You are on page 1of 3

Absorpsi dan Ekskresi

Absorpsi Kalsium

Dalam keadaan normal sebanyak 30%-50% kalsium yang di konsumsi


diabsorbsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan,dan
menurun pada proses menua. Perempuan pada umumnya mengabsorpsi kalsium lebih
sedikit daripada laki-laki dan absorpsi pada kedua jenis kelamin menurun seiring
dengan bertambahnya usia. Absorpsi kalsium paling banyak terjadi saat asupan
kalsium rendah dan kebutuhan akan kalsium tinggi, seperti yang terjadi pada masa
pertumbuhan cepat, bayi, anak-anak, masa remaja, masa kehamilan , dan laktasi.

Absorpsi kalsium terjadi di usus halus melalui mekanisme utama yang


dikontrol oleh calcitropic hormones (1,25-dihydroxycholecalciferol vitamin D3 (1,25-
(OH)2D3) dan parathyroid hormone (PTH)). Sebelum kalsium mencapai usus halus,
kalsium disekresikan oleh ginjal untuk mempertahankan keseimbangan kalsium.
Sedangkan tulang selain sebagai penopang juga sebagai sistem pertukaran kalsium
untuk menyesuaikan kadar kalsium dalam plasma dan cairan ekstraseluler
(Charoenphandhu N, 2007). Metabolisme kalsium dan tulang memiliki kaitan sangat
erat dan terintegrasi satu sama lainnya.
Kurang lebih 90% kalsium transpor pasif terjadi pada seluruh usus halus.
Usus besar juga mampu mengabsorpsi kalsium namun hal tersebut masih
kontroversial. Duodenum adalah tempat absorpsi kalsium yang paling esien karena
dapat mengambil kalsium bahkan pada keadaan diet sangat rendah kalsium melalui
mekanisme aktif, juga memiliki seluruh komponen bagi transpor kalsium melalui
jalur transcellular dan paracellular.

Mekanisme kalsium dalam deudenum meliputi:


Transpor kalsium terjadi di usus halus yang kemudian dimediasi oleh proses
transpor yang tersusun kompleks dan diregulasi. Proses tersebut dibantu dengan
calcitropic hormones, yaitu 1,25-(OH)2D3 dan PTH. Selain itu hormon lain yang
terlibat seperti glukokortikoid, prolaktin dan esterogen yang berperan sebagai
regulator absorpsi kalsium di usus halus. Absorpsi yang terjadi di usus halus dapat
melalui dua mekanisme, yaitu aktif dan pasif. Transpor aktif terjadi di duodenum dan
proximal jejunum, sedangkan transpor pasif terjadi di seluruh bagian usus halus.
Duodenum merupakan tempat yang paling efisien untuk mengabsorpsi kalsium. Hal
ini dikarenakan duodenum mampu mengambil kalsium.
Mekanisme transpor aktif pada duodenum meliputi transcellular calcium transport
dan paracellular calcium transport, seperti:
a) Transcellular calcium transport
Transcellular calsium transport merupakan transpor aktif yang hanya terjadi
di duodenum. Transpor ini dapat memicu pergerakan kalsium melewati tiga tahap,
yaitu apical calcium entry, cytoplasmic calcium translocation dan basolateral
calcium extrusion. Pada awalnya kalsium luminal akan melewati membran melalui
TRVP (Transient Receptor Vanilloid Family). Kemudian Plasma Membran Ca2+-
ATPase (PMCA1b) yang terdapat pada membran basolateral akan mengeluarkan
kalsium sitoplasmic ke dalam plasma. Selain dikeluarkan dari membran basolateral,
kalsium sitoplasmic juga dapat dikeluarkan oleh transporter lain, seperti Na+/Ca2+
exchanger 1 (NCX1). Transpor kalsium melalui jalur ini hanya digunakan pada
kondisi dimana tubuh mengalami peningkatan kebutuhan kalsium, contohnya adalah
pada saat ibu hamil dan menyusui (Binder HJ, 2009).
b) Paracellular calcium transport
Paracellular calcium transport merupakan mekanisme aktif (cellular energy
dependent) dan pasif (calcium gradient dependent). Transpor ini penting ketika
konsentrasi kalsium luminal yang tinggi akibat asupan kalsium yang tinggi.
Mekanisme awalnya adalah kalsium bergerak melewati epitel dengan melalui
mekanisme transcellular dan paracellular. Pada transpor paracellular tergantung
pada active sodium transpor yang akan menghasilkan osmotic gradient di dalam
paracellular space dan transepithelial potential difference (PD). Sodium akan
memasuki absorptive cells bersamaan dengan glukosa melalui sodium-dependent
glucose transporter 1 (SGLT1). Transcellular aktive calcium transport dimulai dengan
masuknya apical pasif calcium melalui transient reseptor potential vanilloid family
calcium channel (TRPV). Kemudian kalsium ditranslokasikan melewati sitoplasma
menuju membran basolateral yang akhirnya dikeluarkan di dalam sel.
Ekskresi Kalsium

Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium


yang diekskresi melalui urine mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.
Kehilangan kalsium melalui urine meningkatkan pada asidosis dan pada konsumsi
fosfor tinggi. Ekskresi kalsium juga terjadi melalui kulit, rambut, dan kuku.

Dapus:
Mulyani, Endang. 2009. Konsumsi Kalsium.
lib.ui.ac.id/file?file=digital/126116-S-5733-Konsumsi%20kalsium-
Literatur.pdf. [ Diakses pada tanggal 21 November 2017]

Noah, Saesar. 2016. Metabolisme Kalsium pada Tulang.


http://saesarnoah.blogspot.co.id/2016/07/metabolisme-kalsium-pada-tulang.html.

[ Diakses pada tanggal 21 November 2017]

You might also like