Professional Documents
Culture Documents
Pemeliharaan Peralatan
Medis
Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja
(K3)
RS Tebet
RS TEBET
PERATURAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT TEBET JAKARTA
NOMOR : 821/ /RS TEBET/III/2016
TENTANG
PANDUAN PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS
DIREKTUR RUMAH SAKIT TEBET JAKARTA,
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tebet
Jakarta, maka diperlukan penyelenggara pelayanan yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Tebet Jakarta dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan
Panduan Peralatan Medis Rumah Sakit Tebet Jakarta sebagai landasan
bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Tebet Jakarta;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Tebet
Jakarta.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/MENKES/PER/IV/1998 tentang
Pengujian Dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan Pasal 2 Ayat 1
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
371/Menkes/SK/II/2007 tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedik.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TEBET
JAKARTA TENTANG PANDUAN PEMELIHARAAN ALAT MEDIS
RUMAH SAKIT TEBET JAKARTA
Kedua : Kebijakan Panduan Pemeliharaan Peralatan Medis Rumah Sakit
Tebet Jakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan tentang kebijakan Panduan Peralatan
Kesehatan Rumah Sakit Tebet Jakarta dilaksanakan oleh Direksi dan
Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit Tebet Jakarta.
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ..
Direktur RS Tebet
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. LANDASAN DAN REFERENSI
1.4. KERANGKA KERJA (FRAME WORK)
1.5. RUANG LINGKUP
1.5.1. Planning
1.5.2. Action
1.5.3. Monitoring
1.5.4. Evaluasi
BAB II : PENGORGANISASIAN
2.1. STRUKTUR ORGANISASI
2.2. URAIAN TUGAS
2.2.1. Supervisor MM
2.2.2. Staf Sekretaris
2.2.3. Koordinator
2.2.4. Staf Teknisi Medis
2.2.5. Staff Quality Medical Maintenance
BAB III : SARANA DAN PRASARANA
3.1. SARANA
3.1.1. Ruangan
3.1.2. Peralatan
BAB IV : PELAYANAN MEDICAL MAINTENANCE
4.1. WAKTU PELAYANAN
4.2. KEGIATAN RUTIN
BAB V : PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS
5.1. PENGADAAN ALAT MEDIK
5.2. UJI KELAYAKAN ALAT MEDIK BARU
5.3. INVENTARISASI PERALATAN MEDIS
5.4. PENYUSUNAN PROTAP PENGGUNAAN ALAT MEDIS
5.5. PENYUSUNAN SOP PEMELIHARAAN ALAT MEDIS
5.6. ANGGARAN OPERASIONAL
5.7. PEMELIHARAAN ALAT MEDIS
BAB VI : PATIENT STAFF SAFETY, INFECTION PREVENTION AND CONTROL
6.1. Identifikasi Resiko
6.1.1. Resiko Keselamatan Bagi Pengunjung dan Pasien
6.1.2. Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety)
6.2. Manajemen Resiko (Risk Management)
6.3. Infection Control
BAB VII : MONITORING, EVALUASI DAN CONTINUOUS IMPROVEMENT
7.1. Monitoring
7.2. Evaluasi
7.2.1. Proses Penanganan Alat Medik Di Seluruh Unit RS Tebet
7.2.2. Proses Pemeliharaan Alat Medik (Preventive Maintenance) Oleh Petugas Medical
Maintenance (MM)
7.2.3. Proses Perbaikan Alat Medik
7.2.4. Jumlah Proses Perbaikan
7.2.5. Temuan-Temuan Dalam Pelatihan Karyawan
7.2.6. Rencana Pengadaan Alat Medik Baru
7.3. Continuous Improvement
BAB VIII : STAFF DEVELOPMENT
8.1. Pelatihan Untuk Medical Maintenance Staff
8.2. Pelatihan Untuk Penggunaan Alat Medik
8.3. Pemeliharaan Alat Medik
BAB IX : PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur di bidang proses
pemeliharaan alat medis yang efektif dan efisien sehingga Rumah Sakit Tebet
Jakarta dapat menyediakan alat medis yang selalu dalam kondisi siap pakai, dan
dapat membantu proses diagnostik dan terapi pasien secara lebih baik.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Memastikan setiap perencanaan, dalam program pemelilharaan
peralatan medis di Rumah Sakit Tebet Jakarta yang mencakup
pengadaan, uji fungsi, pemeliharaan fisik, inspeksi, kalibrasi,
adjusment sampai ke over houl dapat berjalan dengan baik dan
tepat.
2. Terselenggaranya proses pengadaan alat medis yang mampu
menyediakan alat medik sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
3. Terselenggaranya proses pemeliharaan (preventive maintennance)
alat medis yang mampu menjamin hasil yang akurat dan sebagai
hasil akhir adalah penanganan pasien yang Iebih baik.
4. Jumlah kerusakan alat serendah mungkin, baik yang disebabkan
karena pemeliharaan yang kurang baik atau penggunaan yang tidak
tepat prosedur.
5. Tercapainya tingkat penggunaan alat medis dengan optimal, tidak
under utilization.
6. Terselenggaranya proses pemakaian alat medis yang aman
untuk pasien, pengguna dan segala pihak yang berkaitan dengan
pengelolaan alat medis tersebut
Planning
Continuous
Action
improvement
Evaluation
Evaluation
Inventarisasi peralatan
Pelaku pemeliharaan
Kerusakan
Kerusakan
Perbaikan
Waktu perbaikan
Jenis perbaikan
Kalibrasi
Over houl
Equipment recall
1.5.2. Action
BAB II
PENGORGANISASIAN
Koord K3RS
2.2.1.2. Kualifikasi
1. Pendidikan formal : Elektromedik
2. Pengalaman kerja minimal : 3 tahun
3. Kepribadian : tanggap, cekatan dan bertanggung jawab
4. Memiliki kemampuan konseptual, teknis dan hubungan antar manusia yang baik
5. Bersedia melaksanakan tugas di luar jam kerja
2.2.2. Sekretasis
2.2.2.1. Tugas dan Wewenang
Tugas :
1. Membantu membuat list inventaris alat yang ada di Rumah Sakit Tebet
Jakarta
2. Membantu membuat stock (back up) dan spare list
3. Merancang dan mengajukan format kontrak kerjasama dengan vendor
tempat dia bekerja untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat yang
sedang dalam perbantuan pengawasan
4. Membantu memb uat schedule untuk pengecekan, pemeliharaan dan
service alat
5. Membantu merekap kartu maintenance untuk masing-masing alat-alat
medik
6. Membantu untuk penyimpanan dokumen-dokumen MM
7. Melakukan rekap harian untuk staff MM.
8. Menerima tamu dan telpon baik berupa penyampaian komplain atau
informasi lain untuk MM
9. Membantu supervisor untuk melakukan pengawasan kinerja harian staff
MM
10. Memonitor kerusakan alat dalam bentuk data untuk nantinya
dikoordinasikan sebagai tindak lanjutnya.
11. Menghubungi vendor untuk alat yang rusak.
12. Membantu mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan MM bagi alat
yang sedang dalam perbantuan pengawasan
13. Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menunjang pelayanan medik
dapat berjalan dengan balk.
14. Membantu pengembangan SDM di dalam intern departemen Medical
Maintenace
Wewenang :
1. Mempunyai akses untuk mengolah database semua alat-alat kesehatan di
Rumah Sakit Tebet Jakarta
2. Dapat memberikan usulan untuk pengembangan departemen Maintenance.
2.2.2.2 Kualifikasi
1. Mempunyai pendidikan kesekretarisan.
2. Mempunyai pendidikan computer untuk Microsoft office dan olah data menggunakan
program database
3. Mempunyai kemampuan administrasi baik dengan computer atau data on paper.
2.23. Koordinator
2.2.23 Tugas dan Wewenang Tugas
1. Membuat jadwal pola ketenagaan dalam bentuk jadwal dinas baik untuk teknik medis
dan teknisi gas medis setiap bulannya
2. Berkoordinasi dengan Supervisor Teknisi medis untuk pengambilan kebijakan,
mengevaluasi dan melaporkan progress dan setiap kegiatan yang dilakukan.
3. Berkoordinasi dengan vendor untuk pelaksanaan service.
4. Mengawasi dan Menjalankan schedule perawatan, pengecekan dan perbaikan untuk
peralatan medis
5. Menangani inventarisasi barang yang masuk di unit MM seperti untuk sparepart, alat
medis yang rusak dan asesoris dan alat medis dan gas medis. Rekap Inventarisasi barang
harus dilaporkan kepada surpervisor MM setiap bulannya
Wewenang
1. Bila supervisor MM sedang berhalangan (sakit, tugas luar kota dan karena halangan lain)
maka koordinator teknisi medis dapat membuat keputusan taktis untuk penanganan
masalah dengan berkoordinasi dengan Wadir Penunjang
2. Mengawasi kegiatan harian teknisi medis dan teknisi gas medis
3. Memberikan arahan penanganan masalah kepada teknisi medis dan teknisi gas medis
baik untuk peralatan medis dan gas medis
2.2.2.4 Kuatifikasi
1. Memiliki kepribadian: Jujur, teliti, tegas dan komunikatif
2. Mempunyai basic pendidikan elektromedik.
3. Berpengalaman di bidang elektromedik minimal 3 tahun
4. Dapat mengoperasionalkan komputer
Wewenang:
1. Dapat memberikan usulan untuk pengembangan departemen maintenance.
2. Dapat membuat keputusan taktis pada penanganan service dengan berkoordinasi dengan
minimal dengan koordinator.
2.2.4.2. Kualifikasi
1. Mempunyai basic pendidikan elektromedik.
2. Mempunyai basic pendidikan elektronika.
3. Mempunyai basic mekanikal dan elektrikal.
4. Mempunyai kompetensi non formal baik untuk tugas dan tanggungjawab sebagai
asisten teknik.
2.2.5. Staff Quality Medical Maintenance
2.2.5.1. Tugas dan Wewenang Tugas
1. Memastikan proses commissioning berjalan sesuai prosedur
sampai benar-benar dapat menilai alat tersebut dinyatakan Iayak atau tidak layak pakai.
2. Membuat laporan hasil commissioning alat medik barn.
3. Mengunjungi setiap unit pelayanan medis yang terdapat alat medik yang ada ditiap lantai
dan melakukan pengamatan terhadap asesoris dengan hanya mencatat detail temuan dan
selanjutnya membuatkan lembar evaluasi dan diskusi alat medik untuk disampaikan ke
unit yang bersangkutan (diketahui oleh Spv MM dan disampaikan ke Spv unit terkait).
4. Membuat rekap temuan untuk penanganan asesoris yang tidak baik.
5. Berdiskusi dengan user untuk kelalaian atau saran dan user untuk penanganan
penggunaan alat medik.
6. Menganalisa setiap kerusakan atas alat medik untuk mengetahui penyebabnya dengan
berkoordinasi dengan MM user dan Vendor alat yang bersangkutan..
7. Melaporkan hasil kegiatan yang telah dilakukan kepada Spv MM dalam rentang waktu
tertentu (berkala) atau secara insidental (kapanpun diperlukan).
8. Memberikan framing dasar penggunaan kepada user untuk alat kesehatan.
9. Memberikan pelayanan kepada user untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat-
alat kesehatan.
Wewenang :
1. Bersama user untuk mereview ulang SPO alat medik yang telah ada untuk selanjutnya
bersama-sama user untuk disempurnakan
2. Memberikan pelatihan dasar penggunaan dan pemeliharaan rutin sederhana
(pembersihan setelah pemakaian).
3. Membuat semacam teguran kepada Spv unit terkait agar tidak terulang (diketahui oleh
Spv MM, Maintenance Manager, dan Senior Manager GA).
4. Membantu dan mengusulkan membuat study kecakapan untuk pengguna alat medik bagi
user yang nantinya bersama Departemen Diklat dan management dapat mengeluarkan
SIPA (Surat Ijin Pakai Alat) kepada user.
5. Bersama Spv MM, Mutu berkoordinasi memberikan inputan penilaian untuk
operasional MM mengenai respon penanganan complaint (keluhan dan perbaikan).
6. Membuat evaluasi angka kesanggupan penanganan complaint alat medik oleh MM.
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
3.1.1. Ruangan
1. Kantor operasional MM berada di kantor IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana
Prasarana Rumah Sakit) atau workshop. Ruangan itu digunakan untuk tempat
berkumpulnya semua staff MM, tim K3RS dan gas medis. Extensi telpon untuk ruangan
MM adalah . untuk penanganan alat medis selama ini belum ada telpon extensi untuk
penanganan gas medis.
2. Gudang penyimpanan dan ruang kerja MM berada di gudang workshop. Ruangan ini
berfungsi untuk ruang kerja (workshop). Sedangkan ruang penyimpanan alat medis yang
rusak, disimpan di gudang bagian penyimpan barang (logistik) tempat penyimpanan
sementara untuk alat medik yang sedang dalam proses perbaikan. Sekaligus digunakan
untuk ruang penyimpan sparepart alat medik.
3.1.2. Peralatan
3.1.2.1. Kalibrasi alat
MM sebagai pihak pengelola dalam pemeliharaan alat medik yang ada di Rumah Sakit
Tebet Jakarta, MM memerlukan sarana pedukung kerja berupa alat kalibrasi yang terdiri
dari :
1. Survey radiasi sinar X, alat ini berfungsi untuk mengukur paparan radiasi sinar x yang
diruangan terdapat peralatan radiologi seperti: CT Scan, General X ray, Mammography
dan Angiography.
2. EKG simulator (phantom unit), alat ini berfungsi untuk menganalisa uotput dan kinerja
alat EKG seperti: patient monitor dan EKG.
3. Pressure meter, alat ini berfungsi untuk mengukur output tekanan dan alat seperti:
tensimeter
4. Defibnilator analizer, alat ini digunakan untuk mengukur energi output yang dihasilkan
dan defibrilator unit
5. Phototeraphy radiometer, alat ini digunakan untuk mengukur keefektifitasan dan panjang
gelombang lampu phototeraphy
6. Sp02 analizer, alat ini digunakan untuk menganalisa pengukuran saturasi oksigen (spo2)
untuk alat patien monitor
7. Anak timbangan, alat ini digunakan untuk mengukur atau menganalisa berat pada
timbangan badan.
3.1.2.2.Peralatan kerja (toolset)
Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan sebagai alat bantu baik untuk
pemeliharaan sampai ke perbaikan atas kerusakan dan alat medik. Contohnya:
AVO meter
obeng set
kunci pas set
solder
BAB IV
PELAYANAN MEDICAL MAINTENANCE (MM)
Secara garis besar untuk pelayanan yang diberikan oleh MM dalam management
pengelolaan alat medik yang ada di Rumah Sakit Tebet Jakarta secara garis besar dapat
dijabarkan sebagai berikut:
4.1.2.On call
Diluar jam kerja normal MM tetap beroperasi termasuk untuk kondisi Hari libur nasional
dan hari raya keagamaan, teknisi medik tetap menerima keluhan dilihat dari urgensi tetapi
bila penanganan harus segera dilakukan dengan mekanisme on call dengan pola ketenagaan
yang telah diatur oleh supervisor MM.
BAB V
PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIK
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan
menyeluruh untuk bagaimana MM mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh Rumah
Sakit Tebet Jakarta. Peralatan medik yang ada di Rumah Sakit Tebet Jakarta berjumlah
ratusan item dimana diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai
pengelola peralatan medik adalah unit Medical Maintance (MM) dimana unit ini ditunjuk
secara resmi oleh Rumah Sakit Tebet Jakarta dengan SK Direktur. Bentuk pengelolaan
yang dilakukan oleh MM seperti:
inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasional, pemeliharaan, kalibrasi,
perbaikan dan equipment dispossition
5.7.1.1.3. Penempatan
Pemeriksaan kesesuaian penempatan alat dengan petujuk dan vendor alat tersebut.
5.7.1.2. Kalibrasi
Suatu kegiatansecara periodik untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan
instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya
yang tertelusur (tracable) ke standar Nasional dan /atau Internasional.
5.7.1.3. Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandardkan ulang output setting agar
dapat mengembalikan unjuk kerja dari alat medik seperti baru.
5.8. KERUSAKAN
Penyebab kerusakan pada alat medik dikarenakan oleh 2 faktor, faktor pertama adalah
kerusakan yang ditimbulkan dari segi internal alat medik itu sendiri seperti: ketahanan
komponen yang kurang baik dan faktor kedua karena adanya faktor luar yang secara
langsung dan tidak Iangsung dapat menyebabkan kerusakan, contohnya: human error,
dan frekuensi pemakaian yang tinggi. Kerusakan alat medik MM menggolongkannya
menjadi 3 golongan seperti:
5.8.1. Golongan 1
Kondisi kerusakan alat golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masih dalam
taraf ningan dan masih dapat diperbaiki tanpa perlu penggantian komponen alat.
5.8.2. Golongan 2
Kondisi kerusakan alat golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masuk dalam
kondisi menengah dimana diperlukan adanya penggantian komponen alat dimana
komponen pengganti ada dalam stok gudang sparepart teknik dan atau kerusakannya masih
dapat diperbaiki oleh petugas medical teknik. Setelah perbaikan kondisi alat tidak berubah
fungsi, bentuk dan tidak mempengaruhi operasional alat seperti sedia kala.
5.8.3. Golongan 3
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masuk
dalam kondisi berat dimana diperlukan adanya penggantian komponen alat secara sebagian
dan atau menyeluruh tetapi untuk penggantian komponen memerlukan usaha dan biaya
perbaikan yang besar.
5.10. KALIBRASI
Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: setiap instrumen harus tidak
cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti melalui pengujian dan kalibrasi bahwa
instrument tersebut memang baik. Dengan mengacu pada filosofi tersebut, maka terhadap
instrumen yang masih baru harus dilakukan pengujian atau kalibrasi sebelum
dipergunakan. Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai : Suatu kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur (tracable) ke standar Nasional
dan /atau Internasional. Tingkat teknologi, beban kerja dan umur sangat mempengaruhi
kinerja alat kesehatan, baik untuk akurasi, ketelitian maupun keamanannya. OIeh karena itu
selang waktu pengujian atau kalibrasi ulang peralatan kesehatan, dipengaruhi oleh faktor-
faktor tersebut.
5.13.2. Jenis Resiko Bahaya yang ada di dalam penggunaan alat medik
1. Luka bakar pada alat misalkan ESU, microwave diathermi, alat laser kulit
2. Dosis radiasi sinar x melebihi ambang batas yg diijinkan pada alat radiologi
3. Tersengat listrik karena bocornya sistem pembatasan arus bocor
4. Pemberian terapi pernapasan yang kurang tepat pada mesin anestesi dan ventilator
5. Terjatuh pasien saat menggunakan alat seperti: treadmill dan tempat tidur
6. Pemberian terapi penarikan pada proses haemodialisa yang tidak tepat
7. Terpotongnya bagian tubuh yang tidak diinginkan saat melakukan tindakan operasi
misalkan pada alat ESU dan Bor
8. Tidak baiknya proses sterilisasi pada alat autoclave sehingga tidak terpenuhinya proses
sterilisasi alat atau instrument bedah.
9. Salah diagnosa karena faktor pemeliharaan alat medik yang kurang baik/ tidak dilakukan
kalibrasi secara teratur, misalkan dinamap,timbangan,ECG, tensimeter, pasien monitor dll.
10. Tidak Ada kesesuaian antara setting dengan output dan suatu alat medik misalkan pada
vaporizer
11. Dukungan sistem keamanan internal alat medik tidak berfungsi dikarenakan adanya
kegagalan sistem pada alat tersebut saat penggunaan
12. Faktor pendukung keselamatan yang tidak ditaati atau dijalankan oleh pekerja atau
pengguna alat medik
BAB VI
PATIENT AND STAFF SAFETY, INFECTION PREVENTION AND
CONTROL
6.1. IDENTIFIKASI RESIKO
Proses pengelolaan alat medik yang terdiri dari pemeliharaan dan perbaikan merupakan
proses yang penuh dengan resiko keselamatan dan infeksi, baik untuk staf, pengunjung,
pasien, bahkan pihak diluar rumah sakit. Resiko-resiko tersebut adalah:
BAB VII
MONITORING, EVALUASI & CONTINUOUS IMPROVEMENT
7.1. MONITORING
Data Monitoring
Monitoring dilakukan untuk memantau performa dan mutu pelayanan Unit MM. Untuk
itu, maka ditetapkan beberapa indikator baik klinis maupun manajerial sebagai berikut:
Process Monitoring
Selain daripada pengumpulan data tersebut, monitoring dilakukan juga dengan cara
melakukan pengawasan pelaksanaan SOP di lapangan dengan petugas Medical
Maintenance. Selain itu, dilakukan pula monitoring process terhadap cara pemakaian /
operasional alat medik oleh user dengan form LEMBAR EVALUASI DAN DISKUSI
ALAT MEDIK. Proses ini dilakukan oleh Staff Quality Medical Maintenance.
7.2. EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap:
Hasil data monitoring
Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik, kemudian
dibandingkan dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Data dibuat trend dan dilakukan
analisa setiap 3 bulan sekali. Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan
dan setiap indikator 1 parameter yang diukur. Analisa dilakukan untuk mencari penyebab
dan penyimpangan yang ditemukan dari proses pengumpulan data. Hasil process
monitoring selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan
terhadap data subyektif hasil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SOP di lapangan.
Adapun proses-proses yang esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh
pengawas Medical Maintenance dan Staff Quality Medical Maintenance adalah:
7.2.1. Proses Penanganan Alat Medik di Seluruh Unit di Rumah Sakit Umum Daerah
Banten.
7.2.2. Proses pemeliharaan alat medik (preventive maintenance) oleh petugas MM.
7.2.3. Proses perbaikan alat medik
7.2.4. Jumlah proses perbaikan
7.2.5. Temuan-temuan dalam pelatihan karyawan
7.2.6. Rencana pengadaan alat medik baru
Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager maintenance setiap
bulannya, untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan adalah meninjau tentang
hasil monitoring baik yang dilakukan FMP atau hasil pengumpulan data-data dari SQM-
dapat berupa:
. Saran perbaikan untuk cara penggunaan alat medik kepada pengguna alat medik
Saran perbaikan untuk cara penanganan alat medik
MM mengusulkan untuk penggantian alat medik dengan type,merk dan sistem yang baru
Menentukan kebijakan bagaimana teknik perbaikan kerusakan dilakukan selama dapat
kosisten menjaga fungsi alat medik tidak berubah
Membuat dan mengusulkan perubahan sistem pengelolaan suatu alat medik
untuk model preventive maintenancenya (misalkan perubahan jadwal pelaksanaan
preventive maintenance). Dari data monitoring dan tindak lanjut yang dilakukan memiliki
tujuan penting yaitu dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis dari Rumah Sakit Tebet
Jakarta kepada pelanggan yang berstandarkan keamanan dan kenyamanan dan penggunaan
alat medik yang ada.
BAB VIII
STAFF DEVELOPMENT
Pelaksanaan
1. Cek panel central gas medis
2. Cek tekanan gas medis dan pastikan menunjukan nilai yang normal
3. Cek pressure gauge (penunjuk tekan)
4. Cek safety pressure switch (pastikan berfungsi baik)
5. Cek kelengkapan panel gas medis
6. Cek instalasi central gas medis (pastikan tidak ada kebocoran gas medis) dengan
rnenggunakan air sabun
7. Bersihkan tiap-tiap panel gas medis dengan kain majun
8. Catat kegiatan pemehharaan rutin pada kartu alat Rumah Sakit Tebet Jakarta
RS Tebet
PEMELIHARAAN CENTRAL VACUUM MEDIS
No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:-
Ditetapkan
dr.
Direktur
Pengertian
Merawatl memelihara central vacuum medis sesuai prosedur
Tujuan
Agar central vacuum medis berfungsi dengan baik
Kebijakan
Pemeliharaan central vacuum medis dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek panel central vacuum medis
2. Cek tekanan pada tangki central vacuum dan pastikan menunjukan nilai yang normal
3. Cek pressure gauge (penunjuk tekan) pada tangki vacuum
4. Cek safety pressure switch (pastikan berfungsi baik)
5. Cek filter bakteri pada instalasi central vacuum
6. Cek level oil mesin central vacuum, ganti oil mesin jika sudah waktunya
7. Cek kebocoran instalasi vacuum medis (pastikan tidak ada kebocoran) dengan
menggunakan air sabun
8. Bersihkan tiap-tiap panel vacuum dengan kain majun
9. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
RS Tebet
Halaman: -
BAB IX
PENUTUP