You are on page 1of 7

MAMALIA

Oleh :
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Rombongan :V
Kelompok :5
Asisten : Hafizh Aulia Khairy Rakananda

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan


yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut
adalah mamalia. Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi
tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang
lain. Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang
hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Mamalia
merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas.
Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
(Campbell, 2008).
Mamalia merupakan salah satu kelas dari kingdom animalia yang memiliki
sejarah evolusi hampir sempurna dibandingkan dengan kelas yang yang lain. Mammalia
adalah organisme yang memiliki kelenjar susu (glandula mammae) yang dapat
menghasilkan susu dan memiliki daun telinga untuk membantu pendengaran. Mammalia
juga mempunyai rambut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya (Radiopoetra, 1996).
Karakter khas yang menjadi turunan mamalia adalah kelenjar susu (mammary
gland), yang menghasilkan susu untuk anak. Semua induk betina mamalia menyusui
bayinya. Susu merupakan makanan seimbang yang kaya lemak, gula, protein, mineral
dan vitamin. Karakteristik mamalia yang lain yaitu rambut dan lapisan lemak di bawah
kulit membantu tubuh mempertahankan panas. Sebagian besar mamalia melahirkan
keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke dalam monotremata yang
bertelur. Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non-mamalia, seperti
pada ikan guppy dan hiu martil, karena melahirkan bukan dianggap sebagai ciri khusus
mamalia. Demikian juga dengan sifat endotermik yang juga dimiliki oleh burung
(Campbell, 2008).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum yang dilakukan yaitu.


1. Mengenal beberapa anggota classis Mamalia
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
classis Mamalia
II. TINJAUAN PUSTAKA

Mamalia merupakan kelompok tertinggi derajatnya dalam dunia hewan. Hampir


semua tubuh tertutup dengan kulit yang berambut banyak atau sedikit dan berdarah
panas (homoiotherm). Sebutan mamalia berdasarkan adanya kelenjar mamae pada
hewan betina untuk menyusui anaknya yang masih muda. Mamalia hidup diberbagai
habitat mulai dari kutub hingga ekuator, dari dasar laut sampai hutan lebat dan gurun
pasir. Banyak yang hidup secara nocturnal dan banyak juga hidup secara diurnal.
Spesies tertentu sebagai hewan buas yang diburu, spesies lainnya jinak. Beberapa
pemakan daging dan buah-buahan, dan beberapa sebagai sumber penyakit (Payne,
2000). Mamalia kecil adalah kelompok mamalia yang paling beragam namun informasi
paling sedikit diketahui dibandingkan dengan mamalia yang lebih besar (Kumaran et al.,
2016).
Sebagian besar tubuh mamalia memiliki bagian utama yaitu caput
(kepala), truncus (badan), cauda (ekor) dan extrimitas liberae (alat gerak), pada bagian
caput terdapat auriculae (telinga), porus acusticus externa, organon visus, nares (lubang
hidung), fibrisae dan rima oris. Auricularae telah berkembang dengan sempurna
memiliki daun telinga yang membantu untuk proses pendengaran. Organon visusnya
terdapat palpebra superior (pelupuk mata atas) dan inferior (pelupuk mata bawah),
selain itu juga terdapat plica semilunaris yang terletak di sudut mata sebelah medial.
Rima oris dibatasi oleh labium superius, serta terdapat palantum durum (langit-langit
keras) dan palantum molle (langit-langit lunak). Rima oris pada Rattus norvegicus
terdapat insisivus (gigi seri) yang termodifikasi sebagai hewan pengerat (Radiopoetra,
1996).
Adapun ciri-ciri khusus dari kelas mamalia adalah tubuhnya biasanya diliputi
bulu atau rambut yang lepas secara periodik, kulitnya banyak mengandung kelenjar,
yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau dan susu. Cranium atau tempurung kepala
memiliki occipitale condyle, tulang lehernya biasanya terdiri atas 7 ruas, ekor biasanya
panjang dan dapat digerak-gerakkan. Memiliki empat anggota atau kaki (kecuali anjing
laut dan singa laut tidak memiliki kaki belakang, masing-masing kaki memiliki kurang
lebih 5 jari yang bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan berjalan, lari,
memanjat, membuat lubang, berenang atau meloncat, jari-jari berkait tanduk atau
berkuku atau berteracak dengan bantalan-bantalan daging. Jantung sempurna terbagi
atas empat ruangan (dua auricular, dua ventricular), pernapasannya hanya dengan paru-
paru. Laring mempunyai tali suara, memiliki vesica urinaria dan hasil ekskresi berupa
cairan urine (Radiopoetra, 1996).
Gigi mamalia umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, taring,
premolar, dan molar. Dibanding dengan kondisi vertebrata lainnya, jumlah tengkorak
mammalia banyak yang tereduksi. Ada 2 kondil oksipital. Vertebrae servikal biasnaya 7
buah. Dalam sabuk pektoral tidak terdapat tulang korakoid, dan klaviku la vestigial atau
tidak ada sama sekali. Ekor jika ada, panjang dan dapat digerakkan. Ada 3 buah osikel
auditori, yaitu malleus, inkus, dan stapes. Akhir organ pendengaran (koklea) berstruktur
sangat kompleks dan sedikit banyak bergelung. Pada telinga terdapat suatu auditori
eksternal dan pinna (teling luar) pada tiap sisi lateral kepala (Brotowidjoyo, 1990).
Ordo rodentia termasuk golongan binatang yang terkecil diantara mamalia yang
lain, sehingga mareka merupakan pemangsa bagi banyak yang aktif pada malam hari
(nocturnal). Tikus dan mencit merupakan bianatang yang sangat langka dijumpai dan
hanya dapat ditemukan pada malam hari. Hewan ini sangatlah lincah karena badannya
yang sangat kecil (Alikodra, 2002). Salah satu famili dari ordo rodentia ini yaitu famili
muridae dan famili sciuridae. Famili muridae memiliki rambut yang lebih halus pada
bagian badan, sedangkan pada bagian ekor memiliki rambut yang kasar dan jarang.
Famili muridae dominan di sebagian kawasan di dunia, di mana family ini memiliki 730
jenis dalam 150 genera dan 5 subfamili. Sekitar 150 jenis diantaranya dapat ditemukan
di Indonesia. Sedangkan famili sciuridae memiliki karakteristik mata besar, telinga
bervariasi, ekor biasanya pendek dan berambut, bersifat diurnal dan herbivors.
Contoh: Lariscus insignis (Carters, 1978). Ordo rodentia merupakan kelompok mamalia
utama (42%) yang dapat berkembang pada berbagai lingkungan di seluruh dunia dengan
jumlah yang tercatat lebih dari 2.050 spesies. Tikus dapat hidup berdampingan dengan
manusia, memiliki hubungan yang bersifat parasitisme dan mutualisme dengan makhluk
hidup (Nasir et al., 2017).
Ordo Lagomorpha hewan ini umumnya memiliki kaki depan yang lebih panjang
dari kaki belakang, berjari 5 dan bercakar, gigi seri dapat tumbuh terus. Ekornya sangat
tereduksi/tidak ada sama sekali, gerakan hanya lateral, makanannya adalah tumbuhan.
Ordo Lagomorpha contohnya adalah kelinci (Leporus sp). Lepus termasuk binatang
berambut halus dan tebal. Hewan ini berbadan padat dengan daun telinga yang pendek
atau panjang serta ekor yang pendek. Arnab Sumatera merupakan kelinci yang
ditemukan di Indonesia. Lagomorha mempunyai dua famili yang masih hidup 11 genera
dan 65 spesies. Lagomorpha mempunyai tiga pasang gigi seri atas waktu lahir, namun
pasang terluar segera menghilang. Pada dewasa pasangan kedua gigi seri atas yang lebih
kecil terletak tepat dibelakang pasang gigi pertama (Nowak, 1983).
Ordo Carnivora merupakan hewan pemakan daging yang hidup terrestrial,
kakinya berjari 5, kadang-kadang 4 dan bercakar. Taringnya kuat dan tajam,
gerahamnya runcing, hewan ini beradaptasi radial, di seluruh dunia kecuali pulau-pulau
tertentu yang terletak di tengah samudera. Famili prionodontidae berbulu panjang,
berekor panjang, kaki pendek, bercakar dan berkerabat dekat dengan felidae. Famili
felidae juga merupakan bangsa karnivora. Daun telinga kebanyakan berbentuk segitiga
dan tegak. Taring jelas dan besar karena semua anggotanya adalah pemakan daging
(Suyanto, 2002).
Ordo Chiroptera, merupakan mammalia yang dapat terbang dengan kedua kaki
ndepan yang berkembang menjadi sayap. Hanya sedikit hewan yang sangat tergantung
pada terbang dan bergerak seperti kelelawar. Kelelawar merupakan golongan binatang
menyusui yang paling primitif. Anak-anaknya lahir dalam keadaan hidup dan minum
susu induknya, ketika masih kecil induknya membawa mereka untuk berburu makanan.
Kelelawar adalah nocturnal artinya mereka aktif pada malam hari dan untuk tidur pada
siang hari, karena mereka harus berburu makanan. Ketika kelelawar terbang, mereka
mengeluarkan suara-suara tinggi. Suara-suara ini terlalu tinggi untuk dapat ditangkap
oleh telinga manusia. Gema suara ini dipantulkan kembali ke kembali ke kelelawar
dengan penerbangannya. Kelelawar dapat mengetahui apakah gema itu datang dari
rintangan atau dari tempat jauh dan dapat mengubah arahnya untuk dapat menghindari
dari benturan rintangan. Kelelawar memiliki peranan yang penting dalam ekosistem
antara lain sebagai pengontrol serangga, penyerbukan bunga dan penyebar biji-bijian
serta penghasil guanum yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk (Jenkins, 2002).
Ordo primata merupakan mamalia dengan ibu jari berhadapan dan yang memiiki
anggota gerak panjang, mata yang menghadap kedepan, korteks serebal yang
berkembang biak, omninivore contohnya manusia (Homo sapiens ) dan kera ekor
panjang (Macaca fascicularis) serta orang utan (Pongo pygmeus). Orang utan
merupakan primata yang hanya bisa ditemukan di kalimantan dan hutan sumatra. Saat
ini orang utan hanya tersisa sedikit jumlahnya dan terancam punah akibat adanya
pemburuan liar, pembakaran hutan. Manusia memiliki tipe gigi heterodont (Eisberg,
2008).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak preparat, pinset,
kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan karet (gloves),
masker, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah beberapa spesimen hewan
classis Mamalia.
B. Metode

Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Karakter pada spesimen yang diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi diamati,
digambar, dan dideskripsikan oleh praktikan.
2. Spesimen diidentifikasi oleh praktikan dengan kunci identifikasi.
3. Berdasarkan karakter spesimen yang diamati, kunci identifikasi sederhana dibuat
oleh praktikan.
4. Laporan sementara hasil praktikum dibuat oleh praktikan.
DAFTAR REFERENSI

Alikodra, S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Bogor: Yayasan Penerbitan Fakultas
IPB

Brotowidjoyo, D.M. 1990. Biologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky,
P. V & Robert B. J. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Carters, V. W. 1978. Mammalia Darat Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Eisberg, J. 2008. The Evolution of The Reproductive Unit in The Class


Mamalia. Journal of Zoological, 1(9), pp. 75-77.

Jenkins, B. 2002. Learning Mammalia. Bogor: Kehutanan IPB

Kumaran, J. V., Khan, F. A. A., Azhar, I., WeeChen, E., Ali, M. R. M., Ahmad, A &
Yusoff, A. M. 2016. Diversitu and Conversation Status of Small Mammals in
Kelantan, Malaysia. Songklanakarin J. Sci. Technol, 38(2), pp. 213-220.

Nasir, M., Amira, Y & Mahmud, A. H. 2017. Keanekaragaman Jenis Mamalia Kecil
(Famili Muridae) pada Tiga Habitat yang Berbeda di Lhokseumawe Provinsi
Aceh. Jurnal Bioleuser, 1(1), pp. 1-6.

Nowak, R.M & Pardiso, J. L 1983. Walkers Mamals of the World. London: The Jhons
Hopkins University Press Baltimore and London

Payne, J. 2000. Mamalia di Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai Darussalam.


Jakarta: Prima Central.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga. Jakarta.

Suyanto, A. 2002. Mammalia di Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Barat.


Bpgor: Biodiversity Conservation Project Bogor University Press.

You might also like