Professional Documents
Culture Documents
Naili, R. (2012). Audiovisual salah satu bentuk prnyuluhan yang efektif. Jakarta:
Balita Pustaka
Musa. (2010). Macam minat pada setiap orang berbeda. Yogyakarta: Nuha
Medika
Tilong. (2012) Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada
Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2
UNIVERSITAS KADIRI
Kepada, Yth. :
Di
Tempat
Hormat saya
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Responden
( )
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Penghasilan :
Minat
Ket:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS
PEMERIKSAAN IVA
0 1 2 3
1 Pengertian
2 Tujuan
3 Indikasi
a. Tutup tirai
b. Menjaga privasi klien
6 Persiapan Pasien
3. Materi
a. Pengertian kanker serviks
b. Penyebab kanker serviks
c. Tanda dan gejala kanker serviks
d. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
e. Stadium kanker serviks
f. Pencegahan kanker serviks
g. Penatalaksanaan kanker serviks
4. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
5. Media
a. LCD
b. Laptop
c. Leaflet
6. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik :
Pembimbing Pendidikan :
Penyaji :
Moderator :
Observer :
Fasilitator :
7. Job Description
Moderator : Mengarahkan jalannya acara
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
8. Kegiatan Penyuluhan
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan pembukaan yang
salam disampaikan oleh
2. Memperkenalkan diri moderator.
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan diberikan
5. Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
1. Menggali pengetahuan peserta tentang tehadap materi yang
kanker serviks disampaikan.
2. Menjelaskan tentang pengertian kanker
serviks
3. Menyebutkan penyebab kanker serviks
4. Menyebutkan tanda dan gejala kanker
serviks
5. Menjelaskan tentang deteksi dini kanker
serviks
6. Menjelaskan tentang stadium kanker serviks
7. Menjelaskan yang harus dilakukan/
penatalaksanaan kanker serviks
8. Menjelaskan tentang pencegahan kanker
serviks
3 20 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya tentang materi yang kurang dipahami
3 15 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan dan reinforcement
kepada peserta yang dapat menjawab
pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan
1. Mempersilahkan fasilitator dari seksama dan menjawab
pembimbing klinik dan pembimbing salam
akademik untuk menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban pertanyaan
peserta yang belum terjawab.
2. Menjelaskan kesimpulan dari materi
penyuluhan
3. Ucapan terima kasih
4. Salam penutup
Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara
aktif dalam diskusi
Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan
9. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir ditempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di BPM Ny T Amd.Keb
Dsn Padangan Desa Padangasri Kecamatan Jatirejo Kabupaten
Mojokerto. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
c. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan
tujuan khusus
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
KANKER SERVIK
PENGERTIAN
Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim, maksudnya
kanker yaitu tumor ganas dan terjadi di serviks, sedangkan serviks sendiri adalah
bagian dari uterus yang menonjol ke vagina. Kanker serviks berkembang ketika
sel yang abnormal dalam serviks mulai membelah diri tanpa terkendali (Faizah,
2010)
Sedangkan menurut Samadi (2011) kanker serviks adalah kanker yang
tumbuh dan berkembang pada serviks atau mulut rahim, khususnya berasal dari
lapisan terluar serviks
Kanker serviks merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau
Human Papilloma Virus onkogenik, mempunyai presentase yang cukup tinggi
dalam menyebabkan kanker serviks, yaitu sekitar 99,7%. Kanker serviks adalah
salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita (Adi,
2012)
PENYEBAB
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi
genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan
bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel
abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan
sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam tubuh
(metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah
infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks
berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe
resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
FAKTOR RISIKO KANKER LEHER RAHIM
1. Usia Pertama Melakukan Hubungan Seksual
Melakukan hubungan seksual pada usia muda berpengaruh terhadap
terjadinya kanker servik.Wanita penderita kanker servik melakukan hubungan
seksual pertama kali antara umur 15-19 tahun.Umur pertama kali hubungan
seksual merupakan salah satu faktor yang cukup penting.Dimana semakin
muda seoerang wanita melakukan hubungan seksual semakin besar resiko
yang harus ditangguanya,karena terjadinya kanker servik dengan masalah
laten kanker servik memerlukan waktu 30 tahun sejak melakukan hubungan
seksual pertama, sehingga hubungan seksual pertama dianggap awal dari
mula proses munculnya kanker servik pada wanita.
2. Paritas
Kanker servik banyak ditemukan pada paritas tinggi,tetapi tidak jelas
bagaimana hubungan jumlah persalinan dengan kejadian kanker servik, karna
pada wanita yang tidak melahirkan juga dapat terjadi kanker servik.
3. Ganti Pasangan
Wanita yang melakukan hubungan seksual pada usia <20 tahun atau
mempunyai pasangan seksual berganti-ganti lebih beresiko untuk terjadi
kanker servik. Bergantian pasangan dalam hubungan seksual memperbesar
kemungkinan terinfeksi Human papilloma virus.
4. Merokok
Tembakau mengandung bahan karsinogen baik yang dihisap pada getah
servik 56x lebih tinggi dibandingkan pada serum. Efek langsung bahan
tersebut pada leher rahim akan menurunkan status imun lokal sehingga dapat
menjadi kokarsinogen. Hasil penelitian bila merokok 20 batang setiap hari
resiko untuk terkena kanker adalah 7x dibanding orang yang tidak merokok.
Atau bila merokok 40 batang setiap hari, resiko untuk terkena kanker adalah
14x dibanding orang yang tidak merokok. Hasil penelitian menyimpulkan
bahwa semakin banyak dan lama wanita merokok maka semakin tinggi resiko
untuk terkena kanker servik.
5. Infeksi
Penyebab utama kanker servik adalah infeksi vurus human papilloma
virus (Sarwono, 2010).
GEJALA DAN TANDA
Tanda dan gejala kanker servik mungkin tidak menimbulkan gejala. Tanda
dini yang tidak spesifik seperti secret vagina yang agak berlebihan dan terkadang
disertai dengan bercak perdarahan.Gejala umum yang sering terjadi berupa
perdarahan pervaginam (pasca senggama,perdarahan di luar haid) dan keputihan
Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang
berbau busuk, nyeri punggung, nyeri pinggang dan panggul,sering berkemih,
buang air kecil atau besar yang sakit. Gejala penyakit yang residif berupa nyeri
pinggang, edema kaki unilateral, dan obstuksi ureter (Sarwono, 2010).
DIAGNOSIS
Diagnosis kanker servik diperoleh melalui pemeriksaan histopatologi
jaringan biopsis.Pada dasarnya bila dijumpai lesi kanker secara kasat mata harus
dilakukan biopsis walau hasil pemeriksaan papsmear masih dalam batas
normal.Sementara itu, biopsis lesi lebih yang tidak kasat mata dilakukan dengan
batuan kolposkopi.
Kecurigaan adanya lesi yang tidak kasat mata didasarkan dari hasil
pemeriksan sitologi servik (papsmear).Diagnosis kanker servik hanya berdasarkan
pada hasil pemeriksaan histopatologi jaringan biobsis.Hasil pemeriksaan sitologi
tidak boleh digunakan sebagai dasar penetapan diagnosis.
Biobsisi dapat dilakukan secara langsung tanpa batuan anestesia dan dapat
dilakukan secara rawat jalan. Perdarahan dapat diatasi dengan penekanan atau
meninggalkan tampon vagina. Lokasi biobsis sebaiknya dapat diambil dari
jaringan yang masih sehat dan hindari biobsis jaringan nekrosis pada lesi
besar.Bila hasil biobsis dicurigai adanya mikroinvasi, dilanjutkan dengan
konisasi. Konisasi dapat dilakukan dengan pisau (cold knife) atau dengan elektro
kaute (Sarwono, 2006 ).
STADIUM
Stadium 0 : Karsinoma insitu, karsinoma intraepitelia.
Stadium I : Kasioma masih terbatas di servik (penyebaran di korpus
uteri diabaikan).
Stadium IA : Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara
mikroskopis. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopisk
walau dengan invasi yang superfisial dikelompokkan pada
stadium IB.
Stadium IA1 : Invasi ke stoma dengan kedalaman tidak lebih 3,0 mm
dan lebar horizontal lesi tidak lebih 7 mm.
Stadium IA2 : Ivasi ke stroma tidak lebih dri 3 mm tapi kurang dari 5
mm dan perluasan horizontal tidak lebih dari 7 mm.
Stadium I B : Lesi yang terbatas pada serviks atau secara mikroskopis
lesi lebih luas dari stadium IA2.
Stadium IB1 : Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi
terbesar.
Stadium IB2 : Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari diameter
terbesar.
Stadium II : Tumor telah menginvaksi di luar uterus, tetapi belum
mengenai dinding panggul.
Stadium IIA : Tanpa infasi ke parametrium.
Stdium IIB : Sudah menginfeksi parametrium.
Stadium III : Tumor telah melus ke dinding panggul menyebabkan
tidak berfungsinya ginjal.
Stadium IIIA : Tumor telah meluas ke sepertiga bawah vagina
Stadium IIIB : Tumor telah melus ke dinding panggul menyebabkan
tidak berfungsinya ginjal.
Stadium IV : Tumor meluas ke luar dari organ reproduksi.
Stadium IVA : Tumor menginvasi ke rektum.
Stadium IVB : Penyakit melekat ke lesi dan kanker servik
(Sarwono,2011).
PENATALAKSANAAN
Menurut Sarwono (2010), Bila diagnosa hispatologi telah dibuat maka
pengobatan harus segera dilakukan dan pilihan pengobatan tergantung beberapa
faktor yaitu letak dan luas lesi, usia dan jumlah anak serta keinginan menambah
jumlah anak, adanya patologi dalam uterus, keadaan sosial ekonomi dan fasilitas.
Pengobatan kanker servik tergantung pada stadium klimis, secara umum
dapat digolongkan ke dalam golongan 3 terapi yaitu:
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah cara pengobatan dengan jalan pemakaian obat kimia.
Resep kombinasi obat ini diharapkan dapat membunuh seluruh sel kanker
yang menempel melalui aliran darah kita. Ada obat yang dikonsumsi lewat
mulut dengan cara diminum atau dimakan, dan ada pula yang dimasukkan ke
tubuh dengan cara diinfus.Jenis pengobatan ini hanya berlaku untuk kondisi
kanker servik seseorang yang belum menncapai stadium akhir. Walaupun
terlihat beresiko sebenarnya kemoterapi juga memiliki tingkat resiko yang
bisa terjadi yaitu: Menapause dini,tdak subur lagi (Infertilitas), dan
kerontokan rambut jangka pendek.
2. Radioterapi
Radioterapi yaitu pengobatan kanker servik dengan bantuan sinar
berenergi tinggi (sinar X) maupun dengan bahan radio aktif untuk membunuh
sel kankernya. Mungkin teknik pengobatan inilah yang efektif dan sering
dipakai di dunia medis.Tetapi perlu diketahui bahwa hanya kanker servik
stadium awal saja yang bisa ditangani oleh radioterapi ini.
Radioterapi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a. Radioaktif terapi internal
Dilakukan dengan cara memasukkan bahan radioaktif ke dalam leher
rahim wanita selama beberapa jam untuk membunuh sel kankernya.Bahan
radio aktif yang sering digunakan adalah radium dan kalsium.
b. Radioaktif terapi eksternal
Dilakukandengan cara menebalkan sinar-Xke area panggul kita
melalui sebuah mesin radiologi yang besar.Diharapkan sel kankernya ini
mati atau rusak oleh gelombang X sinar-X yang memiliki frekuensi
tertentu.
c. Operasi
Operasi dilakukan pada stadium klinis I dan II meliputi
histerektomi radikal, histerektomi ekstrafansial dan limpadenoktomi pada
stadium II, disamping operasi, dilakukan juga terapi radiasi (Riona,1999).
PENCEGAHAN
Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari
infeksi HPV.HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang
terinfeksi, tidak hanya dengan hubungan seks.Menggunakan kondom setiap
melakukan hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker
serviks yaitu :
Menghindari hubungan sex pada umur muda.
Memiliki partner seks tunggal
Menghindari merokok