Professional Documents
Culture Documents
1. Nyeri
- Semua pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi (IASP)
- Suatu mekanisme perlindungan (proteksi) yang dapat memicu respon berupa
penarikan, melarikan diri, atau imobilisasi bagian tubuh (mis. Menarik jari tangan
dari kompor panas).
- Disertai oleh respons perilaku termotivasi (misalnya penarikan atau pertahanan)
serta reaksi emosi (misalnya menangis atau ketakutan)
- Persepsi subjektif nyeri dapat dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu atau
sekarang (sebagai contoh, persepsi nyeri yang meningkat yang menyertai rasa
takut kepada dokter gigi)
2. Refleks
Respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute yang disebut
Lengkung Refleks.
3. NSAID
- (Non Steroidal Anti-inflammatory Drugs) suatu bahan aktif secara farmakologis
tidak homogen yang bekerja menghambat produksi prostaglandin dan digunakan
untuk perawatan nyeri akut maupun yang bersifat antipiretik, anti inflamasi dan
analgesic.
- Suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik
(penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Obat golongan NSAID terbukti
cukup efektif untuk terapi berbagai gejala umum seperti sakit kepala, demam dan
nyeri. Ibuprofen, parasetamol, aspirin dan peroxicam merupakan sebagian kecil
contoh obat-obat NSAID.
ALUR SKENARIO 3
Impuls
Saraf sensorik
Medula Spinalis
I. Permasalahan
1. Mengapa gerak refleks tidak terintegrasi?
2. Mengapa Upin merasakan panas dan nyeri setelah 5 menit?
3. Apa yang menyebabkan upin menjadi pucat dan jantungnya berdebar?
4. Mengapa ibu memberi upin obat nyeri?
Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi di luar
kehendak. Penyebab timbulnya gerak refleks:
1. terkena atau tersentuh benda yang panas
2. terkena benda tajam
3. karena suatu peristiwa
Urutan terjadinya gerak refleks:
Kulit mendapat rangsangan dari stimulus lalu akon saraf aferen (saraf sensorik) akan
meneruskan impulsnya ke medulla spinalis, kemudian dari medulla spinalis, impuls yang satu
meneruskan impulsnya menuju otka, sedangkan impuls yang lagi satu yang berupa saraf
eferen (saraf motorik) kembali sehingga terjadi gerak refleks. Sedangkan impuls yang dari
otak juga akan meneruskan impulsnya, yaitu saraf eferen (saraf motorik) ke kulit, berupa rasa
sakit. Jadi, intinya terjadi gerak refleks duluan baru rasa sakitnya.
Komponen
Refleks dapat dikelompokkan berdasarkan:
a. Letak reseptor yang menerima rangsangan:
Refleks ektroseptif, timbul karena rangsangan pada reseptor permukaan tubuh
Refleks interoreseptif (viseroreseptif), timbul karena rangsangan pada alat-alat
dalam atau pembuluh darah, misalnya dinding kandung kemih dan lambung.
Refleks proreseptif, timbul karena rangsangan pada reseptor otot rangka, tendon,
dan sendi untuk keseimbangan sikap.
b. Bagian saraf pusat yang terlibat:
Refleks spinal, melibatkan neuron di medulla spinalis
Refleks bulbar, melibatkan neuron di medulla oblongata
Refleks kortikal, melibatkan neuron korteks serebri
c. Jenis atau ciri jawaban:
Refleks motorik, efektornya berupa otot dengan jawaban berupa relaksasi atau
kontraksi otot
Refleks sekretorik, efektornya berupa kelenjar dengan jawaban berupa
peningkatan atau penurunan sekresi kelenjar
Refleks vasomotor, efektornya berupa pembuluh darah dengan jawaban berupa
vasodilatasi atau vasokontriksi
d. Timbulnya refleks:
Refleks tidak bersyarat , refleks yang dibawa sejak lahir, bersifat mantap, tidak
pernah berubah, dan dapat ditimbulkan bila ada rangsangan yang cocok, misalnya
mengisap jari pada bayi.
Refleks bersyarat didapat pertumbuhan berdasar pengalaman hidup, memelukan
proses belajar. Mempunyai ciri-ciri: bersifat individual (seseorang memiliki tetapi
orang lain belum tentu), tidak mantap (dapat diperkuat dan bisa hilang), dapat
timbul oleh berbagai jenis rangsangan pada beberapa jenis reseptor asal disusuli
oleh rangsangan bersyarat.
e. Jumlah neuron yang terlibat:
Refleks monosinaps melalui satu sinaps dan dua neuron (satu neuron aferen, satu
neuron eferen), yang langsung berhubungan pada saraf pusat.
contoh: refleks regang
Refleks polisinaps melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa interneuron yang
menghubungkan neuron aferen dengan neuron eferen, semua refleks lebih dari
satu sinaps kecuali refleks regang otot
Mekanisme
Stimulus reseptor membentuk potensial aksi dipancarkan melalui jalur aferen
pusat integrasi jalur eferen efektor (otot/kalenjar)
Medulla spinalis dan batang otak untuk refleks dasar
Pusat integrasi
=SSP Otak untuk refleks didapat(diolah untuk mengambil keputusan
mengenairespon yang akan diambil)
o Patologis
Lengkung reflek terdiri dari dua neuron, yaitu satu neuron sensorik yang
yang berasal dari reseptor sensorik atau ujung sensorik dan satu neuron motorik
yang menyampaikan impuls ke otot atau kelenjar. Namun, biasanya kedua neuron
ini tidak saling berhubungan langsung, tetapi terdapat satu atau lebih neuron
internunsial diantara kedua neuron tersebut.
Mekanisme seperti ini memungkinkan respon yang tidak bergantung pada
puasat-pusat yang lebih tinggi dan sudah cukup untuk melaksanakankegiatan-
kegiatan yang sederhana., seperti menarik diri dari rangsang nyeri. Reflek dapat
melibatkan hanya satu tingkat segmental medulla spinalis, atau mungkin juga
melibatkan beberapa tingkat.
Sistem saraf perifer terdiri dari saraf, ganglia dan ujung saraf.
1. Serabut saraf
Serabut sraf terdiri dari akson akson yang dibungkus selubung khusus yang
berasal dari sel ektodermal. Pada serabut saraf tepi, sel penyelubungnya
adalah Sel Schwann, dan pada serabut saraf pusat sel penyelubungnya adalah
Oligodendrosit. Akson berdiameter kecil umumnya tak bermielin sedangkan
yang berdiameter besar adalah serabut saraf bermielin. Mielin adalah lapisan
penyelubung akson yang disusun oleh lipoprotein dengan unsur lipid yang
dapat dihilangkan dengan unsur histologik standar.
o Pada serabut bermielin di susunan saraftepi, plasmalema sel Schwann
mengitari dan menyelubungi akson. Lapisan-lapisan membran sel
penyelubung menyatu dan membentuk mielin, yakni sutu kompleks
lipoprotein dengan unsur lipid. Selubung mielin memperlihatkan adanya
celah di sepanjang jalannya yang disebut nodus Ranvier. Jarak antara dua
nodus disebut internodus yang terdiri atas satus el Schwann.
o Serabut saraf tak bermyelin
- tidak memiliki selubung myelin
- bagian organ (otak dan medulla spinalis) yang sarafnya tak bermyelin
disebut substansia grisea/gray matter
- Substansia grisea otak berada di sebelah luar, sedangkan pada medulla
spinalis berada di dalam
2. Ganglia saraf
Ganglia adalah struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dan sel
glia yang ditunjang oleh jaringan ikat. Ganglia dapat dibedakan menjadi
ganglia sensorik dan ganglia otonom.
a. Ganglia sensorik
Menerima impuls aferen yang menuju SSP. Ganglia sensorik dapat dibedakan
pula menjadi ganglia spinalis dan ganglia kranialis. Neuron pada ganglia ini
merupakan neuron pseudounipolar yang meneruskan informasi dari ujung
saraf ganglion ke substansi grissea medula spinalis.
b. Ganglia otonom
Tampak sebagai pelebaran bulat pada saraf otonom. Ganglia otonom
mempunyai neuron multipolar.
3. Akhiran Saraf
Terdapat dua jenis akhiran saraf, yaitu :
1. Akhiran saraf eferen
- Efektor somatic
Mempunyai perikarion yang terletak di dalam :
Cornu anterior medula spinalis yang disebut sel tanduk depan
Nukleus motoris pada serebrum
Dari perikarion ini keluar akson bermyelin dan akson ini berakhir pada
efektor dalam otot bergaris. Akhiran saraf eferen disebut motor end plate
- Efektor autonomik
Mempunyai perikarion yang terletak di dalam ganglion otonom
Keluar akson yang tidak bermyelin
Akson berakhir pada efektor dalam otot polos dari pembuluh darah,
visera, kelenjar, rambut dan juga otot jantung.
Reseptor : bagian tubuh yang menerima rangsang dan mengandung
akhiran saraf aferen
Macam Reseptor:
Tidak berkapsul/ non capsulated/ akhiran saraf aferen bebas
- tersebar pada jaringan epitel, jar.otot, jar.ikat dan memebran serosa
- terdiri atas sabut saraf yang tidak bermyelin becabang-cabang dengan
ujung membulat
- pada epitel kulit disebut : korpuskulum dari Merckel
Berkapsul/ encapsulated
- korpuskulum dari vater pacini : menerima rangsang getaran dan tekanan,
terdapat pada dermis kulit
- korpuskulum dari meissner : menerima rangsang raba, terletak pada
dermal papil dari kulit
- korpus dari krause : menerima rangsang dingin dan mekanis
- korpus dari ruffini : menerima rangsang panas dan mekano reseptor
- neuro muskular spindle : mekano reseptor, pada otot bergaris
- akhiran saraf aferen pada pancaindra
Jenis synaps:
- akso-denritik = synaps antara akson dengan dendrit yang lain
- akso-somatik = synaps antara akson dengan perikarion yang lain
- akso-aksonik = synaps antara akson dengan akson yang lain
- synaps antara akson dengan organ efektor : motor end plate
a. Somatomotorik (skenario 2)
b. Somatosensorik
Berperan untuk mentransduksi stimulus lingkungan menjadi impuls saraf.
Reseptor ini dapat diklasifikasikan sebagai:
Propioseptik :
Terletak pada tubuh di dalam otot, tendon, dan persendian, juga mencakup
reseptor ekuilibrum pada area telinga dalam. Jika distimulasi, bagian tersebut akan
menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh, besarnya tonus otot,
ekuilibrum, getar, gerak, dan tekanan.
Evaluasi : dilakukan pada bagian sendi-sendi distal, apabila normal, maka
tidak perlu dilakukan pemeriksaan proksimal. Falang distal di salah satu jari
penderita kita pegang, lalu perlahan-lahan digerakkan ke atas dan ke bawah,
sementara penderita diminta menyebutkan gerakan falang itu.
Hasil pemeriksaan yang normal menunjukkan bahwa penderita dapat berdiri
dengan kedua kai rapat tanpa hilang keseimbangan atau bergoyang dengan mata
tertutup ataupun terbuka.
Eksteroseptik :
2. Nyeri
2.1. Neurofisiologi
a. Fisiologi Nyeri
Tranduksi nyeri
Adalah proses rngsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan
aktivitas listrik di reseptor nyeri.
Mekanisme transduksi:
Kerusakan sel pembebasan kalium intrasel dan sintesis prostaglandin
dan bradikinin prostaglandin menyebabkan peningkatan sensitivitas
reseptor terhadap bradikinin stimulus sampai ke reseptor
Transmisi nyeri
Melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat tranduksi
melewati saraf perifer sampai terminal di medula spinalis dan jaringan
neuron pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak.
Melibatkan 3 komponen utama:
o Saraf perifer, yang menghantarkan impuls dari reseptor ke medula
spinalis.
o Saraf ascendens, yang meneruskan impuls ke atas, dari medula
spinalis ke talamus.
o Saraf yang meneruskan impuls dari talamus ke cortex.
Mekanisme transmisi:
Transduksi serat A- (nyeri cepat) dan serat C (nyeri lambat) medula
spinalis di akar dorsal memisah di kornu dorsalis medula spinalis
substansi gelatinosa (lamina II dan III) modulasi traktus spinotalamikus
Traktus spinotalamikus
Talamus
Otak
Persepsi
Modulasi nyeri
o Proses peningkatan atau pengurangan penerusan impuls nyeri
o Proses pengurangan impuls nyeri melalui sistem analgesia endogen
yang melibatkan bermacam-macam neurotransmiter antara lain endorfin
yang dikeluarkan sel otak dan neuron di medula spinalis.
Suatu jaras tertentu telah ditemukan di SSP yang secara selektif
menghambat transmisi nyeri di medula spinalis. Jaras ini disebut Sistem
Analgesia dan diaktifkan oleh stres dan obat analgesik.
Sistem Analgesia terdiri dari 3 komponen utama:
- Periaquaductus grisea dan periventricular, yang berasal dari
mesensefalon dan bagian atas pons.
- Nukleus rafe magnus yang berada di antara bagian bawah pons dan
bagian atas medula oblongata serta nukleus retikularis
paragigantoselularis yang terdapat di bagian lateral medula oblongata.
Radiks dorsalis medula spinalis. Di dalamnya terdapat kompleks
penghambat rasa nyeri. Pada tempat inilah sinyal analgesia dapat
menghambat rasa nyeri
o Menghambat transmisi di tingkat medula spinalis.
Ada 2 jalur:
a. Ascenden
Transduksi transmisi modulasi persepsi
Dari medula spinalis ke otak
b. Descenden
Dari korteks serebrum ke medula spinalis. Gunanya untuk menghambat
atau memodifikasi rangsangan nyeri dengan bantuan neurotransmiter
seperti endorfin.
Persepsi nyeri
Adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan
oleh aktivitas tranmisi nyeri oleh saraf.
Penafsiran oleh system saraf pusat yang diberikan oleh saraf sensorik
(aferen). Penafsiran ini merupakan hasil interaksi system saraf sensorik,
informasi kognitif pada korteks serebri dan pengalaman emosional dan
persepsi menentukan berat ringannya nyeri yang dirasakan.
Impuls syaraf
Serabut syaraf perifer > Kornu dorsalis medulla spinalis >
Neurotransmiter (substansi P) > Pusat syaraf di otak > Respon
reflek protektif
Adanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia) akan
menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti histamin, bradikinin, kalium.
Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor mencapai
ambang nyeri, maka akan timbul impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut
saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang akan membawa impuls syaraf ada dua
jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls syaraf akan di bawa
sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu dorsalis medulla spinalis. Impuls syaraf
tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter (substansi
P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf
traktus spinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih
jauh ke dalam system saraf pusat. Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak
mengolah impuls syaraf kemudian akan timbul respon reflek protektif.
Reseptor nyeri:
- Reseptor nyeri mekanosensitif, beberapa serat nyeri hampir seluruhnya
terangsang oleh stress mekanis berlebihan atau kerusakan mekanis pada
jaringan.
- Reseptor nyeri termosensitif, sensitive dengan panas atau dingin yang
ekstrim.
- Reseptor nyeri kemosensitif, sensitive terhadap berbagai zat kimia.
Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga
telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf
banyak mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang
tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral
dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
Korpuskulus Ruffini
Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula
sendi. Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung
ujung akhir saraf yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan
mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir saraf tak bermielin yang bebas,
bercabang disekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh
regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima
rangsangan panas.
Jalur Desendens
Jalur desendens serat eferen merupakan sistem modulasi nyeri atau sistem
analgesik. Tiga komponen utamanya, antara lain:
a. Substansia Periakuaduktus Grisea
b. Nukleus Rafe Magnus
c. Kornu dorsalis Medulla Spinalis
Sinyal berjalan dari neuron di area periakuaduktus grisea ke nukleus rafe magnus.
Selanjutnya, sinyal urutan kedua dijalarkan ke bawah menuju ke kompleks
penghambat nyeri di kornu dorsalis medulla spinalis. Di kompleks tersebut, sinyal
analgesia dapat menghambat sinyal nyeri sebelum masuk ke otak.
Transmitter yang berperan antara lain serotonin dan enkefalin. Serotonin
dihasilkan di neuron lokal kornu medulla spinalis yang memicu pengekskresian
enkefalin. Enkefalin disekresi di periakuaduktus grisea yang berfungsi untuk
menekan sinyal nyeri dan menghambat hantaran pre dan post sinaps pada serabut
tipe C dan A-delta.
Karakteristik Nyeri
a. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
b. Nyeri bersifat subyektif dan individual
c. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
d. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis
tingkah laku dan dari pernyataan klien
e. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
f. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
g. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
h. Nyeri mengawali ketidakmampuan
i. Persepsi yang salah ttg nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal
Nyeri cepat Nyeri lambat
- dibawa oleh serat Adelta - dibawa serat C
- sensasi tajam dan menusuk - sensasi terbakar, pegal dan
- lokasi mudah ditentukan tumpul
- muncul pertama kali setelah - lokasi tidak jelas
impuls - muncul kemudian, lama,
lebih menyiksa
- timbul pada rangsangan - timbul pada rangsangan
Nosireseptor mekanis dan nosireseptor polimodal
termal -
Luka Bakar
Luka bakar ada dua macam:
1. Full thickness yang mengenai bagian total epidermis dan dermis. Luka bakar ini
termasuk luka bakar derajat 3 dan 4.
2. Partial thickness yang mengenai epidermis (derajat 1) dan mengenai dermis
superfisial(derajat 2).
2.2. Teori Nyeri
Teori spesifisitas
Teori yang dikemukakan oleh Descartes bahwa nyeri berjalan dari reseptor-
reseptor nyeri spesifik melalui jalur neuroanatomik tertentu ke pusat nyeri di
otak dan bahwa hubungan antara stimulus dan respon nyeri bersifat langsung
dan variabel. Walaupun teori ini merupakan penyederhanaan dari pengetahuan
yang sudah ada, namun 2 prinsipnya masih sahih ;
1. reseptor somatosensorik adalah reseptor yang mengalami spesialisasi untuk
berespon secara optimal terhadap satu atau lebih tipe stimulus.
2. tujuan perjalanan neuron afferen primer dan jalur ascendens merupakan
faktor kritis dalam membedakan sifat stimulus di perifer.
Teori endorfin-enkefalin
Kemajuan terpenting dalam pemahaman mengenai mekanisme nyeri adalah
ditemukannya reseptor opiat di membran sinaps. Reseptor opiat mengikat opioid
(endorfin,enkefalin) atau narkotik dan menghambat transmisi impuls nyeri.
Dengan kata lain, sinyal-sinyal saraf menekan sinyal nyeri yang masuk lewat
saraf perifer, mengaktifkan endorfin sebagai inhibitor zat sehingga impuls nyeri
terhambat.
Beta endorfin merupakan suatu fragmen peptida yang berasal dari
proopiomelanokotrin (POMC), di kelenjar hipofisis. Beta endorfin terdapat
dalam jumlah signifikan di hipotalamus dan PAG serta sdikit di medula dan
medula spinalis. Beta endorfin adalah analgesik yang jauh lebih poten dari
enkefalin .
Enkefalin ditemukan di hipotalamus, sistem limbik, PAG, RVM (yang banyak
mengandung neuron serotonergik), dan kornu dorsalis medul spinalis. Enkefalin
memiliki efek analgesik yang lebih lemah daripada endorfin lain tapi lebih
poten dan bekerja lebih lama dibandingkan dengan morfin.
Berdasarkan sumbernya
a) Cutaneus/ superficial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan.
Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). Contohnya terkena ujung pisau
atau gunting.
b) Deep somaic, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pembuluh darah tendon
dan syaraf, nyeri menyebar dan lebih lama daripada cutaneus. Contohnya
sprain sendi.
c) Visceral, stimulasi reseptor nyeri dalam rongga abdomen, cranium, dan thorak.
Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan.
Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan wajah bahagis
hingga wajah sedih, juga di gunakan untuk "mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini
dapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.
Skala wajah untuk nyeri
Skala keterangan
10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
9, 8, 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang bisa
dilakukan.
6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak.
4 Nyeri seperti kram atau kaku.
3 Nyeri seperti perih atau mules.
2 Nyeri seperti meliiti atau terpukul.
1 Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan
0 Tidak ada nyeri
2.5. Patologi
Hiperalgesia
Hiperalgesia adalah suatu keadaan hipersesitif terhadap rasa nyeri,
penyebabnya:
a. Hiperalgesia primer, yaitu reseptor nyeri itu sendiri yang sangat peka.
Contohnya, sensitivitas ekstrem pada kulit yang terbakar matahari
b. Hiperalgesia sekunder, yaitu adanya fasilitasi penjalaran sensoris. Hal ini
dapat terjadi bila ada jejas di medula oblongata atau di thalamus.
Herpes Zoster (Shingles)
Nyeri yang dialami oleh penderita herpes zoster merupakan nyeri tipe
segmental yang biasanya terasa di sepanjang setengah lingkar tubuh yang
terserang herpesvirus. Nyeri ini dapat disebabkan oleh 2 faktor,:
a. Herpervirus menginfeksi neuron dalam ganglion radiks dorsalis.
b. Sitoplasma neuron membawa herpesvirus ke akson perifer neuron
sehingga dapat menyebabkan ruam dan krusta di bagian kutaneus.
fosfolipid NSAID
Asam arakidonat
endoperoksida
EFEK FARMAKODINAMIK
Semua obat mirip aspirin bersifat antipiretik, analgesic dan antiinflamasi. Ada
perbedaan aktivitas di antara obat-obat tersebut, misalnya parasetamol
(asetaminofen) bersifat antipiretik dan analgesic tetapi efek anti inflamsinya lemah
sekali.
EFEK ANALGESIK
Sebagai analgesic NSAID hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas
rendah sampai sedang seperti nyeri kepala, mialgia, athralgia, dan nyeri lain
yang berasal dari integument, juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan
dengan inflamasi..
Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen tidak dapat diatasi dengan obat
golongan ini, sedangkan nyeri pascabedah dapat diatasi
Efek analgesic NSAID lebih rendah daripada golongan opioid, namun NSAID
tidak menimbulakn ketagihan
NSAID hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri, tidak
mempengaruhi sensorik lain
EFEK ANTIPIRETIK
NSAID akan menurunkan suhu badan hanya pada keadaan demam.
Walaupun obat ini menunjukkan efek invitro, tidak semuanya berguna
sebagai antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau
terlalu lama
Tidak semua NSAID berguna sebagai antipiretik karena ada yang bersifat
toksik jika digunakan secara rutin atau terlalu lama
Contoh NSAID yang sering digunakan sebagai antipiretik adalah paracetamol
EFEK ANTIINFLAMASI
NSAID lebih dimanfaatkan sebagai anti inflamasi pada pengobatan kelianan
musculoskeletal seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis, spondilitis ankilosa.
Tetapi harus diingat bahwa obat mirip aspirin ini hanya meringankan gejala nyeri
dan inflamasi yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik, tidak
menghentkan, memperbaiki atau mencegah kerusakan jaringan pada kelainan
musculoskeletal ini.
Kebanyakan NSAID digunakan sebagai antiinflamasi pada pengobatan
musculoskeletal
NSAID hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan
penyakit secara simtomatik, tidak menghentikan, memperbaiki atau mencegah
kerusakan pada kelainan musculoskeletal ini
EFEK SAMPING
Selain efek farmakodinamik, NSAID juga memiliki efek samping. Efek
samping ini didasari oleh adanya hambatan pada sistem biosintesis prostaglandin.
Efek samping yang paling sering terjadi antara lain :
Induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang juga disertai
anemia sekunder akibat adanya perdarahan saluran cerna
Gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis
tromboksan dengan akibat adanya perpanjangan waktu perdarahan
Penghambatan biosintesis prostaglandin di ginjal menyebabkan
gangguan homeostasis ginjal
Pada beberapa orang bisa juga terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap orang
ini. Reaksi ini bisa berupa rinitis nasomotor, udem angioneuretik, urtikaria
luas, asam bronkial, hipotensi sampai keadaan presyok dan syok.
b. Non-farmakologik
Terapi dan Pengobatan Non Farmakologi
1. Kompres Dingin Dan Hangat
Es dapat menurunkan prostaglandin dan panas meningkatkan aliran darah ke suatu
area dan kemungkinan dapat menurunkan nyeri
2. Stimulasi saraf elektris transkutan
Menggunakan unit yang dijalankan baterai dengan elektroda yang dipasang pada
kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan , menggetar pada area nyeri
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang.
Distraksi visual (melihat tv), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan
(massase, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)
3. Teknik relaksasi
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan
ketegangan otot yang menunjang nyeri
4. Imajenasi terbimbing/Guided Imagery
Berimajenasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan
5. Biofeedback
Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang
respon nyeri fisiologi dan cara untuk melatih control terhadap respo tersebut.
6. Diet
Untuk mengurangi berat badan pada penderita nyeri rheumatic yang kelebihan berat
badan sangat membantu mengendalikan rasa nyeri
7. Anticipatory Guidence
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri. Contoh:
tindakan sebelum pasien menjalani prosedur pembedahan, perawat memeberikan
penjelasan pada pasien tentang gambarannya.
Pijat
Pijat merupakan bentuk stimulasi fisik. Dasar stimulasi fisik adalh teori
pengendalian gerbang pada transmisi nyeri. Stimulasi kulit akan merangsang
serat-serat non-nosiseptif yang berdiameter besar untuk menutup gerbang
bagi serat-serat berdiameter kecil yang menghantarkan nyeri sehingga nyeri
dapat dikurangi. Stimulasi kulit juga dapat menyebabkan tubuh
mengeluarkan endorphin dan neutransmitter lain untuk menghambat nyeri.
Aplikasi dingin
Efektif untuk nyeri akut (misalnya trauma akibat terkilir, luka bakar). Dapat
disalurkan dengan berendam atau kompres air dingin, kantung es, dan pijat
es. Aplikasi dingin berfungsi unutk mengurangi aliram darah ke suatu bagian
dan mengurangi perdarahan serta edema, dingin juga menimbulka efek
analgetik dengan memperlambat hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang
mencapai otak lebih sedikit. Aplikasi dingin hanya berlaku sampai 2x24 jam
setelah trauma
Aplikasi panas
Efektif untuk nyeri akibat memar, spasme otot atau artritis. Aplikasi panas
berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah
local dan juga merangsang srat saraf yang menutup gerbang sehingga
transmisi impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak dapat dihambat.
a. N. Olfactorius
Merupakan saraf sensorik yang bekerja pada daerah cavum nasi dan
digunakan sebagai penciuman. Saraf ini keluar dari lamina cribosa diantara
crista frontalis. Mekanisme penciuman adalah saraf menghantarkan bau menuju
otak dan kemudian diolah lebih lanjut. Akson-akson pada saraf olfaktorius dapat
mengalami degenerasi karena neuronnya dapat memberlah. Serat-serat aferen
olfaktorius akan bersinap dengan bulbus olfaktorius.
Bulbus olfaktorius rute subkortikal
rute talamus kortikal
b. N. Opticus
N. opticus atau saraf penglihatan, panjangnya lebih kurang 1,6 inci ( 4 cm ).
Saraf ini meninggalkan rongga orbita dengan berjalan melalui canalis opticus
bersama dengan a. ophthalmica dan masuk ke dalam rongga otak. Di dalam
orbita, saraf ini dibungkus oleh ketiga saraf meningen, yang mengikutinya
sampai ke spatium subarachnoideum. Kedua saraf dari kedua sisi kemudian
bergabung membentuk chiasma opticum. Disini serabut saaraf yang berasal dari
medial retina menyilang garis tengah dan masuk tractus opticus sisi
kontralateral. Sedangkan serabut saraf dari belahan lateral retina berjalan ke
posterior di dalam tractus opticus di sisi yang sama.
Tractus opticus keluar dari sudut posterolateral chiasma opticus dan berjalan
ke belakang di sekitar sisi lateral mesencephalon untuk menuju corpus
geniculatum lateral. Sebagian kecil saraf, yang berfungsi pada reflex pupil dan
reflex mata, tidak menuju corpus genulatum lateral, tetapi menuju ke nucleus
pretectalis dan colliculus superior. Dari corpus genulatum laterale, radiato optica
melengkung ke belakang menuju cortex visual hemispherium cerebri.
c. N. Occulomotoris
o Masuk orbita melalui Fissura Orbitalis Superior (FOS)
o Mensarafi otot pergerakan mata (rectus medialis, superior, interior, obliqua
inferior dan levator palpebra)
o Mengandung serabut saraf parasimpatis
d. N. Trochlearis
N. Trochlearis adalah saraf motorik dan merupakan saraf otak paling halus
Saraf ini mengurus M. Obliquus superior di dalam orbita. Saraf ini muncul dari
permukaan posterior mesencephalon, tepat di bawah colliculus inferior.
Kemudian membelok ke depan di sekeliling sisi lateral pedunculus cerebri.
Saraf ini berjalan ke depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus, terletak
sedikit di bawah N. Oculomotorus. N. Trochlearis masuk ke orbita melalui
fissure orbitalis superior.
e. N. Trigeminus
o Merupakan saraf cranial terbesar
o Teridiri dari saraf motorik dan sensorik
o Neuron sensorik membentuk saraf sensorik utama pada wajah, rongga nasal
dan rongga oral
o Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot-otot mastikasi
(pengunyah)
o Memiliki tiga cabang, yaitu :
i. N. Opthalmicus :
menginervasi kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata, rongga
nasal, dan kulit kepala
keluar cranii melalui fissura orbitalis superior
ii. N. Maxillaris
Menginervasi kulit wajah, rongga oral (gigi, gusi, bibir bagian atas),
palatum
Keluar cranii melalui foramen rotundum
iii. N. Mandibularis
Menginervasi gigi, gusi, bibir bagian bawah, kulit rahang bawah dan
area temporal kulit kepala, m.mylohyoid dan m.digastricus venter
anterior
f. N. Abduscens
Saraf motoris kecil dan mempersarafi m. rectus lateralis bola mata. Sehingga
fungsinya adalah untuk memutar bola mata ke posisi lateral. Saraf ini muncul
dari permukaan anterior otak, di antara pinggir bawah pons dengan medulla
oblongata. Mula-mula saraf ini terletak di dalam fossa cranii posterior.
Kemudian ia membelok dengan tajam ke depan melintasi pinggir superior pars
petrosa ossis temporalis. Setelah masuk sinus cavernosus, saraf ini berjalan ke
depan bersama a. carotis interna. Masuk ke rongga orbita melalui fisura orbitalis
superior.
g. N. Facialis
Nervus facialis atau nervus VII merupakan saraf gabungan antara saraf
motorik dan saraf sensorik. Saraf ini muncul sebagai dua radix dari permukaan
anterior otak belakang di antara pons dan medulla oblongata, radix ini masuk ke
Os temporalis dan melalui Meatus Acusticus Internus (MAI).
N. Facialis ini mempersarafi otot-otot wajah, pipi, dan kulit kepala; m.
Stylohyoideus; venter posterior; m. Digastricus; dan m. Stapedius telinga
tengah. Radix sensoris membawa serabut-serabut pengecap dari dua pertiga
bagian anterior lidah, dasar mulut, dan palatum. Serabut-serabut sekretomotorik
parasimpatis mempersarafi glandula submandibularis dan sublingualis, glandula
lacrimalis, dan kelenjar-kelenjar hidung serta palatum.
h. N. Vestibulocochlearis
Nervus Vestibulocochlearis (VIII, acoustic, atau auditory) nervus adalah
saraf sensori yang timbul dari medulla oblongata.nervus ini Memiliki 2 bagian
cabang ; cabang vestibular, dan cabang koklearis.
o Perikaryon dari serabut2 saraf cabang vestibular terletak di ganglia dekat
vestibula dan kanalis semicircular, memiliki reseptor yang secara spesifik
mengatur perubahan posisi kepala dan kemudian mengirimkan impulse ke
cerebellum yang kemudian mempergunakan informasi tersebut untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
o Perikaryon dari serabut2 saraf cabang koklearis terletak di ganglion koklearis
bagian dari telinga bagian dalam yang berperan sebagai pusat reseptor
pendengaran. Impuls dihantarkan melewati medulla oblongata dan otak tengah
dalam perjalanannya menuju bagian pusat pengolah informasi pendengaran
yakni lobus temporal.
i. N. Glossopharingeus
o Merupakan saraf motorik
o Mempunyai 3 macam nukleus:
Nukleus Motorik
Nukleus ini terletak dalam di formatio retikularis medulla oblongata dan
dibentuk oleh ujung superior nucleus ambiguss. Nukleus ini menerima
serabut2 kortikonuklearis dari kedua hemisfer serebrii. Serabut-serabut ini
mempersarafi m.stylopharyngeus.
Nukleus Parasimpatis
Nukleus ini disebut juga nukleus salivatorius inferior. Nkleus ini menerima
serabut2aferen dari hipotalamus melalui jaras2desendens. Struktur ini juga
memiliki hubungan dengan daerah olfaktori melalui formatio retikularis.
Informasi yang berhubungan dengan pengecap juga diterima dari nucleus
traktus solitarius dari rongga mulut.
Serabut2 eferen postganglionik parasimpatis mencapai ganglion oticum
melalui ramus tympanicus, plexus tympanicus,dan n petrosus minor.
Serabut2 post ganglionik berjalan menuju glan.parotis.
Nukleus sensorik
Bagian ini merupakan bagian dari nukleus traktus solitarius. Sensasi
pengecap berjalan melalui ak son perifer sel2saraf yang terletak dalam
ganglion n.glossopharyngeus. Proc.sentralis sel sel ini bersinaps dengan
sel-sel saraf didalm nukleus. Serabut serabut eferen menyilang median dan
naik menuju kelompok nuklei vntralis thalami sisi yang berlawanan, dan
juga ke beberapa nuklei di hipotalamus. Dari talamus, akson sel2talamus
berjalan menuju capsula interna dan corona radiata, serta berakhir di
bagian bawah gyrus post centralis.
Informasi mengenai aferen masuk melalui batang otak melalui ganglion
superior n.IX, namun berakhir didalam nuclei spinalis nervi trigemini.
Impuls-impuls aferen dari sinus carotis baroreseptor yang terletak di
bifurcatio arteri comunis juga berjalan bersama n IX. Keduanya berakhir
di nukleus traktus solitarius dan berhubungan dengan nukleus motorius
dorsalis n.vagi. reflek sinus caroticus yang melibatkan n IX dan n X
membantu regulasi tekanan darah.
o Perjalanan N.Glossopharyngeus
N IX meinggalkan permukaan anterolateral bagian atas medulla
oblongta sbg ragkaian kecil didalam alur antara oliva dan npendunculus
cerebrallis inferior. Saraf ini lalu berjalan ke lateral didalam fossa cranii
posterior kluar melalui foramen jugulare. Di tempat ini terdapat ganglia
sensorik superior dan inferior n IX. Selanjutnya, saraf turun melalui bagian
atas leher di ikuti oleh vena jugularis interna dan a. Carotis interna untuk
mencapai tepi posterior musculus stylopharyngeus yang dipersyarafinya.
Setelah itu, saraf berjalan ke depan diantara m.constricsor pharyngeus superior
dan medius untuk bercabang cabang ke membran mukosa faring dan sepertiga
lidah posterior.
j. N. Vagus
o Merupakan saraf kranial-X
o serabut saraf campuran, sensoris dan motoris
o Berasal dari sejumlah radix kecil pada daerah lateral medula oblongata
o Distribusi saraf ini turun melalui foramen jugularis, membentuk ganglion
superior melalui thorax dan abdomen
o Menginervasi serabut sensoris untuk telinga, lidah, faring, laring, esofagus,
serta mempercabangkan serabut parasimpatis dan aferen viseral untuk daerah
thorax dan abdomen
o karena jangkauan saraf ini sangat luas, maka disebut juga sebagai saraf
pengembara
k. N. Accesoris
Adalah saraf motoris yang terdiri atas radix cranialis dan radix spinalis.
Radis cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata, diantara
oliva dan pendunculus cerebrellaris inferior. Berjalan ke lateral dalam fossa
cranii posterior dan bergabung dengan radix spinalis.
Radix spinalis berawal dari sel-sel saraf dari collumna grisera anterior. Saraf
ini berjalan naik di samping medulla spinalis. Saraf ini berjalan masuk ke
cranium melalui foramen magnum. Kemudian membelok ke lateral dan
bergabung dengan radix cranialis. Kedua radiks bersatu dan meninggalkan
cranium melalui foramen jugulare.
Jadi nervus accessorius mengurus gerakan palatum molle, pharynk, dan
larynx dan mengendalikan gerakan dua otot besar leher yaitu
m.sternocleidomastoideus dan m.trapezius.
l. N. Hypoglossus
Berjalan turun di dalam selubung carotis. Sampai di pinggir bawah
venter posterior m.digasstricus kemudian belok ke depan, menyilang lengkung
A.lingualis, tepat di atas ujung cornu majus ossis hyoideus. Selanjutnya ke
depan pada permukaan lateral m.hyoglossus dan permukaan medial
m.mylohyoideus. Sarar ini terletak di bawah pars profundus glandula
submandibularis, ductus submandibularis dan n. Lingualis. Saraf ini berakhir
dengan lengkung ke atas ke arah ujung lidah dan memberikan cabang-cabang
untuk otot.
b. Saraf Thoraks
o Terdiri dari 12 pasang saraf yaitu T1-T12
o T1 dan T2 ikut serta membentuk pleksus brakial
o T3-T12 tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang interkostal dan
menginervasi otot-otot abdomen, kulit dada dan kulit abdomen
c. Saraf Lumbal
Saraf lumbal adalah salah satu dari saraf spinal yang berjumlah 5 pasang
yang biasanya ditulis dengan symbol L1, L2, L3, L4, dan L5. Saraf lumbal juga
sebenarnya merupakan gabungan dari saraf sacralis yang nantinya akan disebut
dengan plexus lumbosacralis. Percabangan saraf plexus lumbosacralis yang
terdapat pada plexus lumbalis antara lain :
1. N. Iliohypogastricus
2. N. Ilionguunallis
3. N. Cutenous femoris lateralis
4. N. femoralis
5. N. genitofemoralis
6. N. obturatorius
Ciri-ciri vertebrae lumbal :
1. Corpus besar dan berbentuk ginjal
2. Pediculus kuat mengarah ke belakang
3. Lamina tebal
4. Foramene vertebrae berbentuk segitiga
5. Processus transversus panjang dan langsing
6. Processus spinousus pendek, rata, dan berbentuk segiempat dan mengarah
ke belakang
7. Facius articularis processus articularis superior menghadapi ke medial dan
facies articularis processus articularis inferior menghadap ke lateral
d. Saraf Sakral
o Terdiri dari lima pasang saraf yaitu S1-S5
o Membentuk pleksus sakral yang :
Terbentuk dari ramus ventral S1, S2, S3 dengan kontribusi L4, L5 dan S5
Menginervasi ektremitas bawah, pantat dan regia perineal
e. Saraf Koksiks
o Terdiri dari satu pasang saraf
o Membentuk pleksus koksiks yang :
Dibentuk oleh saraf koksiks dan S5 dengan bantuan S4
Merupakan awal saraf koksiks yang mensuplai region koksiks
PEMERIKSAAN
1.1.1 Spinal
a. Macam-Macam
Terdiri dari 31 pasang saraf spinal awal dari korda melalui radiks dorsal
(posterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung
membentuk satu sraf spinal. Semua saraf tersebut merupakan saraf gabungan
(motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen
dan meninggalkan korda melalui neuron aferen.
Setelah itu membagi diri menjadi 2 yaitu
Serabut primer posterior yang melayani kulit dan otot punggung.
Serabut primer anterior yang melayani cabang flexus saraf anggota
gerak serta saraf interkostalis pada otot.
Macam-macam saraf spinal :
Diberi nama dan angka sesuai dengan regio kolumna vertebra tempat
munculnya saraf tersebut.
Saraf serviks: 8 pasang, C1 samapi C2
Saraf toraks: 12 pasang, T1 sampai T12
Saraf lumbal: 5 pasang, L1 sampai L5
Saraf sacral: 5 pasang, S1 sampai S5
Saraf koksiks: 1 pasang
b. Divisi
Cabang meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis melalui
foramen sama yang digunakan saraf untuk keluar dan mempersarafi
meninges, pembuluh darah medulla spinalis, dan ligament intervertebral.
Ramus dorsal (posterior) terdiri dari serabut yang menyebar kea rah
posterior untuk mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala,
leher, dan pada trunkus di regia saraf spinal.
Cabang ventral (anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian
anterior dan lateral pada trunkus dan anggota gerak.
Cabang visceral adalah bagian dari SSO. Cabang ini memilki ramus alba
dan ramus grissea yang membentuk hubungan antara medulla spinalis dan
ganglia pada trunkus simpatis SSO.
c. Pleksus
Pleksus adalah jaring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral
seluruh saraf spinal, kecuali T1 dan T11 (yang merupakan awal saraf
interkostal).
Pleksus dibagi 5 yaitu:
Pleksus serviks
- Terbentuk dari ramus ventral keempat saraf serviks pertama
(C1,C2,C3,C4) dan sebagian C5.
- Saraf ini menginervasi otot leher dan kulit kepala, leher serta dada.
- Saraf terpenting adalah saraf frenik, yang menginervasi diafragma.
Pleksus brakial
- Terbentuk dari ramus ventral saraf serviks C5,C6,C7,C8 dan saraf toraks
pertama,T1 dengan melibatkan C4 dan T2.
- Saraf dari pleksus ini mensuplai lengan atas dan beberapa otot pada leher
dan bahu
Pleksus lumbal
- Terbentuk dari ramus saraf lumbal L1,L2,L3 dan L4 dengan bantuan T12.
- Saraf dari pleksus ini menginervasi kulit dan otot dinding abdomen,paha,
dan genitalia eksternal.
- Saraf terbesar adalah saraf femoral yang mensuplai otot fleksor paha dan
kulit pada paha anterior,regia panggul, dan tungkai bawah.
Pleksus sakral
- Terbentuk dari ramus ventral saraf sakral S1, S2 dan S3 serta kontribusi
dari L4, L5, dan S4.
- Saraf dari pleksus ini menginervasi anggota gerak bawah, bokong, dan
regia perineal.
- Saraf terbesar adalah saraf skiatik.
Pleksus koksiks
- Terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksiks dengan
kontribusi dari ramus S4.
- Pleksus ini merupakan awal saraf koksiks yang mensuplai regia
koksiks.
Pada saraf saraf torakal (T3 sampai T11) tidak membentuk pleksus tetapi keluar dari ruang
interkostal. Saraf-saraf ini mempersarafi otot-otot abdomen bagian atas dan kulit dada serta
abdomen.