You are on page 1of 83

A.

Gangguan Proses Berpikir:Waham

1. Definisi

Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara

kuat atau terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan (Kelliat,

p:165, 2011).

Waham merupakan keyakinan yang salah dan dipertahankan yang

tidak memiliki dasar dalam realitas, dalam fase psikotik penyakit karakteristik

waham memegang keyakinan ini dengan kapasitas total, langsung, dan

segera. Keyakinan waham ini tidak tergoyahkan oleh informasi dari luar dan

yang bertantangan (Videback, p:362, 2008).

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan

mekanisme ego spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan, klien dengan

waham menggunakan mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan

dan proyeksi. Pada reaksiformasi digunakan sebagai pertahanan melawan

agresi, kebutuhan, ketergantungan dan perasaan cinta (Demawan, p:156,

2013).

2. Klasifikasi waham

Klasifikasi waham menurut (Kelliat, p:166, 2011).

a. Waham paranoid

Keyakinan klien bahwa orang lain berencana untuk membahayakan,

memata matai, mengikuti, mengejek, atau merendahkan klien dengan

cara tertentu.

1
2

b. Waham kebesaran

Klien menyatakan bahwa dirinya memiliki hubungan dengan orang orang

terkenal atau selebriti, atau keyakinan klien bahwa ia terkenal atau

mampu mencapai prestasi tinggi

c. Waham agama

Sering kali mengatakan kedatangan nabi atau tokoh agama lain. Waham

agama ini muncul secara tiba tiba sebagai bagian psikologis yang klien

alami dan bukan bagian keyakinan agamanya atau keyakinan agama

orang lain

d. Waham somatik

Merupakan keyakinan yang samar dan tidak realistis tentang

kesehatanatau fungsi tubuh klien, informasi factual atau pemeriksaan

diagnostik tidak mengubah keyakinan ini

e. Waham nihilistik

Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal, di

ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

Namun menurut (Videback, p:363, 2008) ada penambahan yaitu :

f. Waham referensi/ gagasan rujukan

Mencakup keyakinan klien bahwa tayangan televisi musik, atau artikel

surat kabar memiliki makna khusus bagi dirinya.


3

3. Rentang respon

Respon adaptif Respon


maladaptif

- Pikiran logis - Kadang proses - Gangguan isi


- Persepsi akurat pikir terganggu piker
- Konsisten dg - Ilusi - Perubahan
pengalaman - Emosi berlebihan proses emosi
- Perilaku sesuai - Berperilaku yang - Perilaku tidak
- Hubungan sosial tidak biasa terorganisasi
- Menarik diri - Isolasi sosial
(Herman, p:116, 2011)

4. Tanda dan gejala

a. Menolak makan

b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri

c. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan

d. Gerakan tidak terkontrol

e. Mudah tersinggung

f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan

g. Menghindar dari orang lain

h. Mendominasi pembicaraan

i. Berbicara kasar

j. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan

5. Factor predisposisi

a. Factor perkembangan
4

Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan onterpersonal

seseorang. Hal ini meningkatkan stress, dan ansietas yang berakhir

dengan gangguan persepsi

b. Factor sosial budaya

Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapta menyebabkan

timbulnya waham

c. Factor psikologis

Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan dapat

menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap

kenyataan

d. Factor biologis

Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel

otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.

6. Factor presipitasi

a. Factor sosial budaya

Waham dapat dipicu karna adanya perpisahan dengan orang yang

berarti atau diasingkan dari kelompok

b. Factor biokimia

Dopamine, norepineprin dan zat halusinasi lainnya diduga dapat menjadi

penyebab waham pada seseorang

c. Factor psikologis
5

Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk

mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk

menghindari kenyataan yang menyenangkan.

7. Status mental

Berdandan dengan baik dan berpaian rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik

dan aneh. Tidak jarang bersikap curigaatau bermusuhan terhadap orang lain.

Klien biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat

memanipulasi data. Selain itu perasaan hatinya konsisten dengan isi waham.

8. Sensori dan kognisi

Tidak memiliki kelainan dlam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap

orang, tempat dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya akurat.

Pengendalian impuls pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat

adanya rencana untuk bunuh diri, membunuh, atau melakukan kekerasan

pada orang lain.

9. Pohon masalah

Effect resiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem perubahan sensori waham

Causa isolasi sosial : menarik diri

Harga diri rendah kronis


10. Masalah keperawatan

a. Resiko perilaku kekerasan b/d waham

b. Gangguan proses pikir: waham b/d menarik diri


6

11. Tindakan keperawatan pada pasien waham

Tindakan keperawatan

a. Tujuan tindakan

1) Pasien dapat berorientasi pada realitasi secara bertahap

2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar

3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan

4) Pasien menggunakan obat dengan teratur

b. Tindakan keperawatan

1) Bina hubungan saling percaya

Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka membina

hubungan saling percaya adalah:

a) Mengucapkan salam teurapetik

b) Berjabat tangan

c) Menjelaskan tujuan interaksi

d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali ketemu pasien

2) Bantu orientasi realita

a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien

b) Yakinlah pasien berada dalam keadaan aman

c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari

d) Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya dengarkan

tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien

berhenti membicarakannya
7

e) Fokuskan pembicaraan pada realitas misalnya: memanggil nama

pasien dan menjelaskan hal yang sesuai realita

f) Berikan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan

realita

3) Berdiskusi tentang obat yang diminum

4) Melatih minum obat yang benar

5) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga

menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah

6) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuahanfisik dan emosional

pasien

7) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki

8) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki


8

Strategi Pelaksanaan

1) SP 1 Pasien : mengidentifikasi waham (pengertian, tanda dan gejala,

penyebab, proses terjadi) dan latihan orientasi realita

Contoh SP pada pasien dengan waham

ORIENTASI:
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi
ini di ruang
Melati. Saya dinas dari pukul 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat abang
hari ini. Nama
abang siapa, senangnya dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?Dimana
enaknya kita berbincang-bincang, bang?

KERJA:
Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit
bagi saya untuk
mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi, bisa kita
lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus bang?
Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang
bang B rasakan?
O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya
hak untuk
mengatur diri abang sendiri?
Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?
Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang
yang lain?
Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?
O... bagus abang sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri
Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut bang
Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah
karena bosan
kalau di rumah terus ya

TERMINASI
Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?
Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus
Bagaimana kalau jadwal ini abang coba lakukan, setuju bang?
Bagaimana kalau besok saya datang kembali untuk berbincang-bincang lagi?
Kita berbincang-bincang tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau
di mana kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau di sini lagi?
9

2) Sp 2 pasien: Melatih cara minum obat dengan menggunakan prinsip 5 benar

ORIENTASI
Assalamualaikum bang B.
Bagaimana kabarnya hari ini? Bagus sekali
Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang bang B minum?
Dimana kita mau berbicara? Di ruang makan?
Berapa lama bang B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

KERJA
Bang B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?
Bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang
Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini
diminum 3
kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering, untuk membantu
mengatasinya abang bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu.
Sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat
apakah
benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar
Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bang B tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter.

TERMINASI
Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang
bang
B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?
Mari kita masukkan pada jadual kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya
dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat.
Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Bang!
bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama?
Sampai besok.
10

3) SP 3: Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan melatih pasien


memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi akibat waham
ORIENTASI
Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!
Bagaimana kalau kita bicarakan tentang kebutuhan B saat ini?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
?

KERJA
Apa saja kegiatan Bang B saat ini?
Wah.., rupanya bang B banyak juga kegiatannya ya?.
Bisa bang B ceritakan kegiatan Bang B dari bangun tidur hingga malam?
Wah..bagus sekali apa yang sudah B lakukan.
Nah, Bang B sepertinya belum mandi ya? Rambutnya juga masih kusut.
Bagaimana
kalau saya ajarkan B untuk mandi dan keramas rambut.
Ya seperti itu B. Bagus sekali.
Bang B apabila nanti merasa badannya tidak nyaman lakukan yang saya
ajarkan tadi
mandi 2 kali sehari dan setelah mandi ganti dengan pakaian yang bersih dan
merapikan diri bang B.

TERMINASI
Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap dan berlatih mandi
dan
merapikan diri.
Setelah ini coba bang B lakukan lagi ya dan bagaimana kalau kita masukkan
dalam
jadwal harian.
Besok kita ketemu lagi ya bang?
Besok kita akan membahas tentang hobi B, baik B mau kita berbincang di sini
saja
ya?
Baik B kalau begitiu saya permisi dulu.
11

4) SP 4 Pasien: Mengidentifikasi aspek/kemampuan positif dan melatih

aspek/kemampuan positif.

Orientasi
Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!
Apakah bang B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?
Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut?

Kerja
Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?
Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain
volley
seperti itu lho B(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley,
siapa
yang dulu mengajarkannya kepada bang B, dimana?
Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik
itu?
Wah..baik sekali permainannya
Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali
sehari/seminggu
bang B mau bermain volley?
Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini?
Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?

Terminasi
Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan
kemampuan abang?
Baiklah, kapan kira-kira kita bisa latihan lagi tentang kemampuan bang B
yang
selanjutnya? . dua hari lagi. tempatnya di sini saja?
Sampai jumpa.
12

Tindakan keperawatan untuk keluarga

a. Tujuan :

1) Mengenal masalah waham

2) Mengambil keputusan untuk merawat klien waham

3) Merawat klien waham

4) Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien waham

5) Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien waham

dan mencegah kekambuhan

b. Tindakan :

1) Menjelaskan masalah waham

2) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham

3) Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien waham

4) Menjelasakan dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik

bagi klien waham

5) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow

up, cara rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan

Strategi Pelaksanaan pada keluarga

1) SP 1 Keluarga : Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien

waham dan Menjelaskan cara merawat klien waham: tidak menyangkal, tidak

mendukung dan hadirkan realitas

a) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya dan akibat

waham

b) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham
13

c) Menjelaskan cara merawat klien waham: tidak menyangkal, tidak mendukung

dan hadirkan realitas

d) Menganjurkan keluarga memotivasi, membimbing dan memberi pujian klien

latihan orientasi realita

1) SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara klien minum obat menggunakan

prinsip 5 benar

a) Menjelaskan kepada keluarga tentang obat yang diminum klien

b) Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian jika tidak minum obat

c) Melatih keluarga cara klien minum obat menggunakan prinsip 6 benar 36

d) Menganjurkan keluarga memotivasi, membimbing dan member pujian saat

klien minum obat sesuai dengan jadwal

3) SP 3 Keluarga : Melatih keluarga membantu memenuhi kebutuhan klien

yang tidak terpenuhi akibat waham dan kemampuan klien dalam

memenuhi kebutuhannya

a) Menjelaskan kepada keluarga cara membantu memenuhi kebutuhan klien

yang belum terpenuhi akibat waham dan kemampuan klien dalam memenuhi

kebutuhannya

b) Melatih keluarga membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi

akibat waham dan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya

c) Menganjurkan keluarga memotivasi, membimbing dan memberi pujian saat

klien latihan memenuhi kebutuhannya.

4) SP 4 Keluarga: Melatih keluarga tentang kemampuan positif yang


14

dimiliki klien dan Menjelaskan cara follow up ke RSJ/PKM, mengevaluasi

tanda kambuh dan cara melakukan rujukan ke RSJ/PKM

a) Menjelaskan kepada keluarga kemampuan positif yang dimiliki klien

b) Melatih keluarga tentang kemampuan positif yang dimiliki klien

c) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien melakukan

kemapuan positif yang dimiliki

d) Menjelaskan setting lingkungan rumah yang mendukung perawatan klien

e) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia

f) Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps

g) Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh

h) Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk klien ke pelayanan

kesehatan.
15

A. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi

1. Pengertian

Halusinasi meruapakan persepsi sensori salah atau pengalaman

persepsi yang tidak terjadi dalam realitas, halusinasi berbeda dengan ilusi

yang merupakan persepsi yang salah tentang stimulus lingkungan aktual.

Halusinasi dapat melibatkan panca indra indra dan sensasi tubuh serta

mengancam dan menakutkan bagi klien walaupun klien lebih jarang

melaporkan halusinasi sebagai pengalam yang menyenangkan (Videback,

p:362, 2008).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang

dialami olehpasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,

penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan tanpa stimulus nyata

(Kelliat, p: 147, 2011).

2. Klasifikasi halusinasi

a. Halusinasi pendengaran

Mendengar suara suara, misalnya suara orang berbicara kepada klien

atau membicarakan klien, mungkin ada satu atau banyak suara dapat

berupa suara orang yang dikenal atau yang tidak dikenal, halusinasi

pendengaran merupakan jenis halusinasi yang paling sering terjadi

b. Halusinasi penglihatan

Melihat bayangan yang sebenarnya tidak ada sama sekali, misalnya

melihat cahaya atau orang yang telah meninggal, atau mungkin sesuatu

yang bentuknya rusak.


16

c. Halusinasi penghidu

Mencium aroma atau bau padahal tidaka ada, bau tersebut dapat berupa

bau tertentu seperti urine, feses atau bau yang sifatnya lebih umum

seperti bau busuk atau bau yang tidak sedap, halusinasi ini sering terjadi

pada klien yang demensia, kejang atau strok.

d. Halusinasi perabaan

Mengacu pada sensasi perti aliran listrik yang menjalar keseluruh tubuh

atau binatang kecil yang merayap dikulit, jenis halusinasi ini paling sering

di temukan pada klien yang putus alcohol.

e. Halusinasi pengecapan

Mencakup rasa yang ada dalam mulut, atau perasaan bahwa makanan

seperti rasa sesuatu yang lain rasa tersebut dapat berupa rasa logam

atau pahit atau mungki seperti rasa tertentu.

f. Halusinasi kenestetik

Meliputi laporan klien bahwa ia merasa fungsi tubuh yang biasanya tidak

dapat dideteksi.

g. Halusinasi kinestetik

Terjadi ketika klien tidak bergerak tetapi melaporkan sensasi gerakan

tubuh, gerakan tubuh yang kadang kala tidak lazim misalnya nelayang di

atas tanah.
17

3. Rentang respon

Adaptif Maladaptif

- Pikiran logis - Kadang proses - Waham


- Persepsi akurat berfikir terganggu - Halusinasi
- Emosi konsisten - Ilusi - Kerusakan
dgn pengalaman - Emosi berlebihan proses emosi
- Perilaku cocok - Perilaku yang - Perilaku tidak
- Hubungan sosial tidak biasa terorganisasi
4. harmonis
Penyebab - Menarik diri - Isolasi sosial
-
Factor predisposisi

a. Factor Perkembangan

Tugas perkembangan pasien terganggu misalnya rendahnya control dan

kehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak mampu mandiri sejak

kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri, dan lebih rentang terhadap

stress.

b. Faktor sosiokultural

Seseorang yang merasa tidak diterima dalam lingkungannya sejak bayi

akan merasa di singkirkan, kesepian dan tidak percaya pada

lingkungannya.

c. Factor biokimia

Mempunyai pengaruhterhadap terjadinya gangguan jiwa, adanya stress

yang berlebihandi alami seseorang maka dalam tubuhnya akan

menghasilakan zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat


18

stress yang berkepanjangan menyebabkan teraktivitasnya

neurotransmitter otak

d. Factor Psikologis

Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggunag jawab mudah

terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif.

e. Factor genetik dan pola asuh

Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang di asuh oleh orang tua

skizofrenia cenderung mengalami skozofrenia

Factor presipitasi

a. Biologis

Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur

proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk

dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif

menanggapi stimulus yang di terima oleh otak untuk di interpretasikan

b. Stress lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap tresor

lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku

c. Sumber koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stres

d. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal

e. Adanya gejala pemicu

5. Proses terjadinya halusinasi


19

Menurut Herman, p: 110, 2011) halusinasi berkembang melalui empat fase

yaitu:

a. Fase pertama

Disebut juga fase comporting yaitu fase yang menyenagkan, pada tahap

ini masuk dalam tahap nonpsikotik. Karakteristik : klien mengalami

stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah, kesepian yang

memuncak, dan tidak dapat diselesaikan

Perilaku pasien: tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,

menngerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal

yang lambatjika sedanga sik dengan halusinasinya dan menyendiri.

b. Fase kedua

Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi

menjadi menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik:

pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan

meningkat, melamun, dan berfikir sendiri jadi dominan.

Perilaku pasien : meningkatnya tanda-tanda system saraf otonom seperti

peningkatan denyut jantung, dan tekanan darah, pasien asik dengan

halusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas.

c. Fase ketiga

Fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi

berkuasa, termasuk dalam gangguan psikotik, karakteristik: bisikan,

suara, isi halusinasi semakin menonjolmenguasai dan mengontrol klien.


20

Perilaku klien: kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian

hanya beberapa menit atau detik, tanda tanda fisik berupa klien

berkeringat, tremor dan tidak mampu mematuhi perintah.

d. Fase keempat

Fase conquering atau panic yaitu klien lebur dengan halusinasinya,

termasuk dalam psikotik berat. Karekteristik: halusinasi berubah menjadi

mengancam, memerintah dan memarahi klien, klien menjadi takut tak

berdaya, hilang control dan tidak dapat berhubungan secara nyata

dengan orang lain di lingkungan.

Perilaku klien: perilaku terror akibat panic, potensi bunuh diri, perilaku

kekerasan, agitasi, menarik diri, atau kakatonik, tidak mampu merespon

terhadap perintah komplek dan tidak mampu mereson lebih dari satu

orang.

6. Mekanisme koping

a. Regresi

b. Proyeksi

c. Menarik diri

7. Pohon masalah

Resiko perilaku kekerasan effect

Perubahan sensori persepsi : halusinasi core problem

Isolasi sosial : menarik diri cause


21

8. Masalah keperawatan

a. Resiko perilaku kekerasan b/d halusinasi

b. Perubahan sensori persepsi: halusinasi b/d menarik diri

Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi

Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:

1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya

2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya

3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

b. Tindakan Keperawatan

1) Membantu pasien mengenali halusinasi.

Untuk membantu pasien mengenali halusinasi dapat melakukannya dengan

cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang

didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi,

situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat

halusinasi muncul

2) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mamp

mengontrol halusinasi dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti

dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi:

a) Menghardik halusinasi Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan

diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien

dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
22

mempedulikan halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu

mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin

halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut

untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.

Tahapan tindakan meliputi:

- Menjelaskan cara menghardik halusinasi

- Memperagakan cara menghardik

- Meminta pasien memperagakan ulang

- Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien

b) Menggunakan obat secara teratur

Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk

menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan

jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga

akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka

untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu

dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan.

Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat:

- Jelaskan guna obat

- Jelaskan akibat bila putus obat

- Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat

- jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar obat,

benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)

c) Bercakap-cakap dengan orang lain


23

Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan

orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi

distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan

yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang

efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan

orang lain.

d) Melakukan aktivitas yang terjadwal

Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan

diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien

tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali

mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami halusinasi bisa

dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur

dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu. Strategi

Pelaksanaan
24

1) SP 1 Pasien: Mengidentifikasi halusinasi (pengertian, tanda dan gejala,


penyebab, proses terjadi), menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama:
menghardik halusinasi

Orientasi
Assalamualaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama Saya SS, senang
dipanggil S. Nama D siapa? Senang dipanggil apa
Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini. Baiklah, bagaimana kalau
kita
bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D
dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa
lama? Bagaimana kalau 30 menit
Kerja
Apakah D mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara itu?
Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D
dengar suara itu? Berapa kali sehari D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar?
Apakah pada waktu sendiri?
Apa yang D rasakan pada saat mendengar suara itu?
Apa yang D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara
akan hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara- suara itu
muncul?
D , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara minum obat yang teratur. Ketiga,
bercakap-cakap dengan orang lain. Keempat, melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang, pergi saya
tidak mau dengar, ...saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba D peragakan! Nah begitu, bagus!
Coba lagi!
Ya bagus D sudah bisa
Terminasi
Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi? Kalau suara-suara itu
muncul
lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau
jam
berapa saja latihannya?
(Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian
pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
2) SP 2 Pasien
suara-suara : Melatih
dengan cara yangpasien
kedua?minum obatD?Bagaimana
Jam berapa secara teratur menggunakan
kalau dua jam lagi?
prinsip lima benar.
Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya. Baiklah, sampai jumpa.
Baiklah,
sampai jumpa. Assalamualaikum
25

Orientasi
Assalamualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul? Apakah sudah dipakai satu cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal
kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini
kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang D minum. Kita akan diskusi
selama20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya D?

Kerja:
D adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang D dengar
dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang D minum ?
(Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam7
pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini
yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku.
Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk
pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, D akan
kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis D bisa
minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. D juga harus teliti saat menggunakan
obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya D harus memastikan bahwa itu obat
yang benar-benar punya D. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. D juga harus perhatikan berapa jumlah
obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari.

Terminasi
Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa
cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika
jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D.
Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di
rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk belajar cara ketiga
mencegah suara suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana
kalau jam 10.00. sampai Jumpa. Wassalammualaikum.
26

3) SP 3 Pasien: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap -


cakap dengan orang lain

Orientasi
Assalammualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-
suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkah
suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara ketiga untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan
latihan
selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja
Cara ketiga untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau D mulai mendengar suara-suara,
langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan
D. Contohnya begini; tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol
dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak D katakan: Kak,
ayo
ngobrol
dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak D katakan: Kak,
ayo
ngobrol D. D sedang dengar suara-suara. Begitu D. Coba D lakukan seperti
saya
tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!

Terminasi
Bagaimana perasaan D setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang
D
pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah ketiga cara ini kalau
D
mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal
kegiatan
harian D. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara
teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari
lagi.
Bagaimana kalau kita latih cara yang keempat yaitu melakukan aktivitas
terjadwal?
Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam10.00? Mau di mana/ Di sini lagi?
Sampai
besok ya. Assalamualaikum
27

4) SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara


keempat: melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi
Assalamualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai ketiga cara yang telah kita latih ?
Bagaimana
hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang keempat
untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana
kita
bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana
kalau 30
menit? Baiklah.

Kerja:
Apa saja yang biasa D lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus
sekali D bisa lakukan. Kegiatan ini dapat D lakukan untuk mencegah suara
tersebut
muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada
kegiatan.

Terminasi:
Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita
latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian D. Coba lakukan sesuai jadwal ya! (Saudara dapat melatih
aktivitas
yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi
sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita
membahas
sejauh mana D sudah melatih keempat cara untuk mencegah suara yang
pernah kita
bicarakan? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Di ruang
makan ya!
Sampai jumpa. Wassalammualaikum.
28

Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga


a. Tujuan:
1) Mengenal masalah merawat pasien di rumah.
2) Menjelaskan halusinasi (pengertian, jenis, tanda dan gejala halusinasidan
proses terjadinya).
3) Merawat pasien dengan halusinasi.
4) Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien dengan halusinasi
5) Mengenal tanda dan gejala kambuh ulang.
6) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up pasien denganhalusinasi.
b. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi
adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
2) Berikan penjelasan kesehatan meliputi : pengertian halusinasi, jenis
halusinasi yang dialami, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya
halusinasi
3) Jelaskan dan latih cara merawat anggota keluarga yang mengalam
halusinasi: menghardik, minum obat, bercakap-cakap, melakukan aktivitas
4) Diskusikan cara menciptakan lingkungan yang dapat mencegah terjadinya
halusinasi.
5) Diskusikan tanda dan gejala kekambuhan.
6) Diskusikan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk follow-
up anggota keluarga dengan halusinasi

c. Strategi Pelaksanaan pada Keluarga

1) SP 1 Keluarga : Mengidentifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat


klien halusinasi dan melatih keluarga cara membimbing pasien
mengontrol halusinasi dengan menghardik.
a) Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya halusinasi
Menjelaskan cara merawat klien dengan halusinasi
29

b) Melatih keluarga cara membimbing klien untuk mengontrol halusinasi dan


beri pujian
c) Menganjurkan keluarga memotivasi dan membimbing klien untuk
memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian

2) SP 2 Keluarga: Melatih keluarga cara membimbing pasien minum obat


secara teratur menggunakan prinsip 5 benar.
a) Menjelaskan kepada keluarga cara mengontrol halusinasi dengan minum
obat teratur menggunakan prinsip 6 benar obat
b) Melatih keluarga cara membimbing klien minum obat teratur menggunakan
prinsip 6 benar
c) Menganjurkan keluarga membantu klien latihan minum obat sesuai jadual
dan berikan pujian

3) SP 3 Keluarga : Melatih keluarga membimbing klien mengontrol


halusinasi dengan cara bercakap-cakap
a) Menjelaskan kepada keluarga cara mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap
b) Melatih dan menyediakan waktu bercakap-cakap dengan klien terutama
saat halusinasi
c) Menganjurkan keluarga membantu klien latihan mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap sesuai jadual dan berikan pujian

4) SP 4 Keluarga : Melatih keluarga membimbing klien mengontrol


halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
a) Menjelaskan kepada keluarga cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian
b) Melatih klien mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian
c) Menganjurkan keluarga membantu klien latihan mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap sesuai jadual dan berikan pujian
30

A. PERILAKU KEKERASAN

1. Definisi

Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah yang di

ekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain, atau

merusak lingkungan. Respon tersebut biasanya muncul akibat adanya

stressor, respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang

lain maupun lingkungan (Kelliat, p: 180, 2011).

Kekerasan (violent) merupakan suatu bentuk perilaku agresif yang

menyebabkan atau dimaksudkan penderitaan atau menyakiti orang lain,

termasuk terhadap hewan atau benda-benda

2. Tanda dan gejala

Menurut (Kelliat, p: 181, 2011) sebagai berikut:

a. Fisik

- Muka merah dan tegang, pandangan tajam, mengatup rahang dengan

kuat, menggepalkan tangan jalan mondar-mandir

b. Verbal

- Berbicara kasar, suara tinggi, menjerit atau berteriak, mengancam,

mengupat dengan kata-kata kotor

c. Perilaku

- Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak

lingkungan, amuk/agresif

d. Emosi
31

- Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,

jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin mberkelahi,

menyalahkan dan menuntut

e. Intelektual

- Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang

mengeluarkan kata-kata sarkasme

f. Spiritual

- Meras diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral,

dan kretivitas terhambat

g. Sosial

- Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran

3. Rentang respon

Respon adaptif Respon

maladaptif

Asertif frustasi pasif agresif kekerasan

4. Factor predisposisi

a. Factor psikologis

Kegagalan yang di alami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian

dapat timbul agresif atau amuk


32

b. Perilaku

Reinforcement, yang di terima pada saat melakukan kekerasan, sering

mengobservasi kekerasan di rumah atau di luar rumah

c. Sosial budaya

Budaya tertutup dan membalas secara diam dan control sosial yang tidak

pasti terhadap perilaku kekerasan.

5. Factor presipitasi

Dapat bersumber dari pasien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain.

Kondisi pasien seperti ini : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,

percaya diri yang kurang dapatmenjadi penyebab perilaku kekerasan.

6. Mekanisme koping

a. Sublimasi

b. Proyeksi

c. Represi

d. Reaksi formasi

e. Deplacement

7. Pohon masalah

Resiko mencederai diri sendiri, effect

lingkungan dan orang lain core problem

perilaku kekerasan
33

koping individu tidak cause

efektif

Masalah keperawatan yang muncul :


a. Resiko mencederai diri sendiri, lingkungan dan orang lain b/d perilaku
kekerasan
b. Perilaku kekerasan b/d koping individu tidak efektif

Tindakan keperawatan untuk pasien


a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
terapi psikofarmaka, sosial, spiritual.
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan saling
percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
34

b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis


c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada
saat marah secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain
c) terhadap diri sendiri
d) terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b) Obat
c) Sosial/verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1 dan fisik 2:
a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur bantal
b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur bantal
8) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat :
a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar
nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu
minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan
akibat berhenti minum obat.
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
9) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik,
meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
10) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
35

b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa


11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi
mengontrol perilaku Kekerasan
Stategi Pelaksanaan
Contoh SP pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan
1) SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab
perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan
yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I dan fisik
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya AK, panggil saya A, saya perawat yang
dinas di ruangan Asoka. Hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00-14.00. Saya yang
akan
merawat Bapak selama Bapak di rumah sakit ini. Nama Bapak siapa, senangnya
dipanggil apa?
Bagaimana perasaan Bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?
Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah Bapak
Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak? Bagaimana kalau di
ruang
tamu?
KERJA:
Apa yang menyebabkan Bapak marah? Apakah sebelumnya Bapak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi ada 2
penyebab
marah Bapak
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak diganggu oleh teman dan makanan
bapak diambil dimakan oleh teman bapak (misalnya ini penyebab marah pasien), apa
yang
Bapak rasakan? (tunggu respons pasien)
Apakah Bapak merasakan kesal kemudian dada Bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?
Setelah itu apa yang Bapak lakukan? O..iya, jadi Bapak memukul teman Bapak dan
memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak. Apa
kerugian cara yang Bapak lakukan? Betul, teman bapak jadi sakit dan takut, piring-
piring
pecah. Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?
Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Pak. Salah satunya adalah dengan
cara
fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.
36

Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?
Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan maka Bapak berdiri,
lalu
tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui
mulut
seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan
tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Bapak sudah bisa melakukannya.
Bagaimana perasaannya setelah melakukan latihan tarik nafas dalam? Baiklah,
selanjutnya kita akan melakukan latihan satu lagi yaitu cara fisik 2, pukul kasur bantal.
Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar Bapak ? Jadi kalau
nanti Bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba Bapak lakukan, pukul kasur dan

bantal. Ya, bagus sekali Bapak melakukannya.


Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.
Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan
lupa merapikan tempat tidurnya

TERMINASI
Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan Bapak ?
Iya jadi ada 2 penyebab Bapak marah ........ (sebutkan) dan yang Bapak rasakan ........
(sebutkan) dan yang Bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah Bapak yang lalu, apa
yang
Bapak lakukan kalau marah dan jangan lupa latihan napas dalam dan pukul kasur
bantal
ya pak. Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari Bapak mau
latihan napas dalam dan pukul kasur bantal? Jam berapa saja pak?
Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak. Assalamualaikum
37

2) SP 2 Pasien: Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat

Orientasi
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara
yang baik serta sholat?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?.
Coba kita lihat cek kegiatannya.
Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar
untuk mengontrol rasa marah?
Di mana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?
Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit
Kerja (Perawat membawa obat pasien)
Bapak sudah dapat obat dari dokter?
Berapa macam obat yang Bapak minum?warnanya apa saja? Bagus!Jam berapa
bapak
minum obat? Bagus!
Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar
pikiran
tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks dan tegang, dan yang merah jambu ini
namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini harus
Bapak
minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut Bapak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya
Bapak bisa mengisap-isap es batu. Bila terasa mata berkunang-kunang, Bapak
sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.Nanti di rumah sebelum minum obat
ini
Bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama Bapak tertulis disitu, berapa
dosis
yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar? Di sini minta obatnya pada perawat kemudian cek lagi apakah benar
obatnya
!Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya
pak?
Sekarang kita masukkan waktu minm obat kedalam jadwal ya pak
Terminasi
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat
yang
benar?Coba Bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara
minum obat yang benar?
Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya.
Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana Bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa
38

3) SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:

Orientasi
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur
bantal?apa
yang yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagaimana dengan
minum
obatnya? Bagus sekali sudah dilakukan dengan benar.
Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.
Bagus. Nah kalau latihan tarik nafas dalamnya dan minum obat dilakukan sendiri tulis
M,
artinya mandiri, kalau dilakukan diingatkan perawat baru dilakukan tulis B, artinya
dibantu
atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan.
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat yang sama?
Berapa lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Kerja
Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Ada tiga caranya
pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak bilang penyebab marahnya karena
minta sesuatu sama temannya tidak diberi. Coba bapak minta dengan baik. Bapak A
bolehkah saya pinjam sapunya sebentar? Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju,
obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan. Coba
bapak praktekkan. Bagus pak
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuam orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakannya: sayajadi ingin marah karena perkataanmu itu. Coba
praktekkan. Bagus sekali pak
Terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah
dengan bicara yang baik?
Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajajari.
Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan bapak. Berapa kali
sehari mau latihan bicara yang baik?
Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?
Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu
dengan
cara ibadah, bapak setuju? Mau dimana? Di sini lagi? Baik sampai jumpa besok ya
39

4) SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

Orientasi
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang saya
datang lagi
Baik, yang mana yang mau dicoba?
Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan
setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana dengan perasaan
marahnya?
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu
dengan ibadah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?
Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?
Kerja
Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang
mana
mau dicoba?
Nah, kalau Bapak sedang marah coba Bapak langsung duduk dan tarik napas
dalam
Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga,
ambil
air wudhu kemudian sholat apabila sudah tiba waktu shalat.
Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.
Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba
sebutkan
caranya (untuk yang muslim).
Terminasi
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
ketiga
ini?
Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.
Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan Bapak . Mau berapa
kali
Bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan
pasien)
Coba Bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat Bapak lakukan bila Bapak
merasa
marah
Setelah ini coba Bapak lakukan jadwal sholat sesuai jadwal yang telah kita buat
tadi
Bagimana kalau besok kita ketemu lagi ya pak, untuk mengulang kembali
semua cara
yang sudah pernah kita latih untuk mengontrol rasa marah bapak
Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja,tempatnya di sini saja.
Sampai ketemu besok bapak, permisi
40

DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Definisi

Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat

adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri menurun. Deficit perawatan diri tampak dari

ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan mandiri, berhias secara

mandiri, dan eliminasi secara mandiri (Kelliat, p:221, 2011).

2. Tanda dan gejala

a. Gangguan kebersihan diri: rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau,

kuku panjang dan kotor.

b. Ketidakmampuan berhias/berdandan: rambut acak-acakan, pakaian kotor

dan tidak rapi, dan pakaian tidak sesuai

c. Ketidakmampuan makan secara mandiri: ketidakmampuan mengambil

makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya

d. Ketidakmampuan defikasi/berkemih secara mandiri: defekasi atau

berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik

setelah defekasi/berkemih.

3. Etiologi

a. Kelelahan fisik

b. Penurunan kesadaran

4. Factor predisposisi

a. Perkembangan
41

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri

c. Kemampuan realitas turun

Kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya

dan lingkungan termasuk perawatan diri

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya

5. Pohon masalah

Effect resiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem defisit perawatan diri

Cause harga diri rendah kronis

Koping individu tdk efektif

6. Masalah keperawatan

a. Deficit perawatan diri

b. Harga diri rendah

c. Resiko tinggi isolasi


42

Tindakan keperawatan pasien defisit perawatan diri

Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan:

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik

4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

b. Tindakan keperawatan

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien

dalam menjaga kebersihan diri, maka perawat dapat melakukan tanapan

tindakan yang meliputi:

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus

dibedakan dengan wanita.Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi

a) Berpakaian
43

b) Menyisir rambut

c) Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebaga

berikut:

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

e) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Perawat dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan

berikut:

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK


44

Strategi Pelaksanaan

1) SP 1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat


diri dan melatih pasien tentang cara perawatan kebersihan diri; mandi
Orientasi
Selamat pagi, kenalkan saya perawat R
Namanya siapa, senang dipanggil siapa?
Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya
yang akan merawat T?
Dari tadi saya lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?
Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya.
Kerja
Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T
apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut
T
apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda
orang
yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau,
apa
lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T
43
yang bisa muncul ? Betul ada kudis, kutu...dsb.
Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?
(Contoh untuk pasien laki-laki)
Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa
gunanya
cukuran? Apa alat-alatyang diperlukan?. Iya... sebaiknya cukuran 2x
perminggu,
dan ada alat cukurnya?. Nanti bisa minta ke perawat ya.
Berapa kali T makan sehari?
Apa pula yang dilakukan setelah makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.
Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?. Iya...
kita
kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun.
45

Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu
kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat
gigi,
shampo dan sabun serta sisir.
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, saya akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih..
bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya
disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai
belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh
tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali
melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.
Terminasi
Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi
?.
Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan
rapi
Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan
beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(
bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani?
Baik
besok lagi kita latihan berdandan. Oke? Pagi-pagi sehabis makan.
46

2) SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan


Orientasi
Selamat pagi Pak T?
Bagaimana perasaan Bapak hari ini, bagaimana mandinya?sudah dilakukan?
Sudah ditandai jadwal hariannya?
Hari ini kita akan latihan berdandan, bagaimana kalau di ruang tamu?
Waktunya
sekitar 1 jam?
Kerja
Apa yang T lakukan setelah selesai mandi? Apa T sudah ganti baju?
Untuk berpakaian, pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang
bersih
2x/hari. Sekarang coba Bapak ganti baju..Ya, bagus seperti itu.
Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?Coba kita praktekkan,
lihat
ke cermin, bagussekali!
Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ? betul 2 kali
perminggu.
Tampaknya T suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur? Betul seklai 2 kali
perminggu. Tampaknya kumis dan Bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan !
Ya,
Bagus ! (catatan: Janggut dirapikan bila pasien tidak memelihara janggut)
TERMINASI
Bagaimana perasaan Bapak setelah berdandan.
Coba Pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi.
Selanjutnya Bapak setiap setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi
ya!
Mari kita masukkan jadwal kegiatan kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore
jam
berapa?
Nanti siang kita latihan makan yang baik. Di ruang makan bersama dengan
pasien
yang lain.
47

SP 2 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita


Orientasi
Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?Sudah
ditandai di jadwal harian?
Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T
kita
dekat cermin dan bawa alat-alatnya (sisir, bedak, lipstik)
Kerja
Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus.! Nahsekarang disisir
rambutnya yang rapi, bagus! Apakah T biasa pakai bedak? coba dibedakin
mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali. T, punya lipstik mari dioles tipis.
Nachcoba lihat di kaca.
Terminasi
Bagaimana perasaan T belajar berdandan
T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadwalnya. Kegiatan
harian,
sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang
makan bersama pasien yang lain.

SP 3 Pasien : Melatih pasien makan secara mandiri


Orientasi
Selamat siang T,
Wow...masih rapi deh T.
Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung
di ruang makan ya..! Mari...itu sudah datang makanan.
Kerja
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?
Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan!
Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa
dulu. Silakan T yang pimpin! Bagus..
Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.Setelah makan kita bereskan
piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!
Itu perawat Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.
Terminasi
Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama.
Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik,
ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)
Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaimana kalau
jam 10.00 disini saja ya...!
48

4) SP 4 Pasien: mengajarkan/melatih pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri

Orientasi
Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ? Baik..! sudah dijalankan
jadwal kegiatannya..?
Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik..!
Kerja
Untuk pasien pria:
Dimana biasanya T berak dan kencing? Benar T, berak atau kencing yang
baik
itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat
ya.....
Sekarang, coba T jelaskan kepada saya bagaimana cara T cebok
Sudah bagus ya T, yang perlu diingat saat T cebok adalah T membersihkan
anus
atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing
yang masih tersisa di tubuh T Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/air
kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing
tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di
kakus/
WC. Jika T membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut mencegah
menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing
Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, T perlu merapihkan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana
telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun
Untuk pasien wanita:
Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari
arah
depan ke belakang. Jangan terbalik ya Cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita.
Setelah Tini selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tini membersihkan
tinja/air kencing seperti ini, berarti Tini ikut mencegah menyebarnya kuman
yang
berbahaya yang ada
Terminasi
Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing
yang baik?
Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik. Bagus...!
Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi.
Nah...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa
melakukanjadwal kegiatannya.
49

MASALAH PSIKOSOSIAL : HARGA DIRI RENDAH

1. definisi

harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri (Keliat, P: 118, 2011).

herga diri adalah penialaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa

seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. (Keliat B.A, 2002)

2. berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :

a. mengkritik diri sendiri

b. perasaan tidak mampu

c. pandangan hidup yang pesimis

d. penurunan produktivitas

e. penolakan terhadap kemampuan diri

f. kurang memperhatikan perawatan diri

g. tidak menerima pujian

h. berpakaian tidak rapi selera makan berkurang tidak berani menatap lawan

bicara

i. lebih banyak menunduk

j. bicara lambat dengan nada suara lemah

3. rentang respon

Menyendiri Merasa sendiri Menarik diri


Otonomi Dependensi Ketergantungan
Bekerja sama Curiga Manipulasi
Inter dependen curiga
50

struktur otak yang mungkin megalami gangguan pada kasus harga diri rendah

adalah :

a. system Limbic yaitu pusat emosi

b. Hipothalamus yaitu mengatur mood dan motivasi

c. Thalamus, sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur arus

informasi sensori yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah

berlebihan di korteks

d. Amigdala yang berfungsi untuk emosi

4. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinyan harga diri rendah kronis adalah penolakan

orang tua yang tidak realitas, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung

jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

faktor predisposisi citra tubuh adalah:

a. kehilangan atau kerusakan bagian tubuh

b. perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit.

c. proses penyatkit dan dampaknya terhadap struktur dan dampak tubuh

d. proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi.\

faktor predisposisi gangguan peran adalah:

a. stereotipik peran seks

b. tuntutan peran kerja

c. harapan peran cultural


51

faktor predisposisi gangguan identitas adalah:

a. ketidak percayaan orang tua

b. tekanan dari peer gruup

c. perubahan struktur sosial.

5. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian

anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan,

serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis ini

dapat terjadi secara situasional atau kronik.

a. trauma : masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang membuat

individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti penganiayaan

seksual dan phisikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam atau

menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya.

b. ketegangan peran : rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu melakukan

peran yang yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa sesuai dalam

melakukan perannya.

6. Pohon Masalah

Effect resiko tinggi perilaku kekerasan

Core problem perubahan persepsi

Cause isolasi sosial


Harga diri rendah
Koping tidak efektif
52

7. tindakan keperawatan

tujuan:

a. pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b. pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

c. pasien dapat menetapkan/memilih kegaiatan yang sesuai kemampuan

d. pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

e. pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegaiatan yang sudah dilatih

tindakan keperawatan:

a. mengidentifikasi kemampuan dana aspek positif yang masih dimiliki pasien.

untuk membantu pasien agar dapat mengungkapkan kemampuan dan aspekyang

masih dimilikinya, perawat dapat:

- mendikusikan sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimilliki pasien

seperti kegiatan pasien, dirumah, dalam keluarga dan lingkungan keluarga serta

lingkungan terdekat pasien

- memberi pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu pasien

dengan penialaian yang negatif.

b. membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan, untuk tindakan

tersebut anda dapat:

- mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat dilakukan saat ini

berdasarkan kemampuan yang telah di identifikasi

- membantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap

kemampuan diri yang diungkapkan pasien

- memperlihatkan renpons yang konduktif dan menjadi pendengar yang aktif.


53

c. membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih.

rawatan yang dapat dilakukan adalah:

- mendiskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukandan memilih

kemampuan yang akan dilatih.

- memberikan dukungan dalam memilih kemampuan yang paling mudah

dilakukan

-membantu pasian memilih kemampuan yang paling sesuai dengan kemampuan

pasien saat ini

d. melatih kemampuan yang yang dipilih pasien, untuk tindakan keperawatan

dapat melakukan:

- memotivasi pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

- mendiskusikan cara melaksanakan kemampuan yang dipilih

- memberi contoh cara melaksanakan kemampuan yang dipilih

- membantu pasien melakukan sendiri kemampuan yang dipillih

- memberikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan

pasien

e. membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih:

untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut anda dapat melakukan

hal-hal berikut:

- memberikan kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilatih secara mandiri

- membantu pasien utuk memasukkan kemampuan yang telah dilatih dalah

jadwal sehari hari pasien


54

Berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah

kegiatan Srategi pelaksanaan pasien (sp)

Sp 1 :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat

digunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan

kemampuan pasien

4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih

5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien

6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan ke dalam jadwal

kegiatan harian

Sp 2 :

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih kemampuan kedua

3. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan ke dalam

jadwal kegiatan harian

Sp 1 keluarga

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam

merawat pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri

rendah yang dialami rpasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah


55

Sp 2 keluarga

1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien

dengan harga diri rendah

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung

kepada pasien harga diri rendah

Sp 3 keluarga

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah

termasuk minum obat

2. Menjelaskan follow up pasien

Percakapan dengan pasien:

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, bantu

pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, bantu pasien

memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, latih kemampuan yang

sudah dipilih dan susun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih

dalam rencana harian.

Orientasi:

selamat pagi, bagaimana keadaan T hari ini? T terlihat segar,.

Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang

pernah T lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T

lakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih salah satu kegiatan untuk kita latih.

dimana kita duduk? Bagaimana kalau diruang tamu? Berapa lama? Bagaimana

kalau 20 menit?,

Kerja:
56

T, apa saja kemampuan T miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat

daftarnya ya? Apa pula kagiatan rumah tangga yang biasa T lakukan?

Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring? Dst. Wah,

bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki.

T , dari lima kegiatan ini yang mana yang masih dapat dikerjakan?

Coba kita lihat, yang pertama dapatkah, yang kedua... sampai 5(mis, ada 3 yang

masih dapat dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih dapat

dikerjakan.

sekarang,coba T pilih satu kegiatan yang masih dapat dikerjakan? O yang nomor

satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita

latihan merapihkan tempat tidur T, mari kita lihat tempat tidur T. Coba lihat,

sudah rapikah tempat tidurnya?.

nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu

bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita

balik, nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya

bagus, sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir

masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan di sebelah atas/kepala.

Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !

T sudah dapat merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba

perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus .

coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda di jadwal harian dengan huruf M

(mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan dapat

melakukan, dan T (tidak) melakukan.


57

Terminasi:

bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan

merapikan tempat tidur? Yah, ternyata banyak T banyak memiliki kemampuan

yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur,

yang sudah T praktikkan dengan baik sekali.

sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. T mau berapa kali sehari

merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi pukul berapa? Lalu

sehabis istirahar, pukul 4 sore.

besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa

lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus,

cuci piring... kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok pukul 8 pagi di

dapur ruangan ini sehabis makan pagi. Smapai jumpa ya.

Latih pasien melakukan kagiatan lain yang sesuai dengan kemampuan

pasien

orientasi:

selamat pagi, bagaiman perasaan T pagi ini? Wah, tampak cerah,

bagaimna T, sudah dicoba merapihkan tempat tidur sore kemarin/tadi pagi?

Bagus (kalalu sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi), sekarang kita akan

latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?

ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur

waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!.

Kerja :
58

T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu

perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus

untuk mencuci piring, dan air untuk membilas, T dapat menggunakan air yang

mengalir dari kran ini. Oh ya, jangan lupa sediakan tempat sampah untuk

membuang sisa makanan.

sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya.

setelah semua perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu

sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T

bersihkan pring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan

sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai

tidak ada busa sabun sedikit pun di piring tersebut. Setelah itu T dapat

mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur.

Nah selesai..

sekarang coba T yang melakukan..

bagus sekali, T dapat mempraktikkan cuci piring dengan baik. Sekarang dilap

tangannya.

Terminasi :

bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring?

bagaimana jika kagiatan mencuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-

hari, T mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali

setelah makan.
59

besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapikan tempat tidur

dan cuci piring, masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan

mengepel.

mau pukul berapa? Sama dengan sekarang? Baik, selamat pagi.

Percakapan dengan keluarga:

diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah,

jelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, jelaskan cara

merawat pasien dengan harga diri rendah, demonstrasikan cara merawat pasien

dengan harga diri rendah, dan beri kesempatan kepada keluarga untuk

mempraktikkan cara merawat.

Orientasi :

selamat pagi!,

bagaimana keadaan bapak/ibu pagi ini?

bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa

lama waktu bapak/ibu? 30 menit? Baik, mari duduk di ruang tamu!.

Kerja :

apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah T?

Ya memang benar sekali pak/buk, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan

sering menyahkan dirinya sendiri, mis, T sering menyalahkan dirinya dan

mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak

bapak/ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya

pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri, bila keadaan T terus
60

menerus seperti itu, T dapat mengalami masalah yang lebih berat lagi, mis, T jadi

malu bertemu dengan orang lai dan memilih mengurung diri.

sampai disini, bapak/ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?

bagus sekali bapak/ibu sudah mengerti.

setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita

perlu memberikan perawatan yang baik untuk T,

bapak/ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan

hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)

T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan mencuci

piring, serta telah dibuat jadwal untuk melakukannya. Untuk itu bapak/ibu dapat

mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu

menyiapkan alat-alatnya, ya pak/buk. Dan jangan lupa memberikan pujian agar

harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadwal

kegiatannya.:

selain itu, bapak/ibu tetap perlu memantau perkembangan T. Jika masalah

harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/ibu dapat

membawa T ke puskesmas

nah bagaimana kalau sekarang kita praktikkan cara memberikan pujian kepada

T?

Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian

dengan mengatakan, Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci

piring.

coba bapak/ibu praktikkan sekarang,bagus.


61

Terminasi :

bagaimana perasaan ibu/bapak setalah percakapan kita ini?

dapatkah bapak/ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana

cara merawatnya.

bagus sekali bapak/ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali

bapak/ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti dirumah juga demikian.

bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara

memberi pujian langsung kepada T.

Pukul berapa Bapak/ibu akan datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa..

melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan masalah harga

diri rendah langsung kepada pasien.

Orientasi:

selamat pagi, pak/buk

bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?

bapak/ibu masih ingat latihan merawat anak bapak/ibuk seperti yang kita pelajari

dua hari yang lalu?

baik, hari ini kita akan mempraktikkannya langsung kepada T.

waktunya 20 menit

sekarang mari kita temui T.

Kerja :

selamat pagi, T. Bagaimana perasaann T hari ini?

hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katanya

sebelumnya, orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih,


62

(kemudian anda bicara kepada keluarga sebagai berikut)

nah pak/buk, sekarang bapak/ibu dapat mempraktikkan apa yang sudah kita

latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan

anak bapak/ibu

(anda mengobservasi keluarga mempraktikkan cara merawat pasien seperti yang

telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan orang tua T?

baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu.

(anda dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan

keluarga)

Terminasi :

bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita latihan tadi?

mulai sekarang bapak/ibu sudah dapat melakukan cara merawat tadi

kepada T.

Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman bapak/ibu

melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama

seperti sekarang pak/buk. Sampai jumpa.

Perencanaan lanjutan merawat bersama keluarga

Orientasi :

selamat pagi, pak/buk?

karena hari ini hari terakhir kunjungan saya, maka kita akan membicarakan

jadwal T selama di rumah.

berapa lama bapak/ibu ada waktu? Mari kita bicarakan dikantor.


63

Kerja :

pak/bu, ini jadwal kegiatan T selama ini. Pak/bu, tolong dilanjutkan, baik jadwal

kegiatan maupun jadwal minum obatnya.

hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh

T. Mis, kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif

terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku

membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi kader atau telepon

saya di puskesmas indra puri, nomor telepon puskesmasnya xxxxx,

Terminasi :

bagaimana pak/bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian T. Jangan

lupa kontrol ke puskesmas sebelum obat habis atau jika ada gejala yang tampak.

Selamat siang
64

ISOLASI SOSIAL

1. Definisi

isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan

atau bahkan sama sekali tidak mampu berintiraksi dengan orang lain disekitarnya.

pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu

membuna hubungan yang berarti dengan orang lain.

2. Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara,

adalah:

a. pasien mencaritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain

b. pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain

c. pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain

d. pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu

e. paien tidak mempu berkonsentrasi dan membuat keputusan

f. pasien merasa tidak berguna

g. pasien tidak yakin dapat melansungkan hidup

3. Etiologi

Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya

perkembangan dan sosial budaya. kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak

percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus

asa terhadap orang lain, tidak mempu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.

perilaku ini menimbulkan tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih

menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari hari

terbaikan.
65

4. Faktor predisposisi

a. faktor tumbuh kembang

pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan

yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.

b. faktor komunikasi dalam keluarga

gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung

terjadinyan gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk

masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan yaitu suatu

keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling

bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam

keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar

keluarga.

c. faktor

isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu

faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini

disebabkan oleh norma norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana setiap

anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis, dan

penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosial.

d. Faktor biologis

Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya

gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat memengaruhi

terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien

skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur


66

yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk

sel-sel dalam limbic dan daerah kortikal.

5. Faktor Presipitasi

terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor

internal dan eksternal seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

a. Faktor eksternal

contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh

faktor sosial budaya seperti keluarga .

b. Faktor internal

contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansientas atau

kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan

kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansientas ini dapat terjadi akibat

tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya

kebutuhan individu.

6. Tanda dan Gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan isolasi sosial:

a. Kung spontan

b. Apatis (acuh terhadap lingkungan)

c. Ekspresi wajah kurang berseri

d. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri

e. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal


67

f. Mengisolasi diri

g. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar

h. Asupan makanan dan minuman terganggu

i. Retensi urin dan feses

j. Aktifitas menurun

k. Kang energy (tenaga)

l. Rendah diri

m. postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khusunya pada posisi tidur).

7. Pohon masalah

Deficit perawatan diri PK

HALUSINASI

Intoleransi aktifitas ISOS

HDR

Koping individu tdk efektif koping tdk efektif

8. Masalah keperawatan yang mungkin muncul

a. Isolasi sosial

b. Harga diri rendah kronis

c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi

d. Koping individu tidak efektif

e Koping keluarga tidak efektif

f. Intoleransi aktivitas

g. Defisit perawatan diri


68

h. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan.

9. Tindakan keperawatan untuk isolasi sosial

Tujuan:

Tujuan usaha keperawatan pada pasien isolasi sosial:

a. Paien dapat membina hubungan saling percaya

b. Perkenalan dengan perawat atau klien lain

c. Berbicara dalam melakukan kegiatan harian

d. Berbicara sosial: meminta sesuatu, berbelanja dan sebagainya.

Tindakan keperawatan:

a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien, menjelaskan tanda dan gejala,

penyebab dan akibat isolasi sosial

- Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat isolasi sosial

- Mendiskusikan keuntunagan memiliki teman, kerugian tidak memiliki teman

b. Menjelaskan dan melatih klien berkenalan

- Menjelaskan cara berkenalan

- Mendemontrasikan cara berkenalan

- Melatih klien berkenalan dengan 2-3 orang atau lebih

c. Menjelaskan dan melatih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-

hari

d. menjelaskan dan melatih berbicara sosial: meminta sesuatu, berbelanja dan

sebagainya.
69

Tindakan untuk keluarga pasien dengan isolasi sosial

tujuan:

a. Keluarga mengenal klien masalah isolasi sosial

b. Mengambil keputusan merawat klien dengan isolasi sosial

c. Merawat klien isolasi sosial

d. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien isolasi sosial

e. Mfaatkan pelayanan kesehatan untuk follow up kesehatan klien isolasi sosial dan

mencegah kekambuhan

Tindakan keperawatan

a. Menjelaskan masalah klien isolasi sosial pada keluarga

- Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien isolasi sosial

- Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya osolasi sosial.

b. Mendiskusikan masalah dan akibat yang ungkin terjadi pada klien isolasi sosial

- Mendiskusikan masalah dan akibat yang ungkin terjadi pada klien isolasi sosial

- Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien isolasi sosial

c. Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien isolasi sosial

d. Menjelaska dan melatih keluarga menciptakan lingkungan yang terapeutik bagi

klien isolasi sosial

e. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up,

cara rujukan cara kesehatan klien dan mencegah kekambuhan

f. Latih keluarga merawat pasien


70

g. Diskusikan dengan keluarga sumber bantuan nyang bisa dimanfaatkanoleh

keluarga

Strategi Pelaksanaan

1) SP 1 pasien: Mengidentifikasi isolasi sosial ( tanda dan gejala,

penyebab dan proses terjadinya isolasi sosial) dan melatih cara

berkenalan dengan 1 orang


Orientasi:
Assalamualaikum. Nama Saya . Saya senang dipanggil . Nama Ibu siapa?
Senang dipanggil apa?
Apa keluhan S hari ini?Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga
dan
teman-teman S? Mau dimana kiat bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?
Kerja:
Siapa saja yang tinggal serumah?Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa
yang
jarang bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-
cakap
dengannya?
Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?
Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
pasien
lain?
Menurut Sapa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar,
ada
teman bercakap-cakap. Apa lagi?(Sampai pasien dapat menyebut
beberapa)Nah
kalau kerugiannya tidak punya teman? Benar. Jadi, banyak juga ruginya kalau
tidak
punya teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang
lain?Baiklah sekarang kita akan latihan untuk berkenalan dulu dengan satu
orang,
S boleh berkenalan dengan teman atau dengan saya caranya seperti ini
Nama
bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asal darimana? Hobinya apa?
Ayo S dicoba, bagus sekali..
Terminasi
Bagaimana perasaan S setelah kita bercakap-cakap tentang hal ini? S tadi
sudah
menyebutkan tentang keuntungan dan kerugian jika kita tidak mempunyai
teman.
Nah bagaimana kalau nanti siang kita belajar berkenalan dengan orang lain.
Oh S
ingin ditempat yang sama ya? Baiklah. Sampai jumpa.
71

2) SP 2 pasien: Menjelaskan dan melatih cara berkenalan dengan 2-3 orang


atau lebih

Orientasi
Assalamualaikum. Masih ingat dengan Saya S?
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Tampaknya lebih cerah ya? Baik sesuai janji
kita
tadi pagi sambil menunggu makan siang kita akan belajar tentang cara
berkenalan
dengan orang lain.
Mau berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?Oh S
ingin
di ruang ini saja kita berbincangnya?
Kerja
Begini S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama saya S,
senang
dipanggil Si. Asal dari Bireun, hobi memasak.
Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya:
Nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asal darimana? Hobinya apa?
Ayo S dicoba, S dapat mencoba berkenalan dengan 2 sampai 3 orang.
Ya, bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali.
Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S dapat melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan untuk S bicarakan, Misalnya, tentang
cuaca,
tentang hobi, keluarga pekerjaan dan sebagainya.
Nah, seperti janji saya, saya akan mengajak S berkenalan dengan perawat N,
ayo
kite temui perawat N di sana.
Selamat pagi Ibu N, ini S ingin berkenalan dengan Ibu.
Baiklah S, S dapat berkenalan dengan Ibu N seperti yang telah kita prakltikkan
kemarin.
(Pasien mendemonstrasikan cara berkenalan dengan Perawat N: member
salam,
menyebut nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya.)
Terminasi
Bagaimana perasaan S setelah kita belajar dan berlatih cara berkenalan? Nah
bagaimana kalau besok pagi kita belajar cara berbicara dengan teman sambil
melakukan pekerjaan.. Oh S ingin ditempat yang sama ya? Baiklah. Sampai
jumpa.
72

3) SP 3 pasien: Percakapan menjelaskan dan melatih pasien berbicara saat


melakukan kegiatan sehari-hari

Orientasi
Assalamualaikum. Apa kabar S?
Bagaimana perasaan S hari ini? Tampaknya lebih cerah ya? Apakah sudah
mencoba berkenalan lagi dengan orang lain? Berapa kali Ibu
melakukannya?Wah
bagus sekali..
Nah sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan belajar dan melatih cara
bercakapcakap
saar sedang melakukan kegiatan sehari-hari. Mau berapa lama kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit? Mau di mana? Bagaimana
kalau
di ?
Kerja
Selain 2 cara terdahulu yang telah S coba lakukan ada cara lain supaya S tidak
merasa sendiri,namanya adalah bercakap-cakap saat sedang melakukan
aktivitas
sehari-hari.
Nah, jika S sedang melakukan suatu pekerjaan bersama teman misalnya S
sedang
menyapu halaman bersama teman, S dapat mengajak teman S berbicang-
bincang.
Ayo, coba dengan saya S. Oh S ingin melipat kain? Baik ayo kita bercakap-
cakap
sambil kita melipat kain. (Biarkan pasien berbicara)
Terminasi
Bagaimana perasaan S setelah latihan ini ?
Ya, bisa S ulang ulangi apa yang telah kita pelajari? Ya bagus sekali..
Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal S, oh baik. Baik bagaimana
kalau
nanti siang kita ketemu lagi untu berlatih cara yang keempat. Oh S setuju. S
ingin
disini saja? Baik sampai jumpa S.
73

SP 4 pasien: menjelaskan dan melatih berbicara sosial; meminta sesuatu,


berbelanja, dan sebagainya

ORIENTASI
Assalamualaikum. Sekarang Saya datang lagi.
Tampaknya S senang sekali siang ini? Oh benar, S sering berbincang-bincang
dengan teman ya? Wah senang sekali. Sambil menunggu makan siang
bagaimana kalau kita bercakap-cakap dam melatih cara yang keempat sesuai
janji saya tadi pagi. Oh S mau 30 menit saja? S mau kita berbincang di teras?
KERJA
Ya, S senang punya teman bercerita ya. Nah S senang tidak jika teman S bisa
membantu S?
Nah kalau S sudah punya teman, S dapat meminta tolong padanya atau pun
meminjam sesuatu seperti buku, sisir, alas kaki, dan lain-lain.
Misal seperti ini, S saya ingin pergi ke ruang Melati boleh saya pinjam
sendalnya?
Sekarang coba S lakukan pada saya? (Tunggu pasien melakukan). Wah,
bagus sekali S sudah bisa.
TERMINASI
Bagaimana perasaan S setelah kita berbincang-bincang dan melakukan latihan
ini?
Bisa S sebutkan dan coba kembali? Wah bagus S masih ingat.
Nah, bagaiman kalau besok kita berjumpa lagi untuk melihat sejauh mana S
sudah berlatih keempat cara ini? Oh ya S setuju? S ingin kita berbincang di
sini.
Baik sampai jumpa.
74

RISIKO BUNUH DIRI

1. Definisi

Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien

untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien

melakukan bunuh diri, kita mengenal tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu isyarat

bunuh diri, ancaman bunuh diri dan ancaman bunuh diri.

Isyarat bunuh diri ditunjukan dengan berperilaku secara tidak lansung ingin

bunuh diri, misalnya dengan mengatakan "Tolong jaga anak-anak karena saya akan

pergi jauh" atau "Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya."

Klasifikasi

1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang

tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri.

2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh

individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah

3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau

diabaikan.

Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh

diri, meliputi:

1. Bunuh diri anomik

Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor

lingkungan yang penuh tekanan (Stressful) sehingga mendorong seseorang untuk

bunuh diri.
75

2. Bunuh diri altruistik

Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan

kehormatan eseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugas

3. Bunuh diri egoistik

Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor dalam

diri seseorang seperti putus cinta atau putus harapan.

Proses Terjadinya Masalah

1. Faktor predisposisi

Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku

resiko bunuh diri meliputi:

a. Diagnosis psikiatri

Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh diri yaitu gangguan

alam perasaan, penyalah gunaan obat, dan skizofrenia.

b. Sifat kepribadian

Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan resiko bunuh diri adalah rasa

bermusuhan, implusif, dan depresi.

c. Lingkungan psikososial

Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini, dan

berkurangnya dukungan sosial memrupakan faktor penting yang berhubungan

dengan bunuh diri.

d. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko untuk

resiko perilaku bunuh diri.


76

e. Faktor biokimia

Proses yang dimediasi seroronin, opiat, dan dopamine dapat menimbulkan perilaku

resiko bunuh diri.

2. Faktor presipitasi

Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang

memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan didepan umum,

kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurangan. selain itu, mengetahu seseorang

yang mencoba atau melakukan bunuh diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri,

juga membuat individu semakin rentan untuk melakukan perilaku bunuh diri.

3. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala perilaku bunuh diri menurut Fitria (2009) adalah:

a. Mempunyai ide untuk bunuh diri

b. Mengungkapkan keinginan untuk mati

c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputus asaan

d. Implusif

e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya sangat patuh)

f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri

g. Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis

mematikan)

h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan

mengasingkan diri)

i. kesehatan mental (secara klinis, pasien terlihat sebagai orang yang depresi,

psicosis dan menyalah gunakan alkohol)


77

j. kesehatan fisik ( biasanya pada pasien yang menderita penyakit kronis atau

terminal)

k. Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan

dalam karier)

l. umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun

m. status perkawinan ( mengalami kegagalan dalam perkawinan)

n. Pekerjaan

o Konflik interpersonal

p. Latar belakang keluarga

q. Orientasi seksual

r. Sumber-sumber personal

s. Sumber-sumber sosial

t. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.

4. Akibat

Resiko bunuh diri dapat mengakibatkan: keputus asaan, menyalahkan diri

sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga, perasaan tertekan, insomnia yang

menetap, penurunan berat badan, berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari

lingkungan sosial, pikiran dan rencana bunuh diri, percobaan atau rencana verbal..

Pohon Masalah Resiko tinggi bunuh diri (efek)

Gangguan alam perasaan, depresi (core problem)

Gangguan harga diri (penyebab)

Isolasi diri Berduka disfungsional


78

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri sendiri b/d Harga diri rendah

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah b/d koping individu inefektif

TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN RESIKO BUNUH DIRI

Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat

b. Tindakan : Melindungi pasien

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara

dapat melakukan tindakan berikut:

1. Menemani pasien terus menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempay yang

lebih aman

2. memeriksa apakah pasien benar-benar telah minum obatnya, jika pasien

mendapatkan obat

3. Menjaukan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali

pinggang)

4. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien

sampai tidak ada keinginan bunuh diri.

Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri

Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat

b. Tindakan : Melindungi pasien


79

Untuk melindungi pasien yang mengancam dan mencoba bunuh diri , maka saudara

dapat melakukan tindakan berikut:

1. Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang

aman.

2. Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien

mendapatkan obat.

3. Menjaukan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali

pinggang)

4. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien

sampai tidak ada keinginan bunuh diri.

1) SP 1 Pasien: Mengidentifikasi resiko bunuh diri (isyarat, ancaman atau


percobaan bunuh diri dan membantu mengamankan benda-benda
berbahaya di sekeliling pasien.

Orientasi
Assalamualaikum !, perkenalkan nama saya perawat MT, Nama kamu siapa?
Senang di panggil apa? Baiklah, namanya B ya? Bagus sekali. Bagaimana perasaan
B hari ini? O... jadi B merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B ada
perasaan ingin bunuh diri? Baiklah kalau begitu, hari ini kita akan membahas tentang
bagaimana cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?Disini
saja yah!
Kerja
Bagaimana perasaan B setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini B
merasa paling menderita di dunia ini? Apakah A kehilangan kepercayaan diri? Apakah
B merasa tak berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain? Apakah B
merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami
kesulitan berkonsentrasi? Apakah B berniat untuk menyakiti diri sendiri, ingin bunuh
diri atau berharap bahwa B mati? Apakah B pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa
sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang B rasakan? Jika pasien telah
menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan keperawatan
untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan: Baiklah, tampaknya B
membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup.
Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar B ini untuk memastikan tidak ada
bendabenda
yang membahayakan B.
Nah B, karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidup B, maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.
Apa yang B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul,
maka untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada perawat atau
keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian
ya...
80

Terminasi
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali
apa
yang telah kita bicarakan tadi? Bagus B. Bagimana Masih ada dorongan untuk
bunuh
diri? Kalau masih ada perasaan / dorongan bunuh diri, tolong panggil segera
saya
atau perawat yang lain. Baiklah B bagaimana kalau dua jam lagi kita
bertemu?
Tempatnya di sini saja? Saya permisi dulu.

2) SP 2 Pasien: membantu pasien meningkatkan harga diri dengan melatih


kemampuan/aspek positif yang dimiliki.

Orientasi
Assalamualaikum B! Bagaimana perasaan B saat ini? Masih adakah dorongan
mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu sekarang kita
akan
membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih B miliki.
Mau
berapa lama? Dimana?
Kerja
Apa saja dalam hidup B yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih
dan rugi
kalau B meninggal. Coba B ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan B.
Keadaan
yang bagaimana yang membuat B merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan B
masih
ada yang baik yang patut B syukuri. Coba B sebutkan kegiatan apa yang masih
dapat
B lakukan selama ini.Bagaimana kalau B mencoba melakukan kegiatan
tersebut, Mari
kita latih.
Terminasi
Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali
apa-apa
saja yang B patut syukuri dalam hidup B? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik
dalam
kehidupan B jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan (affirmasi).Bagus B.
Coba B
ingat-ingat lagi hal-hal lain yang masih B miliki dan perlu disyukuri! Nanti jam 12
kita
bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana?
Baiklah.
Tapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya
ya!
Permisi
81

3) SP 3 Pasien: Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif dan melatih


pasien

Orientasi
Assalamualaikum, B. Bagaimana perasaannyai? Masihkah ada keinginan
bunuh
diri? Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan
berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah yang selama ini timbul.
Mau
berapa lama? Di sini saja yah ?
Kerja
Coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Selain bunuh diri,
apalagi
kira-kira jalan keluarnya. Wow banyak juga yah. Nah coba kita diskusikan
keuntungan dan kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara
mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut B cara yang mana?
Ya,
saya setuju. B bisa dicoba!
Terminasi
Bagaimana perasaan B, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi
masalah
yang B akan gunakan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan masalah
dengan
cara yang dipilih B tadi. Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini
untuk
membahas pengalaman B menggunakan cara yang dipilih dan melatih cara
yang ke
empat yaitu bagaimana cara mencapai masa depan B . sampai jumpa.
82

4) SP 4 Pasien: Melatih pasien cara mencapai harapan masa depan yang


Realistis
Orientasi
Assalamualaikum, B. Bagaimana perasaannyai? Masihkah ada keinginan
bunuh
diri? Apakah B sudah melatih cara yang saya ajarkan kemarin? Bagus!
Sekarang
kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mencapai harapan di masa depan
.
Mau berapa lama? Di sini saja yah ?
Kerja
Coba ceritakan apakah B mempunyai keinginan untuk msa depan B. bagus
sekali B.
Menurut B apa saja kegiatan yang dapat B lakukan untuk masa depan B.
Bagus
sekali, cara yang mana? Ya, saya setuju. B bisa dicoba!Mari kita buat rencana
kegiatan untuk masa depan B.
Terminasi
Bagaimana perasaan B, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi
masalah
yang B akan gunakan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan masalah
dengan
cara yang dipilih B tadi. Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini
untuk
membahas pengalaman B menggunakan cara yang dipilih.
83

You might also like