Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AIDS dan sebagian besar dari mereka hidup dalam kemiskinan dan di
9,7 juta orang, angka ini meningkat 300.000 orang lebih banyak
kelamin kasus tertinggi HIV dan AIDS di Afrika adalah penderita dengan
2009).
1
Menurut Hanum (2009) di Indonesia masalah AIDS cukup
Sampai Maret 2010 tercatat terjadi 20.564 kasus AIDS dengan 3.936
Sumatera Utara sejak tahun 1992 April 2009 tercatat sebanyak 1680 orang
Aceh setiap tahun dengan jumlah kasus HIV sebanyak 70 kasus, dan AIDS
sebanyak 102 kasus. Selama tahun 2012 ditemukan 2 kasus HIV AIDS, 1
Langsa.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan HIV/AIDS
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
HIV/AIDS
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
HIV/AIDS
c. Menegakkan intervensi keperawatan pada pasien dengan
HIV/AIDS
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien dengan
HIV/AIDS
e. Mengatahui evaluasi keperawatan pada pasien dengan
HIV/AIDS
C. Manfaat penulisan
1. Penulis
Menambah wawasan dan informasi penulis mengenai
penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS sebagai
pertimbangan asuhan keperawatan dan meningkatkan keterampilan
penulis mengenai asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS
2. Rumah Sakit
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama
dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan HIV/AIDS
3. Institusi pendidikkan
Kiranya lebih meningkatkan mutu pendidikan guna menambah
literatur / referensi untuk kelengkapan perkuliahan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
terutama pada darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu.
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang
yang disebut T.
B. Etiologi
4
3. Orang yang ketagian obat intravena
C. Patofisiologi
infeksi dari benda asing, misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan
jaringan asing dari binatang maupun manusia lain. Mekanisme ini disebut
sebagai tanggap kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang
kompleks yaitu :
keadaan bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh
Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T
helper (T4), tetapi begitu sel T helper menempel pada benda asing
tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari
sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat
5
reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainnya
helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke
Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus
lain) maka HIV akan aktif membentuk RNA, ke luar dari T helper dan
helper sudah lumpuh maka tidak ada mekanisme pembentukan sel T killer,
6
HIV masuk ke dalam tubuh manusia
Menginfeksi sel yang mempunyai molekul CO4 (Limfosit T4, Sel dendrite,
Sel Langerhans)
Infeksi opurtinistik
7
D. Menifestasi Klinis
1. Gejala mayor
a. Penurunan BB 10%
c. Diare kronis
d. Tuberkulosis
2. Gejala minor
a. Koordinasi orofaringeal
c. Kelemahan tubuh
d. Berkeringat malam
g. Limfodenopati
h. Herpes zoster
j. Pneumonia
k. Sarkoma Kaposi
8
E. Komplikasi
antara lain :
2. Tuberculosis (TBC)
3. Esofagitis
4. Diare
5. Toksoplasmositis
7. Sarcoma Kaposi
F. Pemeriksaan Dianostik
adalah :
a. ELISA
b. Western blot
d. Kultur HIV
9
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
a. Hematokrit.
b. LED
c. CD4 limfosit
e. Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin
G. Penatalaksanaan Medis
a. Universal precaution
10
b. Peran perawat dalam pemberian ARV
opurtunistik
c. Pemberian nutrisi
c) Rasionalisasi
d) Teknik perilaku
2) Respon social
a) Dukungan emosional
b) Dukungan penghargaan
c) Dukungan instrumental
d) Dukungan informative
11
3) Respon spiritual
kesembuhan
c) Kestabilan hati
menggunakan kondom
12
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
jantung, pernapasan
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
13
Tanda: Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri, Perilaku
d. Eliminasi
saat miksi
Tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, Diare
e. Makanan / cairan
/ mual / muntah.
perubahan warna
14
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
f. Hygiene
g. Neurosensori
15
kasar / halus, menurunnya motorik Vocalis: hemi paresis;
h. Nyeri / kenyamanan
Gejala: Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
i. Pernapasan
sputum)
16
j. Keamanan
penyembuhannya
gaya berjalan
k. Seksualitas
seks anal
17
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan
seks
l. Genetalia:
m. Interaksi sosial
tujuan
18
2. Diagnosa Keperawatan
ketidakseimbangan muscular
absorpsi Vitamin K
candidiasis
kekurangan energy
perhatian
tegangan
19
m. Ketidakberdayaan b/d perubahan pada bentuk tubuh d/d
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata.
a. Identitas pasien.
2) Suku/bangsa : Batak/Indonesia.
21
3. Riwayat kesehatan
sehari. Sejak 15 hari yang lalu mencretnya makin keras dan tak
4. Psikososial.
22
punya kaka di Sabang, tetapi sejak lama tidak berkomunikasi.
5. Pemeriksaan fisik
b. Head to toe :
23
4) Hidung (penciuman). Bentuk dan posisi normal, tidak ada
pendengaran normal.
kuduk/tengkuk.
usus 14 X/menit.
24
12) Integumen : Kulit keriput, pucat, akral hangat.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium :
Tanggal 10-10-2016
1) Hb : 8,7
2) Leukosit : 8,8
3) Trombosit : 208
4) PCV : 0,25
b. Terapi :
Tanggal 10-10-2016
1) Diet TKTP
2) RL 14 X/mnt
3) Cotimoxazol : 2 X II tab
4) Corosorb : 3 X 1 tab
5) Valium : 3 X 1 tab
25
B. Analisa data
No Data Etiologi Problem
1 1.DS : Pasien mengatakan Kelemahan fisik Intoleransi
lemah, cepat lelah, bila aktivitas
melaukan aktivitas, terbatas.
DO :
Keadaan umum lemah, pucat,
ADL sebagian dibantu,
pasien partial care.
2 DS:Pasien mengatakan tidak Intake yang tidak Gangguan nutrisi
ada nafsu makan, saat adekuat kurang dari
menelan sakit, mengatakan kebutuhan tubuh
tidak bisa menghabiskan porsi
yang disiapkan.
DO :
Lemah, 4 hari tidak makan,
mulut kotor, lemah, holitosis,
lidah ada bercak-bercak
keputihan, Hb 8,7g/dl, pucat,
konjungtiva anemis.
DO :
Turgor masih
baik, inkontinensia alvi, BAB
encer, membran mukosa
kering, bising usus meningkat
20 X/menit
26
5 DS : Klien merasa diasingkan Harga diri rendah Resiko bunuh
oleh keluarga dan teman- diri
temannya, klien tidak punya
uang lagi, klien merasa
frustasi karena tidak punya
teman dan merasa terisolasi.
Minta dipanggilkan Pastur
Jelantik dari Gereja Katedral.
DO:
Mencoba melakukan
percobaan bunuh diri tanggal
14-1-2002, dengan berusaha
menceburkan diri dari lantai
II.
27
D. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan Rasional
Hasil
1 Intoleransi aktivitas TU : Setelah dilakukan a. Monitor respon a. Respon bervariasi dari hari ke
berhubungan dengan tindakan keperawatan fisiologis terhadap hari
kelemahan. selama 4 hari masalah aktivitas
teratasi b. Berikan bantuan b. Mengurangi kebutuhan
perawatan yang energy
KH : Pada saat akan pasien sendiri tidak
pulang pasien sudah mampu
mampu berpartisipasi c. Jadwalkan perawatan c. Ekstra istirahat perlu jika
dalam kegiatan, dengan pasien sehingga tidak karena meningkatkan
kriteria bebas dyspnea mengganggu istirahat. kebutuhan metabolic
dan takikardi selama
aktivitas.
2 Gangguan nutrisi kurang TU : Setelah satu 4 hari a. Monitor kemampuan a. Mengetahui jenis makanan
dari kebutuhan tubuh perawatan pasien mengunyah dan yang lebih cocok
berhubungan dengan mempunyai intake kalori menelan.
intake yang inadekuat. dan protein yang adekuat b. Monitor intake dan b. Untuk membandingkan
ouput. kebutuhan dengan suplai
KH : Untuk memenuhi sehingga diharapkan tidak
kebutuhan metaboliknya terjadi kurang nutrisi
dengan kriteria pasien
makan TKTP, serum c. Anjurkan oral hygiene
albumin dan protein sebelum makan. c. Untuk mengurangi kotoran
dalam batas normal, dalam mulut yang dapat
28
menghabiskan porsi yang d. Anjurkan untuk beri menurunkan nafsu makan.
disiapkan, tidak nyeri saat makanan ringan d. Untuk mengatasi penurunan
menelan, mulut bersih. sedikit tapi sering. keluhan makan
3 Kekurangan cairan tubuh TU : Setelah dilakukan a. Monitor tanda-tanda a. Volume cairan deplesi
berhubungan dengan tindakan keperawatan dehidrasi. merupakan komplikasi dan
diare. masalah terartasi dapat dikoreksi.
b. Monitor intake dan b. Melihat kebutuhan cairan
KH : Keseimbangan ouput yang masuk dan keluar.
cairan dan elektrolit c. Anjurkan untuk c. Sebagai kompensasi akibat
dipertahankan dengan minum peroral peningkatan output.
kriteria intake seimbang d. Atur pemberian infus d. Memenuhi kebutuhan intake
output, turgor normal, dan eletrolit : RL 20 yang peroral yang tidak
membran mukosa lembab, tetes/menit. terpenuhi.
kadar urine normal, tidak e. Kolaborasi pemberian e. Mencegah kehilangan cairan
diare setealh 5 hari antidiare antimikroba tubuh lewat diare (BAB).
perawatan.
4 Resiko tinggi infeksi TU : Setelah dilakuakn a. Monitor tanda-tanda a. Untuk pengobatan dini
berhubungan dengan tindakan keperawatan infeksi baru.
imunokompromise, selama 4 hari masalah b. Gunakan teknik b. Mencegah pasien terpapar
malnutrisi dan pola hidup teratasi aseptik pada setiap oleh kuman patogen yang
yang beresiko. tindakan invasif. Cuci diperoleh di rumah sakit.
KH : Pasien akan bebas tangan sebelum
infeksi oportunistik dan meberikan tindakan. c. Mencegah bertambahnya
komplikasinya dengan c. Anjurkan pasien infeksi
kriteria tak ada tanda- metoda mencegah
tanda infeksi baru, lab terpapar terhadap
29
tidak ada infeksi lingkungan yang
oportunis, tanda vital patogen.
dalam batas normal, tidak d. Kumpulkan spesimen d. Meyakinkan diagnosis akurat
ada luka atau eksudat. untuk tes lab sesuai dan pengobatan
order.
e. Atur pemberian e. Mempertahankan kadar darah
antiinfeksi sesuai yang terapeutik
order
5 Resiko melakukan bunuh TU :Setelah 4 hari klien a. Waspada pada setiap a. Karena tanda tersebut sebagai
diri b.d keputusasaan. tidak ancaman bunuh diri tanda permintaan tolong
membahayakan dirinya b. Untuk mencegah penggunaan
sendiri secara fisik. b. Jauhkan semua benda benda tersebut untuk tindakan
berbahaya dari bunuh diri
KH : pasien mampu lingkungan klien
mengendalikan c. Untuk mencegah
keputusaan c. Observasi secara ketat jika ditemukan gejala
perilaku bunuh diri
d. Observasi jika klien d. Obat mengandung
minum obat antidepresan dapat
mengurangi perilaku bunuh
diri klien.
e. Komunikasikan e. Untuk meningkatkan harga
kepedulian perawat diri klien
kepada klien.
30
g. Dukung perilaku g. Meningkatkan harga diri
positif klien. klien
31
E. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Hari/tanggal Tindakan keperawatan Evaluasi keperawatan
kep. (jam)
1 1 Rabu, 12 a. Monitor respon fisiologis terhadap S : mengatakan lemah.
Oktober 2016 aktivitas
b. Berikan bantuan perawatan yang O: perut kembung, terpasang infus, bed rest,
10.00 wib pasien sendiri tidak mampu lemah, pucat.
c. Jadwalkan perawatan pasien sehingga
tidak mengganggu istirahat. A : masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
2 2. Rabu, 12 a. Monitor kemampuan mengunyah dan S : mengatakan makan hanya 2 sendok,
Oktober 2016 menelan. tidak ada napsu makan, menelan sakit
b. Monitor intake dan ouput.
10.30 wib c. Anjurkan oral hygiene sebelum O: lemah, lidah bercak keputuihan
makan.
d. Anjurkan untuk beri makanan ringan A : masalah belum teratasi
sedikit tapi sering.
P: Intervensi dilanjutkan
3 3 Rabu, 12 a. Monitor tanda-tanda dehidrasi. S : mengatakan minum hanya 6 sendok,
Oktober 2016 b. Monitor intake dan ouput tidak merasa sedang menceret.
c. Anjurkan untuk minum peroral
11.45 wib d. Atur pemberian infus dan eletrolit : O: perut kembung, diare, encer, turgor
RL 20 tetes/menit. menurun, membran mukosa kering.
e. Kolaborasi pemberian antidiare
antimikroba A : masalah belum teratasi
32
P: Intervensi dilanjutkan
4 4 Rabu, 12 a. Monitor tanda-tanda infeksi baru S : keluarga mengatakan mngerti universal
Oktober 2016 b. Gunakan teknik aseptik pada setiap precaution
tindakan invasif. Cuci tangan
12.30 wib sebelum meberikan tindakan. O: T 130/80 mmHg, N 100 X/menit, RR 12
c. Anjurkan pasien metoda mencegah X/menit, perawat menggunakan masker
terpapar terhadap lingkungan yang
patogen. A : Masalah belum teratasi
d. Kumpulkan spesimen untuk tes lab
sesuai order. P: Intervensi dilanjutkan
e. Atur pemberian antiinfeksi sesuai
order
5 5 Rabu, 12 a. Mewaspadai setiap ancaman bunuh S : pasien mengatakan masih terasa di
Oktober 2016 diri asingkan lagi oleh keluarga, teman, dan
b. Menjauhkan semua benda berbahaya masyarakat
13.00 wib dari lingkungan klien
c. Mengobservasi klien minum obat O : pasien belum mampu mengontrol emosi
d. Komunikasikan kepedulian perawat untuk bunuh diri
kepada klien.
e. Waspada jika tiba-tiba menjadi A : Masalah belum teratasi
tenang dan tampak tentram
f. Dukung perilaku positif klien. P : Intervensi dilanjutkan
33
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
(Asmadi,2008).
dengan orang lain Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual,
34
perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata
sering dengan atau tanpa disertai kram abdominal, nyeri panggul, rasa
terbakar saat miksi dengan tanda: feces dengan atau tanpa disertai mukus
gejala: sakit kepala, perubahan status mental, tidak mampu mengingat dan
perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia,
lupa, nyeri / kenyamanan dengan gejala: nyeri umum atau local, sakit, rasa
terbakar pada kaki dan tanda: pembengkakan pada sendi, nyeri pada
progresif serta sesak dada dan tanda: takipnea, distres pernapasan dan
riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut dan tanda:
35
dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas
seksual yang tidak terlindung dan seks anal dan tanda: kehamilan atau
Surabaya sejak 6 bulan yang lalu, sebelumnya sejak tahun 1986 bekerja di
Bali sebagai Guide Freeland. Klien juga punya riwayat melakukan Sex
Sejak 1 bulan yang lalu klin mencret-mencret 3-5 kali sehari. Sejak 15 hari
yang lalu mencretnya makin keras dan tak terkontrol. Klien tgl 10-1-
rawat di Ruang Tropik laki RSDS. pasien belum tahu penyakit yang
36
dengan keadaan umum : pasien nampak sakit berat, lemah kurus dan
Dari hasil perbandingan antara tinjaun teoritis dan tinjauan kasus ada
yang tidak terdapat pada tinjaun kasus seperti: tidak ada perubahan dalam
B. Diagnosa Keperawatan
HIV AIDS yaitu: resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer
untuk mencerna d/d penurunan berat badan, nyeri kronik b/d inflamasi d/d
keluhan nyeri, kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi d/d lesi
37
peningkatan tegangan, isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan d/d
informasi.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa pertama resiko bunuh diri b.d harga diri rendah dengan
perencanaa aspada pada setiap ancaman bunuh diri, jauhkan semua benda
38
perencanaan monitor kemampuan mengunyah dan menelan, monitor
intake dan ouput, rencanakan diet dengan pasien dan orang penting
baru, gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan invasif. Cuci tangan
D. Implementasi Keperawatan
Dari tinjauan teoritis dan kasus tidak ada hambatan yang penulis alami,
dilakukan atau yang telah dibuat: diagnosa pertama resiko bunuh diri b.d
harga diri rendah dengan tindakan setiap ancaman bunuh diri, menjauhkan
39
semua benda berbahaya dari lingkungan klien, mengobservasi secara ketat,
kepada klien, waspada jika tiba-tiba menjadi tenang dan tampak tentram,
40
spesimen untuk tes lab sesuai order, atur pemberian antiinfeksi sesuai
order
E. Evaluasi Keperawatan
resiko bunuh diri b.d harga diri rendah pasien masih mengatakan malu
dengan diare pasien masih mengeluh diare dengan konsistensi cair dan
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS dan sebagian besar dari mereka hidup dalam kemiskinan dan di
9,7 juta orang, angka ini meningkat 300.000 orang lebih banyak
kelamin kasus tertinggi HIV dan AIDS di Afrika adalah penderita dengan
2009).
42
B. Rekomendasi
1. Penulis
43
DAFTAR PUSTAKA
2004.
Umar Zein, 100 Pertanyaan Seputar HIV / AIDS Yang Anda Ketahui, USU Press,
Medan, 2006.
44