Professional Documents
Culture Documents
Peserta PKH hingga tahun 2015 berjumlah 3,5 juta keluarga miskin.
Tahun 2016 terdapat penambahan target 2,5 juta keluarga miskin,
sehingga jumlah keseluruhan menjadi 6 juta keluarga miskin. Kebijakan
pelaksanaan PKH untuk kepesertaan kohor 2007-2015 secara umum
menggunakan ketentuan sebelumnya, sementara untuk kepesertaan
baru kohor 2016 menggunakan beberapa ketentuan baru, diantaranya
komponen kesejahteraan sosial yang terdiri atas penyandang disabilitas
berat dan lanjut usia 70 tahun ke atas, dan perubahan indeks bantuan
dan komponen.
R. Harry Hikmat
BAGIAN PERTAMA
BAGIAN KEDUA
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Aspek Kesehatan 2
1.3. Aspek Pendidikan 4
1.4. Aspek Kesejahteraan Sosial 6
1.4.1. Penyandang Disabilitas 6
1.4.2. Penyandang Disabilitas Berat 8
1.4.3. Komponen Lanjut Usia 10
1.5. Sinkronisasi Penyedia dan Kebutuhan Layanan 12
1.6. Dasar Hukum 13
1.7. Tujuan 14
1.8. Sasaran 15
1.9. Pengertian 16
1.10. Perluasan PKH Tahun 2016 18
BAB II
RANCANGAN UMUM 19
2.1. Rancangan Umum PKH 19
2.2. Kegiatan PKH 19
2.3 Hak dan Kewajiban Peserta PKH 20
2.3.1. Hak Peserta PKH 20
2.3.2. Kewajiban Peserta PKH 21
2.4. Sanksi 22
2.4.1. Sanksi Bagi Peserta PKH 22
2.4.2. Sanksi Bagi Pendamping PKH 23
2.5. Transformasi Kepesertaan 23
2.5.1. Tujuan Resertifikasi 23
2.5.2. Tujuan P2K2 25
2.6. Komplementaritas dan Sinergitas Program 25
2.6.1. Jaminan Kesehatan Nasional 25
2.6.2. Beras untuk Masyarakat Sejahtera (Rastra) 26
BAB III
PELAKSANAAN PKH 31
3.1. Penetapan Sasaran (Targeting) 31
3.1.1.Penyiapan Data dan Penetapan Sasaran 31
3.1.2.Penetapan Data Awal Validasi 32
3.2. Persiapan Daerah 33
3.3. Pertemuan Awal dan Validasi 33
3.3.1.Proses Persiapan Pertemual Awal dan Validasi 33
3.3.2.Penetapan Peserta 35
3.3.3.Usulan Proposal Daerah 35
3.3.4.Penetapan Lokasi 35
3.4. Penyaluran Bantuan 37
3.5. Pembentukan Kelompok Peserta PKH 37
3.6. Verifikasi Komitmen 38
3.7. Penangguhan dan Pembatalan 39
3.7 Pemutakhiran Data 39
3.8. Pengaduan 40
BAB IV
KELEMBAGAAN PKH 43
4.1. Pelaksana Program di Pusat 43
4.1.1. Tim Koordinasi Nasional 43
4.1.2. Tim Koordinasi Teknis 44
4.1.3. Pelaksana PKH 44
4.2. Pelaksana PKH Daerah 45
4.2.1. Tim Koordinasi Teknis PKH Daerah 45
4.2.2. Pelaksana PKH Daerah 46
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI 63
6.1. Monitoring 63
6.1.1. Tujuan Monitoring 63
6.1.2. Jenis Monitoring 63
6.1.2. Pengumpulan Data dan Analisis 64
6.2. Evaluasi 65
6.2.1. Tujuan Evaluasi 65
6.2.2. Cakupan Evaluasi 65
BAB VII
PENUTUP 67
A. Latar Belakang
1
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
terdekat. Kewajiban peserta PKH di bidang kesehatan meliputi
pemeriksaan kandungan bagi ibu hamil, pemberian asupan gizi,
dan imunisasi serta timbang badan anak balita dan anak
prasekolah. Sedangkan kewajiban di bidang pendidikan adalah
mendaftarkandan memastikan kehadiran anggota keluarga PKH
ke satuan pendidikan sesuai jenjang sekolah dasar dan menengah.
Khusus anggota keluarga peserta PKH penyandang disabilitas,
kewajibannya disesuaikan dengan kondisi disabilitasnya.
B. Aspek Kesehatan
2
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Secara nasional, kecenderungan Angka Kematian Ibu (AKI) dari
tahun 1994 sampai dengan tahun 2007 menunjukkan penurunan
signifikan. Namun kondisi inikemudian memburuk. Berdasarkan data
SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012, jumlah angka
kematian ibu dan anak tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran
hidup.
Masalah Indonesia, bukan cuma kematian ibu dan anak saja, namun
juga masalah gizi buruk. Pada tahun 2012, Indonesia merupakan negara
kekurangan gizi nomor 5 di dunia. Jumlah balita yang kekurangan gizi
3
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
di Indonesia mencapai 8 juta jiwa dengan prevalansi kekurangan gizi
balita sebesar 17,9% (SDKI 2012). Dibanding target MDGs yang 15%,
kondisi Indonesia sangatlah buruk.
C. Aspek Pendidikan
4
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
anak, dan usia 16-18 tahun semakin tinggi hingga 3,14 persen atau
223.676 anak. Tahun ini, UNICEF melaporkansebanyak 2,5 juta anak
Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak
600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
5
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Anak putus sekolah sebagian besar kernudian menjadi pekerja
anak untuk menopang ekonomi keluarganya. Berdasar data dari Survei
Tenaga Kerja Nasional (Sakernas, 2004-2009) dan Hasil Survei Pekerja
Anak yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama
Organisasi Buruh Internasional (ILO) pada 2009 menunjukkan, jumlah
penduduk berumur 5-12 tahun yang bekerja mencapai 674,3 ribu jiwa
atau mencakup sekitar 16,64 persen dari jumlah total pekerja anak
(penduduk usia 5-17 tahun) yang mencapai 4,05 juta orang. Pada 2014,
misalnya, jumlah anak berumur 10-17 tahun yang secara ekonomi aktif
bekerja mencakup 2,77 persen dari jumlah total penduduk 10-17 tahun.
1. Penyandang Disabilitas
6
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dan Undang-
Undang Nomor 8 Tentang Penyandang Disabilitas.
7
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Sumber: Pedoman Umum PKH, 2015
Gambar 4. Anak Usia 5 - 15 Tahun Tidak Sekolah Karena Difabel
8
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
(Sumber: Pedoman Pelaksanaan Pemberian Asistensi Sosial Bagi
Penyandang Disabilitas Berat, 2015).
10
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Tabel 4. Masalah Kesehatan Lanjut Usia
11
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
(homeless) bantuannya diintervensi melalui program panti.Intervensi
program untuk lanjut usia 70 tahun ke atas secara umum dapat dilihat
pada gambar 6.
12
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Sementara itu, permasalahan pada sisi pelayanan (supply side)
yang menyebabkan rendahnya akses KM terhadap pendidikan dan
kesehatan antara lain belum tersedianya pelayanan kesehatan dan
pendidikan yang mudah dijangkau oleh KM. Biaya pelayanan yang
mahal menurut ukuran KM serta jarak antara tempat tinggal dan lokasi
pelayanan yang relatif jauh merupakan tantangan utama bagi penyedia
pelayanan pendidikan dan kesehatan.
F. Dasar Hukum
G. Tujuan
14
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
H. Sasaran
15
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Tabel 5. Perkembangan Jumlah Peserta PKH
I. Pengertian
17
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
J. Perluasan PKH Tahun 2016
18
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
BAB II
RANCANGAN UMUM
B. Kegiatan PKH
19
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Kegiatan PKH di lokasi yang telah melaksanakan program antara
lain: pendampingan, penyaluran bantuan, verifikasi, pemutakhiran
data, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dan
transformasi kepesertaan.
F. Sanksi
22
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
memadai maka penerapan sanksi akan dilakukan secara
bertahap.
e. Jika dalam tiga kali siklus penyaluran bantuan berturut-turut
atau selama sembilan bulan peserta PKH tidak mengambil
bantuan, maka dikeluarkan dari kepesertaan PKH.
f. KM terbukti tidak memenuhi kriteria sebagai peserta PKH,
maka dikeluarkan dari kepesertaan PKH.
g. Peserta PKH yang telah dikeluarkan kepesertaannya, tidak
dapat diajukan kembali sebagai Peserta PKH.
2. Sanksi Bagi Pendamping PKH
Bagi pendamping yang KM dampingannya tidak memenuhi
kondisionalitas akan diberikan sanksi dapat berupa:
a. Teguran secara lisan maupun tertulis
b. Penundaan pembayaran honorarium
c. Penghentian kontrak kerja
G. Transformasi Kepesertaan
1. Tujuan Resertifikasi
Dalam jangka pendek dana bantuan tunai bersyarat ini diharapkan
mampu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga (dampak
23
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
konsumsi langsung), dan dalam jangka panjang merupakan investasi
generasi masa depan yang lebih baik melalui peningkatan kesehatan
dan pendidikan (dampak pengembangan modal manusia). Artinya,
PKH diharapkan sebagai program yang mampu memutus rantai
kemiskinan antar generasi. Secara khusus. Sedangkan tujuan resertifikasi
adalah: mengidentifikasi program yang dimiliki peserta atau program
lainya, menilai status sosial ekonomi peserta PKH, identifikasi
keikutsertaan peserta PKH pada programperlindungan sosial lainya
dan penggalian karekteristik sosial peserta pkh untuk komplementaritas
program .
24
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
2. Tujuan P2K2
a. Meningkatkan pengetahuan peserta PKH mengenai
pengasuhan anak dan mendukung pendidikan anak di sekolah.
b. Meningkatkan pengetahuan praktis peserta PKH tentang
pengelolaan keuangan keluarga. Peserta PKH belajar
bagaimana membedakan antara kebutuhan dan keinginan,
membuat target menabung dan menghindari hutang, serta
meningkatkan penghasilan dengan membuka usaha.
c. Meningkatkan kesadaran peserta PKH dalam hal kesehatan
khususnya pentingnya 1000 hari pertama kehidupan yang
secara khusus memberi perhatian pada kesehatan ibu hamil
dan bayi.
d. Meningkatkan kesadaran peserta PKH terhadap pencegahan
kekerasan terhadap anak dan memenuhi hak-hak anak.
e. Meningkatkan kesadaran peserta PKH terhadap hak-hak
lansia dan disabilitas.
f. Secara umum meningkatkan kesadaran peserta PKH akan
hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, khususnya
dalam pemanfaatan layanan umum yang disediakan
pemerintah untuk memperbaiki kondisi kesehatan dan
pendidikan.
P2K2 diberikan sebagai kewajiban Pendamping PKH terhadap
Peserta PKH yang menjadi dampingannya dalam pertemuan
yang diselenggarakan sebulan sekali. Dalam pelaksanaannya,
P2K2 menjadi bagian dari ukuran kinerja seorang pendamping
dengan supervisi dari koordinator Kabupaten/Kota, dan
koordinator wilayah. Pelaksanaan P2K2 secara lebih rinci
dijelaskan dalam lampiran pedoman operasional P2K2.
25
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan
kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan.
Lebih dari itu, secara bertahap cakupan peserta akan diperluas
meliputi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan bayi yang
lahir dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang selama ini tidak
dijamin.
26
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
f. Siswa dari SMK yang menempuh studi keahlian kelompok
bidang: Pertanian (bidang Agrobisnis dan Agroteknologi)
Perikanan, Peternakan, kehutanan dan
Pelayaran/Kemaritiman.
Siswa/anak yang berasal dari prioritas sasaran penerima PIP,
dapat diusulkan dengan syarat sebagai berikut:
a. Siswa Pendidikan Formal:
1) Terdaftar sebagai siswa/peserta didik pada sekolah;
2) Terdaftar dalam Dapodik sekolah;
3) Diusulkan oleh sekolah melalui dinas pendidikan
kabupaten/kota ke direktorat teknis di Kemdikbud
b. A n a k D i d i k L e m b a g a P e n d i d i k a n N o n - F o r m a l :
1) Terdaftar sebagai anak didik pada SKB/PKBM/lembaga
kursus dan pelatihan;
2) Diusulkan oleh SKB/PKBM/Lembaga kursus dan
pelatihan melalui dinaspendidikan kabupaten/kota ke
direktorat teknis di Kemdikbud;
c. Anak Usia Sekolah yang Tidak Bersekolah:
1) Terdaftar kembali di sekolah/SKB/PKBM/Lembaga
kursus dan pelatihan.
2) Diusulkan oleh sekolah/SKB/PKBM/Lembaga kursus
dan pelatihan melalui dinas pendidikan kabupaten/kota
ke direktorat teknis di Kemdikbud.
3) Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
KUBE merupakan kelompok warga yang dibentuk dengan
tujuan melaksanakan kegiatan ekonomi bersama. Peserta
PKH diharapkan menjadi penerima bantuan KUBE dengan
tujuan meningkatkan penghasilannya.
4) Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu)
Rutilahu adalah program bantuan perbaikan rumah yang
diharapkan dapat menjangkau peserta PKH termasuk
perbaikan fasilitas lingkungan tempat tinggal.
5) Asistensi Lanjut Usia Terlantar (Aslut)
Aslut merupakan bantuan sosial berupa uang serta
pendampingan bagi lanjut usia. Penerima PKH yang
memiliki lanjut usia 70 tahun ke atas diberikan bantuan
sosial sebagai penerima PKH komponen kesehjateraan
sosial..
6) Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat (ASPDB)
ASPDB merupakan bantuan sosial beraupa uang serta
pendampingan bagi penyandang disabilitas berat. Anggota
27
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
keluarga penerima PKH yang merupakan penyandang
disabilitas berat diberikan bantuan sosial sebagai penerima
PKH komponen kesejahteraan sosial.
I. Pendampingan
28
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Pendampingan komponen kesejahteraan sosial untuk lansia dan
PDB, dilakukan dengan ketentuan berikut:
1. Pendampingan komponen lansia dilaksanakan oleh Pendamping
Lansia Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia.
2. Pendampingan PDB dilaksanakan oleh Pendamping Penyandang
Disabilitas Direktorat Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabiltas.
3. Pendamping PKH berkewajiban memastikan bantuan komponen
lansia dan PDB sampai kepada sasaran.
29
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
30
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
BAB III
PELAKSANAAN PKH
31
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
data KKS per kecamatan untuk dijadikan penetapan kuota calon
penerima PKH yang akan divalidasi.
Data Peserta PKH diperoleh dari Basis Data Terpadu (BDT) yang
diolah berdasarkan ranking kemiskinan terendah (sekitar 11% dari
Keluarga Miskin). Adapun alur penetapan data adalah sebagai berikut:
d. Hasil pemilihan data pada butir b dan usulan data pada butir c
dikirimkan ke Direktorat Jaminan Sosial Keluarga sebagai data
awal validasi PKH sesuai kuota yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Sosial disertai Berita Acara Penetapan yang disahkan
oleh Pemerintah Daerah cq. Dinas/Instansi Sosial
Kabupaten/Kota.
B. Persiapan Daerah
33
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
keperluan validasi (pencocokkan data). Data ini mencakup seluruh
anggota KM yang berhak menerima bantuan program PKH di
Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah PKH.
b. Persiapan Pertemuan Awal (PA)
Setelah menerima data calon peserta PKH, Pelaksana PKH
Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dengan pendamping
dan operator untuk menetapkan pembagian jumlah calon peserta
PKH berdasarkan wilayah kerja pendamping. Kemudian
melakukan pencetakan formulir validasi dan Surat Undangan
Pertemuan Awal (SUPA). SUPA yang telah tercetak dikirimkan
kepada calon peserta PKH sesuai nama dan alamat yang telah
tercantum.
c. Pertemuan Awal dan Validasi
Sebelum pelaksanaan PA, Pendamping harus berkoordinasi
dengan aparat Kecamatan dan Kelurahan/Desa setempat.
Tujuan pertemuan awal adalah:
1) M e n g i n f o r m a s i k a n t u j u a n d a n k e t e n t u a n P K H
2) Melakukan sosialisasi program dan validasi data KM dengan
syarat kepesertaan PKH
3) Menjelaskan komitmen yang harus dilakukan oleh peserta
PKH untuk dapat menerima bantuan
4) Menjelaskan sanksi dan implikasi apabila peserta PKH tidak
memenuhi komitmen yang ditetapkan dalam program
5) Menjelaskan mekanisme dan prosedur keluhan dan
pengaduan atas pelaksanaan PKH
6) Meminta KM menandatangani surat pernyataan yang tertera
di dalam surat undangan pertemuan awal sebagai tanda
kesediaan mengikuti komitmen yang ditetapkan dalam
program
7) Menjelaskan hak dan kewajiban ibu peserta PKH
8) Menerimapengaduan
9) Penjelasan tentang jadwal penyaluran bantuan PKH
10) Penjelasan jadwal kunjungan ke fasilitas kesehatan (oleh
petugas kesehatan)
11) Penjelasan tentang pendaftaran sekolah
12) Penjelasan tentang pelayanan kesejahteraan bagi penyandang
disabilitas dan lansia
Apabila terdapat KM yang menerima SUPA namun tidak hadir,
maka pendamping berkewajiban mendatangi rumah KM tersebut
setelah pertemuan awal dan melakukan proses sebagaimana di
atas. Penjelasan lebih lanjut tentang pertemuanawal dijelaskan
dalam buku Pedoman Operasional Validasi.
34
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
2. Penetapan Peserta
Kartu ini sebagai bukti kepesertaan dalam PKH dan nama yang
tercantum dalam kartu tersebut adalah nama ibu/wanita yang mengurus
anak. Kartu Peserta PKH dikirimkan ke Instansi Sosial Kabupaten/Kota
untuk selanjutnya didistribusikan oleh pendamping kepada Peserta
PKH.
4. Penetapan Lokasi
35
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Setelah penetapan sasaran (targeting) selesai, Pelaksana PKH Pusat
melakukan validasi calon peserta PKH. Pertemuan awal adalah kegiatan
sosialisasi tentang program kepada calon peserta PKH. Sedangkan
validasi adalah kegiatan mencocokkan data awal hasil pendataan PPLS
dengan kondisi terkini calon peserta PKH. Tujuan validasi calon peserta
PKH dalam rangka memperoleh peserta PKH yang valid dan memenuhi
kriteria (eligible) sesuai syarat kepesertaan PKH. Mekanisme pertemuan
awal dan validasi dijelaskan lebih rinci pada buku pedoman operasional
pertemuan awal dan validasi.
36
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
D. Penyaluran Bantuan
F. Verifikasi Komitmen
38
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
G. Penangguhan dan Pembatalan
H. Pemutakhiran Data
I. Pengaduan
41
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
42
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
BAB IV
KELEMBAGAAN PKH
a. Kementerian Sosial
b. Kementerian Kesehatan
c. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
d. Kementerian Agama
e. Kementerian Komunikasi dan Informatika
f. Kementerian Keuangan
g. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
h. Kementerian Dalam Negeri
i. Kementerian PPN/Bappenas
j. Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal
k. Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak
l. Badan Pusat Statistik
43
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
2. Tim Koordinasi Teknis
Pengarah : Menteri Sosial
Ketua : Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan
Sosial
Sekretaris : Direktur Jaminan Sosial Keluarga
3. Pelaksana PKH
Pelaksana Program Keluarga Harapan adalah Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan
Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia.
44
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria
di bidang validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan,
serta sumber daya jaminan sosial keluarga;
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang
validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan, dan sumber
daya jaminan sosial keluarga;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
di bidang validasi dan terminasi, bantuan sosial, kepesertaan,
dan sumber daya jaminan sosial keluarga.
Personil pelaksana Program Keluarga Harapan di Pusat terdiri atas
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Iingkungan Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga dan pegawai non PNS dengan Ikatan Perjanjian Kerja dengan
Waktu Tertentu (IPKWT) yang terdiri atas Tenaga Ahli dan Tenaga
Operator.
Tenaga Ahli dalam Direktorat Jaminan Sosial Keluarga bertugas
membantu Direktur dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
serta evaliasi PKH agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan program.
45
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
pelaksanaan PKH.
b) Koordinasi rutin terhadap partisipasi provinsidan
Kabupaten/Kota terkait dalam pelaksanaan PKH.
3) Susunan Tim Koordinasi Teknis PKH Provinsi terdiri atas:
a) Gubernur sebagai Pembina
b) Sekretaris Daerah Provinsi selaku Ketua Tim Pengarah
c) Kepala Bappeda Provinsi selaku Ketua Tim Koordinasi
Teknis
d) Kepala Dinas/Instansi Sosial selaku Sekretaris
e) Anggota Tim Koordinasi Teknis PKH Provinsi:
(1) Kepala Dinas/Instansi Pendidikan
(2) Kepala Dinas/Instansi Kesehatan
(3) Kepala BPS Provinsi
(4) Kepala BPS Provinsi
(5) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
(6) Kepala Dinas/Instansi Komunikasi dan Informatika
(7) Kepala Dinas/Instansi Tenaga Kerja
(8) Kepala Dinas/Instansi Kependudukan dan Catatan
Sipil
(9) Lembaga lain yang dianggap sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan daerah
b. T i m K o o r d i n a s i T e k n i s P K H K a b u p a t e n / K o t a
1) Susunan Tim Koordinasi Teknis PKH Kabupaten/Kota
terdiri atas:
a) Bupati selaku Pembina
b) Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota, selaku Ketua tim
pengarah
c) Kepala Bappeda Kabupaten/ Kota, selaku Ketua Tim
Koordinasi Teknis
d) Kepala Dinas/Instansi Sosial, selaku Sekretaris
e) Anggota Tim Koordinasi Teknis PKH Kabupaten/Kota:
(1) Kepala Dinas/Instansi Pendidikan
(2) Kepala Dinas/Instansi Kesehatan
(3) Kepala BPS Kabupaten/ Kota
(4) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
(5) Kepala Dinas/Instansi Komunikasi dan Informatika
(6) Kepala Dinas/Instansi Tenagakerja
(7) Kepala Dinas/Instansi Kependudukan dan Catatan
Sipil
(8) Lembaga lain yang dianggap sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan daerah.
46
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
2) Tim Koordinasi Teknis PKH Kabupaten/Kota dibentuk
untuk memastikan persiapan dan pemenuhan tanggung
jawab Kabupaten/Kota terhadap pelaksanaan PKH. Tim
koordinasi ini akan menjadi saluran utama informasi
program ke berbagai pihak terkait pada Kabupaten/Kota
agar semua pihak bisa merespon dalam waktu yang singkat
jika diperlukan. Tim Koordinasi Kabupaten/Kota
diperlukan untuk mendorong partisipasi pemberi
pelayanan dan menyelesaikan masalah pengadaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan pendidikan yang terkait dengan
program.
3) Tugas dan tanggungjawab Tim Koordinasi Teknis PKH
Kabupaten/Kota, secara umum, terdiri atas:
a) Koordinasi persiapan Kabupaten/Kota untuk
mendukung pelaksanaan PKH.
b) Koordinasi rutin terhadap partisipasi Kabupaten/Kota
terkait dalam pelaksanaan PKH.
Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi Teknis PKH
Kabupaten/Kota, secara lebih rinci dijelaskan dalam
Pedoman Operasional Kelembagaan PKH.
c. Tim Koordinasi PKH Kecamatan
1) Susunan Tim Koordinasi Teknis PKH Kecamatan:
a) Kepala Bappeda selaku Pembina
b) Kepala Dinas Sosial, selaku ketua tim pengarah
c) Camat, selaku Ketua Tim Teknis
d) Koordinator Pendamping, selaku Sekretaris
e) Anggota Tim Koordinasi Teknis PKH Kecamatan:
(1) Kepala UPT Pendidikan SD/sederajat dan
SMP/sederajat
(2) Kepala UPT Kesehatan
(3) Pendamping PKH
(4) Kepala Desa/Lurah lokasi PKH
(5) Lembaga lain yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan Kecamatan
2) Tim Koordinasi Teknis PKH Kecamatan dibentuk untuk
memastikan persiapandan pemenuhan tanggung jawab
Kecamatan terhadap pelaksanaan PKH. Tim koordinasi
akan menjadi saluran utama informasi program keberbagai
pihak terkait pada Kecamatan agar semua pihak bisa
merespon dalam waktu yang singkat jika diperlukan. Tim
Koordinasi Kecamatan diperlukan untuk mendorong
47
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
partisipasi pemberi pelayanan dan menyelesaikan masalah
pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan
yang terkait dengan program.
3) Tugas dan tanggungjawab Tim Koordinasi Teknis PKH
Kecamatan:
a) Koordinasi persiapan Kecamatan untuk mendukung
pelaksanaan PKH.
b) Koordinasi rutin terhadap partisipasi Kecamatan terkait
dalam pelaksanaan PKH.
Tugas dan tanggung jawab Tim Koordinasi Teknis PKH
Kecamatan, secara lebih rinci dijelaskan dalam Pedoman
Operasional Kelembagaan PKH.
48
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Sosial/Institusi Sosial selaku Ketua Pelaksana PKH Provinsi
3) Kepala Seksi Dinas Sosial/Institusi Sosial selaku sekretaris
Pelaksana PKH Provinsi
4) Staf Dinas Sosial berjumlah 5 orang yang bertanggungjawab
pada bidang Data Keluarga Miskin, Sistem Pengaduan
Masyarakat, Penyaluran bantuan, Verifikasi, dan Monitoring
Evaluasi selaku anggota
5) Tenaga Ahli yang bertanggungjawab untuk membantu tugas
dan fungsi pelaksana PKH di tingkat Provinsi
6) Supervisi yang bertanggung jawab untuk memantau jalanya
bisnis proses PKH dalam Kabuapten / Kota
49
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
jumlah peserta PKH yang terdaftar di Kecamatan.
50
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
BAB V
REKRUTMEN, BIMTEK, WORKSHOP,
RAKOR, DAN PEMANTAPAN
1. Pengertian
a. Tujuan
Tersedianya SDM Pelaksana PKH baik di Pusat maupun di
Kabupaten/Kota yang profesional dan memiliki kemampuan
serta kualitas memadai baik pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan yang terstandar termasuk komitmen, dedikasi
dan integritas sesuai bidang tugasnya.
b. Kebutuhan Rekrutmen
Kebutuhan rekrutmen SDM Pelaksana PKH terdiri dari :
1) Tenaga Ahli PKH Pusat
2) Koordinator Wilayah tingkat provinsi
3) Koordinator Kabupaten/Kota
4) Pendamping dan Operator
c. Tahap Rekrutmen dan Seleksi
1) Persiapan Rekrutmen
2) Pengumuman penerimaan melalui sistem online dan
offline
3) Seleksi Administrasi
4) Pengumuman lulus administrasi
5) Pelaksanaan tes kompetensi, meliputi:
a) Tes psikologi
b) Tes tertulis pengetahuan tentang program
perlindungan dan jaminan sosial
c) Tes praktik komputer (untuk seleksi Operator)
d) Interview dan Diskusi Kelompok Terarah (untuk seleksi
Koordinator Kab./Kota, Korwil dan Tenaga Ahli)
d. Peserta/Pendaftar
Peserta adalah warga negara Indonesia yang telah
mendaftar dan lulus syarat admistrasi.
52
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
3) Diskusi Kelompok
4) Bermain peran/Role-play
5) Simulasi
6) Rekomendasi
7) Praktek Belajar Lapangan
8) Tindak Lanjut
3. Diklat Operator PKH
a. Tujuan
Diperolehnya SDM yang mempunyai pengetahuan,
kemampuan,keterampilan dan profesionalitas sebagai
operator PKH
b. Peserta
Operator yang telah dinyatakan lulus pada seleksi
penerimaan operator.
c. Pelatih/Narasumber
1) Pejabat struktural di Iingkungan Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga
2) Tenaga Pelaksana PKH Pusat
3) Pusdiklat Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial
4) Praktisi
d. Bentuk Kegiatan
1) Dinamika Kelompok
2) Penyajian Materi Pelatihan Operator
3) Diskusi Kelompok
4) Simulasi/praktek operasional Aplikasi SIM PKH
5) Praktek Belajar Lapangan
6) Tindak Lanjut
C. Workshop
1. Tujuan
Memberikan bekal kepada SDM pelaksana PKH terkait dengan
kebijakan PKH, cakupan tugas, koordinasi, penyelesaian masalah
dan solusi.
2. Peserta
a. Tenaga Ahli PKH
b. Koordinator Wilayah
c. Koordinator Kabupaten/Kota
3. Bentuk Kegiatan
a. Penyajian Materi oleh Narasumber
b. Diskusi Kelompok
c. Pleno hasil diskusi kelompok
53
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
d. Pembuatan rekomendasi
e. Tindak Lanjut
4. Narasumber berasal dari Pusat
D. Bimbingan Teknis
56
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
3. Rakor PKH Tingkat Provinsi
a. Tujuan
1) Pemantapan Persiapan Pelaksanakan PKH untuk
Kab/Kota Lokasi Baru
2) Dipahaminya Kebijakan Pelaksanaan PKH Terkini
3) Dipahaminya peran, tugas dan fungsi Dinas/Institusi
Terkait dalam Pelaksanaan PKH
4) Teridentifikasi Potensi Pendukung dan Masalah Untuk
Merumuskan Solusinya
5) Terwujudnya komitmen provinsi dalam pelaksanaan
PKH
b. Peserta
1) Dinas/Instansi terkait tingkat Provinsi
2) Dinas/Instansi terkait tingkat Kabupaten/Kota
3) Koordinator Wilayah
c. Narasumber
1) Narasumber Pusat (Direktorat Jaminan Sosial)
2) Narasumber Provinsi (BAPPEDA, Dinas Sosial)
d. Bentuk Kegiatan
1) Paparan Narasumber dan Tanya Jawab
2) Perumusan Kesepakatan Rakor
4. Rakor PKH Tingkat Kabupaten/Kota
a. Tujuan
1) Diketahui dan Dipahaminya Program Keluarga Harapan
2) Diketahui dan Dipahaminya Peran, Tugas dan Fungsi
Instansinya Masing-Masing
3) Peserta Dapat Mengidentifikasi Potensi dan Masalah serta
solusinya
4) Terwujudnya Komitmen Kabupaten/Kota Dalam
Pelaksanaan PKH
b. Peserta
1) Dinas/Instansi Terkait Tingkat Kabupaten/Kota
2) Mitra Kerja
3) Koordinator Wilayah
4) Koordinator Kabupaten/Kota
c. Narasumber
1) Narasumber Pusat
2) Narasumber Provinsi
3) Narasumber Kabupaten/Kota
d. Bentuk Kegiatan
1) Paparan Narasumber dan Tanya Jawab
2) Perumusan Hasil Rakor
57
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
Catatan : Penjelasan lengkap dapat dilihat pada Buku
Pedoman Rakor PKH
F. Pemantapan PKH
G. Sosialisasi PKH
H. Sasaran Sosialisasi
60
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
I. Materi Sosialisasi
J. Sarana Sosialisasi
61
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
62
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
A. Monitoring
1. Tujuan Monitoring
Secara umum monitoring PKH bertujuan untuk:
a. Memastikan konsistensi antara kebijakan penanggulangan
kemiskinan dengan pelaksanaan PKH
b. Mengetahui sejauh mana tahapan-tahapan dalam rencana
kerja tahunan telah dilaksanakan dengan baik. Bagaimana
alur dan mekanisme PKH ber jalan dengan baik dalam
implementasi program.
c. Apakah jadwal yang telah disusun dalam perencanaan satu
tahun anggaran yang sesuai dengan rencana PKH dalam
implementasinya sudah sesuai atau tidak
d. Apakah setiap aspek dalam perencanaan dan implementasi
sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Jenis Monitoring
a. Monitoring dengan partisipasi masyarakat
Monitoring oleh masyarakat melibatkan warga masyarakat
secara luas dalam pengawasan dan pemantauan
kegiatan/program. Dalam PKH ada kelompok ibu yang dipilih
63
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
dan ditugaskan untuk memastikan pelaksanaan PKH: apakah
itu pemutakhiran data, kondisi peserta PKH.
b. Monitoring oleh Pemerintah
Pemerintah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan
desa/kelurahan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
PKH serta pencapaian target sesuai dengan mekanisme yang
telah ditetapkan. Untuk kepentingan tersebut Pemerintah
melakukan monitoring secara berkala agar pelaksanaan PKH
sesuai rencana dan mekanisme yang ditetapkan.
c. Monitoring oleh pihak lain
Kegiatan monitoring PKH juga dilakukan pihak lain, seperti
Lembaga Donor, Bappenas, TNP2K, dll. Pihak lain yang
melakukan monitoring dengan cara melakukan kunjungan
secara berkala ke lokasi-lokasi PKH untuk memantau
pelaksanaan PKHdan memastikan kegiatan sesuai rencana
dan target PKH serta dampak pelaksanaan PKH.
3. Pengumpulan Data dan Analisis
Pengumpulan data dilakukan oleh tenaga lapangan dan
manajemen data dilakukan oleh tim MIS (Management
Information System) PKH.Monitoring rutin PKH dijalankan
menggunakan beberapa jenis formulir pendataan. Beberapa
formulir yang digunakan antara lain:
a. Formulir pemutakhiran data keluarga;
b. Formulir verifikasi kehadiran anak sekolah;
c. Formulir verifikasi kesehatan;
d. Formulir pengaduan peserta PKH;
e. Formulir pengaduan non-peserta.
Analisis data monitoring secara rutin dilakukan oleh Pelaksana
PKH Pusat. Seluruh informasi dalam formulir monitoring
diinput ke dalam basis data Sistem Informasi Manajemen
(SIM) yang dikelola Pelaksana PKH Pusat. Analisis data MIS
PKH dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
a. Apakah peserta PKH telah menerima bantuan sesuai
ketentuan?
b. Apakah peserta PKH telah menjalankan kewajibannya
(verifikasi)?
c. Apakah peserta PKH pada wilayah yang ditunjuk telah
menjalankan Pertemuan Peningkatan Kemampuan
Keluarga (P2K2)?
64
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
B. Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi
a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan yang telah disusun
dalam rencana kerja tahunan
b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada Program
secara keseluruhan dan peserta PKH
c. Mengetahui dan menganalisa hal-hal lain yang mungkin di
luar rencana
d. Menyusun indikator kinerja PKH yang menjadi acuan bagi
Keberhasilan program.
2. Cakupan Evaluasi
Berdasarkan tujuan dan keluaran program yang ingin dicapai,
diperlukan indikator kinerja program untuk mengukur
pencapaian program selama kurun waktu satu
tahun.Pengukuran indikator kinerja program dilakukan secara
berkala dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait secara
berjenjang.
Secara umum cakupan/ruang lingkup pemantauan dan
evaluasi meliputi:
a. Ruang lingkup subtansi (tahapan) program. Meliputi:
penyusunan dan penetapan pedoman umum, penyusunan
dan penetapan target PKH, sosialisasi program, penyaluran
bantuan PKH, pencapaian target kegiatan, dan tindak
lanjut.
b. Ruang lingkup pendukung program, meliputi rekrutmen
Pendamping/Operator, diklat Pendamping/operator,
Bimbingan Teknis PKH, dan Rapat Koordinasi PKH.
Proses evaluasi dilakukan secara berkala setelah hasil
pemantauan diterima. Evaluasi terhadap sasaran menjadi
65
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
masukan penting untuk meningkatkan kinerja PKH kedepan,
seperti halnya peninjauan kembali penyebab dari
ketidaktercapaian sasaran program.
66
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
BAB VII
PENUTUP
Buku ini terdiri atas dua bagian besar dan berjumlah 8 (delapan)
buku. Bagian pertama terdiri atas satu buku yaitu Buku Pedoman
Umum dan bagian kedua terdiri atas tujuh buku yaitu Validasi Calon
Peserta PKH, Penyaluran Dana Bantuan PKH, Verifikasi Komitmen,
Pemutakhiran Data, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Rapat
Koordinasi, dan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga.
67
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
68
Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016
VALIDASI CALON PESERTA PKH
B. KONSEP KEPESERTAAN
1
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
Anggota rumah tangga yang telah bepergian enam bulan atau
lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari enam
bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah enam
bulan atau lebih tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
Tamu yang telah tinggal di rumah tanggal enam bulan atau lebih
dan tamu yang tinggal di rumah tangga kurang dari enam bulan tetapi
akan bertempat tinggal enam bulan atau lebih dianggap sebagai anggota
rumah tangga.
2. Definisi Keluarga
2
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
3. Definisi Komponen Anggota Keluarga (*memastikan siapa
sajakah yang bisa menjadi anggota keluarga peserta PKH)
3
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
Usai penetapan sasaran peserta PKH, Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga melakukan validasi calon peserta PKH yang dilakukan lewat
pertemuan awal. Tahapan proses validasi ini antara lain: mencetak
dan mengirim data KSM calon peserta PKH ke Dinas/Instansi
Sosial.Data ini mencakup seluruh anggota KSM yang berhak menerima
bantuan program PKH di Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah PKH.
Melakukan Koordinasi
Setelah mendapat informasi mengenai adanya Surat Undangan
Pertemuan Awal (SUPA) dan formulir validasi di Dinas/Instansi Sosial,
maka Pendamping berkoordinasi dengan Dinas/Instansi Sosialdan
Operator untuk membahas:
1. pembagian jumlah calon peserta PKH yang akan didampingi
oleh masing-masing pendamping dalam satu kecamatan (bila
jumlah pendamping lebih dari satu untuk satu kecamatan).
2. Rencana jadwal pertemuan awal
3. Biaya pertemuan awal
4. Pembuatan surat tugas sebagai pendamping PKH dari Dinas
Sosial Kabupaten/Kota
5. Kegiatan kesekretariatan dalam pelaksanaan tugas sebagai
pendamping PKH
4
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
Pendamping melakukan koordinasi dengan aparat kecamatan
dan kelurahan/desa setempat untuk menyelenggarakan
pertemuan awal yang telah ditetapkan jadwalnya. Pertemuan
dengan camat dan kelurahan antara lain bertujuan:
1. Mengenalkan diri sebagai pendamping PKH di wilayah kerja
yang bersangkutan
2. Melakukan sosialisasi PKH sehingga mampu meyakinkan
dan meminta komitmen pejabat bersangkutan dalam
mendukung PKH
3. Mengundang camat dan jajarannya untuk hadir di pertemuan
awal yang akan ditentukan jadwalnya.
4. Meminta dukungan lancarnya penyelenggaran acara terutama
dalam hal partisipasi dalam kegiatan dan menjaga keamanan
pelaksanaan.
Pendamping melakukan koordinasi dengan Penyedia Layanan
Kesehatan dan Pendidikan dengan tujuan:
1. Memperkenalkan diri sebagai pendamping PKH di wilayah
kerja yang bersangkutan
2. Melakukan sosialisasi PKH sehingga mampu meyakinkan
dan meminta komitmen unit pelayanan bersangkutan dalam
mendukung PKH
3. Mengundang PPK dan PPP serta jajarannya untuk menghadiri
pertemuan awal yang akan ditentukan jadwalnya.
4. Memastikan bahwa semua buku registrasi kesehatan dan
formulir pendidikan disediakan sehingga bisa dibagikan ketika
Pertemuan Awal.
Menyebarkan Undangan
Undangan pertemuan awal(SUPA = surat undangan pertemuan
awal) yang diterima dari pusat disampaikan oleh pendamping ke calon
peserta PKH. Pendamping juga menyiapkan lembar validasi dan surat
pernyataan komitmen yang akan diisi pada saat pertemuan awal untuk
kemudian dikembalikan ke SIM PKH Nasional untukdibuatkan
ketetapan menjadi peserta PKH (jika data masih cocok dengan syarat
PKH).
6
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
Pendamping mencetak SUPA dengan bantuan aplikasi hibrid.
E. PERTEMUANAWAL
1. Tahap Persiapan
a. K o o r d i n a s i dengan aparat pemerintah
Kabupaten/Kotasetempat
b. Koordinasidengan Dinas /Instansi Sosial Kabupaten/Kota
1) Pendamping dan Operator berkoordinasi dengan
Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kotasetempat mencetak
Surat Undangan Pertemuan Awal (SUPA) dan formulir
validasi sudah tersedia di Dinas /Instansi Sosial
Kabupaten/Kota.
2) Hal-hal yang perlu dikoordinasikan dengan Dinas/Instansi
Sosial Kabupaten/Kotaadalah:
a) Pembagian jumlah calon peserta PKH yang akan
didampingi oleh masing-masing pendamping dalam
7
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
satu kecamatan (mempertimbangkan rasio jumlah KM
per Pendamping).
b) Rencana jadwal pelaksanaan pertemuan awal.
c) Pejabat dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota yang akan
mendampingi pelaksanaaan pertemuan awal.
d) Pembuatan surat tugas sebagai Pendamping PKH dari
Dinas Sosial Kabupaten/Kota.
e) Sekretariat dalam pelaksanaan tugas sebagai
Pendamping PKH.
c. Koordinasi dengan Camat
Pendamping dan Operator harus berkoordinasi dengan Camat
dengan cara:
1) Pendampingan menemui Camat.
2) Perkenalkan diri bahwa Saudara sebagai Pendamping
PKH.
3) Sosialisasikan PKH dan mohon dukungan dari Camat.
d. Mengisi SUPA
e. Mendistribusikan SUPA
1) Pendamping PKH menyampaikan Surat Undangan
Pertemuan Awal (SUPA) kepada seluruh calon peserta
dan memastikan kesediaannya untuk hadir dalam
pertemuan awal.
2) Pendamping memastikan Camat dapat hadir dalam
pertemuan awal.
3) Pendamping memastikan Kepala Desa dapat hadir dalam
pertemuan awal.
4) Pendamping menyampaikan undangan kepada UPTD
Pendidikan.
5) Pendamping menyampaikan undangan kepada UPTD
Kesehatan.
6) Pendamping menyampaikan undangan kepada salah
seorang tokoh masyarakat.
f. Pelaksanaan pertemuan awal
F. VALIDASI DATA
8
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
9
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
10
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
11
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
3. Pengisian formulir validasi data
a. Tanyakan setiap keterangan yang ada di formulir ini kepada
KSM.
b. Jika ada keterangan yang berubah atau berbeda, maka tulis
perubahannya di baris bawahnya yang bertanda **.
c. Kode keterangan dapat dilihat pada bagian bawah formulir
ini.
d. Jika ada AK (Anggota Keluarga) baru, maka ditulis di baris
yang masih kosong.
12
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
dapat ditambahkan untuk dicatat pada halaman
terakhir formulir validasi. Orang tua pengurus
dan/atau pengurus yang sudah lanjut usia dengan
umur 70 tahun ke atas.
7. Persetujuan calon peserta PKH
Calon peserta PKH menyetujui syarat dan ketentuan
yang ditetapkan oleh PKH dan dinyatakan sah setelah
formulir validasi ditandatangani oleh yang
bersangkutan dan Pendamping PKH.
13
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
Kemudian operator melakukan peangalokasian kecamatan
binaan kepada masing-masing pendamping.
14
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
3. Entry Validasi
Setelah aplikasi dan data siap digunakan, pendamping melakukan
entry validasi pada menu validasi.
4. Temporary Closing
Temporary closing/penutupan sementara, bisa dilakukan
Pendamping setelah selesai melakukan validasi.
16
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
Tujuan dilakukan temporary closing adalah :
" Pendamping memastikan jumlah peserta yang divalidasi baik
menurut eligibilitas maupun dari Komponen PKH sudah sesuai
termasuk hitungan bantuannya.
" Hasil validasi sudah benar dan bisa di ekspor untuk di kirimkan
kepada operator kabupaten/kota.
" Setelah operator menerima data hasil validasi dari pendamping
dan melakukan impor ke aplikasi hibrid, Operator dapat
memastikan seluruh calon peserta sudah di validasi.
" Operator melakukan pemeriksaan terhadap hasil closing.
" Operator mendistribusikan data hasil temporary closing ke
masing-masing Pendamping (printing hardcopy).
5. Final Closing
Final closing/penutupan akhir dilakukan oleh operator
kabupaten/kota setelah seluruh data hasil validasi atau
pemuktahiran data terkumpul dari pendamping dan di ekspor
ke aplikasi hibrid.
17
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
penyaluran bantuan.
h. Mengirimkan file (SPM.xls) hasil final closing ke Dit. Jaminan
Sosial Keluarga beserta Berita Acara yang sudah
ditandatangani kepada Dinas/Institusi Sosial.
i. Berkoordinasi dengan Dit. Jaminan Sosial Keluarga untuk
memastikan data bayar sesuai dan tidak ada kesalahan.
j. Memeliharakerjakan formulir pemutakhiran data dan
menyimpan dengan baik di Dinas Sosial/Instansi Sosial
Kabupaten/Kota.
6. Percetakan SUPA.
Percetakan surat undangan pertemuan awal, dilakukan dengan
bantuan aplikasi hibrid. Data calon peserta yang menjadi sasaran
yang akan diundang.
19
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
20
Validasi Calon Peserta Program Keluarga Harapan
DAFTAR ISI
A. Tujuan 5
B. Sasaran 5
C. Bantuan PKH 5
D. Penerima Bantuan 6
E. Nilai Bantuan 6
1. Bantuan Tetap 6
2. Nilai Bantuan Komponen 7
F. Proses Penyaluran Dana Bantuan 8
1. Penyaluran Bantuan Melalui PT Pos Indonesia
(Persero) 8
a. Pembukaan Rekening 8
b. Aktivasi Rekening 8
c. Penyerahan Data ke Lembaga Bayar 9
d. Penerbitan Surat Perintah Pemindahbukuan 9
e. Penerbitan SK Penerima Bantuan 9
f. Pencairan Dana 10
g. Pemindah bukuan Rekening 10
h. PembuatanJadwal pembayaran (form kontrol
pendamping) 10
i. Proses Pembayaran Bantuan 10
j. Setelah Penyaluran 11
k. Penyaluran Dana Bantuan PKH yang diwakilkan 12
l. Pelaksanaan Pencairan 12
m. Saldo Dalam Rekening 13
n. Rekonsiliasi 13
1. Rekonsiliasi tingkat kecamatan 14
2. Rekonsiliasi tingkat Kabupaten/Kota 14
3. Rekonsiliasi tingkat Pusat 15
G. Penggantian Nama Penerima bantuan 19
H. Pengembalian Sisa Bantuan 20
1. Sistem rekening 20
I. Alur Kerja Penyaluran 20
1. Alur proses GIRO 21
2. Alur proses penarikan dana GIRO 22
J. Formulir - formulir 23
1. Format berita acara penyelesaian entry data 23
2. Formulir berita acara rekonsiliasi 24
3. Formulir penjelasan peserta yang tidak
mencairkan bantuan 25
1
Penyaluran Bantuan
2
Penyaluran Bantuan
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
3
Penyaluran Bantuan
4
Penyaluran Bantuan
PENYALURAN BANTUAN
A. Tujuan
B. Sasaran
C. Bantuan PKH
5
Penyaluran Bantuan
Gambar 1 Siklus Penyaluran
D. Penerima Bantuan
E. Nilai Bantuan
1. Bantuan Tetap
Nilai bantuan tetap adalah sejumlah uang yang diberikan kepada
penerimabantuan tanpa memperhatikan komponen anggota
keluarga.Besaran nilai bantuan tetap dalam satu tahun anggaran sebesar
Rp. 500.000,- yang diberikan pada tahap pertama. Hal ini dimaksudkan
untuk mengantisipasimeningkatnyakebutuhan peserta dalam rangka
memasuki tahun ajaran baru. Sedangkan bantuan tetap untuk peserta
baru menerima bantuan satu tahap,adalah sebesar Rp. 125.000,-.
6
Penyaluran Bantuan
2. Nilai Bantuan Komponen
Sesuai SK Menteri Sosial No. 294/HUK/2016 tanggal 13 Oktober
2016 tentang Indeks Bantuan dan Komponen PKH seperti pada
tabel 1.
b. Aktivasi Rekening
Aktivasi rekening adalah satu proses yang dilakukan oleh
lembaga bayar terhadap data peserta PKH yang telah
menyerahkan kembali formulir-formulir administrasi seperti
yang dijelaskan pada bagian pembukaan rekening. Dalam hal
aktifasi rekening,Pendamping melakukan:
1) Membantu peserta PKH mengisi nama dan alamat serta
membimbing peserta PKH dalam proses penarikan dana
bantuan PKH di kantor lembaga bayar.
2) Pendamping mencatat nomor PKH, nomor rekening,
nomor CIF, nama dan alamat peserta PKH yang tidak
melengkapi dokumen pembukaan rekening.
8
Penyaluran Bantuan
c. Penyerahan Data ke Lembaga Bayar
Sebagai dasar bagi lembaga bayar dalam melakukan aktivitas
penyaluran dana, maka secara administrasi perlu adanya
dokumen berita acara penyerahan data ke lembaga bayar.
Pembuatan Berita Acara Serah Terima data (BAST) ini mengacu
kepada data pengolahan di Pelaksana PKH Pusat yang
bersumber dari data hasil final closing.
9
Penyaluran Bantuan
f. Pencairan Dana
Kegiatan pencairan dana adalah serangkaian kegiatan setelah
proses pengolahan data di Pelaksana PKH Pusat selesai
dilakukan berdasarkan data dari Pelaksana PKH
Kabupaten/Kota.
g. Pemindahbukuan Rekening
Proses pencairan kepada KM diawali dengan pemindah-
bukuan rekening. Pemindahbukuan rekening akan dilakukan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) selambat-lambatnya
1 (satu) hari kerja setelah SP2D terbit dari KPPN Jakarta VII.
Pemindahbukuan dilakukan setelah terbitnya Surat Perintah
Pemindahbukuan dari PPK Direktorat Jaminan Sosial.Waktu
pelaksanaan pemindahbukuan maksimal 7 (tujuh) hari
kalender sejak terbitnya Surat Perintah Pemindahbukuan.
10
Penyaluran Bantuan
tertera pada resi penarikan dana.
4) Sebelum uang diterima oleh peserta PKH, Pendamping
PKH mengarahkan dan memastikan Peserta PKH untuk
memberikan tanda tangan atau cap jempol pada resi
pengambilan.
5) Pendamping PKH bersama Petugas Kantor Lembaga
Bayar melakukan penyobekan lembarresi pengambilan,
selanjutnya lembar resi 1 pengambilan disimpan oleh
Pendamping PKH dan lembar resi 2 oleh petugas kantor
lembaga bayar sebagai bukti peserta telah mencairkan
dana.
6) Jika masih didapati sisa resi penarikan yang tidak dicairkan
setelah waktu yang ditentukan, Pendamping PKH bersama
petugas Kantor Lembaga Bayar memberikan tanda silang
pada resi pengambilan dari pojok kanan atas ke pojok kiri
bawah, dan dari pojok kiri atas ke pojok kanan bawah
dengan bolpoint tinta warna merah.
j. Setelah Penyaluran
1) Pendamping PKH membuat rekapitulasi penyaluran
bantuan berdasarkan slip pengambilan yang dikumpulkan
dan direkatkan dalam buku besar sebagai bukti realisasi
penyaluran bantuan peserta PKH dampingannya sesuai
format yang ditentukan oleh Pelaksana PKH Pusat.
2) Pendamping PKH menyerahkan berita acara rekonsiliasi
realisasi penyaluran bantuan kepada koordinator
Pendamping PKH untuk selanjutnya diserahkan kepada
koordinator Operator PKH.
3) Pendamping PKH berkoordinasi dengan Petugas Lembaga
Bayar yang berada di Kecamatan/Kantor Cabang Lembaga
Bayar untuk melakukan rekonsiliasi penyaluran bantuan
dengan mencocokan data hasil rekapitulasiresi
pengambilan dengan data hasil rekapitulasi pencairan
dana dari Petugas Lembaga Bayar (Rekonsiliasi Tingkat
Kecamatan).
4) Koordinator Kabupaten/Kota bersama dengan Kantor
Unit membuat Berita Acara penyaluran danatingkat
Kabupaten/Kota (Rekonsiliasi Kabupaten/Kota).
5) Koordinator Operator PKH mengirimkan Berita Acara
tersebut ke Pelaksana PKH Pusat
6) Pelaksana PKH Kabupaten/Kota wajib menyimpan resi
pengambilan setelah rekonsiliasi.
11
Penyaluran Bantuan
7) PendampingPKH membuat rekapitulasi Peserta PKH
yang tidak mengambil beserta alasannya.
8) Berdasarkan dokumen Rekonsiliasi Kabupaten/Kota,
maka dilakukan rekonsiliasi tingkat Pusat (Rekonsiliasi
Pusat).
l. Pelaksanaan Pencairan
Setelah adanya jadwal pencairan seperti diatas, maka seluruh
Pendamping mengundang peserta PKH untuk
pelaksanaanya.Pelaksanan pencairan dilaksanakan di dua
tempat yaitu sebagai berikut :
1) Kantor Lembaga Bayar adalah Unit Pelaksana Teknis yang
melaksanakan tugas-tugas pelayanan kepada pelanggan,
tugas-tugas operasional dan kegiatan pendukungnya.
2) Komunitas adalah tempat pelaksanaan pembayaran dana
bantuan PKH kepada peserta PKH yang dilakukan bukan
di kantor lembaga bayar untuk menjangkau tempat tinggal
peserta PKH, dengan pertimbangan:
a) Lokasi Komunitas tidak ada sarana kantor lembaga
bayar;
b) Lokasi kantor lembaga bayar cukup jauh dari lokasi
komunitas, memerlukan waktu lebih dari 3 jam menuju
lokasi (atau Pergi-Pulang lebih dari 6 jam) dengan
kendaraan bermotor atau perahu/speedboat;
c) Tidak ada sarana angkutan umum dari lokasi
komunitas menuju Kantor lembaga bayar terdekat.
12
Penyaluran Bantuan
d) A d a p e r m i n t a a n t e r t u l i s d a r i P e l a k s a n a
PKHKabupaten/Kota setempat untuk kegiatan
penyaluran dana PKH di lokasi Komunitas.
e) Jumlah KM untuk dibayarkan di Komunitas minimal
250 (dua ratus lima puluh) orang. Apabila jumlah KM
tidak mencapai 250 (dua ratus lima puluh) orang,
Kepala Kantor Lembaga Bayar harus mengajukan ijin
tertulis kepada Manajer Penyaluran Dana di Kantor
Pusat.
n. Rekonsiliasi
Setelah pelaksanaan pencairan bantuan oleh peserta PKH
selesai, maka proses terakhir rangkaian penyaluran bantuan
kepada peserta PKH adalah melakukan rekonsiliasi penyaluran
bantuan. Rekonsiliasi sebagai wujud pertanggungjawaban
lembagabayarterhadap penyaluran bantuan kepada peserta
PKH.
14
Penyaluran Bantuan
Acara rekonsiliasi tingkat Kabupaten/Kotayang
ditandatangani oleh Koordinator Operator dan Kepala Cabang
(Kacab) lembaga bayar serta diketahui oleh Ketua Pelaksana
PKH Kabupaten/Kota.
Berita acara rekonsiliasi, selanjutnya disampaikan kepada
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga sebagai Pelaksana PKH
Pusat.
18
Penyaluran Bantuan
G. Penggantian Nama Penerima Bantuan
1. Sistem rekening
Dinamika perubahan data yang terjadi pada identitas serta alamat
peserta PKH tidak menutup kemungkinan pada saat dilakukannya
proses administrasi pembukaan rekening, peserta PKH tersebut dapat
berubah status dari eligible menjadi non eligible, dari alamat yang
ditemukan menjadi alamat tidak ditemukan dan lain sebagainya.
20
Penyaluran Bantuan
I. Alur Kerja Penyaluran
21
Penyaluran Bantuan
2. Alur proses penarikan dana GIRO
22
Penyaluran Bantuan
J. Formulir - formulir
23
Penyaluran Bantuan
2. Formulir berita acara rekonsiliasi
24
Penyaluran Bantuan
3. Formulir penjelasan peserta yang tidak mencairkan
bantuan
25
Penyaluran Bantuan
26
Penyaluran Bantuan
VERIFIKASI KOMITMEN PESERTA
A. TUJUAN
B. SASARAN
C. PERANGKAT KERAS
D. PERANGKAT LUNAK
E. FORMULIR
2
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
1. Formulir verifikasi kesehatan
Formulir ini digunakan untuk melakukan verifikasi terhadap
komitmen dari peserta PKH yang memiliki komponen kesehatan
yaitu ibu hamil/nifas,balita/APRAS, serta PDB dan Lansia.
3. Formulir bantuan
Formulir ini digunakan untuk memberikan bantuan kepada para
Pendamping PKH untuk mengetahui informasi dari para peserta
dampingannya.
Di dalam Aplikasi SIM PKH telah disediakan menu baru khusus
untuk menunjang kegiatan verifikasi dengan menggunakan DMR
yaitu menu untuk mencetak formulir bantuan bagi para
Pendamping.
3
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Khusus komponen kesejahteraan sosial (PDB dan Lansia)
diverifikasi hanya satu kali dalam setahun pada fasilitas kesehatan.
4
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
1. Lokasi file verifikasi pendidikan:
c:\dmr\vdidik_baru\vdidik_dmr.pdf
2. Lokasi file verifikasi kesehatan:
c:\dmr\vsehat_baru\vsehat_dmr.pdf
3. Buka file diatas menggunakan adobe acrobat,
4. Untuk mencetak, pilih opsi berikut ini
5. Pilih menu File lalu pilih print
5
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
6. Pada bagian Page Handling, pilih Page Scaling lalu pilih None
6
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
8. Pilih OK lalu print formulir tersebut
Berikut ini adalah rincian tugas dan tanggung jawab dari masing-
masing pelaksana kegiatan verifikasi menggunakan DMR,
7
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
G. TATA CARA PENGISIAN FORMULIR DMR
Berikut ini adalah tata cara pengisian formulir DMR baik untuk
kesehatan maupun pendidikan.
b. Tahap
Beri bulatan pada tahapan pelaksanaan verifikasi dilakukan
8
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
d. Alamat
Tuliskan alamat fasilitas penyedia layanan kesehatan tempat
verifikasi dilakukan
e. Tahun
Beri bulatan pada tahun pelaksanaan verifikasi
9
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
h. Nama Pengurus Keluarga
Tuliskan nama pengurus dari anggota rumah tangga yang
diverifikasi
j. Rekapitulasi Kehadiran
Tuliskan rekapitulasi kehadiran dari anggota rumah tangga yang
diverifikasi pada penyedia layanan kesehatan yang bersangkutan
dan mintalah tanda tangan dari kepala penyedia layanan
kesehatan.
10
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
l. Rekapitulasi Kehadiran
Tuliskan rekapitulasi kehadiran dari anggota rumah tangga yang
diverifikasi pada penyedia layanan kesehatan yang bersangkutan
dan mintalah tanda tangan dari kepala penyedia layanan
kesehatan.
m. Catatan
Rekapitulasi kehadiran hanya diisi pada lembar terakhir dari
seluruh lembar yang ada di penyedia layanan kesehatan yang
diverifikasi kehadiran dari anggota rumah tangga.
Jika seluruh anggota rumah tangga pada penyedia layanan
kesehatan tersebut ternyata hadir semua. Maka yang diisi hanya:
1) Kode fasilitas kesehatan (lihat pada bagian 8.1.1)
2) Tahap (lihat pada bagian 8.1.2)
3) Nama fasilitas kesehatan (lihat pada bagian 8.1.3)
4) Alamat (lihat pada bagian 8.1.4)
5) Tahun (lihat pada bagian 8.1.5) dan
6) Rekapitulasi Kehadiran (lihat pada bagian 8.1.10)
11
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
b. Tahap
Beri bulatan pada tahapan pelaksanaan verifikasi dilakukan
c. Nama Sekolah
Tuliskan nama fasilitas penyedia layanan pendidikan tempat
verifikasi dilakukan.
d. Alamat Sekolah
Tuliskan alamat fasilitas penyedia layanan pendidikan tempat
verifikasi dilakukan
e. Tahun
Beri bulatan pada tahun pelaksanaan verifikasi
12
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
f. Nomor Anggota Keluarga Tuliskan kode anggota keluarga
pada kotak yang tersedia lalu beri bulatan yang sesuai dengan
karakter dari kode tersebut
i. Jumlah Kehadiran
Beri bulatan pada setiap buan dilaksanakannya verifikasi,
isian hanya dilakukan jika anggota rumah tangga tersebut
tidak memenuhi persyaratan kehadiran yang telah ditentukan
yaitu kurang dari 85% atas hari efektif belajar di penyedia
yayanan pendidikan tersebut.
13
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
j. Rekapitulasi Kehadiran
Tuliskan rekapitulasi kehadiran dari anggota rumah tangga
yang diverifikasi pada penyedia layanan pendidikan yang
bersangkutan dan mintalah tanda tangan dari kepala penyedia
layana kesehatan.
k. Catatan
Jika seluruh anggota rumah tangga pada penyedia layanan
pendidikan tersebut ternyata hadir semua. Maka yang diisi
hanya:
o Kode fasilitas pendidikan (lihat pada bagian 8.2.1)
o Tahap (lihat pada bagian8.2.2)
o Nama fasilitas pendidikan (lihat pada bagian8.2.3)
o Alamat sekolah (lihat pada bagian8.2.4)
o Tahun (lihat pada bagian 8.2.5) dan
o Rekapitulasi Kehadiran (lihat pada bagian 8.2.10)
H. INSTALASI
14
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
2. Instalasi perangkat lunak
Langkah-langkah instalasi adalah sebagai berikut:
a. Instalasi driver scanner
Agar perangkat scanner dapat dikenal oleh komputer yang
digunakan maka perlu dilakukan instalasi driver scanner
dengan cara sebagai berikut:
1) Masukan CD driver scanner
2) Akan muncul jendela sebagai berikut:
15
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
5) Pilih scanner yang sesuai dengan scanner yang ada lalu
klik next
6) Akan muncul pesan konfirmasi instalasi
I. PENGATURAN
1. Pengaturan awal
Setting awal dilakukan untuk memastikan bahwa formulir yang
akan digunakan baik untuk formulir verifikasi kesehatan maupun
formulir verifikasi pendidikan sudah sesuai formatnya dan dapat
dibaca dengan benar oleh scanner DMR.
16
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Pada bagian Sources, pilihlah driver scanner yang digunakan,
kemudian klik Select.
17
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Mohon untuk membaca bagian mengenai posisi pembacaan verifikasi.
18
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Mohon untuk membaca bagian mengenai posisi pembacaan verifikasi.
Pilih Option
Lakukan setting sesuai dengan komponen berikut
19
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
20
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
21
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
d. Ujicoba pembacaan formulir verifikasi
Untuk memastikan bahwa pembacaan dari scanner akurat, maka
perlu dipastikan bahwa posisi pembacaannya benar.
Cara melakukan setting untuk posisi pembacaan adalah sebagai
berikut,
Jalankan aplikasi DMRX, lalu scan formulir yang akan dicek.
Akan muncul tambilan dari formulir dengan kotak yang ada
di sudut kiri atas, kanan atas dan kiri bawah yang disebut
dengan triple marker (Lihat bab mengenai triple marker).
Setiap kotak dari sudut tersebut harus persis mengenai
pinggiran dari border formulir.
Buka aplikasi DMR Extractor (DMRE), kemudian pilih menu
setting > Option
Pilih tab Extra
Kemudian klik Edit Global Extra Parameters
Ubah setting vmr1 (untuk sudut kiri atas), vmr2 (untuk sudut
kanan atas) dan vmr3 (untuk sudut kiri bawah) dengan format
x,y,p,l dimana yang perlu diperhatikan hanya x dan y saja
untuk menentukan posisi kotak. X adalah untuk menggeser
secara horisontal dan y adalah untuk menggeser secara vertikal.
Nilai minus untuk x akan membuat kotak naik keatas sebesar
angka yang dituliskan, sedangkan nilai minus untuk y akan
membuat kotak bergeser ke kiri (lihat bab 9.3.2 mengenai
vmr).
Lakukan setting untuk vmr1, vmr2 dan vmr3 sehingga kotak
akan terlihat seperti gambar dibawah ini
22
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Jangan lupa menyimpan setting tersebut dengan cara klik File >
Save
Tutup aplikasi DMR Extractor
e. Triple marker
Triple marker merupakan tiga kotak utama pada DMR-x yang
berfungsi sebagai penentu dalam pengambilan referensi.Referensi
yaitu kotak atau suatu bentuk obyek yang dijadikan acuan dalam
pembacaan obyek-obyek pada formulir verifikasi.
Hubungan antara triple marker dan referensi adalah bahwa kotak
triple marker harus tepat berada di atas referensi.
Triple marker pada DMR-x yaitu:
23
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
f. VMR
Merupakan fungsi yang menunjukkan posisi dan ukuran triple
marker.
Vmr2
24
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Vmr3
CATATAN:
Pada saat melakukan scanning, sebaiknya dipisahkan antara
formulir verifikasi kesehatan dan formulir verifikasi pendidikan.
Pastikan sebelum melakukan scanning, menuliskan halaman
pada setiap lembar formulir menggunakan pensil pada ujung
kiri atas formulir dan harus diluar border.
25
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Pilih jenis formulir yang akan di scan. Pastikan formulir yang
ada dalam tray scanner sama dengan pilihan anda.
26
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
File yang akan digunakan adalah sebagai berikut,
Verifikasi kesehatan dg formulir dari Pusat :
C:\DMR\VSEHAT_BARU\VSEHAT.dmr
Verifikasi kesehatan dg formulir cetak mandiri :
C:\DMR\VSEHAT_BARU\VSEHATA4.dmr
Verifikasi pendidikan dg formulir dari Pusat :
C:\DMR\VDIDIK_BARU\VDIDIK.dm
Verifikasi pendidikan dg formulir cetak mandiri :
C:\DMR\VDIDIK_BARU\VDIDIKA4.dmr
Jika data hasil scanning belum ada atas formulir yang dipilih,
maka akan muncul pesan berikut ini
27
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Jika tidak ada data error, maka akan muncul pesan berikut
ini
Klik Selesai
i. Export data
28
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
Pilih formulir yang akan diexport
Jika belum ada data hasil scan untuk formulir yang akan
diexport, maka akan muncul pesan berikut ini
Jika masih ada data error maka akan muncul tampilan berikut
ini
Jika data sudah ada data maka akan muncul pilihan berikut
29
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
J.CONTOH FORMULIR VERIFIKASI KESEHATAN
30
Verifikasi Komitmen Peserta PKH
MEKANISME DAN PROSEDUR PEMUTAKHIRAN DATA
PESERTA PKH
1
Pemutakhiran Data
f) Rutilahu
g) KUBE dan usaha ekonomi produktif
h) Jamsostek/askesos
4. Data Bantuan Sosial Lainnya
a) Program Beras Sejahtera (rastra)
b) Program Indonesia Pintar
c) Program Indonesia Sehat
5. Data Status Keluarga
a) Nama penanggungjawab keluarga penerima PKH
b) Nama Anggota Keluarga Penyandang Disabilitas berat
c) Nama Anggota Keluarga Lanjut Usia
d) Tempat dan tanggal lahir pengurus
e) Pekerjaan pengurus
f) Nama ibu kandung
g) Nama pendamping PKH
h) Alamat pengurus
i) Jenis kelamin
j) Kategori AK (anggota keluarga)
k) Hubungan AK
l) Jenjang pendidikan
6. Formulir Pemutakhiran
a) Pengenalan Formulir Pemutakhiran
b) Tata carapengisian
2
Pemutakhiran Data
Pengisian formulir pemutakhiran data dilakukan dengan cara:
1) M e m e r i k s a k e l e n g k a p a n d o k u m e n p e n d u k u n g
2) Mengisi dan mencatat formulir pemutakhiran data:
(a) Apakah alamat KMini ditemukan :
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui apakah alamat
KM ditemukan atau tidak
(b) Apakah KM ini pindah alamat keluar wilayah PKH
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui apakah KM
ini pindah alamat ke wilayah yang bukan lokasi pelaksana
PKH
Prosedur pindah domisili antar wilayah PKH (desa,
kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi) akan dijelaskan
pada bagian....
(c) Apakah KM ini double dengan KM lain
Pertanyaan ini untuk mengetahui apakah KM ini rangkap
dengan KM lainnya, baik yang sudah menjadi peserta
PKH maupun belum menjadi peserta PKH.
Yang dimaksud dengan rangkap adalah jika terdapat
nomor peserta PKH yang sama dengan anggota keluarga
yang sama atau nama pengurus dan anggota keluarganya
sama.
(d) Apakah peserta PKH ini merupakan keluarga miskin ?
Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui apakah peserta
PKH ini merupakan keluarga miskin.
Untuk peserta PKH yang dinyatakan mampu harus
dilengkapi dengan surat keterangan dari aparat setempat.
(e) Nama pengurus:
Perempuan dewasa dari keluarga inti yang masih
mengurus anggota keluarganya
3
Pemutakhiran Data
I. dentitas Anggota Keluarga
(1) Nama anggota keluarga (AK ) :
Nama semua orang yang terdapat dalam satu
keluarga
(2) Kategori :
Apa sebagai ibu hamil, anak balita, anak SD, anak
SMP, l anak SMA ,disabilitas berat, lanjut usia dan
meninggal
(3) H u b u n g a n d e n g a n k e p a l a K M ( K R T ) :
Apa sebagai suami, istri, anak, menantu, cucu,
orang tua, mertua, family lain dan lainnya
(4) Jenis kelamin:
Isi dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan
(5) Tanggal lahir:
Isi dengan tanggal, bulan dan tahun kelahiran AK
(6) Umur:
Isi dengan umur AK saat ini
(7) Jenjang pendidikan:
Isi jenjang pendidikan AK
(8) Usia kehamilan:
Isi dengan usia kehamilan dalam minggu
(9) Status anak (pekerja anak, disabilitas):
Isi status anak calon peserta PKH saat ini, apa ada
yang bekerja (Pekerja anak) atau penyandang
disabilitas
(10)Nama sekolah:
Isi nama sekolah tempat anak calon peserta PKH
bersekolah baik formal maupun non formal
(11)Nama pelayanan kesehatan:
Isi nama layanan kesehatan seperti puskesmas,
pustu, polindes, posyandu, pusling tempat ibu
hamil dan atau anak balita mendapatkan layanan
kesehatan
(i) menjelaskan kewajiban yang harus dilakukan
peserta PKH sebelum menandatangani
kesediaan menjadi peserta PKH di formulir
pemutakhiran data
(ii) menjelaskan sanksi yang akan diberikan kepada
peserta PKH sebelum menandatangani
kesediaan menjadi peserta PKH di formulir
pemutakhiran data
4
Pemutakhiran Data
(iii) menjelaskan tentang ketentuan sebagai peserta
PKH dan meminta calon peserta untuk
menandatangani form pemutakhiran data
(iv) menjelaskan sanksi dan implikasi apabila tidak
menjalankan komitmen
(v) memberi kesempatan kepada peserta TOT untuk
bertanya tentang formulir pemutakhiran data
(12)Nama pelayanan kesos
b. Waktu Pelaksanaan
Pemutakhiran data peserta PKH dilakukan setiap saat dan terus
menerus sesuai dengan kondisi peserta PKH. Hasil pemutakhiran
ini akan berpengaruh pada jumlah bantuan dan pelaksanaan
verifikasi.
Pada umumnya proses pemutakhiran data dilakukan sebelum
pelaksanaan verifikasi kesehatan dan pendidikan. Namun
demikian pada setiap tahapannya pelaksanaan pemutakhiran
data berbeda-beda.
Pelaksanaan pemutakhiran data pada setiap tahapan penyaluran
bantuan dilaksanakan sebagai berikut:
1) Tahap I
a) Penyaluran tahap I yang dilaksanakan pada bulan Maret
mengacu pada pemutakhiran data yang dimulai bulan
November, Desember dan Januari.
b) Entry data dilaksanakan sampai dengan bulan Februari
c) Entry verifikasi dilaksanakan pada bulan Februari
d) Final closing dilaksanakan pada bulan Februari
2) Tahap II
5
Pemutakhiran Data
3) Tahap III
4) Tahap IV
c. Entry Pemutakhiran
a) Pemutakhiran Data
Modul ini berfungsi untuk melakukan pemutakhiran data
Peserta PKH.
6
Pemutakhiran Data
Proses untuk mengakses halaman Pemutakhiran Data:
Pilih Menu Pemutakhiran Data
Pilih Sub Menu Pemutakhiran Data
Tampilan Utama halaman Pemutakhiran Data akan
muncul seperti dibawah ini
7
Pemutakhiran Data
Valid berfungsi untuk mengecek ke Valid an data peserta
Hapus berfungsi untuk menghapus data peserta
PDF berfungsi untuk mengupload daftar data peserta ke
format file PDF
Excel berfungsi untuk mengupload daftar data peserta ke
format file Ms. Excel
Klik No. Peserta di dalam daftar, untuk melakukan proses
pemutakhiran data peserta tersebut
Setelah meng-klik No. Peserta, maka halaman
pemutakhiran Peserta akan muncul seperti dibawah ini:
12
Pemutakhiran Data
Gambar Halaman Detail Pindah Alamat
D. CLOSING
15
Pemutakhiran Data
3) Mengirimkan file (SPM.xls) hasil final closing ke PKH
Pusat beserta berita acara yang sudah ditandatangani
kepada dinas sosial
4) Berkoordinasi dengan PKH pusat untuk memastikan data
bayar sesuai dan tidak ada kesalahan
5) Meng-administrasikan formulir pemutakhiran data dan
menyimpan dengan baik di PKH Kabupaten/Kota
16
Pemutakhiran Data
PENGELOLAAN SUMBER DAYA
A. PENDAHULUAN
1
Pengelolaan SDM
melaksanakan seleksi Pendamping, Operator, Koordinator
Kabupaten/Kota, Koordinator Wilayah dan Tenaga Ahli,
dengan tujuan sebagai berikut:
1) Terlaksananya proses seleksi Pendamping, Operator,
Koordinator Kabupaten/Kota, Koordinator Wilayah dan
Tenaga Ahli yang efektif, transparan, obyektif dan
akuntabel sesuai dengan standar di seluruh lokasi
pelaksanaan seleksi yang telah ditentukan;
2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan seleksi SDM
PKH;
3) Mendapatkan SDM PKH sesuai dengan persyaratan dan
kriteria yang ditetapkan.
b. Ruang Lingkup
Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan seleksi SDM PKH di
lingkungan Direkorat Jaminan Sosial Keluarga meliputi:
1) Analisis kebutuhan melalui prosedur need assesment
(penilaian kebutuhan)
2) Penetapan kebutuhan dan potensi seleksi calon SDM PKH
3) Pelaksana seleksi calon SDM PKH adalah Subdit Sumber
Daya - Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
4) Penanggung jawab seleksi adalah Direktur Jaminan Sosial
Keluarga Kementerian Sosial RI
5) Sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya
ketentuan dan mekanisme pelaksanaan seleksi calon SDM
PKH yang cepat, tepat, akurat dan memenuhi aspek
akuntabilitas.
6) Keluaran (output) pelayanan adalah penetapan hasil
seleksi melalui Berita Acara Hasil Seleksi serta calon SDM
PKH
7) Kemanfaatan (outcome) pelayanan adalah terpenuhinya
kebutuhan SDM PKH Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
3
Pengelolaan SDM
b) Pendidikan Sarjana dan Diploma di bidang ilmu-ilmu
sosial terapan diutamakan:
(1) Mengikuti pelatihan di bidang pekerjaan sosial dan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
(2) Memiliki pengalaman praktek pekerjaan
sosial/pelayanan kesejahteraan social.
c) Pendidikan Sarjana atau Diploma di bidang sosial,
diutamakan:
(1) Mengikuti pelatihan di bidang pekerjaan sosial dan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
(2) Memiliki pengalaman praktek pekerjaan
sosial/pelayanan kesejahteraan sosial.
d) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesejahteraan
Sosial / Pekerjaan Sosial/ Keperawatan, diutamakan:
(1) Mengikuti pelatihan di bidang pekerjaan sosial dan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
(2) Memiliki pengalaman praktek pekerjaan
sosial/pelayanan kesejahteraan sosial.
4
Pengelolaan SDM
4) Persyaratan Khusus Koordinator Kabupaten/Kota
a) Memiliki tingkat pendidikan sekurang-kurangnya Dimploma
III lebih diutamakan Sarjana Strata I;
b) Memiliki kemampuan menjalankan komputer, aplikasi
perkantoran/ office dan internet;
c) Memiliki pengalaman dalam menjalankan program
pemberdayaan masyarakat dan/atau perlindungan sosial;
d) Memiliki kemampuan dalam mengorganisasi pelaksanaan
kegiatan program dan kegiatan sektoral;
e) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pelatihan dan
peningkatan kapasitas;
f) Memiliki kemampuan manajerial dan pengendalian kegiatan;
g) Memiliki kemampuan analisis dan pemecahan masalah
kebijakan implementasi program
5
Pengelolaan SDM
d) Memiliki kemampuan dalam merumuskan kebijakan
pelaksanaan program;
e) Memiliki kemampuan dalam merancang strategi implementasi
program;
f) Memiliki kemampuan dalam mengorganisasi pelaksanaan
program dan kegiatan sektoral;
g) Memiliki kemampuan dalam melakukan advokasi dan fasilitasi
kerja sama antar instansi/lembaga;
h) Memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pelatihan dan
peningkatan kapasitas;
i) Memiliki kemampuan manajerial dan pengendalian kegiatan;
j) Memiliki kemampuan analisis dan pemecahan masalah
implementasi program;
b. Tempat Pendaftaran
1) Tempat Pendaftaran Secara Online
Pendaftaran secara Online adalah penerimaan pendaftaran
pelamar calon SDM PKH yang dilakukan melalui internet
sebagai media pendaftaran, dimana pendaftaran dilakukan
secara langsung melalui website Kementerian Sosial dengan
alamat portal http://seleksisdmpkh2016.kemsos.go.id. Proses
ini dilakukan untuk penambahan kebutuhan SDM PKH di
lokasi pengembangan dan/atau lokasi lama yang
mendapatkan penambahan peserta PKH (saturasi) dilakukan.
2) Media Pendaftaran Secara Onffine
Pendaftaran secara offline adalah penerimaan pendaftaran
pelamar calon SDM PKH yang dilakukan secara langsung
melalui Panitia Seleksi yang telah ditetapkan oleh Direktur
Jaminan Sosial Keluarga. Proses ini dilakukan untuk kebutuhan
penggantian SDM PKH karena sebab pengunduran diri,
meninggal, dan pengakhiran kerja.
3. PELAKSANA SELEKSI
a. Struktur Pelaksana
1) Panitia Seleksi
Panitia Seleksi Kementerian Sosial terdiri dari:
Pengarah :Dirjen Perlindungan dan Jaminan
Sosial
Penanggung Jawab : Direktur Jaminan Sosial Keluarga
Ketua : Kasubdit Sumber Daya Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga
Sekretaris :Kepala Seksi Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga
6
Pengelolaan SDM
Anggota : Pegawai Kementerian Sosial yang
ditunjuk dengan SK Direktur
Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial.
Jumlah anggota panitia pelaksana
seleksi disesuaikan dengan
kebutuhan.
2) Tim Seleksi
a) Tim Penguji
Petugas yang diberi kewenangan untuk melakukan
proses seleksi di lokasi yang telah ditetapkan oleh
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga. Tim Penguji terdiri
dari:
(1) Asesor Kementerian Sosial,
(2) Pegawai Kementerian Sosial yang ditugaskan oleh
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga;
(3) Tingkat pendidikan minimal S1 atau sederajat;
(4) Telah mengikuti pembekalan dari Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga.
b) Asesor Psikolog
(1) Psikolog dan Sarjana Psikologi yang ditunjuk dan
ditugaskan oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
(2) Telah mengikuti pembekalan Seleksi SDM PKH
dari Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
7
Pengelolaan SDM
c) Tim Penguji Praktek (bagi Operator)
(1) Penguji yang ditugaskan oleh Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga.
(2) Menguasai aplikasi pengolahan data, khsusunya
Microsoft Office, jaringan dan internet.
(3) Telah mengikuti pembekalan dari Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga.
3) Petugas Administrasi
a) Pegawai pada Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
dan/atau pegawai direktorat lain yang ditugaskan
oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga;
b) Telah mengikuti pembekalan dari Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga.
b. Tugas dan Tanggung Jawab
1) Panitia Seleksi
Tugas dan tanggung jawab Panitia Seleksi SDM PKH
adalah:
a) Melakukan koordinasi persiapan pelaksanaan
seleksi dengan pihak-pihak terkait;
b) Menyebarluaskan informasi tentang seleksi SDM
PKH pada lokasi yang membutuhkan SDM;
c) Memantau dan mengendalikan kelancaran
pelaksanaan seleksi SDM PKH;
d) Memberikan rekomendasi hasil pelaksanaan seleksi
SDM PKH kepada Ketua Panitia Seleksi;
e) Melakukan evaluasi pelaksanaan seleksi SDM PKH.
2) Tim Seleksi
Tugas dan tanggung jawab Tim Seleksi SDM PKH
adalah sebagai berikut:
a) Asesor Kementerian Sosial
(1) Menyiapkan bahan-bahan dan melaksanakan
seleksi calon SDM PKH
(2) Memeriksa hasil tes tertulis, dan melakukan
penilaian/skoring
(3) Menyampaikan hasil skoring kepada asesor
psikolog
(4) Melaksanakan pengamatan dan penilaian
terhadap peserta seleksi pada pelaksanaan
Bimtek PKH
(5) Melaksanakan wawancara berdasarkan isian
form wawancara konfirmasi
8
Pengelolaan SDM
(6) Menyusun laporan pelaksanaan seleksi dan
menyerahkan kepada petugas administrasi atau
kepada Panitia Seleksi Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga.
b) Asesor Psikolog :
(1) Melaksanakan psikotes kepada seluruh calon
SDM PKH
(2) Memeriksa hasil tes dan membuat narasi hasil
analisis psikologi
(3) Membuat rekapitulasi hasil penilaian calon
SDM PKH
(4) Membuat rekomendasi kelulusan hasil seleksi
dan melaporkan kepada Panitia Seleksi
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
c) Penguji Praktek Komputer untuk Operator
(1) Menyiapkan bahan-bahan ujian praktek
(2) Melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
ujian praktek
(3) Memeriksa hasil dan melakukan penilaian/
kelulusan sesuai materi, standarisasi dan kriteria
kelulusan
(4) Menyusun dan melaporkan rekapitulasi hasil
Ujian Praktek ke Panitia Seleksi Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga.
d) Petugas Administrasi
(1) Menyelesaikan administrasi keuangan kegiatan
seleksi
(2) Bekerjasama dengan dinas/instansi sosial
provinsi, kabupaten/kota terkait
pertanggungjawaban keuangan
(3) Memeriksa dan mencocokkan identitas peserta
seleksi SDM PKH dan berkas lamaran beserta
kelengkapan dokumen lainnya
(4) Mendokumentasikan kegiatan selama seleksi
(5) Membawa dan menyerahkan berkas-berkas
lamaran peserta yang mengikuti seleksi kepada
Panitia Seleksi Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga
(6) Membawa dan menyerahkan berkas-berkas
administrasi keuangan ke Bagian Keuangan
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
9
Pengelolaan SDM
4. PELAKSANAAN SELEKSI
Seleksi calon SDM PKH dilaksanakan secara terbuka dengan
ketentuan sistem gugur, artinya pelamar yang tidak lulus
pada tahapan seleksi sebelumnya tidak dapat mengikuti
tahapan seleksi berikutnya. Tahapan seleksi SDM PKH terdiri
dari: (1) publikasi (2) pendaftaran; (3) seleksi administrasi, (4)
pemanggilan peserta seleksi, dan (5) tes kompetensi bidang.
a. Publikasi
Publikasi atau pengumuman informasi seleksi SDM PKH
dilaksanakan oleh Panitia Seleksi SDM PKH Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial RI, dengan
kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun desain iklan dengan materi memuat
informasi mengenai hal-hal sebagai berikut;
2) Posisi/nama jabatan yang dibutuhkan;
3) Cara, jadwal dan tempat pendaftaran;
4) Persyaratan untuk setiap posisi/nama jabatan;
5) Batas waktu penerimaan surat lamaran.
b. Mengirim surat ke pihak-pihak terkait tentang rencana
seleksi SDM PKH di lokasi yang telah ditetapkan dengan
melampirkan lembar pengumuman.
c. Mempublikasikan/mensosialisasikan pengumuman
seleksi SDM PKH kepada masyarakat secara luas melalui:
1) Media cetak
2) Media online
3) Media sosial
4) Penyebaran pamflet dan brosur
d. Pendaftaran
Pelamar melakukan pendaftaran/registrasi secara
online dilakukan melalui alamat
http://seleksisdmpkh2016.kemsos.go.id sesuai batas waktu
yang telah ditentukan, sedangkan pendaftaran secara
offline dilakukan secara langsung melalui Panitia Seleksi
sesuai lokasi dan batas waktu yang telah ditentukan.
Pelamar yang telah melakukan registrasi dan melengkapi
data lamaran akan mendapatkan nomor registrasi dan
formulir pendaftaran sebagai bukti kepesertaan seleksi
SDM PKH, dengan data:
1) Data pribadi, meliputi:
" Nama lengkap;
" Nama panggilan;
10
Pengelolaan SDM
" Nomor KTP;
" Tempat lahir;
" Tanggal lahir;
" Jenis Kelamin;
" Agama;
" Alamat sesuai KTP;
" Status Perkawinan;
" Nomor telepon rumah/HP;
" Alamat email pribadi;
" Posisi yang dilamar;
" Tanggal Pengisian.
2) Data Pendidikan
3) Data Pelatihan yang relevan
4) Pengalaman Kerja, terdiri dari:
" Tempat Kerja;
" Posisi /Jabatan;
" Tugas Pokok;
" Spesialisasi;
" Tahun Masuk;
" Tahun Berhenti.
5) Pengalaman Organisasi (yang relevan dengan posisi
yang dilamar) berisi :
" Nama Organisasi;
" Tahun Pelaksanaan;
" Jabatan
6) Referensi :
" Nama;
" Lembaga;
" Jabatan
e. Dokumen Pendafaran
Dokumen pendaftaran seleksi SDM PKH yang diperlukan,
meliputi:
1) Foto copy KTP;
2) Foto copy Ijazah terakhir;
3) Foto copy transkrip nilai/daftar nilai/NEM
4) Daftar riwayat hidup/biodata
5) Pas foto Terbaru ukuran 4x6 sebanyak 2 lembar;
6) Surat keterangan atau sertifikat pegalaman
kerja/praktek;
7) Surat Keterangan sehat dari Unit Pelayanan Kesehatan
Setempat;
11
Pengelolaan SDM
8) Sertifikat pelatihan dan sertifikat lainnya yang relevan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) File berkas lamaran yang diunggah secara
keseluruhan tidak melebihi 500 kb.
2) Seluruh dokumen data pribadi dan daftar riwayat
hidup pelamar online adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan
3) L a m a r a n y a n g t e l a h d i a j u k a n s e b e l u m
pengumuman seleksi dinyatakan tidak berlaku dan
wajib mengikuti ketentuan seleksi
4) Seluruh proses seleksi SDM PKH tidak dipungut
biaya apapun
5) Panitia Seleksi SDM PKH tidak bertanggung jawab
atas pungutan atau tawaran berupa apapun oleh
oknum yang mengatasnamakan Kementerian Sosial
RI atau Panitia Seleksi SDM PKH
6) Berkas lamaran yang telah masuk menjadi milik
Panitia Seleksi SDM PKH.
f. Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi merupakan salah satu tahap seleksi
yang diperlukan untuk melakukan penilaian kelayakan
pelamar seuai dengan ketentuan:
1) Panitia Seleksi SDM PKH hanya memproses berkas
pelamar yang telah melengkapi data lamaran
2) Apabila terdapat berkas dokumen yang tidak sesuai
dengan persyaratan, maka pelamar tidak
diperbolehkan mengikuti seleksi dan dianggap gugur.
3) Salinan dokumen kelengkapan lamaran yang dilegalisir
harus dibawa dan ditunjukkan kepada Tim Seleksi
sebelum pelaksanaan tes.
g. Pemanggilan Peserta Tes
Pemanggilan peserta tes baik yang mendaftar secara online
maupun offline disampaikan melalui email pelamar, sms
broadcast, pemanggilan yang dilakukan oleh panitia daerah
melalui telepon, dan media lain yang dianggap efektif.
Peserta yang dinyatakan Lulus Seleksi Administrasi
selanjutnya dipanggil mengikuti untuk mengikuti Tes
Kompetensi Bidang dan wajib membawa seluruh
kelengkapan berkas lamaran yang disusun secara secara
berurutan meliputi :
12
Pengelolaan SDM
1) Surat lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan,
menggunakan tinta hitam dan ditujukan kepada Panitia
Seleksi SDM PKH
2) Formulir pendaftaran secara online yang telah
ditandatangani
3) F o t o c o p y K a r t u T a n d a P e n d u d u k ( K T P )
4) Pas photo berwarna berlatar belakang warna biru
ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 lembar
5) Fotocopy Ijazah dan Transkrip Nilai/Daftar
Nilai/NEM yang telah dilegalisir sebanyak 1 rangkap
6) Surat Keterangan Sehat dari Dokter Pemerintah
7) Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang
masih berlaku
8) Surat Keterangan dari dokter yang menyatakan jenis
disabilitas (khusus bagi pelamar penyandang
disabilitas, guna mempermudah aksesbilitas)
9) Fotocopy Sertifikat Pelatihan terkait
10) Surat keterangan pengalaman praktek dan atau
keteribatan dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial
11) Surat pernyataan tidak terikat kontrak kerja dengan
pihak lain
12) Surat penyataan tidak menjadi pengurus, anggota dan
atau memiliki afiliasi dengan Partai Politik
Formulir-formulir sebagaimana tersebut di atas
diperoleh melalui website Kementerian Sosial RI pada
alamat www.kemsos.go.id.
h. Tes Kompetensi Bidang
Tes Kompetensi Bidang calon SDM PKH dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Peserta seleksi tes kompetensi bidang adalah pelamar
yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dan
melengkapi persyaratan pendaftaran sebelum
peleksanaan tes kompetensi bidang
2) Tes kompetensi bidang dilakukan dengan
mengggunakan metode Psikotes, Observasi, dan Tes
Tertulis.
3) Khusus untuk seleksi calon Operator ditambah dengan
uji praktek komputer.
4) Tes kompetensi bidang dilaksanakan di lokasi sesuai
kebutuhan PKH dengan waktu dan tempat
pelaksanaan ditentukan oleh Panitia Seleksi
13
Pengelolaan SDM
5) Dalam pelaksanaan seleksi kompetensi (Psikotes,
Observasi dan Tes Tertulis) biaya transportasi dan
akomodasi peserta dari ibukota Provinsi,
Kabupaten/Kota tempat tinggal ke lokasi seleksi
akomodasi ditanggung oleh panitia seleksi.
14
Pengelolaan SDM
1) Tes psikologi
Tes psikologi terdiri dari serangkaian tes psikometri
untuk mengukur potensi, kemampuan kognitif, gaya
kerja, dan kecenderungan perilaku melalui kesesuaian
profil peserta seleksi terhadap profil posisi/jabatan
yang dibutuhkan.
2) Wawancara
Wawancara kompetensi dilaksanakan dengan
pengajuan serangkaian pertanyaan yang telah
ditentukan untuk mengukur kompetensi tertentu
kepada setiap peserta secara individual dengan
mengacu kepada panduan wawancara berbasis
kompetensi yang telah ditentukan
3) Focus Group Discussion (FGD)
a) FGD dilaksanakan dengan penyampaian topik
masalah untuk didiskusikan oleh peserta seleksi;
b) Peserta FGD diamati dan dinilai perilaku dan
keaktifannya dengan menggunakan formulir
pengamatan/penilaian
c) FGD dilakukan dengan jumlah minimal empat
orang peserta, apabila kurang dari empat orang
cukup dengan wawancara kompetensi.
4) Wawancara Konfirmasi
Wawancara konfirmasi dilakukan untuk menggali dan
memastikan kesediaan peserta seleksi terkait:
a) Penempatan lokasi kerja
b) Kesediaan tidak mengundurkan diri minimal satu
tahun setelah dinyatakan lulus
c) Besaran honor yang diterima
d) Bekerja secara purna waktu, dan
e) Tidak memiliki ikatan kerja dengan pihak lain
(double jobs)
Rekomendasi kelulusan SDM PKH yang
disampaikan kepada Panitia Seleksi Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga dengan
mempertimbangkan bobot nilai seluruh item materi
seleksi yang telah dilaksanakan.
5. Hasil Seleksi
a. Kategori Hasil Seleksi
15
Pengelolaan SDM
Kategori kelulusan hasil seleksi SDM PKH dibagi
menjadi 3 (tiga) kategori berikut:
1) Lulus, artinya memenuhi syarat untuk
dipekerjakan sebagai SDM PKH dan diterbitkan
SK pengangkatannya
2) Lulus Cadangan, artinya memenuhi syarat
untuk dipekerjakan sebagai SDM PKH dan
ditetapkan sebagai cadangan
3) Tidak Lulus, artinya tidak memenuhi syarat
untuk dipekerjakan sebagai SDM PKH.
b. Pengumuman Hasil Seleksi
Pengumuman hasil seleksi administrasi dan tes
kompetensi bidang dapat diakses melalui website
www.kemsos.go.id serta disampaikan melalui email
dan SMS kepada masing-masing pelamar yang
dinyatakan lulus.
Pengumuman hasil seleksi SDM PKH terdiri dari
seleksi administrasi dan tes kompetensi bidang,
dengan ketentuan:
1) Keputusan Panitia Seleksi SDM PKH ditetapkan
oleh Direktur Jaminan Sosial Keluarga bersifat
mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
2) Apabila di kemudian hari diketahui pelamar
memberikan data/keterangan tidak benar,
maka Panitia Seleksi SDM PKH berhak
membatalkan hasil seleksi.
3) Kelalaian akibat tidak mengikuti perkembangan
informasi menjadi tanggung jawab pelamar.
16
Pengelolaan SDM
dan tujuan dicanangkannya program;
b. mendorong dikembangkannya kegiatan-kegiatan dalam rangka
peningkatan kualitas SDM baik secara kompetensi, kemampuan
teknis maupun etika dan kepribadiannya;
c. mendorong implementasi kode etik ASN sebagai acuan dalam
mengawal nilai dasar yang harus dimiliki oleh SDM pelaksana
PKH.
Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya
ketentuan dan mekanisme pengelolaan SDM PKH yang efektif,
efisien dan memenuhi aspek akuntabilitas.
2. RUANG LINGKUP
a. Analisis pemetaan potensi SDM
b. Ruang lingkup pengelolaan SDM meliputi perekrutan, seleksi,
pemisahan dan pengakhiran
c. Remunerasi atau kompensasi akibat melaksanakan pekerjaan
meliputi pembayaran honorarium, tunjangan kinerja,
kompensasi lain yang bersifat non keuangan
d. Pengelola SDM adalah Subdit Sumber Daya - Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga
e. Penanggung jawab pengelolaan SDM adalah Direktur Jaminan
Sosial Keluarga Kementerian Sosial
f. Keluaran (output) adalah tersedianya SDM untuk kelancaran
pelaksanaan PKH
g. Kemanfaatan (outcome) adalah terciptanya budaya kerja
berbasis kompetensi dalam pelaksanaan PKH.
17
Pengelolaan SDM
Kebutuhan Bantuan Sosial dan Seksi Pemanfaatan Bantuan
Sosial, yang didukung oleh beberapa Tenaga Ahli, Staf dan
Operator.
c. Sub Direktorat Kepesertaan
Dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, Sub
Direktorat Kepesertaan terdiri dari Seksi Pemantauan dan
Evaluasi Kepesertaan dan Seksi Peningkatan Kapasitas
Kepesertaan, yang didukung oleh beberapa Tenaga Ahli, Staf
dan Operator.
d. Sub Direktorat Sumber Daya
Dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan, Sub
Direktorat Sumber Daya terdiri dari Seksi Analisis dan
Pemetaan Potensi Sumber Daya dan Seksi Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya, yang didukung oleh beberapa Tenaga
Ahli, Staf dan Operator.
18
Pengelolaan SDM
4. PERENCAANAAN KEBUTUHAN SDM
Perencanaan kebutuhan SDM pelaksana PKH, dilakukan oleh
Subdit Sumber Daya dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Perencanaan kebutuhan SDM dilakukan oleh Subdit Sumber
Daya berdasarkan analisis dan telaah Tenaga Ahli Sumber
Daya
b. Jumlah kebutuhan SDM yang telah dihitung oleh Subdit
Sumber Daya dilakukan konfirmasi kepada pihak yang
membutuhkan SDM
c. Hasil konfirmasi dari pihak yang membutuhkan SDM
digunakan sebagai pertimbangan Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga dalam menentukan jumlah kebutuhan seleksi SDM
d. Keputusan penetapan kebutuhan seleksi SDM menjadi
wewenang Direktur Jaminan Sosial Keluarga.
19
Pengelolaan SDM
Jumlah kebutuhan Operator Provinsi dan Kabupaten/Kota
minimal sebanyak 2 orang dan maksimal 10 orang.
4) P e r e n c a n a a n K e b u t u h a n K o o r d i n a t o r W i l a y a h
Perencanaan kebutuhan Koordinator Wilayah dalam satu
provinsi diperlukan dalam rangka pendampingan
Kabupaten/Kota pelaksana PKH. Adapun jumlah
pendampingan Kabupaten/Kota tiap satu orang Koordinator
Wilayah dalam satu provinsi ditetapkan 5 hingga 11
Kabupaten/Kota
5) P e r e n c a n a a n K e b u t u h a n K o o r d i n a t o r R e g i o n a l
Perencanaan kebutuhan Koordinator Regional ditetapkan
20
Pengelolaan SDM
sesuai kebutuhan tahun berjalan dan berdomisili di PKH
Pusat.
21
Pengelolaan SDM
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan. Standar
kompetensi untuk SDM PKH, meliputi:
a) Memiliki kompetensi teknis tentang pengetahuan
program perlindungan sosial, program bantuan sosial,
pendampingan sosial, dan pemberdayaan masyarakat
b) Memiliki pengalaman/praktek kerja di bidang
pekerjaan sosial, pendampingan masalah-masalah
sosial atau pemberdayaan masyarakat
c) Memiliki kompetensi personal meliputi hubungan
interpersonal, orientasi terhadap kualitas, kemampuan
penyelesaian masalah, pengendalian, dan ketaatan.
2) Azas dan Prinsip
Penyelenggaraan manajemen mutu SDM PKH dilakukan
berdasarkan azas berikut:
a) Kepastian hukum
b) Profesionalitas dan kemandirian
c) Keterpaduan dan proporsionalitas
d) Akuntabilitas, efektif dan efisien
e) Keterbukaan dan pendelegasian
f) Persatuan dan kesatuan
g) Keadilan dan kesetaraan, serta
h) Kesejahteraan (UU ASN no. 5 tahun 2014, Pasal 2).
Prinsip dasar sebagaimana tersebut di atas dilaksanakan
dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip:
a) Nilai dasar
b) Kode etik dan kode perilaku
c) Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab pada
pelayanan publik
d) Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas
e) Kualifikasi akademik
f) Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas, dan
g) Profesionalitas jabatan (UU ASN No. 5 tahun 2014,
Pasal 3)
3) Nilai Dasar
Mengacu kepada Undang-Undang No. 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, pengelolaan SDM harus
mampu menghasilkan pegawai yang profesional, memiliki
22
Pengelolaan SDM
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk keperluan tersebut dalam pengelolaan SDM
menerapkan nilai-nilai dasar yang menjadi pijakan bagi
SDM PKH dalam melaksanakan tugas di lapangan. Nilai-
nilai dasar tersebut meliputi:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah
c) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
d) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak
e) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
f) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
g) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur
h) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik
i) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah
j) Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun
k) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
l) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
m) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong
kinerja pegawai
n) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
o) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir (UU ASN
No. 5 tahun 2014, Pasal 4).
4) Kode Etik
Untuk menjaga martabat dan kehormatan SDM PKH,
ditetapkan kode etik SDM yang berisi pengaturan perilaku.
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi
b) Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin
c) Memberikan pelayanan dengan sikap hormat, sopan
dan tanpa tekanan
d) Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
23
Pengelolaan SDM
peraturan perundang-undangan
e) Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan
atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan etika pemerintahan
f) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara dan tidak memberikan data kepesertaan PKH
baik secara lisan maupun tertulis kepada pihak lain
kecuali mendapat izin dari Kementerian Sosial
g) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
i) Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
j) Tidak menyalahgunakan informasi, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapatkan
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain
k) Tidak melakukan penyalahgunaan dana, termasuk
menggelapkan uang program, mengutip dana bantuan
PKH, tidak menyalurkan bantuan PKH atau
membawa/menyimpan/mengelola uang bantuan
peserta PKH
l) Tidak melakukan manipulasi/pemalsuan data
dan/atau dokumen program
m) Tidak melanggar ketentuan larangan rangkap
pekerjaan.
6. HUBUNGAN KERJA
a. Kedudukan Kerja
1) Pendamping berkedudukan di Kecamatan dan berkantor
di sekretariat Program Keluarga Harapan Kecamatan
2) Operator
a) Operator Kabupaten/Kota berkedudukan di kabupaten
dan berkantor di Dinas Sosial/Institusi Sosial
Kabupaten/Kota
b) Operator Provinsi berkedudukan di provinsi dan
berkantor di Dinas Sosial Provinsi
24
Pengelolaan SDM
c) Operator pada Sub Direktorat berkedudukan di pusat
dan berkantor di Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
d) Koordinator Kabupaten/Kota berkedudukan di
kabupaten/kota dan berkantor di Dinas Sosial/Institusi
Sosial Kabupaten/Kota pelaksana PKH
e) Koordinator Wilayah berkedudukan di provinsi dan
berkantor di Dinas Sosial Provinsi pelaksana PKH
f) Koordinator Regional berkedudukan di regional dan
berkantor di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial (BBPPKS).
g) Tenaga Ahli Direktorat berkedudukan di pusat dan
berkantor di Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
b. Kontrak Kerja
Untuk menjamin kepastian hukum, hubungan kerja antara
SDM PKH dengan Direktur Jaminan Sosial Keluarga selaku
Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan pihak
pemberi kerja, diperlukan pengaturan kontrak kerja yang
memuat:
1) Kewajiban SDM dalam menjalankan tugas dan
fungsinya
2) Kewajiban pihak pemberi kerja dengan memberikan
hak normatif sebagai kompensasi pelaksanaan tugas
SDM
3) Hak-hak normatif yang diterima SDM dari pihak
pemberi kerja
4) Ketentuan dan sanksi yang ditetapkan sehubungan
dengan pelanggaran atas kesepakatan kontrak kerja,
dan
5) Kelanjutan kontrak kerja SDM pada waktu/tahun
berikutnya.
a. Penentuan hak-hak normatif SDM PKH
sebagaimana disebutkan di atas harus menjamin
terpenuhinya semua hak mereka sebagaimana
diatur dalam peraturan kementerian tenaga kerja,
yaitu:
6) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang
pantas dan memadai
7) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
8) P e m b i n a a n k a r i r s e s u a i d e n g a n t u n t u t a n
pengembangan kualitas, dan
9) Kesempatan untuk menggunakan prasarana, sarana,
25
Pengelolaan SDM
dan fasilitas kerja untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas.
Dalam pasal 92 Undang-Undang Aparatur Sipil Negara
(ASN) No. 5 Tahun 2014, disebutkan bahwa setiap
pegawai berhak:
1) Memperoleh perlindungan berupa:
a) Jaminan kesehatan
b) Jaminan kecelakaan kerja
c) Jaminan kematian, dan
d) Bantuan hukum
2) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana
dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
3) Memiliki hak dalam memberikan penilaian kinerja
dan layanan, dan
4) Memiliki hak untuk berserikat dalam organisasi
profesi pekerja sosial dan pemberdayaan
masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
SDM PKH harus melaksanakan kewajiban normatif,
yakni:
1) Menjunjung tinggi peraturan perundang-
undangan, hukum dan kode etik, serta nilai-
nilai agama dan etika
2) Memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa serta menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Tugas dan Kewajiban
1) Tugas dan Kewajiban Pendamping
a) Tugas Pendamping
(1) Melakukan kegiatan sosialisasi PKH kepada
aparat kecamatan, pemerintahan
desa/kelurahan, UPT Pendidikan, UPT
Kesehatan dan masyarakat umum
(2) Menyelengarakan kegiatan pertemuan awal
dan validasi calon peserta PKH
(3) Melakukan kegiatan verifikasi komitmen
kehadiran komponen peserta PKH pada
layanan fasilitas pendidikan dan fasilitas
26
Pengelolaan SDM
kesehatan setiap bulannya dan melakukan
pemutakhiran data kepesertaan PKH setiap ada
perubahan
(4) Memfasilitasi dan melakukan penyelesaian
masalah atas keluhan dan pengaduan peserta
PKH
(5) Melakukan koordinasi dengan petugas
pelayanan pendidikan dan kesehatan terkait
dengan pelaksanaan PKH di lokasi tugasnya
(6) Melakukan pertemuan rutin bulanan dengan
seluruh peserta PKH, memberikan motivasi
kepada peserta PKH untuk memenuhi
kewajibannya
(7) Melakukan kegiatan pertemuan kelompok dan
pertemuan peningkatan kemampuan keluarga
(P2K2) untuk seluruh peserta PKH untuk tujuan
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku
(8) Melakukan pendampingan kepada Peserta PKH
dan memastikan pemenuhan komitmen
kehadiran pada layanan fasilitas pendidikan
dan fasilitas kesehatan sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan
(9) Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi
kepada peserta PKH untuk mendapatkan
haknya sebagai peserta PKH serta bantuan dari
program komplementaritas, meliputi KKS, KIS,
KIP, KUBE/UEP, RASTRA, Rumah Tinggal
Layak Huni dan bantuan komplementaritas
lainnya
(10)Melakukan koordinasi dengan aparat
kecamatan, pemerintahan desa/ kelurahan,
UPT Pendidikan dan UPT Kesehatan terkait
pelaksanaan PKH.
b) Kewajiban Pendamping
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/kebijakan pelaksanaan PKH
(2) Melakukan koordinasi dan konsultasi
pendampingan peserta PKH dengan
Koordinator Kabupaten/Kota
(3) Membangun kemitraan dengan unsur-unsur
di luar PKH termasuk unsur-unsur berbasis
27
Pengelolaan SDM
masyarakat dalam rangka pengembangan dan
pemberdayaan keluarga peserta PKH
(4) Melakukan koordinasi dengan petugas
penyedia layanan pendidikan dan layanan
kesehatan terkait pelaksanaan verifikasi
komitmen Peserta PKH
(5) Melakukan koordinasi dengan petugas bayar
terkait pelaksanaan penyaluran bantuan Peserta
PKH di lokasi tugasnya
(6) Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan
serta kegiatan bimbingan teknis yang
diselengarakan oleh Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga;
(7) Membantu Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dalam melakukan pendataan dan pelaporan
terkait dengan program-program perlindungan
dan jaminan sosial serta program
penanggulangan kemiskinan
(8) Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
pendampingan lain di tingkat kecamatan dalam
pelaksanaan tugas
(9) M e m f a s i l i t a s i l a p o r a n p e l a k s a n a a n
pendampingan PKH oleh Camat kepada
Pemerintah Daerah melalui Kepala Dinas
Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota
(10)Bertanggung jawab terhadap capaian target
dan kualitas pelaksanaan kegiatan PKH di lokasi
tugasnya
(11)Melaporkan hasil pencatatan dan laporan
realisasi kegiatan pendampingan PKH kepada
Camat secara periodik.
2) Tugas dan Kewajiban Operator Kabupaten/Kota
a) Tugas Operator Kabupaten/Kota
(1) Melakukan penerimaan data dan formulir
validasi calon peserta PKH dan
pendistribusiannya kepada seluruh
Pendamping
(2) Melakukan penerimaan dan pendistribusian
data dan formulir verifikasi komitmen peserta
PKH kepada seluruh Pendamping
28
Pengelolaan SDM
(3) Melakukan penerimaan dan pendistribusian
data dan formulir pemutakhiran peserta PKH
kepada seluruh Pendamping
(4) Melakukan penerimaan data hasil validasi, data
hasil pemutakhiran, data hasil verifikasi dan
data realisasi penyaluran bantuan PKH dari
seluruh Pendamping
(5) Melakukan pemasukan data hasil validasi, data
hasil pemutakhiran dan data hasil verifikasi
serta data realisasi penyaluran bantuan PKH
ke dalam sistem aplikasi PKH
(6) Melakukan pengelolaan data/dokumen PKH
terkait dengan hasil validasi calon peserta PKH,
hasil verifikasi komitmen komponen PKH, hasil
pemutakhiran peserta PKH, realisasi penyaluran
bantuan PKH, serta data/dokumen lain terkait
dengan pelaksanaan PKH
(7) M e m b e r i k a n b a n t u a n t e k n i s k e p a d a
Pendamping untuk penanganan keluhan dan
permasalahan data dan aplikasi yang
digunakan;
(8) Menyiapkan kebutuhan data dan administrasi
kegiatan PKH untuk para pemangku
kepentingan di tingkat Kecamatan dan
Kabupaten/Kota pelaksana PKH
(9) Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi
kepada peserta PKH untuk mendapatkan
haknya sebagai peserta PKH serta bantuan dari
program komplementaritas, meliputi KKS, KIS,
KIP, KUBE/UEP, RASTRA, Rumah Tinggal
Layak Huni dan bantuan komplementaritas
lainnya
(10)Berkonsultasi dengan Koordinator
Kabupaten/Kota terkait pemantauan dan
pengendalian atas penerimaan dan pengiriman
data pelaksanaan PKH seluruh kecamatan di
Kabupaten/Kota lokasi tugas.
b) K e w a j i b a n O p e r a t o r K a b u p a t e n / K o t a
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/ kebijakan pelaksanaan PKH
(2) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
29
Pengelolaan SDM
Koordinator Kabupaten/ Kota dan bekerjasama
dengan seluruh Pendamping di
Kabupaten/Kota
(3) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen hasil validasi calon peserta,
hasil pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi
komitmen, realisasi penyaluran bantuan PKH
serta data/dokumen PKH lainnya yang
diterima dari seluruh Pendamping
(4) M e m a s t i k a n s e l u r u h d a t a v a l i d i t a s
data/dokumen hasil validasi calon peserta,
hasil pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi
komitmen, realisasi penyaluran bantuan PKH
serta data/dokumen PKH lainnya telah
dimasukkan ke dalam sistem Aplikasi
Pengolahan Data PKH
(5) Melaporkan setiap permasalahan data dan
sistem aplikasi yang digunakan secara
berjenjang sesuai dengan ketentuan
(6) Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan
serta kegiatan bimbingan teknis yang
diselengarakan oleh Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga
(7) Membantu Pemerintah/Pemerintah Daerah
dalam melakukan pendataan dan pelaporan
terkait dengan program-program perlindungan
dan jaminan sosial serta program
penanggulangan kemiskinan
(8) Melakukan koordinasi data-data PKH dengan
Pendamping dan memfasilitasi laporan
pengelolaan data PKH kepada Pemerintah
Daerah melalui Dinas Sosial/Institusi Sosial
Kabupaten/Kota
(9) Bertanggung jawab terhadap capaian target
dan kualitas pengelolaan data PKH di tingkat
kabupaten/kota
(10)Melaporkan hasil pencatatan dan laporan
realisasi kegiatan pendampingan PKH kepada
Kepala Dinas Sosial/Institusi Sosial
Kabupaten/Kota secara periodik.
30
Pengelolaan SDM
3) Tugas dan Kewajiban Operator Provinsi
a) Tugas Operator Provinsi
(1) Melakukan penerimaan data dan formulir validasi
calon peserta dan pendistribusiannya kepada
seluruh Kabupaten/Kota pelaksana PKH
(2) Melakukan penerimaan data dan formulir verifikasi
komitmen peserta PKH dan pendistribusiannya
kepada seluruh Kabupaten/ Kota pelaksana PKH
(3) Melakukan penerimaan data dan formulir
pemutakhiran kepesertaan PKH dan
pendistribusiannya kepada seluruh Kabupaten
/Kota pelaksana PKH
(4) Melakukan penerimaan data hasil validasi, data
hasil pemutakhiran, data hasil verifikasi dan data
realisasi penyaluran bantuan PKH dari seluruh
Kabupaten/Kota pelaksana PKH
(5) Melakukan konsolidasi data hasil validasi, data
hasil pemutakhiran dan data hasil verifikasi serta
data realisasi penyaluran bantuan PKH ke dalam
sistem aplikasi PKH
(6) Melakukan pengelolaan dan pengiriman data hasil
validasi calon peserta, hasil verifikasi komitmen
dan hasil pemutakhiran kepesertaan PKH serta
realisasi penyaluran bantuan PKH
(7) Memberikan bantuan teknis kepada Operator
Kabupaten/Kota untuk penanganan keluhan dan
permasalahan data dan aplikasi yang digunakan
(8) Menyiapkan kebutuhan data dan administrasi
kegiatan PKH untuk para pemangku kepentingan
di tingkat Provinsi pelaksana PKH
(9) Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi kepada
peserta PKH untuk mendapatkan haknya sebagai
peserta PKH serta bantuan dari program
komplementaritas, meliputi KKS, KIS, KIP,
KUBE/UEP, RASTRA, Rumah Tinggal Layak Huni
dan bantuan komplementaritas lainnya.
b) Kewajiban Operator Tingkat Provinsi
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/ kebijakan pelaksanaan PKH
(2) Berkoordinasi dengan Korwil serta bekerja sama
dengan seluruh Operator tingkat Provinsi dan
31
Pengelolaan SDM
Operator tingkat Kabupaten/Kota
(3) Memastikan kelengkapan dan validitas data hasil
validasi calon peserta, hasil pemutakhiran
kepesertaan, hasil verifikasi komitmen serta realisasi
penyaluran bantuan PKH yang diterima dari
seluruh Kabupaten/Kota pelaksana PKH serta yang
dimasukkan ke dalam sistem aplikasi PKH
(4) Melaporkan setiap permasalahan data dan sistem
aplikasi yang digunakan secara berjenjang sesuai
dengan ketentuan
(5) Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan serta
kegiatan bimbingan teknis yang diselengarakan
oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
(6) Membantu Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam
melakukan pendataan dan pelaporan terkait dengan
program-program perlindungan sosial dan
penanggulangan kemiskinan
(7) Melakukan koordinasi data-data PKH dengan
Pendamping dan memfasilitasi laporan pengelolaan
data PKH kepada Pemerintah Daerah melalui
Kepala Dinas Sosial Provinsi
(8) Bertanggung jawab terhadap capaian target dan
kualitas pengelolaan data PKH sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya
(9) Melaporkan hasil pencatatan dan laporan realisasi
kegiatan pendampingan PKH kepada Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga dan Kepala Dinas
Sosial/Institusi Sosial Provinsi secara periodik.
4) Tugas dan Kewajiban Operator Pusat
a) Tugas Operator Pusat
(1) Membantu Sub Direktorat/Bagian dalam
penyiapan dan pengelolaan data/dokumen terkait
dengan pelaksanaan PKH
(2) Membantu Sub Direktorat/Bagian dalam
penyiapan data/dokumen terkait dengan
pembuatan nota dinas dan surat-surat keluar
(3) Membantu Sub Direktorat/Bagian dalam
pengelolaan dan pengarsipan data/dokumen surat-
surat masuk dan surat-surat keluar
(4) Membantu Sub Direktorat/Bagian dalam
32
Pengelolaan SDM
penyiapan dan pengelolaan rencana kerja/kegiatan
(5) Membantu Sub Direktorat/Bagian dalam
penyiapan data/dokumen untuk penyusunan
laporan.
b) Kewajiban Operator Pusat
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan dan peraturan
kepegawaian Kementerian Sosial RI
(2) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/ kebijakan pelaksanaan PKH
(3) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen terkait dengan pelaksanaan PKH
pada Sub Direktorat/Bagian
(4) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen terkait dengan nota dinas dan surat-
surat keluar pada Sub Direktorat/ Bagian
(5) Memastikan kelengkapan arsip data/dokumen
surat-surat masuk dan surat-surat keluar pada Sub
Direktorat/Bagian
(6) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen terkait dengan rencana
kerja/kegiatan pada Sub Direktorat/Bagian
(7) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen terkait dengan penyusunan laporan
pada Sub Direktorat/Bagian.
5) Tugas dan Kewajiban Koordinator Kabupaten/Kota
a) Tugas Koordinator Kabupaten/Kota
(1) M e n g k o o r d i n a s i k a n p e n e r i m a a n d a n
pendistribusian data dan formulir validasi calon
peserta kepada seluruh Pendamping di
Kabupaten/Kota
(2) M e n g k o o r d i n a s i k a n p e n e r i m a a n d a n
pendistribusian data dan formulir verifikasi
komitmen peserta PKH kepada seluruh
Pendamping di Kabupaten/Kota lokasi tugas
(3) M e n g k o o r d i n a s i k a n p e n e r i m a a n d a n
pendistribusian data dan formulir pemutakhiran
peserta PKH kepada seluruh Pendamping di
Kabupaten/Kota lokasi tugas
(4) Mengkoordinasikan pengelolaan dan pengiriman
data/dokumen PKH terkait dengan hasil validasi
33
Pengelolaan SDM
calon peserta PKH, hasil verifikasi komitmen
komponen PKH, hasil pemutakhiran peserta PKH,
realisasi penyaluran bantuan PKH, serta
data/dokumen PKH lainnya termasuk data/
dokumen administrasi Pendamping dan Operator
di Kabupaten/ Kota lokasi tugas sesuai ketentuan
yang telah ditetapkan
(5) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
penyaluran bantuan PKH serta tindak lanjut
pelaporan rekonsiliasi atas realisasi penyaluran
bantuan PKH di Kabupaten/Kota lokasi tugas
(6) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
atas pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan
(DIKLAT) dan kegiatan bimbingan teknis (BIMTEK)
bagi Pendamping dan Operator tingkat Kabupaten/
Kota
(7) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
pihak-pihak terkait atas untuk pemasaran sosial
PKH di Kabupaten/Kota lokasi tugas
(8) Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi kepada
peserta PKH untuk mendapatkan haknya sebagai
peserta PKH serta bantuan dari program
komplementaritas, meliputi KKS, KIS, KIP,
KUBE/UEP, RASTRA, Rumah Tinggal Layak Huni
dan bantuan komplementaritas lainnya
(9) Melakukan peningkatan kapasitas, pembinaan,
penilaian kinerja serta penilaian kompetensi kepada
Pendamping dan Operator di Kabupaten/Kota
lokasi tugas
(10)Melakukan kegiatan supervisi dan pengendalian
atas pelaksanaan PKH di seluruh Kecamatan
pelaksana PKH di Kabupaten/Kota lokasi tugas.
b) K e w a j i b a n K o o r d i n a t o r K a b u p a t e n / K o t a
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/ kebijakan pelaksanaan PKH
(2) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan
Korwil PKH dan Kepala Dinas Sosial/Institusi
Sosial Kabupaten/Kota serta membangun
kemitraan dengan unsur-unsur di luar PKH dan
atau dengan unsur berbasis masyarakat serta para
stakeholder untuk pengembangan dan
34
Pengelolaan SDM
pemberdayaan keluarga peserta PKH di
Kabupaten/Kota lokasi tugas
(3) Bekerjasama dengan seluruh Pendamping dan
Operator Tingkat Kabupaten/Kota dalam
pelaksanaan kegiatan PKH sesuai dengan tugas
dan fungsinya
(4) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen hasil validasi calon peserta, hasil
pemutakhiran kepesertaan, hasil verifikasi
komitmen, realisasi penyaluran bantuan PKH serta
data/dokumen PKH lainnya termasuk data/
dokumen administrasi Pendamping dan Operator
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
(5) Memastikan pelaksanaan dan laporan kegiatan
pertemuan kelompok dan pertemuan peningkatan
kemampuan keluarga (P2K2) pada seluruh
kecamatan di Kabupaten/Kota lokasi tugas dapat
terlaksana sesuai dengan ketentuan
(6) Melakukan koordinasi dan fasilitasi penyelesaian
masalah terkait dengan pelaksanaan PKH di
kabupaten/kota lokasi tugas
(7) Mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan serta
kegiatan bimbingan teknis yang diselengarakan
oleh Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
(8) Membantu Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam
melakukan pendataan dan pelaporan terkait dengan
program-program perlindungan dan jaminan sosial
serta program penanggulangan kemiskinan
(9) Melakukan koordinasi pendampingan di tingkat
kabupaten/kota dan memfasilitasi laporan
pelaksanaan PKH kepada Pemerintah Daerah
melalui Dinas Sosial/Institusi Sosial
Kabupaten/Kota
(10)Bertanggung jawab terhadap capaian target dan
kualitas pelaksanaan kegiatan PKH di Kabupaten/
Kota lokasi tugas
(11)Melaporkan hasil pencatatan dan laporan realisasi
kegiatan pendampingan PKH kepada Kepala Dinas
Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota secara
periodik.
35
Pengelolaan SDM
6) T u g a s d a n K e w a j i b a n K o o r d i n a t o r W i l a y a h
a) Tugas Koordinator Wilayah
(1) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap pelaksanaan kegiatan PKH yang meliputi
penerimaan dan pengiriman data/dokumen
kepesertaan, hasil verifikasi kehadiran pada layanan
pendidikan dan kesehatan, serta pemutakhiran
peserta PKH di seluruh Kabupaten/Kota wilayah
dampingan
(2) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis, pembinaan dan
peningkatan kapasitas Pendamping, Operator dan
Koordinator Kabupaten/Kota di seluruh
Kabupaten/Kota wilayah dampingan(3)
Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap pelaksanaan kegiatan pendampingan
peserta PKH melalui pertemuan kelompok dan
pertemuan peningkatan kemampuan keluarga
(P2K2) di seluruh Kabupaten/Kota wilayah
dampingan
(4) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
fasilitasi penyediaan anggaran komitmen
Pemerintah Daerah melalui sharing APBD di
seluruh Kabupaten/Kota wilayah dampingan
(5) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap pengelolaan administrasi, sarana dan
prasarana kerja Pendamping, Operator dan
Koordinator Kabupaten/Kota di seluruh
Kabupaten/ Kota wilayah dampingan
(6) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
pihak-pihak terkait atas pelaksanaan kegiatan
pemasaran sosial PKH di seluruh Kabupaten/Kota
wilayah dampingan
(7) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap penanganan keluhan dan pengaduan atas
pelaksanaan PKH di seluruh Kabupaten/Kota
wilayah dampingan
(8) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
penyaluran bantuan PKH serta tindak lanjut
pelaporan data hasil rekonsiliasi realisasi
penyaluran bantuan PKH di seluruh
36
Pengelolaan SDM
Kabupaten/Kota wilayah dampingan
(9) Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi kepada
peserta PKH untuk mendapatkan haknya sebagai
peserta PKH serta bantuan dari program
komplementaritas, meliputi KKS, KIS, KIP,
KUBE/UEP, RASTRA, Rumah Tinggal Layak Huni
dan bantuan komplementaritas lainnya
(10)Melakukan kegiatan pengendalian pelaksanaan
PKH, memberikan pembinaan serta melakukan
evaluasi kinerja dan kompetensi kepada
Pendamping, Operator dan Koordinator
Kabupaten/Kota di seluruh Kabupaten/Kota
wilayah dampingan.
b) Kewajiban Koordinator Wilayah
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/ kebijakan pelaksanaan PKH
(2) Melakukan konsultasi dengan Pemerintah Daerah
melalui Dinas Sosial Provinsi dalam membangun
kemitraan dengan unsur-unsur di luar PKH dan
atau dengan unsur berbasis masyarakat serta para
stakeholder untuk pengembangan dan
pemberdayaan keluarga peserta PKH di seluruh
Kabupaten/Kota wilayah dampingan
(3) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen penerimaan dan pengiriman
terhadap hasil validasi calon peserta, pemutakhiran
kepesertaan, verifikasi komitmen, realisasi
penyaluran bantuan PKH serta data/dokumen
PKH lainnya termasuk data/dokumen administrasi
Pendamping, Operator dan Koordinator
Kabupaten/Kota di seluruh Kabupaten/Kota
wilayah dampingan
(4) Memastikan pelaksanaan dan laporan kegiatan
pertemuan peningkatan kemampuan keluarga
(P2K2) pada seluruh Kabupaten/Kota wilayah
dampingan dapat terlaksana dengan baik
(5) Memastikan tindak lanjut penanganan keluhan
dan pengaduan atas pelaksanaan PKH di seluruh
Kabupaten/Kota wilayah dampingan
(6) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
37
Pengelolaan SDM
pendidikan dan pelatihan serta kegiatan bimbingan
teknis yang diselengarakan oleh Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga
(7) Membantu Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam
melakukan pendataan dan pelaporan terkait dengan
program-program perlindungan dan jaminan sosial
serta program penanggulangan kemiskinan
(8) Memastikan penerimaan dan pembuatan laporan
pelaksanaan PKH secara periodik kepada
Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial Provinsi
(9) Bekerjasama dengan seluruh Koordinator
Kabupaten/Kota dan Operator tingkat Provinsi
dalam pelaksanaan kegiatan PKH di wilayah
dampingannya
(10)Bertanggung jawab terhadap capaian target dan
kualitas pelaksanaan kegiatan PKH di seluruh
Kabupaten / Kota wilayah dampingan
(11)Melaporkan hasil pencatatan dan laporan realisasi
kegiatan pendampingan PKH kepada Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga dan Kepala Dinas
Sosial/Institusi Sosial Provinsi secara periodik.
7) T u g a s d a n K e w a j i b a n K o o r d i n a t o r R e g i o n a l
a) Tugas Koordinator Regional
(1) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap seluruh proses bisnis PKH di seluruh
provinsi pelaksana PKH
(2) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis, pembinaan dan
peningkatan kapasitas Pendamping, Operator,
Koordinator Kabupaten/ Kota dan Korwil di
seluruh provinsi pelaksana PKH
(3) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap pelaksanaan kegiatan pendampingan
peserta PKH melalui pertemuan kelompok dan
pertemuan peningkatan kemampuan keluarga
(P2K2) di seluruh provinsi pelaksana PKH
(4) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
fasilitasi penyediaan anggaran komitmen
Pemerintah Daerah melalui sharing APBD di
seluruh provinsi pelaksana PKH
(5) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
38
Pengelolaan SDM
terhadap pengelolaan administrasi, sarana dan
prasarana kerja Pendamping, Operator, Koordinator
Kabupaten/Kota dan Korwil di seluruh provinsi
pelaksana PKH
(6) Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
pihak-pihak terkait atas pelaksanaan kegiatan
pemasaran sosial PKH di seluruh provinsi
pelaksana PKH
(7) Mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait
terhadap penanganan keluhan dan pengaduan atas
pelaksanaan PKH di seluruh provinsi pelaksana
PKH
(8) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
penyaluran bantuan PKH serta tindak lanjut
pelaporan data hasil rekonsiliasi realisasi
penyaluran bantuan PKH di seluruh provinsi
pelaksana PKH;
(9) Melakukan mediasi, fasilitasi dan advokasi kepada
peserta PKH untuk mendapatkan haknya sebagai
peserta PKH serta bantuan dari program
komplementaritas, meliputi KKS, KIS, KIP,
KUBE/UEP, RASTRA, Rumah Tinggal Layak Huni
dan bantuan komplementaritas lainnya
(10)Melakukan kegiatan pengendalian pelaksanaan
PKH, memberikan pembinaan serta melakukan
evaluasi kinerja dan kompetensi kepada
Pendamping, Operator, Koordinator
Kabupaten/Kota dan Korwil di seluruh provinsi
pelaksana PKH.
b) Kewajiban Koordinator Regional
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/ kebijakan pelaksanaan PKH
(2) Melakukan konsultasi dengan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam membangun kemitraan
dengan unsur-unsur di luar PKH dan atau dengan
unsur berbasis masyarakat serta para stakeholder
untuk pengembangan dan pemberdayaan keluarga
peserta PKH di seluruh provinsi pelaksana PKH
(3) Memastikan kelengkapan dan validitas
data/dokumen penerimaan dan pengiriman
terhadap hasil validasi calon peserta, pemutakhiran
kepesertaan, verifikasi komitmen, realisasi
39
Pengelolaan SDM
penyaluran bantuan PKH serta data/dokumen
PKH lainnya termasuk data/dokumen administrasi
Pendamping, Operator, Koordinator
Kabupaten/Kota dan Korwil di seluruh provinsi
pelaksana PKH
(4) Memastikan pelaksanaan dan laporan kegiatan
pertemuan kelompok dan pertemuan peningkatan
kemampuan keluarga (P2K2) pada seluruh provinsi
pelaksana PKH dapat terlaksana dengan baik
(5) Memastikan tindak lanjut penanganan keluhan
dan pengaduan atas pelaksanaan PKH di seluruh
provinsi pelaksana PKH
(6) Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pelatihan serta kegiatan bimbingan
teknis yang diselengarakan oleh Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga
(7) Membantu Pemerintah/Pemerintah Daerah dalam
melakukan pendataan dan pelaporan terkait dengan
program-program perlindungan dan jaminan sosial
serta program penanggulangan kemiskinan
(8) Memastikan penerimaan dan pembuatan laporan
pelaksanaan PKH secara periodik kepada Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga
(9) Bekerjasama dengan seluruh Korwil dalam
pelaksanaan kegiatan PKH di wilayah
dampingannya
(10)Bertanggung jawab terhadap capaian target dan
kualitas pelaksanaan kegiatan PKH di seluruh
provinsi pelaksana PKH
(11)Melaporkan hasil pencatatan dan laporan realisasi
kegiatan pendampingan PKH kepada Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga secara periodik.
8) Tugas dan Kewajiban Tenaga Ahli Direktorat
a) Tugas Tenaga Ahli Direktorat
(1) Membantu Direktur Jaminan Sosial Keluarga dalam
merumuskan peraturan/kebijakan terkait
pelaksanaan PKH pada Subdit Jaminan Sosial
Keluarga
(2) Membantu Direktur Jaminan Sosial Keluarga dalam
menyusun strategi implementasi
peraturan/kebijakan terkait pelaksanaan PKH pada
Subdit Jaminan Sosial Keluarga
40
Pengelolaan SDM
(3) Membantu Direktur Jaminan Sosial Keluarga dalam
penyiapan rencana kerja/kegiatan terkait
pelaksanaan PKH pada Subdit Jaminan Sosial
Keluarga
(4) Membantu Direktur Jaminan Sosial Keluarga dalam
penyiapan telaah dan rekomendasi terkait dengan
pelaksanaan PKH pada Subdit Jaminan Sosial
Keluarga
(5) Membantu Direktur Jaminan Sosial Keluarga dalam
analisis dan pemecahan masalah terkait pelaksanaan
PKH pada Subdit Jaminan Sosial Keluarga
(6) Membantu Subdit Jaminan Sosial Keluarga dalam
penyusunan laporan terkait dengan pelaksanaan
PKH pada Subdit Jaminan Sosial Keluarga.
b) Kewajiban Tenaga Ahli Direktorat
(1) Melaksanakan seluruh ketentuan dan peraturan
kepegawaian Kementerian Sosial RI
(2) Melaksanakan seluruh ketentuan terkait dengan
peraturan/ kebijakan pelaksanaan PKH
(3) Memastikan rumusan kebijakan terkait pelaksanaan
PKH pada Subdit Jaminan Sosial Keluarga sesuai
dengan ketentuan peraturan/ perundang-undangan
(4) Memastikan rencana kerja/kegiatan terkait
pelaksanaan PKH pada Subdit Jaminan Sosial
Keluarga dapat diimplementasikan secara efektif
dan efisien
(5) Memastikan telaah dan rekomendasi terkait dengan
pelaksanaan PKH pada Subdit Jaminan Sosial
Keluarga sesuai dengan ketentuan peraturan/
perundang-undangan
(6) Memastikan analisis dan pemecahan masalah
terkait pelaksanaan PKH pada Subdit Jaminan
Sosial Keluarga merupakan solusi terbaik
(7) Memastikan penyusunan laporan terkait dengan
pelaksanaan PKH pada Subdit Jaminan Sosial
Keluarga tepat waktu dan sesuai dengan data yang
sebenarnya.
41
Pengelolaan SDM
d. Koordinasi Kerja
Sesuai Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845), diperlukan
ketentuan yang mengatur koordinasi kerja SDM. Selenjutnya
koordinasi kerja SDM pelaksana PKH diatur dengan ketentuan
berikut.
1) Koordinasi Kerja Pendamping
Pendamping adalah SDM pelaksana PKH di tingkat
kecamatan. Pendamping mempertanggungjawabkan
pekerjaannya kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga
melalui Camat selaku Ketua Tim Koordinasi PKH tingkat
kecamatan dan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
Pendamping berkewajiban berkonsultasi kepada
Koordinator Kabupaten/Kota.
2) Koordinasi Kerja Operator
a) Operator Tingkat Kabupaten/Kota
Operator Tingkat Kabupaten/Kota adalah SDM
pelaksana PKH di tingkat Kabupaten/Kota. Operator
Kabupaten/Kota mempertanggungjawabkan
pekerjaannya kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga
melalui Ketua Pelaksana PKH Kabupaten/Kota dan
dalam menjalankan tugas dan fungsinya Operator
Kabupaten/Kota berkewajiban berkoordinasi dengan
Pendamping serta berkonsultasi kepada Koordinator
Kabupaten/Kota.
b) Operator Provinsi
Operator Tingkat Provinsi adalah SDM pelaksana PKH
di tingkat Provinsi. Koordinator Kabupaten/Kota
mempertanggung-jawabkan pekerjaannya kepada
Direktur Jaminan Sosial Keluarga melalui Ketua Unit
Pelaksana PKH Provinsi dan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya Operator Provinsi berkewajiban
berkoordinasi dengan Operator Kabupaten/Kota dan
berkonsultasi kepada Korwil.
c) Operator Pusat
Operator Tingkat Pusat atau Staf Operasional adalah
SDM PKH pada Direktorat Jaminan Sosial Keluarga.
Operator Tingkat Pusat mempertanggungjawabkan
pekerjaannya kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga
melalui Kepala Seksi pada Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga, dan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
42
Pengelolaan SDM
Operator Pusat berkewajiban berkonsultasi kepada
Tenaga Ahli.
d) Koordinasi Kerja Koordinator Kabupaten/Kota
Koordinator Kabupaten/Kota SDM pelaksana PKH di
tingkat Kabupaten/Kota yang bertugas untuk
pendampingan seluruh Kecamatan pelaksana PKH.
Koordinator Kabupaten/Kota mempertanggung-
jawabkan pekerjaannya kepada Direktur Jaminan Sosial
Keluarga melalui Ketua Unit Pelaksana PKH
Kabupaten/Kota dan dalam menjalankan tugas dan
fungsinya Koordinator Kabupaten/Kota berkewajiban
berkonsultasi kepada Koordinator Wilayah.
e) Koordinasi Kerja Koordinator Wilayah
Koordinator Wilayah adalah SDM pelaksana PKH di
tingkat Provinsi yang bertugas untuk pendampingan
sejumlah Kabupaten/Kota pelaksana PKH. Korwil
mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada
Direktur Jaminan Sosial Keluarga melalui Ketua Unit
Pelaksana PKH Provinsi dan dalam menjalankan tugas
dan fungsinya, Koordinator Wilayah berkewajiban
berkonsultasi kepada Koordinator Regional.
f) Koordinasi Kerja Koordinator Regional
Koordinator Regional adalah SDM pelaksana PKH
yang ditempatkan pada salah satu Balai Diklat yang
bertugas untuk pendampingan sejumlah Provinsi
pelaksana PKH. Koordinator Regional
mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada
Direktur Jaminan Sosial Keluarga melalui Kepala Balai
Diklat dan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
Koordinator Regional berkewajiban berkonsultasi
kepada Tenaga Ahli Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga:
(1) Untuk hal-hal terkait dengan validasi dan terminasi,
berkonsultasi kepada Tenaga Ahli Validasi dan
Terminasi.
(2) Untuk hal-hal terkait dengan bantuan sosial,
berkonsultasi kepada Tenaga Ahli Bantuan Sosial
(3) Untuk hal-hal terkait dengan kepesertaan,
berkonsultasi kepada Tenaga Ahli Kepesertaan
(4) Untuk hal-hal terkait dengan sumber daya,
43
Pengelolaan SDM
berkonsultasi kepada Tenaga Ahli Sumber Daya
(5) Untuk hal-hal terkait dengan administrasi umum
dan sumber daya manusia, berkonsultasi kepada
Tenaga Ahli pada Sub Bagian Tata Usaha.
g) K o o r d i n a s i K e r j a T e n a g a A h l i D i r e k t o r a t
Tenaga Ahli Direktorat adalah SDM pelaksana PKH
yang ditempatkan pada salah satu Sub Direktorat atau
Sub Bagian yang bertugas membantu Direktur Jaminan
Sosial Keluarga dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi Program Keluarga Harapan. Tenaga Ahli
Direktorat mempertanggungjawabkan pekerjaannya
kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga dan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya Tenaga Ahli
Direktorat berkewajiban berkoordinasi dan
berkonsultasi kepada Kepala Sub Direktorat atau
Kepala Sub Bagian pada Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga.
7. PEMINDAHAN TUGAS
45
Pengelolaan SDM
ditinggalkan dan/atau mendapat persetujuan dari
Kepala Dinas Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota
tujuan
(5) Pengajuan pemindahan tugas yang disetujui oleh kedua
Kepala Dinas Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota
disampaikan kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga
melalui surat secara resmi oleh Dinas Sosial/Institusi
Sosial Kabupaten/Kota
(6) Keputusan akhir terhadap pengajuan pengajuan
pemindahan tugas Pendamping menjadi kewenangan
Direktur Jaminan Sosial Keluarga.
c) Pemindahan Pendamping antar Provinsi
Pemindahan lokasi tugas Pendamping antar provinsi
dapat dilakukan dengan mengacu pada ketentuan dan
prosedur pemindahan lokasi tugas Pendamping antar
Kabupaten/Kota.
2) Pemindahan Operator
a) Pemindahan Operator antar Kabupaten
(1) Operator yang berkeinginan mengajukan pemindahan
tugas antar kabupaten membuat surat pengajuan
pemindahan tugas ditujukan kepada Direktur Jaminan
Sosial Keluarga melalui Kepala Dinas Sosial/Institusi
Sosial Kabupaten/Kota, disertai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan
(2) Koordinator Kabupaten/Kota memberikan telaah dan
rekomendasi kepada Kepala Dinas Sosial/Institusi
Sosial terkait dengan pengajuan pemindahan tugas
(3) Kepala Dinas Sosial/Institusi Sosial dapat
menyetujui/tidak menyetujui pengajuan pemindahan
tugas Operator berdasarkan telaah dan rekomendasi
dari Koordinator Kabupaten/Kota
(4) Pengajuan pemindahan tugas dapat disetujui apabila
tidak menimbulkan permasalahan yang dapat
menggangu kelancaran program pada lokasi yang
ditinggalkan dan/atau mendapat persetujuan dari
Kepala Dinas Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota
tujuan
(5) Pengajuan pemindahan tugas yang disetujui oleh kedua
Kepala Dinas Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota
disampaikan kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga
melalui surat secara resmi
46
Pengelolaan SDM
(6) Keputusan akhir terhadap pengajuan pengajuan
pemindahan tugas Operator menjadi kewenangan
Direktur Jaminan Sosial Keluarga.
b) Pemindahan Operator antar Provinsi
Ketentuan dan prosedur pemindahan lokasi tugas
Operator antar provinsi sama dengan ketentuan dan
prosedur mutas Operator antar Kabupaten/Kota.
a. Kenaikan Jabatan
Untuk menjamin berlangsungnya jenjang karir bagi SDM PKH,
diberlakukan promosi kenaikan jabatan bagi SDM yang memiliki
kompetensi dan kinerja sangat baik. Kenaikan jabatan bagi SDM PKH
diatur dengan ketentuan berikut:
1) Kenaikan jabatan dilakukan apabila terdapat kekosongan atau
kebutuhan jabatan yang dikarenakan pengunduran diri,
meninggal atau pemutusan hubungan kerja.
2) Kebutuhan tambahan pegawai akibat beban kerja bertambah
3) Kenaikan jabatan diberikan untuk jenjang satu tingkat di atasnya
4) Kenaikan jabatan dilakukan melalui prosedur rekomendasi oleh
atasan dengan dasar penilaian kinerja dan kompetensi dengan
cara penilaian:
5) Pengamatan melalui diskusi kelompok terarah
6) Wawancara untuk menggali kompetensi dan kemampuan
manajerial
7) Rekomendasi kenaikan jabatan diusulkan oleh atasan langsung
kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga
8) Keputusan akhir kenaikan jabatan menjadi kewenangan Diretur
Jaminan Sosial Keluarga.
b. Penurunan Jabatan
Penurunan jabatan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Hasil evaluasi kinerja dan kompetensi yang tidak memenuhi
standar, tetapi masih diperlukan untuk mengisi jabatan lain
2) Jabatan yang ada tidak diperlukan lagi
3) Penurunan jabatan diajukan oleh atasan langsung kepada
Direktur Jaminan Sosial Keluarga
4) Keputusan akhir penurunan jabatan menjadi kewenangan
Direktur Jaminan Sosial Keluarga.
47
Pengelolaan SDM
9. PENGGANTIAN SDM
Penggantian SDM untuk posisi/jabatan yang sama pada lokasi
existing (lama) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penggantian SDM dilakukan melalui proses analisis kebutuhan
Subdit Sumber Daya serta need assesment dan konfirmasi
kebutuhan kepada Subdit/Dinas Sosil/Institusi Sosial sebagai
pengguna
b. Penggantian SDM dilakukan dengan memanfaatkan daftar Lulus
Cadangan hasil seleksi bulan/tahun sebelumnya, sesuai
kebutuhan lokasi
c. Daftar Lulus Cadangan yang dapat digunakan untuk penggantian
SDM adalah yang memiliki masa tunggu tidak lebih dari 2 tahun,
yang dipilih sesuai urutan ranking teratas hasil seleksi
d. Jika tidak ada lagi daftar lulus cadangan hasil seleksi bulan/tahun
sebelumnya, Subdit Sumber Daya dapat melakukan pemindahan
tugas dari lokasi yang terdapat kelebihan SDM atau mengajukan
seleksi SDM kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga
e. Penetapan SDM pengganti diputuskan oleh Direktur Jaminan
Sosial Keluarga.
a. Waktu Kerja
Pengaturan waktu kerja dilakukan dalam rangka optimalisasi
pelaksanaan tugas dan kewajiban SDM dalam pendampingan PKH
sesuai jabatannya. Ketentuan waktu kerja SDM diatur dengan ketentuan
berikut:
1) Hari Kerja
Hari kerja merupakan aktivitas rutin SDM PKH dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban, ditetapkan hari Senin, Selasa,
Rabu, Kamis, dan Jumat dengan ketentuan jam kerja sebagai
berikut:
a) Jam kerja hari Senin sampai dengan Kamis, ditetapkan pukul
07.30 sampai pukul 16.00 dengan jam istirahat pukul 11.30
sampai 12.30
b) Jam kerja hari Jumat, ditetapkan pukul 07.30 sampai pukul
16.30 dengan jam istirahat pukul 11.30 sampai 13.00
c) Jam kerja SDM di daerah dapat disesuaikan dengan jam kerja
Dinas Sosial/Institusi Sosial di daerah.
48
Pengelolaan SDM
2) Hari Libur
Hari libur merupakan hak SDM PKH untuk tidak melaksanakan
tugas dan kewajiban, ditetapkan terdiri dari:
a) Hari Sabtu
b) Hari Minggu
c) Hari Libur Nasional
d) Hari Raya Keagamaan.
Jika pada hari libur terdapat kegiatan atau perintah tugas terkait
pelaksanaan PKH yang harus dilaksanakan, maka SDM PKH
harus memenuhi kewajiban tersebut.
b. Pegaturan Cuti
Pengaturan cuti SDM diperlukan sebagai pemenuhan hak normatif
sebagai pegawai yang terikat dengan kontrak kerja. Ketentuan
pengambilan hak cuti diatur dengan ketentuan berikut:
1) Jenis Hak Cuti
a) Cuti Tahunan, diberikan kepada SDM yang telah bekerja
utntuk pendampingan PKH selama satu tahun atau lebih.
Jumlah hak cuti tahunan sebanyak-banyaknya 12 (dua belas)
hari kerja.
b) Cuti Melahirkan, diberikan kepada SDM yang sedang hamil
dan memerlukan persiapan untuk melahirkan. Jumlah hak
cuti melahirkan diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) bulan
kalender.
2) Mekanisme Pengambilan Hak Cuti
a) Pengambilan hak cuti tingkat Provinsi, Kabupaten dan
Kecamatan
(1) Pengambilan hak cuti Pendamping, Operator, Koordinator
Kabupaten/ Kota dan Korwil dilakukan dengan ketentuan:
(2) Pengajuan cuti diajukan kepada Direktur Jaminan Sosial
melalui Dinas Sosial/Institusi Sosial tempat bekerja,
minimal 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan cuti
(3) Kepala Dinas Sosial/Institusi Sosial melakukan verifikasi
dan dapat menyetujui/tidak menyetujui pengambilan cuti
berdasarkan kondisi pelaksanaan PKH di lapangan
(4) Pengambilan hak cuti SDM dapat disetujui jika tidak
mengganggu pelaksanaan PKH di lapangan
(5) Pelaksanaan cuti tahunan terhitung sejak disetujui
permohonan cutinya
(6) Untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan PKH,
Kepala Dinas/Institusi Sosial dapat memerintahkan SDM
49
Pengelolaan SDM
lainnya untuk menggantikan tugas SDM yang sedang
mengambil cuti.
b) Pengambilan hak cuti SDM Pusat dan Regional
Pengambilan hak cuti Tenaga Ahli Direktorat, Koordinator
Regional, dan Operator Pusat dilakukan dengan ketentuan:
(1) Pengajuan cuti diajukan kepada Direktur Jaminan Sosial
Keluarga melalui Kepala Sub Direktorat/Kepala Sub Bagian
Tata Usaha (sesuai penempatan), minimal tiga hari sebelum
pelaksanaan cuti
(2) Kepala Sub Direktorat/Kepala Sub Bagian Tata Usaha
dapat menyetujui/tidak menyetujui pengambilan cuti
berdasarkan kondisi pelaksanaan PKH di lapangan
(3) Pengambilan hak cuti SDM dapat disetujui jika tidak
mengganggu pelaksanaan PKH di lapangan
(4) Pelaksanaan cuti terhitung sejak disetujui permohonan
cutinya
(5) Untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan PKH,
Direktur Jaminan Sosial dapat memerintahkan SDM
lainnya untuk menggantikan tugas SDM yang sedang
mengambil cuti.
51
Pengelolaan SDM
1) Pengaduan keterlambatan pembayaran honorarium SDM
dilakukan secara resmi oleh Dinas Sosial/Instansi Sosial disertai
bukti print-out rekening koran
2) Laporan pengaduan ditujukan kepada Direktur Jaminan Sosial
Keluarga Cq Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga
3) Pengaduan keterlambatan pembayaran honorarium SDM dapat
diajukan mulai tanggal 15 hingga 20 setiap bulannya.
c. Wanprestasi
Pengakhiran hubungan kerja SDM PKH dengan sebab
wanprestasi terhadap kontrak kerja dapat dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Telah mendapat Surat Peringatan yang ke-3
2) Tidak aktif bekerja dan/atau meninggalkan lokasi tugas dalam
waktu akumulasi 3 (tiga) bulan atau lebih
3) SDM PKH yang diakhiri hubungan kerjanya dengan sebab
wanprestasi berstatus PHK dan dihentikannya pembayaran
honornya.
e. Force Majeur
Pengakhiran hubungan kerja SDM PKH dapat dilakukan dengan
sebab force majeur yang diakibatkan karena:
1) Keadaan darurat perang
2) Terjadinya huru-hara yang mengancam keamanan nasional
3) Bencana alam yang menyebabkan lumpuhnya roda
pemerintahan
55
Pengelolaan SDM
III. PENILAIAN KINERJA SDM
2. RUANG LINGKUP
Analisis pemetaan potensi SDM
a. Ruang lingkup Penilaian Kinerja SDM meliputi perekrutan,
seleksi, pemisahan dan pengakhiran
b. Pengelola dokumen penilaian kinerja SDM adalah Subdit
Sumber Daya - Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
c. Penanggung jawab Penilaian Kinerja SDM adalah Direktur
Jaminan Sosial Keluarga Kementerian Sosial
d. Keluaran (output) adalah tersedianya informasi potensi dan
penilaian kinerja SDM dalam pelaksanaan PKH
e. Kemanfaatan (outcome) adalah terciptanya budaya kerja
berbasis kompetensi dalam pelaksanaan PKH.
57
Pengelolaan SDM
Tabel 5. Skala penilaian kinerja operasional
58
Pengelolaan SDM
informasi, memahami masalah, hambatan atau
kesulitan dalam penyelesaian pekerjaan, serta
kemampuan dalam mencari berbagai alternatif solusi
untuk menyelesaikan masalah, menetapkan prioritas
serta mampu mengantisipasi dampak atau konsekuensi
dari setiap alternatif solusi.
d) Pengendalian diri
Merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri
pada saat mengadapi situasi adanya tekanan pekerjaan,
baik dari internal maupun eksternal, serta kemampuan
untuk tetap menunjukkan sikap positif dan tenang
saat mendapat kritikan, penolakan dari pihak/orang
lain.
e) Ketaatan
Merupakan kemampuan membangun budaya yang
menjunjung tinggi standar etika, kepatuhan,
kedisiplinan kerja, menunjukkan rasa tanggung jawab
terhadap organisasi, menunjukkan komitmen dan
menunjukkan konsistensinya dalam menjunjung nilai-
nilai positif.
f) Skala Penilaian kompetensi
Skala penilaian kompetensi SDM pada seluruh aspek
ditetapkan dengan menggunakan skala berikut:
59
Pengelolaan SDM
e. Rumusan Perhitungan Evaluasi Kinerja
Untuk mengukur kinerja SDM dalam satu tahun pelaksanaan
program (PKH) diperlukan rumusan perhitungan evaluasi
kinerja, dengan perhitungan rumusan sebagai berikut:
Evaluasi Kinerja =
Dimana :
Kin1 : Hasil penilaian kinerja operasional semester-1
Kin2 : Hasil penilaian kinerja operasional semester-2
Kom1 : Hasil penilaian kinerja kompetensi semester-1
Kom2 : Hasil penilaian kinerja kompetensi semester-2
Selanjutnya hasil evaluasi kinerja SDM digunakan sebagai bahan
untuk evaluasi SDM akhir tahun.
60
Pengelolaan SDM
1) Penilaian Kinerja Pendamping
Penilaian kinerja operasional dan kompetensi Pendamping
dilakukan oleh dua pihak penilai, yakni:
a) K e p a l a B i d a n g y a n g m e n a n g a n i B a n t u a n
/Kesejahteraan/Perlindungan Sosial pada Dinas
Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota pelaksana PKH
b) Koordinator Kabupaten/Kota
Penilaian kinerja Pendamping harus mempertimbangkan
masukan dari pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan
tugas Pendamping.
2) Penilaian Kinerja Operator Kabupaten/Kota
Penilaian kinerja operasional dan kompetensi Operator
Kabupaten/Kota dilakukan oleh dua pihak penilai, yakni:
a) K e p a l a B i d a n g y a n g m e n a n g a n i B a n t u a n
/Kesejahteraan/Perlindungan Sosial pada Dinas
Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota pelaksana PKH
b) Koordinator Kabupaten/Kota
Penilaian kinerja Operator Kabupaten/Kota harus
mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak yang terkait
dengan pelaksanaan tugas Operator Kabupaten/Kota
3) P e n i l a i a n K i n e r j a K o o r d i n a t o r K a b u p a t e n / K o t a
Penilaian kinerja operasional dan kompetensi Koordinator
Kabupaten/Kota dilakukan oleh dua pihak penlai, yakni:
a) K e p a l a B i d a n g y a n g m e n a n g a n i B a n t u a n
/Kesejahteraan/Perlindungan Sosial pada Dinas
Sosial/Institusi Sosial Kabupaten/Kota pelaksana PKH
b) Koordinator Wilayah
Penilaian kinerja Koordinator Kabupaten/Kota harus
mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak yang terkait
dengan pelaksanaan tugas Koordinator Kabupaten/Kota.
4) Penilaian Kinerja Koordinator Wilayah
Penilaian kinerja operasional dan kompetensi Koordinator
Wilayah dilakukan oleh dua pihak penilai, yakni:
a) K e p a l a B i d a n g y a n g m e n a n g a n i B a n t u a n
/Kesejahteraan/Perlindungan Sosial pada Dinas
Sosial/Institusi Sosial Provinsi pelaksana PKH
b) Koordinator Regional
Penilaian kinerja Koordinator Wilayah harus
mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak yang terkait
dengan pelaksanaan tugas Koordinator Wilayah.
61
Pengelolaan SDM
5) Penilaian Kinerja Koordinator Regional
Penilaian kinerja operasional dan kompetensi Koordinator
Regional dilakukan oleh dua pihak penilai, yakni:
a) Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan
Sosial
b) Tenaga Ahli Sumber Daya
Penilaian kinerja Koordinator Regional harus
mempertimbangkan masukan dari pihak-pihak yang terkait
dengan pelaksanaan tugas Koordinator Regional.
6) Penilaian Kinerja Operator Pusat
Penilaian kinerja operasional dan kompetensi Operator Pusat
dilakukan oleh dua pihak penilai, yakni:
a) Kepala Seksi pada masing-masing Sub Direktorat
b) Tenaga Ahli pada masing-masing Sub Direktorat
Penilaian kinerja Operator Pusat harus mempertimbangkan
masukan dari pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan
tugas Operator Pusat.
7) Penilaian Kinerja Tenaga Ahli
Penilaian kinerja Operasional dan Kompetensi Tenaga Ahli
Sub Direktorat dilakukan oleh empat Kepala Subdit dan satu
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga dengan porsi penilaian diatur dalam SOP Penilaian
Kinerja, yakni:
a) Kepala Subdit Validasi dan Terminasi
b) Kepala Subdit Bantuan Sosial
c) Kepala Subdit Kepesertaan
d) Kepala Subdit Sumber Daya
e) Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
c. Keberatan Hasil Penilaian Kinerja
SDM PKH yang telah memperoleh hasil penilaian kinerja
operasional dan kompetensi dapat mengajukan keberatan
kepada pihak penilai, dengan mekanisme dan prosedur
sebagi berikut:
1) Pengajuan keberatan ini dilakukan dengan cara
membuat surat keberatan yang ditujukan kepada pihak
penilai dengan tembusan ke Pusat disertai dengan
bukti dan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
2) Pihak penilai berkewajiban memberikan jawaban
tertulis atas pengajuan keberatan hasil penilaian kinerja
yang telah diajukan
3) Pengajuan keberatan hasil penilaian kinerja operasional
62
Pengelolaan SDM
dan kinerja kompetensi dapat diterima jika dapat
dibuktikan dengan menunjukkan bukti kinerja yang
telah dilakukan
4) Pengajuan keberatan hasil penilaian kinerja yang
diterima selanjutnya menjadi koreksi atas hasil
penilaian kinerja yang telah dilaporkan ke Pusat
5) Koreksi atas perbaikan hasil penilaian kinerja dilakukan
melalui surat resmi dari Dinas/Instansi lokasi tugas,
yang ditujukan kepada Direktur Jaminan Sosial
Keluarga Cq Subdit Sumber Daya.
d. Standar Passing Grade Hasil Evaluasi Kinerja
Batas nilai minimum (passing grade) hasil evaluasi kinerja
akhir tahun diperlukan untuk menentukan standar
minimum kelayakan SDM untuk diperpanjang masa
kontrak kerjanya pada waktu/tahun berikutnya.
Standar passing grade hasil evaluasi kinerja SDM PKH,
selanjutnya ditetapkan dengan ketentuan berikut:
1) Hasil evaluasi kinerja dengan kategori Sangat Baik,
layak dilanjutkan kontrak kerjanya
2) Hasil evaluasi kinerja dengan kategori Baik, layak
dilanjutkan kontrak kerjanya
3) Hasil evaluasi kinerja dengan kategori Cukup,
dipertimbangkan dilanjutkan kontrak kerjanya
4) Hasil evaluasi kinerja dengan kategori Kurang, tidak
layak untuk dilanjutkan kontrak kerjanya
5) Hasil evaluasi kinerja dengan kategori Bermasalah,
tidak layak untuk dilanjutkan kontrak kerjanya.
e. Penetapan Hasil Penilaian Kinerja
Hasil penilaian kinerja operasional dan kompetensi SDM
PKH pada semua jenjang jabatan dilaporkan melalui surat
resmi dari Dinas/Instansi Pelaksana PKH, yang ditujukan
kepada Direktur Jaminan Sosial Keluarga Cq Subdit
Sumber Daya. Berdasarkan hasil penilaian kinerja yang
dilaporkan oleh masing-masing Dinas/Instansi Pelaksana
PKH selanjutnya ditetapkan melalui Surat Keputusan
Hasil Penilaian Kinerja dan Kompetensi oleh Direktur
Jaminan Sosial Keluarga.
63
Pengelolaan SDM
IV. BIMBINGAN TEKNIS SUMBER DAYA
2. SASARAN
a. Sasaran Pengguna Panduan
Sasaran penguna Panduan Bintek ini adalah para petugas
pelaksana Bintek yang terdiri dari Petugas Admin dan
Narasumber PKH yang ditetapkan oleh Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga, termasuk mitra kerja Pemerintah Daerah.
b. Sasaran Obyek Bimbingan Teknis
1) Pendamping, Operator, Petugas Data Entry PKH
2) Petugas pelaksana verifikasi kesehatan dan pendidikan (tenaga
kesehatan, petugas pusat-pusat pelayahan kesehatan seperti
Posyandu, Pusling, Puskesmas dll; guru, penilik sekolah,
kepala sekolah, dll)
3) Pemangku kepentingan dalam kaitan penyediaan layanan
(service provider) kesehatan dan pendidikan
4) Pihak-pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan PKH di
lapangan.
64
Pengelolaan SDM
dan Jaminan Sosial, Kementerian Sosial RI
b) Tenaga Ahli di lingkungan Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga
c) Praktisi Program Keluarga Harapan.
b. Pembiayaan
Pembiayaan atas penyelenggaraan Bimbingan Teknis SDM
PKH bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan
Negara (APBN) yang dibebankan pada Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga. Penggunaan anggaran disesuaikan dengan
petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
c. Jenis-Jenis Bintek
1) Bintek Pemantapan Pendamping dan Operator
Bintek ini dilakukan untuk tujuan peningkatan
kemampaun dan keterampilan peserta Bintek tentang
PKH. Peserta Bintek ini adalah Pendamping dan Operator
PKH yang telah melaksanakan pendampingan program
di lapangan. Dengan kegiatan Bintek ini diharapkan terjadi
peningkatan kemampuan dan keterampilan Pendamping
dan Operator dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
2) Bintek Seleksi Pendamping dan Operator
Bintek ini merupakan bagian dari Tes Kompetensi Bidang
(TKB) yang merupakan bagian dari tahapan seleksi SDM
PKH. Peserta Bintek ini adalah calon Pendamping dan
Operator yang dinyatakan lulus tahapan seleksi
administrasi. Dengan kegiatan Bintek ini diharapkan
terpilih calon Pendamping dan Operator yang memenuhi
kulifikasi dan kesiapan untuk menjalankan pendampingan
program.
3) Bintek Petugas Layanan Pendidikan dan Kesehatan
Bintek ini dilakukan untuk tujuan pemantapan
pengetahuan dan kemampuan peserta Bintek tentang PKH
yang terkait dengan pendidikan dan kesehtan. Peserta
Bintek ini adalah Petugas Layanan Pendidikan dan
Kesehatan pada fasilitas pendidikan dan. Dengan kegiatan
Bintek ini diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan
dan kemampuan Petugas Layanan Pendidikan dan
Kesehatan dalam mendukung pelaksanaan PKH.
65
Pengelolaan SDM
4) Bintek Penyelesaian Kasus
Bintek ini dilakukan untuk tujuan peningkatan
kemampaun dan keterampilan peserta Bintek dalam
penyelesaian kasus/masalah tertentu. Peserta Bintek ini
adalah SDM PKH yang secara khusus sedang mendapatkan
tugas penyelesaian kasus/masalah tertentu. Dengan
kegiatan Bintek ini diharapkan terjadi peningkatan
kemampuan dan keterampilan peserta dalam
menyelesaiakn kasus/masalah yang sedang ditangani.
d. Petugas Pelaksana
1) Petugas Pusat
Petugas Pusat yang melaksanakan Bimbingan Teknis di
Daerah mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a) Mempersiapkan bahan presentasi dan data terkait
khususnya keadaan pelaksanaan PKH di Kab/Kota
yang dikunjungi
b) Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan Bintek di
lapangan
c) Mempersiapkan urusan administrasi di Dit. JSK dan
juga di lapangan
d) Menyusun laporan lengkap dan diserahkan paling
lama 5 hari sejak selesai penugasan. Laporan berisi:
(1) Dasar pelaksanaan bintek (surat tugas)
(2) Narasumber dan peserta bintek
(3) Tahapan pelaksanaan bintek
(4) Hasil yang diperoleh
(5) Rekomendasi perbaikan bintek ke depan
(6) Lampiran (foto-foto kegiatan)
2) Petugas Daerah
Petugas Daerah berkewajiban mempersiapkan pelaksanaan
di lapangan seperti antara lain mengundang narasumber
daerah dan peserta, menyiapkan tempat kegiatan,
membantu penyelesaian urusan administrasi.
e. Strategi Pelaksanaan
1) Sumber Belajar
a) Pedoman Umum PKH
b) Modul Bintek
c) Buku kerja Pendamping dan Operator
d) Narasumber
e) Video / film PKH
66
Pengelolaan SDM
2) Metode Pembelajaran
a) Presentasi, ceramah
b) Dialog & tanya jawab
c) Curah pendapat
d) Simulasi/praktik
e) Bermain peran
f) Diskusi (kelompok & berpasangan)
g) Kunjungan lapangan
h) Investigasi dan pemecahan kasus
3) Alat Bantu Pembelajaran
a) Papan tulis (white board)
b) Spidol
c) Kertas plano
d) LCD (liquid crystal display) projector
e) Komputer atau laptop
f) Sound system.
g) Lembar kerja
h) Formulir
i) Flowchart
j) Lembar petunjuk simulasi
4) Prinsip Pelaksanaan
Ada beberapa prinsip harus dipedomani dalam
pelaksanaan Bimbingan Teknis di lapangan, meliputi:
a) Terencana, artinya pelaksanaan Bimbingan Teknis
harus berdasarkan rencana kebutuhan program
b) Efektif, artinya bimbingan teknis harus mampu
menjawab kebutuhan serta mangatasi permasalahan
yang muncul dalam pelaksanaan PKH
c) Efisien, artinya bimbingan teknis dilaksanakan dengan
penggunaan anggaran yang seminimal mungkin
d) Praktis, artinya pelaksanaan Bimbingan Teknis
dilaksanakan secara ringkas dan sederhana
e) Terukur, artinya keluaran hasil bimbingan teknis dapat
dikukur keberhasilannya.
5) Keluaran
a) Tersosialisasikannya kebijakan-kebijakan pelaksanaan
PKH
b) Terpenuhinya keterampilan SDM PKH dalam
pelaksanaan tugas di lapangan sesuai tugas pokok dan
fungsinya
67
Pengelolaan SDM
c) Terindentifikasi dan terinventarisasi permasalahan
pelaksanaan PKH di lapangan d)
Terlaksananya pemecahan masalah melalui dialog,
diskusi dan berbagai metoda pemecahan masalah oleh
peserta
e) Teridentifikasi dan terpecahkannya masalah dan kasus-
kasus pelaksanaan PKH di lapangan.
4. TAHAPAN PERSIAPAN
a. Persiapan di Pusat
1) Penyusunan materi Bintek
2) Penyiapan tenaga pelaksana Bintek Pusat dan Daerah
3) Penetapan jadwal dan urusan administrasi kegiatan
b. Persiapan di Daerah
1) Penyiapan narasumber dan peserta oleh Kepala Dinas/Instansi
Sosial
2) Penyiapan lokasi dan jadwal Bintek termasuk lokasi kunjungan
lapangan.
5. TAHAPAN PELAKSANAAN
68
Pengelolaan SDM
dengan Keluarga Miskin (KM) penerima PKH.
Penyusunan rencana aksi pemecahan masalah dan
perbaikan pelaksanaan PKH.
b) Refleksi hasil kunjungan lapangan Petugas Pusat dan
Pendamping/ Operator peserta untuk membahas
kelemahan dan kekuatan PKH di lapangan (dilaksanakan
di lapangan)
c) Pelaksanaan Pos-tes hasil Bintek.
4) Hari Keempat
Penutupan acara serta pemulangan petugas dan peserta Bintek.
69
Pengelolaan SDM
5) Hari Kelima
Penutupan acara serta pemulangan petugas dan peserta Bintek.
70
Pengelolaan SDM
6. TAHAPAN EVALUASI
2. PENYELENGGARA DIKLAT
Penyelenggara Diklat SDM PKH adalah Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Kesejahtarean Sosial Kementerian Sosial RI di Jakarta dan
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS)
yang tersebar di 6 (enam) wilyah dan 1 (satu) Balai Diklat Kesos di
Kota Malang, yakni:
" BBPPKS Regional 1 di Kota Padang, Sumatera Barat
" BBPPKS Regional 2 di Bandung, Jawa Barat
" BBPPKS Regional 3 di Kota Yogyakarta, DIY
" BBPPKS Regional 4 di Makassar, Sulawesi Selatan
71
Pengelolaan SDM
" BBPPKS Regional 5 di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
" BBPPKS Regional 6 Kota Jayapura, Papua
" Balai Diklat Kesejahteraan Sosial di Kota Malang, Jawa Timur.
a. Pembiayaan Diklat
Pembiayaan atas penyelenggaraan Diklat SDM PKH
bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara
(APBN) yang dibebankan pada Anggaran Pusdiklat Kesos
Jakarta dan BBPPKS seluruh Indonesia. Penggunaan anggaran
disesuaikan dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
b. Kurikulum Diklat
Kurikulum Diklat SDM PKH disusun untuk memenuhi
kebutuhan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan
PKH di lapangan. Kurikulum Diklat SDM PKH terdiri dari
beberapa modul/mata diklat, meliputi:
1) Pendampingan Program, meliputi:
a) P e n g e m b a n g a n m o t i v a s i d a n k o m i t m e n ;
b) Pengembangan etika dan integritas;
c) Pendampingan sosial
2) Kebijakan Umum PKH, meliputi:
a) Ketentuan peserta PKH;
b) Hak, kewajiban dan sanksi;
c) A l u r k e r j a d a n p e n d a m p i n g a n p r o g r a m ;
d) Transformasi kepesertaan.
3) Mekanisme Pelaksanaan PKH, meliputi:
a) Pertemuan awal dan validasi calon Peserta PKH;
b) Penyaluran bantuan dan rekonsiliasi;
c) Kepesertaan PKH, meliputi:
(1) Verifikasi komitmen peserta PKH;
(2) Pemutakhiran data peserta PKH;
(3) P e r t e m u a n r u t i n k e l o m p o k / p e r t e m u a n
peningkatan kemampuan keluarga (P2K2);
(4) Bantuan komplementaritas peserta PKH;
(5) Sistem Pengaduan Masyarakat;
d) Pelaporan program (PKH)
e) Administrasi kesekretariatan (khusus untuk Operator)
f) Aplikasi SIM PKH (khusus untuk Operator)
4) Modul Diklat tentang Pertemuan Peningkatan
Kemampuan Keluarga (P2K2), terdiri dari enam bagian
modul yang melingkupi topik Pendidikan dan Pengasuhan,
Ekonomi, Kesehatan, dan Perlindungan Anak.
72
Pengelolaan SDM
a) Modul Pendidikan dan Pengasuhan Anak
Modul ini terdiri dari 4 sesi dengan rincian sebagai
berikut :
(1) Menjadi orang tua yang lebih baik
(2) Memahami perilaku anak
(3) Memahami cara anak usia dini belajar
(4) Membantu anak sukses di sekolah
b) Modul pengelolaan keuangan
Modul ini terdiri dari 3 sesi dengan rincian sebagai
berikut :
(1) Mengelola keuangan keluarga
(2) Cermat meminjam dan menabung
(3) Memulai usaha
c) Modul Kesehatan dan Gizi
Modul ini terdiri dari 9 materi. Pendamping dapat
memilih 3 materi yang disampaikan dalam 3
pertemuan. Materi yang dipilih disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi Peserta dampingannya. :
(1) Masalah gizi di indonesia
(2) Pelayanan ibu hamil
(3) Pelayanan ibu bersalin
(4) Pelayanan ibu nifas dan ibu menyusui
(5) Pelayanan bayi usia 0-28 hari
(6) Pelayanan bayi usia 29 hari - 11 bulan
(7) Pelayanan anak usia 12 - 59 bulan
(8) Pelayanan remaja
(9) Perilaku hidup bersih dan sehat
d) Modul Perlindungan Anak
Modul ini terdiri dari 2 sesi yaitu :
(1) Kekerasan terhadap anak
(2) Penelantaran dan eksploitasi
5) Orientasi Lapangan (OL).
Kurikulum modul/mata Diklat SDM PKH disusun
sebagaimana Tabel 1, dengan aspek berikut:
a) Kompetensi dasar yang ingin dicapai
b) Indikator keberhasilan
c) Pokok bahasan
d) Sub pokok bahasan
e) Metode pembelajaran, dan
f) Media pembelajaran.
73
Pengelolaan SDM
c. Peserta Diklat
Peserta yang berhak mendapatkan Diklat PKH adalah
SDM yang memiliki ketentuan dan persyaratan sebagai
berikut:
1) Pendamping atau Operator PKH yang belum
mengikuti Diklat PKH
2) Bersedia mengikuti semua proses pembelajaran
sesuai dengan ketentuan yang ada
3) Bersedia mematuhi semua tata terib selama
mengikuti diklat sesuai dengan ketentuan yang
ada.
4) Bersedia diasramakan selama mengikuti Diklat.
d. Narasumber Diklat
Narasumber pada pelaksanaan Diklat SDM PKH terdiri
atas:
1) Pejabat Struktural Direktorat Jaminan Kesejahteraan
Sosial dan Kementerian Sosial RI
2) Tim Penyusun Modul Diklat
3) Tenaga Ahli/Konsultan pada Direktorat Jaminan
Sosial Keluarga PKH yang telah mengikuti Training
of Trainers (TOT) Diklat PKH
4) Widyaiswara yang dipandang kompeten dan
direkomendasikan oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (Pusdiklat) Kesejahteraan Sosial RI dan
Direktorat Jaminan Kesejahteraan Sosial.
e. Fasilitator Diklat
1) Pejabat Struktural Direktorat Jaminan Kesejahteraan
Sosial dan Kementerian Sosial RI
2) Penyusun Modul Diklat
3) Widyaiswara yang dipandang kompeten yang telah
mengikuti dan lulus TOT Diklat PKH
4) Tenaga Ahli pada Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga
5) Koordinator Regional PKH
6) Koordinator Wilayah PKH
7) Praktisi yang menguasai pelaksanaan konsep,
materi dan pelaksanaan Diklat SDM PKH.
f. Sumber Belajar
1) Pedoman Pelaksanaan PKH
2) Bukur Kerja Pendamping dan Operator
74
Pengelolaan SDM
3) Narasumber
4) Fasilitator/Pengajar
5) Modul Diklat
6) Bahan bacaan
7) Sumber-sumber belajar lain yang terkait dengan
PKH
g. Metode Pembelajaran
1) Ceramah dan tanya jawab
2) Curah pendapat
3) Bermain peran
4) Curah pendapat
5) Diskusi kelompok
6) Diskusi berpasangan, dan
7) Simulasi
h. Alat Bantu Pembelajaran
1) Papan tulis putih (white board)
2) Alat tulis (spidol non-permanen)
3) Kertas plano
4) L C D ( l i q u i d c r y s t a l d i s p l a y ) p r o j e c t o r
5) Komputer atau laptop
6) TV (televisi)
7) Sound system
8) Lembar tugas
9) Leaflet
10) Formulir
11) Lembar kasus
12) Flowchart
13) Lembar petunjuk simulasi
14) Lembar petunjuk permainan
15) Film/DVD
16) Musik/lagu
17) Sarana lain sesuai kebutuhan.
3. PELAKSANAAN DIKLAT
a. Tempat Diklat
Pelaksanaan Diklat SDM PKH bertempat di Pusat Pendidikan
Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat Kesos) Kementerian Sosial di
Jakarta dan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan
Sosial (BBPPKS) yang tersebar di 6 (enam) wilyah dan 1 (satu)
75
Pengelolaan SDM
Balai Diklat Kesos di Kota Malang.
Pembagian peserta berdasarkan lokasi penyelenggara/balai
diklat, dditetapkan sebagai berikut:
1) Peserta diklat yang diselengarakan di BBPPKS Regional 1 di
Kota Padang, terdiri dari provinsi:
a) Aceh
b) Sumatera Barat
c) Sumatera Utara
d) Sumatera Selatan
e) Bengkulu
f) Jambi
g) Riau, dan
h) Kelupauan Riau
2) Peserta diklat yang diselengarakan di BBPPKS Regional 2 di
Bandung, terdiri dari provinsi:
a) Lampung
b) Kepulauan Bangka Belitung
c) Banten
d) Jawa Barat, dan
e) Kalimantan Barat
3) Peserta diklat yang diselengarakan di BBPPKS Regional 3 di
Kota Yogyakarta, terdiri dari provinsi:
a) DIY
b) Jawa Tengah
c) Jawa Timur
d) Bali
e) Nusa Tengara Timur, dan
f) Nusa Tenggara Barat
4) Peserta diklat yang diselengarakan di BBPPKS Regional 4 di
Makassar, terdiri dari provinsi:
a) Sulawesi Selatan
b) Sulawesi Utara
c) Sulawesi Tengah
d) Sulawesi Tenggara
e) Sulawesi Barat, dan
f) Gorontalo
5) Peserta diklat yang diselengarakan di BBPPKS Regional 5 di
Kota Banjarmasin, terdiri dari provinsi:
a) Kalimantan Selatan
b) Kalimantan Timur
76
Pengelolaan SDM
c) Kalimantan Tengah, dan
d) Kalimantan Utara.
6) Peserta diklat yang diselengarakan di BBPPKS Regional 6
Kota Jayapura, terdiri dari provinsi:
a) Papua
b) Papua Barat
c) Maluku, dan
d) Maluku Utara
7) Peserta diklat yang diselengarakan di Balai Diklat
Kesejahteraan Sosial di Kota Malang, terdiri dari provinsi lain
yang tidak tertampung pada BBPKS di sekitarnya.
b. Waktu Diklat
Pelaksanaan Diklat SDM PKH sesuai dengan ketentuan angaran
dan kesiapan teknis masing-masing balai diklat, yang
dilaksanakan selama 10 hari dengan 80 jam pelatihan (JP) atau
selama 7 hari dengan 60 jam pelatihan (JP) untuk kondisi tertentu.
Penyelenggaraan Diklat SDM PKH dilaksanakan dengan mengacu
pada jadwal Diklat seperti pada Lampiran 1, dengan Orientasi
Lapangan (OL) yang dilakukan sekaligus menjelang saat terakhir
pelaksanaan Diklat.
c. Tugas dan Tanggung Jawab
1) Master of Training
a) Mengelola penyelenggaraan diklat secara keseluruhan
b) Memberikan arahan, saran dan pertimbangan guna
kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan diklat
secara substansi
c) Berkoordinasi dengan penanggung jawab dalam
mengelola diklat
d) Melaksanakan supervisi kepada Ketua, Asisten Bidang
Akademis, Asisten bidang administrasi dan sekretariat,
Co-Fasilitator dan asisten
e) Bertanggung jawab memberikan masukan pada
narasumber dan fasilitator agar substansi Diklat sesuai
dengan tujuan Diklat
f) Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
diklat secara keseluruhan
g) Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan diklat secara
keseluruhan kepada penanggung jawab dan pembina.
2) Co Fasilitator
a) Membantu Master of Trainer dalam mengelola
77
Pengelolaan SDM
penyelenggaraan diklat secara keseluruhan.
b) Berkoordinasi dengan ketua, asisten bidang akademis,
asisten bidang administrasi dan sekretariat, dan asisten
dalam mengelola Diklat.
c) Membantu Master of Trainer dalam memberikan masukan
pada narasumber dan fasilitator agar substansi Diklat
sesuai dengan tujuan.
d) Membantu Master of Trainer dalam melaksanakan
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan diklat secara
keseluruhan.
3) Asisten
a) M e m b a n t u C o - F a s i l i t a t o r dalam mengelola
penyelenggaraan Diklat secara keseluruhan
b) Berkoordinasi dengan ketua, asisten bidang akademis,
asisten bidang administrasi dan sekretariat dalam
mengelola Diklat
c) Menyiapkan bahan dan blanko biodata yang harus diisi
oleh Narasumber/Fasilitator yang didampingi serta
memperkenalkan kepada peserta pelatihan
d) Membantu dan menyiapkan setiap bahan/alat bantu
latihan yang diperlukan oleh Fasilitator yang didampingi
selama di dalam kelas
e) Menyiapkan segala kebutuhan pendukung bagi Fasilitator
selama menyajikan materi di dalam kelas
f) Menyiapkan dan menyampaikan daftar hadir peserta dan
Fasilitator selama proses penyajian materi
g) Merangkum hasil penyajian materi
h) Membuat laporan proses pembelajaran di kelas.
4) Narasumber
a) Menyiapkan bahan-bahan materi yang dibutuhkan sesuai
dengan topik khusus yang akan disampaikan guna
mendukung pencapaian tujuan diklat.
b) Menyampaikan materi guna mendukung pencapaian
tujuan diklat kepada peserta di kelas.
c) Memberikan pandangan-pandangan sesuai keahlian dan
pengalamannya kepada peserta guna pencapaian tujuan
diklat.
5) Fasilitator
a) Menyiapkan desain pembelajaran silabus atau garis bersar
program pelatihan (GBPP) dan Satuan Acara Pengajaran
(SAP).
78
Pengelolaan SDM
b) Menyiapkan alat bantu pembelajaran sesuai dengan tujuan
mata Diklat
c) Mengisi data fasilitator
d) Hadir dalam ruang Diklat selambat-lambatnya lima menit
sebelum waktu penyajian
e) Menerapkan hasil-hasil persiapan dalam proses mengajar
sesuai waktu penyajian yang telah ditentukan.
f) Menandatangani daftar hadir fasilitator yang telah tersedia.
6) Pembimbing Orientasi Lapangan (OL)
a) Menyiapkan bahan-bahan supervisi OL sesuai dengan
tujuan OL dan tujuan diklat
b) Medesain instrumen-instrumen yang diperlukan dalam
OL
c) Memberikan penjelasan dan arahan tentang proses
persiapan pelaksanaan OL
d) Memberikan bimbingan kepada peserta diklat dalam
pelaksanaan OL
e) Memberikan bimbingan kepda peserta dalam penyusunan
laporan OL
f) Menghadiri seminar OL dan memberikan tanggapan
terhadap keseluruhan proses pelaksanaan OL.
7) Petugas Orientasi Lapangan
a) Memfasilitasi lokasi OL dan menerima peserta diklat
dalam pelaksanaan OL.
b) Memberikan informasi dan arahan secara umum kepada
peserta diklat mengenai gambaran umum lokasi OL sesuai
dengan tujuan OL.
c) Memberikan pandangan-pandangan sesuai dengan
keahlian, pengalaman dan tugas di lokasi OL kepada
peserta diklat.
8) Pengolah dan Penganalisis Data Evaluasi dan Pemeriksa Ujian
a) Menyiapkan bahan instrumen penilaian kemampuan
awal/akhir peserta (Pre/Post Test), instrumen penilaian
kinerja Widyaiswara/Fasilitator dalam pembelajaran,
instrumen penilaian penyelenggaraan praktik
kelembagaan/praktik lapangan/studi lapangan, instrumen
penilain penyelenggaraan diklat yang diisi peserta diklat.
b) Menyerahkan instrumen ke peserta diklat untuk diisi
peserta diklat.
c) Mengumpulkan instrumen evaluasi yang sudah diisi oleh
peserta diklat.
79
Pengelolaan SDM
d) Mengolah instrumen penilaian kemampuan awal/akhir
peserta (Pre Test dan Post Test), instrumen penilaian kinerja
Widyaiswara/ Fasilitator dalam pembelajaran, instrumen
penilaian penyelenggaraan diklat dan instrumen penilaian
penyelenggaraan orientasi lapangan yang sudah diisi
peserta diklat.
e) Mengolah dan memeriksa hasil evaluasi/ujian peserta
diklat.
f) Menyerahkan hasil pengolahan instrumen evaluasi proses
diklat ke penyelenggara diklat.
g) Mengarsipkan hasil pengolahan instrumen evaluasi proses
diklat.
9) Penentuan Kelulusan
a) Kriteria Kelulusan
(1) Memenuhi kehadiran 85 % di dalam kelas.
(2) Nilai ujian tertulis termasuk dalam kategori lulus
(3) Memenuhi peraturan dan tata tertib selama mengikuti
Diklat.
b) Jenis Kelulusan
(1) Lulus murni
(2) Lulus dengan remedial (ujian ulang), dinyatakan lulus
apabila telah mengulang mengikuti ujian kembali
sebelum Diklat berakhir.
4. PENGENDALIAN DIKLAT
a. Monitoring
Pemantauan selama penyelenggaraan Diklat SDM PKH akan
dilakukan oleh Master of Trainer khususnya pemantauan terhadap
ketepatan substansi mata diklat maupun penyajiannya yang
dilakukan oleh Narasumber dan Fasilitator.
b. Evaluasi
1) Evaluasi Penyelenggaraan Diklat
a) Persiapan Diklat dan Pelayanan Penyelenggara
(1) Penyediaan pedoman Diklat, jadwal dan perlengkapan
peserta.
(2) Pengarahan program diklat.
(3) Sikap petugas sekretariat/panitia terhadap peserta
80
Pengelolaan SDM
selama diklat berjalan
(4) Penyediaan pelayanan daftar hadir
(5) Alokasi penggantian anggaran transportasi.
b) Kurikulum Diklat
(1) Kesesuaian tujuan diklat dengan mata diklat
(2) Kesesuaian tujuan dengan lamanya waktu Diklat
(3) Urutan/sekuen mata diklat
(4) Relevansi mata diklat dengan tugas/pekerjaan
(5) Kesesuaian tujuan dengan metode, bahan ajar dan
evaluasi pembelajaran
(6) Proporsi antara waktu untuk teori dan praktik
(7) Ketersediaan waktu latihan/praktik.
c) Metode pembelajaran dan kualitas bahan ajar
(1) Variasi metode pembelajaran
(2) Pemberian praktik
(3) Penggunaan media/alat bantu pembelajaran (audio
visual)
(4) Dinamika dan suasana pembelajaran diklat
(5) Interaksi antar peserta
(6) Ketersediaan bahan ajar
(7) Kejelasan bahan ajar
(8) Kualitas penyajian bahan ajar
(9) Ketersediaan alat dan bahan praktek belajar
(10)Kualitas alat dan bahan praktek belajar.
d) Kualitas Sarana dan Prasarana
(1) Ruang kelas/aula
(2) Alat bantu belajar (PC/laptop, LCD, Flipchart)
(3) Ruang kamar/asrama
(4) Toilet dan kamar mandi
(5) Ruang makan
(6) Ruang dan kelengkapan sarana perpustakaan
(7) Mushola
(8) Ruang/fasilitas kesehatan
(9) Ruang/fasilitas olah raga
(10)Kebersihan lingkungan
(11)Sarana cuci pakaian/laundry
(12)Tempat/layanan kantin/koperasi.
e) Akomodasi Peserta Diklat
(1) Fasilitas penginapan
(2) Jadwal makan dan makan pelengkap
(3) Variasi menu makanan
81
Pengelolaan SDM
(4) Tingkat gizi dan hidangan makanan
(5) Sikap petugas/pramusaji makanan.
f) Hubungan Sosial antar Personil
(1) Hubungan peserta dengan peserta
(2) Hubungan peserta dengan Pelatih/Fasilitator
(3) Hubungan peserta dengan panitia
(4) Hubungan peserta dengan pejabat.
2) Evaluasi Peserta Diklat
a) Pre test dan post test
b) Ujian tertulis
Soal untuk ujian tertulis sudah disiapkan oleh masing-
masing penulis modul yang langsung dihimpun oleh
panitia penyelnggara.
c) Evaluasi Peserta, dengan kriteria:
(1) Kehadiran peserta di kelas setiap harinya
(2) Ketepatan hadir setiap mengikuti mata pelajaran
(3) Etika dan sopan santun selama proses pembelajaran
(4) Kerapihan berbusana baik di kelas, ruang makan dan
kegiatan lainnya
(5) Sikap dan Perilaku, terdiri dari : disiplin, prakarsa,
kerjasama
(6) Pemahaman materi/akademik.
3) Evaluasi Narasumber/Fasilitator
a) Penguasaan materi
b) Sistematika penyajian
c) Kemampuan menyajikan
d) Ketepatan waktu kehadiran
e) Penggunaan metode dan sarana pelatihan
f) Gaya, sikap dan perilaku
g) Cara menjawab pertanyaan peserta
h) Penggunaan bahasa
i) Pemberian motivasi terhadap peserta
j) Pencapaian tujuan pembelajaran
k) Kerapihan berpakaian
l) Kerjasama antar fasilitator.
4) Evaluasi Orientasi Lapangan (OL)
a) Pembagian kelompok
b) Penyusunan program kelompok dan jadwal kegiatan
praktik
c) Pengarahan praktik
82
Pengelolaan SDM
d) Penentuan lokasi praktik
e) Transportasi dan akomodasi
f) Kesesuaian tugas dan fungsi peserta dengan lokasi
praktik
g) Koordinasi dengan instansi terkait
h) Penerimaan dan orientasi lapangan.
i) O b e r v a s i d a n i n t e r v e n t a r i s a s i d a t a / k l i e n
j) Simulasi hasil belajar
k) Praktik kerja sesuai dengan jadwal kegiatan
l) Pelaksanaan bimbingan dan supervisi
m) Bimbingan penulisan laporan
n) Ketersediaan sarana penulisan laporan dan komputer.
5. PELAPORAN DIKLAT
Keseluruhan kegiatan Diklat SDM PKH dilaporkan secara
tertulis Kepada Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial dengan tembusan kepada Kepala
Pusdiklat Kesejahteraan Sosial dan Dirjen Banjamsos cq
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga, paling lambat 1 (satu)
bulan setelah penutupan Diklat dilaksanakan.
Laporan atas penyelenggaraan Diklat SDM PKH sekurang-
kurangnya berisi:
a. Proses penyelenggaraan Diklat
b. Kepesertaan
c. Ketersediaan sarana dan prasarana
d. Pencapaian target fungsional
e. Narasumber
f. Fasilitator/Pelatih
g. Pelaksanaan OL
h. Akomodasi
i. Realisasi keuangan.
83
Pengelolaan SDM
84
Pengelolaan SDM
85
Pengelolaan SDM
86
Pengelolaan SDM
87
Pengelolaan SDM
88
Pengelolaan SDM
89
Pengelolaan SDM
90
Pengelolaan SDM
91
Pengelolaan SDM
92
Pengelolaan SDM
93
Pengelolaan SDM
94
Pengelolaan SDM
95
Pengelolaan SDM
96
Pengelolaan SDM
97
Pengelolaan SDM
98
Pengelolaan SDM
99
Pengelolaan SDM
100
Pengelolaan SDM
101
Pengelolaan SDM
102
Pengelolaan SDM
RAPAT KOORDINASI PKH
A. PENDAHULUAN
1
Rapat Koordinasi
2. Tema Rapat Koordinasi
Dalam pelaksanaan Rapat Koordinasi perlu adanya "tema"
yangmenjadi rujukan pencapaian tujuan Rakornas,
diimplementasikan dalam materi dari para narasumber, diskusi
kelompok dan rumusan hasil Rakornas.
Tema dari Rapat Koordinasi disesuaikan dengan kondisi dan
situasi yang berkembang saat itu yang memerlukan pembahasan,
acuan sertapenyelesaian pada tingkat nasional maupun daerah
oleh stakeholders yang terkait, sepeti:
a. Peran Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam
Transformasi Kepesertaan PKH
b. Implementari bantuan program komplementaritas bagi peserta
PKH
c. Perlindungan Sosial secara Komprehensif Bagi Peserta PKH"
d. Tema lain sesuai dengan kebijakan dan perkembangan
pelaksanaan PKH terkini.
1. Sumber Dana
Rapat Koordinasi (Rakor) PKH Tingkat Pusat bersumber dari
Dana Pusat yang berasal dari anggaran pada DIPA Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga tahun berjalan.
2. Panitia dan Peserta Rakor
a. Panitia Rakor
Dalam rangka persiapan, pelaksanaan dan pelaporan dibentuk
suatu panitia Rakor PKH tingkat Pusat yang terdiri dari :
1) Pengarah
2) Ketua
3) Sekretaris
4) Seksi Acara dan Persidangan
5) Seksi Perlengkapan
6) Seksi Keuangan
2
Rapat Koordinasi
b. Peserta Rakor
1) Peserta Pusat
Peserta pusat adalah pejabat dari Kementerian Sosial dan
Kementerian/Lembaga terkait, serta Tenaga Ahli pada
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga, meliputi:
2) Pejabat terkait dari Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas)
3) Peserta dari Kementerian Sosial
a) Pejabat terkait di lingkungan Direktorat Jaminan Sosial
Keluarga
b) Pejabat terkait di lingkungan Badiklit Kesos
c) Pejabat terkait di lingkungan Direktorat Kemiskinan
Perkotaan
d) Pejabat terkait di lingkungan Direktorat Kemiskinan
Pedesaan
e) Pejabat terkait di lingkungan Biro Humas Kemensos
f) Pejabat terkait di lingkungan Pusat Data dan Informasi
g) Pejabat terkait di lingkungan Direktorat/Biro lain
sesuai kebutuhan
h) Tenaga Ahli Direktorat Jaminan Sosial Keluarga
i) Koordinator Regional PKH
j) Koordinator Wilayah PKH
4) Pejabat terkait dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
5) P e j a b a t t e r k a i t d a r i K e m e n t e r i a n K e s e h a t a n
6) Pejabat terkait dari Kementerian Agama
7) Pejabat terkait dari Kementerian Dalam Negeri
8) Pejabat terkait dari Kementerian Kominfo
9) Pejabat terkait dari Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
10) Pejabat terkait dari Badan Pusat Statistik
11) Pejabat terkait dari Badan Pengawasan Keuangan
12) Pejabat terkait dari BPJS Kesehatan
13) Pejabat terkait di lingkungan Kementerian/Lembaga lain
sesuai kebutuhan.
14) Peserta Lainnya, dapat terdiri dari Koordinator
Kabupaten/Kota terpilih yang bertugas di sekitar kota
tempat pelaksanaan Rakor Pusat, yang jumlahnya
disesuaikan dengan alokasi anggaran yang tersedia.
c. Narasumber
Narasumber berasal dari Kementerian/Lembaga terkait yang
3
Rapat Koordinasi
disesuaikan dengan tema dan tujuan Rakor Pusat.Sebagai
narasumber utama pada Rapat Koordinasi Tingkat Pusat
dialokasikan untuk Menteri atau Pejabat Esselon I pada
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial.
Narasumber Rakornas antara lain:
1) D i r j e n P e r l i n d u n g a n d a n J a m i n a n S o s i a l
2) Dirjen Pemberdayaan dan Penanggulangan
Kemiskinan
3) Inspektur Jenderal Kementerian Sosial
4) Dirjen Pendidikan DasarKementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
5) Dirjen Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian
Kesehatan
6) Deputi Statistik Sosial BPS
7) Kepala BPJS Kesehatan
8) Pejabat Esselon I atau yang setingkat dari
Kementerian/Lembaga terkait.
Dalam hal Menteri atau Pejabat Esselon I tidak dapat
hadir, dimungkinkan untuk ditunjuk penggantinya
minimal esselon II atau setingkat yang menguasai substansi
PKH terkait dengan program dan tupoksi
Kementerian/Lembaga
d. Moderator
Moderator adalah seseorang yang mempunyai kecakapan
untuk memandu jalannya persidangan, memotivasi dan
membangkitkan antusias peserta dalam mengikuti
persidangan, mengarahkan tanya-jawab, membuat
kesimpulan.Moderator dapat berasal dari pejabat dilingkungan
Direktorat Jaminan Sosial Keluarga atau dari unsur lain yang
memenuhi kriteria diatas.
3. Susunan Acara
Rapat Koordinasi Tingkat Pusat dibuka secara resmi oleh Menteri
Sosial dan ditutup oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial.
a. Pembukaan
1) Acara Pendahuluan, pemutaran Film/Video PKH
2) Pengantar Acara
3) Menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan lagu
Mars PKH
4) Pembacaan Do'a
b. Acara Inti
4
Rapat Koordinasi
1) Laporan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial
Keluarga
2) Pengarahan Menteri Sosial sekaligus membuka Rapat
Koordinasi Tingkat Pusat PKH
3) Acara Pembukaan selesai
c. Penutupan
1) Pembacaan dan penyerahan Hasil Rakor PKH Tingkat
Pusat
2) Laporan Penyelenggaraan Rakor PKH Tingkat Pusat
oleh Direktur Jaminan Sosial Keluarga
3) Penyerahan Sertifikat Nominator PKH Award
4) Sambutan dilanjutkan Penutupan oleh Dirjen
Perlindungan dan Jaminan Sosial
5) Menyanyikan lagu Bagimu Negeri
6) Pembacaan Do'a
7) Acara Penutupan Selesai
4. Paparan Narasumber
a. Materi Paparan
1) Review pelaksanaan PKH dan persiapan pelaksanaan
PKH tahun berjalan
2) K e b i j a k a n t e r k i n i d a l a m p e l a k s a n a a n P K H
3) Program Kementerian/Lembaga yang terkait dengan PKH
4) S i n e r g i t a s d a n d u k u n g a n p e l a k s a n a a n P K H
5) Permasalahan pelaksanaan PKH dan pemecahannya
b. Pelaksanaan Paparan
Paparan oleh narasumber dilaksanakan secara panel dalam
beberapa sesi.Setiap sesi terdiri dari paparan narasumber
pejabat di lingkungan Kementerian/Lembaga yang dipandang
mempunyai keterkaitan lebih dekat satu dengan lainnya
c. Waktu Penyajian
Waktu penyajian setiap narasumber bervariasi antara 20
sampai dengan 30 menit disesuaikan dengan urgensinya.
5. Diskusi Kelompok
Dalam pelaksanaan PKH, selain keberhasilan masih dijumpai
berbagai permasalahan yang memerlukan pemecahan bersama
ditingkat pusat, pada sisi yang lain diperlukan adanya dukungan
komplementaritas program.
a. Tujuan
1) Memperkuat koordinasi lintas sector di tingkat pusat
2) Menjadi wadah strategy and policy sharing
5
Rapat Koordinasi
3) Memperkuat komitmen dalam komplimentaritas
pelaksanaan PKH
4) Meningkatkan kualitas pelaksanaan PKH
5) Memecahkan permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan PKH
6) Merekomendasikan hal yang dipandang perlu untuk
kelancaran dan perbaikan pelaksanaan PKH
b. Tema
Setiap kelompok mempunyai tema masing-masing yang
mencerminkan tema Rakornas dan pokok bahasan setiap
kelompok.
c. Aspek Bahasan
1) Kebijakan yang mendukung pelaksanaan PKH
2) Substansi dari masing masing kelompok dalam
pelaksanaan PKH
3) Mekanisme pelaksanaan PKH
4) Pembahasan isue penting dalam pelaksanaan PKH
5) Permasalah dan kendala dalam pelaksanaan PKH
d. Mekanisme Diskusi
1) Penjelasan umum diskusi kelompok
Memberikan informasi tentang latar belakang,
tujuan,tema,aspek bahasan,mekanisme diskusi dan hasil
diskusi.
2) Pembagian Kelompok
Peserta Rakornas secara umum dibagi 3 (tiga) kelompok
yakni:
a) Kelompok Kelembagaan
b) Kelompok Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial
c) Kelompok Persiapan dan Pelaksanaan PKH untuk
lokasi baru.
3) Pelaksanaan Diskusi Kelompok
a) Pengantar dari nara sumber yang berisi topic bahasan,
arah diskusi, dan memfasilitasi pembentukan organisasi
kelompok .
b) Pembentukan Organisasi Kelompok yang terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan Penyaji
c) Pelaksanaan Diskusi kelompok yang dipimpin oleh
Ketua terpilih, membahas tentang aspek bahasan,
permasalahan, solusi pemecahan dan rekomendasi
e. Penyusunan penandatanganan kesepakatan hasil
6
Rapat Koordinasi
diskusi kelompok
f. Hasil diskusi merupakan perumusan kebijakan makro
di setiap daerah pelaksana PKH.
7
Rapat Koordinasi
D. RAPAT KOORDINASI PKH TINGKAT NASIONAL
1. Sumber Dana
Rapat Koordinasi (Rakor) PKH Tingkat Nasional bersumber dari
Dana Pusat yang berasal dari anggaran pada DIPA Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga tahun berjalan.
9
Rapat Koordinasi
3) Peserta Kabupaten/Kota
Peserta dari Kabupaten/Kota adalah Kepala Daerah dan
Pejabat Dinas terkait di Kabupaten/ Kota lokasi
pengembangan PKH (baru), terdiri dari:
a) Bupati/Walikota
b) Kepala Bappeda Provinsi
c) Kepala Dinas/Institusi Sosial Provinsi
d) Kepala Dinas/Institusi Pendidikan Provinsi
e) Kepala Dinas Kesehatan
f) Kepala Kanwil Agama Provinsi.
Jika peserta sebagaimana disebut di atas tidak dapat
menghadiri Rapat Koordinasi PKH Tingkat Nasional,
dapat mewakilkan kepada pejabat setingkat di bawahnya.
4) Peserta Kabupaten/Kota Nominasi PKH Award
Peserta Kabupaten/Kota Nominasi PKH award adalah
Kepala Daerah,Kepala Dinas/Institusi Sosial dan Kepala
Bappeda Kabupaten/Kota sebagai nominator PKH Award
dari setiap Kategori PKH Award.Jika peserta sebagaimana
disebut di atas tidak dapat menghadiri Rapat Koordinasi
PKH Tingkat Nasional, dapat mewakilkan kepada pejabat
setingkat di bawahnya.
5) Peserta Lainnya
Peserta lain adalah para Koordinator
Kabupaten/Kota,Pendamping atau Operator PKH terpilih
yang bertugas di sekitar lokasi tempat pelaksanaan
Rakornas, yang jumlahnya disesuaikan dengan alokasi
anggaran yang tersedia.
c. Narasumber
Narasumber berasal dari Kementerian/Lembaga terkait yang
disesuaikan dengan tema dan tujuan Rakornas.Untuk Rapat
Koordinasi Tingkat Nasional dialokasikan untuk Esselon I
atau yang setingkat, dalam hal tidak dimungkinkan minimal
esselon II atau yang setingkat.Narasumber adalah pejabat
yang menguasai substansi PKH terkait dengan program dan
tupoksi Kementerian/Lembaga.
Narasumber Rakornas antara lain:
1) Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial
2) Dirjen Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan
3) Inspektur Jenderal Kementerian Sosial
4) Kepala BPJS Kesehatan
5) Dirjen Pendidikan DasarKementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
10
Rapat Koordinasi
6) Dirjen Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian
Kesehatan
7) Deputi Statistik Sosial BPS
8) P e j a b a t E s s e l o n I a t a u y a n g s e t i n g k a t d a r i
Kementerian/Lembaga terkait.
d. Moderator
Moderator adalah seseorang yang mempunyai kecakapan
untuk memandu jalannya persidangan, memotivasi dan
membangkitkan antusias peserta dalam mengikuti
persidangan, mengarahkan tanya-jawab, membuat
kesimpulan.Moderator dapat berasal dari pejabat struktural
di lingkungan Direktorat Jaminan Sosial Keluarga atau dari
unsur lain yang memenuhi kriteria diatas.
4. Susunan Acara
Rakornas dibuka secara resmi oleh Menteri Sosial dan ditutup
oleh Gubernur atau Bupati/Walikota tempat dilaksanakannya
Rakornas, dengan susunan acara sebagai berikut.
a. Acara Pembukaan
1) Acara pendahuluan
2) Upacara adat penyambutan/tarian selamat datang
3) Pengantar acara
4) Menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan lagu Mars
PKH
5) Pembacaan do'a
b. Acara Inti
1) Laporan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial
2) Sambutan Selamat Datang Gubernur
3) Penyerahan Bantuan Perlengkapan Kerja Pendamping
dan Operator PKH oleh Gubernur, Bupati/Walikota
kepada Pendamping dan Operator PKH. (disesuaikan
dengan kondisi )
4) Prosesi acara PKH Award
5) Penyerahan bantuan Program Kesejahteraan Sosial oleh
Menteri Sosial kepada Gubernur, Bupati/Walikota
6) Pengarahan Menteri Sosial sekaligus membuka Rakornas
PKH
7) Penyerahan Piagam Penghargaan Menteri Sosial kepada
Gubernur, Bupati/Walikota tempat berlangsungnya acara
Rakornas
8) Persembahan kesenian daerah
9) Acara Pembukaan selesai
11
Rapat Koordinasi
c. Acara Penutupan
1) Pembacaan dan penyerahan Hasil Rakornas PKH
2) Laporan Penyelenggaraan Rakornas
3) Penyerahan Sertifikat Nominator PKH Award
4) S a m b u t a n d i l a n j u t k a n P e n u t u p a n o l e h
Gubernur/Bupati/Walikota
5) Menyanyikan lagu Bagimu Negeri
6) Pembacaan Doa
7) Acara Penutupan Selesai
5. Paparan Narasumber
a. Materi Paparan
1) Review pelaksanaan PKH dan persiapan pelaksanaan
PKH tahun berjalan
2) K e b i j a k a n t e r k i n i d a l a m p e l a k s a n a a n P K H
3) Program Kementerian/Lembaga yang terkait dengan PKH
4) S i n e r g i t a s d a n d u k u n g a n p e l a k s a n a a n P K H
5) Permasalahan pelaksanaan PKH dan pemecahannya
b. Pelaksanaan Paparan
Paparan oleh narasumber dilaksanakan secara panel dalam
beberapa sesi.Setiap Sesi terdiri dari Kementerian/Lembaga
yang dipandang mempunyai keterkaitan lebih dekat satu
dengan lainnya
c. Waktu Penyajian
Waktu penyajian setiap narasumber bervariasi antara 20
sampai dengan 30 menit disesuaikan dengan urgensinya
6. Diskusi Kelompok
Dalam pelaksanaan PKH, selain keberhasilan masih dijumpai
berbagai permasalahan yang memerlukan pemecahan bersama
ditingkat pusat maupun daerah, pada sisi yang lain diperlukan
adanya dukungan komplementaritas program. Untuk lokasi baru
diperlukan informasi tentang PKH serta langkah yang harus
dipersiapkan dengan baik untuk kelancaran pelaksanaan PKH.
a. Tujuan
1) Memperkuat koordinasi lintas sektor di pusat dan daerah
2) Menjadi wadah strategy and policy sharing
3) Memperkuat komitmen daerah dalam komplimentaritas
pelaksanaan PKH
4) Mempersiapkan pelaksanaan PKH dengan baik bagi
Kabupaten/Kota lokasi baru
12
Rapat Koordinasi
5) Meningkatkan kualitas pelaksanaan PKH
6) Memecahkan berbagai permasalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan PKH
7) Merekomendasikan hal yang dipandang perlu untuk
kelancaran dan perbaikan pelaksanaan PKH
b. Tema
Setiap kelompok mempunyai tema masing-masing yang
mencerminkan tema Rakornas dan pokok bahasan setiap
kelompok.
c. Aspek Bahasan
1) Kebijakan yang mendukung pelaksanaan PKH
2) Substansi dari masing masing kelompok dalam
pelaksanaan PKH
3) Mekanisme pelaksanaan PKH
4) Kesiapan sarana dan prasarana, dana sharing untuk lokasi
baru
5) Pembahasan isu-isu penting dalam pelaksanaan PKH
6) Permasalah dan kendala dalam pelaksanaan PKH
d. Mekanisme Diskusi
1) Penjelasan umum diskusi kelompok
Memberikan informasi tentang latar belakang,
tujuan,tema,aspek bahasan,mekanisme diskusi, dan
hasil diskusi.
2) Pembagian Kelompok
Peserta Rakornas secara umum dibagi 3 (tiga) kelompok
yakni:
a) Kelompok Kelembagaan
b) K e l o m p o k P e n d i d i k a n d a n K e s e h a t a n
c) Kelompok Persiapan dan Pelaksanaan PKH untuk
lokasi baru.
3) Pelaksanaan Diskusi Kelompok
a) Pengantar dari narasumber yang berisi topik
bahasan, arah diskusi, dan memfasilitasi
pembentukan organisasi kelompok .
b) Pembentukan Organisasi Kelompok yang terdiri
dari Ketua, Sekretaris dan Penyaji
c) Pelaksanaan Diskusi kelompok yang dipimpin oleh
Ketua terpilih, membahas tentang aspek bahasan,
permasalahan, solusi pemecahan dan rekomendasi
4) Penyusunan penandatanganan kesepakatan kelompok
5) Hasil Diskusi merupakan perumusan kebijakan makro
di setiap daerah pelaksana PKH.
13
Rapat Koordinasi
7. Perumusan Hasil Rakornas
a. Tim Perumus
1) Narasumber terpilih
2) Ketua, Sekretaris dan Penyaji dari masing-masing
kelompok
3) Para Koordinator Regional dan Koordinator
Wilayah
4) Pendamping dan Operator PKH terpilih
5) Untuk kelancaran penyusunan rumusan hasil
Rakornas, dipilih seorang Ketua dan seorang
Sekretaris.
b. Sumber Perumusan
Sumber perumusan adalah hasil diskusi kelompok
terutama rekomendasi hasil diskusi kelompok
c. Format Rumusan
1) Narasi pengantar
2) Pokok pokok rumusan yang bersumber dari hasil
diskusi kelompok terutama rekomendasi
3) Narasi penutup berupa Naskah Rumusan hasil
Rakornas ditandatangani oleh Tim Perumus
Kelompok
d. Pembacaan dan penyerahan Hasil Rumusan
Rumusan hasil Rakornas dibacakan oleh Ketua Tim
Perumus pada saat acara Penutupan Rakornas
selanjutnya diserahkan kepada Direktur Jaminan Sosial
Keluarga.Naskah Rumusan Hasil Rakornas dilengkapi
dengan hasil rumusan masing-masing kelompok.
8. Publikasi
Rakornas PKH merupakan event penting dalam proses bisnis
PKH karena akan menghasilkan gagasan dan inovasi
pelaksanaan PKH, peningkatan komitmen, solusi penyelesaian
masalah, sehubungan dengan hal tersebut sangat diperlukan
publikasi dalam pelaksanaan Rakornas.Publikasi dilakukan
mulai tingkat pusat sampai daerah dengan menggunakan
berbagai media.
a. Publikasi Pusat/Kemeterian Sosial
1) Pemasangan Baliho
2) Tayangan Megatron
b. Publikasi Daerah/Lokasi Rakornas
1) Backdrop
14
Rapat Koordinasi
2) Spanduk dari berbagai Kabupaten/Kota pada Provinsi
lokasi penyelenggaraan Rakornas
3) Vertikal Banner
4) Umbul-umbul
c. Publikasi melalui Televisi
1) Talk Show di Televisi
2) Running text
d. Publikasi melalui RRI setempat
1) Talk Show di RRI setempat pada lokasi Rakornas
2) Siaran langsung oleh RRI setempat
e. Publikasi melalui Media Cetak
1) Publikasi media cetak pusat melalui Biro Humas
Kemensos
2) Publikasi media cetak daerah melalui Bagian Humas
Pemda pada lokasi Rakornas
9. Kegiatan Pendukung
Pada Acara Rakornas dapat diadakan kegiatan pendukung
antara lain Pameran Mini Kube PKH, pameran film/video/foto
kegiatan PKH.
1. Sumber Dana
Rapat Koordinasi PKH tingkat Provinsi bersumber dari Dana
Dekonsentrasi, Dana Pusat dan Dana APBD Dana Dekonsentrasi
diperuntukan Rakor Provinsi pada Provinsi yang mempunyai
lokasi baru PKH Kabupaten/Kota, Dana Pusat diperuntukan
Rakor seluruh Provinsi.
3. Susunan Acara
Rakor Provinsi dibuka secara resmi oleh Gubernur atau yang
mewakili dan ditutup oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi, dengan
susunan acara sebagai berikut.
a. Acara Pembukaan
16
Rapat Koordinasi
1) Acara Pendahuluan
a) P e m u t a r a n f i l m / v i d e o / d o k u m e n t a s i P K H
b) Pengantar acara
c) Menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan lagu
Mars PKH
d) Pembacaan do'a
2) Acara Inti
a) Laporan Kepala Dinas Sosial Provinsi
b) Penyerahan Bantuan Perlengkapan Kerja Pendamping
dan Operator PKH oleh Gubernur atau yang mewakili
dan Bupati/Walikota kepada Pendamping dan
Operator PKH
c) Pengarahan Gubernur atau yang mewakili sekaligus
membuka Rakor PKH tingkat Provinsi
d) Acara Pembukaan selesai.
3) Acara Penutupan
a) Pembacaan dan penyerahan Kesepakatan Rakor PKH
tingat Provinsi
b) Laporan penyelenggaraan Rakor PKH tingkat Provinsi
c) Sambutan dilanjutkan penutupan Rakor oleh Kepala
Dinas/Institusi Sosial Provinsi
d) Menyanyikan lagu Bagimu Negeri
e) Pembacaan do'a
f) Acara Penutupan Selesai
4. Paparan Narasumber
a. Materi Paparan
1) Review pelaksanaan PKH dan persiapan
pelaksanaan PKH tahun berjalan
2) Kebijakan Nasional terkini dalam pelaksanaan PKH
3) Kebijakan dan program Pemda dalam mendukung
PKH
4) Sinergitas dan dukungan pelaksanaan PKH dari
Dinas/Institusi terkait
5) Koordinasi dalam pelaksanaan PKH
6) Permasalahan pelaksanaan PKH dari Dinas/Istansi
terkait dan pemecahannya
b. Pelaksanaan paparan oleh narasumber dilaksanakan
secara panel dalam satu sesi.
c. Waktu Penyajiansetiap narasumber bervariasi antara
20 sampai dengan 30 menit disesuaikan dengan
urgensinya.
17
Rapat Koordinasi
5. Perumusan Kesepakatan Rakor
a. Tim Perumus
1) Bappeda Provinsi dan Kabupaten/Kota
2) D i n a s / I n s t i t u s i S o s i a l P r o v i n s i d a n
Kabupaten/Kota
3) Dinas/Institusi Pendidikan Provinsi dan
Kabupaten/Kota
4) Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
5) Kanwil Agama Provinsi dan Kantor Agama
Kabupaten/Kota
b. Sumber perumusan adalah paparan narasumber, tanya
jawab selama berlangsungnya Rakor.
c. Format rumusan, terdiri atas:
1) Narasi pengantar
2) Pokok pokok kesepakatan
3) Narasi penutup
Naskahrumusan hasil Rakor PKH tingkat Provinsi
ditandatangani oleh Tim Perumus Kelompok
d. Pembacaan Hasil RumusanRumusan Kesepakatan
Rakor PKH tingkat Provinsi dibacakan oleh Ketua Tim
Perumus pada saat acara Penutupan Rakor Provinsi
untuk diserahkan kepada Direktur Jaminan Sosial
Keluarga.
6. Publikasi
Rakor PKH tingkat Provinsi merupakan kegiatan penting
dalam proses bisnis PKH karena akan menghasilkan
gagasan dan inovasi pelaksanaan PKH, peningkatan
komitmen, solusi penyelesaian masalah, sehubungan
dengan hal tersebut sangat diperlukan publikasi
pelaksanaan Rakor Provinsi dengan menggunakan
berbagai media, seperti:
a. Spanduk dari berbagai Kabupaten/Kota pelaksana
PKH pada Provinsi lokasi penyelenggaraan Rakor
b. Vertikal banner
c. Umbul-umbul
d. Talk Show di RRIsetempat
e. Publikasi media cetak koordinasi dengan Bagian
Humas Pemda
7. Kegiatan Pendukung
Pada acara Rakor PKH tingkat Provinsi dapat juga
ditampilkan pameran mini Kube PKH dan pameran
film/video/foto kegiatan PKH.
18
Rapat Koordinasi
F. RAPAT KOORDINASI PKH TINGKAT KABUPATEN / KOTA
20
Rapat Koordinasi
6) Permasalahan pelaksanaan PKH dari Dinas/Istansi terkait
dan pemecahannya
b. Pelaksanaan Paparanoleh narasumber dilaksanakan secara
panel dalam satu sesi.
c. Waktu Penyajiansetiap narasumber bervariasi antara 20 sampai
dengan 30 menit disesuaikan dengan urgensinya.
6. Publikasi
Publikasi pelaksanaan Rakor PKH tingkat Kabupaten/Kota
menggunakan berbagai media yang tersedia, seperti:
a. Spanduk di beberapa sudut kota lokasi Rakor PKH tingkat
Kabupaten/Kota
b. Vertikal banner
c. Umbul-umbul
d. Talk Show di RRI setempat
e. Publikasi media cetak koordinasi dengan Bagian Humas
Pemda
7. Kegiatan Pendukung
Pada acara Rakor PKH tingkat Kabupaten/Kota dapat juga
ditampilkan pameran mini Kube PKH dan pameran
film/video/foto kegiatan PKH.
21
Rapat Koordinasi
Lampiran 1 :Panduan Diskusi Kelompok
22
Rapat Koordinasi
TATA TERTIB PELAKSANAAN
RAPAT KOORDINATOR TINGKAT NASIONAL
PROGRAM KELUARGA HARAPAN
1. Peserta
23
Rapat Koordinasi
2. Persidangan
24
Rapat Koordinasi
PERTEMUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN
KELUARGA
A. LATAR BELAKANG
Sejak 2007 pada saat PKH diluncurkan sebagai program uji coba
yang baru menjangkau sekitar 350.000 keluarga sangat miskin hingga
saat ini, PKH terus mengalami perkembangan baik dari segi cakupan
jumlah KM maupun cakupan bantuan. Muatan program terus dibenahi
salah satunya dengan diperkenalkannya intervensi Family Development
Session (FDS) atau disebut juga Pertemuan Peningkatan Kemampuan
Keluarga (P2K2).
3
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
6. P2K2 dapat dilaksanakan di tempat fasilitas umum seperti ruang
pertemuan aula kelurahan, rumah peserta, sekolah, dll dengan
berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait
F. WAKTU
G. PERALATAN
H. PESERTA PERTEMUAN
J. JADWAL PELAKSANAAN
5
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
K. PELAKSANAAN P2K2
1. Perencanaan Pelaksanaan oleh Pendamping
a. Pendamping wajib menyusun dan memiliki rencana
pelaksanaan P2K2 terhadap KSM dampingannya.
Pertemuan P2K2 diselenggarakan oleh satu orang pendamping
terhadap kelompok dampingannya
6
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
b. Dalam kondisi wilayah kerja yang mudah, jumlah maksimal
peserta P2K2 adalah 40 orang
c. Pendamping dan peserta menyepakati lokasi pelaksanaan
P2K2
d. Pendamping tidak dibenarkan untuk memungut biaya
pertemuan seperti konsumsi dan sejenisnya terhadap peserta
PKH
e. Pendamping tidak diwajibkan menyediakan konsumsi dalam
P2K2
f. Pendamping wajib mengunakan peralatan penunjang seperti
modul, buku pintar, poster, flipchart dan brosur yang diberikan
pada saat diklat
g. Pendamping harus mengacu pada langkah-langkah yang ada
didalam modul dalam menyampaikan materi P2K2
h. Pendamping harus mendorong partisipasi aktif peserta PKH
dalam diskusi dan bertukar pendapat.
i. Dalam pelaksanaan P2K2 Kesehatan, Pendamping
berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk
mendapatkan dukungan dari Bidan maupun Tenaga Kesehatan
Gizi yang ada untuk menyampaikan materi kesehatan.
2. Persiapan Alat Pembelajaran P2K2
Alat pembelajaran P2K2 merupakan pendukung utama dari
pelaksanaan P2K2. Pesan utama yang akan disampaikan dalam
P2K2 tidak akan tersampaikan dengan baik tanpa adanya alat
pembelajaran. Dengan demikian, rencana distribusi yang baik
berguna untuk memastikan Pendamping menerima alat
pembelajaran P2K2.
a. Alat pembelajaran pelaksanaan P2K2 terdiri dari :
1. Modul panduan pelaksanaan P2K2 bagi Pendamping
2. Buku Pintar untuk Peserta PKH
7
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
3. Poster
4. Flipchart
5. Brosur
6. Buku Prestasi (modul Peningkatan Kesehatan dan Gizi)
b. Modul panduan pelaksanaan P2K2, Poster, Flipchart, dan
Brosur bagi Pendamping di perbanyak oleh Balai Diklat untuk
diditribusikan dalam kegiatan diklat P2K2 bagi Pendamping
PKH.
c. Buku Pintar dan Buku Prestasi bagi Peserta PKH diperbanyak
oleh Direktorat Jamsos Keluarga.
d. Buku Pintar dan Buku Prestasi bagi Peserta PKH
didistribusikan kepada pelaksana PKH di tingkat Kabupaten.
e. Buku Pintar dan Buku Prestasi bagi Peserta PKH harus sudah
diterima oleh pelaksana PKH di Kabupaten selambat-
lambatnya 2 bulan sejak Diklat P2K2 berakhir.
8
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
3. Indikator untuk pelaksanaan FDS adalah:
a. Persentase Jumlah peserta PKH yang menghadiri P2K2 setiap
bulannya di suatu kabupaten/provinsi
b. Persentase Jumlah Pendamping PKH yang melakukan P2K2
setiap bulannya di suatu kabupaten/provinsi.
4. Waktu Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan secara berkala setiap bulannya sementara
evaluasi dilakukan di setiap akhir tahun yaitu sekitar bulan
Oktober-November
5. Instrumen Monitoring
a. Monitoring Pelaksanaan P2K2 di tingkat Pendamping.
Pendamping wajib melaporkan pelaksanaan P2K2 dengan
mengisi form monitoring dan evaluasi pelaksanaan P2K2 yang
dijadikan sebagai bagian dari laporan Pendamping setiap
bulannya.
9
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)
c. Form Monitoring Pelaksanaan P2K2 ditingkat Kordinator
Wilayah
10
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2)