You are on page 1of 9

Ashifa Maulidya Shibly/ 04011381419194

KEDOKTERAN KELUARGA

Definisi

Pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang
dipandang cukup penting adalah :

1. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan


komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur
pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang
menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya
pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter
keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan
dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan
tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan
dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya,
sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas
berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya
(WONCA, 1991).

2. Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan
tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau
keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).

3. Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan


pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh
yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila
kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu
ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The
American Board of Family Practice, 1969).

4. Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal,


tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait
dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada
(Singapore College of General Practitioners, 1987).

Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya yang dipandang
cukup penting adalah:

1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang


memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung
jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau
jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The
American Academy of Family Physician, 1969).

2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak
dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya
terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan,
ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan
yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan
karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam
menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan
konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter pribadi yang
mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy
of Family Physician, 1969).

Prinsip-prinsip

Prinsip prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan
WONCA yang mencantumkan prinsip prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip
prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas layanan dokter
primer dalam melaksanakan pelayanan kedokteran. Prinsip prinsip pelayanan / pendekatan
kedokteran keluarga adalah memberikan / mewujudkan :

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif


2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
Dengan melihat pada prinsip pelayanan yang harus dilaksanakan, maka disusun
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk dapat disebut menjadi dokter
keluarga.

Standar Kompetensi

Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi


Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006
adalah :
1. Kompetensi Dasar

a. Ketrampilan Komunikasi Efektif

b. Ketrampilan Klinik DasarKetrampilan menerapkan dasar dasar ilmu


biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktek
kedokteran keluarga
c. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga
ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,
berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks
Pelayanan Kesehatan Primer
d. Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi
e. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat

f. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama


a. Bedah

b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan

d. Kesehatan Anak

e. THT

f. Mata
g. Kulit dan Kelamin
h. Psikiatri

i. Saraf
j. Kedokteran Komunitas
3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut

a. Ketrampilan melakukan health screening

b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut

c. Membaca hasil EKG


d. Membaca hasil USG

e. BTLS, BCLS, dan BPLS


4. Ketrampilan Pendukung

a. Riset
5. Mengajar kedokteran keluarga Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan
Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik

a. Manajemen klinik dokter keluarga

Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi


WONCA WHO tahun 2003 meliputi :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu

a. Bayi baru lahir


b. Bayi

c. Anak
d. Remaja

e. Dewasa

f. Wanita hamil dan menyusui


g. Lansia wanita dan pria
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif

a. Memahami epidemiologi penyakit

b. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara


memadai
c. Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obat
d. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
e. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu

f. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta


penyuluhan gizi
g. Memahami pokok masalah perkembangan normal

h. Menyelenggarakan konseling psikologi dan perilaku

i. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila


diperlukan
j. Menyelenggarakan layanan paliatif dan jelang ajal Menjunjung tinggi
aspek etika pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
a. Dengan keluarga pasien
1) Penilaian keluarga
2) Menyelenggarakan pertemuan keluarga (pasien)

3) Pembinaan dan konseling keluarga


b. Dengan masyarakat

1) Penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi

2) Pemeriksaan / penilaian masyarakat


3) Mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat

4) Program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat


5) Advokasi / pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat
4. Menangani masalah masalah kesehatan yang menonjol
a. Kelainan alergik

b. Anestesia dan penanganan nyeri

c. Kelainan yang mengancam jiwa dan kegawatdaruratan

d. Kelainan kardiovaskular
e. Kelainan kulit
f. Kelainan mata dan telinga

g. Kelainan saluran cerna

h. Kelainan perkemihan dan kelamin


i. Kelainan obstetrik dan ginekologi
j. Penyakit infeksi

k. Kelainan muskuloskeletal

l. Kelainan neoplastik
m. Kelainan neurologi
n. Psikiatri

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan

a. Menyusun dan menggerakkan tim


b. Kepemimpinan
c. Ketrampilan manajemen praktik Pemecahan masalah konflik

d. Peningkatan kualitas
(Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia,
Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007).
Karakteristik Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik yang menurut para


ahli dibedakan dan diuraikan sebagai berikut :
1. Lan R. McWhinney (1981):
a. Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan,
bukan pada disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik -
teknik kedokteran tertentu.
b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan
berbagai faktor yang mempengaruhinya.
c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu
kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit
atau pendidikan kesehatan.
d. Memandang dirinya sebagai masyarakat yang berisiko tinggi.
e. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan kesehatan
yang tersedia di masyarakat.
f. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang sama dengan
pasiennya.
g. Melayani pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.
h. Memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran.
i. Diselenggarakan oleh seorang dokter yang bertindak sebagai manager
dari sumber - sumber yang tersedia.

2. Debra P. Hymovick and Martha Underwood Barnards (1973)


menetapkan ada lima karakteristik pokok dari pelayanan dokter
keluarga:
a. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang lebih responsif serta bertanggung jawab.
b. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan akan pelayanan kesehatan
tingkat pertama (termasuk pelayanan darurat) serta pelayanan lanjutan
(termasuk pengaturan rujukan). Dapat menjamin terpenuhinya
kebutuhan akan pelayanan pencegahan penyakit dalam stadium dini
serta peningkatan derajat kesehatan pasien setinggi mungkin.
c. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk diperhatikannya
pasien tidak hanya sebagai orang perorang, tetapi juga sebagai
anggota keluarga dan anggota masyarakat.
d. Dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan untuk dilayaninya pasien
secara menyeluruh dan dapat diberikan perhatian kepada pasien secara
lengkap dan sempurna, jauh melebihi jurnlah keseluruhan keluhan
yang disampaikan.

3. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (1982)


Ikatan Dokter Indonesia melalui Muktamar ke - 18 di Surakarta
tahun 1982 merumuskan karakteristik pelayanan dokter keluarga sebagai
berikut :
a. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang,
melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota
masyarakat sekitarnya.
b.Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna,
jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.
c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan
mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.
d.Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik - baiknya.
e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan
lanjutan.

Tujuan Pelayanan Kedokteran Keluarga

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :

1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan
pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni
terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.

2. Tujuan Khusus
- Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan
kedokteran yang lebih efektif.

Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter


keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu
masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang
disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan
sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing - masing.
Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan
suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu
penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih
memuaskan.

- Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih


efisien.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter
keluarga juga lebih efisien. Ini disebabkan karena pelayanan dokter keluarga
lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Dengan diutamakannya
pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun,
yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam
menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan
yang menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Karena salah satu
keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya
tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang - ulang, yang besar
peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya
telah diketahui selalu bersifat terbatas.

Manfaat

Sesungguhnya apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan


baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah
(Cambridge Research Institute, 1976):
a. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
b. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
c. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan
terarah, terutama di tengah - tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat
ini.
d. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah
lainnya.
e. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan
ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani
masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
f. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.
g. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara
yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan
meringankan biaya kesehatan.
h. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang
memberatkan biaya kesehatan.
PENATALAKSANAAN STROKE EC HIPERTENSI MENGGUNAKAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

Memberikan nasehat atau edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk mencegah
terjadinya stroke dan mengontrol faktor risiko yang ada dengan cara:

1. Memodifikasi gaya hidup sehat


- Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan
perokok
- Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
- Mengurangi berat badan jika obese
- Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau
TIA. Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik
yang cukup berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut
jantung 1-3 kali per minggu
2. Mengontrol faktor risiko
- Tekanan darah
- Gula darah
- Kolestrol dan trigliserida
- Jantung
3. Mengawasi agar pasien teratur minum obat (obat-obat anti platelet pada stroke
iskemik seperti asetosal, klopidogrel)
4. Jika terjadi serangan stroke ulang harus segera mendapat pertolongan segera

DAFTAR PUSTAKA

1. Kebijakan Akselerasi Pengembangan Pelayanan Kedokteran Keluarga


DEPKES RI 2007
2. Panduan Praktis Klinis (PPK) Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer (Depkes RI 2014)
3. Pedoman Rujukan Nasional KEMENKES RI 2012

You might also like