Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Rachel Callista (406152043)
Pembimbing:
dr. Sunaryo, M.Kes, Sp. S
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 72 tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jimbaran 3/2 Margorejo, Pati, Jawa Tengah
Dirawat di ruang : Flamboyan
Tanggal masuk RS : 31 Juli 2017
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis dan Alloanamnesis kepada
keluarga pasien pada tanggal 3 Agustus 2017, pukul 11.00 WIB di Ruang
Flamboyan.
KELUHAN UTAMA: Pusing berputar
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD RAA Soewondo Pati diantar oleh
keluarganya pada tanggal 31 Juli 2017 pukul 09.00 WIB dengan keluhan
pusing berputar yang dirasakan sejak 3 jam SMRS setelah pasien bangun
tidur. Keluhan pusing berputar ini terjadi secara mendadak dan
berlangsung singkat 1 menit dan keluhan ini baru pertama kali dirasakan
oleh pasien. Pasien merasakan dirinya berputar dan kadang merasakan
lingkungan disekelilingnya pun ikut berputar. Keluhan pusing berputar ini
dirasakan semakin memberat jika pasien mengalami perubahan posisi
tubuh seperti dari posisi tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri atau saat
pasien sedang menyapu dan keluhan ini dirasakan berkurang jika pasien
beristirahat dengan mata tertutup. Pasien merasakan keluhan pusing
berputar ini semakin hebat yang disertai dengan mual dan muntah yang
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD RAA SOEWONDO PATI Page 2
tidak menyemprot 10x yang berisi makanan, dan telinga berdenging
yang menyebabkan pasien diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD RAA
Soewondo Pati.
Gejala Penyerta: Keluhan lain seperti pandangan ganda, gangguan
pendengaran, rasa penuh di telinga, demam, batuk, pilek, lemah pada
anggota gerak, bicara pelo disangkal oleh pasien.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, asma, infeksi pada telinga,
hidung dan tenggorokan, keluar cairan dari telinga, dan riwayat operasi
disangkal.
RIWAYAT TRAUMA
Riwayat trauma kepala disangkal.
RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa. Riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan asma di sangkal.
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien sehari-hari mengkonsumsi nasi, sayur-sayuran dan tahu tempe
sebanyak 2-3x sehari. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol ataupun
merokok. Biaya perawatan ditanggung oleh BPJS.
RIWAYAT OBAT
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan rutin sebelumnya.
Riwayat alergi obat disangkal.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 03 Agustus 2017, di Ruang
Flamboyan.
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Status Gizi : Tampak kurus
Tanda Vital
- Suhu Tubuh : 36,3oC
- Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Sistem motorik:
Gerakan Bebas Bebas
Kekuatan 5 5
HEMATOLOGI
KESAN:
Tidak tampak kelainan
V. RESUME
Ny. M, 72 tahun, datang ke IGD RSUD RAA Soewondo Pati diantar oleh
keluarganya dengan keluhan pusing berputar yang dirasakan sejak 3 jam
SMRS setelah pasien bangun tidur. Keluhan pusing berputar ini terjadi
secara mendadak dan berlangsung singkat 1 menit dan baru pertama kali
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
RSUD RAA SOEWONDO PATI Page 11
dirasakan oleh pasien. Pasien merasakan dirinya berputar dan kadang
merasakan lingkungan disekelilingnya pun ikut berputar. Keluhan pusing
berputar ini dirasakan semakin memberat jika pasien mengalami
perubahan posisi tubuh seperti dari posisi tidur ke duduk atau dari duduk
ke berdiri atau saat pasien sedang menyapu dan keluhan ini dirasakan
berkurang jika pasien beristirahat dengan mata tertutup. Pasien merasakan
keluhan pusing berputar ini semakin hebat yang disertai dengan mual dan
muntah yang tidak menyemprot 10x yang berisi makanan, dan telinga
berdenging yang menyebabkan pasien dibawa ke IGD RSUD RAA
Soewondo Pati.
Keluhan lain seperti pandangan ganda, gangguan pendengaran, rasa
penuh di telinga, demam, batuk, pilek, lemah pada anggota gerak, bicara
pelo disangkal oleh pasien.
Riwayat infeksi pada telinga, hidung maupun tenggorokkan disangkal.
Riwayat trauma kepala disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda tanda vital dan status
internus dalam batas normal, pada status neurologis koordinasi dan
keseimbangan didapatkan tes konfrontasi horizontal, romberg dipertajam
dan tes disdiadokinesis positif, pada nervus VIII kranialis didapatkan
nistagmus horizontal.
Pada pemeriksaan penunjang CT scan kepala tanpa kontras tidak
tampak kelainan.
VI. DIAGNOSIS
a. Diagnosa Klinis : vertigo dengan vomitus
b. Diagnosa Topis : kanalis semisirkularis
c. Diagnosa Etiologi : BPPV
VII. TATALAKSANA
1. Non medikamentosa
Edukasi pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan.
2. Medikamentosa
Infus asering 20 tpm
Injeksi ondansetron 2x1 amp
Injeksi ranitidin 2x1 amp
Injeksi ketorolac 2x30 mg
Betahistin 6 mg 3x1
Dramamin 3x50 mg
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
II. KLASIFIKASI
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi:2
a. Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau cerebellum
b. Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis
vestibulocochlear (N. VIII)
III. ETIOLOGI
1. Penyebab perifer Vertigo
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan penyebab
utama vertigo. Onsetnya lebih seriang terjadi pada usia rata-rata 51 tahun.5
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan oleh
pergerakan otolit dalan kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal ini
terutama akan mempengaruhi kanalis posterior dan menyebabkan gejala
klasik tapi ini juga dapat mengenai kanalis anterior dan horizontal.Otoli
mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat yang berasal dari
utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit distimulasi oleh perubahan
posisi dan menimbulkan manifestasi klinik vertigo dan nistagmus.9
VERTIGO SENTRAL
Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak atau di
serebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat
gejala lain yang khas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia,
parestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, rasa lemah.5
VERTIGO PERIFER
Lamanya vertigo berlangsung: 9
a. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik
Paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat
dicetuskan oleh perubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan
kemudian mereda. Paling sering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui),
namun dapat juga diakibatkan oleh trauma di kepala, pembedahan di
telinga atau oleh neuronitis vestibular. Prognosis umumnya baik, gejala
menghilang secara spontan.
V. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan neurologis, pemeriksaan leher dan
sistem kardiovaskular.
Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaan neurologik meliputi:
- Pemeriksaan nervus cranialis untuk mencari tanda paralisis nervus, tuli
sensorineural, nistagmus.2
VII. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sekitar 20
sampai 40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan komplek gejala yang terdapat
pada pasien (durasi gejala).
IX. Terapi
Medikasi
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa
sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan
pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar
kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu.
ANTIHISTAMIN
Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo. Antihistamin
yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat, difenhidramin,
meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti vertigo juga memiliki
aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat. Mungkin sifat anti-
kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya sebagai obat
antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi (mengantuk).
Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini memberikan dampak yang
positif.
ANTAGONIS KALSIUM
Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium
Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine (Sibelium) sering digunakan.
Merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut vestibular
mengandung banyak terowongan kalsium. Namun, antagonis kalsium sering
Terapi fisik
Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa penderita
yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini mungkin
disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau didapatkan
defisit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang obat tidak
banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan
untuk mengatasi gangguan vestibular, membiasakan atau mengadaptasi diri
terhadap gangguan keseimbangan. Tujuan latihan:
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan.
Contoh latihan:
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
2. Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi,
gerak miring).
3. Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan
mata tertutup.
4. Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata
tertutup.
5. Berjalan tandem (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu
menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah).
6. Jalan menaiki dan menuruni lereng.
7. Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal.
8. Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga
memfiksasi pada objek yang diam.
Keterangan Gambar:
Ambil posisi duduk.
Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik
posisi duduk.
Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing
gerakan lamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali.
Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.