya mungkin menjadi efek samping merugikan
karena terlalu banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur, pusing sakit kepala, telinga
berdaung,dan gangguan penglihatan.Hindari makan seperti : Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega,
kastanye, sari buah jeruk, kelapa, susu, buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)
Efek Quinine dapat meningkat. Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk mengobati malaria dan untuk kejang kaki
malam hari. Akibatnya mungkin dapat menjadii efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai gejala pusing dan
sakit kepala, telinga berdenging, dan gangguan penglihatan.Hindari makan beralkali seperti : amandel, susu mentega,
kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)
6. Makanan Berkofein dengan Obat asmagolteofilin Efek obat asama dapat meningkat .obat asama melebarkan jalan udara dan
memudahkan pernapasan penderita asma, akibatnya mungkin menjadai efek samping merugikan karena terlalu banyak teofilin
disertai gejala mual, pusing, sakit kepala, mudah tersinggung, tremor, insomnia, trakhikardia, nama paten obat asma golongan
teofilin Sumbe rkafeina dalah :Kopi teh kola dan mnuman ringan, coklat, beberapa pil pelangsing yang dijual bebeas, sediaan
untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang menggangu akiba thaid.
7. Makanan berkarbohidrat dengan asetaminofen, Asetaminofen dapat berkurang asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan
demam yang masyhur. Akibatnya nyeri dan demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya. Sumber karbohidrat : roti
8. Sate sapi atau hamburger dengan obat asma turunan teofilin Efek obat asama dapat berkurang obat asama membuka jalan
udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan penderita asma akibatya : asma mungkin tidak terkendali dengan baik.
9. Makanan berlemak Griseofulvin (Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin V,Grisactin,GrisPEG) Efek griseofulvin dapat
meningkat griseofulvin diberikan secara oral untuk mengobati infeksi jamur pada rambut, kulit, kuku tangan,dan kuku kaki.
Interaksi yang terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaikanya ditelan pada saat makan makanan
berlema kseperti:Alpukat, daging sapi, mentega, kue, kelapa susu, selada ayam,kentang goreng,ayam goreng.
10. Makanan berserat banyak dengan digoksin Efek digoksin berkurang digoksin digunakan untuk mengobati layu jantung dan
untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan
baik Gunakan digoksin satu jam sebelum atau sesudah makan yang berserat seperti :Sari buah prem, seralia beras, makanan
Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor pada penderita penyakit Parkinson.
Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik. Hindari atau makanlah sedikit makanan berprotein tinggi.
12. Sayuran berdaun hijau Tiroid(AmourThyroid) Efek tiroid mungkin dilawan. Tiroid diberikan untuk memperbaiki hipotiroidisme
(kelenjar tiroid tidak berfungsi sempurna) dan gondok (pembesaran kelenjar tiroid)
Hindari makan sayuran berdaun hijau seperti asparagus, brokoli, bunga kol, kol,kangkung,buncis.
13. Kayumanis (licorice) dengan obat tekanan darah tinggi Efek obat tekanaan darah mungkin dilawan. Akibatnya tekanan darah
mungkin tidak terkendali dengan baik. Jangan makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh saja.
14. Kayumanis(licorice) dengan obat jantung digitalis Efek digitalis dapat meningkat. Digitalis digunakan pada layu jantung dan
untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya mungkin terjadi efek samping merugikan karena
terlalu banyak digitalis disertai gejala mual bingung gangguan penglihatan, sakit kepala tak bertenaga jangasn makan
kayumanisalam
15. Garam lithium (eskalith,lithane,lithobid) Makanan berkadar garam rendah meningkatkan efek litium sedangkan yang berkadar
garam tinggi menurunkan refek litium. Litium digunakan untuk menanggulangi beberapa gangguan jiwa yang berat.
16. Makanan yang mengandung terlalu sedikit garam dapt menimbulkan keracunan lithium dengan gejala pusing, mulut kering,
lemah, bingung, tak bertenaga, kehilangan selera makan, mual nyeri perut, nanar, dan bicara tidak jelas.Jika makanan
mengandung garam terlalu banyak, kondisi yang diobati mungkin tidak terlalu baik. NaCl terdapat didalam bermacam-macam
makanan
17. Makanan yang mengandung tiramin antidepresan jenis IMAO (EUtoniyl, Marpan,Nardil,Parnete) Kombinasi ini dapat
meningkatkan tekanan darah dengan nyata, akibatya sakit kepala berat, demam, gangguan penglihatan, bingung yang
mungkin,diikuti oleh perdarahan otak. Tiramin adalah stimulant syaraf pusat,anti depresan digunakan untuk meningkatkan
tekanan jiwa dan memeperbaiki suasana hati. Depresan jenis IMAO ini sudah tidakk begitu banyak digunakan lagi sejak
ditemukanya antidepresan yang lebih aman seperti Elavil,Sinequan,danDesyrel.Hindari makan mengandung tiramin seperti
:Alpukat, kentang bakar, pisang buncis, bir, sosis, keju, hati ayam, ciklat, kopi minuman kola, korma, (dalam kaleng), pengepuk
daging, kacang sup kemas, cabe acar ikan,haring, rasberi, salami, acar, kol, sosis, kecap, anggur,ragi.
18. Makanan yang mengandung vitamin B6 piridoksin Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan
tremor pada penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik.
Hindari makanan yang kaya vitamin B6 : alpukat, ragi roti, Ragi beras.
19. Makanan yang kaya vitamin K antikoagulan ( athrombin K, Caufarin, Caumadin,dikumarol.Efek anti koagulan dapat berkurang.
Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan mencgah pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin tetap
membeku meski penderita sedang berobat dengan antikoagulan Untuk mengurangi interaksi ini, jangan makan terlalu banyak
makanan vitamin K : Hati, sayuran berdaun (asparagus, brokoli, kol, kembangkol,angkung,kapri,bayam,lobak) Obat cacing
(pirantel pamoat) juga lebih baik diminum dengan susu atau sesudah makan, karena akan terjadi peningkatan absorpsi dengan
makanan/susu.
PENJELASAN MEKANISME
karena obat ini bersifat asam lemah yang absorpsinya terjadi di lambung. Maka seharusnya diminum saat perut kosong (satu
jam sblm makan atau 2 jam sesudah makan) atau cukup diminum dengan air putih saja. Jika diminum dengan susu, adanya
pencernaan susu akan menghambat proses absorpsi di lambung, karena pH lambung akan meningkat sehingga efek obat
menjadi lambat.
Obat pain killer dan antiinflamasi (anti rematik, anti Gout/asam urat, anti bengkak).Obat golongan ini sebagian besar bersifat
asam agak tinggi (ibuprofen=Nurofen, advil, aspirin, aspilet, aspro, asam mefenamat=ponstan, mefinal) walaupun absorpsi
terjadi di lambung, namun karena keasaman yang tinggi tsb akan menimbulkan efek samping nyeri lambung, maka seharusnya
diminum bersama susu, atau sebentar sesudah makan. Walaupun jelas ada penundaan absorpsi, namun karena mengingat
efek sampingnya yang jauh lebih berbahaya, maka lebih baik menunda absorpsi dengan makan/minum susu tsb. Begitu pula
dengan obat anti inflamasi golongan non steroid (diclofenac/voltaren, difflam, cataflam) dan steroid (deksametason, metil
prednisolon/meptin, medrol, prednisone/deltasone, cortisone asetat/cortef), harus diminum sesudah makan atau bersama
susu. Lain lagi dengan parasetamol (panadol, tempra, lylenol), karena bersifat lebih basa lemah dan diabsorpsi di usus, maka
lebih baik obat jenis ini diminum sebelum makan, diikuti makanan sehingga akan segera sampai di usus, terjadilah proses
absorpsi.
Tetrasiklin dengan Susu Secara umum untuk antibiotik (penisilin=amoksisilin, ampisilin, eritromisin, azitromisin, metronidasol,
cotrimoksasol) seharusnya diminum saat perut kosong. Minum cukup dengan air putih. Karena absorpsi terjadi di lambung. Hal
menarik terjadi khusus dengan golongan tetrasiklin (tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin). Bila obat golongan ini
diminum dengan susu atau daiyr product yang mengandung kalsium (yogurt), atau diminum bersama obat suplemen
mengandung zat besi dan kalsium (multivitamin dan mineral), atau obat sakit maag (mengandung kalsium, magnesium, atau
aluminium), maka mineral valensi 2 dan 3 ini akan membentuk senyawa komplaeks ermolekul besar dengan golongan
tetrasiklin. Obat golongan tetrasiklin sama sekali tidak terabsorpsi sehingga tidak akan muncul efek farmakologi yang
diinginkan pasien, kemungkinan besar terjadi kegagalan terapi. Obat jerawat biasanya mengandung golongan tetrasiklin ini.
Hal serupa juga berlaku untuk obat antijamur (griseofulvin, ketokonazol, fluconazol). Jangan diminum bersama susu, dairy
Obat asma mengandung teofilin atau aminofilin,adanya makanan lemak tinggi atau cafein akan meningkatkan efek samping
teofilin (terjadi gangguan di jantung, palpitasi). Jangan minum obat asma ini dengan kopi atau sesudah makan lemak tinggi.
Makana berkadar tinggi karbohidrat seperti nasi akan menurunkan jumlah teofilin yang terabsorpsi. (Aminofilin sesudah masuk
Obat antikolesterol lovastatin,simvastatin,pravastatin, Obat obat tersebut dengan adanya susu atau makanan akan
meningkatkan absorpsi obat. Maka lebih baik diminum dengan susu atau sesudah makan (kurang dari 2 jam sesudah
makan).Obat antihipertensi ACEinhibitor (captopril dan golongannya=cvasotec,accupril) jangan diminum bersama jus buah
atau sayuran yang mengandung tinggi kalium/potasium (pisang, jeruk, sayuran berhijau daun), karena tingginya kalium akan
meningkatkan efek oat golongan ini sehingga bisa muncul efek samping di jantung.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
1. interaksi antara obat dan makanan terjadi dalam tiga fase yaitu fase farmasetis, fase
farmakokinetik, fase farmakodinamik. Dengan mekanisme obat yang telah diminum akan
hancur dan obat terdisolusi (merupakan fase farmasetis), kemudian obat tersebut di absorpsi,
transport, distribusi, metabolism dan ekresi oleh tubuh (merupakan fase farmakokinetik),
setelah melewati fase farmakokinetik maka obat tersebut dapat direspon secara fisiologis dan
psikologis (merupakan fase farmakodinamik)
2. Efek samping pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI
(gastrointestinal) dapat berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan,
turunnya nafsu makan, mulut kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan,
nyeri abdominal (bagian perut), konstipasi dan diare. Efek samping seperti di atas dapat
memperburuk konsumsi makanan si pasien. Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu yang
panjang tentu dampak signifikan yang memperngaruhi status gizi dapat terjadi.
3.2 Saran
Untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan maka sebaiknya Bacalah
label obat dengan teliti, apabila kurang memahami dapat ditanyakan dengan dokter yang
meresepkan atau apoteker
Baca aturan pakai, label perhatian dan peringatan interaksi obat yang tercantum dalam
label atau wadah obat. Bahkan obat yang dijual bebas juga perlu aturan pakai yang
disarankan
Sebaiknya minum obat dengan segelas air putih Jangan campur obat dengan makanan
atau membuka kapsul kecuali atas petunjuk dokter
Vitamin atau suplemen kesehatan sebaiknya jangan diminum bersamaan dengan obat
karna terdapat beberapa jenis vitamin dan mineral tertentu yang dapat berinteraksi dengan
obat
Jangan pernah minum obat bersamaan dengan minuman yang mengandung
alcohol.Sebelum mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter atau
apoteker untuk mengetahui aturan pakai yang tepat. Dan juga saat konsultasi dengan dokter,
beritahukan semua obat atau vitamin yang sedang dikonsumsi saat ini untuk mencegah
terjadinya interaksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.drugs.com/drug_information.html
http://interaksiobatdanmakanan/adropofinkcanmakeamillionpeoplethink.htm
http://hendrahadi.wordpress.com
http://www.untukku.com/artikel-untukku/interaksi-obat-apa-yang-patut-anda-ketahui-
untukku.html
http://www.scribd.com/doc/30293958/25305010-MAKALAH-FARMASETIKA-II
Center for Drug Evaluation and Research (CDER). In Vivo Drug Metabolism/Drug
Interaction Studies Study Design, Data Analysis, and Recommendations for Dosing and
Labeling. 1999
Larry K. Fry and Lewis D. Stegink Formation of Maillard Reaction Products in Parenteral
Alimentation Solutions J. Nutr. 1982 112: 1631-1637
Stadler RH, Blank I, Varga N, Robert F, Hau J, Guy PA, Robert MC, Riediker S.
Acrylamide from Maillard reaction products. Nature. 2002 Oct 3;419(6906):449-50.
LAMPIRAN
Kalsium
aminoglycosides, bisphosphonates, corticosteroids, H2 receptor antagonists, loop diuretics ;
amphotericin B, antacids, carbamazepine, cholestyramine, cisplatin, colchicines, digoxin,
doxycycline, ethosuximide, foscarnet, Mg oxide/sulfate, minocycline, oxcarbazepine,
oxytetracycline, pentamidine, phenobarbital, phenytoin, primidone, Na phosphate, sucralfate,
zelodronic acid, zonisamide
Kalsium
antiestrogens, estrogens, thiazide diuretics ; aluminium intoxication, aminoiphylline, Ca
carbonate, lithium
Magnesium
aminoglycosides, corticosteroids, estrogens, loop diuretics, oral contraceptives,
tetracyclines,thiazide diuretics; amphotericin B, cholestyramine, cisplatin, cyclosporine,
digoxin, foscarnet, hydralazine, methsuximide, pamidronate, penicillamine, raloxifene, Na
phosphate, tacrolimus, zoledronic acid
Magnesium
Usually associated with intake > 6g/day, Mg-containing antacids/enemas
Fosfor
Thiazide diuretics; alendronate, antacids (Al & Mg-containing), cholestyramine, digoxin,
foscarnet, Mg oxide/sulfate, ,pamidronate, sucralfate, theophylline, zoledronic acid
Fosfor
Etidronate, foscarnet, Na phosphate laxatives & enema
Kalium
Aminoglycosides, loop diuretics, penicillins, salicylates, thiazide diuretics, acetazolamide,
amphotericin B, bisacodyl, cisplatin, colchicine, cyclosporine, enoxacin, foscarnet,
hydralazine, levodopa, mannitol, pamidronate, Na bicarbonate & phosphates
Kalium
ACE inhibitors, angiotensin, receptor blockers, beta-adrenergic blochers, NSAIDs, Kalium
sparing diuretics ; cyclosporine, heparin, hypertonic solutions, lithium, pentamidine,
succinylcholine
Natrium
Aminoglicosides, loop diuretics, Kalium sparing diuretics, thiazide diuretics, salicylates ;
acetazolamide, amphotericin B, bisacodyl, captopril, colchicine, foscarnet
Natrium
Hypertonic IV solution, mannitol, Na penicillin G, Na phosphate laxative & enemas
Zink
ACE inhibitors, corticosteroids, diuretics, estrogens, oral contraceptives, H2 receptor
antagonists, reverse transcriptase inhibitors ; cholestyramine, ethambutol, hydralazine,
penicillamine
Klorida
Thiazide diuretics, loop diuretics
Klorida
Spironolactone, triamterene
Table 3:
Meningkatkan kadar
tiramin
Krisis hipertensi