You are on page 1of 68

PANDUAN

Pemeliharaan Peralatan
Medis

Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja
(K3)

RS Tebet
RS TEBET

PERATURAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT TEBET JAKARTA
NOMOR : 821/ /RS TEBET/III/2016
TENTANG
PANDUAN PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS
DIREKTUR RUMAH SAKIT TEBET JAKARTA,

Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Tebet
Jakarta, maka diperlukan penyelenggara pelayanan yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Tebet Jakarta dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan
Panduan Peralatan Medis Rumah Sakit Tebet Jakarta sebagai landasan
bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di Rumah Sakit Tebet Jakarta;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Tebet
Jakarta.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 363/MENKES/PER/IV/1998 tentang
Pengujian Dan Kalibrasi Alat Kesehatan Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan Pasal 2 Ayat 1
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
371/Menkes/SK/II/2007 tentang Standar Profesi Teknisi Elektromedik.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pertama : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TEBET
JAKARTA TENTANG PANDUAN PEMELIHARAAN ALAT MEDIS
RUMAH SAKIT TEBET JAKARTA
Kedua : Kebijakan Panduan Pemeliharaan Peralatan Medis Rumah Sakit
Tebet Jakarta sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan tentang kebijakan Panduan Peralatan
Kesehatan Rumah Sakit Tebet Jakarta dilaksanakan oleh Direksi dan
Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit Tebet Jakarta.
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ..
Direktur RS Tebet

Dr. Ester poerwantoro, SpPK


NIP.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. LANDASAN DAN REFERENSI
1.4. KERANGKA KERJA (FRAME WORK)
1.5. RUANG LINGKUP
1.5.1. Planning
1.5.2. Action
1.5.3. Monitoring
1.5.4. Evaluasi
BAB II : PENGORGANISASIAN
2.1. STRUKTUR ORGANISASI
2.2. URAIAN TUGAS
2.2.1. Supervisor MM
2.2.2. Staf Sekretaris
2.2.3. Koordinator
2.2.4. Staf Teknisi Medis
2.2.5. Staff Quality Medical Maintenance
BAB III : SARANA DAN PRASARANA
3.1. SARANA
3.1.1. Ruangan
3.1.2. Peralatan
BAB IV : PELAYANAN MEDICAL MAINTENANCE
4.1. WAKTU PELAYANAN
4.2. KEGIATAN RUTIN
BAB V : PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIS
5.1. PENGADAAN ALAT MEDIK
5.2. UJI KELAYAKAN ALAT MEDIK BARU
5.3. INVENTARISASI PERALATAN MEDIS
5.4. PENYUSUNAN PROTAP PENGGUNAAN ALAT MEDIS
5.5. PENYUSUNAN SOP PEMELIHARAAN ALAT MEDIS
5.6. ANGGARAN OPERASIONAL
5.7. PEMELIHARAAN ALAT MEDIS
BAB VI : PATIENT STAFF SAFETY, INFECTION PREVENTION AND CONTROL
6.1. Identifikasi Resiko
6.1.1. Resiko Keselamatan Bagi Pengunjung dan Pasien
6.1.2. Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety)
6.2. Manajemen Resiko (Risk Management)
6.3. Infection Control
BAB VII : MONITORING, EVALUASI DAN CONTINUOUS IMPROVEMENT
7.1. Monitoring
7.2. Evaluasi
7.2.1. Proses Penanganan Alat Medik Di Seluruh Unit RS Tebet
7.2.2. Proses Pemeliharaan Alat Medik (Preventive Maintenance) Oleh Petugas Medical
Maintenance (MM)
7.2.3. Proses Perbaikan Alat Medik
7.2.4. Jumlah Proses Perbaikan
7.2.5. Temuan-Temuan Dalam Pelatihan Karyawan
7.2.6. Rencana Pengadaan Alat Medik Baru
7.3. Continuous Improvement
BAB VIII : STAFF DEVELOPMENT
8.1. Pelatihan Untuk Medical Maintenance Staff
8.2. Pelatihan Untuk Penggunaan Alat Medik
8.3. Pemeliharaan Alat Medik
BAB IX : PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Alat kedokteran canggih saat ini sudah sedemikian cepatnya bertambah setiap harinya
dimana banyak rumah sakit di Indonesia yang memanfaatkan peralatan medis berteknologi
canggih. Untuk menjamin terlaksananya manajemen alat medis di rumah sakit, perlu
disusun suatu pedoman pengelolaan alat medis sebagai panduan dalam penyusunan
program-program kerja dan menjamin proses pemeliharaan alat medis dengan baik. Rumah
Sakit Tebet Jakarta sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki berbagai alat medis
terbaru memiliki berbagai tantangan. Pertama, adalah di pihak pengguna teknologi, karena
alat canggih tanpa disertai kemampuan memanfaatkan teknologi ini akan menyebabkan
under utilization. Kedua, penggunaan alat canggih tanpa disertai pemelihataan alat oleh
tenaga yang terlatih akan berakibat pada kekurang akuratan hasil kerja alat medis, yang
dapat berdampak katastrofik pada pasien. Ketiga, pemakaian alat tanpa disertai
pengetahuan dan keterampilan memakai akan memperpendek usia pakai alat medis tersebut
sehingga nilai ekonomis dan alat tersebut tidak dapat dirasakan baik dari pihak pasien
maupun dari pihak Rumah Sakit Tebet Jakarta. Untuk itu, Rumah Sakit Tebet Jakarta
menyusun pedoman pemeliharaan alat medis ini sebagai bagian dari upaya optimalisasi
pemakaian alat medik di Rumah Sakit Tebet Jakarta, agar tujuan pemberian pelayanan
medis dengan standar setinggi mungkin sesuai misi dari Rumah Sakit Tebet Jakarta
dapat tercapai.

1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan prosedur di bidang proses
pemeliharaan alat medis yang efektif dan efisien sehingga Rumah Sakit Tebet
Jakarta dapat menyediakan alat medis yang selalu dalam kondisi siap pakai, dan
dapat membantu proses diagnostik dan terapi pasien secara lebih baik.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Memastikan setiap perencanaan, dalam program pemelilharaan
peralatan medis di Rumah Sakit Tebet Jakarta yang mencakup
pengadaan, uji fungsi, pemeliharaan fisik, inspeksi, kalibrasi,
adjusment sampai ke over houl dapat berjalan dengan baik dan
tepat.
2. Terselenggaranya proses pengadaan alat medis yang mampu
menyediakan alat medik sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
3. Terselenggaranya proses pemeliharaan (preventive maintennance)
alat medis yang mampu menjamin hasil yang akurat dan sebagai
hasil akhir adalah penanganan pasien yang Iebih baik.
4. Jumlah kerusakan alat serendah mungkin, baik yang disebabkan
karena pemeliharaan yang kurang baik atau penggunaan yang tidak
tepat prosedur.
5. Tercapainya tingkat penggunaan alat medis dengan optimal, tidak
under utilization.
6. Terselenggaranya proses pemakaian alat medis yang aman
untuk pasien, pengguna dan segala pihak yang berkaitan dengan
pengelolaan alat medis tersebut

1.3 LANDASAN & REFERENSI

1.3.1. Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


1.3.2. Peraturan Menteri kesehatan RI No.363/MENKES/PER/IV/1998 tentang Kalibrasi
alat medik
1.3.3. Peraturan Pemerintah RI No.64 tentang perizinan pemanfaatan tenaga Nuklir

1.4. KERANGKA KERJA (FRAMEWORK)

Planning

Continuous
Action
improvement

Evaluation
Evaluation

1.5. RUANG LINGKUP


1.5.1. Planning
Penyusunan pedoman management pengelolaan perlatan medik yang meliputi :

Inventarisasi peralatan

Penyusunan SOP penggunaan alat medik

Penusunan SOP pemeliharaan alat medik


Anggaran operasional MM

Pemeliharaan alat medik

Pelaku pemeliharaan

Kerusakan

Perbaikan pemeliharaan alat medik

Kerusakan

Perbaikan

Waktu perbaikan

Jenis perbaikan

Kalibrasi

Over houl

Equipment recall

1.5.2. Action

1. Plotting man power untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan


2. Membuat kajian utilisasi alat medis untuk pengadaan alat baru, pemeliharaan dan
perbaikan.
3. Melakukan uji fungsi alat baru
4. Menggolongkan seluruh peralatan medis berdasarkan:
1) Kelas utilitasnya
2) Frekuensi pemakaian
3) Sebaran penempatan alat medis
5. Pembagian periode waktu pemeliharaan (cek rutin, penggantian masa pakai
sparepart dan overhoul)
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan alat medis
7. Melakukan penyimpanan berkas pendukung (manual book) dan hasil kerja (service
report, BAP, surat menyurat, evaluasi kerusakan, dll
8. Membuat perencanaan dan evaluasi penggantian alat lama
1.5.3. Monitoring
Membuat piranti lunak untuk memonitor kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
yang dilakukan oleh teknisi medis dan gas medis yang dapat secara up to date
menampilkan history seluruh pemeliharaan dan perbaikan alat medis yang
direncanakan dan telah dilakukan. Piranti lunak yang di buat bernama RS Tebet
ASSET MANAGEMENT.
Pengumpulan Form Minta Perbaikan (FMP) yang didokumentasikan untuk
digunakan sebagai monitoring akan utilisasi keluhan dan kerusakan alkes.
1.5.4. Evaluasi
FMP yang terkumpul akan dievaluasi untuk tingkat angka kerusakan alat medis
Dari data FMP akan di dapat data-data mengenai: beban kerja teknisi medis,
jumlah permintaan perbaikan.

BAB II
PENGORGANISASIAN

2.1. STRUKTUR ORGANISASI


Wadir Penunjang

Kepala Bidang Logistik

Kepala Instalasi K3RS

Koord K3RS

Koordinator Shif Koordinator Gas Medis

Pelaksana Harian (Staf K3RS dan Staf


IPSRS)

2.2 URAIAN TUGAS


2.2.1. Supervisor MM
2.2.1.1. Tugas & Wewenang
Tugas :
1. Mengatur jumlah man power tiap shift per bulan.
2. Melakukan disposisi tugas harian kepada staff MM.
3. Membuat program kerja tahunan MM
4. Membuat anggaran belanja MM untuk 1 tahun.
5. Membuat laporan bulanan MM untuk Maintenance Manager.
6. Membuat BPPB untuk kebutuhan MM atas persetujuan Maintence Manager.
7. Membuat list inventarisir alat-alat kesehatan.
8. Membuat stock (back up) dan spare part list.
9. Merancang dan mengajukan format kontrak kerjasama dengan vendor
untukpengecekan, pemeliharaan dan service alat-alat kesehatan.
10. Bekerjasama dengan staff MM untuk memberikan pengecekan, pemeliharaan,dan
service kepada user untuk alat-alat kesehatan.
11. Mendampingi operasi atau tindakan bedah bila diperlukan
12. Mengevaluasi kegiatan peneliharaan dan perbaikan alat medik
13. Menerima alat dan vendor yang akan digunakan di Rumah Sakit Tebet Jakarta dengan
test dan commissioning
14. Menghubungi vendor untuk melaksanakan service
15. Mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan MM
16. Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menunjang pelayanan medik dapat
berjalan dengan baik
17. Membantu pengembangan SDM di dalam intern departemen
Wewenang :
1. Merancang program kerja dan mengembangkan departemen MM untuk
minimal 1 tahun
2. Memberikan terguran, peringatan dan mengeluarkan Surat Peringatan untuk
staff MM
3. Berkoordinasi dengan Maintenance Manager
4. Untuk menambah, mutasi dan atau mengurangi jumlah staff MM
5. Mengatur penggunaan Anggaran Dasar Rumah Tangga MM
6. Dapat membuat keputusan taktis pada penanganan pemeliharaan dan perbaikan
alat medik
7. Berkoordinasi dengan Maintenance Manager untuk memnerikan inputan kepada
bagian Kepegawaian untuk pemberian penghargaan kepada staff yang
berprestasi

2.2.1.2. Kualifikasi
1. Pendidikan formal : Elektromedik
2. Pengalaman kerja minimal : 3 tahun
3. Kepribadian : tanggap, cekatan dan bertanggung jawab
4. Memiliki kemampuan konseptual, teknis dan hubungan antar manusia yang baik
5. Bersedia melaksanakan tugas di luar jam kerja

2.2.2. Sekretasis
2.2.2.1. Tugas dan Wewenang
Tugas :
1. Membantu membuat list inventaris alat yang ada di Rumah Sakit Tebet
Jakarta
2. Membantu membuat stock (back up) dan spare list
3. Merancang dan mengajukan format kontrak kerjasama dengan vendor
tempat dia bekerja untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat yang
sedang dalam perbantuan pengawasan
4. Membantu memb uat schedule untuk pengecekan, pemeliharaan dan
service alat
5. Membantu merekap kartu maintenance untuk masing-masing alat-alat
medik
6. Membantu untuk penyimpanan dokumen-dokumen MM
7. Melakukan rekap harian untuk staff MM.
8. Menerima tamu dan telpon baik berupa penyampaian komplain atau
informasi lain untuk MM
9. Membantu supervisor untuk melakukan pengawasan kinerja harian staff
MM
10. Memonitor kerusakan alat dalam bentuk data untuk nantinya
dikoordinasikan sebagai tindak lanjutnya.
11. Menghubungi vendor untuk alat yang rusak.
12. Membantu mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan MM bagi alat
yang sedang dalam perbantuan pengawasan
13. Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menunjang pelayanan medik
dapat berjalan dengan balk.
14. Membantu pengembangan SDM di dalam intern departemen Medical
Maintenace

Wewenang :
1. Mempunyai akses untuk mengolah database semua alat-alat kesehatan di
Rumah Sakit Tebet Jakarta
2. Dapat memberikan usulan untuk pengembangan departemen Maintenance.
2.2.2.2 Kualifikasi
1. Mempunyai pendidikan kesekretarisan.
2. Mempunyai pendidikan computer untuk Microsoft office dan olah data menggunakan
program database
3. Mempunyai kemampuan administrasi baik dengan computer atau data on paper.
2.23. Koordinator
2.2.23 Tugas dan Wewenang Tugas
1. Membuat jadwal pola ketenagaan dalam bentuk jadwal dinas baik untuk teknik medis
dan teknisi gas medis setiap bulannya
2. Berkoordinasi dengan Supervisor Teknisi medis untuk pengambilan kebijakan,
mengevaluasi dan melaporkan progress dan setiap kegiatan yang dilakukan.
3. Berkoordinasi dengan vendor untuk pelaksanaan service.
4. Mengawasi dan Menjalankan schedule perawatan, pengecekan dan perbaikan untuk
peralatan medis
5. Menangani inventarisasi barang yang masuk di unit MM seperti untuk sparepart, alat
medis yang rusak dan asesoris dan alat medis dan gas medis. Rekap Inventarisasi barang
harus dilaporkan kepada surpervisor MM setiap bulannya

Wewenang
1. Bila supervisor MM sedang berhalangan (sakit, tugas luar kota dan karena halangan lain)
maka koordinator teknisi medis dapat membuat keputusan taktis untuk penanganan
masalah dengan berkoordinasi dengan Wadir Penunjang
2. Mengawasi kegiatan harian teknisi medis dan teknisi gas medis
3. Memberikan arahan penanganan masalah kepada teknisi medis dan teknisi gas medis
baik untuk peralatan medis dan gas medis
2.2.2.4 Kuatifikasi
1. Memiliki kepribadian: Jujur, teliti, tegas dan komunikatif
2. Mempunyai basic pendidikan elektromedik.
3. Berpengalaman di bidang elektromedik minimal 3 tahun
4. Dapat mengoperasionalkan komputer

2.2.4. Teknisi Medik


2.2.4.1. Tugas dan wewenang
Tugas
1. Membuat stock (back up) dan sparepart list.
2. Membantu membuat schedule untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat-alat
kesehatan.
3. Melaksanakan schedule pengecekan, pemeliharaan dan service alat-alat kesehatan.
4. Mendampingi operasi bila diperlukan.
5. Mengisi dan memperbaharui kartu maintenance untuk masing masing alat.
6. Mengevaluasi dan memperbaiki kerusakan alat.
7. Bersedia untuk melakukan pengecekan dan service di luar jam kerja (on call).
8. Memberikan training kepada user.
9. Menghubungi vendor untuk melaksanakai service
10. Mengevaluasi dan mengembangkan pelayanan medical maintenance
11. Berkoordinasi dengan departemen lain untuk menunjang pelayanan medis dapat
berjalan dengan baik.
12. Membantu pengembangan SDM di dalam intern departemen

Wewenang:
1. Dapat memberikan usulan untuk pengembangan departemen maintenance.
2. Dapat membuat keputusan taktis pada penanganan service dengan berkoordinasi dengan
minimal dengan koordinator.
2.2.4.2. Kualifikasi
1. Mempunyai basic pendidikan elektromedik.
2. Mempunyai basic pendidikan elektronika.
3. Mempunyai basic mekanikal dan elektrikal.
4. Mempunyai kompetensi non formal baik untuk tugas dan tanggungjawab sebagai
asisten teknik.
2.2.5. Staff Quality Medical Maintenance
2.2.5.1. Tugas dan Wewenang Tugas
1. Memastikan proses commissioning berjalan sesuai prosedur
sampai benar-benar dapat menilai alat tersebut dinyatakan Iayak atau tidak layak pakai.
2. Membuat laporan hasil commissioning alat medik barn.
3. Mengunjungi setiap unit pelayanan medis yang terdapat alat medik yang ada ditiap lantai
dan melakukan pengamatan terhadap asesoris dengan hanya mencatat detail temuan dan
selanjutnya membuatkan lembar evaluasi dan diskusi alat medik untuk disampaikan ke
unit yang bersangkutan (diketahui oleh Spv MM dan disampaikan ke Spv unit terkait).
4. Membuat rekap temuan untuk penanganan asesoris yang tidak baik.
5. Berdiskusi dengan user untuk kelalaian atau saran dan user untuk penanganan
penggunaan alat medik.
6. Menganalisa setiap kerusakan atas alat medik untuk mengetahui penyebabnya dengan
berkoordinasi dengan MM user dan Vendor alat yang bersangkutan..
7. Melaporkan hasil kegiatan yang telah dilakukan kepada Spv MM dalam rentang waktu
tertentu (berkala) atau secara insidental (kapanpun diperlukan).
8. Memberikan framing dasar penggunaan kepada user untuk alat kesehatan.
9. Memberikan pelayanan kepada user untuk pengecekan, pemeliharaan dan service alat-
alat kesehatan.

Wewenang :
1. Bersama user untuk mereview ulang SPO alat medik yang telah ada untuk selanjutnya
bersama-sama user untuk disempurnakan
2. Memberikan pelatihan dasar penggunaan dan pemeliharaan rutin sederhana
(pembersihan setelah pemakaian).
3. Membuat semacam teguran kepada Spv unit terkait agar tidak terulang (diketahui oleh
Spv MM, Maintenance Manager, dan Senior Manager GA).
4. Membantu dan mengusulkan membuat study kecakapan untuk pengguna alat medik bagi
user yang nantinya bersama Departemen Diklat dan management dapat mengeluarkan
SIPA (Surat Ijin Pakai Alat) kepada user.
5. Bersama Spv MM, Mutu berkoordinasi memberikan inputan penilaian untuk
operasional MM mengenai respon penanganan complaint (keluhan dan perbaikan).
6. Membuat evaluasi angka kesanggupan penanganan complaint alat medik oleh MM.

BAB III
SARANA DAN PRASARANA

3.1.1. Ruangan
1. Kantor operasional MM berada di kantor IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana
Prasarana Rumah Sakit) atau workshop. Ruangan itu digunakan untuk tempat
berkumpulnya semua staff MM, tim K3RS dan gas medis. Extensi telpon untuk ruangan
MM adalah . untuk penanganan alat medis selama ini belum ada telpon extensi untuk
penanganan gas medis.
2. Gudang penyimpanan dan ruang kerja MM berada di gudang workshop. Ruangan ini
berfungsi untuk ruang kerja (workshop). Sedangkan ruang penyimpanan alat medis yang
rusak, disimpan di gudang bagian penyimpan barang (logistik) tempat penyimpanan
sementara untuk alat medik yang sedang dalam proses perbaikan. Sekaligus digunakan
untuk ruang penyimpan sparepart alat medik.

3.1.2. Peralatan
3.1.2.1. Kalibrasi alat
MM sebagai pihak pengelola dalam pemeliharaan alat medik yang ada di Rumah Sakit
Tebet Jakarta, MM memerlukan sarana pedukung kerja berupa alat kalibrasi yang terdiri
dari :
1. Survey radiasi sinar X, alat ini berfungsi untuk mengukur paparan radiasi sinar x yang
diruangan terdapat peralatan radiologi seperti: CT Scan, General X ray, Mammography
dan Angiography.
2. EKG simulator (phantom unit), alat ini berfungsi untuk menganalisa uotput dan kinerja
alat EKG seperti: patient monitor dan EKG.
3. Pressure meter, alat ini berfungsi untuk mengukur output tekanan dan alat seperti:
tensimeter
4. Defibnilator analizer, alat ini digunakan untuk mengukur energi output yang dihasilkan
dan defibrilator unit
5. Phototeraphy radiometer, alat ini digunakan untuk mengukur keefektifitasan dan panjang
gelombang lampu phototeraphy
6. Sp02 analizer, alat ini digunakan untuk menganalisa pengukuran saturasi oksigen (spo2)
untuk alat patien monitor
7. Anak timbangan, alat ini digunakan untuk mengukur atau menganalisa berat pada
timbangan badan.
3.1.2.2.Peralatan kerja (toolset)
Peralatan kerja adalah peralatan yang digunakan sebagai alat bantu baik untuk
pemeliharaan sampai ke perbaikan atas kerusakan dan alat medik. Contohnya:
AVO meter
obeng set
kunci pas set
solder

3.1.2.3. Alat pelindung diri (APD)


Selain peralatan kerja yang di punyai oleh MM, faktor lain yang penting juga diperhatikan
saat bekerja adalah alat pelindung kerja. Alat pelindung ini di gunakan untuk melindungi
staff dan kecelakaan kerja. APD yang dimiliki dan wajib dipakai selama bekerja di Rumah
Sakit Tebet Jakarta seperti:
Alat pelindung mata (google)
Pelindung telinga (ear muff)
Pelindung tangan (sarung tangan)
Safety shoes

BAB IV
PELAYANAN MEDICAL MAINTENANCE (MM)

Secara garis besar untuk pelayanan yang diberikan oleh MM dalam management
pengelolaan alat medik yang ada di Rumah Sakit Tebet Jakarta secara garis besar dapat
dijabarkan sebagai berikut:

4.1. WAKTU PELAYANAN


Waktu pelayanan dan MM untuk pengelolaan alat medik dideskripsikan sebagai
berikut:
4.1.1. Office hours
SeninJumat 08.00- 15.00 WIB
Sabtu 08.0013.00 WIB

4.1.2.On call
Diluar jam kerja normal MM tetap beroperasi termasuk untuk kondisi Hari libur nasional
dan hari raya keagamaan, teknisi medik tetap menerima keluhan dilihat dari urgensi tetapi
bila penanganan harus segera dilakukan dengan mekanisme on call dengan pola ketenagaan
yang telah diatur oleh supervisor MM.

4.2. KEGIATAN RUTIN


4.2.1. Penerimaan permintaan pengadaan alat medik (unit baru dan atau asesoris tambahan)
yang dibuat dalam form Bon Permintaan Pengadaan Barang (BPPB)
4.2.2. Penerimaan dan penyiapan alat medik baru sebelum digunakan (Commissioning)
4.2.3. Pemeliharaan alat medik, kegiatan yang bertujuan untuk membuat alat medik dapat
digunakan lebih lama. (Preventive Maintenance)
4.2.4. Perbaikan alat rnedik, kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan atas kerusakan alat
medik..
4.2.5. Kalibrasi alat medik.
4.2.6. Pelatihan para user alat medik oleh petugas Medical Maintenance

BAB V
PEMELIHARAAN PERALATAN MEDIK

Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang terpola dan
menyeluruh untuk bagaimana MM mengelola aset alat medik yang dimiliki oleh Rumah
Sakit Tebet Jakarta. Peralatan medik yang ada di Rumah Sakit Tebet Jakarta berjumlah
ratusan item dimana diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai
pengelola peralatan medik adalah unit Medical Maintance (MM) dimana unit ini ditunjuk
secara resmi oleh Rumah Sakit Tebet Jakarta dengan SK Direktur. Bentuk pengelolaan
yang dilakukan oleh MM seperti:
inventarisasi aset alat medik, pembuatan standar operasional, pemeliharaan, kalibrasi,
perbaikan dan equipment dispossition

5.1. PENGADAAN ALAT MEDIK


Pengadaan alat medik di Rumah Sakit Tebet Jakarta mempunyai alur dimana MM dapat
membuka permintaan barang dalam bentuk Bon Permintaan Pembelian Barang (BPPB)
yang dibuat berdasarkan 2 alur besar pengadaan untuk sprarepart dan alat medik yang
digunakan untui perbaikan dan kerusakan dan pengadaan alat medik yang bersifat
penambahan aset alat medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh unit atau Departemen
dengan dilengkapi kajian kebutuhan penambahan alat baru. MM dapat memberikan inputan
mengenai pengadaan berdasarkan inventarisasi alat medik dan spesifikasi teknik.
Pengadaan yang dibuat memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi sebagai dasar
pengajuan permintaan diantaranya:
1. No.BPPB
2. Tgl pengajuan
3. Nama barang yang diajukan
4. Jumlah barang yang diminta
5. Minima stock
6. Sisa stock
7. Keterangan bisa berupa alasan permintaan
BPPB yang diajukan akan di evaluasi dan disetujui oleh level Direktur, Wakil Direktur dan
Ketua komite medik , kontrol inernal dan diterima oleh petugas pengadaan untuk proses
pembeliannya.

5.2. UJI KELAYAKAN ALAT MEDIK BARU


Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke Rurnah Sakit
Tebet Jakarta yang diterima oleh bagian Logistik Umum, maka tahap selanjutnya alat
medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan (commissioning) yang dilakukan seperti:
1. Periksa bahwa seluruh komponen, acessories, dan kelengkapan pilihan (options) yang
tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.
2. Arsipkan basil pengetesan unjuk kerja dan keamanan path saat awal, sehingga dapat
digunakan sebagai pembanding path saat dilakukan inspeksi dimasa yang akan datang
seandainya terjadi keraguan terhadap unjuk kerja alat medik.
3. Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dan DEPKES, kartu garansi,
manual book, sertifikat uji dan pabrikan dan petunjuk singkat penggunaan dalam bahasa
Indonesia.
4. Pelaksanaan pengetesan fungsi dan alat dengan bedasar dan prosedur pabrik (check list
standar tahapan pengujian pabrik)
5. Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan (ditandatangani teknisi vendor,
teknisi Rumah Sakit Tebet Jakarta dan user ruangan yang memiliki alat tersebut)

5.3. INVENTARISASI PERALATAN MEDIK


Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dan management pengelolaan
dimana proses pencatatan aset dilakukan oleh beberapa unit seperti Logistik umum,
akunting, internal kontrol dan oleh MM sebagai pengelola langsung alat medik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis setiap alat seperti:
nama alat, merk, type, lokasi atau ruangan pemilik, data vendor, jumlah alat. Total
peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi ini akan menjadi beban kerja
pemeliharaan. Dan data ini akan dapat diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara
keseluruhan sehingga pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan baik.
Inventarisasi peralatan dapat digunakan untuk kepentingan pemeliharaan alat dilakukan
oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodik paling tidak setahun sekali dan
setiap ada perubahan atau penambahan alat baru.

5.3.1. Software Aplikasi Inventarisasi Aset


Software ini di gunakan untuk mengalihkan proses pencatatan pelaporan yang biasanya
dalam format hardcopy kedalam bentuk softcopy. Sistem ini adalah untuk memudahkan
MM dalam menginput data alat medik baru (inventarisasi asset), rekap pelaksanaan
pemeliharannya, perbaikan atas kerusakan sarnpai data kondisi terakhir dan alat medik
yang ada (hilang, sudah diganti baru, tidak bisa diperbaiki, dijual, dIl) sekaligus dapat juga
di gunakan oleh management untuk membuat suatu keputusan dalam pengelolaan alat
medik. Dalam hal input data hasil pengelolaan alat medik mempunyai kebijakan
diantaranya:
Data OAM (Operation Administration and Maintennace) dapat dilihat dimanapun selama
komputer terkoneksi dengan jaringan RADIALIS
Validasi dari setiap aset yang ada di OAM telah diverifikasi oleh bagian akunting OAM
dapat dilibat oleh siapapun yang memerlukan data pengelolaan alat medik tetapi dengan
memiliki password aksesnya. Input data hasil pengelolaan alat medik dilakukan oleh staff
MM
data yang sudah diinput tidak dapat dihapus atau dihilangkan kecuaii dengan alur khusus
persetujuan sampai ke level direktur. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menjaga
keabsahan dan data atau laporan yang ditampilkan. Setiap data yang diinputkan kedalam
software OAM adalah rekaman data-data hasil pengelolaan alat medik Rumah Sakit Tebet
Jakarta. Dalam level-level management tertentu, diberikan akses untuk dapat melihat
data-data pengelolaan alat medik sehingga bila memerlukan informasi tentang alat medik
siapapun dapat melihat dan dimanapun dapat mengakses OAM.

5.4. PENYUSUNAN PROTAP PENGGUNAAN ALAT MEDIK


MM sebagai pengelola alat medik selain melakukan pemeliharaan dan perbaikan, MM juga
membuat SOP yang disusun secara urnum untuk setiap jenis alat medik agar memudahkan
user alat medik mengetahui bagaimana pemakaian alat medik yang baik dan benar. SOP
yang dibuat oleh MM berdasarkan manual book yang bersangkutan yang selanjutnya akan
diajukan untuk disyahkan oleh direktur dan dokumen akan dikelola oleh unit Departement
resiko, mutu dan safety. Secara umum tahapan operasional alat medik dapat digambarkan
seperti berikut:

5.4.1. Tahapan Operasional Alat Medik Sistem Elektronik


Tahapan yang dimaksud disini adalah tahapan operasional untuk peralatan elektronik
seperti: USG, CT Scan, ventilator dan lain-lain. Adapun tahapan operasional alat medik
sistem elektronik secara umum sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan
dengan mempersiapkan aksesoris maupun bahan operasional agar alat siap
dioperasikan. Persiapan dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan satu daya.
b. Pemanasan
Pemanasan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat, sebelum
dipergunakan untuk tindakan pelayanan. Kegiatan pemanasan meliputi:
1. Menghubungkan alat dengan suatu daya
2. Memberikan waktu alat medik melakukan selfiest secara sistem (otomatis)
3. Melakukan pengecekan fungsi tombol, selector, indicator,alarm, sistem pergerakan

c. Pembersihan, Pengemasan dan penyimpanan


Pembersihan, Pengemasan /penyimpanan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan
terhadap suatu alat berserta aksesoris setelah selesai melakukan pelayanan kesehatan agar
alat selalu siap untuk dipergunakan.. Alat dan aksesorisnya disimpan dalam keadaan bersih.
Penggunaan alat/operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat setiap hari
pemakaian.

5.4.2. Tahapan operasional alat medik sistem non elektronik


Tahapan operasional dengan sistem non elektronik digunakan bertujuan untuk
mengidentifikasikan sistem alat medik yang dipakai, dimana alat medik non elektronik
adalah alat medik yang tidak memerlukan sumber listrik dengan segala atribut elektronik.
Contoh untuk alat medik non elektronik seperti: tensimeter, timbangan badan manual,
stetoskop, bed pasien manual, strecher dan lain-lain. Adapun tahapan operasional secara
umum untuk alat metode non elektronik sebagai berikut.
1. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum alat dioperasikan dengan
mempersiapkan aksesoris maupun bahan operasional agar alat siap dioperasikan. Persiapan
dilakukan sebelum alat dihubungkan dengan satu hari
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan terhadap suatu alat selama
melakukan pelayanan kesehatan, agar dicapai hasil yang optimal.
3. Tata cara pengoperasian dan penggunaan alat harus memperhatikan Prosedur Tetap
Pengoperaian yang harus tersedia pada setiap unit pelayanan dan dipahami dengan baik
oleh pengguna alat.
4. Pembersihan, Pengemasan dan penyimpanan
Pembersihan, Pengemasan /penyimpanan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan
terhadap suatu alat berserta aksesoris setelah selesai melakukan pelayanan kesehatan agar
alat selalu siap untuk dipergunakan. Alat dan aksesorisnya disimpan dalam keadaan bersih.
Penggunaan alat I operator diwajibkan untuk mencatat beban kerja alat setiap hari
pemakaian.

5.5. PENYUSUNAN STANDAR OPERASINAL PROSEDUR PEMELIHARAAN ALAT


MEDIK
SOP pemeliharaan dibuat bertujuan sebagai pemandu pelaksanaan pemeliharaan alat
medik. SOP pemeliharaan adalah persyaratan dan urutan kerja yang harus dipenuhi dan
dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksankan dengan sebaik-baiknya, sehingga
alat tersebut dalam keadaan siap dan laik pakai.
Sedangkan urutan kerja yang dimaksud meliputi persiapan, pelaksanaan, pencatatan,
pengemasan dan pelaporan. SOP pemeliharaan alat disusun oleh MM dengan
memperhatikan dan mengacu pada service manual untuk setiap jenis, merk dan type alat
medik. Adapun secara umum SOP pemeliharaan alat medik terdiri dari:
a. Persiapan
Persiapan yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeliharaan,
agar pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, meliputi : Persiapan perintah
kerja, formulir pelaporan kerja, dokumen teknis peralatan kerja, bahan pemeliharaan, bahan
operasional, matenal bantu. Beritahukan kepada user, rencana pelaksanaan dan jadwal
pemeliharaan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu langkah-langkah teknis yang sesuai dengan SOP pemeliharaan dan
dilakukan oleh MM.
c. Pelaporan dokumen pemeliharaan
Setiap kegiatan pemeliharaan harus dicatat dalam dokumen pemeliharaan dan dokumen
tersebut dilaporkan ke pengawas ruangan bersangkutan dan ke pengawas MM sebagai
laporan untuk kerja alat medik. Setiap laporan dokumen pemeliharaan setelah pengawas
MM mengetahui maka dokumen tersebut akan di input kedalam OAM
d. Pengemasan
Pengemasan alat kerja adalah kegiatan untuk perapihan dan penyimpanan kembali
peralatan kerja yang telah digunakan selama pemeliharan alat medik

5.6. ANGGARAN OPERASIONAL MM


Untuk kegiatan operasional pemeliharaan alat medik sangat diperlukan. Anggaran ini
memliki pos penyaluran kegunaan seperti:

5.6.1. Sparepart management


Manajemen yang efektif pada suku cadang (perbaikan) adalah hal yang mendasar dalam
operasional harian MM. Upaya manajemen diperlukan untuk mencegah kelebihan stok dan
menjamin ketersediaan sparepart kapanpun sehingga bilamana terjadi kerusakan maka bisa
disiapkan untuk penggantian sparepartnya. Hanya suku cadang yang diperlukan secara
kontinyu yang disimpan dalam gudang milik MM. Jika pemeliharaan terjadwal
diselenggarakan dengan benar, banyak suku cadang perbaikan yang diperlukan, terutama
suku cadang yang mahal dapat diantisipasi secara lebih dini. Pengecualian tertentu dapat
dibenarkan, untuk mendukung pemeliharaan terhadap perbaikan yang harus dilakukan
dengan segera, yaitu untuk peralatan pendukung kehidupan (life support), resusitasi
darurat, atau alat yang beroperasi secara terus menerus. Suku cadang perbaikan yang
disimpan di unit MM harus diklasifikasikan dalam daftar penyimpanan stok. Pengawas
MM harus memperhitungkan sebagai berikut penentuan jenis dan jumlah suku cadang yang
akan ditempatkan di gudang penyimpanan harus berlandaskan seperti:
1. Cost of downtime.
Jika alat tidak bisa dipakai, akankah mengakibatkan pelayanan pasien terhenti atau
pendapatan rumah sakit terpengaruh secara berarti. Pendapatan yang hilang mungkin lebih
banyak dan biaya penyimpanan suku cadang di gudang.
2. Number of unit on hand
Makin banyak alat yang dimiliki, makin banyak kemungkinan jumlah suku cadang yang
dibutuhkan, dengan begitu makin banyak suku cadang yang harus tersedia di gudang.
3. Consumption rate
Jika sebuah suku cadang sering kali digunakan dalam perbaikan, harus diperhatikan untuk
dimasukan ke dalam kebutuhan stok gudang.
4. Lead time (buffer stock)
Jika waktu dan saat suku cadang dipesan sampai suku cadang tersebut diterima terlalu
lama, maka harus ada dalam penyimpanan stok di gudang.
5. Cost of the repair parts
Ada tiga faktor yang menentukan harga suku cadang biaya murni suku cadang, biaya
administrasi untuk mengurus pemesanan, dan batas order minimum dan penjual. Jika
pemesanan barang dalarn jumlah banyak biayanya lebih rendah, cukup beralasan untuk
memesan sekaligus seluruh kebutuhan untuk satu tahun. ini biasanya berbiaya lebih rendah
dibandingkan dengan memesan barang beberapa kali dalam satu tahun.
6. Age of the equipment
Jika alat telah tua, kerusakan umumnya bertambah, begitu pula kebutuhan suku cadang
akan meningkat. Penambahan stok suku cadang untuk memenuhi kebutuhan ini, dapat
mengakibatkan kerugian uang seandainya alat baru diadakan. Karena penggunaan suku
cadang umumnya tidak tentu, investasi dana yang berlebihan dalam pengadaan suku
cadang harus dihindari. Lokasi rumah sakit dan sumber (penjual) suku cadang, kepentingan
peralatan, dan potensi kehilangan pendapatan akan menjadi faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam menentukan kebutuhan stok suku cadang.

5.6.2. Biaya pemeliharaan


MM selaku pengelola alat medik, mempunyai hak untuk menentukan kebijakan yang
dibuat untuk dapat menjamin alat medik dapat dipakai dengan baik dengan faktor
keselamatan terjamin. Untuk membuat hal demikian pastinya akan memerlukan biaya.
Jumlah biayanya dengan sekian banyak item pastilah tidak sedikit, MM membuat estimasi
anggaran dengan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk perbaikan di tahun sebelurnnya. Anggaran yang diusulkan mempertimbangkan hal-
hal yang penting diantaranya:
1. Alat medik tidak bisa dikelola secara sendiri namun perlu vendor terkait untuk
penanganannya
2. Melihat spare part yang sering di adakan
3. Besarnya biaya perbaikan kerusakan yang teijadi
Biaya pemeliharaan alat medik merupakan biaya yang wajib dikeluarkan dan pasti adanya.
Faktor ini didesak karena setiap alat medik yang dipakai atau digunakan pastilah ada
komponen yang aus, perlu disetting ulang untuk di normalkan kembali dan harus
terjaminnya operasional alat medik yang baik sehingga pelayanan medis dapat maksimal

5.6.2.1. Kontrak Service (KS)


Merupakan suatu jalan upaya untuk dapat memaksimalkan program pemeliharaan alat
medik yang melibatkan vendor alat medik yang bersangkutan. Alasan mengapa perlu KS
untuk pemeliharaan alat medik, dengan tingkat kecanggihan dan diperlukannya keahlian
khusus penanganan pemeliharaan alat medik maka KS dapat menekan biaya perbaikan
karena alat medik menjadi terpelihara dengan baik. Tetapi KS tidak menjamin tidak adanya
biaya perbaikan, MM akan memilah dan memilih alat medik mana yang akan diikutkan
dalam KS. Kriteria alat medik ikut dalam program KS seperti:
1. Tingkat kecanggihan alat medik cukup tinggi
2. Pemeliharaan alat medik memerluakan keahlian khusus
3. Memerlukan alat khusus untuk pemeliharaan
5.6.3. Biaya Perbaikan
Biaya yang dimaksud adalah biaya yang dianggarkan untuk dikeluarkan sebagai proses
perbaikan.
5.6.4. Biaya kalibrasi dan rekalibrasi
Selain biaya pemeliharan dan perbaikan pengelolaan alat medik, biaya kalibrasi dan
rekalibrasi ini diperlukan untuk memastikan alat medik punya suatu pembuktian bahwa alat
medik dinyatakan laik pakai dan disyahkan dengan bukti tertulis dan Departemen
Kesehatan Republik Iindonesia. Biaya pengajuan kalibrasi dan rekalibrasi alat medik
diatur dan dianggarkan dalam budget tahunan MM (biaya operasional operasional rutin).

PEMELIHARAAN ALAT MEDIK


Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan terencana secara periodik
yang tertuang dalam jadwal pelaksanaan preventive maintenance dengan tujuan untuk
menjaga agar peralatan medik selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan
baik dan menjamin usia pakai yang lama. Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka unit kerja MM perlu dilengkapi dengan aspek-
aspek pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi sumber daya manuasia, fasilitas
teknis, peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan.
Semua aspek pemeliharaan pastinya memerlukan biaya.

5.7.1. Elemen-elemen Pemeliharaan Alat Medik


Elemen- elemen pemeliharaan alat medik adalah elernen yang di harus dilakukan pada
kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara rutin. Elemen-elemen yang dimaksud adalah:
Inspeksi. Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis alat medik
pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan fisik alat apakah masih sesuai
dengan standar operasional alat medik tersebut.

5.7.1.1.1. Pemeliliaraan Fisik


Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi:
- pembersihan alat, pelumasan, pengecasan batre dan lain-lain.

5.7.1.1.2. Uji Fungsi


Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi dan alat medik

5.7.1.1.3. Penempatan
Pemeriksaan kesesuaian penempatan alat dengan petujuk dan vendor alat tersebut.

5.7.1.2. Kalibrasi
Suatu kegiatansecara periodik untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan
instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara membandingkan terhadap standar ukurnya
yang tertelusur (tracable) ke standar Nasional dan /atau Internasional.

5.7.1.3. Adjusment
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menstandardkan ulang output setting agar
dapat mengembalikan unjuk kerja dari alat medik seperti baru.

5.7.1.4. Over Houl


Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengganti beberapa komponen penting alat
alat medik yang telah terukur usia pakainya (usia pakai spare telah habis)

5.7.2. Pelaku Pemeliharaan Alat Medik


Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan teknisi, tingkat
teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan yang ada di internal Rumah
Sakit Tebet Jakarta, maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan di Rumah Sakit
Tebet Jakarta dapat dilakukan oleh teknisi Rumah Sakit.

5.7.2.1. Dilaksanakan oleh Teknis Rumah Sakit


MM melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian yang didapat dan basic
pendidikan elektromedik dan pelatihan pedoman pelatihan yang diberikan Rumah Sakit
Tebet Jakarta. Manfaat yang utama dan pelayanan swakelola (in-house service) adalah
teknisi medik dapat dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak kerusakan dan
memperbaiki peralatan, memberi bantuan dalam aspek pengoperasian alat, menyiapkan
persediaan suku cadang yang tepat, dan dukungan yang terus menerus terhadap user.
Rumah sakit harus membuat komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit
MM. Komitment tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan, peralatan,
manajemen, dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran atas perbaikan dapat dianggap
sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh karena itu, setiap pemakaian alat medik yang
terpakai oleh pasien haruslah dipikirkan dan diterapkan untuk memasukkan komponen
biaya service sehingga bila terjadi kerusakan pada alat medik tersebut- biaya service sudah
tersedia baik hanya sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dan perbaikan.

5.7.2.2. Dilaksanakan oleh teknisi vendor


Apabila MM tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya tingkat kecanggihan alat medik atau peralatan kerja tidak lengkap,
maka pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh Teknisi vendor alat medik bersangkutan.
Pabrik biasanya menyediakan pelayanan dengan jenis (1) Full-service contract, yang secara
umum meliputi seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup suku cadang (2) on call service
sesuai kebutuhan dimana rumah sakit hanya membayar pada saat terjadi kerusakan sesuai
dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi seperti CT Scanner dan peralatan
pencitraan digital memerlukan keahlian khusus dan investasi suku cadang yang mahal
sehingga menjadi tidak praktis untuk menyediakan pelayanan swakelola.
Dalam pelaksanaan service maintenance oleh vendor harus berkoordinasi dengan unit
medical maintenance dan pihak vendor harus menyerahkan copy bukti pemeliharaan
kepada unit medical maintenance. Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi
rumah sakit dan kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan dengan
baik dan kontrak servis adalah upaya untuk memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh
rurnah sakit, tetapi kebutuhan yang makin tinggi, makin tinggi pula biaya kontrak yang
diperlukan. Padahal dengan pelayanan swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan dapat
dihitung secara cepat. Rumah sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan yang
diperlukan untuk setiap alat, kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.

5.7.3. Jadwal Pelaksanaan Pemeliharaan Alat medik


Dari sekian banyak item alat medik yang ada di Rumah Sakit Tebet Jakarta, maka agar
dalam pengelolaan alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi dengan baik maka
pemeliharaan alat medik harus dibuat jadwal pelaksanaannya. Untuk dapat menentukan
seberapa sering alat medik dilakukan pemeliharaan, MM membuat pemilahan data yang
berasal dari inforniasi pada manual book dan beberapa faktor seperti: a frekuensi
pemakaian alat medik, (2) resiko-resiko fisik, dan (3) dan faktor keselamatan pasien.

5.8. KERUSAKAN
Penyebab kerusakan pada alat medik dikarenakan oleh 2 faktor, faktor pertama adalah
kerusakan yang ditimbulkan dari segi internal alat medik itu sendiri seperti: ketahanan
komponen yang kurang baik dan faktor kedua karena adanya faktor luar yang secara
langsung dan tidak Iangsung dapat menyebabkan kerusakan, contohnya: human error,
dan frekuensi pemakaian yang tinggi. Kerusakan alat medik MM menggolongkannya
menjadi 3 golongan seperti:
5.8.1. Golongan 1
Kondisi kerusakan alat golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masih dalam
taraf ningan dan masih dapat diperbaiki tanpa perlu penggantian komponen alat.
5.8.2. Golongan 2
Kondisi kerusakan alat golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masuk dalam
kondisi menengah dimana diperlukan adanya penggantian komponen alat dimana
komponen pengganti ada dalam stok gudang sparepart teknik dan atau kerusakannya masih
dapat diperbaiki oleh petugas medical teknik. Setelah perbaikan kondisi alat tidak berubah
fungsi, bentuk dan tidak mempengaruhi operasional alat seperti sedia kala.
5.8.3. Golongan 3
Kondisi kerusakan pada golongan ini adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan masuk
dalam kondisi berat dimana diperlukan adanya penggantian komponen alat secara sebagian
dan atau menyeluruh tetapi untuk penggantian komponen memerlukan usaha dan biaya
perbaikan yang besar.

5.9. PERBAIKAN ATAU KELUHAN PERALATAN MEDIK


Pelayanan perbaikan selalu tetap menjadi kegiatan sehari-hari. Perbaikan dapat
didefinisikan adalah kegiatan yang bersifat darurat berupa perbaikan terhadap kerusakan
alat medik yang mendadak atau tidak terduga dan harus segera dilaksanakan mengingat alat
sangat dibutuhkan dalam pelayanan dengan didukung adanya tenaga yang selalu siap dan
fasilitas pendukung yang juga siap mensupport permasalahan. Frekuensi perbaikan tidak
terencana dapat ditekan serendah mungkin dengan cara meningkatkan kegiatan
pemeliharaan rutin. Kegiatan perbaikan dapat dilakukan oleh teknisi medik Rumah Sakit
Tebet Jakarta dan vendor alat medik. Untuk dapat memperbaiki alat medik yang
mengalami kerusakan dan memerlukan sejumlah biaya tertentu maka MM sebagai unit
pengelola alat medik dapat mengajukan permintaan perbaikan dengan alur seperti berikut:
1. Alat medik yang rusak harus ada FMP ( Form Minta Perbaikan) dimana FMP tersebut
menjelaskan kapan terjadinya, unit asal pemakainya dan yang paling penting penyebab
kerusakan
2. Respon untuk perbaikan pada alat medik hanya untuk penggantian sparepart bukan
untuk penggantian unit
3. Membuat pengajuan perbaikan dalam form BPPB (Bon Permintaan Pembelian Barang)
yang diketahui jajaran management (GA, COO, CMO dan bila C1TO dapat langsung
mendapat persetujuan dari Direktur)
4. Setelah perbaikan selesai dilakukan maka MM akan membuat laporan ke pada manager
maintenance
5. Biaya yang dikeluarkan dicatat dan akan dievaluasi dikemudian hari sebagai bahan
acuan penentuan kebijakan selanjutnya MM juga setiap tahunnya membuat anggaran biaya
pemeliharaan yang juga di dalamnya termasuk anggaran perbaikan.

5.9.1. Pelaku perbaikan


5.9.1.1. Teknisi medik Rumah Sakit Tebet Jakarta
Untuk penanganan kerusakan atas alat medik, MM juga dapat menanganinya secara
internal. Yang dilakukan dan proses perbaikan adalah:
1. Setiap keluhan yang masuk ke MM akan dilaporkan dalam format Form Minta
Perbaikan (FMP), form ini dibuat oleh user yang mengalami kendala dengan alat
mediknya.
2. Setelah MM menerima laporan maka MM akan merespon FMP dengan tenggat waktu
kurang lebih 15 menit
3. MM akan menganalisa permasalah yang ada, setelah itu maka MM bila menyelesaikan
permasalahan yang ada berarti Form Selesai perbaikan akan disikan oleh user terkait.

5.9.1.2. Perbaikan oleh vendor


1. Bila permasalahan tidak dapat ditangani maka MM akan menindaklanjutinya dengan
berkoordinasi dengan vendor alat medik bersangkutan.
2. Vendor alat medik bersangkutan juga akan mengeluarkan service report bila perbaikan
selesai tetapi jika permasalahan belum juga dapat ditangani maka vendor akan membuat
penawaran penggantian sparepart
3. Pengajuan perbaikan dengan pengantian sparepart akan diajukan MM ke management,
pengajuan dibuat dalam format Bon Permintaan Pembelian Barang (BPPB).
4. Jika BPPB disetujui maka proses perbaikan akan berlanjut OAM sampai permasalahan
selesai.
5. Jika kerusakan alat medik yang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan
pemakai maka selain FMP untuk proses perbaikan, user juga harus membuat Berita
Acara Kerusakan (BAK) yang menjelaskan kronologi penyebab kerusakan.

5.9.2. Waktu Perbaikan


Untuk melakukan perbaikan atas kerusakan alat medik, MM mempunyai kebijakan
diantaranya:
1.Perbaikan didalam jam kerja (08.00 15.00 WIB)
2.Perbaikan diluar jam kerja (On call service)
5.9.3. Alur permintaan perbaikan atau keluhan peralatan medik
Peralatan medik juga adalah sebuah alat bantu manusia yang dimana alat ini difungsikan
dalam kegiatan medis oleh para pengguna yang memiliki latar belakang pendidikan
kesehatan. Peralatan medik terkadang tiba-tiba tidak dapat digunakan sebagaimana
mesinnya- error, kondisi ini disebabkan karena banyak faktor sehingga alat medik sampai
dikondisi tidak lagi dapat digunakan. Bila hal ini terjadi maka MM membuat suatu alur
penanganan kerusakan atau keluhan yang dapat memberikan support kepada pengguna alat
medik agar pelayanan medis dapat berjalan dengan baik. Alur penanganan permintaan
perbaikan atau keluhan alat medik seperti dapat digambarkan seperti dibawah ini:
Perawat dan dokter dalam hal ini, disebut sebagai Pelapor.
Apabila pelapor menemukan peralatan/material/barang yang rusak dan perlu diperbaiki,
maka perawat tersebut harus melaporkan ke pengawasnya dan membuat permintaan
perbaikan ke bagian maintenance dengan mengisi formulir FORM MINTA
PERBAIKAN (FMP).
Waktu tanggap FMP yang sudah diterima MM tidak boleh lebih dan 15 menit sejak jam
FMP dibuat. Pelapor tidak diperkenankan untuk melakukan perbaikan kerusakan sendiri
tanpa koordinasi dengan maintenance
Segala kerusakan yang ditimbulkan setelah pelapor melakukan perbaikan sendiri, akibat
lainnya yang ditimbulkan setelah itu menjadi tanggungjawab pelapor bersangkutan
Apabila teknisi mendapat masalah dalam memperbaiki, maka teknisi tersebut harus
segera melapor ke pengawasnya dan menginformasikan masalahnya. Jika pengawas tidak
dapat menyelesaikan masalah tersebut, maka pengawas harus segera melaporkan
kejadian ini kepada Maintenance Manager untuk dicarikan solusinya.
Pendokumentasian FMP dilakukan di 2 unit, FMP aslinya disimpan oleh MM dan copy
(warna merah muda) disimpan oleh user untuk dapat membantu pengguna alat medik
dilapangan, MM memberikan petunjuk singkat penggunaan, error list dan berkoordinasi
dengan Departemen DIKLAT memberikan training penggunaan alat medik bagi setiap
pengguna alat medik. Tindakan ini dimaksudkan agar pengguna alat medik dapat
melalakukan tindakan awal bila tiba-tiba alat yang dipakai mengalami kendala.

19.4. Prioritas pelaksanaan perbaikan


MM sebagai pengelola alat medik yang salah satu kegiatannya adalah melakukan
perbaikan terhadap kerusakan alat medik. Dan sekian banyak alat medik yang dimiliki
Rumah Sakit Tebet Jakarta dengan tingkat kerumitan kesulitan perbaikan dan juga
permintaan user agar semua alat medik yang ada di Rumah Sakit Tebet Jakarta, harus siap
selalu untuk dapat memberikan pelayanan medis. Dalam melakukan perbaikan atas
kerusakan dan alat medik, MM juga memiliki prioritas dimana prioritas ini diperlukan
untuk dapat menentukan alat medik mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu..
Penentuan prioritas ini dikriteriakan sebagai berikut:
a. alat medik yang rusak berasal dari area kritical (IGD, ICU, OK)
b. alat medik yang bila down time perbaikannya lama akan mengakibatkan bertambahnya
kerusakan lain pada alat tersebut diatas (akan terjadi rembetan kerusakan) misalkan pada
alat MRI yang sistem pendinginnya rusak bila tidak segera diperbaiki sistem
pendingmnya maka akan mengakibatkan menguapnya Helium
c. alat medik yang mendapat prioritas tinggi untuk diperbaiki segera adalah alat yang atas
permintaan user dengan landasan CITO sedang dipakai untuk pelayanan medis

5.10. KALIBRASI
Dewan Standar Nasional menyatakan suatu filosofi yaitu: setiap instrumen harus tidak
cukup baik untuk dipergunakan, sampai terbukti melalui pengujian dan kalibrasi bahwa
instrument tersebut memang baik. Dengan mengacu pada filosofi tersebut, maka terhadap
instrumen yang masih baru harus dilakukan pengujian atau kalibrasi sebelum
dipergunakan. Kalibrasi dapat didefinisikan sebagai : Suatu kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang tertelusur (tracable) ke standar Nasional
dan /atau Internasional. Tingkat teknologi, beban kerja dan umur sangat mempengaruhi
kinerja alat kesehatan, baik untuk akurasi, ketelitian maupun keamanannya. OIeh karena itu
selang waktu pengujian atau kalibrasi ulang peralatan kesehatan, dipengaruhi oleh faktor-
faktor tersebut.

5.10.1. Alat Medik Wajib Kalibrasi


Berkaitan dengan kegiatan pengujian atau kalibrasi, secara teknis peralatan kesehatan dapat
dibedakan ke dalam alat kesehatan yang memiliki acuan besaran dan alat kesehatan. Acuan
besaran dapat dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai terukur. Terdapat alat
kesehatan yang memiliki acuan besaran dilakukan kalibrasi, contoh ECG, Cardiotocograph,
X-Ray, ESU, dll. Permenkes No.3631Perf[V/1998 telah menetapkan sebanyak 125 alat
kesebatan wajib diuji atau dikalibrasi, seperti yang terdapat pada daftar alat kesehatan
wajib uji atau kalibrasi pada lampiran.
5.10.2. Tanda Laik atau Tidak Laik Pakai
Setelah alat medik selesai dikalibrasi, akan diberikan evaluasinya dalam bentuk perincian
hasil pengukuran dan disertai dengan stiker ditempel langsung di alat bersangkutan stiker
tersebut bertuliskan DINYATAKkN AMAN UNTUK PELAYANAN tetapi bila
dinyatakan tidak laik pakai maka stikernya akan berwarna merah dan bertuliskan
DINYATAKAN TIDAK AMAN UNTUK PELAYANAN Alat kesehatan dinyatakan lulus
pengujian atau kalibrasi apabila:
a. Penyimpangan hasil pengukuran dibandingkan dengan nilai yang diabadikan pada alat
kesehatan tersebut, tidak melebihi penyiinpangan yang diijinkan
b. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batas yang
diijinkan. Tabel penyimpangan yang diijinkan dan nilai ambang batas keselamatan kerja
untuk 20 alat kesehatan, terdapat pada lampiran. Pengujian dan kalibarasi alat kesehatan
hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga profesional, menggunakan alat ukur dan besaran
standar yang terkalibrasi

5.10.3. Petugas kalibrasi


Yang dapat melakukan pengujian kalibrasi adalah institusi penguji yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun swasta harus memenuhi persyaratan antara lain:
berbadan hukum
memiiki sumber daya manusia yang ahli dalam pegujian dalam kalibrasi alat medik
memiliki fasilitas kerja meliputi laboratorium serta peralatan uji dan kalibrasi untuk alat
medik
memperoleh ijin dari DEPKES RI

5.10.4. Waktu kalibrasi


Sebagaimana telah ditetapkan pada Permenkes Nomor : 36/MENKESI Per/IV/1998 alat
kesehatan yang dipergunakan disarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau dikalibrasi
secara berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun. Pengujian atau kalibrasi
wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan kriteria:
Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi
Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi telah habis
Diketahui penunjukannya atau keluarannya atau kinerjanya (performance) atau
keamananya (Safety) tidak sesuai lagi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.
Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku
5.11. OVERHOULE
Overhoul adalah bagian dari pemeliharaan korektif yaitu kegiatan perbaikan terhadap
peralatan dengan mengganti bagian-bagian utama alat, bertujuan untuk mengembalikan
fungsi dan kemampuan alat yang sudah menurun karena usia dan penggunaan. Untuk
penentuan dan waktu pelaksanaan over houl dapat ditinjau dari segi:
1) Usia pakai yang telah tercapai
2) Karena sebab lain (kerusakan yang mengakibatkan terjadinya kondisi sparepart bagian
lain dan alat medik terkena imbasnya). Jika suatu alat medik akan diajukan untuk dilakukan
overhoul maka MM atau vendor alat medik terkait harus menyiapkan semua bahan dan alat
kerja agar saat pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik

5.1.2. EQUIPMENT DISPOSITION ATAU EQUIPMENT RECALL


Peralatan dipakai dan disingkirkan dari rumah sakit sesering pasien yang datang dan pergi.
Pengawas teknisi medik dan management rumah sakit harus bisa mengikuti perubahan
teknologi peralatan kedokteran yang ada sehingga mengakibatkan peralatan harus ditinjau
ulang apakah akan diganti dengan yang lebih baru atau tidak. Ada beberapa alasan untuk
alat medik perlu adanya penggantian (recall):
1. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang baru dapat menyebabkan
peralatan menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria unjuk kerja atau akurasi
yang Iebih baik, membuat rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang Iebih
memenuhi kebutuhan.
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staff atau
pengunjung.
3. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering atau mahal dan waktu
nganggur yang berlebihan.
4. Usia pakai dan alat medik telah mencapai 5 sampai 10 tahun (sesuai dengan batas
maksimal usia pakai peralatan medik)
5. Riwayat penggantian sparepart tinggi (history kerusakan tinggi)
6. Tidak tersedianya lagi sparepart baik di pasar umum ataupun sampai di pabrik asal alat
medik itu dibuat.
7. Biaya operasional tinggi.
8. Adanya kebijakan atau permintaan dan vendor alat bersangkutan mengenai alat yang
disupply akan ditarik (recall) ke pabrik dengan alasan tertentu. Dalam mengidentifikasi
sebuah piranti untuk diganti, unit MM harus melakukan tindakan tertentu, Pertama,
tanggung jawab untuk memesan suku cadang habis pakai dan khusus harus diperhatikan
sehingga tidak menambah biaya pengeluaran. Peralatan yang lama dapat ditempatkan
ditempat penyimpanan dan dipakai sebagai unit cadangan. Ini pilihan yang harus dipilih,
karena tetap membutuhkan dukungan suku cadang kemungkinan lain dapat dipilh
pembelian sistem tukar tambah, mengkanibal suku cadang untuk menunjang peralatan
yang sejenis, memindahkan peralatan ke laboratorium penelitian, atau menyumbangnya
kepada organisasi lai. Pilihan terakhir adalah membiarkan barang tidak bisa dipakai dan
menjualnya sebagat besi tua. Bila vendor akan merecall produknya yang sudah terjual,
maka pengawas MM akan melakukan kajian bersama dengan vendor bersangkutan untuk
dapat memberikan laporan tertulis tentang adanya penggantian atau recall ini.

5.13. PROSES IDENTIFIKASI RESIKO PADA PERALATAN MEDIK


MM menyusun beberapa proses identifikasi resiko (Risk Assessment) dimana program ini
adalah program pendukung yang masih termasuk dalam program pengelolaan alat
medik di Rumah Sakit Tebet Jakarta. Program identifikasi resiko ini dibuat sesuai dengan
hasil pengamatan, diskusi dan evaluasi atas penggunaan alat medik oleh user dan MM
selaku pengelola alat medik di Rumah Sakit Tebet Jakarta. Identifikasi resiko peralatan
medik berdasarkan atas beberapa evaluasi.

5.13.1. Faktor Penyebab Timbulnya Bahaya Resiko Pada Alat Medik


1. penyimpangan setting dan pembacaan atau display parameter dan komponen (mesin)
2. pengguna alat medik yang tidak memahami tentang prosedur penggunaan Alat medik

5.13.2. Jenis Resiko Bahaya yang ada di dalam penggunaan alat medik
1. Luka bakar pada alat misalkan ESU, microwave diathermi, alat laser kulit
2. Dosis radiasi sinar x melebihi ambang batas yg diijinkan pada alat radiologi
3. Tersengat listrik karena bocornya sistem pembatasan arus bocor
4. Pemberian terapi pernapasan yang kurang tepat pada mesin anestesi dan ventilator
5. Terjatuh pasien saat menggunakan alat seperti: treadmill dan tempat tidur
6. Pemberian terapi penarikan pada proses haemodialisa yang tidak tepat
7. Terpotongnya bagian tubuh yang tidak diinginkan saat melakukan tindakan operasi
misalkan pada alat ESU dan Bor
8. Tidak baiknya proses sterilisasi pada alat autoclave sehingga tidak terpenuhinya proses
sterilisasi alat atau instrument bedah.
9. Salah diagnosa karena faktor pemeliharaan alat medik yang kurang baik/ tidak dilakukan
kalibrasi secara teratur, misalkan dinamap,timbangan,ECG, tensimeter, pasien monitor dll.
10. Tidak Ada kesesuaian antara setting dengan output dan suatu alat medik misalkan pada
vaporizer
11. Dukungan sistem keamanan internal alat medik tidak berfungsi dikarenakan adanya
kegagalan sistem pada alat tersebut saat penggunaan
12. Faktor pendukung keselamatan yang tidak ditaati atau dijalankan oleh pekerja atau
pengguna alat medik

5.14. PENDOKUMENTASIAN HASIL KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN


PEBAIKAN ALAT MEDIS
Semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan oleh
MM harus didokumentasikan kedalam bentuk format tertentu seperti:
1. Form Minta Perbaikan (FMP)
Form yang digunakan untuk mencatat keluhan alat medik pada masing-masing ruangan per
alat medik sekaligus bentuk tindak lanjut MM dan keluhan yang disampaikan.
2. Form pemeliharaan alat medik atau kartu pemeliharaan
3. Tidak dilakukannya program pemeliharaan alat medik dengan baik dan benar sesuai
dengan jadwal yang telah ada. Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang
dilakukan oleh teknisi medik hasil pekerjaannya harus dicatatkan dalam form pemeliharaan
alat medik
3. Buku Besar Pemeliharaan
Buku yang digunakan untuk mencatat semua aktifitas pemeliharaan dan perbaikan atas
masing-masing alat medik peruangan. Buku besar ini hanya berisi tentang data base alat
medik di ruangan bersangkutan, rekap pelaksanaan kalibrasi dan history pemeliharaan dan
perbaikan masing-masing alat medik.
4. Stiker kalibrasi dan sertifikat kalibrasi alat medik
Stiker dan sertifikat kalibrasi ini digunakan untuk membuktikan bahwa alat sudah atau
belum dikalibrasi. Stiker dan sertifikat kalibrasi ini hanya diberikan oleh BPFK (Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan) dan atau vendor (pihak ketiga)

5.15. PELAPORAN HASIL KEGIATAN PENGELOLAAN ALAT MEDIK


Dari kegiatan yang dilakukan oleh teknisi medis dan teknisi vendor alat terhadap
pengelolaan alat medik setelah dituangkan ke dalam lembar report dan sekaligus juga akan
didokumentasikan, pengawas MM hanus mengetahui dengan menandatangani lembar
report tersebut. Dengan mengetahui setiap lembar report tersebut, pengawas MM dapat
melakukan kontrol semua kegiatan yang telah dilakukan sehingga diharapkan dapat
teijaminnya pelaksanaan program pengelolaan alat medik di Rumah Sakit Tebet Jakarta
dengan baik. Lembar report yang ada di MM seperti:
oFMP (Formulir Minta Perbaikan)
o Service report vendor
o Report kerusakan
o Report perbaikan
o Report penggantian spare part
o Ceck list SQM (Square Metre)
a Report preventive maintenance
Setiap lembar report diatas selain pengawas MM yang harus mengetahui, pengawas MM
juga akan membuat laporan rutin bulanan yang berisi rekap total kegiatan pengelolaan alat
medik Rumah Sakit Tebet Jakarta kepada manager maintenance untuk bersama-sama
melakukan pengolahan data sehingga continuous improvement untuk program pengelolaan
alat medik akan bertambah baik dan sempurna dengan memperhatikan faktor keamanan
dan keselamatan bagi pengguna alat medik di Rumah Sakit Tebet Jakarta

BAB VI
PATIENT AND STAFF SAFETY, INFECTION PREVENTION AND
CONTROL
6.1. IDENTIFIKASI RESIKO
Proses pengelolaan alat medik yang terdiri dari pemeliharaan dan perbaikan merupakan
proses yang penuh dengan resiko keselamatan dan infeksi, baik untuk staf, pengunjung,
pasien, bahkan pihak diluar rumah sakit. Resiko-resiko tersebut adalah:

6.1.1. Resiko keselamatan bagi pengunjung dan pasien:


1. Terpapar radiasi sinar-x
2. Kerusakan / Ketidakakuratan alat medik

6. 1.2.Resiko Keselamatan Staff (Staff Safety)


1. Terpapar Bahan Kimia atau cairan tubuh pasien
2. Terpapar Infeksi terutama air-borne.
3. Terpapar Radiasi Sinar
4. Low Back Pain karena proses mengangkat yang tidak tepat.
5. Security hazard dan pasien / pengunjung.

6.2. MANAJEMEN RESIKO (RISK MANAGEMENT)


Manajemen resiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasikan, mengevaluasi
dan memprioritaskan resiko untuk mengurangi resiko cedera dan kerugian pada pasien,
karyawan rumah sakit, pengunjung dan organisasi sendiri.
Upaya mengurangi resiko tersebut diantaranya adalah dengan:
I. Prosedur penanganan pasca pajanan.
2. Penyediaan & pemakaian alat pelindung diri
3. Pelatihan keterampilan pelaksanaan pemeliharaan
4. Pembuatan signage/tanda-tanda informasi
5. Pelatihan keselamatan kerja
6. Memastikan kecukupan tenaga.
7. Pengadaan material alat kerja yang memadai dan maksimal
8. Penanaman budaya safety, safety meeting & awareness.
9. melakukan dengan baik dan tepat preventive maintenance untuk peralatan medik
10. Kalibrasi alat medik secara teratur sesuai ketentuan.

6.3. INFECTION CONTROL


Unit MM menerapkan kebijakan dan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai
dengan kebijakan rumah sakit, dengan selalu berkoordinasi dengan Komite Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit . Beberapa aktivitas dasar sehubungan dengan
pencegahan dan pengendalian infeksi meliputi:
1. Pembudayaan cuci tangan sesuai ketentuan
2. Penggunaan alat pelindung din sesuai kebijakan Rumah Sakit Tebet Jakarta
3. Koordinasi untuk pemakaian limbah B3 yang diperlukan selama pemeliharaan dan
perbaikan alat medik

BAB VII
MONITORING, EVALUASI & CONTINUOUS IMPROVEMENT

7.1. MONITORING
Data Monitoring
Monitoring dilakukan untuk memantau performa dan mutu pelayanan Unit MM. Untuk
itu, maka ditetapkan beberapa indikator baik klinis maupun manajerial sebagai berikut:
Process Monitoring
Selain daripada pengumpulan data tersebut, monitoring dilakukan juga dengan cara
melakukan pengawasan pelaksanaan SOP di lapangan dengan petugas Medical
Maintenance. Selain itu, dilakukan pula monitoring process terhadap cara pemakaian /
operasional alat medik oleh user dengan form LEMBAR EVALUASI DAN DISKUSI
ALAT MEDIK. Proses ini dilakukan oleh Staff Quality Medical Maintenance.

7.2. EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap:
Hasil data monitoring
Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik, kemudian
dibandingkan dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Data dibuat trend dan dilakukan
analisa setiap 3 bulan sekali. Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan
dan setiap indikator 1 parameter yang diukur. Analisa dilakukan untuk mencari penyebab
dan penyimpangan yang ditemukan dari proses pengumpulan data. Hasil process
monitoring selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan
terhadap data subyektif hasil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SOP di lapangan.
Adapun proses-proses yang esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh
pengawas Medical Maintenance dan Staff Quality Medical Maintenance adalah:

7.2.1. Proses Penanganan Alat Medik di Seluruh Unit di Rumah Sakit Umum Daerah
Banten.
7.2.2. Proses pemeliharaan alat medik (preventive maintenance) oleh petugas MM.
7.2.3. Proses perbaikan alat medik
7.2.4. Jumlah proses perbaikan
7.2.5. Temuan-temuan dalam pelatihan karyawan
7.2.6. Rencana pengadaan alat medik baru
Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager maintenance setiap
bulannya, untuk ditindak lanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan adalah meninjau tentang
hasil monitoring baik yang dilakukan FMP atau hasil pengumpulan data-data dari SQM-
dapat berupa:
. Saran perbaikan untuk cara penggunaan alat medik kepada pengguna alat medik
Saran perbaikan untuk cara penanganan alat medik
MM mengusulkan untuk penggantian alat medik dengan type,merk dan sistem yang baru
Menentukan kebijakan bagaimana teknik perbaikan kerusakan dilakukan selama dapat
kosisten menjaga fungsi alat medik tidak berubah
Membuat dan mengusulkan perubahan sistem pengelolaan suatu alat medik
untuk model preventive maintenancenya (misalkan perubahan jadwal pelaksanaan
preventive maintenance). Dari data monitoring dan tindak lanjut yang dilakukan memiliki
tujuan penting yaitu dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis dari Rumah Sakit Tebet
Jakarta kepada pelanggan yang berstandarkan keamanan dan kenyamanan dan penggunaan
alat medik yang ada.

7.3. CONTINUOUS IMPROVEMENT


Merupakan perumusan upaya-upaya perbaikan dan hasil analisis. Tujuannya adalah
menyusun rencana atau program kerja dengan tujuan untuk memperbaiki performance
mutu yang diperoleh dan proses monitoring.
Continuous improvement selain berupa:
7.3.1. Penyusunn program atau rencana kerja baru.
7.3.2. Revisi prosedur dan kebijakan, maupun penyusunan prosedur / kebijakan baru.
7.3.3. Penambahan tenaga baik kuantitas (rekrutment) maupun kualitas (training).
7.3.4. Penambahan penggantian equipment
7.3.5. Perubahan lay out ruangan

BAB VIII
STAFF DEVELOPMENT

8.1. PELATIHAN UNTUK MEDICAL MAINTENANCE STAFF


Setiap staff baru yang masuk ke MM selain diberikan orientasi mengenai pola kerja di unit
MM, staff juga diberikan pelatihan-pelatihan yang pada dasarnya dapat digolongkan
menjadi 3 garis besar materi seperti:
1) Pengenalan dasar alat bagai mana menggunakan alat
2) Pelatihan untuk melakukan pemeliharaan rutin
3) Pelatihan untuk penanganan keluhan (trouble shooting) dan perbaikan kerusakan.
Pelatihan ini akan diberikan kepada staff baru dengan program pelaksanaan yang terjadwal
dan diakhiri dengan adanya evaluasi pelatihan. Evaluasi ini berfungsi untuk menilai tingkat
pemahaman dan pelatihan. Selain itu juga hasil penilaian ini juga akan digunakan sebagai
data yang kemungkinan dikemudian hari digunakan sebagai komponen dan up grading
knowledge staff yang bersangkutan.
Adapun pelatihan yang diberikan bisa disajikan dengan beberapa contoh model seperti
berikut:
8.1.1. Pelatihan internal adalah pelatihan yang diberikan didalam lingkungan Rumah Sakit
Tebet Jakarta dengan tatacara seperti:
1) Diberikan pelatihan langsung oleh staff senior MM (sharing pengetahuan)
2) Diberikan oleh vendor dan alat medik yang bersangkutan (saat commissioning,
Pemeliharaan dll)
8.1.2.Pelatihan external adalah pelatihan yang diberikan atau dilaksanakan di luar
lingkungan Rumah Sakit Tebet Jakarta atas dasar pengajuan permintaan training dan
pengawas MM kepada Departemen Diklat Rumah Sakit Tebet Jakarta:
1) Pelatihan yang diberikan langsung oleh vendor dan suatu alat diluar lingkungan Rumah
Sakit Tebet Jakarta.
2) Pelatihan yang diberikan oleh suatu institusi lembaga negara (BPFK, BAPETEN,dIl)
yang diselenggarakan diluar lingkungan Rumah Sakit Tebet Jakarta evaluasi
pelaksanaan training. Untuk waktu pelaksanaan tidak hanya 1 kali pelaksanaan tetapi
selama dirasakan perlu untuk diadakan pengulangan baik untuk staff yang sama atau
lain staff atau bahkan dengan materi yang sama sekali training dapat dilakukan kembali
(berulang).

8.2. PELATIHAN UNTUK PENGGUNA ALAT MEDIK


Dokter dan perawat merupakan pengguna alat medik, bagi setiap pengguna alat medik di
Rumah Sakit Tebet Jakarta pasti diberikan pembekalan tentang penggunaan alat medik
dalam bentuk training. Training ini pun bersifat sama seperti apa yang diberikan kepada
staff MM tersebut diatas. Untuk pelaksanaan training alat medis di Rumah Sakit Tebet
Jakarta akan melibatkan 5 unit; MM, Keperawatan, KOMDIK, DIKLAT dan HRD. Untuk
alur pengajuan training diatur dalam kebijakan terpisah dari pedoman Rumah Sakit Tebet
Jakarta.

8.3 PEMELIHARAAN ALAT MEDIS


No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tanggal Terbit: Ditetapkan:
dr. ..
1bkt
Merawat dan memelihara atat medis sesuai prosedur
Tujuan
Agar alat medis berfungsi baik dan siap pakai
Kebijakan
Pemeliharaan alat medis dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
Prosedur I
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi alat medis
2. Cek kelengkapan alat medis
3. Cek kebersihan alat medis
4. Cek safety alat medis
5. Cek bagian alat medis yang perlu penggantian sparepart rutin
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik

Pelaksanaan
1. Cek panel central gas medis
2. Cek tekanan gas medis dan pastikan menunjukan nilai yang normal
3. Cek pressure gauge (penunjuk tekan)
4. Cek safety pressure switch (pastikan berfungsi baik)
5. Cek kelengkapan panel gas medis
6. Cek instalasi central gas medis (pastikan tidak ada kebocoran gas medis) dengan
rnenggunakan air sabun
7. Bersihkan tiap-tiap panel gas medis dengan kain majun
8. Catat kegiatan pemehharaan rutin pada kartu alat Rumah Sakit Tebet Jakarta

PEMELIHARAAN CENTRAL GAS MEDIS


No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit:-
Ditetapkan: -
dr. (Direktur)
Pengertian
Merawat, memelihara central gas medis sesuai prosedur
Tujuan
Agar central gas medis berfungsi baik
Kebijakan
Pemeliharaan central gas medis dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
Prosedur
Unit terkait
Biomedik Rumah Sakit Tebet Jakarta

PEMELIHARAAN CENTRAL AIR MEDICAL


(CENTRAL COMPRESSOR MEDIS)
No. Dokumen: -
No. Revisi
Hataman:
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Ditetapkan:
dr. (Direktur )
Pengertian
Merawat, memelihara central compressor medis sesuai prosedur
Tujuan
Agar central compresor medis berfungsi dengan baik
Kebijakan
Pemeliharaan central compresor medk dilakukan berdasarkan preventive maintenace
Prosedur
Pelaksanaan
I. Cek panel central compressor medis
2. Cek tekanan pada tangki central kompresor dan pastikar menunjukan nilai yang normal
3. Cek pressure gauge (penunjuk tekan) pada tangki compresor
4. Cek safety pressure switch (pastikan berfungsi baik)
5. Cek mesin dryer kompresor, pastikan berfungsi baik
6. Cek filter udara mesin compresor, bersihkan jika kotor
7. Cek filter udara yang terpasang pada instalasi central kompressor
8. Cek kebocoran instalasi cental compressor medis (pastikan tidak ada kebocoran) dengan
menggunakan air sabun
9. Bersihkan tiap-tiap panel compresor dengan kain majun
10. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
Rumah Sakit Tebet Jakarta

PEMELIHARAAN MESIN INCUBATOR BAYI


No. Dokumen: -
No. Revisi:-
Halaman: -
STANDAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
-
OPERASIONAL
Merawat, memelihara mesin incubator bayi sesuai prosedur
Pengertian
Tujuan
Agar mesin incubator bayi berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin incubator bayi dilakukan berdasarkan jadwal preventive
rnaintenace.
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek level air pada bak humidifier, ganti air jika perlu
2. Bersihkan bak dan pelampung humidifier dan kotoran
3. Cek kelengkapan mesin incubator bayi (kabel power, mattras, handle-handle cover, skin
sensor, humidity sensor dan sistem pengunci roda)
4. Cek keypad dan display pada panel control mesin incubator bayi
5. Cek adapter port untuk suplay oksigen ke dalam mesin incubator bayi
6. Test fungsi mesin incubator bayi (pastikan suhu dan kelembaban sesuai dengan setting)
7. Pastikan sistem alarm berfungsi balk
8. Cek filter udara pada mesin incubator bayi, ganti jika perlu
Unit terkait
Biornedik
No. Dokumen:-
No. Revisi: -
Halaman: -
RS Tebets

PEMELIHARAAN MESIN ESU


STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Ditetapkan
dr.-
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin ESU sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin ESU berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin ESU dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace.
2. Harus dilakukar oleh staff elektromedik
3. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPF
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin ESU
2. Cek kelengkapan mesin ESU (kabel power, display, keypad switch dan neutral plate)
3. Bersihkan bagian luar mesin ESU menggunakan kain majun sudah dibasahi dengan air
(body mesin, keypad, display)
4. Bersihkan filter udara mesin
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ESU dan cek fungsi mesin (Cutting, coag bipolar, monopolar)
7. Setelah selesai dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik
Rumah Sakit Tebet Jakarta

PEMELIHARAAN MESIN ENDOSCOPY


No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Ditetapkan: -
dr.
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin endoscopy sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin endoscopy berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin endoscopy dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dHakukan teral kalibrasi oeh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan
1. Cek fungsi mesin endoscopy
2. Cek kelengkapan mesin endoscopy (camera, Video prosesor. Light source, punter, kabel
fiber optic dan monitor)
3. Bersihkan bagian luar mesin endoscopy menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin)
4. Cek lensa camera, bersihkan jika kotor dengan pembersih lensa
5. Cek light source (jika lampu sudah 500 jam ganti dengan lampu baru)
6. Cek hash printer, pastikan gambar sesuai dengan standar medis
7. Setelah selesai dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik

PEMELIHARAAN MESIN EKG


RS Tebets No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan: -
dr. -
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin EKG sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin EKG berfungsi dengan baik
Kebijakan
I. Pemeliharaan mesin KG dakukan berdasarkan Jadwal
preventive maintenace. -
2. Harus dilakukan oleh staff elektromedik
3. Setiap satu tahun sekali akan dakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cabut kabel power dan stop kontak listrik
2. Cek kelengkapan rnesin EKG (kabel power, kabel EKG, bulb EKG, cardi clip EKG,
battery back up EKG)
3. Bersihkan bagian luar mesin EKG menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin, keypad, display)
4. Bersihkan konektor kabel EKG yang terhubung dengan bulb n cardi clip
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin EKG dan cek fungsi mesin (display, keypad, printer, dan back up
battery)
7. Cek hasil EKG (I, II, Ill, AVR, AVL, AVF, VI s/d V6)
Mesin EKG dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik

Rumah Sakit Tebet Jakarta


PEMELIHARAAN MESIN DEFIBRILATOR
No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Ditetapkan:
dr. -
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin defibrilator sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin defibrilator berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin defibrilator dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cabut kabel power dan stop kontak listrik
2. Cek kelengkapan mesin defibrilator (kabel power, kabel EKG, Peda back up defibrilator)
3. Bersihkan bagian luar mesin defibrilator menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin, keypad, display)
4. Bersihkan konektor kabel EKG yang terhubung dengan bulb da cardi dip
5. Bersihkan permukaan pedal plat (sternum dan apek) dengan kain majun yang sudah
dibasahi air
6. Hidupkan mesin defibnilator dan cek fungsi mesin (display, keypad printer, charge,
discharge dan back up battery)
7. Cek selector energi (10 joule sld 150 joule)
8. Mesin defibrilator dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik
-

Rumah Sakit Tebet Jakarta


PEMELIHARAAN MESIN COMPRESSOR NEBULIZER
No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Ditetapkan:
-
dr.
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin compressor nebulizer sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin compressor nebulizer berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin compressor nebulizer dilakukan berdasarkan jadwa preventive
maintenance
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan
1. Cek fungsi mesin compressor nebulizer
2. Cek kelengkapan mesin compressor nebulizer ( filter udara, bacteri filter dan kabel
power)
3. Bersihkan bagian luar mesin compressor nebulizer dengan kain majun
4. Bersihkan filter udara pada mesin, jika perlu ganti filter baru
5. Cek tekanan angin yang keluar dan mesin
6. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang oleh BPFK
7. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik

Rumah Sakit Tebet Jakarta


PEMELIHARAAN MESIN ANESTES1
No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Merawat, memelihara mesin anestesi sesuai prosedur
Pengertian
Tujuan
Agar mesin anestesi berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin anestesi dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin anestesi
2. Cek kelengkapan mesin anestesi (kabel power, selang oksigen, selang medical air,
monitor, key board, vaporizer, canester dan battery back up)
3. Bersihkan bagian luar mesin anestesi menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin, keypad, monitor)
4. Bersihkan filter udara mesin
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ventilator dan cek fungsi mesin (monitor, keypad, printer, dan oksigen
test)
7. Setelah selesai dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik

Rumah Sakit Tebet Jakarta


PEMELIHARAAN MESIN AUTOCLAVE
No. Revisi: Haman: -
STANDAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
-
OPERASIONAL
Pengertian
Merawat memelihara mesin autoclave sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin autoclave
berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin autoclave dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek level air pada reservoir tank
2. Cek tekanan angin yang masuk pada mesin autoclave, pastikan tekanan angin (6 Bar )
3. Cek tegangan listrik input 3 phase, pastikan tegangan input listrik baik
4. Cek panel listrik mesin autoclave (bersihkan panel, kencangkan koneksi kabel-kabel
pada panel) V
5. Cek panel control mesin autoclave (bersihkan panel, cek fan V rotation. kencangkan
kabel-kabel kontrol)
6. Cek pressure gauge (penunjuk tekanan steam) pada autoclave
7. Cek door gasket, bersihkan dan kerak uap panas (ganti door gasket jika ada kebocoran)
8. Cek piston hidrolik pintu mesin autoclave (pintu 1 dan pintu 2), pastikan tidak ada
kebocoran oIi
9. Bersihkan reservoir tank, cek pelampung (pastikan berfungsi baik)
10. Test furigsi mesin autoclave dengan menggunakan bowidick test dan test biological
indikator
11. Cek safety over pressure switch, pastikan berfungsi baik
12. Pastikan suplay air RO dan air bersih ke mesin autoclave lancar dan tekanan air normal
terkait
Biomedik

RS Tebet
PEMELIHARAAN CENTRAL VACUUM MEDIS
No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:-
Ditetapkan
dr.
Direktur
Pengertian
Merawatl memelihara central vacuum medis sesuai prosedur
Tujuan
Agar central vacuum medis berfungsi dengan baik
Kebijakan
Pemeliharaan central vacuum medis dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek panel central vacuum medis
2. Cek tekanan pada tangki central vacuum dan pastikan menunjukan nilai yang normal
3. Cek pressure gauge (penunjuk tekan) pada tangki vacuum
4. Cek safety pressure switch (pastikan berfungsi baik)
5. Cek filter bakteri pada instalasi central vacuum
6. Cek level oil mesin central vacuum, ganti oil mesin jika sudah waktunya
7. Cek kebocoran instalasi vacuum medis (pastikan tidak ada kebocoran) dengan
menggunakan air sabun
8. Bersihkan tiap-tiap panel vacuum dengan kain majun
9. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
RS Tebet
Halaman: -

PEMELIHARAAN TIMBANGAN BAYI


No. Dokumen: -
No. Revisi: -
STANDAR
Tanggal Terbt: -
Ditetapkan: -
PROSEDUR
-
OPERASIONAL
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara timbangan bayi sesuai prosedur
Tujuan
Agar timbangan bayi berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan timbangan bayi dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh badan metrologi
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek jarum penunjuk sebelum ada beban harus diposisi nol
2. Cek kelengkapan timbangan bayi (pijakan dan pengukur tinggi badan)
3. Bersihkan bagian luar timbangan badan (pijakan, pengukur tinggi badan, kaca indikator
berat badan)
4. Cek keakurasian ketepatan timbangan badan dengan menggunakan beban yang
berstandar dan bersertifikat
5. Setiap satu tahun sekali harus di kalibrasi ulang oleh badan metrologi
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
-
Biomedik
Unit terkait
RS Tebet

PEMELIHARAAN TIMBANGAN BADAN


No. Revisi: HaIaman:-
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Ditetapkan:
dr..
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara timbangan badan sesuai prosedur
Tujuan
Agar timbangan badan berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan timbangan badan dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh badan metrologi
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek jarum penunjuk sebelum ada beban harus diposisi nol
2. Cek kelengkapan timbangan badan (pijakan dan pengukur tinggi badan)
3. Bersihkan bagian luar timbangan badan (pijakan, pengukur tinggi badan, kaca indikator
berat badan)
4. Cek keakurasian ketepatan timbangan badan dengan menggunakan beban yang
berstandar dan bersertifikat
5. Setiap satu tahun sekali harus di kalibrasi ulang oleh badan metrologi
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Biomedik
RS Tebet
PEMELIHARAAN PATIENT MONITOR
No. Dokumen: -
No. Revisi: Halaman: -
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan: -
-
dr. -
Pengertian
Merawat/ memelihara patient monitor sesuai prosedur
Tujuan
Agar patient monitor berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan patient monitor dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenance
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi patient monitor
2. Cek kelengkapan patient monitor (kabel power, kabel 2KG, Tubing NIBP, Kabel SPO2)
3. Cek back up battery internal patient monitor
4. Cek keakurasian/ketepatan hasil EKG menggunakan simulator EKG yang berstandar
dan bersertifikat
5. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang oleh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu slat
.
Biomedik
[nit terkait -
RS Tebet

PEMELIHARAAN MESIN VENTILATOR


No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr. -
Direktur
Pengertian
Merawat memelihara mesin ventilator sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin ventilator berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin ventilator dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenance
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi ventilator
2. Cek kelengkapan mesin ventilator (kabel power, selang oksigen, selang medical air,
monitor, key board dan battery back up))
3. Bersihkan bagian luar mesin Ventilator menggunakan kain majun yang sudah dibasahi
dengan air (body mesin, keypad, monitor)
4. Bersihkan filter udara mesin
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power pada stop kontak listrik
6. Hidupkan mesin ventilator dan cek fungsi mesin (monitor, keypad, printer, dan SST test)
7. Setelah selesai dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik
RS Tebet

PEMELIHARAAN MESIN USG


No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr. -
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin USG sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin USG berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin USG dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenance
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oeh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi USG
2. Cek kelengkapan mesin USG (kabel power, probe USC. printei monitor, key board)
3. Bersihkan bagian luar mesin USG menggunakan kain majun yan sudah dibasahi dengan
air (body mesin, keypad, monitor)
4. Bersihkan filter udara mesin
5. Setelah selesai pembersihan, pasang kembali kabel power stop kontak istrik
6. Hidupkan mesin USG dan cek fungsi mesin (monitor, keypa printer, dan probe USG)
7. Mesin USG dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Unit terkait
Biomedik
RS Tebet

PEMELIHARAAN MESIN ULTRASOUND THERAPY


No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Merawat/ memelihara mesin ultrasound terapy sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin ultrasound terapy berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin ultrasound terapy dilakukan berdasarkan jadwal preventive
maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin ultrasound terapy
2. Cek kelengkapan mesin ultrasound terapy ( kabel power, probe ultrasuond, display,
keypad)
3. Bersihkan bagian luar mesin dengan kain majun
4. Cek setting intensitas dan timer
5. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang oleh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait Biomedik
RS Tebet

PEMELIHARAAN MESIN ULTRASOUNIC NEBULIZER


No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr. -
Pengertian
Merawat, memelihara mesin ultrasounic nebulizer sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin ultrasounic nebulizer berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin ultrasounic nebulizer dilakukari berdasarkan jadwal preventive
maintenance
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin ultrasounic nebulizer
2. Cek kelengkapan mesin uttrasounic nebulizer (trolly, medecine cup, filter udara, bacteria
filter dan kabel power)
3. Bersihkan bagian bak air mesin dengan kain majun
4. Bersihkan filter udara pada mesin
5. Bersihkan bagian medecine cup
6. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang oleh BPFK
7. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu atat
Unit terkait
RS Tebet

PEMELIHARAAN MESIN TRACTION


No. Dokumen:
No. Revisi:
Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr.
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin traction sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin traction berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin traction dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin traction
2. Cek kelengkapan mesin traction (Belt pasien, emergency switch, f switch, matteras,
adapter hanger)
3. Bersihkan bagian tuar mesin traction
4. Cek keakurasian dan ketepatan setting load, rest time dan hold time
5. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang oleh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Prosedur
Unit terkait
Biomedik
RS Tebet

PEMELIHARAAN MESIN TREADMILL


No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr. -
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin treadmill sesual prosedur
Tujuan
Agar mesin treadmill berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin treadmill dilakukan berdasarkan jadwal preventive mainitenance
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin treadmill
2. Cek computer mesin treadmill dan hasil EKG pada monitor
3. Bersihkan bagian luar mesin treadmill (bell, emergency switch, preamp EKG, monitor,
keyboard dan mouse)
4. Cek keakurasian/ketepatan hasil EKG menggunakan simulator EKG yang berstandar dan
bersertifikat
5. Setiap satu tahun sekali harus dikalibrasi ulang oleh BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
RS Tebet
No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr.
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin short wave diathermy (SWD) ses prosedur
Tujuan
Agar mesin short wave diathermy (SWD) berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemehharaan mesin short wave diathermy (SWD) diIakukan berdasarkan jadwal
preventive maintenance
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi oleh BPFK
PEMELIHARAAN MESIN SWD
Prosedur
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin SWD
2. Cek kelengkapan mesin SWD (probe mono, diplode, arm, ka power, kabel probe, roda)
3. Bersihkan bagian luar mesin SWD
4. Cek keypad dan knob setting intensitas
5. Cek fungsi kipas pendingin mesin dan bersihkan
6. Setiap satu tahun sekali hams dikalibrasi ulang oleh BPFK
7. Catat kegiatan pemellharaan rutin pada kartu alat
RS Tebet
PEMELIHARAAN MESIN SUCTION
No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr.
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin suction sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin suction berfungsi dengan baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin suction dilakukan berdasarkan jadwal preventive maintenance
2. Pemeliharaan mesin dilakukan oleb staff elektromedik
Prosedur
Unit terkait
Pelaksanaan:
1. Cek fungsi mesin suction
2. Cek kelengkapan mesin suction (kabel power, botol, selang sucti pressure gauge,
regulator dan foot switch)
3. Bersihkan bagian luar mesin suction menggunakan kain majun y; sudah dibasahi dengan
air (body mesin)
4. Cek level oil mesin, jika pertu ganti oil mesin
5. Setelah selesal pembersihan, pasarig kembali kabel power p stop kontak hstrik
6. Hidupkan mesin suction dan cek fungsi mesin (daya hisap safety over flow)
7. Setelah selesal dirapikan dan disimpan kembali pada tempatnya
Biomedik
RS Tebet
PEMELIHARAAN MESIN MWD
No. Dokumen:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggat Terbit:
Ditetapkan
dr.
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin micro wave diathermy (MWD) sest prosedur
Tujuan
Agar mesin micro wave diathermy (MWD) berfungsi dengan balk
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin micro wave diathermy (MWD) ditakuk berdasarkan jadwal
preventive maintenace
2. Setiap satu tahun sekali akan ditakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Pelaksanaan
1. Cek fungsi mesin MWD
2. Cek kelengkapan mesin MWD (probe mono, diplode, arm, kat power, kabet probe, roda)
3. Bersihkan bagian luar mesin MWD
4. Cek keypad dan knob setting intensitas
5. Cek fungsi kipas pendingin mesin dan bersihkan
6. Setiap satu tahun sekali hams dikalibrasi ulang oteh BPFK
7. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Prosedur
Unit terkait
Biomedik
RS Tebet
PEMELIHARAAN MESIN INFRARED THERAPY
No. Dokumeri:
No. Revisi: Halaman:
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr. -
Direktur
Pengertian
Merawat, memelihara mesin infra terapy sesuai prosedur
Tujuan
Agar mesin infra terapy berfungsi dengari baik
Kebijakan
1. Pemeliharaan mesin infra terapy dilakukan berdasarkan jadw preventive mairitenace
2. Setiap satu tahuri sekali akan dilakukan teral kalibrasi oleh BPFK
Prosedur
Pelaksariaan:
1. Cek furigsi mesin infra red terapy
2. Cek kelengkapan mesin infra red terapy ( kab& power, Iampu ir red, pengaman lampu,
knob dimmer, knob timer dan rods trolly)
3. Bersihkan bagian luar mesih dengan kain majun
4. Cek dimmer dan timer
5. Setiap satu tahun sekall hams dikalibrasi ulang oleb BPFK
6. Catat kegiatan pemeliharaan rutin pada kartu alat
Unit terkait
Biomedik
EQUIPMENT DISPOSITION ATAU EQUIPMENT RECALL
RS Tebets
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit:
Ditetapkan:
dr. -
Direktur
Pengertian
Proses penggantian dan penarikan instrument oleh pihak manajer seiring dengan usia alat
dan fungsinya yang sudah tidak Iayak pakai (rusak)
Tujuan
Untuk mengikuti perubahan teknologi peralatan kedokteran yang sehingga peralatan
diganti dengan yang Iebih barn guna mendapal hasil pelayanan yang Iebih baik
Kebijakan 1. Penggantian dan penankan instrument dilakukan berdasarkan laporan yang
dibuat oleh biomedik
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi mengetahui apakah alat masih layak
pakal atau tidak Udibuatkan pengajuan recall.
Prosedur Beberapa alasan untuk alat medik perlu adanya penggantian (recall
1. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang dapat menyebabkan peralatan
menjadi kuno. Kemajuan teknc dengan krlteria unjuk kerja atau akurasi yang Iebih baik.
memi rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang I memenuhi kebutuhan.
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelak pasien, staf atau
pengunjung.
3. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering. mahal dan waktu
nganggur yang berlebihan.
4. Usia pakai dari alat medik telah mencapal 5 sampal 10 tahun (sesual dengan batas
maksimal usia pakal peralat medik)
5. Riwayat penggantian spare part tinggi (history kerusakan tinggi)
6. Tidak tersedianya lagi spare part balk di pasar umum atau sampai di pabrik asal alat
medik itu dibuat.
7. Biaya operasional tinggi.
8. Adanya kebijakan atau permintaan dad vendor alat bersangki mengenai alat yang
disupply akan ditarik (recall) ke pabrik dengan alasan tertentu
Unit terkait
1. Biomedik
2. Departemen terkait

EQUIPMENT DISPOSITION ATAU EQUIPMENT RECALL


RS Tebet
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: -
STAN DAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit: -
Ditetapkan:
dr.
Direktur
Pengertian
Proses penggantian dan penarikan instrument oleh pihak manajer seiring dengan usia alat
dan fungsinya yang sudah tidak layak (rusak)
Tujuan
Untuk mengikuti perubahan teknologi peralatan kedokteran yang sehingga peralatan
diganti dengan yang Iebih baru guna mendapat hasil pelayanan yang Iebih baik
Kebijakan 1. Penggantian dan penarikan instrument dilakukan berdasarkan laporan yang
dibuat oleh biomedik
2. Setiap satu tahun sekali akan dilakukan kalibrasi
Mengetahui apakah alat masih layak pakai atau tidak dibuatkan pengajuan recall.
Prosedur Beberapa alasan untuk alat medik perlu adanya penggantian (recall)
1. Perubahan dalam standar perawatan. Prosedur klinis yang dapat menyebabkan peralatan
menjadi kuno. Kemajuan teknologi dengan kriteria unjuk kerja atau akurasi yang Iebih
baik. Rumah sakit membeli peralatan dengan teknologi yang memenuhi kebutuhan.
2. Faktor keamanan alat, yang dapat menambah resiko kecelakaan pasien, staff atau
pengunjung.
3. Masalah-masalah pemeliharaan, seperti perbaikan yang sering, mahal dan waktu
nganggur yang berlebihan.
4. Usia pakai pada alat medik telah mencapai 5 sampal 10 tahun (sesuai dengan batas
maksimal usia pakai peralatan medik)
5. Riwayat penggantian sparepart tinggi (history kerusakan tinggi)
6. Tidak tersedianya lagi sparepart baik di pasar umum atau sampai di pabrik asal alat
medik itu dibuat.
7. Biaya operasional tinggi.
8. Adanya kebijakan atau permintaan pada vendor alat bersangkutan. Mengenai alat yang
disupply akan ditarik (recall) ke pabrik dengan alasan tertentu
Unit terkait
1. Biomedik
2. Departemen terkait

BAB IX
PENUTUP

Pemeliharaan peralatan medis di RS Tebet penting artinya untuk meningkatkan mutu


pelayanan terhadap pasien dan menjamin keamanan dan kenyamanan serta validitas alat
yang digunakan akan semakin baik. Untuk itu diharapkan keseriusan kepada semua pihak
terkait untuk dapat berperan aktif dalam pemeliharaan peralatan medis di RS Tebet.
Panduan ini masih jauh dari sempurna. sehingga masih perlu bimbingan,masukan serta
saran dari semua pihak terkait yang ada di lingkungan RS Tebet. Semoga panduan
pemeliharaan peralatan medis ini dapat bermanfaat bagi RS Tebet khususunya bagi
Instalasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

You might also like