You are on page 1of 10

Definisi tetralogi of fallot

Stenosis pulmonal. Kelainan ini menyebabkan katup pulmonal tidak bisa terbuka
secara sempurna sehingga jumlah darah yang mencapai ke paru-paru berkurang.
Katup pulmonal adalah katup yang menjadi pintu pembatas antara ruang ventrikel
atau bilik jantung dengan pembuluh darah menuju paru-paru.

Ventricular Septal Defect (VSD). Pada kelainan ini, ada lubang yang terbentuk di
septum atau dinding yang memisahkan ventrikel kanan dan kiri. Kelainan ini
menyebabkan bercampurnya darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri dengan darah
yang miskin oksigen dari ventrikel kanan.

Hipertrofi atau penebalan abnormal otot dinding ventrikel kanan. Kondisi ini terjadi
akibat dari penyempitan bukaan katup pulmonal.

Posisi aorta yang abnormal, yaitu di antara ventrikel kiri dan kanan (tepat di atas
VSD), sehingga darah miskin oksigen ikut mengalir ke aorta. Pada jantung normal,
aorta atau pembuluh arteri utama seharusnya keluar dari ventrikel kiri yang
mengandung darah kaya oksigen.

Pemeriksaan laboratorium Tetralogi fallot

Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat


saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan
16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan
peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan
parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht
normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.

Radiologi Tetralogi fallot

Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal,


tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks
jantung terangkat sehingga seperti sepatu.

Elektrokardiogram

Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula
hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
Ekokardiografi

Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel


kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke
paru-paru

Kateterisasi

Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek


septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan
mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan
saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan
pulmonalis normal atau rendah.

AGD yaitu proses untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.


Pengkajian Keperawatan
Anamnesa
a. Riwayat kehamilan :
Ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen.
Faktor Endogen
1) Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom
2) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3) Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu
1) Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep
dokter, (thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu)
2) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
3) Pajanan terhadap sinar X
b. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama
makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit Anak akan
sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama
anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
c. Riwayat psikososial/ perkembangan
1) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
2) Mekanisme koping anak/ keluarga
3) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
d. Pemeriksaan fisik
1) Akivitas dan istirahat
Gejala : Malaise, keterbatasan aktivitas/ istirahat karena kondisinya.
Tanda : Ataksia, lemas, masalah berjalan, kelemahan umum,
keterbatasan dalam rentang gerak.
2) Sirkulasi
Gejala : Takikardi, disritmia
Tanda : adanya Clubbing finger setelah 6 bulan, sianosis
pada membran muksa, gigi sianotik
3) Eliminasi
Tanda : Adanya inkontinensia dan atau retensi.
4) Makanan/ cairan
Tanda : Kehilangan nafsu makan,kesulitan menelan, sulit menetek
Gejala : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa
kering
5) Hiegiene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
6) Neurosensori
Tanda : Kejang, kaku kuduk
Gejala : Tingkat kesadaran letargi hingga koma bahkan kematian
7) Nyeri/ keamanan
Tanda : Sakit kepala berdenyut hebat pada frontal, leher kaku
Gejala : Tampak terus terjaga, gelisah, menangis/ mengaduh/
mengeluh
8) Pernafasan
Tanda : Auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya
derajat obstruksi
Gejala : Dyspnea, napas cepat dan dalam
9) `Nyeri/ keamanan
Tanda : Sianosis, pusing, kejang
Gejala : Suhu meningkat, menggigil, kelemahan secara umum,
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium :Peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat
saturasi oksigen yang rendah
b. Radiologis :Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal,
tidak ada pembesaran jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat
sehingga seperti sepatu
c. Elektrokardiogram ( EKG) : Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke
kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
d. Ekokardiografi : Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-
paru
e. Katerisasi jantung : ditemukan adanya defek septum ventrikel multiple, mendeteksi
kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer
f. Gas darah : adanya penurunan saturasi oksigen dan penurunan PaO2

H. Diagnosa Keperawatan
Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap
kebutuhan tubuh.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat,
kebutuhan nutrisi jaringan tubuh, isolasi social.
Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.

Rencana Keperawatan
Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban
kerja jantung, urine output adekuat: 0,5 2 ml/kgBB.
Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Setelah diberikan asuhan Kaji frekuensi Memonitor adanya
keperawatan selama 3 x 24 jam, nadi, RR, TD perubahan sirkulasi
diharapkan penurunan cardiac secara teratur jantung sedini
output pada klien dapat diatasi, setiap 4 jam. mungkin.
dengan kriteria hasil : Catat bunyi Mengetahui adanya
denyut nadi klien kembali jantung. perubahan irama
normal, yaitu 90 140 Kaji perubahan jantung.
x/mnt warna kulit Pucat menunjukkan
Klien tidak terlihat pucat. terhadap sianosis adanya penurunan
Klien tidak terlihat lemah. dan pucat. perfusi perifer
- mengalami sianosis pada terhadap tidak
tubuhnya. adekuatnya curah
Pantau intake dan jantung.
output setiap 24 Sianosis terjadi
jam. sebagai akibat
Batasi aktifitas adanya obstruksi
secara adekuat. aliran darah pada
ventrikel.
Ginjal berespon
Berikan kondisi untuk menurunkna
psikologis curah jantung
lingkungan yang dengan menahan
tenang. produksi cairan dan
natrium.
Istirahat memadai
diperlukan untuk
memperbaiki
efisiensi kontraksi
jantung dan
menurunkan
komsumsi O2 dan
kerja berlebihan.
Stres emosi
menghasilkan
vasokontriksi
yangmeningkatkan
TD dan
meningkatkan kerja
jantung.

Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.


Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur
tercukupi.
Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Setelah diberikan asuhan Ikuti pola istirahat Menghindari gangguan
keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien, hindari pada istirahat tidur
diharapkan masalah intoleransi pemberian pasien sehingga
aktivitas dapat teratasi dengan kriteria intervensi pada saat kebutuhan energi dapat
hasil: istirahat. dibatasi untuk aktifitas
Pasien dapat Lakukan perawatan lain yang lebih penting.
melakukan aktivitas sesuai dengan dengan cepat, Meningkatkan
batas kemampuan hindari pengeluaran kebutuhan istirahat
Klien dapat tidur nyenyak energi berlebih dari pasien dan menghemat
pada malam hari pasien. energi pasien.
Klien terlihat lebih segar Bantu pasien
ketika terbangun memilih kegiatan Menghindarkan pasien
yang tidak dari kegiatan yang
melelahkan. melelahkan dan
meningkatkan beban
Hindari perubahan kerja jantung.
suhu lingkungan Perubahan suhu
yang mendadak. lingkungan yang
mendadak merangsang
Kurangi kecemasan kebutuhan akan
pasien dengan oksigen yang
memberi penjelasan meningkat.
yang dibutuhkan Kecemasan
pasien dan keluarga. meningkatkan respon
Respon perubahan psikologis yang
keadaan psikologis merangsang
pasien (menangis, peningkatan kortisol
murung dll) dengan dan meningkatkan
baik. suplai O2.
Stres dan kecemasan
berpengaruh terhadap
kebutuhan O2 jaringan.

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan


nutrisi jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perkembangan dapat mengikuti kurva tumbuh kembang sesuai
dengan usia.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia
dengan usia, pasien terbebas dari isolasi social.:
Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Setelah diberikan asuhan Sediakan Menunjang
keperawatan selama 3 x 24 jam, kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi
diharapkan pertumbuhan dan adekuat. pada masa
perkembangan klien dapat pertumbuhan dan
mengikuti kurva tumbuh kembang perkembangan serta
sesuai dengan usia , dengan Monitor BB/TB, meningkatkan daya
kriteria hasil : buat catatan tahan tubuh.
-Anak usia 6 bulan dapat : khusus sebagai Sebagai monitor
Merangkak,duduk dengan monitor. terhadap keadaan
bantuan, menggenggam, dan Kolaborasi pertumbuhan dan
memasukkan benda ke mulut. intake Fe dalam keadaan gizi pasien
-Berat badan, lingkar kepala, nutrisi. selama dirawat.
lingkar lengan atas, dan rata rata Mencegah
masa tubuh berada dalam batas terjadinya anemia
normal sesuai usia. sedini mungkin
-Klien dapat berinteraksi dengan sebagi akibat
keluarga penurunan kardiak
output.
Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.
Tujuan: Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil: Bebas dari tanda tanda infeksi.
Rencana intervensi dan rasional:

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Setelah diberikan asuhan Kaji tanda vital Memonitor gejala
keperawatan selama 3 x 24 jam, dan tanda tanda dan tanda infeksi
diharapkan infeksi pada klien tidak infeksi umum sedini mungkin.
terjadi dengan kriteria hasil : lainnya. Menghindarkan
Hindari kontak pasien dari
-Terbebas dari tanda - tanda dengan sumber kemungkinan
infeksi infeksi. terkena infeksi dari
-Menunjukkan hygiene pribadi Sediakan waktu sumber yang dapat
yang adekuat istirahat yang dihindari.
adekuat. Istirahat adekuat
Sediakan membantu
kebutuhan nutrisi meningkatkan
yang adekuat keadaan umum
sesuai kebutuhan. pasien.
Nutrisi adekuat
menunjang daya
tahan tubuh pasien
yang optimal.

J. EVALUASI
Hasil yang diharapkan :
Denyut nadi klien dalam batas normal, yaitu 90 140 x/mnt
Dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
Pertumbuhan dan perkembangan anak seimbang
Terbebas dari tanda - tanda infeksi

You might also like