Professional Documents
Culture Documents
Merupakan jenis obat analgesik yang memiliki reaksi tubuh terhadap gangguan organ tubuh
(inflamasi) yang tidak terlalu kuat. Obat ini sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh
wanita hamil dan ibu menyusui.
Aspirin
Digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, demam, serta saat terjadinya suatu peradangan.
Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati serta mencegah apabila terjadi serangan
jantung, stroke ataupun rasa nyeri pada dada.
Beberapa merk dagang untuk aspirin antara lain, Arthritis Pain, Ascriptin Enteric, Aspir 81,
Aspir-Low, Bayer Aspirin, Bayer Childrens Aspirin, Bufferin, Easprin, Ecotrin, Ecpirin,
Fasprin, Halfprin, Miniprin, St. Joseph Aspirin.
Penggunaan Aspirin
Sebaiknya obat ini tidak diberikan pada anak-anak maupun remaja yang sedang terkena
demam, gejala flu, maupun cacar air, karena obat ini dapat menimbulkan efek samping yang
fatal bagi mereka. Seperti mereka akan mengalami syndrom reye, yaitu semcm penyakit
langka dimana cara kerjanya dengan mempengaruhi cara kerja otak dan hati.
Bagi pasien yang mengalami gangguan perdarahan pada usus, perdarahan hemofilia, maupun
penderita yang alergi terhadap NSAID, sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.
Pada wanita hamil, obat ini bisa mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi janin.
Yaitu gangguan pada jantung serta menurunnya berat badan saat lahir nantinya. Untuk itu
sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.
Bagi pasien yang mengalami gangguan asma, maag, penyakit hati, jantung, ginjal, hipertensi,
maupun polip, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Saat pasien menghentikan penggunaan aspirin, biasanya akan muncul beberapa gejala seperti
mengalami kebingungan, halusinasi, gangguan pernafasan, kejang,mual, muntah, atau sakit
perut yang parah, batuk darah atau muntah yang, demam, serta mengalami pembengkakan
pada bagian tertentu.
Ibuprofen
Merupakan salah satu anti inflamasi yang bekerja untuk mengurangi hormon penyebab
demam, peradangan dan nyeri pada tingkat ringan hingga sedang, seperti pada penderita sakit
kepala, sakit gigi, sakit punggung, arthritis, kram saat menstruasi, atau pada saat mengalami
cedera ringan.
Tentang Ibuprofen
Beberapa merk dagangnya antara lain, Advil, Genpril, Midol, Motrin, Nuprin.
Dosis penggunaan obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 4 hingga 6 jam.
Kontra indikasi :
Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi bypass
jantung, karena obat ini dapat mengancam jantung seperti terjadinya serangan jantung atau
stroke.
Bagi penderita yang memiliki sejarah penyakit jantung, stroke, gagal jantung, hipertensi,
maag, asma, gangguan hati, ginjal, polip, maupun gangguan perdarahan sebaiknya
menghubungi dokter sebelum mengkonsumsi obat ini, karena dapat mengakibatkan efek
serius pada perut atau usus, termasuk perdarahan.
Bagi wanita hamil dan menyusui, penggunaan ibuprofen selama 3 bulan dapat
membahayakan janin.
Efek samping :
Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini antara lain timbulnya ruam,telinga berdenging,
sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual, diare, sembelit, dan mulas.
Celebrex (celexocib)
Digunakan untuk mengurangi hormon penyebab radang dan nyeri pada tubuh, seperti
arthritis, ankylosing spondylitis, nyeri haid, serta polip pada usus.
Kontra indikasi :
Sebaiknya obat ini tidak digunakan sebelum maupun setelah menjalani operasi jantung,
karena obat ini dapat menimbulkan serangan jantung atau stroke.
Bagi penderita yang memiliki riwayat sejarah serangan jantung, stroke, penyakit jantung,
gagal jantung, tekanan darah tinggi, maag, gangguan hati , penyakit ginjal, epilepsi, asma,
polip, gangguan pembekuan darah, maupun yang alergi terhadap jenis NSAID seperti aspirin,
sulfa, dan yang lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya,
karena obat ini dapat mengakibatkan efek serius pada perut atau usus.
Begitu juga bagi wanita hamil, maupun menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter sebelum penggunaanya, karena dapat membahayakan kondisi janin.
Efek samping yang bisa ditimbulkan obat ini seperti timbulnya gatal-gatal, gangguan
pernafasan, terjadi pembengkakan (wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan), gangguan pada
perut ( seperti diare, kembung, sering buang gas), pusing, gugup, hidung meler atau
tersumbat, sakit tenggorokan, dan timbulnya ruam pada kulit.
Disclofenac
Digunakan sebagai obat penghilang rasa nyeri tigkat ringan hingga sedang, seperti gejala
osteoporosis, rheumatoid arthritis, dan kram saat menstruasi. Disclofenak dalam bentuk
serbuk atau biasa disebut cambia dapat digunakan sebagai obat migrain.
Merk dagang obat ini antara lain voltaren, cataflam, voltaren XR, Cambia, zipsor, zorvolex.
Dosis pemakaian obat ini adalah 100 hingga 200 mg/ hari dengan jangka pemberian obat 2
hingga 4 kali sehari stelah makan.
Kontra indikasi :
Bagi penderita dengan riwayat penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke,maag ,
gangguan hati, ginjal, asma, polip, gangguan perdarahan, ataupun bagi perokok, sebaiknya
penggunaan obat ini setelah berdiskusi dengan dokter
.Hal yang sama juga berlaku bagi wanita hamil dan menyusui. Karena penggunaan obat ini
bisa berakibat fatal bagi janin dan bayi yang disusui.
Efek samping : ulserasi, sensasi panas pada perut, kram, mual, gastritis, perdarahan
gastrointestinal, gangguan hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya ruam,
gangguan ginjal, telinga berdenging, Retensi cairan, pembekuan darah, serangan jantung,
hipertensi, dan gagal jantung.
Etodolac
Digunakan untuk mengurangi hormon yang menyebabkan peradangan dan rasa nyeri pada
tubuh misalnya akibat arthritis atau osteoarthritis.
Dosis yang dianjurkan untuk pemakaian obat ini adalah 200 hingga 400 mg setiap 6 hingga 8
jam setiap hari sehabis makan.
Kontra indikasi
Penggunaan etodolac sebelum / pasca operasi bypass jantung dapat meningkatkan risiko yang
dapat mengancam jiwa, seperti serangan jantung atau stroke.
Bagi penderita yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi, maag,
gangguan hati, asma, polip dan juga perokok, Etodolac bisa mengakibatkan meningkatnya
risiko pada perut atau usus, termasuk perdarahan atau perforasi (pembentukan lubang).
Pada wanita hamil dan menyusui, etodolak dapat mengganggu perkembangan janin, dan bayi.
Efek samping : ruam, telinga berdenging, sakit kepala, pusing, mengantuk, sakit perut, mual,
diare, sembelit, mulas, retensi cairan, sesak napas, retensi cairan, pembekuan darah, serangan
jantung, hipertensi, dan gagal jantung.
Indomethacin
Berfungsi sebagai prostglandin yaitu menghalangi aksi bahan-bahan kimia yang berbahaya
bagi tubuh.
Kontra indikasi :
Efek samping : Kemerahan dan rasa nyeri pada daerah bekas suntikan, alergi ( seperti ruam,
gatal-gatal, gangguan pernafasan, sesak di dada, pembengkakan mulut, wajah, bibir, atau
lidah), muntah darah, Warna urine dan tinja menjadi gelap, frekuensi buang air kecil
menurun, detak jantung lambat; memar, masalah berat badan.
Ketoprofen
Digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan yang terjadi pada tubuh akibat rheumatoid
arthritis atau osteoarthritis, dan juga kram saat menstruasi.
Kontra indikasi :
Efek samping : Sembelit, diare, pusing, mengantuk, sering buang gas, sakit kepala, mulas,
mual, gangguan pada perut.
Ketorolac
Digunakan untuk mengobati rasa nyeri pada tingkatan sedang hingga berat.
Kontra indikasi :
Nabumetone
Adalah sejenis NSAID yang juga memiliki fungsi untuk meredakan rasa nyeri dan
peradangan yang terjadi pada tubuh.
Gunakan obat ini sesuai dengan petunjuk dokter atau sesuai aturan pakai yang biasanya
tertera pada label obat.
Gejala umum yang biasa dialami antara lain : Sembelit, diare, pusing, mengantuk,sering
buang gas, sakit kepala, mulas, mual.
Terkadang pengguna akan mengalami reaksi alergi seperti ruam, gatal-gatal, gangguan
pernafasan, terjadi pembengkakan (mulut, wajah, bibir,lidah), gangguan produksi urine, nyeri
dada, merasa kebingungan, depresi, pingsan, detak jantung lebih cepat dari biasanya, demam,
menggigil, sakit tenggorokan, mengalami perubahan mental atau suasana hati, mati rasa pada
tangan atau kaki, mual, muntah , sesak napas, warna kulit atau mata menguning.
Naproxen
Jenis NSAID ini juga digunakan untuk mengurangi hormon penyebab nyeri dan peradangan
pada anggota tubuh, seperti nyeri akibat gejal arthritis, ankylosing spondylitis, tendinitis,
bursitis, asam urat, atau kram menstruasi.
Obat ini dapat memicu resiko terjadinya serangan jantung dan stroke. Untuk itu sangat
disarankan bagi penderita jantung, maupun seseorang yang baru saja melakukan operasi pada
jantung untuk menghindari pemakaian obat ini.
Bagi orang yang alergi terhadap obat ini sendiri maupun jenis NSAID lain seperti aspirin,
atau bagi orang-orang yang memiliki riwayat serangan jantung, stroke, tekanan darah tinggi,
maag, gangguan hati, ginjal, asma, polip, ataupun jika anda seorang perokok aktif, sebaiknya
melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Karena
obat ini dapat menyebabkan pendarahan pada bagian perut atau usus, yang bisa berakibat
pada kematian.
Bagi wanita hamil dan menyusui, mengkonsumsi naproxen di trimester akhir kehamilan bisa
membahayakn janin dalam kandungan.
Efek samping yang ditimbulkan :
Sama seperti jenis NSAID yang lainnya naproxen juga memiliki efek samping yang umum
terjadi seperti, gatal-gatal, gangguan pernafasan, pembengkakan ( pada wajah Anda, bibir,
lidah, dan tenggorokan), sakit perut, sakit perut, diare, sembelit, kembung, sering buang gas,
pusing, sakit kepala, gugup, penglihatan kabur, terjadi dering di telinga.
Oxaprozin
Obat ini digunakan untuk pengobatan penyakit rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan
arthritis, karena obat ini dapat menghalangi zat-zat yang dapat menimbulkan peradangan
dalam tubuh.
Obat ini tidak baik digunakan untuk seseorang yang alergi terhadap jenis obat itu sendiri
maupu jenis-jenis NSAID lainnya seperti ibuprofen dan celebrex, juga bagi wanita yang
sedang hamil maupun menyusui dan pasien yang baru saja menjalani operasi penyakit
jantung untuk itu diperlukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum
mengkonsumsi obat ini.Adapun efek samping yang umum terjadi dari pemakaian oxaproxin
antara lain : pengguna bisa mengalami Sembelit, diare, pusing, mengantuk, seringnya buang
gas, sakit kepala, mulas, dan mual. Obat ini juga dapat meningkatkan resiko penyakit jantung
dan gangguan pembuluh darah yang serius. Selain itu, oxaproxin juga dapat meningkatkan
resiko penyakit maag.
Piroxican
Obat ini digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan pada tahap ringan hingga sedang,
seperti pada gejala artritis, pembengkakan, kaku dan nyeri pada otot.
Cara kerjanya adalah dengan menghambat prostlaglandin dalam tubuh. Dosis penggunaan
piroxican pada umumnya adalah 10 hingga 20 mg perharinya.
Wanita yang sedang hamil dan menyusui. Pada wanita yang sedang merencanakan
kehamilan, piroxican dapat berakibat mengurangi tingkat kesuburan anda.
Bagi seseorang yang memiliki riwayat gangguan lambung, usus, asma, gangguan hati, ginjal,
penyakit jantung, hipertensi, gangguan penglihatan, penggumpalan darah, serta yang alerdi
terhadap anti inflamasi jenis lainnnya seperti ibuprofen dan aspirin, sebaiknya melakukan
konsultasi pada dokter sebelum menggunakan obat ini.
Efek samping yang ditimbulkan : kembung, nyeri ulu hati, diare, sakit kepala, demam, dan
gejala flu.
Salsalate
Obat ini digunakan untuk mengobati demam, nyeri, serta peradangan pada tubuh. Obat ini
memiliki efek yang kuat seperti halnya aspirin dalam mengurangi peradangan, tetapi obat
ini tidak berpengaruh pada pembekuan darah dari aspirin.
Jenis penyakit yang dapat diobati dengan salsalate antara lain : heumatoid arthritis,
osteoarthritis, peradangan dan nyeri akibat cedera jaringan lunak, tendinitis, dan bursitis.
Dosis umum penggunaan obat ini adalah 3000 mg perhari yang diberikan selama 2 sampai 4
kali.
Peringatan pemakaian :
Jangan mengkonsumsi obat ini saat anda mengkonsumsi alkohol, karena dapat meningkatkan
resiko sakit maag
Bagi wanita menyusui, sebaiknya jangan mengkonsumsi obat ini karena dapat
mengakibatkan efek buruk bagi bayi
Efek samping yang umumnya terjadi atas penggunaan salsalate adalah gangguan
pencernakan, dan tinnitus (telinga berdengiing). Efek lain yang mungkin timbul yaitu : sakit
perut, kram, mual, muntah, gangguan pada hati, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, ruam,
gangguan ginjal, vertigo, pembekuan darah, serangan jantung, hipertensi (tekanan darah
tinggi), dan gagal jantung.
Sulindac (clinoril)
Sama seperti jenis NSAID lain, sulindac juga berperan untuk mengatasi rasa nyeri, nyeri dan
peradangan yang dsebabkan oleh rheumatoid arthritis, ankylosing spondylitis, arthritis gout,
osteoarthritis. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati peradangan yang terjadi pada
jaringan lunak seperti tendinitis dan bursitis.
Dosis penggunaan obat ini adalah 150 hingga 200 mg perhari yang diberikan selama 2 kali
sehari sehabis makan. Batas maximal konsumsi obat ini adalah 400 mg/ hari.
Bagi pasien dengan riwayat penyakit asma, dan alergi seperti gatal-gatal, atau alergi terhadap
jenis obat-obatan lain, penderita ulkus peptikum (gangguan fungsi ginjal), obat ini sebaiknya
dihindari. karena dapat memperburuk kondisi pasien seperti Retensi cairan, pembekuan
darah, serangan jantung, hipertensi.
Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari pemakaian obat ini.
Sama seperti efek samping antibiotik, jenis obat ini dapat menyebabkan gangguan
pencernakan (seperti gangguan pada lambung dan usus kecil), nyeri perut, kram, mual,
peradangan selaput lendir pada lambung (gastritis), perdarahan gastrointestinal, gangguan
hati, lemah, pusing, timbulnya ruam, gangguan ginjal, telinga berdenging.
Tolmetin
Merupakan sejenis anti inflamasi NSAID yang berguna untuk pengobatan demam, nyeri, dan
peradangan seperti pada gejala rheumatoid arthritis, arthritis juvenile, atau osteoarthritis.
Penggunaan Tolmetin :
Dosis yang dianjurkan untuk jenis obat ini adalah 200 hingga 600 mg perhari selama tiga kali
minum setelah makan. Dosis maximum adalah 1800 mg perhari.
Penggunaan tolmetin pada pasien yang sedang mengkonsumsi jenis obat-obatan antikoagulan
dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan. Begitu juga bagi pasien yang memakai
lithium atau methotrexate, dapat mengembangkan kadar racun obat itu sendiri.
Pencampuran penggunaan tolmetin dengan valsartan, losartan, irbesartan atau angiotensin
converting enzyme inhibitor, kaptopril pada lansia yang mengalami gangguan fungsi ginjal
dapat menyebabkan berkurangnya fungsi ginjal yang akhirnya bisa mengakibatkan gagal
ginjal.
Wanita hamil dan ibu menyusui sebaiknya menghindari penggunaan obat ini.
Efek samping yang umumnya terjadi pada pasien yang menggunakan obat ini adalah
gangguan pencernakan, nyeri perut, kram, mual, gastritis, perdarahan gastrointestinal,
gangguan hati, terjadi ulserasi lambung, tinja berwarna hitam, lemah, pusing, munculnya
ruam, telinga berdenging.
2. Acethaminophen (paracetamol)
Merupakan jenis obat-obatan yang paling sering dikonsumsi masyarakat, yaitu untuk
meredakan rasa nyeri dan demam. Penggunaan analgesic ini antara lain untuk pengobatan
sakit kepala, nyeri otot, arthritis, sakit punggung, sakit gigi, pilek, dan juga demam.
Sebaiknya obat ini digunakan selain untuk pasien dengan gangguan fungsi hati dan juga
pengonsumsi alkohol. Penggunaan obat ini untuk wanita yang sedang hamil, ibu menyusui,
dan anak-anak dibawah 2 tahun, harus sesuai dengan petunjuk dokter.
Obat ini biasanya digunakan untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh infeksi
atau yang lainnya. Selain itu, obat ini juga bisa meredakan rasa nyeri pada tingkat rendah
hingga sedang. Analgesik ini bekerja langsung pada pusat pengatur panas tubuh di
hipotalamus.
Adapun beberapa merk dagang dari acethaminophen antara lain paracetamol, sanmol, pamol,
fasidol, panadol, itramol, dan masih banyak lagi.
3. Kodein
Merupakan sejenis obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri pada stadium sedang
hingga berat. Selain itu obat ini juga berguna untuk meredakan batuk, diare, dan iritasi.
Kodein sendiri merupakan salah satu jenis narkotika, karena saat berada pada saluran
pencernakan (hati), fungsi obat ini akan diubah ke bentuk aslinya yaitu morfin.
Bentuk tampilan obat ini biasanya pil dan cairan. Dalam dunia kesehatan pemakaiannya biasa
digabungkan dengan jenis analgesik lainnya seperti aspirin, ibuprofen, acethaminophen, dan
juga kafein.
Euforia
Gatal-gatal
Mual
Muntah
Mengantuk
Mulut terasa kering
Hipotensi
Sulit buang air kecil
Depresi
Sembelit
Bila over dosis, bisa mengakibatkan gangguan saluran pernafasan
Kecanduan jika digunakan dalam jangka panjang.
Bila penggunaan dihentikan, pasien biasanya akan mengalami withdrawal syndrome, yaitu
gelisah dan berkeringat.
Antalgin
Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi
yaitu:
Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
Nyeri karena tumor atau kolik.
Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain.
Kontra Indikasi:
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi <
3 bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
Dosis:
Oral
Dewasa: 500 1000 mg 3 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 500 mg 3 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram
untuk 6 12 tahun).
Parental
500 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok.
Perhatian:
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah
atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman.
Efek Samping:
Infeksi lambung, hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.
Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.
Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
Interaksi Obat:
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
Penggunaan pada anak:
Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg).
Jenis: Tablet
Dexamethasone 0,5 mg
Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai
perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg
hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Kontra Indikasi:
Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex pada mata;
tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi yang
dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
Komposisi:
Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung:
a. Dexamethasone .. 0.5 mg.
b. Dexamethasone .. 0.75 mg.
Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung:
Dexamethasone Sodium phosphat .. 5 mg.
Efek Samping:
Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti
kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.
Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan
beberapa glucocorticoid lainnya.
Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Dosis:
Dewasa:
Oral: 0.5 mg 10 mg per hari
(rata-rata 1.5 mg 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg 40 mg per hari
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Perhatian:
Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi
dengan mengurangi dosis secara bertahap.
Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan
chirrhosis.
DIVOLTAR
Indikasi:
Penyakit reumatik inflamatoar dan degeneratif: artritis reumatoid, termasuk bentuk juvenil,
ankilosing, osteoartritis, dan penyakit priai akut.
Kelainan muskulo-skeletal akut: periatritis, tendinitis, tenosinovitis, bursitis, salah urat dan
dislokasi.
Menghilangkan/mengurangi rasa nyeri dan inflamasi nonreumatik.
Kontra Indikasi:
Ulkus peptikum atau perdarahan saluran cerna.
Hipersensitivitas terhadap diklofenak.
Penderita asma yang mengalami serangan asma, urtikaria atau rinitis akut bilamendapat
asetosal atau obat-obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.
Komposisi:
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diklofenak natrium 25 mg atau 50 mg
Farmakologi:
DIVOLTAR adalah obat antiinflamasi nonsteroid dengan struktur kimia yang baru (suatu
derivat asam asetat). Obat ini mempunyai sifat antiinflamasi, analgesik dan antipiretik yang
kuat. Seperti obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, DIVOLTAR merupakan penghambat
prostaglandinsintetase.
Sebagai tablet salut enterik, DIVOLTAR hancur dan melarut langsung dalam usus halus,
dimana diklofenak diabsorpsi dengan cepat. Dengan demikian, iritasi lambung dikurangi.
Diklofenakmengalami metabolisme lintasan pertama dalam hati. Kadar puncak dalam plasma
akan dicapai setelah 1 4 jam. Obat ini 99.7% terikat pada protein plasma dan waktu paruh
eliminasinya 1 2 jam. Diklofenak dimetabolisme hampir sempurna dalam hati, ekskresi
obat yang utuh melalui ginjal kurang dari 1%.
Dosis:
Dewasa:
Dosis awal 75 150 mg sehari, dibagi dalam 2 3 dosis.
Untuk terapi jangka panjang, dosis biasanya 75 100 mg sehari.
Anak 1 tahun atau lebih
1 3 mg/kg sehari, dibagi dalam 2 3 dosis.
Tablet harus ditelan seluruhnya sewaktu makan atau setelah makan.
Penyimpanan:
Lindungi dari cahaya.
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celsius).
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jenis: Tablet
Natrium Diklofenak
Indikasi:
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing
spondilitis.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau
alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA lain.
Penderita tukak lambung.
Komposisi:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 25 mg.
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 50 mg.
Efek Samping:
Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan,
diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak lambung,
pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia,
agranulositosis).
Interaksi Obat:
Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC diklofenak.
Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin dan litium
sehingga meningkatkan toksisitasnya.
Diklofenak menurunkan aktivitas obat-obatan diuretik.
Kemasan:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Sanmol
Indikasi:
Sanmol diindikasikan untuk meringankan raa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi dan
menurunkan demam
Kontra Indikasi:
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
Hipersensitif terhadap paracetamol
Deskripsi:
N/A
Jenis: Tablet
Sanmol Syrup
Indikasi:
SANMOL diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi,
menurunkan demam yang menyertai influenza dan demam setelah imunisasi.
Kontra Indikasi:
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
Hipersensitif terhadap paracetamol
Komposisi:
Tiap 5 ml mengandung Paracetamol 120mg.
Farmakologi:
SANMOL mengandung Paracetamol yang bekerja sebagai nalgesik, bekerja dengan
meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung
pada pusat penghantar panas di hipotalamus.
Efek Samping:
Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.
Reaksi hipersensitivitas.
Perhatian:
Jenis: Fls
SUMAGESIC
Indikasi:
SUMAGESIC ideal untuk menyembuhkan rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit gigi, sakit
pada otot dan persendian, rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan sakit karena trauma ringan
dan tindakan pembedahan. Juga ideal untuk menurunkan demam yang menyertai flu, masuk
angin, tonsilitis, tuberkulosis dan infeksi-infeksi lainnya.
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Setiap tablet mengandung:
Asitominofen 600 mg
Sumagesik mengandung dosis optimum yang efektif dari 600 mg asetaminofen. Pada dosis
ini, asetaminofen menyembuhkan rasa sakit sebanding dengan penyembuhan oleh 600 mg
asam asetilsalisilat dan 60 mg kodeina tanpa efek samping dari obat-obat tersebut.
SUMAGESIC menyembuhkan rasa sakit dengan cara bekerja pada pusat rasa sakit dalam
otak dan mencegah timbulnya rangsangan rasa sakit pada tempat-tempat bersangkutan.
SUMAGESIC juga menurunkan demam dengan cara mempengaruhi pusat pengatur suhu
dalam otak untuk menurunkan panas dengan jalan mengeluarkan peluh. Khasiat
antipiretiknya hampir dua puluh lima kali lebih hebat daripada aspirin. SUMAGESIC lebih
manjur dan bekerja lebih cepat daripada asam asetilsalisilat sebagai antipiretik.
SUMAGESIC adalah analgetik-antipiretik pilihan utama bagi penderita yang peka terhadap
asam asetilsalisilat dan obat-obatan sejenis. SUMAGESIC dua kali lebih aman daripada asam
asetilsalisilat dan jauh lebih aman dibandingkan dengan obat-obat analgetik-antipiretik
lainnya. SUMAGESIC tidak menyebabkan iritasi lambung, karenanya dapat diberikan
dengan aman kepada penderita-penderita hiperasiditas (pengeluaran asam lambung yang
berlebihan), tukak lambung dan gastritis (radang pada lambung).
Aturan Pakai:
(3 4 kali sehari)
Anak-anak . 1/4 1/2 tablet
Dewasa . 1 tablet
Atau menurut petunjuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25 30 derajat Celsius.
Jenis: Tablet
Thrombophop Gel
Indikasi:
Flebitis permukan, dengan atau tanpa pembentukan gumpalan-gumpalan. Penyumbatan
pembuluh balik yang berlebihan.gangguan-gangguan olah raga dan kecelakan-kecelakan
seperti memar, bengkak, keseleo, dan sebagainya.Tendovaginitis, tendosynovitis. Kejang
betis, Furunculosis dan bengkak-bengkak.
Kontra Indikasi:
N/A
Deskripsi:
Thrombophop gel adalah suatu bentuk baru dalam terapi heparin sodium untuk kulit. Heparin
dapat mencegah pembekuan darah dan membantu proses fibrinolisa. Mikrotrombi (butir-butir
bekuan darah) yang terdapat disekitar kulit dapat diserap lebih cepat. heparin juga berkhasiat
sebagai anti-radang, sehingga dapat menyembuhkan bengkak dan mehilangkan rasa nyeri.
obat ini menurunkan ketegangan otot-otot pembuluh darah, sehingga melancarkan peredaran
darah.
Jenis: Tube
Kontra Indikasi:
Ulkus peptikum
Reaksi hipersensitif terhadap diclofenac
Bila aspirin atau obat anti-inflamasi diketahui menimbulkan asma, urtikaria, atau rinitis,
maka VOLTADEX tidak boleh diberikan.
Komposisi:
VOLTADEX 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac sodium 25 mg
VOLTADEX 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac sodium 50 mg
Farmakologi:
VOLTADEX adalah turunan asam fenil asetat yang memiliki khasiat antirematik, anti-
inflamasi, antipiretik, dan analgetik.
Dosis:
25 mg 50 mg, 3 kali sehari.
Untuk pengobatan jangka panjang cukup dengan dosis 75 100 mg sehari.
Dosis sehari jangan melebihi 150 mg.
Anak-anak umur 6 tahun atau lebih: 1 3 mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi.
Tablet harud ditelan utuh pada waktu atau sesudah makan.
Efek Samping:
Pada umumnya VOLTADEX ditoleransi dengan baik dalam tubuh.
Efek samping yang paling sering terjadi adalah gangguan saluran cerna, selain itu dapat pula
timbul sakit kepala, mual, muntah, kembung, sukar tidur, ruam kulit, dan pruritus. Tetapi efek
samping tersebut akan hilang sendiri berangsur-angsur tanpa menghentikan penggunaan
VOLTADEX.
Kalium Diklofenak
Indikasi:
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi kondisi akut sebagai berikut:
Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau
tenggorokan, misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum,
penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.
Kontra Indikasi:
Tukak lambung
Hipersensitif terhadap zat aktif]
Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak
dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut
ditimbulkan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas
menghambat prostaglandin sintetase
Komposisi:
Kalium Diklofenak 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 25 mg
Kalium Diklofenak 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg
Farmakodinamik
Kalium diklofenak adalah suatu zat anti inflamasi non steroid dan mengandung garam kalium
dari diklofenak. Pada kalium diklofenak, ion sodium dari sodium diklofenak diganti dengan
ion kalium. Zat aktifnya adalah sama dengan sodium diklofenak. Obat ini mempunyai efek
analgesik dan antiinflamasi. Tablet kalium diklofenak memiliki mula kerja yang cepat.
Penghambatan biosintesa prostaglandin, yang telah dibuktikan pada beberapa percobaan,
mempunyai hubungan penting dengan mekanisme kerja kalium diklofenak. Prostaglandin
mempunyai peranan penting sebagai penyebab dari inflamasi, nyeri dan demam. Pada
percobaan-percobaan klinis Kalium Diklofenak juga menunjukkan efek analgesik yang nyata
pada nyeri sedang dan berat. Dengan adanya inflamasi yang disebabkan oleh trauma atau
setelah operasi, kalium diklofenak mengurangi nyeri spontan dan nyeri pada waktu bergerak
serta bengkak dan luka dengan edema. Kalium diklofenak secara in vitro tidak menekan
biosintesa proteoglikan di dalam tulang rawan pada konsentrasi setara dengan konsentrasi
yang dicapai pada manusia.
Dosis:
Dewasa:
Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-150 mg sehari.
Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75-100 mg
sehari pada umumnya mencukupi.
Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali
Anak-anak:
Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak.
Ketepatan diagnosa dan pengawasan yang ketat harus dilakukan pada pasien-pasien
dengan gejala gangguan saluran pencernaan, pasien yang mempunyai riwayat tukak lambung,
dengan ulkus kolitis, atau pasien dengan penyakit Crohn, juga pada pasien yang menderita
gangguan hati yang berat.
Bila terjadi perdarahan saluran pencernaan atau ulkus pada pasien yang menerima kalium
diklofenak, obat ini harus dihentikan.
Karena prostaglandin penting untuk mempertahankan aliran darah pada ginjal, perhatian
khusus harus diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi jantung atau ginjal, pasien yag
diobati dengan diuretik, dan pada pasien dengan extracellular volume depletiondari
berbagai sebab,misalnya pada fase peri atau sesudah operasi dari operasi bedah yang besar.
Walaupun jarang, apabila timbul tukak lambung atau perdarahan lambung selama masa
pengobatan dengan kalium diklofenak , obat harus segera dihentikan.
Pada pasien dengan usia lanjut perhatian harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip
pengobatan kedokteran. Khususnya direkomendasikan untuk menggunakan dosis efektif
terendah pada pasien tua yang lemah atau dengan berat badan rendah. Seperti halnya dengan
antiinflamasi non steroid lainnya, kenaikan satu atau lebih enzim hati mungkin terjadi dengan
kalium diklofenak.
Pemantauan fungsi hati diindikasikan sebagai tindakan pencegahan. Jika test fungsi hati
yang abnormal tetap atau menjadi lebih buruk, dan jika tanda-tanda klinis atau gejala-gejala
tetap dengan berkembangnya penyakit hati atau jika terjadi manifestasi lainnya (misalnya
eosinofilia, ruam, dsb) kalium diklofenak harus dihentikan. Hepatitis mungkin terjadi tanpa
gejala-gejala prodromal.
Pengobatan dengan kalium diklofenak untuk indikasi seperti tersebut di atas biasanya
hanya untuk beberapa hari. Tetapi bila berlawanan dengan rekomendasi untuk pemakaiannya
dimana kalium diklofenak diberikan untuk jangka waktu lama, sebaiknya seperti halnya obat-
obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktivitas yang tinggi lainnya, dilakukan
hitung darah.
Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, reaksi alergi termasuk reaksi
anafilaktik/anafilaktoid, dapat juga terjadi walaupun tanpa pernah terpapar dengan obat ini
sebelumnya.
Jenis: Tablet
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Setiap kapsul mengandung ekstrak berkhasiat:
Zingiberis rhizoma 12,5 mg,
Recrofracti fructus 10 mg,
Zingiber aromaticum rhizoma 12,5 mg,
Myristicae semen 12,5 mg,
Curcuma domestica rhizoma 20 mg,
Panax gingseng 10 mg,
Bupleurum falcatum 25 mg,
Royall jelly 5 mg,
Menthae folia 5 mg.
Terbuat dari kombinasi tanaman berkhasiat. Mengandung Bupleurum Falcatum yang dikenal
pada pengobatan tradisional china untuk meredakan nyeri.
Aturan Pakai:
Dewasa dan anak diatas 12 tahun minum 1-2xsehari 2 kapsul.
Sebaiknya diminum sebelum tidur.
Anjuran:
Istirahat yang cukup
Jenis: Kapsul
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap komponen obat-obat.
Deskripsi:
Heparin adalah suatu antikoagulan yang dapat mencegah terbentuknya gumpalan-gumpalan
dalam darah dan membatu mencegah pembekuan darah yang telah terbentuk.
Jenis: Tube
TRAMADOL
Indikasi:
TRAMADOL diindikasikan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat,
seperti tersebut di bawah ini:
Nyeri akut dan kronik yang berat.
Nyeri pasca bedah.
Kontra Indikasi:
Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP
lainnya.
Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO).
Penderita yang hipersensitif terhadap TRAMADOL.
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Tramadol Hidroklorida.50 mg
Cara Kerja Obat:
TRAMADOL adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
TRAMADOL mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga
menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL
menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap
rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
Efek Samping:
Sama seperti umumnya analgesik yang bekerja secara sentral, efek samping yang dapat
terjadi: mual, muntah, dispepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit
kemerahan, mulut kering dan sakit kepala.
Meskipun TRAMADOL berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang terbukti
insidens ketergantungan setelah penggunaan TRAMADOL, ringan.
Perhatian:
Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan tekanan
intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus; karena
dapat meningkatkan resiko kejang atau syok.
Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan TRAMADOL dikombinasi
dengan obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang dianjurkan.
TRAMADOL tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat. Meskipun
termasuk agonis opiat, TRAMADOL tidak dapat menekan gejala putus obat, akibat
pemberian morfin.
TRAMADOL sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar
diperlukan.
0,1% TRAMADOL diekskresikan melalui ASI (Air Susu Ibu).
TRAMADOL dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan
mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin.
Lama pengobatan
Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan, oleh karena itu dokter
harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh diberikan lebih lama daripada yang
diperlukan.
Interaksi Obat:
Penggunaan TRAMADOL bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP (seperti:
tranquillizer, hipnotik), dapat meningkatkan efek sedasinya.
Penggunaan TRAMADOL bersama dengan tranquillizer juga dapat meningkatkan efek
analgesiknya.
Dosis:
Seperti halnya obat-obat analgesik, dosis harus diatur sesuai dengan beratnya rasa sakit dan
respon klinis dari penderita.
Dosis untuk dewasa dan anak berumur di atas 14 tahun:
Dosis tunggal: 1 kapsul.
Dosis perhari: hingga 8 kapsul.
Apabila sakit masih terasa, dapat ditambahkan dosis tunggal kedua 1 kapsul TRAMADOL
lagi, setalah selang waktu 30 60 menit.
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, perlu dilakukan penyesuaian dosis.
Kemasan:
Dus isi 5 strip @ 10 kapsul.
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
I.PENDAHULUAN
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-
obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang
signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama.
Interaksi obat dan efek samping obat perlu mendapat perhatian. Sebuah studi di Amerika
menunjukkan bahwa setiap tahun hampir 100.000 orang harus masuk rumah sakit atau harus
tinggal di rumah sakit lebih lama daripada seharusnya, bahkan hingga terjadi kasus kematian
karena interaksi dan/atau efek samping obat. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering
mendapat terapi dengan polifarmasi (6-10 macam obat) karena sebagai subjek untuk lebih
dari satu dokter, sehingga sangat mungkin terjadi interaksi obat terutama yang dipengaruhi
tingkat keparahan penyakit atau usia.
Interaksi obat secara klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas dan/atau
pengurangan efektivitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan
batas keamanan yang sempit (indeksterapi yang rendah), misalnya glikosida jantung,
antikoagulan dan obat-obat sitostatik. Selain itu juga perlu diperhatikan obat-obat yang biasa
digunakan bersama-sama.
Terdapat 2 tipe interaksi obat yaitu secara farmakokinetika dan
farmakodinamika. Farmakokinetik : Apayang dilakukan tubuh terhadap obat, salah satu obat
dapat mengubah konsentrasi yang lain dengan mengubah penyerapan, distribusi,
metabolisme, atau ekskresi-Biasanya (tapi tidak selalu) dimediasi oleh sitokrom P450 (CYP)
. Farmakodinamik :Terkait dengan efek obat pada tubuh. Satu jenis obat memodulasi efek
farmakologis obat lain: aditif, sinergis, atau antagonis.
Kombinasi sinergis, efek farmakologis lebih besar dari penjumlahan 2 obat, interaksi yang
menguntungkan: aminoglikosida+penisilin-Berbahaya: barbiturat+alkohol.
Antagonisme, efek farmakologis lebih kecil dari pada penjumlahan 2 obat,
interaksi yang menguntungkan: naloksondiopiat overdosis. Interaksi yang
berbahaya:AZT+stavudine.
Aditivitas, efek farmakologis sama dengan penjumlahan dari 2 obat, interaksi
yang menguntungkan: aspirin+acetaminophen, interaksi yang berbahaya: neutropenia dengan
AZT+gansiklovir.
II. PENGERTIAN
Analgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering
mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat
yang kita minum biasanya mengandung analgesic atau pereda nyeri.
Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan alterasi mekanis dalamj
aringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon
utama system kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.Radang terjadi saat suatu mediator
inflamasi (misal terdapat luka) terdeteksi oleh tubuh kita.Lalu permeabilitas sel di tempat
tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat inflamasi. Terjadilah pembengkakan.
Kemudian terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah perifer sehingga aliran darah
dipacu ke tempat tersebut. Akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah
putih sebagai pasukan pertahanan tubuh kita. Inflamasi distimulasi oleh factor kimia
(histamin, bradikinin,serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang
berperan sebagai mediator radang di dalam system kekebalan untuk melindungi jaringan
sekitar dari penyebaran infeksi.
Radang sendiri dibagi menjadi 2, yaitu:
Inflamasi non imunologis : tidak melibatkan system imun (tidak ada reaksi alergi)
misalnya karena luka, cederafisik, dsb.
Inflamasi imunologis : Melibatkan system imun, terjadi reaksi antigen-antibodi.
Misalnya pada asma.
Prostaglandin merupakan mediator padainflamasi yang menyebabkan kita merasa perih,
nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah satu donator penyebab nyeri kepala
primer.
Di membrane sel terdapat phosphatidylcholine dan phosphatidylinositol. Saat terjadi luka,
membrane tersebut akan terkena dampaknya juga. Phosphatidylcholine dan
phosphatidylinositol diubah menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat nantinya bercabang
menjadi dua: jalur siklooksigenasi (COX) dan jalur lipooksigenase.
Padajalur COX ini terbentuk prostaglandin dan thromboxanes. Sedangkan pada jalur
lipooksigenase terbentuk leukotriene.
Prostaglandin: mediator inflamasi dan nyeri. Juga menyebabkan vasodilatasi dan
edema (pembengkakan)
Thromboxane: menyebabkan vasokonstriksi dan agregasi (penggumpalan) platelet
Leukotriene: menyebabkan vasokontriksi, bronkokonstriksi
Meningkatkan kadar
obat dan resiko toksik
dari obat AIS
DAFTAR PUSTAKA
ISO 2011-2012
Richard, Harkness. (1989). Informasi Obat. Diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan
MathildaB.Widianto. Bandung: Penerbit ITB.
Tatro DS (Ed.) .(1992).Drug Interaction Facts. J.B. Lippincott Co. St. Louis
Tatro, D. (2009). Drug Interaction Facts. The authority on drug interactions.
TUGAS FARMAKOLOGI
OBAT ANALGETIK
Dosen Pembimbing : Wahyudi, S.Farm.Apt
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikantugas makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa pula kami ucapkanterimakasih
kepada dosen pembimbing kami, Bapak Wahyudi, S.Farm.,Apt yang telah memberikan ilmu
dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai efek samping dan
cara mengatasi uterotonika, serta akan membahas mengenai obat anti perdarahan. Kami
selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
dipergunakan dengan baik dalam perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya
makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada mulanya farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat yang meliputi
sejarah, sumber, sifat - sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan biokimiawi,
mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat
untuk terapi dan tujuan lain. Dewasa ini didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-
sifat kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka. Atau Ilmu yang
mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup.
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan
untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat
tradisional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian obat analgetik?
2. Apa macam-macam obat analgetik?
3. Bagaimana cara kerja obat analgetik?
4. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi obat analgetik?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari obat analgetik
2. Untuk mengetahui mcam-macam obat analgetik
3. Untuk mengetahui cara kerja obat analgetik
4. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari obat analgetik
BAB II
PEMBAHASAN
b. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai
analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik,
parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati
analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak
menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi
meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada
protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek
samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain
terhadap mukosa lambung.
c. asam mefenamat
Indikasi
Sebagai analgesic, sebagai anti-inflamasi,
Kontraindikasi
Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan
pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian klinis menyimpulkan bahwa penggunaan selama
haid mengurangi kehilangan darah secara bermakna.
d. Ibuprofen
Indikasi
Bersifat analgesic dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat.
Kontraindikasi
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui karena ibuprofen
relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesic.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analgetik yaitu obat anti nyeri. Mekanisame kerja menghambat sintase PGS di tempat
yang sakit/trauma jaringan.
Karakteristik :
1. Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
2. Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3. Tidak mempengaruhi pernapasan
4. Gunanya untuk nyeri sedang, contohnya: sakit gigi
Macam - macam Analgetik :
1. Analgetik Opioid/analgetik narkotika
2. Obat Analgetik Non-narkotik
B. SARAN
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu waktu,
pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah
ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang bersifat membangun kepada
semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut
sesuai dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi
batasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Priyanto, Apt, M. Biomed. 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan
Keperawatan. Liskonfi. Jawa Barat
BAB II
PEMBAHASAN
c. Reaksi obat
Penggunaan obat aspirin dapat menimbulkan reaksi alergi. Reaksi dapat berupa asma
bronkial hingga mengakibatkan syok.
d. Alergi obat, gatal-gatal, pusing, mual muntah, dan nyeri ulu hati.
Kontraindikasi :
Tidak boleh digunakan pada penderita dengangangguan fungsi hati berat, hipersensitif
terhadap paracetamol. Hipersensitif terhadap paracetamol dan defisiensi glucose-6 fosfat
dehidrogenase.
Peringatan dan Perhatian :
Pemberian harus berhati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal serta penggunaan jangka
lama pada pasien anemia
Jangan melampaui dosis yang disarankan
Harap ke dokter bila gejala demam belum sembuh dalam waktu 2hari atau rasa sakit tidak
berkurang selama5 hari.
Efek samping dari obat parasetamol adalah
Efek samping jarang terjadi antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada
penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis 6 gram
mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversibel. Dosis besar menyebabkan kerusakan
fungsi hati.Wanita hamil dapat menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi
walaupun mencapai air susu ibu. Dosisnya itu sendiri melalui :
a. Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada gangguan kronis maksimum
2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x 10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4
tahun 120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-360mg, 4-6x sehari.
b. Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram. Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x
120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3 x 0,5 g.
Cara penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, dapat terlindung dari cahaya.
2. Asam Asetilsalisilat
Nama dagang : asetosal, Aspirin, Cafenol, Naspro
Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling banyak digunakan di
dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat. Komposisi dari obat asam asetilsalisilat yaitu
tiap tablet mengandung asam asetilsalisilat 100mg . Cara kerja obat asam asetilsalisilat
bekerja dengan mempengaruhi pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga dapat
menurunkan demam, dan menghambat pembentukan prostaglandin sehingga meringankan
rasa sakit.
Indikasi:
Dapat menurunkan demam, meringankan sakit kepala, sakit gigi dan nyeri otot.
Kontraindikasi:
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu sebaiknya jangan diberikan asetosal
melainkan parasetamol, karena beresiko terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini
bercirikan muntah hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi dan adakalanya
koma.Wanita hamil tidak dianjurkan menggunakan asetosal dalam dosis tinggi, terutama
pada triwulan terakhir dan sebelum persalinan, karena lama kehamilan dan persalinan dapat
diperpanjang, juga kecenderungan perdarahan meningkat.
Dosis dan cara pemberian
Pada nyeri dan demam oral dewasa 4x 0,5-1g setelah makan, maksimum 4g sehari, anak-anak
sampai 1th 10mg/kgBB 3-4x sehari, 1-12th 4-6x, diatas 12th4x 320-500mg, maksimum 2g
per hari
Rectal dewasa 4x 0,5-1gr, anak-anak sampai 2th 2x 20mg/kgBB, diatas 2th 3x 20mg/kg BB.
Efek samping:
Efek samping yang paling sering terjadi berupa iritasi mukosa lambung dengan resiko
tukak lambung dan perdarahan samar. Penyebabnya adalah sifat asam dari asetosal, yang
dapat dikurangi dengan kombinasi dengan suatu antasidum (MgO, alumuniumhidroksida,
CaCO3atau garam kalsiumnya (carbasalat, Ascal).
Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek pelindung dari
prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal menimbulkan efek efek spesifik,
seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus (telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek
yang lebih serius adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis
kecil dapat mengakibatkan serangan.
3. Asam mefenamat
Nama dagang : mefinal, (sanbe), mefentan (kalbe)
Cara kerja obat itu sendiri yaitu asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non
steroid, bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan
menghambat enzyme siklooksigenase sehingga mempunyai efek antiinflamasi dan
antipiretik.
Indikasi :
Meredahkan nyeri ringan sampai sedang sehubung dengan sakit kepala, sakit gigi,
dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sesudah operasi.
Kontra indikasi adalah :
Pasien yang hipersensitif terhadap asam mefenamat.
Penderita dengan tukak lambung dan usus.
Penderita dengan gangguan ginjal berat.
Dosis yang digunakan dan cara pemberian asam mefenamat
Pada dewasa dan anak-anak > 14 tahun dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg setiap 6 jam
sesuai kebutuhan.
Peringatan dan perhatian pemberian asam mefenamat itu sebaiknya
Diminum sesudah makan
Jangan digunakan lebih dari 7 hari atau melebihi dosis yang dianjurkan kecuali atas
petunjuk dokter
Hati-hati jika digunakan pada wanita hamil dan menyususi
Efek samping dari asam mefenamat
Sistem pencernaan terasa mual, muntah, diare dan rasa sakit pada abdominal
Pada sistem saraf akan terasa ngantuk, pusing, penglihatan kabur dan insomnia.
Cara penyimpanannya dapat disimpan pada suhu kamar (25-30)OCdan tempat kering serta
terhindar dari cahaya langsung.
4. Praxion
Praxion adalah obat untuk menurunkan demam, meringankan rasa sakit pada keadaan sakit
kepala dan sakit gigi.
Komposisi :
Praxion drops tiap ml mengandung 100 mg paracetamol micronized.
Praxion 120 suspensi tiap 5 ml mengandung 120 mg paracetamol micronized.
Cara kerja obat
Sebagai analgesik- antipiretik, dimana sebagai analgesik bekerja dengan meningkatkan
ambang rangsangan rasa sakit, sedangkan antipiretik diduga bekerja langsung pada pusat
pengatur panas di hipotalamus.
Kontra indikasi
Pada penderita gangguan fungsi hati yang berat.
Penderita hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Dosis yang digunakan pada obat ini antara lain
Dibawah 1 tahun dosis 60 mg ( alat tetes0,6 ml) 3-4 kali sehari.
1-2 tahun dosis 60-120 mg ( alat tetes 0,6 ml-1,2 ml) 3-4 kali sehari atau sesuai petunjuk
dokter.
ANALGETIK
Definisi
Analgetik atau penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau
prostaglandin (mediator nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat di bedakan dalam tiga kategori
diantaranya yaitu:
1) Analgetik Perifer
Analgetik Perfer yaitu mengenai rasa nyeri dan demam. Rasa nyeri merupakan suatu
gejala yang berfungsi melindungi tubuh. Demam juga adalah suatu gejala dan bukan
merupakan penyakit tersendiri. Kini para ahli berpendapat bahwa demam adalah suatu reaksi
tangkis yang berguna dari tubuh terhadap infeksi. Pada suhu di atas 37C limfosit dan
mikrofag menjadi lebih aktif. Bila suhu melampaui 40-41C,barulah terjadi situasi krisis yang
Analgetik antiradang di sebut juga Arthritis, adalah nama gabungan untuk dari seratus
penyakit yang semuanya bercirikan rasa nyeri dan bengkak, serta kekakuan otot dengan
terganggunya fungsi alat-alat penggerak (sendi dan otot). Yang paling banyak di temukan
Bercirikan degenerasi tulang rawan yang menipis sepanjang progress penyakit, dengan
3) Analgetik Narkotik
Analgetik narkotik, kini di sebut juga Opioida (mirip opiat), adalah zat yang bekerja
terhadap reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respons emosional terhadap
1. Gejala
Gejala yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di sendi-sendi tersebut. Nyeri ini
paling hebat waktu bangun pagi dan umumnya berkurang setelah melakukan aktivitas. Nyeri
waktu malam dapat menyulitkan tidur. Sendi-sendi ini menjadi kaku waktu pagi (morning
stiffness), sukar digerakkan dan kurang bertenaga, khususnya juga setelah bangun selama 1-2
jam lebih. Gejala lainnya adalah perasaan lelah dan malas. Pada lebih kurang 20% dari pasien
terdapat benjolan-benjolan kecil (noduli), terutama di jari-jari serta pergelangan tangan dan
kaki.
2. Penyebab
Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang
mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa dan dan jaringan
lain. Nociceptor ini terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini
rangsangan di salurkan ke otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amat
banyak sinaps via sumsum belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari
thalamus (opticus) impuls kemudian di teruskan ke pusat nyeri di otak besar, di mana impuls
Ada juga beberapa macam yang menyebabkan nyeri di antaranya sendi yang di bebani
terlalu berat dengan kerusakan mikro yang berulang kali, seperti pada orang yang terlampau
gemuk, juga akibat arthritis septis atau arthritis laid an tumbuhnya pangkal paha secara
abnormal (dysplasia). Hanya sebagian kecil kasus yang disebabkan keausan akibat
Golongan Obat
Atas dasar kerja farmakologinya,analgetik di bagi menjadi dua golongan obat kelompok
besar,yakni:
1) Analgetik Non-narkotik
a. Analgetik perifer
Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu badan pada
Anti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai anti nyeri atau rematik
contohnya asam mefenamat, ibuprofen.
2) Analgetik narkotik (analgetik central)
Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali
yang bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) dan efek sampingnya dapat
menimbulkan rasa nyaman (euforia). Obat ini khusus di gunakan untuk penghalau rasa nyeri
hebat, seperti pada fractura dan kanker. Contoh obatnya : Morfin, Codein, Heroin, Metadon,
Nalorfin.
Alkaloida candu
Zat-zat sintetis
Cara kerja obat-obat ini sama dengan morfin, hanya berlainan mengenai potensi dan lama
b. Antagonis Opiat, bila digunakan sebagai analgetika, obat ini dapat menduduki salah satu
reseptor.
c. Kombinasi, zat-zat ini juga mengikat pada reseptor opioid, tetapi tidak mengaktivasi
Obat-obat tersendiri
1) Antalgin
a) Mekanisme kerja :
antipiretik. Efek antipiretik diduga berdasarkan efek mempengaruhi pusat pengatur suhu
di hipotalamus dan menghabisi biosintesa dari prostaglandin sedangkan efek analgesiknya
2) Asam Mefenamat
a) Mekanisme kerja :
Asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid, bekerja dengan
b) Efek Samping
Dapat terjadi gangguan saluran cerna antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah
dan diare, rasa ngantuk,pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.
3) Ibuprofen
a) Mekanisme kerja :
Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionate dari kelompok obat anti inflamasi non
steroid. Senyawa ini bekerja melalui penghambatan enzim siklo-oksigenase pada biosintesis
Prostaglandin berperan pada pathogenesis inflamasi, analgesik dan damam. Dengan demikian
Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin) dengan efek
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein plasma dan
kadar puncak dalam plasma tercapai 1-2 jam setelah pemberian. Adanya makanan akan
memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah yang di absorbsi. Metabolisme
terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8-2 jam. Ekskresi bersama urin dalam bentuk utuh dan
b) Efek Samping
Efek samping adalah ringan dan bersifat sementara berupa mual, muntah, diare, konstipasi,
nyeri lambung, ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing, dan heart burn.
4) Parasetamol
a) Mekanisme kerja :
antipiretik di sebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek
sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.
Sifat antiinflamasinya sangat lemah hingga tidak digunakan sebagai anti rematik. Pada
penggunaan per oral parasetamol di serap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar
maksimum dalam plasma di capai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian.
Parsetamol dieksekresikan melalui ginjal, kurang dari 5 % tanpa mengalami perubahan dan
b) Efek Samping
Obat Anti Inflamasi Non Steroid, yang Sering Digunakan sebagai Painkiller
Email
0
inShare
Beberapa dari Anda mungkin sudah cukup familier dengan beberapa obat yang kerap
diresepkan atau dijual bebas sebagai obat anti nyeri seperti ibuprofen atau aspirin.
Taukah Anda apa sebenarnya jenis dari kedua obat tersebut dan bagaimana cara kerja serta
ciri khasnya?
Ibuprofen dan aspirin sebenarnya bagian dari jenis obat anti inflamasi non steroid atau
dikenal pula dengan sebutan Non Steroidal Anti-Inflammation Drugs atau NSAID. Obat
jenis NSAID termasuk jenis yang heterogen, bahkan setiap jenisnya memiliki susunan kimia
yang berbeda satu dengan yang lain. Kesamaan dari jenis obat ini adalah fungsinya sebagai
anti inflamasi untuk mengatasi peradangan, anti piretik untuk menormalkan suhu tubuh, dan
fungsi analgesik untuk pereda nyeri.
Penyebutan non steroid sebenarnya sebagai pembeda dengan jenis anti inflamasi lain yang
bersifat steroid. Perbedaan mendasar antara bentuk anti inflamasi steroid dengan non steroid
terletak pada cara kerjanya. Jenis steroid cenderung lebih dini dalam mencegah respon nyeri
pada tubuh sehingga cocok untuk jenis trauma atau kerusakan jaringan yang lebih berat.
Sedangkan jenis non steroid sifatnya lebih dangkal dan cocok untuk jenis luka dan trauma
yang lebih ringan.
Mekanisme kerja dari obat anti inflamasi non steroid ini fokus pada penghambatan isoenzim
COX-1 (cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzimcyclooxygenase ini
memiliki peran dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari
arachidonic acid. Untuk Anda ketahui prostaglandin merupakan molekul penting dalam
proses pembawaan pesan trauma menuju sensor otak dan saraf pada proses inflamasi
(radang).
Dengan mengasup NSAID, pasien dengan kondisi trauma atau luka, iritasi dalam dan luar,
juga peradangan baik itu di permukaan kulit atau di dalam permukaan kulit akan dapat
meredakan rasa nyeri yang mereka rasakan atau menjadi fungsi analgesik.
Selain membantu meredam rasa nyeri dengan memanipulasi produksi enzim penghantar
sinyal trauma, obat anti inflamasi non steroid ini juga dapat bekerja sebagai anti piretik. Anti
piretik adalah fungsi untuk membantu mengatasi kenaikan suhu tubuh.
Biasanya bersamaan dengan inflamasi atau peradangan, akan muncul demam dalam berbagai
skala. Demam ini adalah reaksi alami tubuh terhadap peningkatan kerja sistem imunitas
dalam melawan peradangan. Pada dasarnya ini adalah reaksi adaptasi karena proses kinerja
imunitas yang meningkat akan mendorong peningkatan atau induksi suhu tubuh.
Obat NSAID akan bekerja dengan cara memengaruhi hipotalamus dalam merespon sinyal
dari interleukin dalam menginduksi suhu tubuh. Ini juga berkaitan dengan fungsi NSAID
dalam menekan produksi prostaglandin. Biasanya cara yang dilakukan untuk menjalankan
fungsi anti piretik adalah dengan mendorong aliran darah menuju perifer dan memicu tubuh
berkeringat untuk mengadaptasi suhu tubuh tinggi kembali turun.
Pada dasarnya jenis obat anti inflamasi non steroid di dalam dunia farmasi sendiri terbagi
dalam beberapa jenis. Dan jenis-jenisnya akan kami jabarkan sebagai berikut.
Golongan salisilat
Bekerja mengatasi peradangan dan infeksi dengan meredakan gejala yang muncul, tetapi
tidak mengatasi masalah utamanya, melainkan hanya mengatasi bentuk peradangan yang
muncul seperti pembengkakan, efek memar, rasa nyeri, dan rona merah akibat radang.
Jenis yang termasuk dalam golongan ini antara lain aspirin atau asam asetilsalisilat, metil
salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid. Jenis NSAID ini juga efektif
untuk membantu meredakan jerawat meradang, keluhan penggumpalan darah, sehingga juga
efektif untuk keluhan jantung dan stroke.
Golongan profen
Jenis ini mungkin termasuk pula jenis yang familier, seperti ibuprofen, alminoprofen,
fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac. Sifatnya kerjanya cukup cepat, karena
kemampuannya untuk mudah dicerna dalam lambung.
Golongan Perizolidin
Jenis ini bisa Anda temukan di pasaran dalam bentuk enilbutazon, ampiron, metamizol, dan
fenazon. Jenis ini tak begitu lazim dijumpai dalam pengobatan lokal di Indonesia,namun
cukup biasa dikenal sebagai anti rematik di berbagai negara di belahan Eropa. Namun
belakangan metamizol juga kerap diresepkan dalam pengobatan reumatik dan asam urat .
Golongan Oksikam
Anda mungkin juga sudah terbiasa dengan obat analgesik yang paling sering diresepkan
dalam pengobatan reumatik dan asam urat . Bahkan juga kerap menjadi obat untuk Anda
yang mengalami pegal linu berat. Mengandung efek kantuk yang menjadikannya tidak cocok
untuk Anda yang menyetir.
Golongan lain
Ada banyak jenis lain dari obat anti inflamasi non steroid yang juga bekerja dengan cara yang
sama namun dalam beragam jenis kondisi. Sebut saja asetaminofen atau parasetamol ,
licofelone atau nimesulide.
Secara umum fungsi dari obat anti inflamasi non steroid ini adalah sebagai pereda segala
jenis nyeri. Mulai dari nyeri pada area otot karena efek peradangan akut seperti reumatik,
arthritis, asam urat, carpal sindrom, saraf terjepit, dan lain sebagainya. Juga efektif untuk
membantu mengatasi nyeri sendi karena keseleo, pegal linu hebat, dan lain sebagainya.
Namun obat jenis ini juga bisa bekerja efektif untuk meredakan sakit kepala, nyeri akibat
perawatan seperti nyeri karena suntikan imunisasi atau nyeri haid. Tentu saja tidak semua
obat bisa digunakan untuk semua jenis keluhan.
Obat anti inflamasi non steroid secara umum sebenarnya tidak berbahaya, tentu saja selama
dikonsumsi dengan dosis yang aman. Karena ada dua risiko efek samping dari mengonsumsi
obat jenis ini terutama bila Anda mengknsumsinya secara berlebihan atau dalam jangka
panjang.
Dua efek samping yang lazim muncul adalah penyakit tukak lambung dan mual yang bisa
muncul karena efek proses penghambatan prostalgladin yang rupanya memiliki manfaat
dalam fungsi lambung. Selain itu masalah ginjal bisa muncul karena efek oskidasi berlebihan
dari obat jenis ini dan terendap dalam ginjal. Beberapa kasus juga bisa memunculkan
kecacatan trombosit
1. Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim sikloogsigenase dalam pembentukan
prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek sampingnya.
Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh fenotiazin,
penghambat monoamine oksidase dan antidepresi trisiklik. Mekanisme supreaditif ini tidak diketahui
dengan tepat mungkin menyangkut perubahan dalam kecepatan biotransformasi opioid yang
berperan dalam kerja opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang diperlukan untuk
menimbulkan tingkat analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi napas akibat morfin akan
diperberat oleh fenotiazin tertentu dan selain itu ada efek hipotensi fenotiazin.
Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang berperan dalam mengatur nyeri dan
temperature. AINS secara selektif dapat mempengaruhi hipotalamus menyebabkan penurunan suhu
tubuh ketika demam. Mekanismenya kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang
menstimulasi SSP. PG dapat meningkatkan aliran darah ke perifer (vasodilatasi) dan berkeringat
sehingga panas banyak keluar dari tubuh.
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau di tempat cedera. Respon
terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG
dan histamin. PG dan brandikinin menstimulasi ujung saraf perifer dengan membawa impuls nyeri ke
SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya
perangsangan reseptor nyeri. Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik
adalah golongan salisilat dan asetominafin (parasetamol).