Professional Documents
Culture Documents
Catatan lengkap adalah catatan tentang siswa yang berisi baik prestasi maupun
aspek-aspek pribadi yang lain, misalnya: kejujuran, kebersihan, kerajinan, sikap sosial,
kebiasaan bekerja, kepercayaan terhadap diri sendiri, disiplin ketelitian dan sebagainya.
Tentang isi catatannya, ada yang hanya dinyatakan dengan kata singkat Baik, Sedang,
Kurang atau dengan keterangan yang lebih terperinci.
2. Catatan tidak lengkap
Catatan tidak lengkap adalah catatan tentang siswa yang berisi gambaran tentang
prestasi siswa, dan hanya sedikit saja menyinggung tentang kepribadian. Tentang catatan
prestasi belajar siswa itu sendiri dapat dibedakan atas 2 cara: pertama yaitu dengan
pernyataan lulus-belum lulus, dan yang kedua dengan nilai siswa.
Menurut Ridwan Sakni, bahwa laporan hasil evaluasi ini ada 2 (dua) bentuk laporan, yaitu:
1. Laporan Kemajuan Umum
Laporan kemajuan umum yang berbentuk fisik dapat dilaksanakan melalui berbagai
kegiatan seperti pameran, dan lomba pameran yang di isi dengan:
a. menunjukkan karya ilmiah peserta didik selama waktu tertentu. Karya ilmiah ini
mungkin berupa pekerjaan rumah, laporan berupa kunjungan ke tempat-tempat yang
ada hubungannya dengan pendidikan, laporan pekerjaan laboratorium, laporan
penemuan baru dan sebagainya.
b. menunjukkan karya seni, baik seni lukis, seni tari, seni drama, seni karya bengkel dan
lain sebagainya.
Laporan kemajuan umum yang berbentuk media, selain laporan resmi kepala sekolah
kepada atasannya, yang ditulis rutin, juga perlu dikembangkan laporan yang dapat dibaca
masyarakat baik dalam bentuk media cetak maupun media elektronik.
2. Laporan Kemajuan Khusus
Dikatakan laporan khusus karena hanya disampaikan kepada orang tua dan peserta didik,
karena laporan ini banyak menyangkut masalah pribadi yang tabu untuk diketahui oleh orang
lain. Paling tidak ada dua jenis wadah yang dapat digunakan untuk menyampaikan laporan ini
yaitu melalui :
Pertemuan dengan orang tua siswa akan memberikan hasil yang bermakna, apabila
direncanakan dengan baik. Melaksanakan pertemuan sejenis ini memerlukan keterampilan
khusus, oleh karena itu latihan melaksanakan pertemuan dengan orang tua siswa merupakan
suatu mata tataran dalam berbagai pertemuan.
Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes,
siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Bahkan dengan teliti siswa
mengetahui bab atau bagian dari bahan yang mana yang belum
diketahui/dikuasainya. Dengan demikian akan ada motivasi untuk
meningkatkan penguasaan.
Sebagai diagnose.
Jika data sudah diolah dengan aturan-aturan tertentu, langkah selanjutnya adalah menafsirkan
data sehingga dapat memberikan makna. Langkah penafsiran data sebenarnya tidak dapat
dilepaskan dari pengolahan data itu sendiri, karena setelah mengolah data dengan sendirinya akan
menafsirkan hasil pengolahan itu. Interpretasi terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas
kriteria tertentu yang disebut norma. Norma bisa ditetapkan terlebih dahulu secara rasional dan
sistematis sebelum kegiatan evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-
hasil yang diperoleh dalam melaksanakan evaluasi. Sebaliknya, jika penafsiran data itu tidak
berdasarkan kriteria atau norma tertentu, maka itu termasuk kesalahan besar. Dalam kegiatan
penilaian hasil belajar, guru dapat menggunakan kriteria yang bersumber pada tujuan setiap mata
pelajaran (standar kompetensi, kompetensi dasar). Kompetensi itu tentu masih bersifat umum,
karena itu harus dijabarkan menjadi indikator yang dapat diukur dan diamati.
Untuk menafsirkan data, dapat digunakan dua jenis penafsiran data, yaitu penafsiran
kelompok dan penafsiran individual. Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan
untuk mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, seperti prestasi
kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok terhadap guru dan materi pelajaran yang
diberikan, dan distribusi nilai kelompok. Tujuan utamanya adalah sebagai persiapan untuk
melakukan penafsiran kelompok, untuk mengetahui sifat-sifat tertentu pada suatu kelompok, dan
untuk mengadakan perbandingan antar kelompok. Penafsiran individual adalah penafsiran yang
hanya tertuju pada individu saja. Misalnya, dalam kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau
dalam situasi klinis lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk melihat tingkat kesiapan peserta
didik (readiness), pertumbuhan fisik, kemajuan belajar, dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya.
Sebelum melakukan tes, guru harus menyusun pedoman pemberian skor, bahkan sebaiknya
guru sudah berpikir tentang strategi pemeberian skor sejak merumuskan kalimat pada setiap butir
soal. Pedoman penskoran sangat penting disiapkan terutama bentuk soal esai. Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalisai subjektivitas penilai. Begitu juga ketika melakukan tes
domain afektif dan psikomotor peserta didik, karena harus ditentukan ukuran-ukuran sikap dan
pilihan tindakan dari peserta didik dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Rumus
penskoran yang digunakan bergantung pada bentuk soalnya, sedangkan bobot (weight)
bergantung pada tingkat kesukaran soal (difficulty index), misalnya sukar, sedang, dan mudah.
Devisa Rata-rata =
Keterangan:
X = Skor yang diperoleh
M = Nilai rata-rata
N = Jumlah peserta tes
3. Skor standar
Kadang kala untuk kebutuhan menentukan nilai secara cepat tanpa melihat tabel
konversi secara keseluruhan, maka dapat dihitung dengan skor z. Banyak manfaat yang bisa
diambil dengan menggunakan skor standar z. Skor z merupakan salah satu tekhnik untuk
mengetahui posisi testee dalam kelompoknya.
4. Skor Komposit
Kadang kala, nilai skor akhir siswa, tidak didasarkan pada hasil tes tunggal. Nilai
akhir pada bidang studi tertentu merupakan gabungan atau kombinasi dari skor-skor yang
diperoleh dari beberapa hasil pengukuran. Bila skor tersebut didasarkan pada beberapa
komponen, maka skor akhir dapat diperoleh dengan melakukan penggabungan skor yang
disebut dengan skor komposit.
Farida Yusuf. 2008. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk program pendidikan
dan penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Mudjijo. 1990. Tes Hasil Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Slameto, Drs. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Akasara.
Drs. Zainal Arifin, M. Pd, 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Ngalim purwanto, 2010. Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Nana Sudjana, 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :PT Remaja
Rosdakarya.