Professional Documents
Culture Documents
Kolaborasi :
a. Pemberian transfusi darah sesuai indikasi
3 PK: Pendarahan
Mandiri :
a. Pantau tekanan cardiac rate dan irama jantung
b. Pantau nadi perifer
c. Pantau tanda vital
d. Batasi punksi vena
e. Pertahankan kestabilan kondisi klien
Kolaborasi :
a. Pantau waktu pembekuan dan jumlah platelet
b. Pantau kadar HCT dan Hb
c. Beri faktor pengganti pembekuan darah dan platelet sesuai
indikasi
4 Risiko cedera
a. Mandiri :
b. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, fasilitas dan cara
penggunaannya
c. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
d. Identifikasi faktor-faktor yang bisa menjadi predisposisi
pasien terhadap cedera
e. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan
risiko
f. Gunakan jenis transportasi pasien yang tepat (brankard,
kursi roda,tempat tidur pasien, box bayi)
g. Gunakan alat pelindung (misalnya restrain, susuran
pegangan tangan, pintu terkunci) untuk membatasi
mobilitas fisik yang bisa membahayakan
h. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tindakan keamanan
pada area yang spesifik
i. Monitor ventilator terhadap peningkatan tekanan/volume
secara tajam.
j. Observasi tanda dan gejala barotrauma.
k. Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan gunakan
kateter suction yang lunak
l. Atur posisi selang/tubing ventilator setiap 3-4 jam
Kolaborasi :
a. Berikan pengobatan (sedasi) sesuai program dokter
5 Konstipasi
Mandiri
a. Kumpulkan data dasar pada program defekasi, aktivitas,
dan pengobatan
b. Kaji dan dokumentasikan keadaan pasca operasi ( warna
dan konsistensi feces pertama, keluarnya flatus, bising
usus atau distensi abdomen )
c. Informasikan pada pasien dan keluarga kemungkinan
konstipasi yang dirangsang oleh pengobatan
d. Anjurkan aktifitas optimal untuk merangsang eleminasi
defikasi
e. Berikan privasi dan keamanan untuk pasien selama
eleminasi defekasi
f. Jelaskan efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi
Kolaborasi
a. Rujuk kepada ahli gizi sesuai dengan kebutuhan pasien
untuk meningkatkan serat dan cairan dalam diet
6 Kelebihan volume cairan
Mandiri:
a. Batasi cairan sesuai kebutuhan
b. Pantau ketat tetesan IVFD
c. Pantau intake output
d. Monitor vital sign
e. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP ,
edema, distensi vena leher, asites)
f. Kaji lokasi dan luas edema
g. Monitor berat badan
Kolaborasi:
a. Berikan diuretik sesuai program
b. Pasang kateter urine
c. Pemeriksaan laboratorium dan ronsen dada (X-ray)
Kolaborasi :
a. Berikan tambahan oksigen sesuai indikasi
b. Kaji ulang pemeriksaan AGD, Thorak foto
c. Pemberian nebulizer
d. Koreksi adanya asidosis/alkalosis, hipoksemia sesuai
program
10 Intoleransi aktivitas
Mandiri :
a. Tentukan penyebab keletihan (karena perawatan,
pengobatan, nyeri)
b. Gunakan teknik relaksasi distraksi, selama aktivitas
c. Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas
(takipnea, dispnea, takikardi, pucat, berkeringat)
d. Kaji respon emosi,sosial dan spiritual terhadap aktivitas
e. Evaluasii motivasi dan keinginan pasien untuk
meningkatkan aktivitas
f. Ajarkan kepada pasien dan keluarga : teknik perawatan
diri yang meminimalkan konsumsi oksigen, penggunaan
peralatan oksigen selama aktivitas
g. Ajarkan pengaturan waktu aktivitas dan istirahat
h. Monitor tanda-tanda vital dan status nutrisi
Kolaborasi :
a. Berikan pengobatan nyeri sesuai program dokter sebelum
aktivitas
b. Rujuk ke ahli fisioterapi sebagai sumber perencanaan
aktivitas pasien
11 Nyeri akut
Mandiri:
a. Istirahatkan pasien pada posisi yang nyaman dalam batas
yang ditoleransi oleh pasien
b. Berikan informasi tentang nyeri meliputi penyebab,
lamanya nyeri berlangsung, faktor yang dapat
memperburuk atau meredakan nyeri
c. Bantu pasien mengidentifikasi tindakan memenuhi
kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan oleh
pasien
d. Observasi tanda-tanda vital
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis seperti :
f. Kaji kembali keluhan nyeri yang dirasakan pasien meliputi
lokasi, karakteristik, frekuensi, durasi, kualitas, dan
intensita/skala nyeri
g. Atur posisi ETT, tubing dan sensitivitas ventilator
Kolaborasi:
a. Pemberian analgetik/sedasi jika diperlukan
b. Ajarkan tentang metode penggunaan analgetik untuk
mengurangi nyeri
11 Nausea
Mandiri :
a. Kaji keluhan mual yang dirasakan pasien meliputi
karakteristik, frekuensi, durasi, dan faktor-faktor yang
menyebabkan mual
b. Berikan informasi tentang nausea, penyebab, dan upaya
menghilangkannya
c. Dorong pasien untuk mempelajari dan menggunakan
strategi yang pernah dilakukan untuk mengatasi nauseanya
d. Kaji riwayat makanan yang disukai dan tidak disukai
pasien
e. Kontrol faktor lingkungan yang dapat meningkatkan
nausea seperti bau tak sedap, dll
f. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi keluhan mual seperti distraksi, relaksasi,
guided imagery
g. Dorong penggunaan teknik nonfarmakologi seperti
distraksi, relaksasi, dan guided imagery selama pemberian
kemoterapi
h. Konsultasikan dengan petugas gizi untuk memberikan
makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
i. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menyiapkan
makanan porsi kecil tapi sering
Kolaborasi :
a. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
antiemetic
Kolaborasi :
a. Memberian obat phenobarbital, phenitoin
b. Memberian oksigen sesuai kebutuhan
c. Memberian cairan elektrolit sesuai kebutuhan
2 PK: Anemia
Mandiri
a. Pantau tanda anemia seperti pucat, dispne saat bernafas
b. Pantau/catat kadar Hb, RBC, HCT, PLT
Kolaborasi :
a. Pemberian transfusi darah sesuai indikasi
3 PK: Pendarahan
Mandiri :
a. Pantau tekanan cardiac rate dan irama jantung
b. Pantau nadi perifer
c. Pantau tanda vital
d. Batasi punksi vena
e. Pertahankan kestabilan kondisi klien
Kolaborasi :
a. Pantau waktu pembekuan dan jumlah platelet
b. Pantau kadar HCT dan Hb
c. Beri faktor pengganti pembekuan darah dan platelet sesuai
indikasi
4 Risiko cedera
Mandiri :
a. Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan, fasilitas
dan cara penggunaannya
b. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien
c. Mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa menjadi
predisposisi pasien terhadap cedera
d. Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya
dan risiko
e. Mengunakan jenis transportasi pasien yang tepat
(brankard, kursi roda,tempat tidur pasien, box bayi)
f. Mengunakan alat pelindung (misalnya restrain, susuran
pegangan tangan, pintu terkunci) untuk membatasi
mobilitas fisik yang bisa membahayakan
g. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tindakan
keamanan pada area yang spesifik
h. Memonitor ventilator terhadap peningkatan
tekanan/volume secara tajam.
i. Observasi tanda dan gejala barotrauma.
j. Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan gunakan
kateter suction yang lunak
k. Atur posisi selang/tubing ventilator setiap 3-4 jam
Kolaborasi :
a. Memberikan pengobatan (sedasi) sesuai program dokter
5 Konstipasi
Mandiri
a. Mengumpulkan data dasar pada program defekasi,
aktivitas, dan pengobatan
b. Mengkaji dan dokumentasikan keadaan pasca operasi (
warna dan konsistensi feces pertama, keluarnya flatus,
bising usus atau distensi abdomen )
c. Menginformasikan pada pasien dan keluarga
kemungkinan konstipasi yang dirangsang oleh pengobatan
d. Menganjurkan aktifitas optimal untuk merangsang
eleminasi defikasi
e. Berikan privasi dan keamanan untuk pasien selama
eleminasi defekasi
f. Jelaskan efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi
Kolaborasi
a. Merujuk kepada ahli gizi sesuai dengan kebutuhan pasien
untuk meningkatkan serat dan cairan dalam diet
6 Kelebihan volume cairan
Mandiri:
a. Membatasi cairan sesuai kebutuhan
b. Memantau ketat tetesan IVFD
c. Memantau intake output
d. Memonitor vital sign
e. Memonitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles,
CVP , edema, distensi vena leher, asites)
f. Mengkaji lokasi dan luas edema
Kolaborasi:
a. Memberikan diuretik sesuai program
b. Memasang kateter urine
c. Memeriksaan laboratorium dan ronsen dada (X-ray)
Kolaborasi:
a. Tim dokter bila terdapat tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
8 Gangguan pertukaran gas
Mandiri :
a. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran
b. Mengobservasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
c. Mengauskultasi suara nafas dan catat adanya bunyi
tambahan (ronchi,wheezing)
d. Meninggikan bagian kepala tempat tidur dan bantu
perubahan posisi berkala
e. Membantu latihan nafas dalam
f. Mengecek AGD tiap 6 jam atau 30-60 menit setelah
perubahan setting ventilator.
g. Memonitor hasil AGD atau oksimeteri selama pemakaian
ventilator/ periode penyapihan.
h. Mempertahankan jalan napas bebas dari sekresi
i. Memonitor tanda dan gejala hipoksia
Kolaborasi :
a. Memberikan tambahan oksigen sesuai indikasi
b. Mengkaji ulang pemeriksaan AGD, Thorak foto
c. Memberian nebulizer
d. Mengkoreksi adanya asidosis/alkalosis, Hipoksemia
sesuai program
9 Intoleransi aktivitas
Mandiri :
a. Menetukan penyebab keletihan (karena perawatan,
pengobatan, nyeri)
b. Menggunakan teknik relaksasi distraksi, selama aktivitas
c. Memantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas
(takipnea, dispnea, takikardi, pucat, berkeringat)
d. Mengkaji respon emosi,sosial dan spiritual terhadap
aktivitas
e. Mengevaluasii motivasi dan keinginan pasien untuk
meningkatkan aktivitas
f. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga : teknik
perawatan diri yang meminimalkan konsumsi oksigen,
penggunaan peralatan oksigen selama aktivitas
g. Mengajarkan pengaturan waktu aktivitas dan istirahat
h. Memonitor tanda-tanda vital dan status nutrisi
Kolaborasi :
a. Memberikan pengobatan nyeri sesuai program dokter
sebelum aktivitas
b. Merujuk ke ahli fisioterapi sebagai sumber perencanaan
aktivitas pasien
10 Nyeri akut
Mandiri:
a. Mengistirahatkan pasien pada posisi yang nyaman dalam
batas yang ditoleransi oleh pasien
b. Memberikan informasi tentang nyeri meliputi penyebab,
lamanya nyeri berlangsung, faktor yang dapat
memperburuk atau meredakan nyeri
c. Membantu pasien mengidentifikasi tindakan memenuhi
kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan oleh
pasien
d. mengobservasi tanda-tanda vital
e. Mengajarkan teknik nonfarmakologis seperti :
f. Mengkaji kembali keluhan nyeri yang dirasakan pasien
meliputi lokasi, karakteristik, frekuensi, durasi, kualitas,
dan intensita/skala nyeri
g. Mengatur posisi ETT, tubing dan sensitivitas ventilator
Kolaborasi:
a. Memberikan analgetik/sedasi jika diperlukan
b. Mengajarkan tentang metode penggunaan analgetik untuk
mengurangi nyeri
11 Nausea
Mandiri :
a. Mengkaji keluhan mual yang dirasakan pasien meliputi
karakteristik, frekuensi, durasi, dan faktor-faktor yang
menyebabkan mual
b. Memberikan informasi tentang nausea, penyebab, dan
upaya menghilangkannya
c. Mendorong pasien untuk mempelajari dan menggunakan
strategi yang pernah dilakukan untuk mengatasi
nauseanya
d. Mengkaji riwayat makanan yang disukai dan tidak disukai
pasien
e. Mengkontrol faktor lingkungan yang dapat meningkatkan
nausea seperti bau tak sedap, dll
f. Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi keluhan mual seperti distraksi, relaksasi,
guided imagery
g. mendorong penggunaan teknik nonfarmakologi seperti
distraksi, relaksasi, dan guided imagery selama pemberian
kemoterapi
h. Mengkonsultasikan dengan petugas gizi untuk
memberikan makanan tinggi karbohidrat dan rendah
lemak
i. Mengkonsultasikan dengan ahli gizi untuk menyiapkan
makanan porsi kecil tapi sering
Kolaborasi :
a. Mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat
antiemetic
PSIKOTIK AKUT
1 Pengertian/Definisi Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi,
misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu
gangguan kejiwaan yang onsetnya akut ( 2 minggu), sindrom
polimorfik, ada stressor yang jelas, tidak memenuhi kriteria
episode manik atau depresif, dan tidak ada penyebab organik.
DEPRESI
1 Pengertian/Definisi Suasana perasaan yang sedih, hilangnya minat dan
kegembiraan, merasa lelah sehingga kegiatan menjadi terbatas,
daya konsentrasi menurun, harga diri dan rasa percaya diri
menurun, merasa bersalah dan tidak berguna, masa depan
suram, sukar tidur, nafsu makan (dan berat badan) menurun, ada
gagasan atau upaya bunuh diri, sekurang-kurangnya dua
minggu untuk penegakan diagnosis tapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung
cepat.
2 Masalah Keperawatan 1 PBD (Percobaan Bunuh Diri)
2 Isolasi Sosial
3 DPD (Defisit Perawatan Diri)
3 Diagnosa Keperawatan 1 PBD (Percobaan Bunuh Diri)
2 Isolasi Sosial
3 DPD (Defisit Perawatan Diri)
4 Intervensi Keperawatan 1 Ukur tanda-tanda vital
2 Bina Hubungan Saling Percaya
3 Membimbing pasien mengenal masalahnya
4 Bimbing mengontrol perilakunya
5 Beri obat sesuai terapi
6 Bina keluarga untuk dapat merawat pasien di rumah sakitdan
di rumah
7 Bimbing dan bantu pasien melakukan Activity Daily
Living/ADL
8 Beri Terapi Aktivitas Kelompok/TAK
9 Observasi restrain
10 Observasi isolasi
Afektif Bipolar
1 Pengertian/Definisi Gangguan afektif bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang
bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik,
hipomanik, depresi dan campuran, biasanya rekuren dan dapat
berlangsung seumur hidup.
2 Masalah Keperawatan 1 PBD (Percobaan Bunuh Diri)
2 Isolasi Sosial
3 DPD (Defisit Perawatan Diri)
4 Perilaku Kekerasan
5 Halusinasi
6 Waham
3 Diagnosa Keperawatan 1 PBD (Percobaan Bunuh Diri)
2 Isolasi Sosial
3 DPD (Defisit Perawatan Diri)
4 Perilaku Kekerasan
5 Halusinasi
6 Waham
4 Intervensi Keperawatan 1 Ukurtanda-tanda vital
2 Bina Hubungan Saling Percaya
3 Membimbing pasien mengenal masalahnya
4 Bimbing mengontrol perilakunya
5 Beri obat sesua iterapi
6 Bina keluarga untuk dapat merawat pasien di rumah sakit dan
di rumah
7 Bimbing dan bantu pasienmelakukan Activity Daily
Living/ADL
8 Beri Terapi Aktivitas Kelompok/TAK
9 Observasi restrain
10 Observasi isolasi