You are on page 1of 7

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERHADAP KOGNITIF LANSIA DI

BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT USIA


BENGKULU

Deltari Novitasari

STIKES Bhakti Husada Bengkulu


Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422
Email: stikesbh03@gmail.com

ABSTRACT

Elderly is part of the growth process, but evolved from infants, children, adults,
and eventually grow old. (Lili Ma'rifatul Azizah, 2011). Common in the elderly
due to a variety of organ functions decline and death of cells of the body resulting
in cognitive impairment. Therapy is one of the group's activities and educational
training aimed to provide an overview of the surrounding environment so that the
elderly can socialize well (Budi ana Keliat, 2007). In the initial survey dated
January 16, 2014 by Agency staff interviewed elderly care and Bengkulu
sponsorship. Based on observations and interviews of 10 elderly people are 3
people with severe cognitive impairment, 6 persons who are cognitively impaired
and 1 person who had mild cognitive impairment. can be formulated research
problems are many elderly who have cognitive disorders and Sponsorship
Services Agency Elderly Bengkulu. The purpose of this study was to determine the
effect of cognitive therapy group activity against the elderly. This research was
conducted at the Center for Elderly Care and Sponsorship Bengkulu from the date
of May 28, 2014 until June 28, 2014 The research method used experimentally,
with the approach of one group prepost test design. Sampling technique in this
study is the total sampling the number of respondents 15 respondents. Data
analysis was performed using univariate and bivariate computerized and
dependent t-test to see whether there is any effect on the cognitive therapy group
activities elderly, results of bivariate analysis showed no effect of cognitive
therapy group activity against the elderly get value value 0.000 < 0.05. From
these results it can be concluded there is a significant influence, Effects of
cognitive therapy group activity against the elderly. Recommendations for health
workers that this method can be done to the elderly can improve cognitive and the
next researcher to know the other group activity therapy on elderly cognitive
level.

Keywords: therapeutic group activities, the level of cognitive elderly

PENDAHULUAN kelompok lanjut usia, makin besar.


Di seluruh Dunia jumlah lanjut usia
Meningkatnya umur harapan di perkirakan lebih dari 629 juta jiwa
hidup membuat jumlah penduduk dan pada tahun 2005-2010 jumlah
berumur di atas 60 tahun, yaitu lanjut usia sama dengan jumlah anak

1
balita. Pada tahun 2025 lanjut usia pada tugas yang memerlukan
akan mencapai 1,2 milyar Indonesia memori jangka pendek dan disertai
akan menduduki peringkat dengan dengan gangguan meningat memori
struktur dan jumlah penduduk lanjut jangka panjang (Darmojo, 2009).
usia setelah Republik Rakyat Cina, Terapi aktivitas kelompok
India dan Amerika Serikat, dengan merupakan salah satu latihan dan
umur harapan hidup di atas 70 tahun pendidikan yang bertujuan
(Nugroho, 2008). memberikan gambaran kepada lansia
Permasalahan pada lansia dalam tentang lingkungan sekitarnya
pemeliharaan kesehatan hanya 5% sehingga dapat bersosialisasi dengan
yang di urus oleh institusi, 25% dari baik. Diharapkan dengan
semua resep obat-obatan adalah pelaksanaan terapi aktivitas
untuk lanjut usia, penyakit-penyakit kelompok maka lansia dapat melatih
mungkin ganda dan kronis hampir fungsi kognitifnya sehingga mampu
40% melibatkan lebih dari satu meningkatkan tingkat kognitifnya,
penyakit (komplikasi sering terjadi), membuat sadar diri (self-awereness),
akibat dari ketidakmampuan akan peningkatan hubungan interpersonal,
lebih cepat terjadi apabila seorang membuat perubahan. (Keliat, 2007).
lanjut usia itu jatuh sakit, respon Berdasarkan studi pendahuluan
terhadap pengobatan berkurang, daya yang dilakukan pada tanggal 16
tangkal lebih rendah karena proses Januari 2014 melalui staf Balai
ketuaan sehingga seorang lanjut usia Pelayanan dan Penyantunan Lanjut
lebih mudah terkena penyakit, lanjut Usia Bengkulu diketahui bahwa
usia kurang tahan terhadap tekanan jumlah lansia yang berada di Balai
mental lingkungan dan fisik (Padila, Pelayanan dan Penyantunan Lanjut
2013). Usia Bengkulu sebanyak 60 orang
Pada lansia sering dijumpai yang berumur antara 65-90 tahun,
berbagai akibat dari menurunnya yang berjenis kelamin laki-laki
fungsi-fungsi organ dan matinya sel- berjumlah 35 orang dan perempuan
sel tubuh maka banyak terjadi berjumlah 25 orang. Berdasarkan
gangguan kesehatan pada lansia, baik hasil pertanyaan lembar checklist
kesehatan fisik maupun kesehatan singkat yang di lakukan oleh peneliti
psikis. Perubahan-perubahan yang dari 10 orang lansia yang mengalami
terjadi pada lanjut usia seperti kulit gangguan kognitif adalah 3 orang
mulai keriput, rambut beruban, yang mengalami gangguan kognitif
gangguan pada sistem pengelihatan berat, 6 orang yang mengalami
dan mengingat (Noorkasiani, 2009). gangguan kognitif sedang dan 1
Kognitif adalah kemampuan orang yang mengalami gangguan
memperhatikan, kemamupuan kognitif ringan. Program yang
berpikir terorganisasi, memori, dan dilaksanakan Balai Pelayanan dan
kemampuan berbahasa (Bennita, Penyantunan Lanjut Usia antara lain
2011). Pada lansia adanya pemeriksaan kesehatan dan
mengalami gangguan kognitif, melaksanakan Terapi aktivitas
kemunduran terdapat pada performen kelompok sebulan sekali. Peran
terutama pada tugas yang perawat dibutuhkan dalam
membutuhkan kecepatan dan juga membantu lansia yang mengalami

2
gangguan kognitif agar dapat atau sama dengan () 6 kali. Definisi
memusatkan perhatian serta operasional Kognitif Pada Lansia :
membantu daya ingat para lansia dan Gangguan kemampuan berpikir dan
dalam pemberian terapi aktivitas memberikan rasional, termasuk
kelompok peran perawat dibutuhkan proses mengingat, menilai, orientasi,
sebagai leader, coleader, fasilitator, persepsi dan memperhatikan pada
observer serta mengevaluasi hasil lansia. Hasil ukur 1. Gangguan
kegiatan yang dicapai dalam kognitif ringan jika nilai 21-30 2.
kelompok. Hal inilah yang membuat Gangguan kognitif sedang jika nilai
peneliti tertarik untuk mengetahui 20-11 3. Gangguan kognitif berat
pengaruh terapi aktivitas kelompok jika nilai < 10
(TAK) terhadap kognitif lansia di Penelitian ini dilakukan di Balai
Balai Pelayanan dan Penyantunan Pelayanan dan Penyantunan Lanjut
Lanjut Usia Bengkulu. Usia Bengkulu tahun 2014. Waktu
Penelitian dilakukan pada tanggal 28
METODE PENELITIAN Mei 2014 sampai tanggal 28 Juni
2014. Populasi pada penelitian ini
Jenis penelitian yang digunakan adalah semua lansia yang tinggal di
adalah penelitian eksperimental, Balai Pelayanan dan Penyantunan
yaitu suatu rancangan penelitian Lanjut Usia Bengkulu tahun 2014
yang digunakan untuk mencari yang menderita gaangguan orientasi
hubungan sebab akibat dengan realita.
adanya keterlibatan penelitian dalam Teknik pengambilan sampel
melakukan manipulasi terhadap pada penelitian ini adalah
variable bebas, dengan pendekatan pengambilan sampel dilakukan
one group pre-post test design seluruh lansia di Balai Pelayanan dan
(rancangan pra-pasca tes dalam suatu Penyantunan Lanjut Usia Bengkulu
kelompok), test dimana observasi tahun 2014 yang dijadikan sampel
dilakukan sebanyak dua kali, yang berjumlah 15 orang. Kriteria
sebelum dan sesudah experiment. yang digunakan: a) Lansia yang
Observasi yang dilakuan sebelum berumur lebih dari 60 tahun b)
experiment (01) disebut pre test dan Lansia yang menderita orientasi
observasi sesudah experiment (02) realita terhadap orang, waktu dan
disebut post test. Perbedaan 01 dan tempat yang sudah dapat berintraksi
02 diasumsikan sebagai efek dari dengan orang lain c) Kondisi fisik
treatment atau experiment. dalam keadaan sehat d) Lansia yang
Definisi operasional Terapi mengalami gangguan kognitif sedang
Aktivitas kelompok adalah Terapi dan gangguan kognitif berat.
yang mengajak untuk meningkatkan Pengumpulan data
hubungan interpersonal, mampu menggunakan data primer dan data
mengenal orang lain, waktu, dan sekunder, pengumpulan data primer
tempat. Hasil ukur Terapi Aktifitas dengan menggunakan checklist
Kelompok apabila: 1. Kurang yaitu Instrumen yang digunakan dalam
Jika mengikuti terapi aktivitas pengumpulan data berupa daftar
kelompok kurang (<) dari 6 kali 2. pertanyaan atau checklist
Baik yaitu Jika mengikut terapi besar sebagaimana terlampir. Adapun

3
pertanyaan yang diajukan meliputi : statistic deskriptif dari nilai tengah
1) Data Umum tentang karakteristik (mean, median) dan nilai variasi (SD,
dengan pertanyaan terbuka mengenai minimal, maximal) dengan
nama responden dan umur. 2) Data Confidental Interval (CI) 95%. Dan
khusus terdiri dari : Penilaian Analisa bivariat bertujuan Untuk
Peningkatan Kognitif Pada Mini melihat pengaruh pemberian Terapi
mental State Exam (MMSE) Aktivitas Kelompok antara pre
merupakan instrument pengkajian dan post test pada setiap variabel.
sederhana yang menggunakan untuk Analisis statistic secara bivariat pada
mengetahui kemampuan seseorang penelitian ini menggunakan uji t
dalam berpikir atau menguji aspek berpasangan (Paired T Test).
kognitif apakah ada perbaikan atau
semakin memburuk (Padila, 2013). HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis secara univariat
bertujuan untuk melihat distribusi HASIL

Tabel 1
Distribusi analisis pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap tingkat
kognitif lansia di Balai pelayanan dan penyantunan lanjut usia Bengkulu.
Katagori gangguan kognitif lansia Mean p value
Katagori gangguan kognitif lansia 2.20
sebelum dilakukan Terapi aktivitas 0.000
kelompok
Katagori gangguan kognitif lansia 1.27
setelah dilakukan Terapi aktivitas
kelompok
Berdasarkan tabel diatas yang mengalami gangguan
menunjukan bahwa hasil uji statistik orientasi/ingatan pada saat di tanya.
didapatkan p value (0,000) < 0,05. Berdasarkan umur responden yang
Hal ini menunjukkan Ha di terima berada di Balai pelayanan dan
dan Ho di tolak, jadi ada pengaruh penyantunan lanjut usia Bengkulu
Terapi aktivitas kelompok (TAK) tempat penelitian ini dilakukan
terhadap kognitif lansia di Balai ternyata sebagian besar lansia
Pelayanan dan Penyantunan Lanjut termasuk dalam kategori usia tua
Usia Bengkulu. (60-74 tahun) dan ada lansia
Berdasarkan tabel diatas termasuk dalam kategori usia tua
sebagian kecil responden (20%) (75-89 tahun) menurut Kushariyadi
mengalami gangguan kognitif berat (2012), hal ini berdampak pada
dan hampir seluruh responden (80%) perubahan-perubahan yang terjadi
mengalami gangguan kognitif pada system saraf pada usia lanjut
sedang. Hal ini terjadi karena yaitu berat otak menurun, hubungan
jawaban respoden pada lembar persarafan cepat menurun, lambat
cheklist masih banyak salah terletak dalam respon dan waktu untuk
pada pertanyaan orientasi, kalkulasi berpikir dan membuat usia lanjut
dan bahasa. Lansia masih banyak

4
menjadi cepat pikun dalam situasi nyata hal ini bertujuan agar
mengingat sesuatu. lansia mampu mengenal orang lain,
Peneliti menilai berdasarkan waktu, dan tempat.
uraian diatas, bahwa sangat perlunya Berdasarkan tabel 1 bahwa
dilakukan terapi aktivitas kelompok setelah dilakukan terapi aktivitas
untuk stimulasi kognitif lansia, kelompok hampir sebagian
seperti kita ketahui menurut Tamber responden (26,7%) mengalami
Noorkasiani (2009) bahwa pada gangguan kognitif sedang dan
lansia sering dijumpai berbagai sebagian besar responden (73,3%)
akibat dari menurunnya fungsi- mengalami gangguan kognitif
fungsi organ dan matinya sel-sel ringan. Hasil penelitian tersebut
tubuh maka banyak terjadi gangguan menunjukkan bahwa sebagian besar
kesehatan pada lansia, baik responden mengalami peningkatan
kesehatan fisik maupun kesehatan kognitif, sehingga menjadi gangguan
psikis. Teori tersebut menegaskan kognitif ringan. Hal tersebut
bahwa semakin tua maka semakin menunjukkan bahwa responden
banyak terjadinya gangguan (lansia) dapat mengikuti dengan
kesehatan pada lansia, demikian juga biak, dalam melakukan kegiatan
dengan penelitian ini jika lansia terapi aktivitas kelompok yang
mengalami gangguan kesehatan yang diberikan oleh peneliti. Terapi
akan mengakibatkan terjadinya aktivitas kelompok yang telah
gangguan kognitif maka akan sulit diterima oleh responden
untuk melakukan kegiatan aktivitas kemungkinan besar dapat di ingat
sehari-hari dalam memenuhi dengan baik, maka responden akan
kebutuhan hidup. mengetahui tentang keadaan
Padila (2013), menyatakan sekitarnya mengenai tentang waktu,
bahwa gangguan kognitif ini terjadi orang dan tempat di mana responden
diakibatkan penyakit-penyakit itu berada kini. Peningkatan tingkat
mungkin ganda dan kronis hampir kognitif bisa dilakukan dengan
melibatkan lebih dari satu penyakit melakukan Terapi aktivitas
(komplikasi sering terjadi), akibat kelompok.
dari ketidakmampuan akan lebih Keliat (2004) terapi aktivitas
cepat terjadi apabila seorang lanjut kelompok merupakan salah satu
usia itu jatuh sakit, respon terhadap latihan dan pendidikan yang
pengobatan berkurang, daya tangkal bertujuan memberikan gambaran
lebih rendah karena proses ketuaan kepada lansia tentang lingkungan
sehingga seorang lanjut usia lebih sekitarnya sehingga dapat
mudah terkena penyakit, lanjut usia bersosialisasi dengan baik.
kurang tahan terhadap tekanan Diharapkan dengan pelaksanaan
mental lingkungan dan fisik. terapi aktivitas kelompok maka
sehingga peneliti melakukan terapi lansia dapat melatih fungsi
untuk meningkatkan kognitif lansia. kognitifnya sehingga mampu
Terapi aktivitas kelompok yang meningkatkan tingkat kognitifnya,
dilakukan adalah terapi aktivitas membuat sadar diri (self-awereness),
kelompok orientasi realita yang peningkatan hubungan interpersonal,
mengeorientasikan lansia terhadap membuat perubahan. Sesuai dengan

5
teori tersebut bahwa fungsi dari aktivitas kelompok yang dihadapi
terapi aktivitas kelompok itu penting oleh peneliti diantaranya kurangnya
bagi lansia untuk mengetahui tentang sarana dan prasarana pendukung dan
lingkungan yang di tempati sekarang, kodisi lingkungan yang tidak
dimana lingkungan tersebut tempat memadai, meskipun menghadapi
yang baik atau tidak untuk lansia hambatan tersebut diatas responden
tersebut. Di dalam melakukan tetap antusias untuk melakukan
penenlitian, peneliti mendapatkan terapi aktivitas kelompok walaupun
hasil yaitu pada saat setalah sering ada beberapa responden tidak
dilakukan terapi aktivitas kelompok dapat melakukan terapi aktivitas
sebagian besar responden dapat kelompok sesuai dengan waktu
menjawab lembar checklist dengan kontrak yang telah ditentukan
benar dikarenakan responden dapat sehingga responden yang tidak
mengingat kembali setelah diberikan mengikuti terapi aktivitas yang
stimulus terapi aktivitas kelompok diadakan maka sebagian responden
mengenai mengingat orang, tempat menyusul melakukan terapi aktivitas
dan waktu. Sebagian besar responden kelompok tersebut dikemudian
dapat mengingat dengan baik. harinya.
Penelitian ini juga sejalan Terapi aktivitas kelompok ini
dengan penelitian yang dilakukan dilakukan oleh peneliti dalam 6 kali
oleh Hidayati (2012), yang pertemuan, sekali pertemuan
didapatkan bahwa setelah dilakukan dilakukan 3 sesi yaitu sesi orientasi
terapi aktivitas kelompok responden orang, orientasi tempat, orientasi
yang mendapatkan nilai kognitif waktu. Terapi aktivitas kelompok ini
ringan lebih banyak Hal ini dilakukan dalam 90 menit dan
dikarenakan responden dapat tempat dilaksanakannya terapi
mengikuti terapi aktivitas kelompok aktivitas kelompok di wisma anggrek
secara aktif sehingga dapat dan wisma mawar. Dari tiga sesi
menstimulus kognitif. terapi aktivitas kelompo yang
Berdasarkan analisis pada tabel dilakukan banyak responden yang
diatas didapatkan nilai value 0,000 salah menjawab pertanyaan di sesi
< 0,05 ini berarti ada pengaruh orientasi waktu. Pada penelitian ini
terapi aktivitas kelompok terhadap di lakukan terapi aktivitas kelompok
kognitif lansia. Hipotesis yang di dengan menggunakan sampel 15
dapatkan dari penelitian ini Ha di respoden. Sebelum terapi aktivitas
terima dan Ho ditolak yang berarti kelompok ada 3 responden yang
ada pengaruh terapi aktivitas mengalami gangguan kognitif berat
kelompok terhadap kognitif lansia di dan setelah di berikan terapi aktivitas
Balai pelayanan dan penyantunan kelompok maka 3 responden ini ada
lanjut usia Bengkulu. Ini dapat di peningkatan kognitif sehingga
lihat dari terapi aktivitas kelompok menjadi gangguan kognitif sedang.
yang dilakukan oleh peneliti sebagai Sebelum dilakukan terapi aktivias
perawat yaitu pendekatan secara kelompok ada 12 responden yang
langsung kepada lansia, masih mengalami gangguan kognitif
banyaknya hambatan dalam sedang, lalu setelah dilakukan terapi
melakukan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok maka mengalami

6
peningkatan kognitif sehingga ada 11 DAFTAR PUSTAKA
responden mengalami gangguan
kognitif ringan dan 1 responden tetap Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut
mengalami gangguan kognitif Usia. Yogyakarta : Graha
sedang, hal ini karena respoden ini Ilmu.
kurang focus dalam memperhatikan Darmajo.. 2009. GERIATRI (Ilmu
dan melakukan terapi aktivitas Kesehatan Lanjut Usia).
kelompok, karena penurunan kondisi Jakarta: Balai Penerbit
fisik dan memori responden ini FKUI.
cukup tua sehingga reponden tetap Hidayati. 2012. Pengaruh Terapi
mengalami gangguan kognitif Aktivitas Kelompok (TAK)
sedang. Sesuai dengan teori menurut Orientasi Realitas terhadap
Azizah (2011) ada beberapa macam tingkat Kognitif Lansia
perubahan kognitif salah satunya Demensia di Desa Mapin
dalam kemampuan pemahaman atau Kebak Kecamatan Alas
menangkap pengertian pada lansia Barat, (http//www: jurnal
mengalami penurunan. Hal ini Ners).
dipengaruhi oleh konsentrasi yang Keliat. 2007. Keperawatan
mengalami penurunan pada lansia. Kesehatan Jiwa Komunita.
Jakarta : EGC.
SIMPULAN DAN SARAN Kuhariyadi. 2012. Asuhan
Keperawatan Pada Klien
SIMPULAN Lanjut Usia. Jakarta :
Salemba Medika.
Ada pengaruh antara terapi Noorkasiani, Tamher. 2009.
aktivitas kelompok terhadap kognitif Kesehatan Usia Lanjut
lansia di Balai pelayanan dan Dengan Pendekatan Asuhan
penyantunan lanjut usia Bengkulu Keperawatn. Jakarta :
Salemba Medika.
SARAN Nugroho. 2008. Keperawatan
Gerontik & Geriatri Edisi 3.
Bagi petugasb balai pelayanaan Jakarta : EGC. Padila, 2011.
dan penyantunan lanjut usia Keperawatan Gerontik.
Bengkulu diharapkan untuk lebih Yogyakarta : Nuha Medika.
dapat memperhatikan pelayanan Padila. 2013. Proses Penuaan.
kesehatan fisik bagi lansia khususnya http://www.jurnalners.com
penatalaksanaan kognitif lansia Benita W. 2011. Keperawatan
tindakan keperawatan yang bersifat Dasar. Yogyakarta : Rapha
standar maupun tindakan Publishing.
keperawatan seperti terapi aktivitas
kelompok, dengan adanya terapi
aktivitas kelompok dapat
meningkatkan kognitif pada lansia
setidaknya di sering dilakukan
minimal 1-2 kali dalam seminggu.

You might also like