Professional Documents
Culture Documents
LEBAK
NOMOR :
TENTANG
KEEMPAT : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan
ketentuan akan diadakan perubahan dan perbaikan kembali sebagaimana
mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalam surat
keputusan ini.
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
----------------------------------
( Plt ) Direktur RSUD dr. Adjidarmo
Pembina :-
Penanggungjawab :-
Ketua :-
Wakil Ketua :-
Sekretaris :-
Anggota :
a. Mengawasi pemakaian alat pelindung diri yang harus dikenakan oleh tenaga kesehatan//kerja
b. Melakukan pembinaan bagi tenaga yang tidak memakai alat pelindung diri
c. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja
d. Mengusulkan kebutuhan sarana alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan melalui bidang terkait
2. Kesehatan pekerja
a. Mengusulkan dan mengawasi pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran melalui seksi Diklat
dan Litbang rumah sakit
b. Mengusulkan kebutuhan sarana pemadam kebakaran melalui bidang penunjang non medik
c. Mengusulkan dan mengawasi sertifikasi dan perawatan alat2 yang risiko tinggi menyebbabkan
kebakaran
d. Membuat peta alat 2 yang rawan dan mudah terbakar
e. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja
4. Kesehatan lingkungan
a. Mengusulkan dan mengawasi kegiatan kebersihan dan penyehatan lingkungan rumah sakit
khususnya yang rawan bahaya (pencahayaan, kebisingan, ventilasi)
b. Mengusulkan dan mengawasi pengamanan radiasi, limbah radio aktif
c. Mengusulkan dan mengawasi upaya penyehatan makanan minuman, penyediaan air bersih,
pengendalian limbah dan pengendalian serangga
d. Mengusulkan dan mengawasi desinfektan peralatan dan ruangan
e. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja
5. Kejadian kesakitan dan kewaspadaan bencana terhadap tenaga kerja rumah sakit
a. Mengawasi kesehatan tenaga kerja dengan menginventarisasi jenis penyakit yang terbanyak
b. penyuluhan kesehatan penyakit akibat kerja sesuai dengan data penyakit yang ada atau
terbanyak
c. Penyuluhan dan cara penggulangan bahan2 berbahaya, risiko bahan berbahaya
d. Koordinasi dengan panitia K3RS yang lain untuk mengusulkan pelatihan dan penyuluhan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja
Latar Belakang
Kesehatan kerja merupakan upaya kelima dari 15 upaya kesehatan yang tercantum dalam UU No.
23 tahun 1992 tentang Kesehatan; selanjutnya dalam pasal 23 dinyatakan bahwa kesehatan kerja
diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal, pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk dapat mencapai peningkatan kualitas hidup yang
optimal, manusia harus berupaya dalam bentuk bekerja, berkarya. Dalam melaksanakan kegiatan, agar
kinerjanya optimal diperlukan suatu upaya lain bagi pemeliharaan kesehatan jasmani dan rohani.
Upaya lain ini adalah upaya kesehatan dan keselamatan kerja, upaya yang merupakan kebutuhan
pokok bagi para pekerja, dan juga masyarakat disekitar atau yang dapat terkena dampaknya.
Pada tahun 1995 WHO membuat estimasi beberapa permasalahan kesehatan kerja di dunia, antara
lain dinegara maju pelayanan Kesehatan Kerja yang memadai baru 20%-50%, sementara itu dinegara
berkembang hanya 5%-10%, 40%-50% penduduk dunia mempunyai risikoterhadap
penyakit/kecelakaan sehubungan dengan pekerjaannya. Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa
masalah Kesehatan Kerja telah ada seperti, didapatkan prevalensi bisinosis pada pekerja tekstil sebesar
15% - 20%, prevalensi ptyrigium pada nelayan sebesar 48% - 88%, nyeri persendian 57,5%,
sedangkan di sektor kesehatan di dapatkan
Tujuan Umum :
Terwujudnya prilaku kerja yang sehat bagi petugas, pengunjung, masyarakat sekitar,
Rawat Jalan sehingga terhindar dari resiko penularan penyakit/gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja.
Tujuan Khusus :
1. Mampu merencanakan pengembangan dan pembinaan upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
2. Mampu melaksanakan pengembangan dan pembinaan upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
3. Terlaksananya jaringan pelayanan dan informasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4. Adanya data pelaksanaan Kesahatan dan Keselamatan Kerja
5. Mampu melaksanakan evaluasi upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja
.
Sasaran dan Ruang Lingkup :
1. Sasaran
a. Sasaran langsung : Seluruh petugas kesehatan di Rumah Sakit
b. Sasaran tidak langsung : petugas pihak ke tiga yang bekerja di Rumah Sakit
2. Ruang Lingkup
K3 di sektor kesehatan/sarana kesehatan, berupa pengamanan dan penyehatan lingkungan
kerja, sarana kerja, pekerja beserta cara kerjanya di semua unit kesehatan.
LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenaga Kerja
2. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
4. Permenkes RI No. 986/1992 dan Keputusan Dirjen. P2M-PLP No. HK. 11.06.6.44 dan
No. HK. 00.06.6.598 mengenai beberapa aspek Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
5. SK. Menkes No. 43 Tahun 1988 tentang Cara pembuatan Obat yang baik (CPOB),
yang mencakup aspek pencegahan paparan bahan obat dan perlindungan kesehatan
para pekerja.
6. Beberapa Keputusan Bersama antara Depkes dan Depnaker yang berkaitan dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
a. SKB No. 168/KPTS/1971 No. 207/Kab/B.Ch/1971 tentang Kerjasama diantara
Depkes dan Depnaker dalam bidang Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.
b. SKB No. KEP 109/MENAKER/90 No. 81/MENKES/SKB/II/1990 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja.
c. SKB No. 203/MEN/1994 No. 540/MENKES/SKB/VII/1994 tentang Susunan
Badan Kerjasama Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK).
7. Memperhatikan rekomendasi ILO/WHO
Konvensi No. 155/1981 ILO menetapkan kewajiban setiap negara untuk merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan nasionalnya di bidang kesehatan dan
keselamatan kerja serta lingkungan kerja.
BAB II
A. PENGERTIAN
Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diirinya, maupun
masyarakat sekelilingnya, agar dipeoleh produktivitas kerja yang optimal.
Definisi Kesehatan Kerja sesuai komisi bersama WHO dan ILO tahun 1995 adalah cabang
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pekerja semua tingkatan dengan
mengutamakan upaya dengan tujuan:
1. Pemeliharaan dan promosi kesehatan pekerja
2. Perbaikan dan pemeliharaan lingkungan kerja
3. Pengembangan organisasi Kesehatan Kerja dan Budaya Kerja kearah terciptanya Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
B. PRINSIP DASAR KESEHATAN KERJA
Para pekerja dalam melakukan pekerjaannya seringkali dihadapkan dengan pejanan yang bisa
membahayakan kesehatan, sehingga perlu mendapatkan upaya kesehatan dengan pertimbangan
adanya bahaya potensial dari tempat kerjanya. Untuk pencegahan dan pengendalikan bahaya
potensial tsb maka digunakan prinsip dasar kesehatan yang meliputi 3 hal utama yaitu:
1. Upaya Kesehatan Kerja
Meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan pemenuhan
persyaratan kesehatan kerja.
Gangguan kesehatan dan kecelakaan sering disebabkan oleh bahaya potensial ditempat
kerja. Agar dapat di antisipasi kemungkinan bahaya bahay yang akan timbul , maka
dilakukan langkah langkah sebagai berikut:
a. Pengenalan bahaya potnsial di tempat kerja
b. Evaluasi bahaya potensial di tempat kerja
c. Pengendalian bahaya potensial
Pengendalian lingkungan kerja ( disain dan tata letak )
Penghilangan /pengurangan bahan berbahaya pada
sumbernya,dengan cara:
1. Penghentian proses
2. Substitusi
3. Isolasi
4. Ventilasi
5.. Metode basah
Observasi
Terinfeksi
2. Gempa
Alur
Informasi
3. BOM
Karyawan yang mendapat/ mengetahui ancaman segera lapor ke
Satpam dan catat data-data :
- Lokasi bom, identifikasi penelpon, jenis bom
- Informasi akan diledakkan
Lapor Gegana
Bila terjadi ledakan