You are on page 1of 8

MORAL KEHIDUPAN

Moral berasal dari nilai tentang sesuatu. Suatu nilai yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut moral. Jadi suatu moral melekat
dengan nilai dari perilaku tersebut. Karenanya tidak ada perilaku anak yang tidak
bebas dari nilai. Hanya barangkali sejauh mana kita memahami nilai-nilai yang
terkandung di dalam perilaku seorang anak atau sekelompok anak memungkinkan
berada dalam kondisi tidak jelas.

A. Pengertian Kenakalan Remaja


Juvenile delinquency ( kenakalan remaja ) ialah perilaku jahat/dursila, atau
kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan patologis secara sosial
pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang
menyimpang. Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan Remaja adalah:
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan
bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh
hukum pidana[3], seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi
sosial.
Menurut Resolusi PBB 40/33 tentang UN Standard Minimum Rules
for the Administration of Juvenile Justice ( Beijing Rules ) khusus dalam
rules 2.2 kenakalan remaja adalah salah seorang anak atau orang muda
(remaja ) yang melakukan perbuatan yang dapat dipidana menurut sistem
hukum yang berlaku dan diperlakukan secara berbeda dengan orang dewasa.
Remaja yang kebanyakan orang mengartikan bahwa masa
peralihan antara masa kanak-kanak menjadi dewasa. Dalam masa ini anak-
anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan
psikis.Mereka bukanlah anak-anak baik secara fisik, cara berpikir, ataupun
cara bertindak. Tetapi bukan pula dikatakan orang dewasa yang telah
matang secara fisik maupun psikisnya.
Kenakalan remaja sudah menjadi masalah di semua negara. Setiap
tahun tingkat kenakalan remaja ini menunjukan peningkatan, sehingga
mengakibatkan terjadinya problema sosial. Lingkungan sangat berpengaruh
besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah
memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi
kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya.
Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki
organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu
berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.

B. Batasan Tentang Remaja


Perkembangan usia anak hingga dewasa dapat diklasifikasikan menjadi lima
yaitu:
1. Anak, seorang yang berusia di bawah 12 tahun
2. Remaja dini, seorang yang berusia 12 15 tahun
3. Remaja penuh, seorang yang berusia 15 17 tahun
4. Dewasa muda, seorang yang berusia 17-21 tahun
5. Dewasa, seorang berusia di atas 21 tahun.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahli sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun
sampai dengan 18 tahun.

C. Contoh Kasus Kenakalan Remaja


Naiknya grafik jumlah kenakalan/kriminalitas remaja setiap tahun
menunjukkan permasalahan remaja yang cukup kompleks. Ini tidak hanya
diakibatkan oleh satu perilaku menyimpang, tetapi akibat berbagai bentuk
pelanggaran terhadap aturan agama, norma masyarakat atau tata tertib
sekolah yang dilakukan remaja. Berikut beberapa bentuk kenakalan
remajayang sejatinya mengarah pada kejahatan/kriminalitas remaja yang
sering mendominasi pemberitaan media massa:

1. Akses media porno.

Pornografi dan pornoaksi yang tumbuh subur di negeri kita


memancing remaja untuk memanjakan syahwatnya, baik di lapak kaki
lima maupun dunia maya. Zoy Amirin, pakar psikologi seksual dari
Universitas Indonesia, mengutip Sexual Behavior Survey 2011,
menunjukkan 64 persen anak muda di kota-kota besar Indonesia
belajar seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39
persen responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan
seksual, sisanya 61 persen berusia 20-25 tahun. Survei yang didukung
pabrik kondom Fiesta itu mewawancari 663 responden berusia 15-25
tahun tentang perilaku seksnya di Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta,
Surabaya dan Bali pada bulan Mei 2011.
2. Seks bebas.
Gerakan moral Jangan Bugil di Depan Kamera (JBDK) mencatat
adanya peningkatan secara signifikan peredaran video porno yang
dibuat oleh anak-anak dan remaja di Indonesia. Jika pada tahun 2007
tercatat ada 500 jenis video porno asli produksi dalam negeri, maka
pada pertengahan 2010 jumlah tersebut melonjak menjadi 800 jenis.
Fakta paling memprihatinkan dari fenomena di atas adalah kenyataan
bahwa sekitar 90 persen dari video tersebut, pemerannya berasal dari
kalangan pelajar dan mahasiswa. Sesuai dengan data penelitan yang
dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Okezone.com, 28/3/2012).

3. Penyalahgunaan narkoba.

Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja makin menggila.


Penelitian yang pernah dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN)
menemukan bahwa 50 60 persen pengguna narkoba di Indonesia
adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Total seluruh pengguna
narkoba berdasarkan penelitian yang dilakukan BNN dan UI adalah
sebanyak 3,8 sampai 4,2 juta. Di antara jumlah itu, 48% di antaranya
adalah pecandu dan sisanya sekadar coba-coba dan pemakai. Demikian
seperti disampaikan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag
Humas) BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto seperti dihubungi
detikHealth, Rabu (6/6/2012).
4. Prostitusi.

Selain aborsi dan penularan penyakit menular seksual, gaya hidup


seks bebas juga memicu pertumbuhan pekerja seksual remaja yang
sering dikenal dengan sebutan cewek bispak. Sebuah penelitian
mengungkap fakta bahwa jumlah anak dan remaja yang terjebak di
dunia prostitusi di Indonesia semakin meningkat dalam empat
tahun terakhir ini, terutama sejak krisis moneter terjadi. Setiap
tahun sejak terjadinya krismon, sekitar 150.000 anak di bawah usia
18 tahun menjadi pekerja seks. Menurut seorang ahli, setengah dari
pekerja seks di Indonesia berusia di bawah 18 tahun, sedangkan
50.000 di antaranya belum mencapai usia 16 tahun
5. Tawuran.

Kejahatan remaja yang satu ini tengah naik daun pasca tawuran
pelajar SMAN 70 dengan SMAN 6 yang menewaskan Alawi,
siswa kelas X SMA 6. Tawuran pelajar seolah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari perilaku pelajar. Meski sudah banyak
jatuh korban, perang kolosal ala pelajar terus terjadi. Data dari
Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan
kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni,
sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran di wilayah Jakarta.
Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339
kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia
(Vivanews.com, 28/09/12).

D. Saran
Berikut beberapa hal yang dapat kami sarankan untuk mengatasi dan
mencegah kenakalan remaja, yaitu:
1. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
2. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang.
contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang
masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah
melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu
memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia
terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
3. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda
umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita
membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya
dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa
terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
4. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti
tv, internet, radio, handphone, dll.
5. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat
anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
6. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti
beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman
kepercayaannya.
7. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif
untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia
mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena
dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan
dirinya.
8. Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat curhat yang nyaman untuk
anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang
menghadapi masalah.
KLIPING
SOSIOLOGI

MORAL KEHIDUPAN
REMAJA DI ERA TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH:

NAMA : MARNO
KELAS : XII IPS C

SMA PELITA NGABANG


TAHUN PELAJARAN
2017 / 2018

You might also like