You are on page 1of 15

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

ACARA : ANALISA UKURAN BUTIR NAMA : DEDY IRFAN B.


HARI/TGL : SELASA/23-04-2002 STB : D61100014

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan percobaan analisa

ukuran butir dengan memakai parameter dan mengenal struktur sedimen.

Sedangkan tujuannya adalah agar praktikan dapat mengetahui sortasi,

bentuk butir, lingkungan pengendapan dan jarak transportasi dari butiran

material tersebut.

II. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Ayakan

2. Timbangan sampel

3. Kertas grafik

4. Kalkulator

5. Alat tulis menulis

6. Grafik semilog

7. Mistar

8. Kertas kuarto

9. Sampel sebanyak 3

III. TEORI RINGKAS

Visher (1969), menginterpretasikan besar butir dari suatu sedimen

berdasarkan atas suatu kenyataan bahwa pada suatu lingkungan pengendapan,

terjadi lebihdari satu proses sedimentasi, misalnya dari arus traksi dan dari
suspensi dalam endapan sungai, adanya saltasi, traksi, rolling dan sebagainya

terjadi di pantai dan seterusnya. Setiap proses ini sebetulnya akan memberikan

suatu populasi dari besar butir tertentu, dengan aman tersendiri dan standar

deviasi tersendiri dan pada umumnya akan bersifat normal (Skewness = 0),

kurtosis normal, dimana Skewness adalah nilai statistik yang memperlihatkan

daripada penyebaran ukuran butir, apakah semakin halus atau semakin kasar,

yang terdiri atas :

1,00 - 0,30 Strongly fine-skewed

0,30 - 0,10 Fine skewed

0,10 - (- 0,10) Near symmetrical

-0,10 - (- 0,30) Coarse skewed

-0,30 - (-1,0 ) Strongly coarse skewed

Sedang standar deviasi adalah nilai statistik untuk mengetahui besar butir

terdiri atas :

< 0,25 Very welll sorted

0,35 0,50 Well sorted

0,50 - 0,71 Moderately well sorted

0,71 - 1,0 Moderately sorted

1,0 - 2,0 Poorly Sorted

2,0 4,0 Very Poorly Sorted

> 4,0 Extremely Poorly Sorted


Kuortosis adalah nilai kemancungan dari suatu kurva frekuensi atau

pemilahan di bagian ekor distribusi dan pemilahan di bagian ekor distribusi dan

pemilahan di bagian tengah distribusi. Jika bagian tengah bersortasi lebih baik

dari ekor, maka kurva dinamakan Leptokurtic, dan jika ekor lebih baik sortasinya

daripada bagian tengah dinamakan Platykurtic.

< 0,67 Very Platykurtic

0,67 0,9 Platykurtic

0,9 1,11 Mesokurtic

1,11 1,5 Leptokurtic

1,5 3 Very Leptokurtic

>3 Extremely Leptokurtic

Koefisien sortasi merupakan tingkat keseragaman ukuran butir pada batuan

sedimen, dengan rumus :

So = Q1/Q3

< 2,5 Sortasi baik

2,5 4 Sedang

>4 Sortasi Jelek


IV. PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Menimbang sampel sebanyak 100 gram, dengan hati-hati dan teliti

2. Sampel dimasukkan ke pengayakan mesh selama 10 menit.

3. Pada masing-masing mesh (ukuran messy masig-masing) sampel

diambil satu persatu dari mesh tersebut lalu ditimbang, sampai pada mesh

yang paling akhir.

4. Nilai masing-masing hasil timbangan dari sampel dicatat pada tabel

yang telah ada untuk kemudian dicari prosentasenya kumulatifnya.

5. Setelah data diperoleh persen kumulatifnya, kemudian dimasukkan ke

dalam grafik semilog, frekuensi, kumulatif, dan histogramnya.

6. Percobaan ini dilakukan untuk sampel kedua dan ketiga dengan cara

sama seperti pada point pertama sampai point kelima.


D. HASIL PENGAMATAN

UNTUK SAMPEL I

No. Ayakan Berat Berat Kum. % Berat % Berat Kum.


1. 2 35,325 35,325 35,46 35,46

2. 1 36,170 71,495 36,321 71,77

3. 0,5 9,33 80,808 9,349 81,128

4. 0,25 14,309 95,117 14,363 95,492

5. 0,125 4,355 99,472 4,372 99,86

6. 0,63 0,108 99,58 0,108 99,97

7. 0,053 0,027 99,607 0,027 100

8. Fan - - - -
99,60 %
UNTUK SAMPEL II
No. Ayakan Berat Berat Kum. % Berat % Berat Kum.
1. 2 0 0 0 0

2. 1 0,328 0,328 0,329 0,329

3. 0,5 0,158 0,486 0,158 0,489

4. 0,25 3,486 3,972 3,5 4,003

5. 0,125 45,125 49,097 45,306 49,49

6. 0,63 45,019 94,118 45,197 94,87

7. 0,053 5,484 99,6 5,506 100

8. Fan - - - -
99,60 %

UNTUK SAMPEL III


No. Ayakan Berat Berat Kum. % Berat % Berat Kum.
1. 2 0,675 0,675 0,681 0,681

2. 1 3,432 4,107 3,463 4,145

3. 0,5 4,48 8,857 4,521 8,66

4. 0,25 69,903 78,49 70,551 79,218

5. 0,125 19,765 98,255 19,948 99,166

6. 0,63 0,796 99,051 0,803 99,969

7. 0,053 0,03 99,081 0,03 100

8. Fan - - - -
99,081

GRAFIK FREKUENSI I
GRAFIK FREKUENSI II
GRAFIK FREKUENSI III
Pada kurvea grafik dijelaskan bahwa :
- Pada pengamatan I, mula-mula terjadi kuat arus yang tinggi kemudian secara

perlahan mangalami penurunan kuat arus, tetapi sebelum arus menjadi lemah terjadi

peningkatan peningkatan kuat arus kembali tetapi tidak sebesar pada awalnya dan

diakhiri dengan terjadi penurunan kuat arus kembali yang berangsur menjadi arus

yang lemah.

- Pada pengamatan II, mula-mula terjadi arus yang tenang kemudian berangsur

menguat, lalu secara cepat berubah manjadi kuat arus yang cukup tinggi dan

berlangsung cukup lama, kemudian secara cepat kembali menjadi kuat arus yang

lemah.

- Pada pengamatan III, mula-mula terjadi kuat arus lemah yang secara bertahap

menguat, tetapi secar tiba-tiba dan cepat menjadi kuat arus yang sangat tinggi

namun keadaan ini tidak berlangsung lam dan terjadi kemba secara cepat penurunan

kuat arus menjadi kuat arus yang relatif sedang dan menjadi kuat arus yang lemah.

E. PEMBAHASAN
Bedasarkan kurva komulatifnya maka diperoleh nilai sebagai berikut :

1. Pengamatan I :

A. Median diameter (Md) = - 0,23

B. Skewness (Sk) = 0,503 fine skewned

C. Standar deviasi (Sd) = 1,141 sortasi jelek

D. Koefisien sortasi (So) = - 2,75 sortasi baik

E. Grafik sortasi (Kg) = 0,928 mesokurtic

2. Pengamatan II

A. Median diameter (Md) = 3,03

B. Skewness (Sk) = 0,064 near simetrical

C. Standar deviasi (Sd) = 0,641 sortasi cukup baik

D. Koefisien sortasi (Ks) = 0,768 sortasi baik

E. Grafik sortasi (Gs) = 0,973 mesokurtic

3. Pengamatan III

A. Medium diameter (Md) = 1,7

B. Skewness (Sk) = - 0,09 near simetrical

C. Standar deviasi (Sd) = 0,61 sortasi cukup baik

D. Koefisien sortasi (Ks) = 0,65 sortasi baik

E. Grafik kurtosis (Gs) = 1,228 leptokurtic

PENGOLAHN DATA
a. Pengamatan I

- Median diameter

Md = - 1,2 + (0,6) + 1,1


3

= - 0,23

- Skewness

Sk = (-1,2 + 1,1 2 (-0.6) + (-1,4) + 2 2 (-0,6)


2(1,1 (-1,2)) 2 (2 (-1,4)

= 0,239 + 0,264

= 0,503 ( fine skewned )

- Standar deviasi

Sd = 1,1 (-1,2) + 2 (-1,4)


4 6

= 0,575 + 0,566

= 1,141 ( soratsi jelek )

- Keofisien sortasi

Ks = -1,1
0,4

= -2,75 ( sortasi baik )

- Grafik kurtosis

Kg = 2 (-1,4)
2,44 (0,4 (-1,1)

= 0,928 ( mesokurtic )

a. Pengamatan II
- Median diameter

Md = 2,4 + 3 + 3,7
3

= 3,03

- Skewness

Sk = 2,4 + 3,7 2 (3) + (2,1 + 42 2 (3)


2(3,7 (2,4)) 2 (4 (2,1)

= 0,038 + 0,026

= 0,641 ( near simetrical )

- Standar deviasi

Sd =3,7 2,4 + 4 (2,1)


4 6

= 0,325 + 0,316

= 0,641 (sortasi cukup baik )

- Keofisien sortasi

Ks = 2,65
3,45

= 0,768 ( sortasi baik )

- Grafik kurtosis

Kg = 4 (2,1)
2,44 (3,45 2,65)

= 0,973 ( mesokurtic )
a. Pengamatan III

- Median diameter

Md = - 1,2 + (1,7) + 2,2


3

= 1,7

- Skewness

Sk = (1,2 + 2,2 2 (1,7) + (0,4) + 2,6 2 (1,7)


2(2,2 (1,2)) 2 (2,6 (0,4)

= 0 + (-0,090)

= -0,09 ( near simetrical )

- Standar deviasi

Sd = 2,2 (1,2) + 2,6 (0,4)


4 6

= 0,25 + 0,36

= 1,61 ( sortasi cukup baik )

- Keofisien sortasi

Ks = 1,3
2

= 0,65 ( sortasi baik )

- Grafik kurtosis

Kg = 2,6 (0,4)
2,44 (2 (1,3)

= 1,288 ( leptokurtic )

E KESIMPULAN
Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Skewness ketiga sampel tersebut yaitu simetrical sampai fine

skewned

b. Standar deviasinya yaitu sortasi jelek dan sortasi cukup baik

c. Koefisien sortasinya yaitu sortasi baik

d. Grafik kurtosisnya leptokurtic sampai mesokurtic

You might also like