Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
Secara umum tujuan Praktik Lapangan adalah:
a. Tujuan Instruksional
1). Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahsiswa melalui latihan kerja dan
aplikasiilmu yang telah diperoleh sesuai dengan bidang keahliannya.
b. Tujuan Institusional
Memperkenalkan dan mendekatkan UNNES, khususnya Jurusan Biologi dengan masyarakat, dan
mendapatkan masukan bagi penyusunan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai
dengan kemajuan IPTEK dan kebutuhan masyarakat pengguna. Adapun tujuan khusus dari kegiatan
Praktek Lapang ini, yaitu:
1. Mempelajari aspek proses pengolahan gula, spiritus,dan alkohol serta teknologi yang digunakan dan faktor-
faktor kritis yang mempengaruhinya di PT. Madu Baru, Yogyakarta
2. Menganalisis, melakukan observasi, dan memberikan solusi terhadap masalah yang ada
dalamindustri berdasarkan disiplin ilmu yang dipelajari.
3. Memperoleh keterampilan serta pengalaman kerja sesuai dengan profesi dan pengetahuan yang diterima di
bangku kuliah, terutama sesuai dengan topik yang diangkat.
Salah satu Kunjungan yang kami lakukan untuk menambah wawasan kami sebagai mahasiswa
adalah melakukan KKL di Pabrik Gula dan Pabrik Spirtus Madukismo di Yogyakarta , hal tersebut
disesuaikan dengan mata kuliah yang diambil yaitu matakuliah Biokimia.
Pabrik Gula Madukismo merupakan salah satu perusahaan agroindustri berbasis tebu yang telah
berdiri sejak tahun 1955 dan masih tetap eksis keberadaannya hingga saat ini. Selain menjalankan
bisnis inti seperti Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol, PT. Madubaru sebagai pengelola Pabrik Gula
Madukismo yangberlokasi di Bantul, Yogyakarta juga telah mengembangkan program
diversifikasiusaha. Salah satu diversifikasi usaha tersebut berupa agrowisata yang telahdikenalkan
kepada masyarakat sejak 17 April 1993 oleh Sri SultanHamengkubuwono X. Dalam pelaksanaannya
PT. Madubaru menjalankan setrategi bisnis Overal Cost Leadership pada usaha pokok dan strategi
bisnis differensiasi serta diversifikasi usaha. Tidak dapat dipungkiri kegiatan agrowisata telah
banyak mendatangkan keuntungan untuk berbagai pihak baik masyarakat umum,
pemerintah,ataupun perusahaan pengelola itu sendiri. Berdasarkan kondisi tersebut Pabrik
GulaMadukismo sebagai salah satu prasarana studi kasus disini perlu dilakukanpeninjauan terhadap
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui prospek keberlanjutan usaha serta pengaruh yang
ditimbulkan terhadap berbagai kalangan
Oleh karena ini dengan adanya KKL ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan teori yang telah
dipelajari dibangku kuliah dan dapat mengaplikasikan dalam dunia kerja sesuai dengan ilmu yang kita
terima.
Penyusun mengadakan wawancara dengan karyawan PG. Madukismo Baru secara langsung
mengenai mesin-mesin yang digunakan dalam proses pembuatan gula.
Untuk melengkapi data-data dari hasil observasi dan wawancara, penyusun juga melakukan studi
literatur atau telaah buku. penyusun mempelajari berbagai sumber dan memadukannya dalam
kesatuan pemikiran.
1. Produk:
PRODUK GULA
1. 1. Tahap persiapan
Panenan
Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal, dan kadar gula pecahan
(monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor kemasakan,
koefisiensi daya tahan dan lain lain. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum giling dimulai.
1. 2. Tahap Pembuatan
Pemerahan Nira
Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan bagian padat dengan cairannya
yang mengandung gula melalui alat alat berupa unigratormark IV dan cane knife digabung dengan
lima gilingan. Ampas yang diperoleh sekitar 30% tebu untuk bahan bakar di stasiun ketel (pusat
tenaga), sedangkan nira mentah akan dikirim ke bagian pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk
mencegah kehilangan gula karena bakteri dilakukan sanitasi di stasiun gilingan.
Pemurnian Nira
Nira mentah ditimbang, dipanaskan 70 derajat celcius sampai 75 derajat celcius, direaksikan dengan
susu kapur dalam defeactor dan diberi gas Sulfur dioksida dalam peti sulfitasi sampai Ph 7,00
kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100 derajat celcius sampai suhu 105 derajat celcius.
Penguapan Nira
Nira jernih dipekatkan di dalam pesawat penguapan dengan sistem multiple effect, yang disusun
secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan padatan
terlarut 16% dapat dinaikkan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap di kristalkan di stasiun
kristalisasi/stasiun masakkan. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas Sulfur dioksida sebagai
bleaching atau pemucatan dan siap untuk dikristalkan.
Kristalisasi
Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga
timbul kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D
dipakai sebagai bibit (seed) serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Pemanasan menggunakan uap
dengan tekanan vakum sebesar 65CmHg, sehingga suhu didihnya hanya 65 derajat celcius, jadi sakarosa
tidak rusak akibat terkena panas tinggi. Hasil masakkan merupakan campuran kristal gula dan larutan
(stroop). Sebelum dipisahkan di Stasiun Puteran, gula lebih dahulu didinginkan di dalam palung pendingin
(kultrog).
Puteran Gula
Pada tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya dengan alat-alat yang menggunakan gaya
centrifugal.
1. 3. Pengemasan
Penyelesaian dan Gudang Gula
Dengan alat penyaring gula, gula shs dari dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal
dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam karung plastik 50kg netto. Produksi gula perhari
tergantung dari rendemen gulanya, kalau rendemen 8% maka pada kapasitas 3.000tth diperoleh gula
2.400 ku atau 4.800 sak.
Untuk Pabrik Gula Madukismo sendiri kualitas gulanya masuk klasifikasi SHS IA, dengan nilai remisi
direduksi diatas 70.
PRODUK ALKOHOL DAN SPIRITUS
Selain memproduksi gula, Madubaru juga memproduksi alkohol (C2H5OH) sebagai produk
sampingan. Alkohol yang diproduksi di PS MADUBARU merupakan alkohol jenis etanol.
Reaksi Kimia
C12H22O11 + H2O2C6H12O6
1. Alkohol teknis : yang masih mengandung aldehide,kadar 94 digunakan untuk membuat spiritus bakar.
2. Alkohol murni: inimal kadar 95 bisa dipakai pada industry farmasi, kosmetik dan lain-lain.
3. Hasil samping: minyak fusel ( amlaamyl alcohol )
4. Pemakaian tetes: rata-rata 1 hari 900 kwt
5. Produksi rata-rata 25.000 l alcohol/24 jam, terdiri dari (90 alcohol murni, 10alk0hol teknis).
6. Rendemen :27,0 l alcohol/kwt tetes
a. Masakan
Tetes diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan ditambah nutrisi untuk pertumbuhan ragi
sebagai sumber Nitrogen dipakai pupuk urea dan sebagai sumber pospor dipakai pupuk NPK, PH
diatur sekitar 4,8 dengan H2SO4 agar tidak terjadi kontaminasi dari bakteri lain.
b. Peragian
Peragian dilaksanakan mulai volume3.010,18000 liter dan 75000 liter, waktu peragian utama berkisar
50-60jam dan kadar alcohol disampai antara 9 sampai 10.
c. Penyulingan
Adonan yang telah selesai diragikan , dipisahkan alkoholnya (disuling) didalam pesawat penyulingan
yang terdiri dari 4 kolom dan penyulingan dilakukan dengan mengunakan tenega uap dengan
tekanan 0,5 kg/cm2 suhu 120C.
1. Kolom Maische
Alcohol kasar kadar 45masuk kolom vorloop. Hasil bawah: vinase dibuang
2. Kolom Voorloop
Hasil atas: alkohol teknis kadar: 94 masih mengandung aldehide, ditampung sebagai hasil.
3. Kolom Rektifiser
Hasil atas: alkohol murni (prima 1) kadar minimal 95 ditampung sebagai hasil.
Hasil tengah: alkohol muda yang mengandung minyak fusel, masuk kolom nachloop.
Hasil bawah: lutter waser, air yang bebas alcohol, kadang-kadang bila perlu sebagian digunakan
untuk menambah kolom voorloop sebagai bahan penyerap alcohol dan sebagian dibuang.
4. Kolom Nachloop
Minyak fusel (Amyl Alkohol) merupakan hasil samping pabrik sepiritus, ini biasa digunakan untuk
bahan baku pembuatan Essence (Amylacetat).
1. Limbah Padat
Kotoran yang terbawa nira mentah, dipisahkan dgn dorrchone, dimanfaatkan untuk uruk lahan atas
permintaan masyarakat
Sisa pembakaran di stasiun ketel uap, ditampung dengAn lori jading dan dimanfaatkan juga untuk
uruk lahan yang memerlukan. Sekarang untuk bahan baku pupuk Mix Madros .
d) Blothong
Endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi di stasiun pemurnian nira dipisahkan dengan alat rotary
vacuum filter, dimanfaatkan untuk pupuk tanaman lain, bisa juga dimanfaatkan untuk bahan lain.
Jumlahnya cukup banyak, sekitar 100 ton/hari. Sekarang untuk bahan baku pupuk Mix Madros.
2. Limbah Cair
Berasal dari pelumas mesin-mesin di stasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian
kendaraan garasi pabrik. Bocoran minyak pelumas ini dipisahkan dalam air limbah di dalam
penangkap minyak, kemudian ditampung dalam drum-drum untuk di manfaatkan lagi.
b) Vinasse (Slop)
Berasal dari sistem penyulingan alkohol, di stasiun sulingan PS. Madukismo, jumlahnya cukup besar,
sebelum sekitar 20 m/jam, suhu: 90 pH 4-5, warnanya coklat hitam. Sebelum dibuang ke sungai,
diolah terlebih dahulu di unit pengolahan limbah cair (UPLC) yang ada, dengan menggunakan
sistem/cara biologis. Operasionalnya masih perlu disempurnakan lagi secara bertahap, agar hasilnya
memenuhi baku mutu limbah cair dari pabrik gula. Dan limbah pabrik spiritus banyak dimanfaatkan
untuk air irigasi oleh pertanian di sekitar pabrik, karena mengandung unsur N, P, dan K yang
diperlukan untuk pupuk.
c) Limbah Soda
Berasal dari cucian pan-pan penguapan di pabrik gula yang kandungan COD dan BODnya cukup
tinggi. Jumlahnya relative sedikit, pengolahannya diikutkan di UPLC yang ada.
a) Suara Bising
Berasal dari bocoran uap yang berlebih di stasiun ketel uap, untuk meredam suara tersebut, saat ini
sudah dilengkapi dengan silencer (alat peredam suara) di setiap ketel uap.
b) Limbah Gas
Bau belerang dan bau busuk yang lain, ditanggulangi pada alat-alat yang terkait (Inhouse Keeping).
1. V. KESIMPULAN
Produk dari PT MADU BARU berupa gula, spiritus, dan alkohol.
Tahapan-tahapan pembuatan gula:
1. Tahap persiapan
Panenan
1. Tahap Pembuatan
Pemerahan Nira
Pemurnian Nira
Penguapan Nira
Kristalisasi
Puteran Gula
1. Pengemasan
Penyelesaian dan Gudang Gula