You are on page 1of 2

Tugas Praktikum ke 7 NIM : G24150019

Nama : Visionta Kelas : Q02.1

LSM dan Negara


Ditulis oleh :
Asisten Praktikum
Remy Sosiawan Wijaya NIM : H44001251

Ikhtisar

Dengan adanya justifikasi prima face, dapat ditunjukkan bahwa LSM memang
memiliki signifikasi politik. Walaupun hampir setiap LSM mengadopsi profil karakter
nonpolitik, kini telah banyak LSM yang mentransformasikannya menjadi sebuah
alasan absah dalam partisipasi sosial dan politik. Pada khususnya, LSM lebih
mengedepankan aksi daripada teori. LSM seringkali menyelenggarakan program-
program pembangunan berskala kecil di berbagai bidang, seperti membidik serta
memobilisasi masyarakat dalam berbagai hal yang berkaitan dengan ekologi dan hak
asasi manusia dalam aktivitas pengembangan masyarakat.

Dalam operasionalnya, LSM memperoleh biaya terbesar dari donor luar


negeri seperti Bank Dunia dan pemasukan dari kegiatan konsultasi dan berbagai
program. Dalam aktivitasnya, LSM memberikan pengaruh pada program-program
pemerintah. Hal ini sesuai dengan tujuan LSM dibentuk yaitu untuk
memperjuangkan kepentingan masyarakat dan menjadi pengeras suara masyarakat
dalam terhadap pemerintah.

Dalam menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia, LSM memiliki tiga


model pendekatan yang dilakukan, yakni Kerjasama Tingkat Tinggi: pembangunan akar
rumput, yakni model yang membatasi diri pada upaya untuk mempengaruhi kebijakan
melalui badan-badan pemerintah yang secara langsung berkepentingan. Kemudian
Politik Tingkat Tinggi: mobilisasi akar rumput, yakni LSM yang memeiliki hubungan baik
dan berpengaruh pada jaringan militer dan birokrasi serta memantau secara seksama
perkembangan politik, dan Penguatan di Tingkat Akar Rumput, yakni LSM yang
menjalani kontak minim dengan badan-badan milik pemerintah dan lebih
menekankan pada peningkatan kesadaran masyarakat.

Gerakan LSM telah banyak menyumbang bagi penguatan proses


demokratisasi di Indonesia, perluasan basis masyarakat mereka tergantung pada
pencapaian sintesa efektif antara corak gerakan pembangunan dan mobilisasi,
interaksi antara aktivitas di tingkat mikro dan makro, rekonsiliasi dari perbedaan-
perbedaan, dan debirokratisasi yang lebih luas dari huubungan LSM/LPSM serta
memadukan gerakan kooperatif dengan otonomi kelompok kecil.

You might also like