Professional Documents
Culture Documents
M O D U L P E L AT I H A N
RECYCLED
Supporting responsible use offorest resources
PANAS BUMI
UNTUK ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904
(c) 1996 Forest Stewardship Council
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani PANAS BUMI
UNTUK ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL
Achmed Shahram Edianto
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Penerbit
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat WWF-INDONESIA
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia
WWF Canon
ISBN NO :
978-979-1461-53-5
2015
III. MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 19
1. Dasar dasar sistem panas bumi 20
Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2014, tercantum pentingnya peran dan partisipasi masyarakat
SEKAPUR SIRIH
sipil dalam pengembangan panas bumi. Untuk meningkatkan peran partisipatif tersebut, maka
kapasitas masyarakat sipil baik secara teknis maupun institusional perlu ditingkatkan. Sejak
pertengahan 2014, dengan dukungan dari SIDA dan WWF Swedia, WWF Indonesia menginisiasi
kegiatan “Pengembangan Kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil untuk Mendukung
Indonesia memiliki potensi energi Pengembangan Panas Bumi yang Berkelanjutan di Indonesia”. Kegiatan ini dilakukan di 3 pilot lokasi
terbarukan yang sangat melimpah namun yang memiliki potensi panas bumi cukup besar yaitu Lampung, Aceh dan Jambi. Tujuan utama
pemanfaatannya hingga saat ini masih kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas organisasi masyarakat sipil
belum optimal, salah satunya adalah energi sehingga dapat melakukan dialog, advokasi kebijakan dan membangun kemitraan yang strategis
panas bumi. Kondisi geologis akibat dengan pengembang Panas Bumi maupun Pemerintah Daerah terkait pengembangan panas bumi.
pertemuan lempengPasifik, lempeng India-
Australia dan lempeng Eurasia menjadikan WWF Indonesia bekerja sama dengan Institute for Essential Service Reform (IESR), salah satu LSM
Indonesia sebagai negara dengan potensi yang bergerak dalam pengembangan energi di Indonesia, menyusun “Modul Pelatihan Panas Bumi”
panas bumi terbesar di dunia. yang ditujukan untuk organisasi masyarakat sipil. Modul pelatihan ini disusun dalam konteks yang
mudah dipahami dan mampu memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai aspek teknis
Panas bumi merupakan program prioritas pengembangan panas bumi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat, serta aspek
pemerintah dalam rangka mendukung institusional yang meliputi kebijakan pengembangan panas bumi dan strategi advokasi kebijakan.
ketahanan dan kemandirian energi serta
mendukung upaya pengurangan emisi Gas Saya berharap modul pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan organisasi
Rumah Kaca (GRK). Pemerintah indonesia masyarakat sipil dalam mendukung pengembangan panas bumi yang berkelanjutan di Indonesia.
telah menetapkan target penggunaan energi Modul ini juga dapat menjadi referensi dan materi edukasi bagi semua pihak baik pemerintah,
baru dan terbarukan sebesar 23% pada 2025 swasta, akademisi dan masyarakat secara luas.
di dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN)
Salam Lestari,
melalui Peraturan Presiden No.79 Tahun
2014. Untuk mencapai target tersebut,
diperlukan partisipasi seluruh elemen baik Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia
TUJUAN KHUSUS :
KERANGKA Peserta pelatihan memahami konsep dasar Energi Panas Bumi dan
V
BAGAIMANA MENYUARAKAN SUARA
KITA (ADVOKASI)
Dasar dasar Advokasi
Bekerjasama dengan Pemerintah dan Sektor Swasta
dalam proyek PLTP
PELATIHAN
Tindak Lanjut
lembaga-lembaga yang terlibat
TUJUAN UMUM :
• Dasar dasar sistem panas bumi • Peserta memahami potensi dan • Ceramah CATATAN KHUSUS :
120 menit
• Pemanfaatan energi panas bumi kegunaan panas bumi • Tanya Jawab PANDUAN UNTUK PELATIHAN
• Pengenalan teknologi panas bumi • Peserta memahami teknologi yang • Ceramah
• Pengenalan ekonomi panas bumi digunakan pada panas bumi • Tanya Jawab Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah peserta. kemudian mampu menjadi seorang pengorganisir yang
120 menit
2 (pemanfaatan langsung dan tidak • Peragaan Prinsipnya, semakin kecil jumlah peserta maka semakin handal, penuh dedikasi pada pekerjaan, bahkan tanpa
langsung)
baik, karena memungkinkan proses berlangsung lebih pamrih sekalipun.
• Pengenalan PLTP
intensif dan semua peserta memperoleh kesempatan
• Peserta memahami cara kerja • Ceramah
yang sama besar. Pengalaman selama ini menunjukan Terakhir, buku panduan ini memang hanyalah panduan.
120 menit • Pengenalan siklus proyek dan PLTP dan model bisnis yang • Tanya Jawab
bisnis PLTP bahwa pelatihan yang efektif biasanya diikuti oleh 15-20 Sekali lagi, jangan takut mengubah. Sesuaikan dengan
dipakai • Peragaan
orang peserta saja. Usahakan komposisi peserta tidak kebutuhan yang anda akan lakukan. Ingat, sebagai
• Dampak proyek PLTP dari aspek • Peserta memahami dampak PLTP • Ceramah homogen, termasuk dari segi perimbangan gender. Hal fasilitator, anda:
lingkungan atau wilayah hutan dari aspek lingkungan dan sosial • Tanya Jawab
120 menit lain dari peserta adalah sumber perekrutannya. Kalau
• Dampak proyek PLTP dari aspek masyarakat • Studi Kasus 1. Bukan guru atau penceramah,
sosial pelatihan dilakukan di daerah dimana anda, atau
organisasi anda, sudah lama bekerja selama ini, mungkin 2. Tetapi lebih sebagai pemandu proses belajar dimana
• Dasar dasar Advokasi • Peserta mampu menyusun rencana • Kerja Kelompok dan tidak terlalu sulit melalui perekrutan peserta. Sedikit
• Bekerjasama dengan Pemerintah
peserta akan belajar bersama melalui diskusi antar
advokasi yang berdampak positif Presentasi di Pleno
180 menit banyak anda sudah kenal baik orang-orang disana. mereka dan dengan anda,
dan Sektor Swasta dalam proyek untuk masyarakat yang tinggal di
3 PLTP wilayah proyek panas bumi
Sebaiknya memang ada survey awal tentang hal ini,
jangan asal undang siapa saja yang berminat ikut 3. Sehingga anda adalah juga peserta sekaligus yang
• Evaluasi dan Refleksi • Peserta mampu menyusun pelatihan.. bisa saja justru belajar dari pengalaman dan pendapat
• Diskusi
• Tindak Lanjut kesepakatan tindak lanjut paska • Mengisi kuesioner mereka,
pelatihan. Ada satu kesalahan umum yang sangat sering terjadi
90 menit
• Masukan untuk perbaikan materi selama ini yaitu kecenderungan untuk memilih mereka 4. Dan karena itu, baca dan pahami dengan baik setiap
dan system pelatihan yang nampak aktif, pintar bicara, punya latar pendidikan langkah pada uraian proses panduan ini,
resmi yang cukup baik, nampak lebih terpelajar, dan
ditokohkan oleh warga setempat. Semua ini bisa 5. Tapi, jangan membatasi diri, coba kembangkan dan
menjebak karena bisa jadi orang biasa saja yang nampak perkaya proses yang terurai dalam panduan ini secara
tidak menonjol dan tidak suka menonjolkan diri ternyata lebih kreatif.
Wilayah Kerja Panas Bumi yang selanjutnya disebut Wilayah Kerja adalah wilayah
dengan batas-batas koordinat tertentu digunakan untuk pengusahaan Panas Bumi
untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada Wilayah Kerja tertentu yang meliputi
pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas
lapangan dan penunjangnya, serta operasi produksi Panas Bumi.
Pemanfaatan Langsung adalah kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas Bumi POKOK BAHASAN 1
secara langsung tanpa melakukan proses pengubahan dari energi panas dan/atau
fluida menjadi jenis energi lain untuk keperluan nonlistrik.
Tujuan
• Peserta memahami proses dan tujuan pelatihan sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam
proses pelatihan
Metode
• Curah Pendapat
Bahan
• Kertas Metaplan
• Spidol Warna Warni
• Poster Pembangkit Fosil vs Energi Terbarukan (fokus Panas Bumi) 02. KONTRAK BELAJAR
• Skema proses pelatihan
Tujuan
• Peserta berkomitmen untuk mengikuti keseluruhan proses belajar
Waktu
• 30 menit
Metode
• Curah Pendapat
Proses
• Pengisian daftar pertanyaan
• Peserta dan Fasilitator menuliskan nama masing-masing pada kertas metaplan
• Permainan perkenalan dengan bola. Peserta dan fasilitator membentuk lingkaran. Bola Bahan
dilempar pada salah satu peserta. Peserta yang menerima bola menunjukkan pada • Daftar pertanyaan tentang “Harapan saya pada pelatihan ini dan peran serta”
metaplan dan menyebutkan namanya sendiri (boleh ditambah dengan informasi apapun • Kertas metaplan
yang ingin ia sampaikan mengenai dirinya). Kemudian ia melemparkan bola kepada
peserta yang lain dan seterusnya. Waktu
• 45 menit
• Fasilitator menunjukkan poster Pembangkit Fosil vs Energi Terbarukan. Kemudian fasilitator
memancing minat peserta dengan mengajukan pertanyaan terkait gambar tersebut.
Proses
• Fasilitator menjelaskan skema proses pelatihan secara umum kepada peserta
• Fasilitator melontarkan pertanyaan pancingan, sehingga jawaban dari peserta mengarah
ke pengungkapan harapan peserta tentang materi pelatihan tersebut.
• Peserta menuliskan harapannya di kertas metaplan
• Kertas metaplan ditempelkan pada papan yang tersedia untuk didiskusikan bersama
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1
00
12 13
02
03. PERKENALAN TENTANG PROGRAM RING OF FIRE WWF
Tujuan
• Peserta memahami tentang program Ring of Fire WWF, termasuk juga mengenai
organisasi WWF
Metode
• Presentasi narasumber
• Tanya Jawab
Bahan
• Leaflet program Ring of Fire
• Brosur tentang WWF Indonesia
Waktu
• 45 menit
Proses
• Fasilitator memperkenalkan narasumber dari WWF Indonesia yang akan memaparkan
program Ring of Fire
• Narasumber mempresentasikan selama 20 menit ttg WWF Indonesia dan program
Ring of Fire nya.
• Fasilitator mempersilakan peserta untuk tanya jawab dengan narasumber
MENGENAL ENERGI
PANAS BUMI
( 300 MENIT)
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1
14
01. PENGENALAN SISTEM ENERGI
Tujuan
• Peserta memahami apa yang dimaksud dengan sistem energi
Waktu
• 60 menit
Bahan
• Peta sebaran potensi panas bumi
Waktu
02. PENGENALAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK • 60 menit
Tujuan
• Peserta memahami jenis jenis pembangkitan listrik
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2
16 17
04. DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN PANAS BUMI DI INDONESIA
03
Tujuan
• Peserta memahami kebijakan panas bumi dan lembaga apa saja yang terkait dengannya
Metode
• Presentasi Narasumber
• Diskusi Kelompok
Bahan
• Undang Undang No.21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi
Waktu
• 120 menit
Proses
• Fasilitator mengundang narasumber untuk memaparkan kebijakan terkait dengan
pengembangan panas bumi di Indonesia.
• Narasumber memaparkan situasi dan kondisi serta kerangka regulasi dalam pengembangan
panas bumi di Indonesia selama 30 menit.
• Fasilitator mempersilakan peserta untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber
selama 30 menit.
• Fasilitator membagikan lembar bacaan dari pasal 65 UU No.21/2014 terkait dengan Peran
Serta Masyarakat
• Fasilitator membagi peserta dalam dua kelompok, dan masing masing kelompok
mendiskusikan pasal 65 tersebut
• Fasilitator mengundang wakil dari masing masing kelompok untuk memaparkan peluang
peran serta masyarakat yang dapat dilakukan
Tujuan Tujuan
• Peserta memahami dasar-dasar sistem panas bumi • Peserta mengetahui teknologi apa yang dipakai dalam pemanfaatan energi panas bumi
Metode Metode
• Audio Visual • Diskusi
• Presentasi Narasumber
Bahan Bahan
• Infografik Sistem Energi • Alat Peraga
• Poster tentang teknologi panas bumi
Waktu Waktu
• 45 menit • 45 menit
Proses Proses
• Fasilitator memperkenalkan narasumber lalu memutar film video durasi 10 menit tentang • Fasilitator menempelkan poster tentang teknologi panas bumi yang dipakai oleh
topik yang akan dibicarakan pengembang di dinding ruangan.
• Narasumber menjelaskan kembali selama 15 menit tentang dasar dasar system panas bumi • Fasilitator juga memasang alat peraga (kompor + ceret) untuk menerangkan prinsip dasar
• Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber teknologi panas bumi
• Peserta dipersilakan bertanya dengan narasumber yang mendampingi dalam sesi tersebut
Metode
• Audio Visual Metode
• Presentasi Narasumber • Presentasi Narasumber
Bahan
Bahan
• Video durasi 10 menit
• Lembar bacaan tentang biaya pembangkitan panas bumi
Waktu
• 45 menit Waktu
• 45 menit
Proses
• Fasilitator memperkenalkan narasumber lalu memutar film video durasi 10 menit tentang Proses
topik yang akan dibicarakan • Fasilitator mengundang narasumber untuk memaparkan materi tentang ekonomi panas
• Narasumber menjelaskan kembali selama 15 menit tentang dasar dasar system panas bumi bumi selama 20 menit
• Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber • Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber dari lembar bacaan yang sudah
dibagikan sebelumnya
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3
20 21
04
05. PENGENALAN PLTP
Tujuan
• Peserta memahami cara beroperasinya PLTP dan model bisnis yang dipakai
Metode
• Audio Visual
• Diskusi
Bahan
• Video durasi 10 menit
Waktu
• 60 menit
Proses
• Fasilitator memutar video durasi 10 menit tentang cara beroperasinya PLTP
• Fasilitator mengundang narasumber dari perusahaan panas bumi untuk menjelaskan
model bisnis PLTP selama 20 menit
• Peserta melakukan diskusi dengan narasumber
Tujuan
• Peserta memahami prinsip-prinsip dan cara kerja usaha PLTP
Metode
• Ceramah nara sumber
• Klarifikasi peserta
Bahan
• Presentasi nara sumber
Waktu
• 30 menit
Proses
• Fasilitator mengundang narasumber untuk menjelaskan siklus proyek dan bisnis PLTP,
maksimum 20 menit.
• Sesudah presentasi, fasilitator dapat mengundan peserta untuk klarifikasi penjelasan dari
narasumber. Dalam titik ini, sebaiknya proses tanya-jawab antara nara sumber diminimalkan 03. DAMPAK PROYEK PLTP DARI ASPEK SOSIAL
sampai keseluruhan materi dalam Pokok Bahasan`IV ini diberikan.
Tujuan
• Peserta memahami dampak PLTP, terhadap masyarakat
• Peserta dapat menggali dampak positif dan negatif dari kegiatan PLTP
02. DAMPAK PROYEK PLTP DARI ASPEK LINGKUNGAN DAN WILAYAH HUTAN
Tujuan Metode
• Peserta memahami dampak PLTP, terhadap lingkungan dan wilayah hutan • Cerita-diri'
• Peserta dapat menggali dampak positif dan negatif dari kegiatan PLTP
Metode Bahan
• Audio visual • Meta plan • Spidol
• Diskusi • Ruangan yang nyaman
Bahan Waktu
• Film berdurasi 10 menit yang menggambarkan aspek lingkungan dan hutan dengan PLTP • 45 menit
Waktu Proses
• 45 menit • Fasilitator meminta beberapa peserta untuk menceritakan kemungkinan dampak baik positif
maupun negatif yang akan terjadi jika proyek PLTP terjadi
• Berdasarkan cerita tersebut, fasilitator memilah/mengklasifikasi dampak tersebut.
• Kemudian bersama para peserta bersama melihat kemungkinan – kemungkinan yang dapat
Proses
ditempuh untuk mengatasi potensi dampak negatif, dan memaksimalkan potensi dampak
• Setelah menonton film tersebut, fasilitator dapat menggali pengetahuan peserta melalui
positif.
Tanya jawab dengan bimbingan nara sumber
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4
24 25
05
POKOK BAHASAN 5
BAGAIMANA MENYUARAKAN
SUARA KITA (ADVOKASI)
( 180 MENIT)
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
26
02. BEKERJA SAMA DENGAN PEMERINTAH DAN SEKTOR SWASTA
DALAM PROYEK PLTPB
Tujuan
01. DASAR-DASAR ADVOKASI
• Peserta memahami ke lembaga mana jika ada permasalahan yang akan dikemukakan
• Peserta memiliki keakhlian negosiasi dengan para pihak
Tujuan
• Peserta memahami cara-cara menyuarakan pandangan dan pikirannya atas suatu isu
• Peserta dapat mengidentifikasikan siapa kawan, siapa lawan Metode
• Ceramah
• Bermain peran
Metode
• Ceramah
• Tanya jawab Bahan
• Lembar kerja kasus • Meta plan
• Informasi
Bahan
• Makalah nara sumber
Waktu
• 120 menit
Waktu
• 60 menit
Proses
• Fasilitator mengajak peserta untuk melihat kembali hasil dari pokok bahasan 4 tentang
mengidentifikasi dampak positif dan negative dari kegiatan PLTP
Proses
• Fasilitator mengajak peserta untuk bermain peran berdasarkan bahan di atas untuk
• Fasilator mengundang narasumer untuk berbagi mengenai prinsip, tujuan, dan teknik advokasi
bernegosiasi kepentingannya
• Klarifikasi dan Tanya jawab
• Pada akhir proses, fasilitator merangkum temuan-temuan dalam aktivitas bermain-peran,
bersama para peserta.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5
28 29
06
POKOK BAHASAN 6
PENUTUP
01. EVALUASI DAN REFLEKSI
Tujuan
• Mendapat input dari peserta tentang materi, proses, bahan-bahan ajar, fasilitator dan
nara sumber sehingga penyelenggara dapat memperbaiki di masa mendatang
• Pesertadan penyelenggara dapat mengukur diri tentang materi yang disampaikan
• Peserta menyadari guna latihan ini pada pengembangan dirinya
Metode
• Mengisi Lembar Evaluasi • Mengisi Lembar Refleksi
• Berbagi-cerita
Bahan
• Lembar Evaluasi • Lembar Refleksi
• Karton • Spidol
Waktu
• 45 menit
Proses
• Fasilitator menerangkan tujuan sesi ini, kemudian menerangkan cara dan kegunaan mengisi
Lembar Evaluasi dan Lembar Refleksi, maksimum 10 menit.
• Peserta mengisi Lembar Evaluasi dan Lembar Refleksi, maksimum 15 menit.
• Sesudah peserta mengisi, fasilitator meminta untuk melihat diri selama dua hari proses
lokakarya ini untuk menemukenali apa yang telah berubah dari peserta setelah mendapatkan
materi.
• Fasilitator kemudian meminta beberapa peserta untuk berbagi-ceritanya
• Fasilitor merangkum kisi-kisi temuan dari proses ini.
Tujuan
• Ada tindak lanjut yang terukur yang dibangun oleh peserta
Metode
• Ceramah
Bahan
• Lembar Tindak Lanjut
Waktu
• 45 menit
Proses
• Fasilitator menerangkan apa yang dimaksud dengan tindak lanjut dengan prinsip Terukur-
Waktu yang tepat- Realistis. Setelah peserta memahami prinsip-prinsip tersebut, fasilitator
meminta peserta untuk mengisi Lembar Tindak Lanjut.
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto
ORIENTASI
Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda
Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 0 1
01
120 menit ORIENTASI
MENGENAL ENERGI
PANAS BUMI 02
300 menit
03
240 menit
MENGENAL PLTP
05
180 menit
STRATEGI ADVOKASI
DAMPAK
PROYEK PLTP 04
120 menit
06 90 menit
PENUTUP
3
VS 4
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 2 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 2
04 05
B A H A N 0 4
B A H A N 0 3
DAFTAR PERTANYAAN HARAPAN DAN KONTRIBUSI SAYA LEAFLET TENTANG PROGRAM RING OF FIRE
KONTRIBUSI SAYA
• Kontribusi saya untuk pelatihan ini adalah
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 3 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 4
06 07
B A H A N 0 5
Kantor Sekretariat Nasional WWF-Indonesia berada di melalui kegiatan proyek praktis di lapangan,
Jakarta. Perannya memimpin dan berkoordinasi dengan penelitian ilmiah, memberi masukan untuk
24 kantor WWF-Indonesia yang tersebar di seluruh negeri. kebijakan lingkungan, mempromosikan
Kantor Sekretariat mengembangkan kebijakan dan pendidikan lingkungan, memperkuat komunitas,
TENTANG prioritas, membantu pertukaran pembelajaran antar dan meningkatkan kesadaran publik terhadap isu
kantor, melakukan koordinasi untuk kampanye nasional, lingkungan.
1972
tanggung jawab secara kelembagaan melalui Mulai bekerja di Indonesia
Mataram, melakukan koordinasi bagi kerja WWF-
pada tahun 1962 dengan
komite operasional. Dua komite yang sedang Indonesia di wilayah Nusa Tenggara. penelitian Badak Jawa di
dalam tahap pengembangan adalah Komite Ujung Kulon,
Kantor lapangan tersebut melakukan upaya pelestarian di
Pendanaan dan Investasi serta Komite Program.
tingkat lokal. Kami bekerja sama dengan pemerintah lokal,
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5
08 09
Apa misi WWF-Indonesia? Dengan siapa saja WWF bekerja sama?
global WWF. The Board of Trustees mendukung CEO dan
TANYA JAWAB TENTANG Misi utama WWF Indonesia adalah melestarikan, Senior Management Team diantaranya dalam tata kelola WWF-Indonesia bekerjasama dengan berbagai pihak dari
merestorasi, dan mengelola ekosistem dan dan pengembangan insitusi dan menetapkan serta pemerintah (baik di tingkat daerah maupun nasional),
WWF INDONESIA keanekaragaman hayati Indonesia secara berkeadilan mengimplementasikan rencana strategis organisasi. korporasi, komunitas masyarakat madani, LSM,
demi keberlanjutan dan kesejahteraan seluruh rakyat akademisi, serta masyarakat yang tinggal di sekitar
Indonesia, melalui upaya: kawasan konservasi. WWF meyakini bahwa pelibatan
Kenapa panda dijadikan logo WWF?
Apa itu WWF? masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Menerapkan dan mempromosikan praktik-praktik Inspirasi awal untuk menjadikan panda sebagai logo WWF mereka serta memberikan pilihan untuk mengurangi
WWF adalah singkatan dari “World Wildlife Fund for konservasi terbaik yang berbasis sains, inovasi dan datang dari lahirnya seekor panda bernama Chi-Chi ke ketergantungan terhadap sumber daya alam sangatlah
Nature”. Nama tersebut merefleksikan komitmen WWF kearifan tradisional Kebun Binatang London tidak lama sebelum WWF penting bagi suksesnya upaya konservasi. WWF juga
untuk bekerja --tidak hanya terkait isu kehidupan alam liar- didirikan.Logo WWF pertama kali didesain oleh ahli percaya bahwa dialog sangat penting dalam sebuah
Memfasilitasi pemberdayaan kelompok-kelompok
-tapi juga pada isu-isu lingkungan lainnya yang lingkungan dan seniman, Gerald Watterson, sedangkan kerjasama yang kuat dan efektif.
yang rentan, membangun koalisi dan bermitra
strategis.WWF adalah salah satu lembaga konservasi finalisasi logo dilakukan oleh Sir Peter Scott seorang ahli
dengan masyarakat madani, dan bekerjasama
terbesar dan sangat berpengalaman di dunia, yang ilmu burung (ornithologist),yang juga pelukis,
dengan pemerintah dan sektor swasta Bagaimana saya bisa mendukung WWF Indonesia?
didirikan secara resmi tahun 1961. Sekertariat pusat WWF, berkebangsaan Inggris.
yaitu WWF International, bertempat di Gland, Swiss. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, Dukungan untuk WWF-Indonesia dapat diberikan dalam
“Kami menginginkan satwa yang karismatik, terancam berbagai cara, diantaranya yaitu:
kesadaran serta aksi konservasi di kalangan
Sebagai organisasi global, WWF memiliki jaringan kerja punah, dan dicintai oleh banyak orang di dunia.Dengan
masyarakat Indonesia
yang terdiri dari lebih dari 80 kantor di lebih dari 100 negara menggunakan panda sebagai logo, kami juga dapat • Supporter
di seluruh dunia. Secara global, WWF didukung oleh lebih Melakukan advokasi dan mempengaruhi kebijakan, berhematkarena logo ini hanya memerlukan tinta hitam.”
Supporter WWF-Indonesia adalah komunitas
dari 5 juta supporter. hukum, dan institusi terkait untuk mendorong tata Begitu kata Sir Peter Scott,salah satu pendiri WWF
pendukung yang dibentuk oleh WWF-Indonesia untuk
kelola lingkungan yang lebih baik Internasional tentang penggunaan panda sebagai logo
melibatkan publik luas dalam mendukung visi dan misi
WWF.
Apa itu WWF Indonesia? WWF-Indonesia melalui dukungan finansial. Program
Darimana sumber dana WWF-Indonesia? ini merupakan bagian dari upaya penyadartahuan
WWF-Indonesia adalah organisasi konservasi nasional Panda raksasa (giant panda) dimaksudkan sebagai
WWF-Indonesia tidak menerima dana dari APBN atau simbol dari semua spesies terancam punah dan publik terhadap isu lingkungan sekaligus upaya
yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global
APBD, tetapi memperoleh dukungan dana lebih dari 40 mewakilkan komitmen WWF untuk melindungi kehidupan penggalangan dana demi kesinambungan kerja
WWF. Mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1962 dengan
lembaga donor, aid agencies, serta dukungan lebih dari alam liar, termasuk satwa liar dan habitatnya serta konservasi. Cara bergabung menjadi Supporter WWF-
penelitian Badak Jawa di Ujung Kulon, WWF-Indonesia
total 64.000 supporter kami di seluruh Indonesia (data seluruhekosistem penting di planet Bumi. Logo ini Indonesia, antara lain mendaftar secara online, melalui
saat ini bergiat di 28 wilayah kerja lapangan, tepatnya di 17
tahun 2013). digunakan oleh WWF diseluruh dunia. metode face-to-face, di acara-acara kami atau melalui
propinsi, mulai dari Aceh hingga Papua. Didukung oleh
metode telefundraising. Dapatkan informasi lebih lanjut
sekitar 500 staff, WWF bekerja bersama pemerintah,
Sumber dana & laporan keuangan WWF-Indonesia diaudit tentang cara menjadi suporter di
masyarakat, swasta, LSM, masyarakat madani, dan publik
oleh auditor terpercaya, dan dipublikasikan secara terbuka Apakah saya bisa menggunakan logo WWF http://www.supporterwwf.org/donate/ atau hubungi staff
luas.Sejak 2006 hingga 2013, WWF Indonesia didukung
setiap tahunnya. Lihat tautan berikut untuk mengunduh untuk keperluan pribadi? kami di +62 5761076 pada hari dan jam kerja
oleh sekitar 64 ribu supporter di dalam negeri.
laporan tahunan (Annual Report) atau laporan keuangan
kami. Gambar panda & tulisan "WWF" pada logo WWF telah
• Sukarelawan (Volunteer)
terdaftar sebagai merek dagang (trademark) dan
Bagaimana status organisasi WWF Indonesia? sepenuhnya merupakan hak cipta WWF. Logo itu sendiri Pada waktu-waktu tertentu WWF Indonesia
Pada tahun 1998,WWF Indonesia resmi menjadi lembaga Siapa pengurus Yayasan WWF-Indonesia? tidak bisa digunakan atau dibuat ulang dalam berbagai membutuhkan dukunganmu sebagai sukarelawan atau
nasional berbadan hukum Yayasan. Dengan demikian bentuk tanpa izin, kecuali jika logo WWF sudah termasuk volunteer. Kesempatan untuk menjadi sukarelawan
The Board of Trustees atau Pengurus Yayasan WWF-
WWF Indonesia memiliki entitas legal, independen, ke dalam suatu gambar, banner, e-card, atau presentasi atau volunteer WWF-Indonesia akan diumumkan di lini
Indonesia terdiri dari Badan Pembina, Badan Pengurus,
berbadan hukum sesuai ketentuan di Indonesia. Dengan dalam bentuk flash.Logo WWF tetap tidak bisa digunakan masa akun-akun media sosial WWF-Indonesia. Pantau
dan Badan Pengawas. Mereka merupakanlembaga
status yayasan, WWF-Indonesia memiliki struktur untuk mempromosikan produk atau situs selain situs resmi t e r u s a k u n Tw i t t e r W W F - I n d o n e s i a d i
penentu arahan strategis dan finansial, kebijakan dan
organisasi sendiri, kemandirian dan fleksibilitas dalam WWF. Dapatkan informasi tentang penggunaan logo dan http://www.twitter.com/WWF_ID dan akun Facebook
perencanaan, monitoring keberhasilan dan
menggalang dana dan mengembangkan program. isi situs WWF di http://www.wwf.or.id/using_site_content/. WWF-Indonesia di http://www.facebook.com/
kepentinganYayasan WWF-Indonesia didalam jaringan
wwfindonesia
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5
10 11
Dengan siapa saja WWF bekerja sama?
• Supporter
• Sukarelawan (Volunteer)
Pada waktu-waktu tertentu WWF Indonesia membutuhkan dukunganmu sebagai
sukarelawan atau volunteer. Kesempatan untuk menjadi sukarelawan atau volunteer
WWF-Indonesia akan diumumkan di lini masa akun-akun media sosial WWF-
I n d o n e s i a . P a n t a u t e r u s a k u n Tw i t t e r W W F - I n d o n e s i a d i
http://www.twitter.com/WWF_ID dan akun Facebook WWF-Indonesia di
http://www.facebook.com/wwfindonesia
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
MENGENAL ENERGI
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto
PANAS BUMI
Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda
Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 0 6
Energi Nuklir Energi yang tersimpan dalam nucleus Energi yang terkandung dalam uranium.
(inti) atom dan energi yang mengikat
berbagai nukleus tersebut.
Energi mekanis yang Energi yang tersimpan dalam sebuah Energi yang tersimpan di pegas atau
tersimpan obyek karena mendapatkan tekanan karet yang tertarik.
gaya tertentu.
Energi gravitasi Energi yang terjadi karena letak atau Air dalam waduk atau dam adalah
posisi sebuah obyek. contoh dari energi gravitasi. Saat pintu
dam dibuka, energi gravitasi membuat
air terjun/turun dan memutar turbin.
Energi kinetis adalah energi yang yang dimiliki sebuah obyek karena gerakannya. Berbagai jenis energi
kinetis terangkum dalam tabel berikut ini (2).
PENGENALAN SISTEM ENERGI Energi cahaya (radiant energy) Energi yang berupa gelombang elektromagnetik
yang merambat dalam berbagai panjang
gelombang. Yang termasuk dalam radiat energi
Sinar matahari
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
02 03
OIL
Hukum Kekekalan Energi (Termodinamika 1) Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi kita. Energi tidak terbarukan adalah energi yang berasal
minyak (sumber energi primer) dibakar
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan Sumber energi primer berupa minyak, gas alam dan dari bahan bakar fossil (fossil fuel) yang berasal dari
Panas
atau dimusnahkan tapi dapat diubah dari bentuk satu batubara adalah energi matahari yang tersimpan tumbuhan dan hewan purba yang mengalami proses
Panas untuk memanaskan air pembusukan dalam jangka waktu yang sangat
ke bentuk lainnya. Hukum ini menjadi dasar konversi dalam material tersebut selama proses yang terjadi
Air berubah menjadi uap energi, sehingga energi dapat dimanfaatkan untuk selama berjuta-juta tahun. Proses fotosintesa panjang (jutaan tahun) sebelum akhirnya menjadi
Uap dipakai untuk menggerakan turbin menghasilkan kerja yang diharapkan. mengubah sinar matahari menjadi energi kimiawi yang bahan bakar fossil. Contoh energi fossil adalah batu
Turbin memutar generator listrik tersimpan dalam tanaman. bara, minyak bumi dan gas alam. Penggunaan batu
Konversi energi adalah proses transformasi energi bara untuk pemanas, metalurgi, dan memasak telah
Generator menghasilkan energi listrik
dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain, sehingga Dalam dunia modern, sumber daya energi dilakukan sejak 2000an tahun lalu. Penggunaan batu
Energi listrik dipakai untuk menghasilkan cahaya diklasifikasikan kedalam energi terbarukan dan energi
dapat dipakai untuk menghasilkan kerja yang bara yang menggantikan biomassa untuk proses
diinginkan. Tergantung pada hasil akhir energi yang tidak terbarukan. industri dan kemudian pembangkitan listrik yang
diinginkan, proses konversi energi yang mengubah merupakan merupakan tonggak peradaban modern
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari
energi primer menjadi energi sekunder untuk manusia, dimulai pada sekitar akhir abad 17 awal
alam dan dapat terus dipanen atau ditangkap
melakukan kerja, terjadi dalam beberapa langkah abad 18. Penemuan minyak bumi pada abad 19
KONVERSI ENERGI ADALAH atau tahapan. Proses konversi ini dapat dilakukan
dengan atau tanpa bantuan peralatan atau
energinya karena sumber daya ini dengan cepat
tergantikan oleh proses alami (natural processes).
menjadikan dominasi bahan bakar fossil sebagai
sumber energi manusia modern selama lebih dari 3
PROSES TRANSFORMASI ENERGI perangkat tertentu.
Contohnya adalah energi cahaya matahari, energi
angin, biomassa, panas bumi dan air. Sebagian energi
abad terakhir. Berbeda dengan sumber daya energi
DARI SATU BENTUK MENJADI Efisiensi konversi energi energi tergantung pada ini, kecuali air dan panas bumi merupakan energi yang
terbarukan, bahan bakar fossil akan habis setelah
dimanfaatkan atau dikonversi energinya.
jumlah tahapan yang dilalui dari energi primer untuk berasal dari cahaya matahari. Pemanfaatan energi
BENTUK YANG LAIN menghasilkan energi final. Semakin sedikit tahapan terbarukan baik langsung maupun konversi lebih baik
Ketersediaanya tergantung pada jumlah cadangan
sumber daya yang tersedia di dalam bumi.
transformasi yang dilalui, semakin sedikit energi karena dampak lingkungan yang ditimbulkan relatif
yang hilang sehingga efisiensi semakin tinggi. kecil jika dibandingkan dengan pemanfaatan energi
Demikian juga dalam penggunaan energi di dunia yang tidak terbarukan.
modern, tingkat efisiensinya ditentukan oleh
efisiensi konversi dari perangkat yang dipakai untuk
mengubah bentuk energi satu menjadi energi yang
lain.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
04 05
B A H A N 6
Ekstraksi
dan/atau pengumpulan Konversi energi
Distribusi dan
pemanfaatan energi
SISTEM Energi adalah hal yang membuat segala sesuatu di sekitar kita terjadi - kita
menggunakan energi untuk semua hal yang kita lakukan. Energi ada di semua
sumber energi
UNTUK SISTEM YANG TERPUSAT (SENTRALISASI) JARAK DARI PEMBANGKIT KE PUSAT BEBAN 30% 23%
25%
31%
DAPAT MENCAPAI RATUSAN KILO METER. ADAPUN UNTUK SISTEM YANG TERDESENTRALISASI,
JARAK DARI PEMBANGKIT UTAMA KE PUSAT-PUSAT BEBAN LEBIH PENDEK KURANG DARI 10KM. 22% 2025 25% 24%
2050 20%
Blume, Stephen (2007). Electric Power System Basic for the Non-Electrical Professional, IEEE, USA. Carnegie Mellon
REFERENSI University (2005): Energy System pada Environmental Decision Making, Science, and Technology, dapat dilihat di BAURAN ENERGI PRIMER Sumber : Kebijakan Energi Nasional, Perpres No.79 th 2014
http://environ.andrew.cmu.edu/m3/s3/index.shtml. Ristinen, Robert A. dan Kraushaar, Jack J. (1999). Energy and The Environment, John Wiley &
Sons, USA. Smil, Vaclav (2006). Energy: the Beginner's Guide, Oneworld Publishing, England. ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MINYAK BUMI GAS BUMI BATU BARA
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
06 07
B A H A N 0 7
PENGENALAN Vertical
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7
08 09
B A H A N 7
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7
10 11
2. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk memutar
turbin yang kemudian oleh generator diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan
bakar yang dapat berwujud padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak merupakan
wujud cairnya.
27
14 26
12
11 9 8
10 7
23 13
20
19 15
25
22
16 24
6 2
21
1
18
3
17 5 4
1. Circulating water pump, 8 Deaerator, untuk mendapatkan tambahan 14. Super heater 21. Forced Draught fan, menghasilkan
berfungsi untuk memompa air air akibar kebocoran dan juga mengolah 15. Steam turbine udara untuk pembakaran
2. Desalination evaporator air agar memenuhi mutu air ketel (Boiler) 16. Barge (kapal), alat angkut 22. Air heater, berfungsi sebagai pemanas udara
3. Destilate pump berkandungan NaCl , Cl, 02 dan pH. bahan bakar minyak (BBM) 23. Smoke stack, berfungsi membuang sisa gas panas
4. Make up water tank 9. Boiler feed pump 17. Pumping house 24. Generator, menghasilkan energi listrik
5. Denim water tank 10. High pressure heater 18. Fuel Oil Tank 25. Main transformer, untuk transfer energi listrik
6. Condenser 11. Economizer 19. Fuel Oil Heater antar dua sirkuit dengan induksi elektromagnetik.
7. Low pressure heater 12. Steam Drum 20. Burner 26. Switch yard
13. Boiler 27. Transmission line, penyalur energi listrik
ke konsumen
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik.
13
5 12
4 8
6
3
7
1 2 10 11
1. Barge/Kapal, alat pengangkut 6. Compressor, menaikkan tekanan udara 9. Stack/Cerobong asap, membuang sisa
bahan bakar minyak (BBM) untuk dibakar bersama bahan bakar gas panas dari turbine
2. Pumping house 7. Combustion system, Membakar bahan 10. Generator, menghasilkan energi listrik
3. Fuel Pump bakar dan udara serta menghasilkan gas 11. Main transformer
4. Electric/diesel motor dengan suhu dan tekanan dan energi tinggi. 12. Switch yard
5. Air filter, penyaring udara agar partikel 8. Gas turbine, mengubah energi gas menjadi 13. Transmission line, penyalur energi listrik
debu tidak masuk ke dalam compressor energi gerak yang memutar generator.. ke konsumen.
B. Energi Terbarukan
1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial untuk Pusat Listrik
Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di Indonesia. Potensi tenaga air tersebut
tersebar di seluruh Indonesia.
11
6
10
2 4
3 5
8 9
7
1
PETA SEBARAN POTENSI PANAS BUMI UNDANG UNDANG NO.21 TAHUN 2014
TENTANG PANAS BUMI
Dunia
Daerah potensi panas bumi
KERANGKA
1. Cakupan wilayah panas bumi (laut, daratan, hutan) 18
a. Ketentuan Mengenai Penggunaan Lahan 18
b. Yang harus dimiliki oleh para pemegang izin 19
c. Pemangku Kepentingan 20
i. Peran Serta Masyarakat 20
ii. Hak-hak Masyarakat 20
iii. Pengawasan dan pembinaan 20
01
A. Ketentuan Mengenai Penggunaan Lahan
Jika akan menggunakan bidang-bidang tanah negara, Pemegang izin pemanfaatan langsung atau pemegang Undang-Undang 21 tahun 2014 juga telah
hak atas tanah, tanah ulayat, dan/atau Kawasan izin panas bumi, sebelum melakukan pengusahaan panas menetapkan bahwa setiap orang dilarang
Hutan di dalam Wilayah Kerja, pemegang izin bumi di atas tanah negara, hak atas tanah, tanah ulayat, menghalangi atau merintangi pengusahaan
pemanfaatan langsung atau pemegang izin panas dan/atau kawasan hutan harus: Panas Bumi yang telah memegang:
bumi harus menyelesaikan terlebih dahulu mengenai a. Memperlihatkan: a. Izin pemanfaatan langsung; atau
penggunaan lahan dengan pemakai tanah di atas
CAKUPAN WILAYAH
1. Izin pemanfaatan langsung atau salinan yang
tanah negara atau pemegang hak atau izin di bidang sah; atau b. Izin panas bumi
kehutanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 2. Izin panas bumi atau salinan yang sah;
PANAS BUMI
dan telah menyelesaikan kewajiban yang
b. Memberitahukan maksud dan tempat kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan lahan yang
Cara penyelesaian yang digunakan untuk ketentuan
akan dilakukan; diperlukan untuk kegiatan pengusahaan
(LAUT, DARATAN, HUTAN) penggunaan lahan, sebagaimana yang ditentukan di
panas bumi.
dalam UU adalah : dilakukan secara musyawarah dan c. Melakukan penyelesaian atau jaminan penyelesaian
mufakat dengan cara jual beli, tukar-menukar, ganti yang disetujui oleh pemakai tanah di atas tanah negara
Pasal-pasal terkait di dalam UU 21/2014 :
rugi yang layak, pengakuan atau bentuk penggantian dan/atau pemegang hak.
pasal 12 dan pasal 13, bagian ketiga
lain kepada pemakai tanah di atas tanah negara atau
pasal 16, pasal 17, pasal 18, pasal 19;
pemegang hak. d. Jika seluruh ketentuan untuk memperoleh izin telah
Pemanfaatan lahan: pasal 41, pasal 42,
terpenuhi oleh pemegang izin pemanfaatan langsung
pasal 43-46
UU juga mengatur tentang kemungkinan jika kegiatan atau pemegang izin panas bumi, maka pemakai tanah
pengusahaan Panas Bumi dilakukan oleh BUMN yang di atas tanah negara dan/atau pemegang hak wajib
mendapat penugasan khusus dari Pemerintah, mengizinkan pemegang izin, untuk melaksanakan
penyediaan tanah dilakukan sesuai dengan ketentuan pengusahaan panas bumi di atas tanah yang
peraturan perundang-undangan. bersangkutan.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
18 19
ii. Hak-hak Masyarakat
Pasal-pasal yang terkait : Kewenangan a. Masyarakat berhak untuk memperoleh informasi yang
Penyelenggaraan Panas Bumi : Bab II Pasal berkaitan dengan pengusahaan panas bumi melalui
5, pasal 20, pasal 21; pasal 59-64 (Pembinaan pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
dan Pengawasan), Bab VIII : Peran Serta kewenangannya;
Masyarakat, pasal 65 b. Masyarakat berhak untuk memperoleh manfaat atas
kegiatan pengusahaan panas bumi melalui kewajiban
Peran Serta masyarakat perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial
perusahaan dan/atau pengembangan masyarakat
Peran serta masyarakat sebagaimana yang
sekitar;
tercantum di dalam Undang-Undang adalah
sebagai berikut: c. Masyarakat juga berhak untuk mendapatkan ganti rugi
yang layak akibat kesalahan dalam kegiatan
a. Masyarakat berperan serta dalam
pengusahaan panas bumi sesuai dengan ketentuan
menjaga, melindungi, dan memelihara
peraturan perundang-undangan; dan
kelestarian wilayah kegiatan pengusahaan
Panas Bumi d. Masyarakat berhak untuk mengajukan gugatan kepada
pengadilan terhadap kerugian akibat kegiatan
b. Menyampaikan laporan terjadinya
pengusahaan panas bumi yang menyalahi ketentuan.
bahaya, pencemaran, dan/atau perusakan
lingkungan di wilayah kegiatan
pengusahaan panas bumi iii. Pengawasan dan pembinaan • Untuk Pengawasan Tidak Langsung
• Untuk Pemanfaatan Langsung Selain dengan kegiatan di atas adalah Menteri harus Pengelolaan lindungan lingkungan dan reklamasi
Pengawasan, pembinaan atas pelaksanaan pengusahaan melakukan pembinaan dan pengawasan atas Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, serta
panas bumi untuk pemanfaatan langsung yang dilakukan pelaksanaan pengusahaan panas bumi untuk kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam
oleh pemegang izin pemanfaatan langsung di dalam UU pemanfaatan tidak langsung yang dilakukan oleh negeri
21 akan dilakukan oleh Menteri, gubernur atau pemegang izin panas bumi.
Pengembangan tenaga kerja Indonesia
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-
Cakupan hal-hal yang termasuk di dalam pembinaan dan
masing. Jika yang melakukan kegiatan-kegiatan Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
pengawasan di bawah pemanfaatan tidak langsung:
pengawasan, pembinaan, dan pengawasan adalah setempat
Gubernur dan bupati/wali kota, maka mereka wajib untuk Eksploras
mempertanggung jawabkannya kepada Menteri. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan
Studi kelayakan teknologi panas bumi
Hal-hal terkait dengan pengawasan dan pembinaan yang
dimaksud di atas adalah hal-hal yang berhubungan Eksploitasi dan pemanfaatan Penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar
dengan keselamanatan dan kesehatan kerja serta
Keuangan Kegiatan lain di bidang pengusahaan panas bumi
lindungan lingkungan.
sepanjang menyangkut kepentingan umum
Pengolaan data panas bumi
GUBERNUR
IZIN
Wilayah laut Paling Jauh 12 (dua belas) mil diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah
perairan pulau
PEMANFAATAN
LANGSUNG Wilayah kabupaten/kota termasuk kawasaan Hutan
produksi dan kawasan hutan lindung
WALIKOTA/
BUPATI Wilayah laut paling jauh 1/3 (satu per tiga) dari wilayah laut
kewenangan provinsi
02
Pengusahaan panas bumi yang diakui oleh Undang-Undang Izin Pemanfaatan langsung akan diberikan oleh wajib melakukan pengusahaan panas
21/2014 adalah sebagai berikut: gubernur untuk kegiatan usaha panas bumi yang berada bumi untuk pemanfaatan langsung pada
pada: lokasi yang ditetapkan dalam izin, serta
1. Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung,
wajib untuk melakukan pengusahaan
seperti untuk wisata, agrobisnis, industri, dan kegiatan lain
a. Lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi Panas Bumi sesuai dengan
yang menggunakan Panas Bumi yang pemanfaatannya
termasuk Kawasan Hutan produksi dan Kawasan peruntukannya.
tidak melibatkan proses pengubahan dari energi panas
Hutan Lindung
PENGUSAHAAN dan/atau fluida menjadi jenis energi lain untuk keperluan non
listrik.
b. Wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah
2. Pengusahaan Panas Bumi untuk
Pemanfaatan Tidak Langsung, seperti
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
22 23
masa pengajuan perpanjangan
Eksplorasi Eksploitasi (3-5 tahun sebelum)
(termasuk studi kelayakan (maksimum 5 Tahun)
Maksimum 5 Tahun)
0 5 32 35 37 Tahun
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
24 25
f. Berakhirnya masa berlaku izin panas bumi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
26 27
B A H A N 1 0
1. Bahwa Indonesia mempunyai potensi panas bumi 4. Ditandatanganinya Undang-Undang tersebut oleh
yang besar, yang lokasinya tersebar sepanjang jalur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17
gunung api aktif (ring of fire) mulai dari Sumatera, September 2014.
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan
Maluku;
Adapun beberapa konsep dan pokok-pokok pengaturan
2. Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang terkandung dalam Undang-Undang ini, diantaranya
yang apabila dikembangkan sebagai energi listrik, meliputi:
selain sebagai sumber energi yang ramah lingkungan,
juga dimanfaatkan secara berkelanjutan; 1. Bahwa pengusahaan panas bumi tidak dikategorikan
dalam pengertian kegiatan pertambangan;
3. Masih belum optimalnya pengembangan panas bumi
di Indonesia pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 27 2. Landasan filosofis kegiatan usaha panas bumi sebagai
Tahun 2003; Hal ini ditunjukkan dengan belum adanya bagian pemanfaatan dari sumber daya alam bertumpu
pengembang panas bumi/pemegang IUP pasca pada Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang
Undang-Undang ini yang telah berproduksi; Dasar Negara Repubilk Indonesia Tahun 1945. Panas
Bumi sebagai sumber daya alam yang terkandung di
4. Potensi panas bumi banyak ditemukan di wilayah
dalam Wilayah hukum Indonesia merupakan kekayaan
hutan lindung dan hutan konservasi; nasional yang dikuasai oleh Negara dan digunakan
5. Dalam UU Nomor 27 Tahun 2003 disebutkan bahwa untuk kemakmuran Rakyat. Oleh karena itu dalam
Undang-Undangan ini dinyatakan bahwa Panas Bumi
panas bumi merupakan kegiatan
merupakan kekayaan nasional yang dikuasai Negara
penambangan/pertambangan sehingga potensi panas
yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah
bumi di wilayah hutan konservasi tidak dapat
dan Pemerintah Daerah.
dimanfaatkan secara optimal; dan
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 10 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 10
28 29
7. Pengaturan bonus produksi pengusahaan panas bumi 1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Bonus
(production bonus) yang didasarkan kepada Produksi Pengusahaan Panas Bumi;
persentase tertentu dari pendapatan kotor sejak unit
2. R a n c a n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h t e n t a n g
pertama berproduksi;
Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak
8. Pengaturan ketentuan peralihan yang lebih jelas untuk Langsung; dan
pengelolaan wilayah kerja panas bumi yang telah ada
sebelum diterbitkannya Undang-Undang ini. 3. R a n c a n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h t e n t a n g
Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan
Langsung.
Sebagai tindak lanjutnya, Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2014 ini mengamanatkan pembentukan beberapa
Peraturan Pemerintah, yang secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) Peraturan Pemerintah,
yaitu:
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto
TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda
Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 1 1 lihat lampiran CD
B A H A N 1 2 lihat lampiran CD
3 2
2
1
1
HEAT SOURCE
(COOLING MAGMA) HEAT SOURCE
STEAM RISING
B A H A N
SEPARATOR
WELL
WELL
BRINE
STEAM
1 4
PRODUCTION
PRODUCTION
TURBINES
2
1
WASTE WATER
WATER
COOLED
W A T E R
CONDENSER
GEOTHERMAL ZONE
WELL
CONDENSER
INJECTION
CONDENSATES
TEKNOLOGI PANAS BUMI
AIR
WELL
TOWER
AIR
COOLING
DRY STEAM TECHNOLOGY
INJECTION
AIR & WATER VAPORS
GE
NE
RA
TO
R
B A H A N 1 4 +
CONDENSER
ORGANIC VAPOR
COOLING
TOWER
high pressure
AIR AIR (hp) separator
HEAT EXCHANGER
steam
WATER
COOLED WATER
PUMP
hp turbine
and generator
flasher
low pressure
(lp) separator
steam cooling
tower
lp turbine
and
generator
condensates
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14
06 07
B A H A N 1 4 + B A H A N 1 5
DIAGRAM SKEMA PEMANFAATAN LEMBAR BACAAN TENTANG BIAYA PEMBANGKITAN PANAS BUMI
LANSUNG PANAS BUMI
ABSTRAK
KEEKONOMIAN Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang ramah
PLTP SKALA KECIL masih sangat kecil karena ada kendala terutama masalah
keekonomiannya. Kebijakan harga patokan tertinggi pembelian listrik dari PLTP
Agus Sugiyono* oleh PT PLN sebesar 9,7 cent $/kWh, belum banyak membantu
pengembangan PLTP ke depan. Kebijakan harga ini sudah mencapai harga
keekonomiannya untuk PLTP skala besar (> 30 MW) sedangkan untuk skala
kecil (< 5 MW) harga tersebut belum ekonomis.
Mengingat sumber energi panas bumi yang ada di Indonesia, yang sebagian
hanya bisa digunakan untuk pembangkit skala kecil, maka perlu adanya
kebijakan baru khusus untuk pengembangan PLTP skala kecil. Faktor yang
mempengaruhi keekonomian PLTP skala kecil ini diantaranya adalah kualitas
sumber daya dan kondisi infrastruktur di lokasi tersebut.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
08 09
2. Potensi Energi Panas Bumi 3. Keekonomian PLTP Skala Kecil
Data dari Badan Geologi, Kementerian ESDM Potensi panas bumi yang dimiliki wilayah Indonesia bagian
menunjukkan bahwa terdapat total 276 lokasi potensi Timur, seperti: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
panas bumi di Indonesia. Di Sumatera terdapat 86 Timur, Maluku, dan Maluku Utara, cukup melimpah.
lokasi, di Jawa 71 lokasi, di Kalimantan 8 lokasi, di Namun demikian, wilayah-wilayah tersebut masih
Sulawesi 55 lokasi, di Bali dan Nusa Tenggara 27 lokasi, menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
Untuk mencapai target pengembangan PLTP tersebut, di Maluku 26 lokasi, dan di Papua 3 lokasi. Total potensi dengan bahan bakar minyak (BBM). Kendala dalam
pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM panas bumi mencapai 29,038 MW. pengoperasian PLTD ini adalah biaya pembangkitannya
02/2011 yang menugasan PT PLN (Persero) untuk yang sangat besar, karena harga BBM yang mahal. Harga
Dari total 276 lokasi tersebut, sebagian besar (149
1. Pendahuluan melaksanakan Purchasing Power Agreement (PPA) BBM untuk PLTD yang berada di daerah yang sangat
lokasi) baru dalam tahap survei awal dan 22 lokasi
dengan Independent Power Producer (IPP) untuk terpencil akan cenderung semakin mahal. Dengan
dalam tahap eksplorasi awal. Sebagian besar lokasi
pengembangan PLTP dalam program percepatan tahap II semakin meningkatnya harga BBM setiap tahun ini akan
Energi panas bumi merupakan energi panas bumi tersebut berada di daerah terpencil dan
seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden 04/2010 dan menyebabkan biaya operasional PLTD juga menjadi
terbarukan yang ramah lingkungan dan mempunyai skala kecil. Sedangkan 90 lokasi dalam
Peraturan Menteri ESDM 15/2010 Harga listrik (ceiling semakin mahal. Oleh karena itu, pemanfaatan PLTP skala
mempunyai prospek untuk dikembangkan tahap eksplorasi detail dan lokasi yang siap untuk
price) dari PLTP ditetapkan sebesar 9,7 cent $/kWh. kecil untuk menggantikan PLTD mempunyai prospek untuk
sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi dieksploitasi hanya 8 lokasi. Dari data tersebut terlihat
Meskipun telah diterapkan tarif tersebut, pengembangan dikembangkan karena dapat menurunkan biaya
(PLTP). Saat ini pemanfaatan panas bumi untuk bahwa masih dibutuhkan usaha untuk meningkatkan
PLTP belum dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini pembangkitan listrik yang pada akhirnya akan mengurangi
PLTP baru mencapai 4,1% dari total potensi status eksplorasi hingga siap untuk dieksploitasi.
karena tarif tersebut hanya ekonomis untuk PLTP skala beban subsidi pemerintah.
yang ada. Kapasitas terpasang PLTP tercatat
besar (> 30 MW) sedangkan untuk skala kecil (< 5 MW)
sebesar 1.197 MW yang tersebar di 9 lokasi yang Sistem panas bumi di Indonesia pada umumnya
harga tersebut masih belum ekonomis. PLTP skala kecil cocok untuk diterapkan di wilayah
sebagian besar (93%) berada di Jawa, dan merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai
Indonesia bagian Timur, antara lain karena:
sisanya tersebar di Sulawesi Utara, Sumatera Mengingat sumber energi panas bumi yang ada di temperatur tinggi (> 225 oC). Hanya beberapa sistem
Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Indonesia sebagian hanya bisa digunakan untuk yang mempunyai temperatur sedang (125-225 oC). potensi panas bumi di wilayah Indonesia bagian Timur
pembangkit skala kecil, maka perlu adanya kebijakan Fluida panas bumi bertemperatur tinggi telah lama cukup besar
Melalui program percepatan 10.000 MW tahap II, d i m a n f a a t k a n u n t u k P LT P, n a m u n d e n g a n
baru, khusus untuk pengembangan PLTP skala kecil.
pemerintah mentargetkan pemanfaatan PLTP perkembangan teknologi yang ada saat ini telah pembangkit listrik yang ada saat ini berasal dari PLTD
Faktor yang mempengaruhi keekonomian PLTP skala
dapat lebih besar lagi. Dalam program ini 70% memungkinkan fluida yang bertemperatur sedang yang mempunyai biaya pembangkitan sangat tinggi
kecil ini diantaranya adalah kualitas sumber daya dan
dari pengembangan pembangkit diharapkan dimanfaatkan untuk PLTP skala kecil dengan kapasitas
kondisi infrastruktur di lokasi tersebut. Permasalahan penyediaan listrik belum merata ke seluruh
berasal dari tenaga hidro, panas bumi dan terpasang hingga 5MW.
utama untuk pengembangan PLTP skala kecil terletak masyarakat
energi baru terbarukan lainnya. Sebanyak 43
pada biaya pengembangan lapangan uap dan tingkat
proyek pembangunan PLTP dengan kapasitas Menurut hasil studi awal dari Kementerian Negara
pengembalian investasi. Kebijakan feed in tariff beban listrik tidak terpusat di suatu daerah tetapi
3.967 MW siap kembangkan dalam program Ristek tahun 2009 yang dilakukan di 4 provinsi di
merupakan alternatif kebijakan untuk mengeliminasi tersebar secara tidak merata
tersebut sampai tahun 2014, sesuai dengan Indonesia bagian Timur, yaitu: Nusa Tenggara Barat,
permasalahan tersebut dan saat ini sedang dipersiapkan.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara, penyediaan listrik dari BBM maupun batubara
Kebijakan ini nantinya diharapkan dapat memberi
Mineral (Permen ESDM) No.15/2010. Target terdapat lebih dari 200 unit PLTP skala kecil yang terkendala faktor transportasi, cuaca, ketersediaan
kepastian pengembalian investasi kepada investor. Dalam
pengembangan PLTP ini menyumbang lebih berpotensi untuk dikembangkan. Total kapasitas PLTP sumber dan harga.
makalah ini akan diuraikan paramer dan hasil perhitungan
dari 40% dari total target kapasitas terpasang tersebut lebih dari 214 MW dengan unit kapasitas PLTP
biaya pembangkitan PLTP skala kecil yang diharapkan
proyek percepatan tahap II yakni sebesar yang kecil (< 5 MW) karena memang kebutuhan energi
dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan
9.522MW. di daerah tersebut juga kecil.
kebijakan feed in tariff tersebut.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
10 11
Kementerian ESDM
Penerapan teknologi PLTP skala kecil Diagram proses PLTP back pressure ditunjukkan pada Gambar 2.
3. PLTP 5 MW Condensing PLTP dengan turbin back pressure merupakan sistem pembangkit
Certification and delivery dapat dilakukan baik dengan teknologi
konvensional seperti penggunaan PLTP yang relatif sederhana dan dapat dikembangkan oleh industri
back pressure dan condensing ataupun manufaktur dalam negeri. PLTP ini sangat potensial untuk
dengan PLTP binary cycle. Roadmap dikembangkan di Indonesia dalam rangka mempercepat proses
pengembangan PLTP secara nasional industrialisasi di sektor ketenagalistrikan.
(Kementerian ESDM) dan PLTP skala kecil
2012: 2014: 2020: Build 150MW 2025: Build 600MW
PLTP ini mempunyai efisiensi yang lebih rendah dari pada PLTP
Front End Engineering Pilot Plant - Cost Down: 10% - Cost Down:20%
(BPPT) ditunjukkan pada Gambar 1.
condensing. Teknologi ini sesuai untuk PLTP skala kecil dan dapat
Berikut ini akan dibahas secara ringkas
digunakan untuk pengembangan tahap awal lapangan panas bumi.
masing-masing teknologi tersebut.
Pembangunan PLTP ini relatif cepat dan murah.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
12 13
Atmospheric
Exhaust Turbine
Steam Steam
Steam
Generator Cooling Tower
Steam Water
Turbine Generator
Water Separator
Condenser
Water
Water
Turbine
Diagram proses PLTP binary cycle ditunjukkan Diagram proses PLTP condensing ditunjukkan pada
pada Gambar 3. Pilot proyek pemanfaatan Gambar 4. PLTP condensing yang memiliki sistem
Steam
panas bumi dengan PLTP binary cycle sudah pembangkit yang lebih rumit karena perlu adanya proses
dikembangkan BPPT bekerjasama dengan kondensasi dan cooling system setelah uap keluar dari
Enersystem (Perancis). Pada tahun 1995 turbin. BPPT saat ini sedang mengembangkan PLTP skala
Steam Generator Cooling Tower
dilakukan commisioning dan bisa berjalan kecil kapasitas 3 MW dengan teknologi condensing
Water dengan baik. Teknologi ini menggunakan suhu turbine, yang seluruh prosesnya sejak dari rancang
uap reservoir yang berkisar antara 107-182 oC bangun sampai dengan manufaktur komponen utamanya
[1]. dilakukan di dalam negeri.
Heat
Exchanger Condenser Fluida kerja memakai cairan yang memiliki titik BPPT telah menyelesaikan pekerjaan rancang bangun
Separator
didih yang rendah seperti iso-butana atau PLTP tersebut dan sedang menyelesaikan pembangunan
isopentana. Keuntungan PLTP binary-cycle pilot proyek di lapangan panas bumi Kamojang. Berbagai
adalah dapat dimanfaatkan pada sumber komponen utama dibangun dan dibuat oleh industri
Feed Pump CoolingWater Pump panas bumi yang bersuhu rendah, selain itu nasional, seperti PT Nusantara Turbin & Propulsi untuk
Production Well Re-injectionWell teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. pabrikasi turbin, PT Pindad untuk pabrikasi generator
Diprakirakan teknologi ini akan banyak listrik, dan PT Boma Bisma Indra untuk pabrikasi
dikembangkan dimasa depan. komponen balance of plant [1]
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
14 15
KUALITAS SUMBER DAYA
TINGGI MENENGAH RENDAH 30
cent $/kWh
LOKASI SEDANG 4.400 7.475 4.950 9.750 5.500 12.025
15
TERPENCIL 5.200 9.200 5.800 12.000 6.500 14.800
10
Tabel 1. Biaya Investasi PLTP ($/kW).
5
Infrastruktur Maju Infrastruktur Sedang Infrastruktur Tertinggal
Biaya operasi dan perawatan ditunjukkan pada Tabel 2 0
$/kWh/tahun MIN MAX Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
yang sudah termasuk biaya perawatan lapangan uap serta
Biaya O&M 2,00 3,50 biaya operasi dan perawatan pembangkit. Dalam
menghitung biaya pembangkitan PLTP skala kecil ini, kualitas sumber daya
Tabel 2. Biaya Operasi dan Perawatan PLTP ($/kW). digunakan asumsi discount rate 10%, umur ekonomis 25
tahun dan faktor ketersediaan 95%. Sedang lamanya
Gambar 5. Biaya pembangkitan PLTP skala kecil.
3.2. Keekonomian waktu eksplorasi, eksploitasi sampai pembangunan
pembangkit diasumsikan memerlukan waktu selama 2
Secara garis besar struktur biaya pembangkitan PLTP tahun.
meliputi dua komponen yaitu: biaya investasi serta biaya
operasional dan perawatan. Biaya investasi dapat dibagi Dengan menghitung net preset value (NPV) dari biaya
menjadi biaya investasi eskplorasi, biaya pengembangan investasi selama umur ekonomis (NPV INV cost) ditambah
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
16 17
SALAH SATU KENDALA YANG BANYAK DIHADAPI DALAM
PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI SAAT INI ADALAH
LETAKNYA YANG TERISOLIR JAUH DARI BEBAN
[1] PTKKE, 2011, Pengembangan PLTP Skala Kecil dan Direct Use, Dipresentasikan pada Kick Off Meeting
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan PLTP Skala Kecil, Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT, Jakarta. [2] Dickson, M.H.
and Fanelli, M., 2004, What is Geothermal Energy? Istituto di Geoscienze e Georisorse, CNR, Pisa. [3] Al-Dabbas, M.A.A., 2009, The Economical,
Environmental and Technological Evaluation of Using Geothermal Energy, European Journal of Scientific Research, Vol. 38, No.4, p. 626-642,
EuroJournals Publishing, Inc. [4] Shibaki, M., 2003, Geothermal Energy for Electric Power: A REPP Issue Brief, Renewable Energy Policy Project,
Washington, DC. 39
Penanggung Jawab
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
DAMPAK PROYEK PLTP
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto
Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda
Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri
Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015
Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 1 7
HOT WATER
COOL
PEMBANGKIT LISTRIK
HOT TENAGA PANAS BUMI
COOL
Pemanfaatan panas bumi untuk menghasilkan tenaga panas bumi (geothermal reservoir). Panas yang diambil
HEAT listrik merupakan pemanfaatan panas bumi yang dari dalam bumi dipakai untuk memanaskan ketel uap
COOL memerlukan biaya dan investasi yang lebih besar (boiler) yang kemudian akan menggerakkan turbin uap
dibandingkan dengan pemanfaatan langsung untuk yang tersambung pada generator. Untuk panas bumi yang
menghasilkan listrik yang bersih. Pembangkitan listrik dari memiliki tekanan tinggi, dapat langsung dipakai untuk
HEAT HEAT panas bumi memanfaatkan sistem hydrothermal – yaitu memutar turbin generator setalah uap yang keluar dari
HEAT
COOL memanfaatkan uap panas atau air panas dari dalam tanah tanah dibersihkan terlebih dulu.
dengan mengubahnya menjadi tenaga listrik.
Ada tiga jenis teknologi pembangkit tenaga listrik panas
Untuk mendapatkan uap panas atau air panas, dilakukan bumi: pembangkit listrik uap kering (dry steams power
pengeboran untuk membuat sumur di lokasi atau kawasan plant), pembangkit uap air panas (flash steams power
Diolah dari: blog.heatspring.com yang memiliki sumberdaya panas bumi yang cukup. plant) dan pembangkit siklus biner (binary cycle power
Sumur ini dipakai untuk menampung dan mengeluarkan plant).
1 | Kemampuan sebuah bahan atau material untuk meloloskan partikel dengan menembusnya. Dalam konteks panas bumi, permeabilitas uap atau air panas dari dalam bumi keluar, dan untuk
yang dimaksudkan adalah kemampuan bebatuan untuk dilewati oleh uap air atau uap panas. memasukkan air dingin kembali kedalam penampung
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
04 05
DRY STEAM POWER PLANT
TURBINE GENERATOR
Elec
tricit
y
turbin, yang kemudian menggerakkan generator sejumlah tahap, termasuk eksplorasi potensi melalui TANK TURBINE GENERATOR
Elec
sejumlah uji yang dapat memakan waktu cukup lama. tricit
pembangkit listrik. y
Selain itu diperlukan pengeboran sumur dengan tingkat
Pembangkit listrik air panas (flash steams power kedalaman 1,5-2 km untuk mendapatkan penampungan
plant). Cara kerjanya mirip dengan teknologi uap panas bumi (geothermal reservoir) yang cukup ekonomis
kering, tetapi pembangkit ini memanfaatkan air panas untuk dikembangkan. Biaya pengeboran satu sumur
dari dalam bumi yang disalurkan keluar melalui panas bumi berkisar antara $ 1-4 juta (12,5 – 50 milyar
sumur. Temperatur air panas yang dipakai dapat rupiah). Secara total nilai investasi pembangkit listrik
mencapai 150-300°C. Air panas tersebut dimasukkan panas bumi lebih tinggi 2,5 – 4 kali dibandingkan dengan
dalam tangki yang memiliki tekanan lebih rendah nilai investasi pembangkit listrik konvensional (misalnya Production Injector Rock Layers
Well Well
daripada air panas yang datang. Saat mencapai PLTU Batubara).
tangki tersebut, air panas akan menguap menjadi uap
panas yang kemudian menggerakkan rotor dan Pemanfaatan teknologi pompa panas bumi, walaupun
memutar turbin dan generator pembangkit listrik. efektif dan efisien membutuhkan biaya investasi awal yang
tidak murah. Di AS, memasang satu sistem pompa panas
Pembangkit listrik siklus biner (binary-cycle power bumi untuk bangunan rumah memerlukan investasi
plant). Cara kerjanya lebih rumit dibandingkan dua sebesar $7500 (100 juta rupiah). Teknologi ini harus BINARY-CYCLE POWER PLANT
pembangkit sebelumnya. Pembangkit ini bersaing dengan teknologi lain misalnya AC atau heater,
menggunakan air panas dengan temperatur panas dan insulasi ruangan yang nilai investasi awalnya jauh
TURBINE GENERATOR
sedang sekitar 200°C. Air panas ini dialirkan melalui lebih murah. Walaupun demikian dalam jangka panjang,
perangkat penukar panas (heat exchanger) untuk teknologi heat-pump menguntungkan karena memerlukan Electr
icity
memanaskan fluida (cairan) yang memiliki titik didih biaya operasi yang rendah dan dapat mengurangi biaya
lebih rendah daripada air panas bumi. Fluida ini untuk membayar listrik atau gas alam.
kemudian menguap secara cepat yang selanjutnya
menggerakkan turbin dan generator listrik. Setelah Potensi dampak lingkungan. Berbagai potensi dampak HEAT
lingkungan dari pemanfaatan panas bumi dapat berasal EXCHANGER
menggerakkan turbin, fluida yang sudah dingin
kemudian kembali lagi ke penuka panas. Siklus ini dari produksi emisi GRK, bahan kimia beracun, dampak
terus berulang didalam pembangkit. penggunaan air, dan penggunaan serta pemanfaatan
lahan.
Production Injector Rock Layers
Well Well
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
06 07
MENGELOLA RESIKO
Potensi peningkatan aktivitas seismik/gempa bumi. Lokasi Panas bumi memiliki potensi yang besar untuk
panas bumi juga berada di kawasan “hot spot” yang dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memenuhi
Pembangkit Listrik Panas Bumi menggunakan air
rentan dengan gempa bumi. Kajian NREL (2012) kebutuhan energi kita yang semakin berkembang. Sebagai
untuk pendinginan dan re-injeksi. Tergantung pada
menyatakan bahwa pengembangan geothermal reservoir, sumber energi yang berasal dari dalam bumi dan sebagai
jenis teknologi yang dipakai, PLTP menggunakan
tergantung pada kondisi geologi lokal dapat meningkatkan sebuah teknologi, panas bumi memiliki sejumlah resiko dan
sekitar 6500 – 15.000 liter air untuk setiap MWh.
frekuensi dan magnitude gempa di lokasi tersebut. dampak pada setiap tahap pemanfaatannya. Walaupun
Rancangan PLTP modern dapat menggunakan
Kemungkinan ancaman ini harus mampu diantisipasi demikian, resiko-resiko ini dapat diidentifikasi, dipelajari
menggunakan fluida panas bumi atau air tanah untuk
secara dini (misalnya: pilihan metode atau teknik dan diantisipasi pada tahap sedini mungkin untuk
pendinginan. Penggunaan fluida panas bumi akan
pengeboran) untuk menghindari konsekuensi dampak menghindari terjadinya bencana.
mengurangi secara signifikan konsumsi air tanah.
Emisi Gas Rumah Kaca. Fluida yang diambil dari yang lebih besar. Salah satu kasus dimana pengeboran
Sebagian besar PLTP juga menyuntikan kembali Selain kecakapan dan kehati-hatian para pengembang
dalam bumi mengandung campuran berbagai gas panas bumi menghasilkan gempa terjadi pada proyek
cairan yang terpakai untuk menghindari pencemaran panas bumi, kebijakan dan kerangka regulasi pemerintah
diantaranya karbondioksida (CO2), metana (CH4), geothermal di Basel, Swiss. Pengeboran sedalam 4.8 km
dan penurunan tanah. Walaupun demikian, tidak harus mampu mengurangi faktor-faktor resiko tersebut.
hidrogen sulfida (H2S), dan amonia (NH3). Gas-gas ini menembus kerak bumi mengakibatkan terjadinya gempa
seluruh cairan yang terpakai disuntikan kembali Penetapan wilayah kerja panas bumi harus
jika ikut lepas ke udara dapat berkontribusi terhadap bumi sebesar 3.4 skala richter.
kedalam tanah karena ada sebagian yang hilang mempertimbangkan faktor kerentanan ekosistem,
hujan asam dan bau yang PLTP jenis open-loop
dalam bentuk uap air. Dengan demikian dibutuhkan air Terdapat kekuatiran bahwa aktivitas pengeboran kerentanan geologi lokal terciptanya gempa yang diinduksi
menghasilkan sekitar 0.045 – 0.08 kg CO2eq per kWh
tambahan dari luar sehingga dapat menjaga geothermal di AS, misalnya proyek geothermal AltaRock di dari kegiatan pengeboran panas bumi, serta potensi-
(IPCC, 2011; Bloomfield and Moore, 1999). Untuk jenis
penyimpanan (reservoir) geothermal tetap konstan. California dapat menyebabkan gempa bumi. Selain itu potensi bahaya lainnya dari lingkungan dan tanah sekitar.
close-loop, gas-gas rumah kaca ini tidak terbuang ke
Volume air yang dibutuhkan tergantung pada jenis dan kajian dari University of California Santa Cruz Otoritas pemerintah dan badan regulator harus mengawasi
udara, melainkan dipompa kembali kedalam tanah
daya atau kapasitas pembangkit. Dalam hal ini perlu menyimpulkan bahwa fasiltas geothermal Salton Sea di dan melakukan pengawasan terhadap pemilihan teknik
sehingga emisi gas rumah kaca yang dihasilkan
diwaspadai terjadinya kompetisi pemanfaatan air California bagian selatan menyebabkan gempa bumi di dan model pengeboran serta pilihan teknologi pembangkit
sangat minim. Sebagai perbandingan pembangkit
permukaan atau dampak penurunan volume air tanah lokasi tersebut akibat pengeluaran air keluar dan injeksi air panas bumi untuk menghindari dampak-dampak
listrik tenaga gas menghasilkan emisi 0.2-0.8 kg
akibat pemakaian yang berlebihan. masuk ke dalam tanah (Stephens, 2013). lingkungan, ekonomi dan sosial.
CO2eq per kWh, PLTU Batubara menghasilkan 0.7 –
1.5 kg CO2eq per kWh. Pemanfaatan teknologi Dampak pemanfaatan lahan. Luas lahan yang Tindakan preventif yang didorong oleh kebijakan dan
terbaru, termasuk sistem close-loop dapat dibutuhkan oleh PLTP ditentukan oleh sejumlah faktor: regulasi yang kukuh serta penerapan dan kepatuhan yang
meminimalkan bahkan mengurangi paparan emisi gas kapasitas pembangkit, sifat dan ukuran geothermal baik, serta kehati-hatian dalam operasi perusahaan,
rumah kaca ke atmosfer. Bahkan pembuangan emisi reservoir, tipe sistem konservasi energi, tipe sistem memungkinkan pengelolaan resiko yang lebih baik
GRK dari teknologi siklus biner tidak terjadi alias “0” pendinginan, pengaturan sumur dan sistem sehingga sumberdaya panas bumi dapat dimanfaatkan
(Holm, et al, 2012) pemipaan, bangunan untuk pembangkit listrik dan energinya untuk mendukung pembangunan manusia.
fasilitas pendukung serta gardu transmisi. Sebagai
Cairan (fluida) yang diambil dari dalam perut bumi juga
gambaran, PLTP terbesar di dunia yaitu Geyser,
mengandung sejumlah kecil material beracun seperti
dengan kapasitas pembangkit 1517 MW menempati
arsenik, boron, merkuri, garam-garam kimia. Bahan-
kawasan seluas 76 km persegi. Sebagian besar lokasi
bahan kimia ini keluar dari larutan (fluida) saat air
mendingin dan dapat menimbulkan bahaya
PLTP panas bumi berada di kawasan yang sensitif
secara ekologis oleh karena itu pemegang ijin PLTP
REFERENSI Gupta, Harsh and Roy, Sukanta (2007). Geothermal Energy: An Alternative Resource for 21st Century, Elsevier,The
Netherland. Holm, Alison, Jennejohn, Dan, Blodgett, Leslie (2012): Geothermal Energy and Greenhouse Gas Emission,
lingkungan berupa pencemaran air tanah atau Geothermal Energy Association USA. Diunduh dari: http://geo-energy.org/reports/GeothermalGreenhouseEmissionsNov2012GEA_web.pdf USGS
harus merancang pemanfaatan lahan dengan
pencemaran tanah jika terlepas keluar. Tindakan untuk (2003). Geothermal Energy – Clean Power from Earth's Heat, USGS, USA. Diunduh dari http://pubs.usgs.gov/circ/2004/c1249/c1249.pdf Wachtel, Alan
seksama sehingga tidak menggunakan lahan yang
memasukkan kembali sisa fluida panas bumi kedalam (2010): Geothermal Energy, Chelsea Club House, New York, USA. Stephens, Tim (2013): Geothermal Power Facility Induces Earthquake, Study Finds.
luas di kawasan hutan pada waktu konstruksi dan
tanah merupakan salah satu bentuk pencegahan UC Santa Cruz News Center. Diakses dari http://news.ucsc.edu/2013/07/geothermal-earthquakes.html
eksplorasi.
dampak lingkungan dari material beracun.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
08 09
B A H A N 1 8 B A H A N 1 9
VIDEO TENTANG ASPEK LINGKUNGAN DAN HUTAN DAN BAHAN BACAAN TENTANG ASPEK LINGKUNGAN,
HUBUNGANNYA DENGAN PLTP HUTAN DAN SOSIAL DARI PLTP
Matriks Kriteria dan Indikator kelestarian ekosistem hutan wilayah kerja panas Bumi
KEMANTAPAN FUNGSI
KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGI
KEGIATAN OPERASIONAL KAWASAN HUTAN
PANAS BUMI POTENSI BIOLOGIS KAWASAN KEADAAN FISIK KAWASAN
FUNGSI KAWASAN TETAP K
TERJAMIN B TERJAMIN F
Sumber : WWF, 2013, Panduan Kelestarian Ekosistem untuk Pemanfaatan Panas Bumi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 18 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
10 11
KATA PENGANTAR
Sarulla Operations Ltd., (SOL) adalah perusahaan konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER
SARULLA, ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan KYUDEN SARULLA Pte
Ltd. berencana untuk melakukan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla kapasitas 330 MW di Kecamatan Pahae
Jae dan Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan proyek ini akan memberikan dampak positif, namun di lain pihak adanya rencana
ini tidak menutup kemungkinan akan munculnya dampak negatif terhadap komponen fisik-kimia,
komponen biologi, komponen sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.
Dokumen AMDAL kegiatan pengembangan lapangan Sarulla ini telah mendapat persetujuan dari
Gubernur Sumatera Utara pada bulan November tahun 2005. Mengingat (a) adanya tambahan
kegiatan seperti, pemboran dan pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan sistem
pendingin uap dan brine dari sebelumnya menggunakan air menjadi menggunakan udara,
perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c) pembangunan dan pengoperasian transmisi
listrik internal dari Silangkitang (SIL) ke Namora I Langit (NIL); (d) adanya perubahan pemrakarsa
dari PT PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL) maka untuk mengakomodasi
perubahan-perubahan tersebut, Dokumen AMDAL tahun 2005 perlu disempurnakan dalam
rangka melanjutkan rencana kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan
PLTP Sarulla.
Sebagai tindak lanjut dari Kesepakatan KA AMDAL yang dibuat oleh Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor: 973/BPDL-SU/BTL/2008
tertanggal 8 Agustus 2008 maka disusunlah Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL), serta Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL). Dokumen ini disusun mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedomen Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Dalam melaksanakan kegiatannya, Sarulla Operations Ltd., memiliki
komitmen terhadap pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3L). Proyek ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemangku kepentingan (stakeholders), terutama:
masyarakat setempat, pemerintah daerah, para pekerja dan para pemegang saham.
Kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan dokumen AMDAL, RKL
dan RPL ini, kami ucapkan terima kasih.
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
14 15
SOL adalah perusahaan operator yang dibentuk oleh tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER SARULLA, Tapanuli Utara menyebutkan bahwa Kecamatan Pahae
ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan Jae dan Pahae Julu merupakan kawasan pengembangan
KYUDEN SARULLA Pte Ltd., berencana untuk melakukan lapangan panas bumi.
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla
di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Pahae Julu
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. 1.2.2. TAHAPAN RENCANA KEGIATAN
PT PLN pada tahun 2005 telah menyusun Analisis Kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) PLTP Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW meliputi
Sarulla dan telah mendapat persetujuan dari Gubernur kegiatan :
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 21 November 2005.
Berdasarkan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Negara Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla, yaitu:
Republik Indonesi (PP) No. 27 Tahun 1999 masa berlaku Silangkitang (SIL) dan lapangan Namora I Langit (NIL);
dokumen AMDAL adalah tiga (3) tahun. Mengingat (a)
adanya tambahan kegiatan seperti, pemboran dan Pembangunan dan Pengoperasian PLTP kapasitas
pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan 330 MW, masingmasing satu unit di Silangkitang dan
sistem pendingin uap dan brine dari sebelumnya dua unit di Namora I Langit dengan kapasitas satu unit
menggunakan air menjadi menggunakan udara, 110 MW;
1.1 LATAR BELAKANG
01
perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c)
Pembangunan jaringan transmisi 150 kV berupa
pembangunan dan pengoperasian transmisi listrik internal
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan Pembangkit Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari lapangan
dari SIL ke NIL; (d) adanya perubahan pemrakarsa dari PT
Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang berlokasi di Kecamatan Pahae Julu Silangkitang (SIL-1) ke lapangan Namora I Langit (NIL-
PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL)
dan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera 1) sepanjang lebih kurang 15 km;
maka untuk mengakomodasi perubahan-perubahan
Utara, telah dimulai sejak tahun 1993 oleh Unocal North Sumatera Geothermal
tersebut, Dokumen AMDAL tahun 2005 perlu Bagian utama pengeboran sumur produksi dan sumur
(UNSG) yang secara resmi memperoleh kuasa sebagai kontraktor dari
disempurnakan dalam rangka melanjutkan rencana injeksi yang baru akan dikerjakan pada tapak yang
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
16 17
Tabel 1-1. Jadwal Rencana Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla
WAKTU WAKTU
Pra Konstruksi
Konstruksi
SIL
NIL 1
NIL 2
Operasi
SIL
NIL 1
NIL 2
1.2.2.1.1. Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla (GCCU) ditambah 2 unit Konverter Energi
Ormat (Brine OEC). GCCU terdiri dari generator
Kegiatan ini meliputi studi pendahuluan, detail rancangan turbin steam tekanan balik (backpressure) dan
pembangunan, dan pembebasan lahan. empat Bottoming OEC.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
18 19
1.2.2.2. Tahap Konstruksi
SIL
3 (termasuk 1
Produksi 2 5 110 27,5
kegagalan)
NIL
19 (termasuk 2
Produksi 2 19 220 12,9
kegagalan) 4. Penyiapan Lahan untuk Lokasi Pembangkit dan
Perumahan Karyawan
Persiapan tapak proyek, yang terdiri dari
untuk total cairan yang
Reinjeksi 0 6 6 pembangunan jalan menuju lokasi PLTP, sarana
perlu diinjeksikan Lokasi proyek akan disiapkan dengan memindahkan
semua tanah pucuk, menimbun dan meratakan tanah ke pemisahan uap konstruksi PLTP dan sarana
tingkat ketinggian yang telah ditentukan. Di lokasi NIL, pendukung lainnya;
Sumber: West JEC Tabel 3.1.1-1 Catatan : Jumlah sumur disesuaikan dengan hasil uji sumur
keberadaan pohon-pohon di dalam lokasi pembangkit
Perbaikan jalan penghubung yang telah ada atau yang
telah diidentifikasi, kegiatan pembukaan lahan seperti
baru menuju lokasi pembangkit dan tapak-tapak
1.2.2.2.2 Pembangunan PLTP penebangan pohon dan perataan lahan akan dilakukan
sumur; dan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, seperti
12. Pemboran dan Uji Produksi 1. Penerimaan Tenaga Kerja tidak melakukan pembakaran. Pembangunan konstruksi gedung PLTP dan
Pemboran sumur dilakukan baik untuk sumur Tenaga kerja yang diperlukan pada saat kegiatan puncak pembangunan sarana pendukung.
Secara rinci masing-masing kegiatan untuk lokasi
produksi maupun sumur reinjeksi. Sebanyak 32 dapat mencapai sekitar total 750 orang.
pembangkit dan perumahan karyawan dengan perincian
sumur akan dibor masing-masing di lokasi SIL dan
sebagai berikut: Bangunan pada proyek ini akan didesain dan dibangun
NIL. Pekerjaan pemboran sumur akan dilakukan 2. Mobilisasi Peralatan dan Bahan berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
dengan alat bor (rig) konvensional yang mampu • Lokasi Pembangkit Silangkitang
Peralatan besar akan didatangkan dari Medan. Mobilisasi untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002 atau standar
membor hingga kedalaman 3500 meter, alat bor Ruang Tata Letak : sekitar 260m x 260m
direncanakan melalui prasarana jalan yang telah tersedia internasional lain yang setara
akan dilengkapi dengan peralatan pencegahan Ketinggian : 504 m dpl
yaitu melalui jalan lintas Sumatera (Medan – Tarutung).
semburan liar dan ala pendeteksi H2S.
Material yang dapat diperoleh dari daerah setempat • Lokasi Pembangkit Namora I Langit 6. Konstruksi Mekanik dan Listrik
Dalam proses pemboran akan menggunakan lumpur Ruang Tata Letak : sekitar 260m x 385m
sedapat mungkin akan digunakan. Material dibawa
bor berupa water base mud (WBM) yang berfungsi Ketinggian : 830 m dpl
melalui jalan darat dengan menggunakan truk Kegiatan konstruksi mekanik meliputi pekerjaan-
menjaga agar dinding sumur tidak runtuh sewaktu
berkapasitas memadai. pekerjaan: pemasangan peralatan PLTP, seperti:
dibor. Pada kedalaman tertentu akan dipasang • Perumahan Karyawan generator turbin uap dan alat-alat bantu, unit-unit OEC,
selubung sumur guna menjaga keruntuhan dinding Luas : sekitar 2 hektar kondensor dengan pendingin udara, overhead crane, dan
sumur dan mengatasi kebocoran dari atau ke 3. Penyiapan Lahan
lain-lain.
formasi. Setelah pemboran selesai akan dipasang 5. Konstruksi PLTP
Lahan yang disiapkan antara lain untuk pondasi bangunan
kepala sumur yang dilengkapi dengan peralatan Pekerjaan konstruksi listrik meliputi: pekerjaan perakitan
di komplek PLTP yang terdiri dari bangunan PLTP,
untuk mengatur laju aliran fluida dari dalam sumur. Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan sipil dan dan pemasangan generator, alat kontrol dan relay-relay,
bangunan turbin, kondensor dengan pendingin udara,
Bahan-bahan kimia yang digunakan memiliki bangunan konstruksi. Pembangunan pekerjaan transformer, switchgear, dan fasilitas penerangan.
pemipaan, switchyard dan gedung kantor.
Material Safety Data Sheet (MSDS). konstruksi sipil dilaksanakan di lokasi jalan menuju PLTP
dan sarana pendukung lainnya. Batu dan pasir yang Pekerjaan lainnya adalah pengecatan dan pemasangan
Pada pelaksanaan di lapangan, kegiatan penyiapan lahan
Tujuan dilakukan kegiatan pemboran adalah untuk diperlukan akan diperoleh dari quarry yang sudah memiliki insulator pipa. Insulator pipa digunakan dengan tujuan
ini dilakukan bersamaan dengan penyiapan lahan untuk
membuat sumur produksi dan reinjeksi. ijin dari pemerintah yang berwenang. Kegiatan dalam menstabilkan suhu dan tekanan steam dan brine dari
kegiatan pengembangan lapangan panas bumi di
konstruksi sipil terdiri dari : sumur menuju pembangkit listrik.
Silangkitang dan Namora I Langit.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
22 23
1.2.2.3 Tahap Operasi
bertegangan 150 kV, dua (2) sirkuit dengan kapasitas
1.2.2.3.1 Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla cukup per sirkuit untuk mengangkut listrik penuh dari unit-
unit pembangkit Sarulla.
Menurut pengoperasian suatu sistem produksi uap yang
mampu memasok uap ke PLTP yang membangkitkan Kegiatan utama yang akan dilaksanakan pada tahap ini
tenaga listrik, sistem produksi uap terdiri dari sumber adalah penerimaan tenaga kerja dan pemeliharaan
produksi, kepala sumur, kran atau katup pengaman, fasilitas transmisi.
sistem pipa sumur, pemisah uap, berupa separator dan
brine accumulator serta peralatan kontrol. 1.2.2.4 Tahap Pasca Operasi
Fluida panas bumi yang berasal dari resevoir akan Tahap pasca operasi dilakukan pada akhir kegiatan proyek
dialirkan ke separator untuk memisahkan steam dan brine AMDAL. Tahap pasca operasi akan diambil alih oleh pihak
pada tekanan optimum. Steam dan brine digunakan untuk kontraktor proyek.
membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas sekitar
330 MW. Secara skématis memperlihatkan hubungan
1.2.2.4.1 Penutupan Sumur Produksi dan Sumur Reinjeksi
antara komponen uap dan brine. Dalam keadaan darurat,
kolam penampungan brine akan dipergunakan sebagai Penonaktifan sumur akan dilakukan sesuai prosedur
penampungan sementara sebelum dipompakan ke sumur penutupan sumur. Penanaman kembali rumput dan
reinjeksi. tanaman lokal akan dilakukan pada lokasi tapak sumur.
Adapun proses penutupan sumur adalah sebagai berikut :
1.2.2.2.3 Pembangunan Jaringan Transmisi Perkiraan tenaga kerja yang akan diperlukan pada tahap
dari SIL ke NIL ini adalah 200 orang. Pengisian kembali sumur bor. Sumur akan ditutup
dengan semen berketebalan minimal 30 m. Lapisan
1. Penerimaan Tenaga Kerja
1.2.2.3.2 Pembangunan PLTP semen akan berada di atas casing shoe. Lapisan
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah untuk kegiatan dalam bentuk spot-spot yaitu tempat untuk berdirinya semen lainnya akan diletakkan di atasnya. Lumpur
mobilisasi peralatan dan bahan, penyiapan lahan dan menaramenara penyangga kabel. Peralatan yang Uap yang dipasok dari lapangan panas bumi SIL dan NIL dengan berat jenis sama atau lebih yang juga
pemasangan transmisi. Tenaga kerja yang diperlukan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi mesin pemotong dieksploitasi dari suatu sistem panas bumi yang digunakan sebagai Lumpur pengeboran akan
untuk kegiatan ini adalah sekitar 60 orang. kayu, parang, alat pemadat, dan beberapa peralatan mengandung cairan panas bumi (brine) sekitar 70%. digunakan untuk mengisi lapisan diantara kedua
Sebelum dialirkan ke turbin, uap dimurnikan dengan alat lapisan semen; dan
2. Mobilisasi Peralatan dan Bahan 4. Pemasangan Menara Transmisi pemisah (separator) sehingga memiliki kualitas kering
sekitar 99,95% dan kandungan gas yang tak Sumur produksi dan sumur reinjeksi akan ditutup
Mobilisasi direncanakan melalui prasarana jalan yang Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi terkondensasi sekitar 2,1% berat di SIL dan sekitar 3,7% dengan prosedur penutupan permanen.
telah tersedia. Material yang diperlukan untuk kegiatan pemasangan menara menarabtempat dudukan kabel berat di NIL.
proyek sedapat mungkin akan didapat dari daerah Satuan Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Menara-menara 1.2.2.4.2 Penonaktifan Jaringan Pipa dan
setempat. Untuk material-material yang tidak terdapat di ini dibangun dengan jarak tertentu. Jaringan transmisi ini Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini Fasilitas Pendukung
daerah setempat akan di datangkan luar. Material akan dimulai dari stasiun SIL-1 menuju lapangan NIL-3 dengan adalah penerimaan tenaga kerja, dan operasional turbin
dibawa melalui jalan darat menggunakan truk-truk tegangan 150 kV. Panjang jaringan transmisi ini sekitar 15 uap dan kondenser. Setelah tahap operasi berakhir, jaringan pipa, pompa, dan
berkapasitas memadai melalui jalan menuju tempat km. alat pemisah akan tidak diaktifkan. Penonaktifan akan
penyimpanan (gudang atau laydown area) di sekitar lokasi
melalui tahapan berikut :
proyek. Titik interkoneksi antara PLN dengan pembangkit- 1.2.2.3.3 Pembangunan Jaringan Transmisi
pembangkit Sarulla adalah pada menara akhir (dead end) dari SIL ke NIL
Pipa, pompa, dan peralatan pendukung lainnya akan
di lapangan pembangkit NIL yang akan dipasang segera dibongkar kemudian diangkat dengan truk dan
3. Penyiapan Lahan Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit SIL dan NIL
berdekatan dengan perbatasan pembangkit NIL. dibawa kepada pembeli besi bekas atau dibuang ke
akan dikirimkan ke jaringan kabel transmisi Sumatra milik
Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari 2 jenis kegiatan area pembuangan yang telah ditentukan; dan
PLN melalui substasiun yang akan dibangun oleh PLN di
utama yaitu penebangan/pembersihan vegetasi, dan
dekat pembangkit NIL. Kabel transmisi antara substasiun
pengupasan tanah. Kegiatan penyiapan lahan ini tidak Tapak sumur akan ditanami dengan rumput dan
PLN dan lapangan pembangkit Namora I Langit akan
sepanjang rencana jaringan kabel transmisi (15 km) tetapi tanaman lokal.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
24 25
1.2.2.4.3 Penonaktifan PLTP
Pemberhentian tenaga kerja SOL sesuai dengan SARULLA OPERATIONS LTD., (SOL)
hukum dan peraturan tenaga kerja yang berlaku. Alamat : Graha Niaga Lt. 8
Jl. Jend. Sudirman Kav. 58
Jakarta 12190 - Indonesia
1.2.2.4.4 Pembongkaran Jaringan Transmisi Telpon : 021-2505459
dari SIL ke NIL Faksimili : 021-5225877
Pada tahap ini beberapa kegiatan yang akan dilakukan Penanggung Jawab : Aries Pardjimanto
adalah pembongkaran jaringan transmisi dan Posisi : Direktur
pembersihan lokasi dari sisa sisa bahan yang dibongkar.
Sumber: WestJEC, 2007 Peralatan yang masih dapat digunakan akan
dimanfaatkan di tempat lain atau oleh fihak lain.
Gambar 1-1 Tipikal Jalur Transmisi yang Menghubungkan Substasiun Silangkitang Revegetasi akan dilakukan bila pada saat tahap pasca
(SIL) dengan Namora I Langit operasi diperlukan.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
26 27
Kebisingan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan; 2.3 TAHAP OPERASI
pemboran sumur dan uji produksi dan konstruksi PLTP
akan menimbulkan dampak penting terhadap kebisingan. 2.3.1 KOMPONEN FISIKA KIMIA
Tingkat kebisingan yang akan timbulkan oleh kegiatan
Tahap operasional PLTP dapat menimbulkan dampak
tersebut akan meningkat dari rona sebelum kegiatan
terhadap kualitas udara terutama H2S dan kebisingan.
dimulai. Sedangkan kebisingan yang timbul diperkirakan
Dampak ini akan berlangsung terus menerus selama
tidak akan mengganggu kenyamatan masyarakat sekitar
operasional PLTP berlangsung terus, dengan tingkat emisi
proyek.
tergantung dari komposisi gas yang dikeluarkan dari
Transportasi. Dampak terhadap komponen lingkungan operasinal PLTP. Resiko dampak yang mungkin terjadi
gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi disebabkan terhadap masyarakat dan makluk hidup disekitar proyek
kegiatan mobilisasi alat dan bahan dari dan ke lokasi dinilai cukup tinggi.
pembengunan proyek. Kegiatan transportasi
2.3.2 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
02 DAMPAK PENTING TERHADAP Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap operasi.
diperkirakan akan menambah sekitar 960 orang tenaga Proses seleksi tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap
kerja konstruksi, yang diprakirakan akan berlangsung operasi lebih membutuhkan keahlian khusus, sehingga
LINGKUNGAN HIDUP selama satu dua tahun. Penambahan tenaga kerja ini pada
akhirnya akan menambah peluang berusaha bagi
masyarakat sekitarnya khususnya hal-hal yang terkait
jika warga yang merasa mampu dan memenuhi syarat
untuk bekerja ternyata kemudian tidak dapat bekerja
karena satu lain hal. Kedua, keresahan juga dapat terjadi
dengan pemenuhan kebutuhan pekerja konstruksi seperti jika penduduk merasa jumlah tenaga kerja pendatang
2.1 TAHAP PRAKONSTRUKSI lebih banyak dibanding tenaga kerja lokal.
pemondokan, warung dan rumah makan, toko kelontong,
Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang menimbulkan dampak penting adalah serta jasa transportasi. Penambahan peluang bekerja dan
pembebasan lahan terhadap kepemilikan dan pengusahaan lahan serta keresahan usaha pada akhirnya akan membawa dampak pada
masyarakat. Keresahan masyarakat yang ditimbulkan akibat kegiatan bertambahkan pendapatan masyarakat baik melalui 2.4 TAHAP PASCA OPERASI
pembebasan lahan disebabkan oleh beberapa hal; ganti rugi tidak sesuai dengan pendapatan langsung sebagai karyawan SOL atau
2.4.1 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
keinginan masyarakat atau pendekatan yang digunakan tidak sesuai dengan gaya kontraktor, sebagai pengusaha yang tumbuh sebagai
pendukung kegiatan konstruksi maupun sebagai sebagai Komponen lingkungan yang terkena dampak penting pada
dan adat istiadat setempat.
karyawan usaha sekunder. tahap pasca operasi adalah kesempatan kerja dan
2.2 TAHAP KONSTRUKSI berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan
masyarakat. Pekerja operasi akan dilepaskan dari
pekerjaannya pada tahap pasca operasi. Proses
2.2.1 KOMPONEN FISIKA KIMIA
pelepasan tenaga kerja ini pada akhirnya akan membawa
Kualitas Udara. Dampak terhadap komponen lingkungan kualitas udara pada dampak pada pengurangan peluang berusaha sehingga
tahap konstruksi disebabkan kegiatan uji produksi. Kegiatan uji produksi akan berdampak lanjutan terhadap penurunan pendapatan
memberikan dampak terhadap kualitas udara melalui emisi gas H2S. masyarakat.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
28 29
TAHAP
TAHAP KONSTRUKSI
PRAKONSTRUKSI
TAHAP
KEGIATAN
Lapangan
PLTP Transmisi
Panas Bumi
DAMPAK Kepemilikan dan Kesempatan Kesempatan TSP dan Frekuensi lalu Komposisi jenis Laju limpasan Laju aliran pH, TSS, TDS,
Keresahan
Penguasaan lahan kerja kebisingan lintas darat dan jenis-jenis Erosi tanah Kebisingan Gas H2S
usaha air permukaan air sungai masyarakat
PRIMER dilindungi (debit air)
temperatur, H2S,
dan logam (As, Ba,
B, Cd, Cr6+, Co, Cu,
Fe, Pb, Mg, Mn, Hg,
Ni, K, Se, Na dan Zn)
Gambar II-1 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Prakonstruksi dan Konstruksi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
30 31
TAHAP PASCA OPERASI
TAHAP
KEGIATAN
DAMPAK
TSS dalam air Pendapatan masyarakat
SEKUNDER
DAMPAK
Kelimpahan
Keresahan masyarakat
TERSIER plankton dan bentos
Gambar II-2 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Pasca Operasi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
32 33
TAHAP OPERASI
TAHAP
KEGIATAN
DAMPAK
Kesempatan Kesempatan pH, dan H2S Tingkat medan
PRIMER Temperatur air Kebisingan Gas H2S
kerja usaha dalam air listrik dan magnet
DAMPAK
Keresahan masyarakat
TERSIER
Gambar II-3 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Operasi
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
34 35
03 UPAYA PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Kegiatan Proyek Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330
MW, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap aspek lingkungan: fisika kimia, biologi, aspek lingkungan sosial budaya dan aspek lingkungan
kesehatan masyarakat. Untuk itu disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) untuk digunakan sebagai acuan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi, terhadap aspek lingkungan fisik-kimia, biologi, sosekbud
dan kesmas akan diantisipasi dengan melakukan pengelolaan melalui pendekatan: pencegahan,
penanggulangan (untuk dampak negatif) dan pengembangan (untuk dampak positif).
Tahap berikutnya dilakukan pemantauan dampak lingkungan, untuk mengetahui lebih lanjut tingkat
keberhasilan dari program rencana pengelolaan yang dilakukan.
Secara detail Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
terhadap dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan proyek, dapat dilihat dalam dokumen RKL
dan RPL. Sedangkan Matriks RKL dan RPL dapat dilihat pada Tabel III-1.
Kepemilikan dan Kegiatan pembebasan Kepemilikan lahan Menyiapkan rencana kegiatan dan Luas dan tata letak Mendata total kebutuhan lahan Areal di wilayah kegiatan Selama tahap
Penguasaan Lahan lahan berkoordinasi dengan instansi terkait, areal lahan yang untuk proyek Pengembangan Lapangan prakonstruksi
terhadap areal yang akan dibebaskan. dibebaskan oleh SOL Panas Bumi dan
Mengumpulkan data Pembangunan PLTP
Melakukan sosialisasi publik pada setiap kepemilikan tanah, luas tanah, Sarulla yang terletak di
kegiatan pembebasan lahan status hukum tanah yang akan Kecamatan Pahae Jae
dibebaskan dari pemilik tanah dan Pahae Julu, Kabupaten
Melakukan pendekatan secara persuasif dan Badan Pertanahan Nasional Tapanuli Utara
kepada pengguna/pemilik hak atas lahan
untuk mencari informasi tentang status Membuat peta kepemilikan
kepemilikan hak dan luas lahan. tanah bekerja sama dengan
Badan Pertanahan Nasional
Menelusuri, memastikan dan mencatat
kepemilikan hak atas lahan.
Keresahan Masyarakat Kegiatan pembebasan Keresahan masyarakat. Membuat rencana kerja (work plan) yang Keresahan Mendata dan mencatat setiap Desa-desa di sekitar Selama tahap pra
lahan berisi mekanisme pembebasan lahan, masyarakat keluhan yang timbul akibat wilayah kegiatan konstruksi
sistem kompensasi lahan dan rencana proses pembebasan lahan Pengembangan Lapangan
pemantauan. Panas Bumi dan PLTP
Sarulla yang terdapat di
Mensosialisasikan dan menyebarluaskan Kecamatan Pahae Jae
informasi secara akurat mengenai dan Pahae Julu,
kegiatan pembebasan lahan Kabupaten Tapanuli Utara
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
38 39
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
B. Tahap Konstruksi
H2S Pemboran Sumur dan Konsentrasi H2S di Mengamankan lokasi sumur dan Meningkatnya Mengukur konsentrasi H2S Tapak-tapak sumur dan Pemantauan dilakukan
Uji Produksi udara ambien membatasi zona aman untuk penduduk konsentrasi H2S di di udara ambien menggunakan desa-desa di sekitar satu minggu sekali selama
sekitar. udara ambien alat pemantau Standard tapak-tapak sumur kegiatan pengeboran dan
Nasional Indonesia uji produksi berlangsung
Pekerja yang bekerja di sekitar lokasi
sumur harus dilengkapi dengan
perlengkapan keselamatan pekerja.
Keresahan Masyarakat Pemboran Sumur dan Kebisingan Pemeliharaan kendaraan konstruksi. Keresahan Mendata dan mencatat setiap Desa-desa di sekitar Selama tahap pra
Uji Produksi masyarakat keluhan yang timbul akibat wilayah kegiatan konstruksi
Memperlambat laju kendaraan angkut proses pembebasan lahan Pengembangan Lapangan
Mobilisasi peralatan dengan kecepatan maksimum 40 km/jam. Panas Bumi dan PLTP
dan bahan Sarulla yang terdapat di
Pemasangan silencer guna mereduksi Kecamatan Pahae Jae
Konstruksi PLTP kebisingan. dan Pahae Julu,
Kabupaten Tapanuli Utara
Pemakaian ear muff bagi pekerja disekitar
lokasi uji produksi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
40 41
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja Kesempatan kerja Menyediakan kesempatan kerja kepada Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, persentase, Desa-desa di sekitar Satu kali per tahun selama
konstruksi masyarakat setempat yang memenuhi daerah asal tenaga kerja yang wilayah kegiatan tahap konstruksi
persyaratan dan kualifikasi dari bekerja di SOL dan kontraktor Pengembangan Lapangan
perusahaan melalui penelaahan data tenaga Panas Bumi dan PLTP
kerja yang tersedia di SOL dan Sarulla yang terdapat di
Mendorong kontraktor-kontraktor untuk kontraktor Kecamatan Pahae Jae dan
memperkerjakan sebanyak mungkin Pahae Julu, Kabupaten
tenaga kerja lokal. Tapanuli Utara.
Kesempatan Usaha Kegiatan-kegiatan Kesempatan usaha Menyediakan kesempatan kepada Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali per tahun
konstruksi pengusaha lokal untuk berpartisipasi mengenai pembelian barang dan selama tahap konstruksi
dalam penyediaan barang dan jasa. jasa oleh SOL dan kontraktor
serta kontrak-kontrak yang
diberikan kepada pengusaha
lokal oleh SOL
Pendapatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan Pendapatan masyarakat Menyediakan kesempatan kerja kepada Pendapatan Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
konstruksi masyarakat setempat yang memenuhi Masyarakat masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan selama tahap konstruksi
persyaratan dan kualifikasi dari pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan PLTP Sarulla yang terdapat
di Kecamatan Pahae Jae
Menyediakan kesempatan kepada dan Pahae Julu, Kabupaten
pengusaha lokal untuk berpartisipasi Tapanuli Utara.
dalam penyediaan barang dan jasa.
Keresahan Masyarakat Penerimaan tenaga Keresahan masyarakat Membuat rencana kerja (work plan) Keresahan Mencatat adanya keluhan tentang Desa sekitar proyek (Desa Satu kali per tahun
kerja penerimaan tenaga kerja lokal, kegiatan Masyarakat tenaga kerja lokal, pemboran Sibaganding, Desa Lumban selama tahap konstruksi
pemboran dan pemasangan jaringan sumur dan uji produksi dan Jaean, Desa Simataniari,
Pemboran sumur transmisi pemasangan jaringan transmisi Desa Silangkitang, Desa
Sigurunggurung, Desa
Pemasangan Jaringan Mensosialisasikan secara akurat Pardomuan Nainggolan,
Transmisi mengenai kegiatan penerimaan tenaga Desa Pardamean
kerja beserta persyaratannya secara Nainggolan)
terbuka dan adil
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
42 43
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Transportasi Mobilisasi peralatan dan Gangguan lalu lintas darat Memasang dan memelihara ramburambu Gangguan lalu lintas Melakukan pengumpulan data Jalan-jalan yang dilalui Satu kali per tahun
bahan lalu lintas darat jumlah kecelakaan lalu lintas kendaraan proyek di selama tahap konstruksi
yang dialalmi pekerja-pekerja Kabupaten Tapanuli Utara
Menutup bak truk guna menghindari SOL dan kontraktor serta
ceceran material di sepanjang jalan rekaman kecelakaan di
sepanjang jalan yang
Bekerja sama dengan kontraktor dilalui kendaraan proyek
profesional dalam penyediaan jasa
pengangkutan peralatan dan bahan
Mengoperasikan kendaraan-kendaraan
berat selama non-peak-hour
C. Tahap Operasi
H2S Pengoperasian PLTP Konsentrasi H2S di Jika konsentrasi H2S pada lokasi-lokasi Konsentrasi H2S di Mengukur konsentrasi H2S Sumur-sumur produksi Pada sumur-sumur
udara ambien pemantauan yang telah ditentukan udara ambien di udara ambien menggunakan produksi: sekali
melebihi baku mutu kebauan 0,02 ppm alat pemantau H2S sesuai Lokasi PLTP setiap tiga bulan
berdasarkan hasil pemantauan, emisi H2S dengan SNI
dari PLTP akan dikontrol menggunakan Desa-desa di sekitar Pada lokasi PLTP:
teknologi seperti LO-CAT sulfur recovery tapak-tapak sumur sekali setiap tiga
unit sampai konsentrasi H2S memenuhi bulan
baku mutu kebauan tersebut.
Pada desa-desa:
Mengamankan lokasi PLTP dan sekali setiap tiga
membatasi zona aman untuk penduduk bulan
sekitar.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
44 45
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Kebisingan Pengoperasian PLTP Kebisingan Pemakaian penutup telingan (ear-muff) Tingkat kebisingan Mengukur tingkat kebisingan di Sumur-sumur produksi Pada sumur-sumur
bagi pekerja di sekitar PLTP udara ambien menggunakan produksi: sekali
metode yang sesuai dengan SNI Lokasi PLTP selama tiga bulan
Pemasangan peredam guna mengurangi denga masa
kebisingan Desa-desa di sekitar pengukuran 24 jam
tapak-tapak sumur selama tahap operasi
Menanam pohon-pohon yang memiliki
kanopi/tajuk yang lebar untuk Pada lokasi PLTP:
mengurangi kebisingan seperti bambu sekali selama tiga
bulan denga masa
pengukuran 24 jam
selama tahap operasi
Pada desa-desa:
sekali selama tiga
bulan denga masa
pengukuran 24 jam
selama tahap operasi
Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja Kesempatan kerja Menyediakan kesempatan kerja kepada Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, prosentase, Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
masyarakat setempat yang memenuhi daerah asal tenaga kerja yang kegiatan Pengembangan selama tahap operasi
persyaratan dan kualifikasi dari bekerja di SOL dan kontraktor Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan melalui penelaahan data tenaga PLTP Sarulla yang terdapat
kerja yang tersedia di SOL dan di Kecamatan Pahae Jae
Mendorong kontraktor-kontraktor untuk kontraktor dan Pahae Julu,
memperkerjakan sebanyak mungkin Kabupaten Tapanuli Utara
tenaga kerja lokal.
Kantor SOL di lokasi proyek
Kesempatan Usaha Kegiatan-kegiatan Kesempatan usaha Menyediakan kesempatan kepada Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali per tahun
operasi pengusaha lokal untuk berpartisipasi mengenai pembelian barang selama tahap operasi
dalam penyediaan barang dan jasa. dan jasa oleh SOL dan Kantor SOL di lokasi proyek
kontraktor serta kontrak-kontrak
Menyediakan panduan untuk pengusaha yang diberikan kepada
pengusaha lokal agar memenuhi standar pengusaha lokal oleh SOL
perusahaan
Melakukan pengumpulan data
mengenai pertumbuhan usaha-
usaha lokal sebelum, selama
dan setelah tahap operasi
Pendapatan masyarakat Kegiatan-kegiatan Pendapatan Menyediakan kesempatan kerja kepada Pendapatan Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
operasi masyarakat masyarakat setempat yang memenuhi Masyarakat masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan selama tahap operasi
persyaratan dan kualifikasi dari pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan PLTP Sarulla yang terdapat di
Kecamatan Pahae Jae dan
Menyediakan kesempatan kepada pekerja Pahae Julu, Kabupaten
lokal untuk berkembang. Tapanuli Utara
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
46 47
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Keresahan Masyarakat Penerimaan tenaga kerja Keresahan masyarakat Membuat rencana kerja (work plan) Keresahan Masyarakat Mencatat adanya keluhan tentang Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
penerimaan tenaga kerja lokal secara adil dan tenaga kerja lokal dan kegiatan Pengembangan tahap operasi
Pengoperasian jaringan terbuka pengoperasian jaringan transmisi Lapangan Panas Bumi dan
transmisi PLTP Sarulla yang terdapat
Sosialisasi kepada masyarakat tentang di Kecamatan Pahae Jae
pengoperasian pemasangan transmisi dan Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara
Kualitas Air Permukaan Sumur-sumur bor, sump Logam-logam berat, Limbah Padat Domestik: Limbah padat: jenis Mengukur jumlah limbah padat Lokasi TPA limbah padat Limbah Padat: Setiap
pit, sumur-sumur produksi bahan berbahaya dan Membuang limbah padat di TPA (tempat dan jumlah limbah yang dihasilkan dengan domestik saat limbah padat
(selama uji produksi) yang beracun pembuangan akhir) padat yang menghitung jumlah truk yang dibuang ke TPA
berpotensi menghasilkan dikumpulkan, membawa limbah padat masuk Instalasi Pengelolaan Air
limbah bahan berbahaya Limbah Cair: diangkut, dibuang di dan membuang limbah ke TPA Limbah Domestik Instalasi Pengelolaan
beracun (B3) maupun non- TPA dan didaurulang. Air Limbah Domestik:
B3 Mengolah limbah cair domestik dari seluruh Mengumpulkan, menyiapkan dan Lokasi sumur (sump pit dan Satu kali per bulan
aktivitas di wilayah proyek di Instalasi Limbah cair menganalisis contoh air dari pembuangan limbah lumpur)
Pengolahan Limbah Cair Domestik domestik: BOD, COD, saluran keluar semua IPAL Di lokasi sumur: 2 kali
TSS dan pH. domestik sesuai dengan Sumur–sumur penduduk masing-masing saat
Kondensat dan brine yang dihasilkan selama protokol SOL yang didasarkan di SIL dan NIL pemboran dan setelah
uji produksi dan operasional PLTP akan Jenis dan jumlah kepada SNI , serta mengukur pH, pemboran.
dinjeksikan ke dalam sumur reinjeksi. limbah B3 konduktivitas, dan suhu pada Sungai Batang Toru
saat pengambilan contoh
Membangun sump pit yang dilapisi lapisan Tumpahan: jenis dan air dilakukan (in situ).
kedap air. Air yang dikumpulkan di sump pit jumlah
digunakan di proses pengeboran sebagai tumpahan/ceceran Memantau pelaksanaan
komponen lumpur bor, setelah itu prosedur operasi standar (SOP)
dikembalikan ke dalam sumur. pencegahan tumpahan oli
dilakukan secara benar
Limbah B3:
Serpihan-serpihan di dalam lumpur bor Memantau pelaksanaan SOP
ditampung di dalam sump pit. penanganan dan pembuangan
limbah B3 dilakukan secara benar
Lumpur bor akhir ditampung di dalam sump
pit Melakukan uji TCLP terhadap
lumpur bor, limbah lumpur dan
Memastikan bahwa peralatan dan bahan yang serbuk bor
dibeli oleh SOL tidak mengandung PCB,
asbestos, ODS (ozone depleting substances) dan
bahan lainnya yang dilarang untuk
digunakan sesuai peraturan yang berlaku
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
48 49
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Penyediaan Fasilitas Meningkatnya Layanan dan fasilitas Bekerjasama dengan pihat terkait dalam Penyediaan layanan Melakukan evaluasi terhadap Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam
dan Jasa Pendidikan kebutuhan akan layanan pendidikan bagi bidang pendidikan formal dan pelatihan dan fasilitas efektivitas program dan kegiatan Pengembangan setahun selama
dan fasilitas pendidikan penduduk lokal untuk meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan bagi implementasi proyek yang Lapangan Panas Bumi dan kegiatan pelaksanaan
masyarakat lokal penduduk lokal. menggunakan dana yang PLTP Sarulla yang terdapat program
disediakan oleh SOL di Kecamatan Pahae Jae pengembangan
dan Pahae Julu, Kabupaten masyarakat
Tapanuli Utara berlangsung
Penyediaan Jasa Meningkatnya Sarana dan prasarana Bekerjasama dengan pihak terkait dalam Penyediaan layanan Melakukan evaluasi terhadap Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam
Kesehatan Masyarakat permintaan lokal kesehatan masyarakat bidang kesehatan dan fasilitas efektivitas program dan kegiatan Pengembangan setahun selama
layanan dan fasilitas kesehatan implementasi proyek Lapangan Panas Bumi dan kegiatan pelaksanaan
kesehatan masyarakat. menggunakan dana yang PLTP Sarulla yang terdapat program
disediakan oleh SOL di Kecamatan Pahae Jae pengembangan
dan Pahae Julu, Kabupaten masyarakat
Tapanuli Utara berlangsung
Puskesmas-puskesmas di
sekitar proyek
Inisiatif Peningkatan Rendahnya Produktivitas pertanian Bekerjasama dengan pihat terkait dalam Produktivitas Melakukan evaluasi terhadap Desa sekitar Desa-desa di 1 (satu) kali dalam
Usaha Pertanian dan pengetahuan di areal SOL di bidang pertanian setempat pertanian di area SOL efektivitas program dan sekitar wilayah kegiatan setahun selama
Teknik Budidaya mengenai komoditas Kecamatan Pahae Jae di Kecamatan Pahae implementasi proyek Pengembangan Lapangan kegiatan pelaksanaan
Pertanian pertanian yang dan Pahae Julu, Jae dan Pahae Julu, menggunakan dana yang Panas Bumi dan PLTP program
bernilai ekonomi Kabupaten Tapanuli Kabupaten Tapanuli disediakan oleh SOL Sarulla yang terdapat di pengembangan
tinggi dikalangan Utara Utara Kecamatan Pahae Jae masyarakat
pemuda tani dan Pahae Julu, berlangsung
Kabupaten Tapanuli Utara
Rendahnya
ketertarikan generasi
muda untuk menekuni
bidang pertanian
Terbatasnya input
produksi pertanian
Terbatasnya input
sarana produksi
pertanian berkualitas
tinggi
Tingkat penggunaan
alat-alat pertanian
yang rendah
dikalangan petani
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
50 51
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi
Kesempatan Kerja Pelepasan tenaga kerja Keresahan Masyarakat Sosialisasi kepada pekerja mengenai Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, prosentase, Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam tahap
rencana pelepasan daerah asal tenaga kerja yang kegiatan Pengembangan pasca operasi
bekerja di SOL dan kontraktor Lapangan Panas Bumi dan
melalui penelaahan data tenaga PLTP Sarulla yang terdapat di
kerja yang tersedia di SOL dan Kecamatan Pahae Jae dan
kontraktor Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara
Kesempatan Usaha Berakhirnya tahap Kesempatan usaha Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali dalam tahap
operasi proyek berakhirnya kegiatan proyek mengenai pembelian barang dan pasca operasi
jasa oleh SOL dan kontraktor Kantor SOL di lokasi proyek
serta kontrak-kontrak yang
diberikan kepada pengusaha lokal
oleh SOL
Pendapatan Masyarakat Berakhirnya kegiatan Pendapatan masyarakat Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana Pendapatan Masyarakat Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
proyek pelepasan masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan tahap operasi
pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
Memberikan kompensasi yang layak kepada PLTP Sarulla yang terdapat di
pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku Kecamatan Pahae Jae dan
Pahae Julu, Kabupaten
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Tapanuli Utara
berakhirnya kegiatan proyek.
Kantor SOL di lokasi proyek
Keresahan Masyarakat Pelepasan tenaga kerja Keresahan masyarakat Membuat rencana pelepasan tenaga kerja Keresahan Masyarakat Mencatat adanya keluhan tentang Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
tenaga kerja lokal, dan penyaluran kegiatan Pengembangan tahap operasi
Sosialisasi rencana pelepasan kepada tenaga arus listrik bertegangan tinggi. Lapangan Panas Bumi dan
kerja PLTP Sarulla yang terdapat
di Kecamatan Pahae Jae
dan Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
52 53
B A H A N 2 0
01
Pertamina sebagai bagian dari CSR (corporate social
KOMPAS.com – Dikepung gunung api tidak hanya berarti bencana. dihargai Rp 1.500 per liter. Jadi, hasil panen 75 liter per hari
responsibility) mereka karena yang menikmati adalah para
Energi panas bumi yang berlimpah menjadi sumber listrik dan menghasilkan omzet bersih Rp 112.500.
petani,” kata Willie Smits, Ketua Yayasan Masarang, yang
”limbahnya” bisa dipakai menggerakkan ekonomi rakyat melalui
mengelola pabrik gula aren di Lahendong. ”Saya lebih memilih menjual air nira langsung ke pabrik
pengolahan nira menjadi gula semut.
karena tidak perlu memasak seharian sehingga bisa
Sebanyak 6.285 petani, menurut Smits, ikut menikmati
Gunung Soputan dan Lokon yang terlihat menjulang dari Kota Tomohon, melakukan pekerjaan lain. Saya juga tidak perlu membeli
berkah ”limbah” geotermal tersebut. Energi panas bumi ini
Sulawesi Utara, sepertinya tak pernah tidur. Gunung Lokon yang kayu,” kata Armi.
PANAS BUMI
harap bisa menyerap 100.000 liter nira per hari,” katanya.
bisa memakan waktu setengah hari untuk memanen nira
Selatan, dua gunung api yang hanya sejarak 15 kilometer itu adalah
dan mengolahnya menjadi gula, dengan dukungan Smits juga menyiapkan industri aren berbasis koperasi
berkah. Sejak 2001, sistem geotermal yang muncul dari aktivitas
”limbah” panas bumi hanya dibutuhkan waktu kerja rata- desa. Setiap desa diharapkan mendirikan koperasi untuk
kegunungapian di kawasan ini telah menghasilkan listrik 60 megawatt
rata 4,2 jam per hari. mengelola pabrik mini di desa masing-masing. ”Sudah ada
(MW) dan memasok sekitar 60 persen kebutuhan listrik Sulawesi Utara.
Sejak 2007, sisa energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk mengolah beberapa investor yang tertarik membangun pabrik mini
air nira menjadi gula. ini,” katanya.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
54 55
02 PANAS BUMI UNTUK
MINYAK ATSIRI
KOMPAS.com — Indonesia, khususnya Garut, Jawa Krisis bahan bakar itu menginspirasi sekumpulan anak
Barat, memiliki potensi yang sangat besar dalam industri muda asal Garut yang tersebar di berbagai perguruan
minyak atsiri di dunia, terutama minyak akar wangi atau tinggi yang tergabung dalam Paguyuban Mahasiswa Asal
vetiver root oil. Selama ini puluhan penyuling akar wangi di Garut (Asgar Muda). Mereka menelurkan gagasan
Garut terjepit di antara dua persoalan: krisis bahan bakar pemanfaatan panas bumi sebagai bahan bakar
dan tengkulak yang mencekik. penyulingan. Sebuah gagasan yang—meskipun bukan hal
baru—harus diapresiasi karena lahir dari generasi muda di
Kebijakan pemerintah akhir tahun 2005 tentang sebuah bergantung kepada bahan bakar fosil.
Anggota koperasi berhak menjadi
mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan
pemegang saham pabrik mini itu maksimal
menaikkan harga BBM lebih dari 100 persen telah Mereka menilai kondisi Garut sangat ironis. Panas bumi
49 persen. Sisanya tetap dipegang investor.
menempatkan para penyuling di ambang kehancuran. dari sumur-sumur di kawah Kamojang dan Darajat di Garut
Dengan sistem ini, petani berhak mendapat
Biaya membeli minyak tanah sebagai bahan bakar utama menghasilkan listrik ratusan megawatt yang bisa dinikmati
bagian keuntungan pabrik mini. ”Cara menjadi
penyulingan naik lebih dari dua kali lipat. Sementara harga masyarakat luas. Namun, di tengah potensi energi panas
pemegang saham cukup dengan menyediakan
minyak akar wangi kerap tak menentu akibat ulah para bumi yang melimpah ruah itu masih ada penduduk Garut
nira di bawah harga. Selisih harga itu digunakan
tengkulak. yang kelangsungan ekonomi keluarganya terganggu
untuk membeli saham,” katanya.
akibat kesulitan bahan bakar.
Kondisi semakin sulit tatkala banyak penyuling yang
Smits mengklaim bahwa pabrik gula aren
ditangkap polisi gara-gara membeli minyak tanah dalam Ketua Dewan Pembina Asgar Muda Goris Mustaqim
Masarang yang memanfaatkan panas bumi
jumlah besar. Aturan pembatasan pembelian menjadi berpikiran, mengapa tidak sumur-sumur panas bumi
tersebut merupakan yang pertama di dunia. Ini
tembok penghalang menyakitkan bagi penyuling yang Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang idle
merupakan upaya pengoptimalan potensi panas
membutuhkan 250 liter minyak tanah untuk sekali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyuling akar
bumi yang berlimpah di negeri ini.
menyuling selama lebih kurang 24 jam. Terlebih untuk bisa wangi. Selain ramah lingkungan, energi terbarukan dan
Indonesia memiliki potensi panas bumi 40 persen dari keluar dari jerat elsi mereka kerap ”menyetor” uang jutaan minim polusi ini juga dinilai lebih ekonomis dibandingkan
cadangan dunia atau mencapai 29.038 MW. Lokasinya rupiah kepada polisi. dengan bahan bakar lain.
tersebar di 276 titik, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali,
Dampaknya, kini, dari 30 penyuling akar wangi, 20 di Serangkaian uji coba telah dilakukan di Laboratorium
Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, sampai
antaranya kolaps. Lahan akar wangi seluas 2.400 hektar Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) guna
Papua. Potensi ini merupakan yang terbesar di dunia.
yang tersebar di lima kecamatan pun menyusut menjadi menemukan kalkulasi tekanan, temperatur, dan lama
Namun, potensi itu baru dimanfaatkan 1.332 MW (4,7
sekitar 1.000 hektar. penyulingan yang pas menggunakan panas bumi. Hasil uji
persen dari potensi), yang menempatkan Indonesia di
coba diperoleh bahwa dengan tekanan optimum 2-3 bar
bawah Filipina (2.000 MW) dan Amerika Serikat (2.700 MW). Mereka yang masih bertahan menyiasati persoalan bahan dan lama penyulingan 20 jam bisa dihasilkan rendemen
bakar ini dengan memakai solar atau oli bekas sebagai akar wangi hingga 2 persen, lebih besar daripada selama
Jika potensi panas bumi ini dioptimalkan, Indonesia tak hanya
bahan bakar. Upaya efisiensi bahan bakar dengan ini sebesar 0,3 persen.
bisa menjadi superpower energi listrik, sebagaimana
menaikkan temperatur dan mempersingkat lama
disampaikan Al Gore di Jakarta beberapa waktu lalu. Panas bumi
pembakaran membuat minyak akar wangi gosong karena Dengan demikian, kesimpulannya, penggunaan panas
juga bisa memberikan banyak nilai lebih untuk menggerakkan
disuling dengan tekanan 5-6 bar dalam waktu lebih bumi pada penyulingan akar wangi dapat meningkatkan
ekonomi rakyat.
singkat. rendemen dan kualitas minyak akar wangi.
03
Mekanisme jasa lingkungan dimulai dari adanya aliran (willingness to accept) dan pemanfaat jasa lingkungan pelaksanaan system pembayaran jasa lingkungan,
jasa yang dihasilkan oleh lahan atas upaya-upaya ramah (willingness to pay), yang diwujudkan dengan perikatan yaitu mekanisme pembayaran dan/atau kompensasi
lingkungan yang dilakukan masyarakat (provider) di hulu dan/atau perjanjian (kontrak), yang mencantumkan jumlah yang diberikan kepada pengelola lahan yang
yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat di hilir pembayaran, tengat waktu kontrak, sistem dan menghasilkan jasa lingkungan, yang dituangkan dalam
(user), atas dasar pemanfaatan jasa lingkungan tertentu mekanismenya. kontrak hukum meliputi aspek teknis dan operasional.
tersebut masyarakat di hilir melakukan transaksi/
Dalam konteks model implementasi PES di Krueng Tipologi mekanisme pembayaran jasa lingkungan
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
60 61
Jasa Lingkungan
PENYEDIA PEMANFAAT
JASA LINGKUNGAN JASA LINGKUNGAN
Kompensasi
• Pembayaran langsung ( Direct Payment )
Jasa Lingkungan
2. PEMBAYARAN TIDAK LANGSUNG yang dikelola merupakan dana yang berlandaskan
(INDIRECT PAYMENT) kepercayaan (trust fund) untuk kepentingan pengelolaan
DAS lestari, maka sistem dan mekanisme pengelolaan
Pembayaran tidak langsung, merupakan pembayaran harus dilakukan secara transparan dan dimungkinkan
jasa lingkungan oleh pemanfaat kepada penyedia jasa untuk dilakukan audit oleh pihak-pihak yang
PENYEDIA PEMANFAAT lingkungan melalui lembaga perantara (intermediary). berkepentingan dan telah diatur dalam sistem dan
mekanisme pengelolaan.
JASA LINGKUNGAN JASA LINGKUNGAN Mekanisme pembayaran jasa lingkungan tidak langsung,
didasarkan pada hasil proses negosiasi dan kesepakatan
yang dituangkan ke dalam perikatan dan/atau perjanjian
(kontrak) antara lembaga perantara dengan pemanfaat 3. PEMBAYARAN DENGAN SKEMA
dan antara lembaga perantara dengan penyedia jasa TERTENTU
lingkungan.
Pembayaran jasa lingkungan dengan skema tertentu
Tipologi mekanisme pembayaran jasa lingkungan tidak merupakan pembayaran yang melibatkan para pemangku
langsung ini, lebih kompleks dibandingkan dengan kepentingan yang terkait, seperti; private sector, lembaga
LEMBAGA mekanisme pembayaran secara langsung. Disamping itu swadaya masyarakat, pemerintah, lembaga keuangan,
pemanfaatan sumber daya alam DAS, harus memenuhi Sistem dan mekanisme yang diberlakukan didasarkan
Transaksi
Kompensasi persyaratan yang berkaitan dengan akuntabilitas, pada ketentuan aturan dan perundang-undangan yang
Pembelian
independensi dan profesional serta mengedepankan disepakati oleh para pemangku kepentingan yang terlibat
prinsip-prinsip good corporate governance dalam dan pembagian peran dari masing-masing pemangku
• Pembayaran tidak lansung ( Indirect Payment ) kepentingan tersebut diatur secara jelas dan tegas.
melakukan pengelolaan jasa lingkungan. Mengingat dana
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
62 63
Masyarakat Nasional
FKDC
dan Internasional
PEMERINTAH
Kelompok Penyedia
Jasa Lingkungan
Reforestation
Forest Management
Forest Protection
Financial Flow
Carbon Credit
Benefit
Verification
Technical Assistance and Monitoring
Audit
PENGEMBANGAN PANAS Kampung Baru (Nagari Alam Pauh Duo) dan Jorong
Pinangawa (Nagari Pauh Duo Nan Batigo).
Chevron berkomitmen untuk memperbaiki kondisi sosial
dan ekonomi dimana kami beroperasi. Upaya kami
berfokus pada peningkatan kualitas hidup yang
2.3 MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
66 67
Pada akhir 2012, kami dan mitra kami, Yayasan teknis. Pada tahun 2013, sebuah koperasi didirikan untuk
Swisscontact Indonesia mengembangkan program membantu petani Sakai dalam mengelola hasil perikanan,
Coconut Sector Enhancement for Sustainable Livelihood peternakan itik dan pertanian mereka serta pemasaran
yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para produk dan distribusi.
petani dan pengolah kelapa serta gula aren di tujuh
menunjang hidup berkelanjutan dengan tujuan utama
2.4 INFRASTRUKTUR
peningkatan pendapatan petani kelapa lokal dari prosesor
kelapa serta gula aren di tujuh Kelurahan di Penajam
Kami telah mendukung masyarakat Riau sejak tahun
Paser Utara Kabupaten, Kalimantan Timur melalui
1950an dengan membuka area yang sebelumnya
penerapan praktik pertanian dan pengolahan yang baik.
terisolasi di Riau Timur melalui pembangunan jalan
Pada akhir Desember 2013, program ini telah memberikan
sepanjang 180 kilometer, yang menghubungkan
manfaat kepada lebih dari 284 dan 956 penerima manfaat
Pekanbaru dan Dumai. Kami juga menghubungkan jalan
langsung dan tidak langsung. Sementara 39 usaha kecil
tersebut dengan jalan yang menuju Provinsi Sumatera
telah berhasil meningkatkan pendapatan mereka melalui
Utara malalui wilayah Bangko.
pengurangan biaya produksi, diversifikasi produk, dan
kualitas produk yang lebih baik. Kontribusi penting kami lainnya adalah membangun
Jembatan Siak, jembatan pertama di atas Sungai Siak
Lebih dari 620 peternak di Darajat, Jawa Barat,
yang menghubungkan daerah selatan Pekanbaru dengan
mendapatkan manfaat dari program peternakan domba
daerah utara pada tahun 1977, serta menghubungkan
terpadu, yang mencakup pelatihan teknis pada program
bagian barat Sumatera (Provinsi Sumatera Barat) dengan
penggemukan, pengelolaan limbah ternak, biopestisida
bagian timur (wilayah Dumai di Provinsi Riau).
dan biogas serta pembiayaan mikro.
Pusat UKM di Darajat berfungsi sebagai pusat
Pada tahun 2012, kami ikut berkontribusi dalam perayaan
pembelajaran dan konsultasi bisnis untuk usaha kecil dan
Pekan Olahraga Nasional ke 18 (PON XVII) yang pertama
menengah serta menampilkan lebih dari 115 produk yang
kali digelar di Riau. Dukungan kami diantaranya melalui
dibuat oleh 32 kelompok di daerah tersebut. Melalui
pembangunan Balai Tanjak Laksana Chevron yang
program pengembangan ini pendapatan masyarakat
merupakan gedung serbaguna yang berada di Komplek
meningkat hingga sebesar 40 persen.
Olahraga Rumbai. Bangunan 47.000 meter persegi ini
Kami mempromosikan upaya konservasi dalam operasi mampu mengakomodasi 1.500-2.000 penonton dan akan
panas bumi di Salak untuk mencegah eksploitasi hutan memberikan manfaat jangka panjang untuk berbagai
lebih lanjut. Kami mendukung usaha kecil dan menengah macam kegiatan. Kami turut membantu mempromosikan
dengan menawarkan program pelatihan untuk petani PON dengan membuat dan mengatur pusat media utama
dalam menunjang hasil panen. di Perpustakaan Pusat Riau untuk para jurnalis yang
meliput kegiatan empat tahunan ini. Kedua fasilitas ini juga
Kami turut memperkenalkan praktik pertanian terpadu digunakan untuk kegiatan The Islamic Solidarity Games
kepada suku Sakai di Riau dengan menyediakan pada pertengahan tahun 2013. Estimasi nilai bantuan kami
pertanian, perikanan dan pelatihan ternak serta bantuan untuk PON 18 mencapai USD6,4 juta.
Penanggung Jawab
BAGAIMANA MENYUARAKAN
Indra Sari Wardhani
Achmed Shahram Edianto
SUARA KITA (ADVOKASI)
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Penerbit
WWF Indonesia
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
Tujuan dari kegiatan advokasi adalah untuk melakukan Berbicara tentang masyarakat tentu saja akan melibatkan
perubahan masyarakat kea rah yang lebih baik dan adil. banyak orang dengan banyak kepentingan dan rentang
Dalam tahap yang lebih konkrit advokasi selalu merujuk kapasitas yang berbeda. Karena itu penting dibentuk Tim
kepada perubahan sistem hukum, yaitu Materi, Struktur, Inti berdasarkan kesepakatan. Tim Inti adalah sekelompok
dan Budaya. Materi adalah isi kebijakan yang ingin diubah, orang atau organisasi yang dari awal memiliki sikap,
Struktur adalah kelembagaan (Negara) yang dianggap tujuan, dan arahan yang sama dalam beradvokasi. Di
mampu mendukung perubahan kebijakan tersebut, dan dalam tim ini setiap informasi dan perencanaan strategis
Budaya adalah cara pandang masyarakat, penyelenggara advokasi diolah bersama secara terbuka. Tim inti lah yang
dan aparat penegak hukum dalam menjalankan materi menjadi pengatur setiap kegiatan advokasi, menyusun
hukum tersebut. strategi, membangun argumen dan sikap-sikap yang
dipilih, termasuk membuat Siaran Pers, dan Kronolis
Menentukan tujuan advokasi sejak awal adalah penting Kasus. Adalah Tim inti wajib melakukan pemantauan dan
bagi keberhasilan advokasi. Apakah yang diinginkan evaluasi dalam tiap tahap advokasi, dan melaporkan
sekedar perubahan materi (isi atau teks) dari suatu kepada masyarakat yang memberikannya mandat.
kebijakan/peraturan, atau sampai adanya perubahan Kepercayaan kunci utama yang perlu dijaga.
budaya hukum. Mengingat masing-masing bagian dari
sistem hukum tersebut memerlukan pendekatan dan
kedalaman yang berbeda dari langkah-langkah advokasi. 5. MENGGALANG SEKUTU
BAGAIMANA
• Dasar dasar Advokasi
• Bekerjasama dengan Pemerintah dan Sektor 3. SIKAP kebutuhan khusus. Bagaimana mereka terpapar dan
Swasta dalam proyek PLTP menerima dampak, dampak apa yang mereka rasakan,
Setelah mendapatkan informasi dasar, seperti bentuk
MENYUARAKAN
bagaimana dampak itu berpengaruh kepada mereka, dsb.
kegiatan, siapa penanggung jawab kegiatan, apa potensi Indentifikasi masyarakat adalah penting agar tidak terjadi
PEGANGAN FASILITATOR: dampak kegiatan tersebut, masyarakat dapat menentukan kesalahan mendasar (dalam membangun sekutu
TAHAPAN-TAHAPAN ADVOKASI
SUARA KITA (BERDASARKAN BAGAN ADVOKASI)
sikapnya. Sikap tersebut dapat berupa persetujuan,
penolakan, meminta klarifikasi lebih lanjut, atau juga
mengajukan syarat-syarat agar kehidupan masyarakat
misalnya), juga dalam merumuskan tuntutan (biasanya
berdasarkan kebutuhan dan dampak yang dialami
mereka).
Dalam sebuah advokasi, pengorganisasian adalah vital. Di Perlu juga disiapkan konsep alternatif dari kebijakan atau
titik inilah terjadi pemberdayaan masyarakat, baik dari aktivitas usaha yang kita kritik, yang memenuhi rasa
penentuan sikap, pengetahuan, ketrampilan, bahkan juga 12. KAMPANYE
keadilan masyarakat. Karena jika tidak, maka usaha
dalam penyelesaian konflik internal jika terjadi. Kegiatan advokasi akan sia-sia kalau sekedar berhenti dalam isu Kampanye dilakukan melalui media massa, seperti Koran,
pengorganisasian menyangkut banyak hal, mulai dari menolak atau merubah kebijakan. radio atau televisi. Kampanye juga dapat dilakukan
identifiksi persoalan sampai kepada pencarian solusi dengan membuat selebaran, leaflet, kaos, poster dll. Jadi
alterntif dari masalah yang dipersoalkan. Konsep alternatif dapat dikembangkan dari banyak hal, media kampanye dan pilihan bahasa bisa apa saja, tapi
dari penelitian, studi kasus, studi dokumen, dialog intensif, yang penting dijaga adalah kesatuan pesan yang
dan lain-lain. Konsep alternatif yang baik tentu saja harus disampaikan harus selaras.
8. RENCANA STRATEGIS mencerminkan kebutuhan pihak yang melakukan
advokasi. Tujuan kampanye adalah mensosialisasikan masalah
Setelah tim inti terbentuk, dan data awal dianggap cukup,
yang diadvokasi kepada masyarakat luas agar 14. MEMPENGARUHI PEMEGANG KEBIJAKAN
maka perlu dibangun rencana strategis. Rencana strategis
11. LITIGASI mendapatkan dukungan dari masyarakat. Karena itu perlu
menyangkut juga capaian jangka pendek, menengah dan Perubahan kebijakan tidak akan tercapai, jika sang
dilihat gaya bahasa dalam kampanye, medianya seperti
jangka panjang yang akan dipakai sebagai acuan setiap pemegang kebijakan tidak mau untuk melakukan
Litigasi atau berperkara di pengadilan, adalah salah satu apa dan siapa/masyarakat apa yang akan menjadi
kegiatan advokasi. perubahan tersebut. Karena itu kegiatan advokasi
cara melakukan advokasi. Pada satu titik, mungkin saja sasaran kampanye.
berupa membujuk dan menekan pemegang kebijakan
Rencana Strategis yang dilakukan oleh tim inti harus diperlukan jalan litigasi ini. Biasanya jalan litigasi ini
agar menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan
bersifat lentur agar mudah mengantisipasi perubahan ditempuh, jika masyarakat memiliki potensi untuk menang 13. MELANCARKAN TEKANAN keinginan rakyat menjadi penting.
mendadak. Setiap rencana harus tercatat dan memiliki (terutama dari segi analisa hukumnya), proses litigasi
indicator-indikator pencapaian serta memiliki alur kerja bersifat terbuka (biasanya sebagai cara untuk mendobrak Pemegang kebijakan tidak akan melakukan perubahan
Pemegang kebijakan perlu diajak bicara mengenai
atau pentahapan. Jika tidak, maka akan sulit dilihat informasi yang ditutup-tutupi dari perusahaan atau atas kebijakannya jika tidak dibujuk atau mendapat
kasus yang diadvokasi. Pembicaraan dapat dilakukan
apakah pekerjaan advokasi sudah dijalankan, dan sampai penyelenggara Negara), juga sebagai cara untuk tekanan. Karena itu, segala bentuk tekanan perlu
melalui audiensi, lobi, seminar, dengar pendapat dll.
di mana capaiannya. mendapatkan dukungan dari masyarakat luas. Di diciptakan agar advokasi berhasil. Tekanan dapat
Yang harus diperhatikan adalah bagaimana usaha
Indonesia, proses litigasi sudah berkembang dengan dilakukan dengan cara kampanye terus-menerus, njuk
mempengaruhi kebijakan ini harus menarik perhatian
mengadopsi kepentingan masyarakat, seperti rasa, boikot, surat, petisi dll.
9. MENGEMAS ISU si pemegang kebijakan, karena merekalah pemegang
dimungkinkannya gugatan class action (gugatan yang otoritas untuk merubah kebijakan yang juga memiliki
Masing-masing metode melakukan tekanan memiliki
Setelah melakukan identifikasi persoalan dan lakukan oleh banyak orang, tapi dapat diwakilkan kepada setumpuk pekerjaan dan tuntutan lain selain tuntutan
konsekwensinya sendiri, baik dalam potensi mencapai
merumuskan tuntutan, maka perlu mengemas isu yang sekelompok orang atas dasar kesamaan kerugian atau dari kita. Karena itu, mengungkapkan masalah secara
tujuan, maupun dalam potensi mendapatkan gangguan.
akan dilempar ke publik. Ada dua tujuan dalam penderitaan), Hak gugat Organisasi, (gugatan dapat logis dalam berbagai bentuk tulisan sampai tatap muka
Karena itu tim inti harus jeli melihat kekuatan dan
mengemas isu; pertama, menggalang dukungand ari dilakukan oleh organisasi atas suatu kasus, walaupun menjadi penting.
kelemahan 'lawan', juga harus memiliki pengetahuan yang
masyarakat luas, dan kedua, membangun tekanan organisasi tersebut tidak langsung terdampak dari kasus
cukup atas segala bentuk-bentuk tekanan di atas.
kepada pengambil kebijakan. Dalam mengemas isu perlu itu), juga individu atau sekelompok orang dapat
diperhatikan gaya bahasa dan etika berbahasa, karena mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi ketika Gangguan disini adalah usaha dari pihak lawan untuk
dalam kemasa isu ini sebenarnya merepresentasikan merasa hak-hak konstitusinya terlanggar. mematahkan usaha advokasi kita. Ini bisa dimulai dari
siapa kita, dan apakah kita memang layak mendapat rayuan, iming-iming, kepada tim inti atau beberapa LITIGASI ATAU BERPERKARA
dukungan masyarakat. Karena itu teknik-teknik
berkomunikasi (lisan, dan visual) menjadi penting agar
anggota tim inti untuk memecah belah, sampai bentuk- DI PENGADILAN, ADALAH SALAH
bentuk kriminalisasi. Dilaporkan ke polisi, ditangkap polisi,
pesan yang ingin kita sampaikan tepat sasaran. di tahan, dll.
SATU CARA MELAKUKAN ADVOKASI.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
04 05
Unjuk rasa
mogok,
boikot
legal drafting
counter draft
PERUBAHAN
KEBIJAKAN
Isi / Naskah
judicial
PUBLIK :
review
Tatanan
Budaya
jurisorudensi
class action
pernyataan
kampanye
siaran
Pembelaan
pers
kolaborasi
negosiasi,
Lakukan
mediasi,
lobbi,
Ajukan Konsep
Tanding
Pendapat Umum
Lancarkan
Pembuat &
Pengaruhi
Pelaksana
Kebijakan
Pengaruhi
Tekanan
BAGAN ARUS KEGIATAN ADVOKASI TERPADU
Pelatihan
Teknis
LAKUKAN PEMANTAUAN /
Galang Sekutu
Kemas Issu
Semenarik
Sebanyak
(alliance)
Mungkin
Mungkin
Gerakan
Bangun
Basis
Meskipun sangat mungkin hasil dari kegiatan yang mereka nyatakan itu
TEKNIK DASAR
Tetapkan Sikap &
Nalar
Pengorganisasian
Pendidikan Politik
ADVOKASI
reform).
Data / Info
Masyarakat
Analisis
advokasi yang dilakukan oleh banyak Sekarang, pertanyaannya adalah “apakah yang dimaksud dengan
kalangan (NGO, Organisasi Massa,
Kebijakan
akses).
dsb), seperti aksi protes, selebaran- digunakan untuk memahami suatu kebijakan publik adalah dengan
selebaran, unjuk rasa, protes, dsb. melihat kebijakan tersebut sebagai suatu 'sistem hukum' (system of
Mempunyai kesamaan sasaran, yakni law) yang terdiri dari:
suatu kebijakan tertentu dari
LINGKAR
pemerintah yang menyangkut Isi hukum (content of law); yakni uraian atau penjabaran tertulis dari
BENTUK
(Alies)
INTI
kepentingan publik (public policy). suatu kebijakan yang tertuang dalam bentuk perundang-undangan,
peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
06 07
Tata laksana hukum (structure of law); yakni semua KERANGKA DASAR KERJA massa terorganisir yang, akhirnya akan membentuk advokasi yang baik adalah yang memang terfokus hanya
perangkat kelembagaan dan pelaksana dari isi hukum suatu pola perilaku tertentu dalam mensikapi suatu pada satu masalah atau issu strategis kebijakan publik
yang berlaku (lembaga hukum dan para aparat Kebijakan publik (sistem hukum) sebagai sasaran masalah bersama. Karena itu, proses-proses ini tertentu. Dengan demikian, langkah awal terpenting dalam
pelaksananya). advokasi, ketiga aspeknya terbentuk melalui suatu proses- terwujud dalam berbagai bentuk tekanan politik kegiatan advokasi adalah memilih dan menetapkan issu
proses yang khas. Isi hukum dibentuk melalui proses- (politica pressure), mulai dari penggalangan kebijakan publik apa yang benar – benar strategis
Budaya Hukum (culture of law) ; yakni persepsi, pendapat dan dukungan (kampanye, debat umum, dijadikan sebagai sasaran advokasi. Untuk menetapkan
proses legislasi dan jurisdiksi, sementara tata laksana
pemahaman, sikap penerimaan, praktek-praktek rangkaian diskusi dan seminar, pelatihan), strategis atau tidaknya sebuah issu kebijakan publik,
hukum dibentuk melalui proses-proses politik dan
pelaksanaan, penafsiran terhadap dua aspek sistem pengorganisasian (pembentukan basis basis massa paling tidak dapat dilakukan atas dasar beberapa indikator
manajemen birokrasi, dan budaya hukum terbentuk
hukum diatas isi dan tata laksana hukum. Dalam dan konstituen, pendidikan politik kader) sampai ke sebagai berikut :
melalui proses-proses sosialisasi dan mobilisasi. Masing-
pengertian ini juga tercakup bentuk-bentuk tanggapan tingkat pengerahan kekuatan (unjuk rasa, mogok,
masing proses ini memiliki tata caranya sendiri, karena itu,
(reaksi, response) masyarakat luas terhadap boikt, dan blokade).
kegiatan advokasi juga harus didekati secara berbeda, 1. Taraf penting dan mendesaknya (urgensi) tuntutan
pelaksanaan isi dan tatalaksana hukum yang berlaku.
dalam hal ini harus mempertimbangkan dan menempuh masyarakat luas yang mendesakkan perlunya
proses-proses yang sesuai dengan asal-usul ketiga aspek Skema itu juga memperlihatkan bahwa suatu sistem segera perubahan kebijakan publik tersebut.
Sebagai suatu kesatuan sistem (systemic). Tiga aspek
sistem hukum ini dibentuk. kegiatan advokasi, walaupun sasarannya adalah
hukum tersebut saling tumbuh dan berkait satu sama lain. 2. Kaitan dan relevansi perubahan perubahan tersebut
Karena itu, idealnya, suatu kegiatan atau program perubahan kebijakan publik sebagai bagian dari sistem
Proses-proses legislasi dan jurisdiksi ; proses ini terhadap kepentingan atau kebutuhan nyata
advokasi harus juga mencakup sasaran perubahan hukum, namun tidak berarti hanya dapat dilakukan melalui
meliputi seluruh proses penyusunan rancangan masyarakat luas, terutama lapisan atau kalangan
ketiganya. Karena, dalam kenyataannya perubahan yang jalur-jalur 'legal' (proses-proses legitasi dan jurikdiksi)
undang-undang atau peraturan (legal drafting) sesuai mayoritas yang memang sering tidak diuntungkan
terjadi pada salah satu aspek saja tidak dengan serta saja, tetapi juga melalui jalur-jalur 'paralegal' (proses politik
dengan konstitusi dan sistem ketatanegaraan yang oleh kebijakan negara.
merta membawa perubahan pada aspek lainnya. Dengan dan birokrasi serta proses-proses sosialisasi dan
berlaku,mulai dari pengajuan gagasan, atau tuntutan mobilisasi).
demikian sasaran perubahan terhadap suatu kebijakan 3. Besaran dan luasnya dampak positif yang dapat
tersebut, pembentukan kelompok kerja dalam
publik mestilah mencakup ketiga aspek hukum atau dihasilkan jika perubahan kebijakan itu terjadi.
kabinet dan parlemen, seminar akademik untuk Barangkali memang perlu diperingatkan kembali disini
kebijakan tersebut sekaligus. Dengan kata lain, suatu
penyusunan naskah awal (academic draft), penyajian bahwa salah satu tujuan kegiatan advokasi, khususnya 4. Kesesuaian dengan agenda kerja utama jaringan
kegiatan atau program advokasi yang baik adalah yang
naskah awal kepada pemerintah, pengajuan kembali dalam rangka pembentukan opini (pendapat umum) dan organisasi advokasi yang memang menjadikan issu
secara sengaja dan sistematis memang dirancang untuk
ke-parlemen sampai pada akhirnya disetujui atau penggalangan dukungan massa, bukanlah semata-mata kebijakan publik tersebut sebagai sasaran
mendesakkan terjadinya perubahan baik dalam isi, tata
disepakati dalam pemungutan suara diparlemen. membuat orang 'sekeda tahu' tetapi juga 'mau terlibat dan utamanya.
laksana maupun budaya hukum yang berlaku. Kaidah ini
bertindak'. Hal yang terakhir ini jelas lebih menyangkut
tidak menafikan bahwa perubahan bisa terjadi secara Proses-proses politik dan birokrasi; proses ini soal afeksi (perasaan, keprihatinan, sikap, dan perilaku)
bertahap atau berjenjang, dimulai terlebih dahulu dari meliputi semua tahap formasi konsolidasi organisasi ketimbang soal kognisi (pengetahuan, dan wawasan)
salah satu aspek hukum tersebut yang memang dianggap pemerintah sebagai perangkat kelembagaan dan seorang. Jelasnya advokasi bukan cuma urusan
sebagai titik tolak paling menentukan (crucial starting pelaksana kebijakan publik. Bagian terpenting dan mempengaruhi'isi kepala', tetapi juga 'isi hati' orang
point), kemudian berlanjut (atau diharapkan membawa paling menentukan dalam keseluruhan proses ini banyak.
pengaruh dan dampak perubahan) ke aspek-aspek adalah seleksi, rekruitment dan induksi para aparat
lainnya. Tetapi ini hanyalah masalah penentuan strategi pelaksana pada semua tingkatan birokrasi yang Advokasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
dan prioritas dari kegiatan advokasi, tanpa harus terbentuk. Karena itu, seluruh tahapan tersebut mendesakkan terjadinya perubahan sosil (sosial
mengorbankan prinsip dasarnya sebagai suatu upaya sangat diwarnai oleh kepentingan-kepentingan movement) secara bertahap maju melalui serangkaian
kearah perubahan kebijakan secara menyeluruh. diantara berbagai kelompok yang terlibat perubahan kebijakan publik. Asumsi yang mendasarinya
didalamnya, mulai dari lobby, mediasi, negosiasi dan adalah bahwa suatu perubahan sosial yang lebih besar
(dalam pengertiannya yang buruk) bahkan sampai dan luas bisa terjadi (atau paling tidak, bisa dimulai)
pada praktek-praktek intrik, sindikasi, konspirasi dan dengan merubah satu persatu kebijakan-kebijakan publik
ADVOKASI YANG BAIK ADALAH YANG manipulasi. yang memang strategis atau sangat menentukan dalam
MEMANG TERFOKUS HANYA PADA SATU kehidupan masyarakat luas. Maka, suatu kegiatan
Proses-proses sosialisasi dan mobilisasi; proses ini
MASALAH ATAU ISSU STRATEGIS meliputi semua bentuk kegiatan pembentukan
KEB AKAN PUBLIK kesadaran dan pendapat umum (opini) serta tekanan
1 | Disarikan dari tulisan Roem Topatimasang dengan judul “Advokasi Kebijakan Publik; Ke Arah Suatu Kerangka Kerja Terpadu“, dalam buku
“Merubah Kebijakan Publik”, Roem Topatimasang, dkk (peny), Pact Indonesia & Insist, 2000.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
08 09
B A H A N 2 2
5. ISU-ISU
STRATEGI MENGELOLA KONFLIK Selain isu-isu yang sudah jelas, isu-isu apa yang
merupakan akar penyebab dalam konteks ini?
Dari analisa ke strategi, yaitu mempelajari suatu situasi
beralih untuk mempengaruhinya. Analisis dapat Apa implikasi khusus dari isu-isu itu, dan bagaimana isu-
mengungkapkan berbagai kemungkinan tindakan yang isu itu mempengaruhi tiap pihak dan perannya dalam
dapat dilakukan. Tiap orang atau tiap kelompok akan konflik?
memiliki peluang tertentu, bergantung pada posisinya
dalam situasi itu dan kemampuan khusus mereka.
1 | Bahan disarikan dari Simon fisher dkk, Mengelola Konflik Ketrampilan dan Strategi untuk Bertindak, The British Council, Jakarta, 2001
Mengelola konflik adalah bagian dari advokasi, karena dalam setiap interaksi potensi
berbeda pendapat akan mungkin muncul. Jika konflik dibiarkan atau bahkan dianggap
tidak ada, maka berpotensi untuk merusak keberhasilan suatu advokasi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 22
11
06
6. KEPENTINGAN Strategi anda mungkin akan lebih sukses jika anda tetap
mengingat sasaran anda dan juga hubungannya dengan
Bagaimana setiap pihak berhubungan dengan sasaran
pihak lainnya. Jika anda membangun hubungan yang baik
anda?
dengan pihak lain, maka mungkin mereka akan
Apakah dengan tercapainya sasaran anda maka pihak lain memahami tindakan anda dengan lebih baik dan
akan terhalang dalam mencapai sasarannya? mengurangi rasa khawatirnya. Anda mungkin menemukan
bahwa walaupun kepentingan dan sasaran anda berbeda,
Anda mungkin perlu memperhatikan lapisan-lapisan mungkin saja tetap bisa saling mendukung.
dalam masing-masing pihak mengenai pemahaman pihak
lain dalam situasi ini. 9. SEKUTU
Bagaimana masing-masing pihak menentukan Apakah anda memiliki cukup banyak kesamaan
kepentingannya? Jika suatu pihak bertindak menurut kepentingan dengan pihak lainnya untuk membentuk
kepentingannya sendiri, apakah kebutuhannya akan suatu aliansi. Dapatkan anda membentuk koalisi yang
terpenuhi? Siapakah yang mempunyai kepentingan pribafi lebih besar
dalam konflik yang sedang berlangsung? Apakah ada
kepentingan bersama yang dapat diajukan? 10. RESIKO
Strategi apa yang dapat anda gunakan sehingga segala Apakah anda dapat membuat situasi menjadi lebih buruk?
sesuatunya mendukung anda untuk mencapai sasaran?
Bagaimana anda menguji strategi anda dengan resiko
Inilah saatnya anda memutuskan cara-cara intervensi apa paling kecil/
yangseharusnya dilakukan dan hal-hal yang perlu anda
Apa yang harus dipelajari agar dapat menentukan apakah
selesaikan.
strategi yang diambil berhasil?
POKOK BAHASAN 6
8. PELIBATAN
11. TINDAKAN
Bagaimana memasukkan kepentingan, kebutuhan dan
PENUTUP
Sekaranglah waktunya untuk melaksanakan keputusan
kekhawatiran pihak lainnya dalam strategi anda?
yang anda ambil melalui metode penyusunan strategi ini.
( 90 Menit)
Lembar ini adalah lembar penilaian umum Anda terhadap keseluruhan materi yang telah Anda ikuti. Pada bagian
sebelah kanan tercantum beberapa buah pernyataan yang harus Anda nilai secara jujur. Kerena itu Anda tidak perlu
mencantumkan identitas apapun pada lembar penilaian ini, sebab penilaian itu terutama bukan untuk menilai Anda,
tetapi mencari umpan balik bagi kepentingan latihan ini di masa mendatang. Untuk itu, Anda cukup melingkari salah
satu angka pada skala kontinum 0-5 disebelah kiri setiap pernyataan. Angka 0-5 itu menunjukkan taraf pencapaian,
kesesuaian dan pemahaman terhadapnya.
0 1 2 3 4 5
Apakah latihan ini memberikan kemampuan yang anda butuhkan
untukpengembangan ketrampilan advokasi anda ?
Jika anda merasa perlu untuk mengikuti latihan semacam ini lagi, maka topik atau masalah
apa saja yang anda rasa masih perlu ditambahkan ?
Mengapa ?
Dalam latihan ini dipergunakan berbagai jenis metoda atau cara penyajian materi latihan, sebagaimana tercantum
pada bagian sebelah kanan. Diantara berbagai jenis metoda tersebut, tentu ada yang anda anggap paling efektif
dan efisien atau paling menarik dan sesuai dengan daya tangkap anda. Berilah penilaian pada skala 0-5 pada
beberapa jenis metoda tersebut :
0 1 2 3 4 5 Ceramah/Kuliah
0 1 2 3 4 5 Diskusi Kelompok
0 1 2 3 4 5 Studi Kasus
Mengapa demikian ?
Sepanjang latihan ini, anda telah ditemani oleh suatu Team Pemandu (fasilitator) Latihan. Berilah penilaian
dengan angka 0-5 pada skala kontinum di bagian kiri didepan nama setiap anggota team tersebut.
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5
Komentar anda yang lain tentang Team Fasilitator ? (boleh ditujukan secara khusus pada salah seorang) :