You are on page 1of 3

Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), secara morfologi tanaman krisan

berbatang tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Bila dibiarkan terus
menerus, batang akan menjadi keras (berkayu) dan berwarna kecoklatan-
coklatan. Daun tanaman krisan pada bagian tepi bercelah atau bergerigi, tersusun
secara berselang-seling pada cabang atau batang. Bentuk bunga digolongkan
menjadi lima macam, yaitu bungga tunggal, anemone, pompon, dekoratif, dan
besar.

Benang sari dan putik pada bunga krisan bertekstur halus, berada pada
posisi tengah bunga dengan mahkota lonjong dan mudah lepas. Panjang benang
sari antara 3-8 mm dan berwarna kuning. Buah yang dihasilkan krisan berbentuk
lonjong, berukuran kecil, dan ditutupi selaput buah. Selaput buah krisan ketika
masih muda berwarna putih, dan berwarna hitam setelah tua. Biji yang dihasilkan
dari buah krisan berbentuk lonjong, berukuran kecil dan berwarna hitam; apabila
biji diakarkan, akan tampak akar tunggang berwarna putih (Steenis, 1978., dalam
Martini, 2014)

Sampel yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian


digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam pelarut
yang mengisi dasar wadah. Fasa mobil (pelarut) dapat saja beragam. Air, etanol,
asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.

2.4.1 Kromatografi Kertas Satu Arah

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat
seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Sampel
tinta diteteskan pada garis dasar pensil pada selembar kromatografi kertas.
Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai,
dan itu juga di teteskan pada garis yang sama. Dalam gambar, pena ditandai 1, 2
dan 3 serta tinta pada pesan ditandai sebagai M.
Gambar 2.4.1(a) contoh kromatografi kertas

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut
berada dibawah garis pada bercak diatasnya. Gambar berikutnya tidak
menunjukkan terperinci bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak
kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan gambar. Kadang-
kadang kertas hanya digulungkan secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan
klip kertas pada bagian atas dan bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan
posisi berdiri pada bawah wadah.

Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa


astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan
udara dalam gelas kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama
halnya dengan pergerakan pelarut pada kertas.

Gambar 2.4.1 (b) kromatografi kertas dengan eluen

Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen yang


berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran
dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
Kromatografi kertas dua arah

Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan


masalah pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa. Waktu ini
kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari campuran yang ditempatkan kedepan
dari garis dasar. Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan
sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas. Dalam gambar, posisi pelarut
ditandai dengan pinsil sebelum kertas kering. Posisi ini ditandai sebagai SF1 yaitu
pelarut depan untuk pelarut pertama. Kita akan menggunakan dua pelarut yang
berbeda.

Gambar 2.5.2 (a) kromatografi kertas dua arah

Jika anda melihatnya lebih dekat, anda dapat melihat bahwa bercak pusat
besar dalam kromatogram sebagian biru dan sebagian hijau. Dua pewarna dalam
campuran memiliki nilai Rf yang hampir sama. Tentunya, nilai-nilai ini bisa saja
sama, keduanya memiliki warna yang sama; kertas kering seluruhnya, dan putar
90o dan perlakukan kromatogram kembali dengan pelarut yang berbeda. Hal yang
sangat tidak dipercaya bahwa dua bercak yang membingungkan akan memiliki
nilai Rf dalam pelarut kedua sama halnya dengan pelarut yang pertama, dengan
demikian bercak-bercak akan bergerak dengan jumlah yang berbeda (USU,
diakses pada 17 Nov 2017)

You might also like