Professional Documents
Culture Documents
kekerasan.
BAB I
DEFINISI
1. Ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien lansia dan psikogeriatri, yaitu:
a. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia.
b. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif.
c. Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila:
1) Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain).
2) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena
berbagai sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun, setelah sakit
cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup, dan lain-lain.
d. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan sehingga membawa
lansia ke arah kerusakan/ kemerosotan yang progresif terutama aspek psikologis
yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis, dan sebagainya. Hal itu
biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat,
misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa
berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis.
2. Kriteria anak dengan ketergantungan :
a. Kelainan tumbuh kembang
b. Cerebral palsy
c. Autisme
d. Hyperactif
e. Down syndrom
f. Kelainan berpikir (attention defisit hyperactivity disorder)
3. Kelompok pasien dengan resiko kekerasan fisik di Rumah Sakit, dapat dialami oleh :
a. Bayi baru lahir ( Neonatus )
b. Kekerasan pada anak ( child abuse )
c. Lanjut Usia
d. Kekerasan pada perempuan
BAB III
TATA LAKSANA
1. Asuhan pasien Lansia
Pada pelaksanaan asuhan pelayanan lansia dengan ketergantungan terutama yang
berkaitan dengan kerapuhan dan kecatatan lansia di RSUD Langsa, petugas medis
harus bertindak memberikan pengetahuan, pelayanan, pengobatan kepada lansia,
Pelayanan lansia yang rapi dan terorganisir di RSUD Langsa sangat berperan dalam
pengelolaan dari konsekuensi demografik. Kebanyakan orang lanjut usia di atas 60
tahun masih hidup cukup mandiri di masyarakat. Tugas utama dari pelayanan lansia
untuk mempertahankan kemandirian ini sehingga dapat menua sehat. Dengan
demikian, menua sehat dapat diharapkan juga akan berlanjut dengan menua aktif
secara sosial, spiritual dan kultural bahkan ekonomi untuk menuju pada menua dengan
sukses.
1.Persiapan.
a.Pasien.
Tempatkan pasien senyaman mungkin.
b.Alat.
1.Timbangan.
2. Stetoskop.
3. Termometer.
4. Senter (pen light).
2. Pelaksanaan.
a. Informed consent dengan keluarga tentang pelaksanaan tindakan.
b. Berikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan tindakan.
c. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
3.Hal-hal yang perlu diperhatikan.
a. Kondisi pasien.
b. Hindari adanya trauma pada anak dan orang tua saat intervensi / tindakan
asuhan keperawatan.
c. Turunkan dampak perpisahan antara orang tua dengan anak.
d; Kriteria anak dengan ketergantungan :
1; Kelainan tumbuh kembang
2; Cerebral palsy
3; Autisme
4; Hyperactif
5; Down syndrom
6; Kelainan berpikir (attention defisit hyperactivity disorder)
2) Tata Laksana RSUD Langsa melindungi pasien dari kesalahan asuhan medis :
a. Memberikan asuhan medis sesuai panduan praktek klinis dan clinical pathway.
b. Mengupayakan sarana prasarana yang aman untuk asuhan medis dan keperawatan
c. Melakukan sosialisasi kepada semua tenaga kesehatan yang bertugas di RSU Siaga
Medika Pemalang.
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Lembar Informed consent
2. Prosedur Menerima Pengunjung Rumah Sakit
3. Prosedur Perlindungan Terhadap Ancaman
4. Prosedur Pemantauan Terhadap Lingkungan Terpencil di RSU Siaga Medika Pemalang.
5. Prosedur Perlindungan Terhadap Penculikan Bayi dan Anak.
6. Formulir insiden keselamatan pasien
7. Lembar status rawat jalan
8. Lembar catatan pelayanan
9. Buku pencatatan pengunjung pasien