Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kreatnisme merupakan suatu kondisi akibat hipotiroidisme ekstrem yang diderita selama kegidupan
janin, bayi, atau kanak-kanak dan terutama ditandai dengan agalnya pertumbuhan tubuh anak
tersebut dan retardasi mental. Kreatisme disebabkan oleh ganggan pertumbuhan kelenjar tiroid
secara kongenital ( kreatinisme kongenital ), karena kelenjar tiroid gagal memproduksi hormon tiroid
akibat defisiensi genetik pada kelenjar, atau karena kurangnya yodium pada diet ( kreatinisme
endemik )
a. Tujuan Umum
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa dalam
mempelajari tentang anatomi dan fisiologi sistem endokrin dan asuhan keperawatan dengan pasien
Kretinisme.
b. Tujuan Khusus
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Penulisan
3. Metode Penulisan
4. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke
dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon. Hormon
adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi
kegiatan di dalam sel.
1) Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan tubuh
tertentu.
6) Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin,
sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya melalui satu saluran, tetapi langsung
masuk ke dalam darah yang beredar didalam jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa
yunani yang berarti sekresi ke dalam, zat aktif utama dari sekresi interna disebut hormon, dari
kata yunani yang berarti merangsang. Beberapa organ endokrin yang menghasilkan suatu hormon
tunggal, sedangkan yang lain menghasilkan dua atau beberapa jenis hormon, misalnya klenjar
hipofisis menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak organ lain:
karnaitulah kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai kelenjar pimpinan tubuh.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ dan kelenjar lain, seperti
insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas, gastrin didalam lambung, ustrogen dan
progresteron di dalam ovarium, dan testoteron di dalam testis.
Pengetahuan tentang fungsi kelenjar-kelenjar didapati dengan mempelajari efek dari penyakit yang
ada didalamnya dan hal ini biasanya dapat diterangkan sebagai akibat produksi terlalu banyak atau
terlalu sedikit hormon yang diperlukan.
a. Hipotalamus
Hipotalamus terletak tepat dibawah talamus dean dibatasi oleh sulkus hipotalamus. Hipotalamus
berlokasi didasar diensepalon dan sebagian dinding lateral ventrikel III. Hipotalamus meluas
kebawah sebagai kelenjar hipofiseyng teletak didalam sela tusika os sfenoid.
a) Regulasi temperatur
g) Respon seksual
b. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak didasar tengkorak, didalam fosa hipofisis tulang sfenoid. Kelenjar itu terdiri
atas dua lobus, yaitu anterior dan posterior , dan bagian diantara kedua lobus adalah pars
intermedia. Untuk memudahkan mempelajari fungsinya maka dipandang dua bagian, yaitu lobus
anterior dan posterior.
Lobus aterior kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali
produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
d. Hormon gonadotropik
g. Hormon ke tiga dari hormon gonagotropik ini adalah leteotropin atau rolaktin, mengendalikan
sekresi air susu dan mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil.
Lobus posterior kelenjar hipofisis mengeluarkan sekret dua jenis hormon : hormon antidiuretik
(ADH) mengatur jumlah air yang melalui ginjal,sedangkan hormon oksitosik merangsang kontraksi
uterus sewaktu melahirkan bayi dan mengeluarkan asi sewaktu menyusui.
c. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus Yang teletak disebelah kanan dan kiri trakea, dan ikat
bersanma oleh secarik jaringan tiroid yang disebut ismus tiroid dan melintasi trakea disebelah
depannya.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epitelium silinder, mendapat
persediaan darah berlimpah, dan yang disatukan jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan sekret cairan
yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang mengandung zat senyawa yodium; zat aktif yang utama
dari senyawa yodium ini ialah hormon tiroxin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke
aliran darah baik langsung maupun melalui saluran limpe.
Fungsi. Sekresi tiroid diatur sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipopisis yaitu hormon
tirotropik. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam hal
pengaturan susunan kimia dalam jaringan, bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur
penggunaan oksigen, dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbondioksida.
Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila kelenjar tiroid kuramh mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka
mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai kreatinisme, berupa hambatan pertumbuhan
mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan mixsudema; proses
metabolik mundur dan dapat kecenderungan untuk bertambah berat, gerakannya lamban,cara
berpikir dan berbicara lamban, kulit menjadi tebal dan kering, serta rambut rontok dan menjdi
jarang. Suhunbadan dibawah normal dan denyut nadi perlahan.
Hipersekresi. Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut hipertiroidisma,
semua simtomnya kabilikan dari mixsudema. Kecepatan metabolisme naik dan suhu tubuh dapat
lebih tinggi dari normal. Pasien turun beratnya, gelisah dan mudah marah, kecepatan denyut nadi
naik, kardiac output bertambah dan simtom kardio vaskuler mencangkup vibrilasi atrium dan
kegagalan jantung.
Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit Grave atau gondok eksoftalmus, tampak mata
menonjol ke luar. Efek ini disebabkan terlampau aktifnya hormon tiroid. Adakalanya tidak hilang
dengan pengobatan.
1) Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme
protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon pertumbuhan,
dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini
biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat 2 kelenjar kecil yaitu kelenjar paratiroid, didalam leher. Sekresi
paratiroid yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat
kapur didalam darah dan tulang.
4) Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah
kalsium dalam darah
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi meningkatkan
resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium darah.
Hipoparatiroidisma, yaitu kekurangan kalsium dalam isi darah atau hipoklasemia, mengakibatkan
keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang dan konvulsi, khususnya pada tangan dan
kaki yang disebut karpopedal spasmus; simtom-simtom ini dapat cepat diringankan dengan
pemberiaan kalsium.
e. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak didalam thorak, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea. Warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan beratnya
kira-kira 10gr atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah, pada masa remaja beratnya dari 30 sampai
40gr, dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan ada hubungannya
dengan produksi antibodi.
f. Kelenjar Adrenal
`kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak diatas kutub sebelah atas setiap ginjalnya.
Krlrnjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning- kuningan yang disebut korteks dan
yang menghasilkan kortisol (hidrokortisol), dengan rumus yang mendekati kortisol, dan atas bagian
medula disebelah dalam yang menghasilkan adrenalin (epifirin) dan noradrenalin (nerepifirin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persyarafansimpatis. Swkresinya
bertambah,dalam keadaan emosi,seperti marah dan takut, serta dalam keadaaan asfiksia dan
kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan tekanan darah guna melewan syok yang
disebabkan kegentingan ini. Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan merangsang
serabut otot didalam dinding pembulu darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme
kharbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon terpenting
yang disekresikan korteks adrenal adalah hidrokrtison,aldosteron, dan koltikosteron, yang semuanya
bertalian erat dengan metabolisme pertumbuhan , fungsi ginjal dan tonus otot. Semua fungsi ini
menentulkan fungsi hidup. Pada insufisiansi adrenal ( penyakit addison) , pasien menjadi kurus dan
tampak sakit dan makin lemah , terutama karena tidakn adanya hormon ini, sedangkan ginjal gagal
menyimpan natrium, karena mengeluarkan natrium dalam jumlah terlampau besar. Penyakit ini
diobati dengan kortison.
g. Kelenjar pinealis
Berbentuk kecil merah seperti buah cemara dan terletak dekat korpus kolosum. Fungsinya belum
terang. Kelenjar lai yang menghasilkan sekresi interna penting adalah pankreas dan kelenjar kelamin.
h. Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai kelenjar
eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum. Sedangkan
Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan hormon. Pulau langerhans
berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam
pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada
manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
Hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan karbohidrat.
Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin
berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
i. Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria ( testis ) dan kelamin wanita ( ovarium ). Testis terletak di
skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur
perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria.
Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan esterogen dan
progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus haid yang normal. Sedangkan
fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan kehamilan
2.2 Definisi
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak yang terjadi akibat
kurangnya hormon tiroid . Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan
fisik maupun mental.
Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat
kurangnya hormon tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan
fisik maupun mentalnya. Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-
kanak (Adrian, 2011).
Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh
(Qeeya, 2010).
2.3 Etiologi
a. Kekurangan yodium
d. Tiroiditis hashimoto
e. Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya sindroma truner
a. Sindrom Acushing
b. Pseudihipoparatiroidisme
f. Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya sindroma turner dll.
g. Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan penyakitnya.
2.4 Patofisiologi
Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah pengaruh kelenjar hipofisis, tempat diproduksinya
hormon tireotropik. Hormone ini mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-
tironin (T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin. Untuk itu
diperlukan dalam proses metabolic didalam badan, terutama dalam pemakaian oksigen. Selain itu
juga merangsang sintesis protein dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin.
Hormon ini juga diperlukan untuk mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone tiroid esensial
juga sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab
menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam mendorong
pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhna akan maksimum hanya apabila terdapat hormone
tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu,
tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan. Tiroksin
mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk
membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan
kretinisme
2.5 Klasifikasi
1. Kretin Endemik
Gambaran yang tipikal dari kretin nervosa adalah sbb: Retardasi mental yang sangat berat:
Gangguan pendengaran dan bisu-tuli. Sindroma paresis sistem piramidalis, khususnya tungkai
bawah: hipertonia, klonus, refleks plantaris. Kadang-kadang disertai sindroma ekstrapiramidalis.
Sikap berdiri dan cara berjalan khas, spastik dan ataksik. Pada kasus yang sangat berat bahkan tidak
mampu berdiri.
Ciri-ciri klinik kretin tipe ini adalah: Retardasi mental, namun derajatnya lebih ringan
dibanding kretin nervosa. Tanda-tanda hipotiroidi klinik: Tubuh sangat pendek (cebol), miksedema,
kulit kering, rambut jarang, perkembangan seksual terlambat. Juga terdapat gangguan neurologik
seperti spastisitas tungkai bawah, refleks plantaris, dan gangguan gaya berjalan. Kretin jenis ini
banyak terdapat di Republik Demokrat Kongo (RDK) sebab di sana ada faktor lain yang
mempengaruhi, yaitu defisiensi selenium dan kelebihan (overload) tiosianat.
Gambaran kliniknya adalah gabungan dari ke dua tipe di atas, yaitu adanya retardasi
mental, gangguan neuromotorik yang jelas, disertai tanda-tanda hipotiroidi klinik. Delong dalam
studi di China mendeskripsi variasi temuan kliniknya menjadi 5 bentuk sindroma yaitu tipe tipikal
(khas), postur talamik, autistik, serebeler, dan hipotonik. Tipe-tipe ini menggambarkan onset yang
berbeda-beda dari defisiensi I selama kehamilan, serta berat ringannya defisiensi yang terjadi.
2. Hipotiroidisme
disdiadokokinesis, dan disartri. Hal ini bisa dimengerti mengingat perkembangan serebelum terjadi
sejak awal trimester ke 3 kehamilan sampai masa postnatal, di mana pada saat itu hormon tiroid
janin gagal disekresi, padahal seharusnya sudah maksimal berfungsi sebab kontribusi hormon tiroid
ibu sudah berkurang atau bahkan pada masa postnatal, tidak ada lagi.
3. Kretin Sub-klinik
Kretin subklinik bisa dipandang sebagai bentuk ringan dari kretinisme endemik tipe nervosa, karena
adanya defisiensi mental serta gangguan neuromotorik, walaupun dalam derajat yang lebih ringan.
Dengan mempelajari aspek klinik kretin endemik yang tidak berwujud gambaran klinik tunggal
(nervosa,miksedematosa, dan campuran), maka bisa dimengerti kalau bentuk yang ringan (subtle)
mempunyai gambaran klinik yang samar, dan cenderung tidak khas. Wangetal mengajukan 4 kriteria,
yaitu retardasi mental subklinik (IQ 50-70), defek psikomotor ringan, gangguan pendengaran
subklinik, perkembangan, fisik (tinggi badan) agak kurang, dan hipotiroidi kimiawi.
b. Lidah tebal
c. Bicara terbata-bata
g. Kepala besar
p. Wajah lebam.
u. Susah konsentrasi.
1. Laboratorium
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
dapat mendiagnosis kondisi dan lokasi masalah kelenjar tiroid. Pemeriksaan untuk mengetahui
fungsi tiroid biasanya menunjukkan kadar T4 rendah dan TSH tinggi.
3. X foto tengkorak
2.8 Penatalaksanaan
Terapi yang paling baik untuk kretinisme adalah pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan
dengan :
2. Mengkonsumsi makanan yang diberi garam beryodium atau pemberian suplemen yodium
untuk merangsang produksi hormon.
2.9 Komplikasi
Koma miksedema
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi
(perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi,
hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Dalam keadaan darurat
(misalnya koma miksedema), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama : Xaxa
Nomor register : 82013
Umur : 8tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
2. Keluhan utama
a. Riwayat Penyakit
Seperti adanya factor resiko potensi penyakit yang lain, seperti tumor, kanker, osteoporosis,dll.
Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita pasien, serta riwayat adanya terkena
radiasi
Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedangkan defisiensi gonadotropin nyata pada
masa pra remaja
Misalnya apakah orangtua pernah membandingkan pertumbuhan fisik anaknya dengan anak-anak
sebayanya yang normal
Timbang dan ukur berat badan(BB) klien saat lahir serta bandingkan pertumbuhan tersebut dengan
standar
- Pertumbuhan lambat
- Ukuran otot dan tulang kecil
i. Palpasi kulit, pada wanita biasanya terdapat kulit yang kering dan kasar
3. Faktor Resiko
5. Autoimun
6. Genetic
7. Gizi buruk
4. Anamnesis
Antenatal, Natal dan Postnatal, adanya keterlambatan pertumbuhan dan maturasi dalam
keluarga(pendek, menarche), penyakit infeksi congenital, KMK (kecil Masa Kehamilan)
5. Pemeriksaan Fisik
a) Antropometri (TB,BB, Lingkaran Kepala, Lingkaran Dada, Panjang Lengan, Panjang Kaki)
c) Head to toe
d) Pemeriksaan Neurologis
e) Pemeriksaan Pendengaran
1. DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
Klien mengatakan:
6. Orangtua klien mengatakan nafsu makan anaknya bertambah tapi BB tidak bertambah
1. Anak X usia 8tahun terlihat tinggi badan tidak sesuai dengan teman-teman sebayanya (pendek)
3. Pengkajian riwayat ibu hamil, ibu mengatakan jarang mengkonsumsi garam beryodium sewaktu
hamil
7. Suara parau.
8. Susah konsentrasi.
10. BB : 20 Kg
TB : 100 CM
11. TTV :
a. Td : 90/60 mmHg
b. T : 37,5 c
c. Nadi : 70x/menit
d. RR : 20x/ menit
2. ANALISA DATA
DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
DS:
Orangtua klien mengatakan klien tidak mau bermain dengan teman sebayanya, dan murung
DO:
BB : 20 kg
TB : 100 cm
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Suhu : 37,5 oC
RR : 20x/ menit
DS :
DO:
kelemahan sendi
DS
DO
Gangguan wicara
disfungsi neurologis
DS
orangtua klien mengatakan anaknya nafsu makan meningkat tetapi BB tidak bertambah
DO
BB : 20 Kg
TB : 100 CM
TTV :
Td : 90/60 mmHg
T : 37,5 c
Nadi : 70x/menit
RR : 20x/ menit
Anoreksia
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL DITEMUKAN
TANGGAL TERATASI
Kamis,
13 MARET 2013
Jumat,
14 MARET 2013
Minggu,
16 MARET 2013
Senin,
17 MARET 2013
Sabtu,
15 Maret 2013
Minggu,
16 Maret 2013
Selasa,
18 Maret 2013
Rabu,
19 Maret 2013
4. INTERVENSI
NO DX
INTERVENSI
Mandiri :
1. Dorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses penyakit.
Rasional: Kondisi ini dapat membantu untuk menyadari keadaan diri sejak dini.
Rasional: Hal ini dapat membantu meningkatkan upaya menerima dirinya dan merasa dirinya dapat
diterima orang lain dikalangan sosial.
Rasional: Memudahkan aktivitas klien, dan meningkatkan rasa percaya karena diperhatikan.
Mandiri :
Rasional: Gerakan ekstremitas seacra teratur dan bertahap akan melemaskan sendi dan otot,
sehingga jika terjadi dislokasi sendi atau otot akan segera terdeteksi.
4. Anjurkan agar klien tidak kelelahan dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional: Kelelahan tulang dan otot akan memicu terjadinya resiko tinggi terkena cedera.
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Rasional: Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan.
Mandiri
Rasional: klien akan tertarik dengan gambar yang diberikan, dan akan merangsang komunikasi yang
lebih efektif.
3. Bicara dengan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan jawabanya atau tidak
Rasional: Agar klien memahami dan mengerti terhadap apa yang di tanyakan.
Rasional: Komunikasi yang teru menerus akan meningkatkan rangsangan kepada klien untuk
berkomukasi lagi.
Rasional: dengan menghargai klien, klien akan merasa diperhatikan dan lebih merasa percaya diri
lagi.
Rasional: Agar terjadi kesinambungan yang terlatih antara otot mulut dan saraf otak sehingga
berjalan dengan baik.
2. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat. Dorong
penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.
Rasional : Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan
produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori
dan protein adekuat.
3. Kontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan. Hindari terlalu manis,
berlemak atau makanan pedas.
4. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi latihan sedang sebelum
makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
Rasional : Sering sebagai sumber distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang menginginkan
untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak, orang terdekat dapat merasakan
ditolak/frustasi.
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
No.DX
Paraf
1. mendorong klien untuk mengungkapkan rasa takut dan cemasnya menghadapi proses
penyakit.
4. menganjurkan agar klien tidak kelelahan dan membatasi aktifitas yang berat
3. Berbicara dengan klien dengan bahasa yang mudah dimengerti, dengan jawabanya atau
tidak
3. mengontrol faktor lingkungan (misalnya bau kuat/tidak sedap atau kebisingan. Hindari terlalu
manis, berlemak atau makanan pedas.
4. mendorong pasien untuk makan diet tinggi kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat.
Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagi-bagi selama sehari
6. EVALUASI
Hari / Tanggal
No. DX
Evaluasi
Paraf
Sabtu,
15 maret 2013
S : orangtua klien mengatakan anaknya sudah tidak murung lagi dan sudah mau bermain dengan
teman-temannya
O:
P : intervensi dihentikan
Minggu,
16 maret 2013
O:
Klien sudah dapat melakukan aktivitas secara mandiri
P : intervensi dihentikan
Selasa,
18 maret 2013
O:
P : intervensi dihentikan
Rabu,
19 maret 2013
O:
Muntah (-)
BB bertambah
P : intervensi dihentikan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan, dengan tinggi dan besar yang
diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan.
2. Ciri utama gigantisme adalah perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan
proporsi tubuh yang normal.
3. Kretinisme adalah suatu kelainan hormonal pada anak-anak. Ini terjadi akibat kurangnya hormon
tiroid. Penderita kelainan ini mengalami kelambatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya.
Kretinisme dapat diderita sejak lahir atau pada awal masa kanak-kanak.
4. Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormone tiroid dalam tubuh. Hormone
tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid. Penyebab paling sering dari
kekurangan hormone tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku pembuat.
5. Cirin kretinisme antara lain bentuk tubuhnya pendek dengan proporsi yang tak normal. Ciri
lainnya adalah lidahnya besar dan lebar, pangkal hidungnya datar, rambutnya kasar dan kering,
kulitnya kusam, serta otot-ototnya lembek. Anak-anak penderita kretin ini biasanya mengalami
gangguan pencernaan, pendengaran, dan kemampuan berbicara.
6. Terlepas dari postur tubuh yang cebol ataupun raksasa, mereka dapat berfungsi dan memiliki
keturunan layaknya manusia pada umumnya kecuali pada kretinisme dengan retardasi mental yang
kurang dapat berfungsi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2009/09/kretinisme.htlm
http://chapurple.wordpress.com/2009/03/31/kretinisme
http://ayuchrist.blogspot.co.id/2013/10/kretinisme.html