You are on page 1of 4

MAKALAH FARMAKOEPIDEMIOLOGI

DESAIN PENELITIAN CASE SERIES Parkinsonism Caused By Adverse Drug Reactions:


A Case Series

DISUSUN OLEH

ELUIS DWI IRGA AYUNI 168114050

AGUSTINA DEKA CHRISSANTI 168114051

EUGENIA SEKAR ARUNA LARASATI 168114055

VALENTINA GRACIA ARMASTITI 168114056

DEWA AYU SRI HANDANI 168114058

DHEA AFRINETY 168114060

JOSHWA DWIKI KURNIA 168114065

FAKULTAS FARMASI

UINIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
1. JENIS DESAIN

Jenis desain penelitian yang digunakan dalam jurnal yang berjudul Parkinsonism
Caused By Adverse Drug Reactions: A Case Series adalah case series.
Case series adalah desain penelitian dengan pengumpulan beberapa subjek yang
diberikan paparan tunggal yang mana outcome klinisnya kemudian dievaluasi dan
dideskripsikan. Dengan kata lain, case series dapat berupa pengumpulan beberapa pasien
dengan outcome tunggal, ditinjau dari paparan yang dilakukan sebelumnya (Strom et al.,
2007).
2. PAPARAN
Paparan yang diberikan pada pengujian jurnal Parkinsonism Caused By Adverse
Drug Reactions: A Case Series berupa tablet levadopa/carbidopa, suatu obat yang
digunakan untuk terapi pada pasien penderita parkinson.
3. OUTCOME
Dari penelitian yang dilakukan pada jurnal tersebut, setelah diberikan paparan berupa
tablet levadopa/carbidopa selama beberapa hari, diperoleh hasil bahwa tidak terlihat lagi
gejala parkinson yang diderita pasien.
4. METODE
Pada jurnal ini peneliti mengangkat masalah mengenai cara penyembuhan penyakit
Parkinson yang disebabkan oleh reaksi obat. Peneliti menguji manfaat dari obat
levadopa/carbidopa untuk menangani gejala parkinson.
Peneliti harus menentukan subjek uji yang akan digunakan dalam penelitian, subjek
yang digunakan oleh peneliti adalah manusia yang telah menyetujui atau menyepakati
untuk terlibat dalam penelitian yang dilakukan, serta memiliki kriteria yang sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh peneliti, yaitu pasien yang terdiagnosa Parkinson dan sebelumnya
mengonsumsi obat.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan subjek dengan dua kasus berbeda yang
dialami oleh masing-masing pasien. Dari kedua subjek yang digunakan ini, keduanya
diberikan paparan yang sama oleh peneliti, yaitu tablet levadopa/carbidopa.
a. Pasien 1
Pasien ini merupakan seorang wanita Nigeria berusia 29 tahun. Peneliti mencatat
gejala-gejala yang dirasakan oleh subjek, yaitu: tremor, pusing, salivasi, tidak demam,
tidak menstruasi selama 8 minggu.
Peneliti menelusuri riwayat obat yang pernah dikonsumsi sebelumnya oleh
pasien, dari riwayat obat pasien diketahui bahwa pasien telah mengonsumsi kuinin 6
tablet selama 5 hari. Diketahui bahwa konsumsi kuinin yang dilakukan oleh pasien
dikarenakan pasien telah berasumsi bahwa dirinya hamil dan ingin menggugurkan
janinnya, setelah konsumsi kuinin selama 5 hari pasien mengalami pendarahan pada
vagina.
Dilakukan pemeriksaan kesehatan subjek oleh peneliti untuk penegakan diagnosa
mengenai penyakit yang diderita oleh pasien. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
meliputi:
1) Pemeriksaan fisik : wajah kaku, berbicara agak cadel, dan lambat dalam
melakukan kegiatan.
2) Pemeriksaan neurologi : keseluruhan normal.
3) Pemeriksaan darah : negatif sifilis dan HIV.
4) Pemeriksaan kehamilan : positif hamil

Dari tanda, gejala dan hasil pemeriksaan yang dilakukan didiagnosa bahwa pasien
mengalami Sindrom Parkinson.
Dilakukan terapi pada pasien dengan pemberian tablet levadopa/carbidopa
100/25mg dua kali sehari. Selama terapi peneliti melakukan pengamatan pada pasien.
Setelah pemberian terapi levadopa/carbidopa selama 5 hari, diketahui bahwa gejala
parkinson yang diderita pasien menghilang, dan pemberian tablet levadopa/carbidopa
pada pasien dihentikan.
Setelah pemberian obat dihentikan, dilakukan peninjauan lebih lanjut (follow up)
pada pasien, dan diperoleh data bahwa gejala parkinson tidak kambuh lagi selama 30
minggu setelah pemberian obat dihentikan.

b. Pasien 2

Pada kasus kedua subjek merupakan seorang laki-laki berusia 36 tahun asal
Nigeria. Subjek ini sebelumnya telah melakukan operasi pengangkatan usus buntu.
Peneliti mencatat gejala yang dialami oleh pasien ini, yaitu diperoleh informasi
bahwa pasien mengalami tremor dan bradikinesia.
Peneliti menelusuri riwayat obat dari pasien, dketahui bahwa pasien sebelumnya
mengonsumsi Halothane yang digunakan untuk anastesi pada operasi usus buntu.
selain itu pasien juga mengonsumsi 5mg Diazepam, 1 mg Atropin, 50 mg Petidin,
seletah operasi pasien mengonsumsi Ampicillin dan Cloxacillin 1g setiap 6 jam dalam
satu minggu, 50 mg Tramadol setiap 12 jam dalam 5 hari.
Dilakukan pemeriksaan kesehatan subjek oleh peneliti untuk penegakan diagnosa
mengenai penyakit yang diderita oleh pasien. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
meliputi:
1) Pemeriksaan neurologi : kekakuan asimetrik yang menyerang bagian sisi kanan
lebih besar dibandingkan dengan sisi kiri, hipokinesia dan tremor
2) Pemeriksaan laboratorium: keseluruhan normal
Dari tanda, gejala dan hasil pemeriksaan yang dilakukan didiagnosa bahwa pasien
mengalami DIP (Drug-Induced Parkinson).
Dilakukan terapi pada pasien dengan pemberian tablet levadopa/carbidopa 200mg
setiap sehari. Selama terapi peneliti melakukan pengamatan pada pasien. Setelah
pemberian terapi levadopa/carbidopa selama 3 hari, diketahui bahwa gejala parkinson
yang diderita pasien menghilang, dan pemberian tablet levadopa/carbidopa pada
pasien dihentikan.
Setelah pemberian obat dihentikan, dilakukan peninjauan lebih lanjut (follow up)
pada pasien, dan diperoleh data bahwa gejala parkinson tidak kambuh lagi selama 6
minggu setelah pemberian obat dihentikan.
5. BIAS DAN CONFOUNDING
Pada penelitian yang dilakukan tersebut tidak diketaui pasien masih mengkonsumsi
obat lain selain levadopa/carbidopa atau dikontrol hanya mengonsumsi obat
levidopa/carbidopa saja. Selain itu, pada jurnal tersebut peneliti tidak menjelaskan
parameter yang menentukan hilangnya gejala Parkinson, dan tidak dilakukan pemeriksaan
kesehatan kembali setelah konsumsi obat levidopa/carbidopa yang dapat menjelaskan atau
menunjukkan hilangnya gejala Parkinson pada pasien secara bertahap baik selama masa
terapi maupun setelah terapi dihentikan. Cara pengamatan selama terapi yang dilakukan
peneliti juga tidak dijelaskan pada jurnal ini.
Bias yang dihadapi oleh peneliti adalah adanya perbedaan penyebab Parkinson yang
berbeda dari pasien 1 dan pasien 2, umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologi pasien yang
berbeda.

6. KESIMPULAN
Penelitian dilakukan secara kontinyu, dimulai dari pemejanan obat hingga
pengamatan lebih lanjut sampai dalam kurun waktu tertentu dipastikan bahwa gejala tidak
muncul kembali. Penelitian ini merupakan penelitian case series karena penelitian
dilakukan dengan pengambilan dua kasus yang berbeda dan subjek dengan karakter yang
berbeda pula serta dosis pejanan yang berbeda, namun terdapat kesamaan pada paparan
yang diberikan yaitu tablet levadopa/carbidopa, dan outcome yang dihasilkan yaitu gejala
parkinson tidak kambuh kembali pada kedua pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Strom, B.L., and Kimmel, S.E., ed., 2007. Textbook of Pharmacoepidemiology. Chicester :
John Wiley & Sons.

Ugoya, S.O., Agaba, E.I., and Daniyam, C. A., 2011. Parkinsonism caused by adverse drug
reactions: a case series. Journal of medical case reports, 5, 105.

You might also like