Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
BRENDI PRANATA
NIM.P.13072
i
PEMBERIAN LATIHAN ROM AKTIF dan PASIF TERHADAP
KEPUASAN PASIEN PADA ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S
DENGAN POST ORIF FRAKTUR HUMERUS MEDIAL
SINISTRA DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT
Dr. MOEWARDI SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
BRENDI PRANATA
NIM.P.13072
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul Pemberian Latihan ROM aktif dan pasif terhadap
kepuasan pasien pada Asuhan Keperawatan Ny. S dengan Post ORIF Fraktur
Humerus Medial Sinistra di Ruang Mawar II Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta
1. Ns. Wahyu Rima Agustin M. Kep, selaku Ketua STIkes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di STIkes
Kusuma Husada Surakarta.
2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII
Keperawatan yag telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Ns. Joko Kismanto M.Kep, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Ns. Diyah Ekarini, S.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
iv
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orangtuaku, bapak miyanto dan ibu mujiati, yang selalu menjadi
inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman the house of mourzini, teman-teman Mahasiswa Program Studi
DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril,
spiritual dan meminjamkan laptop mereka.
Brendi Pranata
P.13 072
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI . vi
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Tujuan Penulisan 4
C. Manfaat Penulisan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
7
1. Fraktur 7
2. ROM 25
3. Nyeri 35
4. Kepuasan Pasien 43
B. Kerangka teori
46
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
vi
D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset 47
E. Alat ukur evaluasi dari aplikasi tindakan berdasarkan riset 48
A. Identitas Klien
50
B. Pengkajian 50
C. Perumusan masalah keperawatan 59
D. Perencanaan 60
E. Implementasi 63
F. Evaluasi 68
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian 74
B. Perumusan masalah keperawatan 82
C. Perencanaan 86
D. Implementasi 91
E. evaluasi 97
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 104
B. Saran 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menewaskan 1,3 jiwa di seluruh dunia atau 3000 kematian setiap hari dan
2005 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal karena kecelakaan dan sekitar
61.606 insiden di tahun 2010 atau berkisar 168 insiden setiap hari dan 10.349
kecelakaan merupakan salah satu dari masalah kesehatan dasar selain gizi dan
konsumsi, sanitasi lingkungan, penyakit gigi dan mulut, serta aspek moralitas
mencapai 1,3 juta setiap tahun dengan jumlah penduduk 238 juta, dan
dengan rentang setiap provinsi antara 2,2 sampai 9%. Fraktur ekstremitas
bawah memiliki prevelensi sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan. Hasil tim
1
2
kematian, 45% mengalami cacat fisik, 15% mengalami strees psikologi dan
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
dipulihkan secara bertahap melalui latihan rentang gerak yaitu dengan latihan
Range of Motion (ROM) aktif dan pasif, yang merupakan kegiatan penting
ROM dibagi menjadi dua yaitu ROM aktif dan ROM pasif.ROM aktif
adalah latihan rentang gerak yang dapat dilakukan pasien secara mandiri.
ROM pasif adalah latihan rentang gerak dengan bantuan perawat (Irfan,
ROM harus dimulai sedini mungkin secara cepat dan tepat sehingga
dapat membantu pemulihan fisik yang lebih cepat dan optimal. ROM
Surakarta pada pasien post orif jarang yang dilakukan penatalaksanaan latihan
3
justru takut melakukan mobilisasi sehingga berdampak pada pasien post orif
seperti bengkak atau edema, kesemutan, kekakuan sendi, nyeri dan pucat
dan pengalaman sesudah memakai jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya
(Notoadmojo,2005)
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
komplikasi, mengurangi nyeri dan odema pada post operasi dan dapat
sebagai pelanggan.
di Rumah Sakit
4. Bagi penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Fraktur
a. Pengertian
tulang rawan epifisis baik yang bersifat total maupun parsial (Rasjad,
keadaan tulang dan jaringan lunak disekitar tulang yang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi disebut lengkap atau tidak lengkap (Price &
Wilson, 2006).
b. Etiologi
7
8
1) Cedera Traumatik
yang kuat.
2) Fraktur Patologik
akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,
dikemiliteran.
c. Klasifikasi
1) Klasifikasi Etiologis:
yang lebih jauh dari daerah fraktur. Misalnya jatuh dengan tangan
2) Klasifikasi Klinis:
kerusakan jaringan lunak yang ekstensif; dan grade III luka yang
ekstensif.
tulang.
3) Klasifikasi Radiologis:
dengan dislokasi
b) Konfigurasi:
tulang.
11
(4) Fraktur Segmental adalah fraktur garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan
beberapa fragmen.
dalam.
tulang lainnya.
c) Menurut ekstensi:
Fraktur Greenstick (salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
d. Manifestasi Klinis
1) Deformitas
b) Penekanan tulang
2) Bengkak
Edema muncul secra cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
5) Tenderness/keempuka n
saraf/perdarahan)
8) Pergerakan abnormal
10) Krepitasi
e. Patofisiologi
1) Fase Hematum
disekitar fraktur
4) Fase ossificasi
f. Pemeriksaan Penunjang
lain; x-ray, magnetic resonance imaging (MRI), dan scan tulang sangat
Karena tulang lebih padat daripada jaringan yang lain maka x-ray tidak
g. Komplikasi
setelah selang waktu yang 3-5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas
fraktur, ada gambaran kista pada ujung- ujung tulang karena adanya
pseudoarthrosis ( sendi palsu). Ada beberapa tipe antara lain : (1) Tipe
fiksasi dan bone grafting, (2) Tipe II (atrophic non union) disebut juga
sendi beserta rongga sinovial yang berisi cairan, proses union tidak
yang tidak memadahi, implant atau gips yang tidak memadai, distraksi
h. Penatalaksanaan
Pada waktu menangani fraktur ada empat konsep dasar yang harus
2006).
i. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama
prepitasi nyeri.
Region Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
atau menular.
BAK.
18
pasien.
gangguan.
.
19
gangguan.
menarik diri.
keluarga.
femur)
memulai pergerakan
3). Perencanaan
a) Diagnosa Keperawatan 1:
fraktur femur)
Tujuan:
Kriteria Hasil:
mengurangi nyeri
Rencana Tindakan :
presipitasi
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Rencana tindakan:
luka
Kriteria Hasil :
(walker)
Rencana Tindakan :
kekuatan otot
prosedur invasif.
Tujuan :
infeksi
Rencana Tindakan :
terjadinya infeksi
a. Pengertian
dalam menjaga sifat fisiologi dari jaringan otot dan sendi.Latihan ini
akibat kurang gerak, seperti adanya kontraktur, kekakuan sendi, dan lain-
terlentang, tidur miring, tidur tengkurap, duduk, berdiri atau posisi sesuai
dengan alat latihan yang digunakan (Irfan, 2012). Range of motion adalah
dilakukan.
sehari.
pasien.
a) ROM Pasif adalah gerakan otot klien yang dilakukan oleh orang
Cara :
(2) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan
(3) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang
Cara :
(2) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan
telapakmengarah ke tubuhnya.
29
mendekat bahu.
Cara :
(2) Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku
menekuk.
menghadap kearahnya.
Cara :
(3) Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang
Cara :
(3) Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang
perawat (Abduksi).
f) Rotasi Bahu
Cara :
menekuk.
Cara :
Cara :
(2) Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan
kaki lainnya.
Cara :
(2) Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan
pasien.
Cara :
kaki ke atas.
Cara :
Cara :
(2) Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu
tangan padatumit.
34
(3) Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm
5). Derajat 4 : Tangan dan jari dapat bergerak dan dapat melawan
setimpal (normal)
3. Nyeri
a. Definisi
for the Study of Pain, IASP (2011) mendefinisikan nyeri sebagai suatu
karena perasaan nyeri berbeda-beda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatnya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
b. Klasifikasi Nyeri
dan kronis.
a) Nyeri akut
b) Nyeri kronis
2006).
37
Durasi pendek.
masih ada.
38
a) Nyeri Ringan
b) Nyeri Sedang
c) Nyeri Berat
c. ManajemenNyeri
1) Manajemen farmakologis
bedah minor.
pasca operasi dan nyeri maligna. Ini bekerja pada sistem saraf
dan menstimulasi.
Menurut Perry & Potter (2006) alat ukur nyeri sebagai berikut:
Gambar : 2.1
Skala Numeric Rating Scale (NRS)
garis yang terdidi dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
tertahankan.
41
Gambar 2.2
Verbal Deskriptif Scale (VDS)
0 1 2 3 4 5 6 >7
Gambar 2.3
Pain Asesment Behavioral Scale (PABS)
Keterangan :
0 =Tidak nyeri
dengan baik.
>7= Nyeri berat: secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi (Wartonah, 2005) dalam
obatan analgesik yang efektif, namun nyeri post operasi tidak dapat
diatasi dengan baik, sekitar 50% pasien tetap mengalami nyeri sehingga
yang menimbulkan respon fisik dan psikis. Pada respon fisik pasien post
nadi, pernafasan, suhu badan, dan apabila nafas semakin berat dapat
akibat nyeri dapat merangsang respon stres yang dapat mengurangi sistem
yang lebih parah akan mengarah pada ancaman merusak diri (Corwin,
4. Kepuasan Pasien
a. Pengertian
pasien.(Notoadmojo,2005).
Menurut Haryanti dan Hadi (2008) ada dua teori dalam memahami
yang terpenting dari teori ini, yaitu apa yang di dapat (inputs) dan apa
keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Jika input dan
puas.
pasien Rumah Sakit ada empat aspek yang dapat diukur yaitu :
1). Kenyamanan, aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang hal yang
miskin.
46
B. KERANGKA TEORI
Kecelakaan
Jatuh
Cedera
Tumor Tulang
Infeksi
Rakhitis
Nyeri
Fraktur Intoleransi
aktivitas
Gangguan
Hambatan Mobilitas
Fisik Integritas Kulit
Resiko Infeksi
Terapi Latihan (Range Ansietas
of Motion) Aktif &
Pasif
Peningkatan Kekuatan
Otot dan fungsi gerak
Kepuasan Pelayanan
Pasien
Fase Orientasi :
2. Memperkenalkan diri
47
48
Fase Kerja :
2. Melakukan observasi kekuatan otot pada bagian tubuh yang telah dioperasi
3. Melakukan Terapi Latihan Range of Motion pada bagian tubuh klien yang
telah dioperasi
6. Merapikan klien
Fase Terminasi :
1. Mengevaluasi tindakan
3. Berpamitan
4. Dokumentasi
terhadap latihan ROM pada asuhan keperawatan pasien post fraktur adalah
1. Apakah Anda mengalami gangguan fungsi gerak pada bagian tubuh anda setelah
dilakukan operasi ?
2. Apakah odema/bengkak pada bagian tubuh yang dioperasi membuat anda tidak
nyaman ?
4. Apakah anda merasa terganggu dengan keadaan dimana bagian tubuh yang tidak
bisa digerakan ?
5. Apakah anda bersedia di beri penatalaksanaan latihan ROM pada bagian tubuh
yang dioperasi ?
ROM ?
7. Apakah ada penigkatan kekuatan otot pada bagian tubuh anda yang dioperasi
ROM ?
10. Apakah anda masih mempunyai keluhan setelah dilakukan terapi latihah ROM ?
11. Bagaimana pendapat anda apakah anda merasa puas setelah dilakukan terapi
LAPORAN KASUS
Ny. S dengan post ORIF atas indikasi Fraktur Humerus Medial Sinistra.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 07 Januari 2016 pada pukul 08:00 WIB data
fisik, catatan medis dan catatan perawat, sedangkan pengelolaan kasus dilakukan
3 hari pada tanggal 07-09 Januari 2016. Asuhan keperawatan ini berdasarkan dari
A. Pengkajian
bernama Ny. S umur 44 tahun, agama islam, tidak sekolah, perkerjaan buruh
pabrik batik, alamat Sukoharjo, Jawa Tengah, tanggal masuk 04 Januari 2016
Hasil pengkajian, keluhan utama adalah nyeri pada lengan kiri. Pada
06:00 WIB dini hari, setelah kejadian kecelakaan pasien mengeluh nyeri pada
50
51
Lengan kiri, pasien dalam keadaan sadar, pasien tidak muntah (-), tidak
kejang (-), oleh warga sekitar pasien dibawa ke rumah sakit DR. OEN Solo
GIPS pada area patah tulang pada lengan kiri, pada tanggal 04 Januari 2016
pasien merasakan nyeri pada area yang di GIPS dan dibawa ke IGD RS. DR
mg, Ranitidin 50 mg. Kondisi pasien saat di IGD sadar GCS 15 , TD:120/80
tpm, ketorolac 30 mg/8 jam, ranitidin 50 mg/12 jam, cefazolin 1 gr/8 jam,
November 2015 pernah dirawat inap di rumah sakit DR. OEN dan dilakukan
lengkap. Pasien tidak mempunyai penyakit keturunan dari kelurga baik DM,
1 perempuan dan 1 kakak laki-laki, ayah dan ibu pasien sudah meninggal
Genogram
X X X X
X X
X
Ny. S
Keterangan:
X : meninggal : perempuan
: laki laki
53
makan 3 x sehari dengan nasi, lauk, sayur setiap makan satu porsi habis,
minum 5-7 gelas/hari, dan tidak ada keluhan. Selama sakit pasien mengatakan
makan 3 x sehari dengan nasi, ikan, sayur, buah, minum 3-4 gelas/hari, setiap
Pola eliminasi, sebelum sakit BAK frekuensi 5-6 kali sehari, sekali
BAK mengeluarkan urine 150 cc, jadi 1 hari jumlah urine 1000 cc, warna
kuning pekat dan tidak ada keluhan. BAB sebelum sakit, frekuensi 1 kali
sehari konsistensi lunak, warna kuning, berbau khas, dan tidak ada keluhan.
Pola eliminasi selama sakit frekuensi BAK 3-4 kali sehari, sekali BAK
mengeluarkan urine 150 cc, jadi dalam 1 hari mengeluarkan urine 1000
cc, warna kuning pekat dan tidak ada keluhan. BAB selama sakit frekuensi 1
khas.
ambulasi dan berpindah didapat score 2 atau dibantu dengan orang lain,
54
sedangkan aktivitas seperti toileting didapat score 3 atau dibantu orang lain
dan alat.
siang, tidur malam pukul 22:00 dan bangun jam 05:00 tidur 7 8 jam/hari,
tidur dengan nyenyak dan nyaman dan tidak ada gangguan tidur, sedangkan
selama sakit pasien mengatakan tidur siang 2 jam dan tidur malam 5-6
mendengar dan mengidentifikasi bau minyak kayu putih. Selama sakit pasien
sedikit kabur karena terdapat jahitan dan terdapat perban dipelipis mata, dapat
mendengar dengan baik dan dapat mengidentifikasi bau minyak kayu putih.
lengan kiri, nyeri saat digerak-gerakkan, nyeri pada area luka operasi, seperti
ditusuk tusuk nyeri dirasakan pada lengan kiri pada area operasi skala nyeri
5 (sedang) nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien tampak menahan sakit jika
teman kuliahnya. Pasien merasa takut apabila lengan kirinya tidak bisa
kembali normal. Pasien mengatakan ingin menjadi orang yang berguna bagi
55
keluarga, namun dengan kondisi sekarang pasien tidak yakin bisa membantu
bersaudara, apapun yang terjadi pada diri saya merupakan jalan yang telah
buruh pabrik batik, tetapi dengan kondisi saya yang sekarang ini saya sudah
saat sakit seperti ini pasien merasa terganggu untuk beribadah karena
penampilan umum pasien lemah, kesadaran compos mentis, hasil GCS 15 E:4
M:6 V:5, tanda-tanda vital tekanan darah pasien 120/80 mmHg, Nadi 85 kali
permenit. Irama teratur, pernafasan 23 kali permenit, suhu 36,5C, skala nyeri
5 (sidang).
56
Pemeriksaan kepala, bentuk kepala oval, kulit kepala bersih tidak ada
ketombe, tidak ada lesi, rambut ikal, tidak ada kutu rambut, rambut berwarna
hitam. Muka tidak ada bekas luka, Mata, pengkajian mata didapatkan
palpebra tidak ada oedema, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
pupil isokor, diameter kanan kiri 2 mm, tidak menggunakan alat bantu
penglihatan. Hidung, tidak ada luka, bersih, tidak terpasang NGT. Mulut
didapatkan data mulut bersih dan mukosa bibir tampak lembab. Telinga, pada
bantu dengar. Leher, pada pemeriksaan leher ditemukan vena jabularis teraba,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Dada, pada pemeriksaan paru-paru saat
paru kanan/kiri sonor. Auskultasi suara paru normal, tidak ada bunyi
datar, abdomen tidak ada jejas. Auskultasi bising usus 15 kali/menit. Perkusi
kuadran 1 pekak, kuadran 2.3.4 timpani. Palpasi tidak ada nyeri tekan pada
tpm, kekuatan otot 4 ada gerakan penuh, dapat menggerakan sendi melawan
Pemeriksaan ektremitas kiri atas, kekuatan otot 2 ada gerakan pada sendi
tetapi tidak dapat melawan gravitasi, lengan kiri terpasang balutan, terdapat
luka jahitan bekas operasi, balutan kering tidak ada rembesan, tampak lengan
reffil 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, perabaan akral hangat.
balutan kering tidak ada rembesan,terdapat drainage pada luka berisi cairan
darah 5 cc, jahitan tampak rapi. Kolor area sekitar luka pada lengan kiri tidak
terasa panas setelah dioperasi. Dolor saat pengkajian pasien mengatakan nyeri
terdapat perubahan fungsi pada tangan kiri sebab pada lengan mengalami
33-45). Eritrosit 2.85 juta/l (nilai normal 4.50-5.90). Leukosit 16.6 ribu/l
45). Leukosit 14.0 ribu/l (nilai normal 4.5-11.0). Trombosit 213 ribu/l
Golongan darah O. PT 14.7 detik (nilai normal 10.0-15.0). APTT 25.0 detik
(nilai normal 20.0-40.0) INR 1.220. Natrium darah 138 mmol/L (nilai normal
136-145). Kalium darah 3.4 mmol/L (nilai normal 3.3-5.1). Chorida darah
Klinis CF humerus sinistra 1/3 medial. Foto humerus kiri Ap/Lat. Tampak
terpasang eksternal fiksasi/ GIPS pada regio humerus kiri, garis fraktur (+)
pada OS humeri kiri 1/3 tengah cum contractrionum dengan alignment dan
aposisi kurang. Trabekulasi tulang di luar lesi tampak perotik celah dan
2016. Klinis humerus sinistra, foto humerus kiri AP/Lat : Tampak terpasang
internal fiksasi (plate dan screw ) di 1/3 tengah os humerus kiri, tampak
gambaran garis fraktur dengan opasitas medial os humerus kiri. Aligmen dan
aposisi baik. Tampak fragmen fraktur di soft tissue regio humerus kiri 1/3
tengah. Tampak terpasang drainage dengan tip terproyeksi disoft tissue regio
humerus kiri 1/3 tengah. Trabekulasi tulang diluar lesi normal. Celah dan
59
permukaan sendi dalam batas normal. Tak tampak erosi / destruksi tulang.
transfusi darah PRC (Packed Red Cell) 2 kolf berfungsi untuk menaikan Hb
pasien tanpa menaikkan volume darah secara nyata. Terapi yang diberikan
selama pengelolaan kasus pada hari kamis 06 Januari 2016 sampai dengan
hari Sabtu 09 Januari 2016 yaitu, cairan Nacl 20 tpm golongan parenteral
jangka pendek nyeri akut derajat sedang berat segera setelah operasi.
Cefozolin 1 gr/8 jam golongan anti bakteri fungsi infeksi yang disebabkan
B. Perumusan Masalah
Januari 2016 pukul 09:00 WIB diperoleh data subjektif antara lain pasien
mengatakan nyeri pada lengan kiri, nyeri pada luka operasi, nyeri saat
Skala nyeri 5 (sedang). Nyeri dirasakan tilang timbul Selain data subyektif
area nyeri (lengan kiri), Tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi 85x/menit.
(post operasi).
mengatakan terdapat luka operasi pada lengan kiri. Data objektif didapatkan
panjang luka jahitan 15 cm, tidak ada rembesan, tidak ada nanah, jumlah
badan lemas, ketika bangun dari tempat tidur dan ingin berlatih duduk badan
atas 2, aktivitas dibantu orang lain dan alat , sehingga dapat ditegakkan
C. Perencanaan
dengan agen cidera fisik (post operasi) dengan tujuan setelah dilakukan
61
nyeri, skala nyeri turun 2 bahkan 1, pasien merasa nyaman, pasien mampu
dengan teknik non-farmakologi (tarik nafas dalam), tanda tanda vital dalam
batas normal. Intervensi yang dilakukan yaitu kaji status nyeri pasien dengan
istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi nyaman dengan rasionalisasi
melakukan tarik napas dalam ketika nyeri muncl dengan rasionalisasi mampu
integritas kulit yang baik bisa dipertahankan, perfusi jaringan baik, tidak ada
tanda-tanda infeksi, tidak ada luka/lesi pada kulit,luka bersih tidak lembab da
tidak kotor. Intervensi yang dilakukan yaitu observasi kulit akan adanya
kemerahan tanda dan gejala infeksi pada area insisi dengan rasionalisasi
62
untuk mengetahui keadaan luka, bersihkan area jahitan dan lakukan ganti
balut pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka terbuka
dan mempercepat penyembuhan luka pada area luka, anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang longgar terutama pada area luka operasi dengan
indikasi (advis dokter) dengan rasionalisasi untuk mencegah infeksi pada area
dengan aman dan mandiri dengan kriteria hasil pasien meningkat dalam
aktivitas fisik, pasien dapat memahami dan mengerti tujuan dari peningkatan
otot, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
meningkatkan kekuatan otot, kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi
D. Implementasi
status nyeri pasien mengatakan nyeri pada lengan kiri nyeri bertambah saat
terlihat meringis menahan nyeri, pasien melindungi area nyeri, pasien sangat
berhati-hati.
Jam 08.25 mengajarkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam ketika
nyeri muncul, pasien mengatakan bersedia untuk diajarkan cara tarik nafas
dalam, pasien melakukan tarik nafas dalam, pasien terlihat meringis menahan
64
nyeri. Pukul 09.00 WIB mengobservasi bekas luka pasien akan adanya tanda
operasi pada lengann kirinya, perban tidak ada rembesan, luka lembab, lengan
kiri mengalami pembengkakan, tidak terdapat pus pada luka, drain luka
untuk diinjeksi dimasukkan obat pereda nyeri, obat ketorolac masuk melalui
selang threeway 30 menit kemudian pasien terlihat nyaman karena reaksi dari
jam, pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi obat anti bakteri, tidak ada
penolakan obat masuk melalui selang threeway, luka operasi pada lengan kiri
kekuatan otot pada lengan kiri 2. Pukul 09:35 WIB melatih pasien untuk
latihan Range of Motion Aktif dan Pasif, pasien tampak mengikuti latihan
kekuatan otot pada bagian yang dioperasi dan kemampuan dalam mobilisasi,
mulai bisa menggerakkan lengan kirinya walau masih terlihat susah, pasien
tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 2.
monitor tanda tanda vital, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit,
pernafasan 23 x/menit, suhu 36,5 C. jam 08:10 WIB mengkaji status nyeri
pasien mengatakan nyeri pada lengan kiri nyeri bertambah saat digerakkan,
nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada lengan kiri, pasien mengatakan nyeri
Pukul 08:20 memberikan pasien posisi yang nyaman (semi fowler), pasien
ketika nyeri muncul, pasien mengatakan bersedia untuk diajarkan cara tarik
nafas dalam, pasien melakukan tarik nafas dalam, pasien terlihat meringis
menahan nyeri. Pukul 09.00 WIB mengobservasi bekas luka pasien akan
keadaan luka operasi pada lengann kirinya, perban tidak ada rembesan, luka
lembab, lengan kiri mengalami pembengkakan, tidak terdapat pus pada luka,
dimasukkan obat pereda nyeri, obat ketorolac masuk melalui selang threeway
66
30 menit kemudian pasien terlihat nyaman karena reaksi dari obat. Pukul
mengatakan bersedia untuk diinjeksi obat anti bakteri, tidak ada penolakan
obat masuk melalui selang threeway, luka operasi pada lengan kiri kering
tidak ada rembesan. Pukul 10:00 WIB mengkaji kemampuan kekuatan otot
aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri 3. Pukul 09:35 WIB melatih pasien
untuk latihan Range of Motion Aktif dan Pasif, pasien tampak mengikuti
walau masih terlihat susah, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas,
x/menit, suhu 36,2 C. jam 08:10 WIB mengkaji status nyeri pasien
mengatakan nyeri pada lengan kiri nyeri bertambah saat digerakkan, nyeri
seperti tertusuk-tusuk, nyeri pada lengan kiri, pasien mengatakan nyeri skala
2 (ringan), nyeri dirasakan hilang timbul, pasien terlihat lebih rileks, pasien
nafas dalam ketika nyeri muncul, pasien mengatakan bersedia untuk diajarkan
cara tarik nafas dalam, pasien melakukan tarik nafas dalam, pasien terlihat
lebih rileks.
Pukul 09.00 WIB mengobservasi bekas luka pasien akan adanya tanda
operasi pada lengann kirinya, perban tidak ada rembesan, luka kering, lengan
kiri masih mengalami pembengkakan, tidak terdapat pus pada luka, drain
untuk diinjeksi dimasukkan obat pereda nyeri, obat ketorolac masuk melalui
selang threeway 30 menit kemudian pasien terlihat nyaman karena reaksi dari
jam, pasien mengatakan bersedia untuk diinjeksi obat anti bakteri, tidak ada
penolakan obat masuk melalui selang threeway, luka operasi pada lengan kiri
pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot pada lengan kiri
4. Pukul 10.10 WIB melatih pasien untuk latihan Range of Motion Aktif dan
Pasif, pasien tampak mengikuti latihan ROM yang diberikan, pasien tampak
secara perlahan, pasien tampak dibantu keluarga saat aktivitas, kekuatan otot
pada lengan kiri 4. Pukul 13.00 memberikan quisioner untuk penilaian tingkat
kepuasan pasien terhadap pemberian terapi latihan ROM aktif dan Pasif,
berikan latihan ROM karena setalah di beri latihan ROM tangan kirinya
perlahan.
E. Evaluasi
Pada hari kamis 07 Januari 2016, pukul 14:30 WIB dilakukan evaluasi
data subjektif yaitu pasien mengatakan nyeri, Provacate nyeri pada luka
skala nyeri 5. Time nyeri hilang timbul dan saat digerakan. Objektif, keadaan
pasien terlihat meringis menahan nyeri, pasien terlihat melindungi area nyeri,
masalah keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post
operasi) belum teratasi maka intervensi dilanjukan yaitu kaji status nyeri
pasien, berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri, ajarkan pasien
69
pasien mengatakan terdapat luka operasi pada lengan kiri, data objektif
terdapat panjang luka jahitan 15 cm dengan jumlah jahitan 18, luka lembab,
tidak ada rembesan, tidak ada pus, terpasang drain berisi darah 3 cc, area
tanda dan gejala infeksi pada area insisi, bersihkan area jahitan dan lakukan
ganti balut pada interval waktu yang sesuai/ biarkan luka tetap terbuka tidak
otot), didapatkan data subjektif pasien mengatakan lengan kiri nya tidak bisa
dilanjutkan yaitu kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, latih pasien dalam
Evaluasi hari kedua dilakukan pada hari Jumat 08 Januari 2016, Pukul
nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) dilakukan
nyeri sedikit berkurang, Provacate nyeri pada luka jahitan operasi, nyeri pada
dibagian lengan kiri. Scale pasien mengatakan skala nyeri 3. Time nyeri
hilang timbul dan saat digerakan. Objektif, keadaan pasien terlihat sedikit
keperawatan nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi)
belum teratasi maka intervensi dilanjukan yaitu kaji status nyeri pasien,
berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri, ajarkan pasien untuk
Pada hari Jumat 08 Januari 2016, pukul 15:15 WIB dilakukan evaluasi
pasien mengatakan terdapat luka operasi pada lengan kiri, data objektif
panjang luka jahitan 15 cm dengan jumlah jahitan 18, luka kering, tidak ada
rembesan, tidak ada pus, tidak ada luka terbuka, kemerahan di area luka, ada
kemerahan tanda dan gejala infeksi pada area insisi, bersihkan area jahitan
dan lakukan ganti balut pada interval waktu yang sesuai/ biarkan luka tetap
(advis dokter).
Pada hari Jumat 08 Januari 2016, pukul 15:20 WIB dilakukan evaluasi
didapatkan data subjektif pasien mengatakan lengan kiri dan kaki kanan
tidur, dan masih belum bisa beraktivitas secara mandiri, aktivitas masih
Evaluasi hari kedua dilakukan pada hari Sabtu 09 Januari 2016, Pukul
nyeri akut berhubugan dengan agen cidera fisik (post operasi) dilakukan
kiri area operasi. Scale pasien mengatakan skala nyeri 2. Time nyeri timbul
saat lengan kiri digerakan. Objektif, keadaan pasien terlihat rileks, nyaman.
agen cidera fisik (post operasi) teratasi sebagian maka intervensi dilanjutkan
yaitu anjurkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam saat nyteri muncul
jam.
ada nanah drain sudah terlepas dan tidak ada tanda infeksi. Sehingga dapat
73
otot), didapatkan data subjektif pasien mengatakan tangan kiri sudah mulai
pasien sudah bisa berjalan dan beraktivitas tanpa dibantu keluarga, objektif
aduksi secara perlahan dan pasien mampu berjalan dan beraktivitas tanpa
PEMBAHASAN
Latihan (ROM Aktif & Pasif) Terhadap Kepuasan Pelayanan Pasien Pada Asuhan
Sinistra di Ruang Bedah Mawar II RS DR. Moewardi. Disamping itu penulis akan
antara teori dengan aplikasi yang terjadi dilapangan. Pembahasan ini berisi
A. Pengkajian
alamat, penanggung jawab. Pada riwayat sakit dan kesehatan terdiri dari
74
75
penunjang pasien.
tulang) medial sinistra. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sjamsuhidajad
(2005), dimana fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Sedangkan menurut Price,
oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut,
keadaan tulang itu sendiri dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.
bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah
76
bedah ortopedi pada pasien fraktur adalah ORIF (Open Reduktion and
pada lengan kiri, nyeri menjalar keseluruh tangan kiri dengan skala nyeri 5,
pasien mengeluh nyeri pada lengan kiri, nyeri pada luka post operasi, nyeri
berkurang. Hal ini sesuai dengan Manifestasi klinis fraktur yaitu timbulnya
tersedia obat-obatan analgesik yang efektif, namun nyeri post operasi tidak
dapat diatasi dengan baik, sekitar 50% pasien tetap mengalami nyeri sehingga
operasi .
peristiwa yang menjadi factor prepitasi nyeri. Quality of pain : Seperti apa
menusuk.Region Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
: Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala
bertambah buruk pada malam hari / siang hari (Nasrul Effendy, 1995:2-3)
Assesment Behavioral Scale (PABS) yang telah diubah dalam bentuk rentang
angka nyeri. Dimana alat ukur nyeri skala 0 : Tidak nyeri1-3 : nyeri ringan:
secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik, 4-6 : nyeri sedang:
lebih dari 7: nyeri berat: secara obyektif klien terkadang tidak dapat
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi (Wartonah, 2005) dalam Syaiful &
Rachmawan, (2014).
pada area sekitar luka jahitan, panjang jahitan 15 cm dengan 18 jahitan, tidak
terdapat nanah, balutan kering tidak ada rembesan,terdapat drain pada luka
berisi cairan darah 5 cc, jahitan tampak rapi. Kolor area sekitar luka pada
paha kanan terasa hangat. Dolor saat pengkajian pasien mengatakan nyeri
Fungsio laesa terdapat perubahan fungsi pada tangan kiri sebab pada lengan
ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi, terdapat luka
operasi sejak tanggal 07 Januari 2016. Penurunan kekuatan otot pada pola
ektremitas kiri atas yang terjadi pada Ny.S disebabkan adanya fraktur
humerus medial sinistra. Ini sesuai teori Brunner & Suddarth (2005) bahwa
ektremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
ambulasi didapat score 2 atau dibantu dengan orang lain, sedangkan aktivitas
seperti toileting dan berpindah didapat score 3 atau dibantu orang lain dan
alat.Ini sesuai teori menurut Wijaya & Putri (2013) pada pola aktifitas dan
keluarga.
pada lengan kiri, nyeri seperti tertusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri hilang
timbul dan saat digerakkan. Sesuai teori menurut Brunner & Suddart (2005)
bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid
disebabkan oleh kerusakan jaringan, sedangkan pada pola kognitif atau cara
ektremitas kiriatas (tangan kiri) terdapat riwayat operasi ORIF pada tanggal
diartikan sebagai stabilisasi tulang patah yang telah direduksi atau perbaikan
internal viksasi terhadap fraktur dengan kawat, sekrup, peniti plates batang
Sterdapat fraktur humerus medial sinistra, terpasang internal fiksasi (plate dan
Penurunan kekuatan otot yang terjadi pada Ny.S dapat dijelaskan bahwa
ektremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot
Suddarth 2005). Disamping itu pada area luka akan terjadi pembengkakan
lokal dan perubahan warna sesuai dengan teori Brunner & Suddarth (2005)
yang menjelaskan salah satu tanda dan gejala pada pasien fraktur adalah
hal ini sesuai dengan teori dimana pada pasien-pasien fraktur nyeri dirasakan
bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid
& Putri (2013) salah satu pemeriksaan penunjang pada pasien fraktur adalah
14.0 17.0 g/dl, sehingga pasien mendapatkan transfusi PRC (packed red
volume darah secara nyata, (Midian, 2014).Secara umum pemakaian PRC ini
berlangsung.
Januari 2016 sampai dengan hari Sabtu 09 Januari 2016 yaitu, Terapi medis
PRC (Packed Red Cell) 2 kolf berfungsi untuk menaikan Hb pasien tanpa
pengelolaan kasus pada hari kamis 06 Januari 2016 sampai dengan hari Sabtu
untuk pengganti cairan plasma isotonik yang hilang. Ketorolac dosis 30 mg/8
nyeri akut derajat sedang berat segera setelah operasi. Ranitidine 50 mg/12
jam golongan antasida fungsi pengobatan jangka tukak duedenum aktif, tukak
golongan anti bakteri fungsi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif
keluhan utama dan beberapa karakteristik yang muncul pada pasien. Dari
pengkajian pada Ny. S didapatkan keluhan utama nyeri pada paha kanan,
subyektif pasien mengatakan pasien nyeri pada lengan kiri, nyeri pada luka
83
Selain data subyektif juga didapatkan data objektif sebagai berikut pasien
(lengan kiri).
cidera fisik (post operasi fraktur humerus). Dimana sesuai teori nyeri akut
Association for the study of Pain):awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
cidera fisik (post operasi fraktur humerus) didasarkan pada pengkajian hasil
dilakukan operasi ORIF (plate dan screw) di 1/3 tengah os humerus kiri.
84
Terpasang drainage dengan tip terproyeksi disoft tissue regio humerus kiri 1/3
tengah.
didapatkan data sebagai berikut : rubor kemerahan pada area sekitar luka
balutan kering tidak ada rembesan,terdapat drainage pada luka berisi cairan
darah 5 cc, jahitan tampak rapi. Kolor area sekitar luka pada lengan kiri terasa
perubahan fungsi pada tangan kiri sebab pada lengan mengalami patah tulang,
pasien tidak mampu beraktivitas, digerak-gerakkan terasa nyeri. Hal ini sesuai
dengan teori dalam Brunner & Suddarth (2005) yang menyebutkan salah satu
warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang
mengikuti fraktur.
dan/ atau dermis yang dapat dilihat dari batasan karakteristik kerusakan
medikasi maupun perubahan turgor kulit Nurarif & Kusuma (2013). Sehingga
operasi fraktur humerus) didapatkan dari hasil pengkajian luka rubor, kolor,
ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi, terdapat luka
tubuh atau satu atau lebih ektremitas secara mandiri dan terarah
akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi fraktur humerus),
otot). Hal ini sesuai dengan teori Nasrul Effendy (1995) dalam Wijaya &
Putri (2013).
C. Perencanaan
perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang terlibat dalam asuhan
(Setiadi, 2012).
87
berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi fraktur humerus), yaitu
penurunan rasa nyeri, skala nyeri turun menjadi 1, pasien merasa nyaman,
penulis menyusun perencanaan anatara lain kaji status nyeri pasien dengan
nyeri pasien maka dalam mengkaji skala nyeri penulis menggunakan metode
menjadi factor prepitasi nyeri.Quality of pain : Seperti apa rasa nyeri yang
Region Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
pain) : Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala
mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat merubah persepsi
kognitif dan motivasi efektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat
mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau rasa nyeri stres fisik dan
jangka pendek myeri akut derajat sedang berat segera setelah operasi
(Midian, 2014).
kerusakan integritas kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil integritas kulit
luka / lesi pada kulit, perfusi jaringan baik, tidak ada tanda infeksi,
Intervensi yang kedua adalah bersihkan kulit agar tetap bersih dan kering
pada area kulit. Intervensi yang ketiga adalah anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang longgar terutama pada area luka operasi dengan
rasionalisasi mencegah nyeri akibat penggunaan pakaian yang ketat dan untuk
pada Ny.S adalah cefozolin 1 gr/8 jam dengan tujuan untuk pencegahan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif
(Midian, 2014).
melakukan aktivitas dengan aman dan mandiri dengan kriteria hasil pasien
meningkat dalam aktivitas fisik, pasien dapat memahami dan mengerti tujuan
dapat pasien lakukan. Intervensi yang kedua adalah latih pasien dalam
latihan Range of Motion aktif dan pasif untuk meningkatkan kekuatan otot,
masa otot dan tonus otot. Mobilisasi persendian dengan latiohan ROM
merupakan salah satu bentuk rehabilitasi yang dinilai masih cukup efektif
dalam menjaga sifat fisiologi dari jaringan otot dan sendi. Latihan ini dapat
terlentang, tidur miring, tidur tengkurap, duduk, berdiri atau posisi sesuai
keempat adalah kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi dengan
D. Implementasi
dengan agen cidera fisik (post operasi fraktur humerus), implementasi yang
nyeri padalengan kiri, nyeri saat digerak-gerakkan, nyeri pada area luka
operasi, seperti ditusuk tusuknyeri dirasakan pada lengan kiri pada area
operasi skala nyeri 5 (sedang) nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien tampak
menahan sakit jika ingin berganti posisi, pasien meringis kesakitan, pasien
kirinya.
92
Metode sesuai teori Nasrul Effendy (1995:2-3) dalam Wijaya & Putri
menjadi factor prepitasi nyeri.Quality of pain : Seperti apa rasa nyeri yang
Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar /
jauh rasa nyeri yang dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala nyeri / pasien
Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
Rachmawan (2014), teknik relaksasi nafas dalam terbukti sangat efektif untuk
menurunkan nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga sangat mudah dilakukan
membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-
waktu dan dapat digunakan dalam jangka waktu relatif lebih lama. sesuai
relaksasi nafas dalam ini selama 3 hari pengelolaan, dan selama 1 hari berikan
berikut pada hari pertama skala nyeri 5, hari kedua skala nyeri 3, hari ketiga
skala nyeri 2. Hal ini sesuai dengan teori dalam jurnal Syaiful & Rachmawan
yang santai (Perry & Potter, 2006). Dalam pengelolaan kasus ini setelah
dalam ketika nyeri muncul dalam 3 hari pengelolaan ini skala nyeri pasien
mengalami penurunan, hal ini sesuai dengan jurnal Syaiful & Rachmawan
(2014) bahwa teknik relaksasi nafas dalam efektif dalam menurunkan skala
jangka pendek nyeri akut derajat sedang berat segera setelah operasi
(Midian, 2014).
analgesik yang efektif, namun nyeri post operasi tidak dapat diatasi dengan
baik, sekitar 50% pasien tetap mengalami nyeri sehingga dapat mengganggu
cefozolin adalah untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan
(panas), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan fungsio laesa terganggu, ini
sesuai dengan teori Price, A dan L.Wilson (2006) yaitu sistem pertahanan
tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedik infeksi
dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada
kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam
bersih dan kering dimana pada Ny.S ganti balut dilakukan dua hari sekali
keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas
tak mampu bergerak/lumpuh total, misalnya jika tapak tangan dan jari
mempunyai skala 0 berarti tapak tangan dan jari tetap saja ditempatkansudah
oleh otot tersebut. Derajat 2 Dapat menggerakan otot atau bagian yang
lemah sesuai perintah misalnya tapak tangan disuruh telungkup atau lurus
bengkok tapi jika ditahan sedikit saja sudah tak mampu bergerak. Derajat 3
menggerakan tapak tangan dan jari. Derajat 4 Tangan dan jari dapat
Sering kali dengan keluhan nyeri, klien tidak mau melakukan mobilisasi
96
edukator dan motivator kepada klien sehingga klien tidak mengalami suatu
secara normal dan lengkap untuk meningkatkan masa otot dan tonus otot.
Tujuan Range of Motion (ROM) seperti teori Potter dan Perry, 2006
mendapatkan data sebagai berikut pada hari pertama keuatan otot 2, hari
kedua skala nyeri 3, hari ketiga skala nyeri 4. Hal ini sesuai dengan teori
dalam teori Potter dan Perry, (2006) dimana dalam setiap implementasi
aktivitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat
pasien untuk menilai tingkat kepuasan pasien pada pelayanan yang telah
post ORIF fraktur humerus medial sinistra dengan pemberian latihan ROM
aktif dan pasif yang diberikan selama 3 hari secara berturut turut didapatkan
hasil efektif terhadap peningkatan kekuatan otot dan fungsi gerak serta
pasien post op fraktur oleh Hendrik Damping 2012 di RSUP PROF. DR. R.D
Kandaou Manado terkait juga dengan teori bahwa kepuasan dapat diartikan
dalam hal ini latihan ROM aktif dan Pasif, prosedur serta sikap yang
E. Evaluasi
dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
Diagnosa yang pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
mengatakan nyeri, Provacate nyeri pada luka jahitan operasi, nyeri pada saat
paha kanan sampai lutut. Scale pasien mengatakan skala nyeri 5. Time nyeri
hilang timbul dan saaat digerakkan. Objektif keadaan pasien terlihat meringis
masalah belum teratasi karena belum sesuai dengan criteria hasil yang
diharapkan, klien masih terlihat meringis kesakitan, menahan nyeri, dan skala
pasien, berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri, ajarkan pasien
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi fraktur
sedikit berkurang, Provacate nyeri pada luka jahitan operasi, nyeri pada saat
paha kanan. Scale pasien mengatakan skala nyeri 3. Time nyeri hilang timbul
dan saat digerakkan. Objektif, keadaan pasien terlihat sedikit nyaman, tidak
kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri, ajarkan pasien untuk melakukan
nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi fraktur
kanan area operasi. Scale pasien mengatakan skala nyeri 2. Time nyeri hilang
timbul dan saat digerakkan. Objektif, keadaan pasien terlihat tenang, nyaman,
hasil yang diharapkan telah terpenuhi pasien terlihat nyaman, skala nyeri 2
tarik nafas dalam saat nyeri muncul saat dirumah, kolaborasi pemberian obat
Hasil dari setiap evaluasi per hari pasien mengalami penurunan skala
nyeri, hal ini sudah sesuai dengan jurnal Syaiful & Rachmawan (2014)
100
mengatakan terdapat luka operasi pada paha kanan, data objektif panjang luka
tidak ada nanah, terpasang drainage berisi darah 5 cc, area jahitan kemerahan.
gejala infeksi pada area insisi, bersihkan area jahitan dan lakukan ganti balut
pada interval waktu yang sesuai/ biarkan luka tetap terbuka tidak dibalut
subjektif pasien mengatakan terdapat luka operasi pada lengan kiri, data
objektif panjang luka jahitan 15 cm dengan jumlah jahitan 18, luka kering,
tidak ada rembesan, tidak ada nanah, terpasang drain berisi darah 5 cc lepas
drainage area luka kemerahan (rubor). Analisa masalah belum teratasi karena
kemerahan tanda dan gejala infeksi pada area insisi, bersihkan area jahitan
101
dan lakukan ganti balut pada interval waktu yang sesuai/ biarkan luka tetap
(advis dokter).
ada nanah drain sudah terlepas. Analisa masalah keperawatan teratasi karena
sudah sesuai criteria hasil yang diharapkan tidak ada tanda tanda infeksi tidak
pasien mengatakan tangan kiri terasa kaku habis operasi, saya takut untuk
pasien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, kekuatan otot ekstremitas kiri
atas 2. Analisa belum teratasi, tangan kiri pasien tampak kaku,kekuatan otot
Motion aktif dan pasif, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan, kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
102
Data subjektif pasien mengatakan tangan kiri terasa kaku untuk digerakkan,
duduk di tempat tidur,. Analisa belum teratas , tangan kiri pasien tampak
kiri atas 4. Analisa teratasi sebagian, tangan kiri pasien tampak sudah dapat
intervensi. Anjurkan pasien melaltih ROM pada eksteremitas kiri atas selama
dirumah.
kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan dalam hal ini pemberian
103
latihan ROM aktif dan pasif, disini penulis menyimpulkan pasien sangat puas
oleh latihan dan hasil yang didapatkan salama masa perawatan di rumah sakit
kepada teori Budiharto (2008), Kepuasan adalah tingkat rasa puas seseorang
total bukanlah hal yang mudah menyatakan bahwa kepuasan pelanggan total
implementasi dan evaluasi tentang pemberian latihan ROM aktif dan pasif
terhadap kepuasan pelayanan pasien pada asuhan keperawatan Ny. S dengan post
orif humerus medial sinistra di ruang mawar II RS Dr. Moewardi secara metode
A. KESIMPULAN
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
104
105
ditempat tidur, dan ambulasi didapat score 2 atau dibantu dengan orang
2. Diagnosa Keperawatan
prioritas adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post
3. Intervensi
(post ORIF fraktur humerus medial sinistra) adalah kaji status nyeri
pasien, berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan
posisi yang nyaman, ajarkan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam
kemerahan, bersihkan kulit agar tetap bersih dan kering, anjurkan pasien
operasi.
aktif dan pasif, ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan, kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
4. Implementasi
dengan post ORIF fraktur humerus medial sinistra adalah sesuai dengan
5. Evaluasi
pada Ny. S dengan post ORIF fraktur humerus medial sinistra adalah
6. Analisa
pasien post orif fraktur humerus medial sinistra yang biasanya tidak
B. SARAN
berikut :
DAFTAR PUSTAKA
AminHuda Nurarif, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nanda Nic-Noc
Harahap. I. A. 2011. Perilaku Nyeri, Fenomena Harian Yang Dihadapi Perawat, What We
Can Do? Dalam Evidance Based Dalam Praktik Pelayanan Keperawatan.
Prosiding. Medan: Fakultas Keperawatan USU.
Haryanti, K Dan Hadi, S. 2008. Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan Dan Mulai Konsumen
Dengan Kepuasan Konsumen. Semarang :Psikodimensia
Http://Www.Lontar.Ui.Ac.Id/File?File=Digital/20281386. Diakses Pada Tanggal
13 Desember 2015
Junadi, P. 2007. Survei Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit. Jakarta : Seminar Rspad Gatot
Subroto
Potter, P. A,.& Perry, A. G. 2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan
Praktek Volume2, Edisi 4. Egc. Jakarta
Price, Sylvia dan Wilson Lorraine, M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran . Jakarta: EGC.
Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Edisi Ketiga. Pt.Yarsif
Watampone. Jakarta
Setiadi. 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Graha Ilmu :
Jogjakarta
Sjamsuhidajat, R & Jong, W.D. 2010.Buku Ajar IlmuBedah, Edisi 2.Egc. Jakarta
Syaiful Y. & Rachmawan S. H. 2014.Efektifitas Relaksasi Nafa Dalam dan Distraksi Baca
Menurunkan Nyeri Pasca Operasi Pasien Fraktur Femur. 5(2):101-107.
Syamsuhidayat R. De Jong Wim, 2005.Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Wals. 2008.Distraksi dan Relaksasi Suatu Teknik Untuk Mengatasi Nyeri. Jakarta: Salemba
Medika, hal 112.