You are on page 1of 103

WWF IN NUMBERS

WWF S SUSTAINABILITY IMPROVED ENABLING


CRITERIA ENVIRONMENT
By 2015, an improved enabling
By 2015, WWF’s Sustainability Criteria shall environment conducive to
have beenaccepted by the geothermal geothermal energy and
industry as a best practice other RES will be in
benchmark,has significantly place in Indonesia
improved geothermal and the Philippines.
energy’s social
acceptability and built
broad stakeholder
support.

WWF S 100% RENEWABLE VISION


By 2015, Indonesia has agreed to national renewable energy
targets for 2030 in line with WWF’s 100% renewable vision,
including a target for ending energy poverty by 2030.
By 2015, the targets for the Philippines will be moreambitious
than the 2030 target announced by government.

M O D U L P E L AT I H A N

RECYCLED
Supporting responsible use offorest resources
PANAS BUMI
UNTUK ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904
(c) 1996 Forest Stewardship Council

All rights reserved. | WWF-Indonesia. | © 2015


PA N D U A N P E L AT I H A N

Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani PANAS BUMI
UNTUK ORGANISASI MASYARAKAT SIPIL
Achmed Shahram Edianto

Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda

Narasumber
Arimbi Heroeputri

Tim Disain dan Ilustrasi


PT. Maginate Kreasindo

Penerbit
WWF Indonesia

Cetakan Pertama
xxxxx 2015

Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat WWF-INDONESIA
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit

WWF Indonesia
WWF Canon
ISBN NO :
978-979-1461-53-5
2015
III. MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 19
1. Dasar dasar sistem panas bumi 20

DAFTAR ISI 2. Pemanfaatan energi panas bumi


3. Pengenalan teknologi panas bumi
20
21
4. Pengenalan ekonomi panas bumi 21
Kerangka Panduan Pelatihan Panas Bumi 06
5. Pengenalan PLTP 22
Matriks Silabus Pelatihan 07
Contoh Agenda 08
Catatan Khusus : Panduan untuk Pelatihan 09 IV. DAMPAK PROYEK PLTPB 23
Daftar Istilah Penting 10 1. Pengenalan siklus proyek dan bisnis PLTP 24
2. Dampak proyek PLTP dari aspek lingkungan atau wilayah hutan 24
I. ORIENTASI 11 3. Dampak proyek PLTP dari aspek sosial 25
1. Perkenalan Alur Pelatihan 12
2. Kontrak Belajar 13 V. BAGAIMANA MENYUARAKAN SUARA KITA (ADVOKASI) 27
3. Perkenalan Tentang Program Ring of Fire WWF Indonesia 14
1. Dasar dasar Advokasi 28
2. Bekerjasama dengan Pemerintah dan Sektor Swasta dalam proyek PLTP 29
II. MENGENAL ENERGI PANAS BUMI 15
1. Pengenalan Sistem energi 16 VI. PENUTUP 31
2. Pengenalan Pembangkitan Listrik 16
1. Arti Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan 31
3. Potensi panas bumi di dunia dan Indonesia 17
2. Tindak Lanjut 31
4. Dasar hukum dan kebijakan panas bumi di Indonesia 18

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI


WWF Indonesia melalui program “Ring of Fire” memiliki komitmen
yang tinggi dalam mendorong pengembangan panas bumi yang
berkelanjutan di Indonesia hingga tiga kali lipat pada 2020. Berawal
di Indonesia dan Filipina, pada 2012 WWF meluncurkan buku
pertama berjudul “Igniting the Ring of Fire: A Vision for Developing
Indonesia's Geothermal Power”, memetakan berbagai peluang dan
tantangan dalam pengembangan panas bumi khususnya di
Indonesia. Pada tahun 2013, WWF Indonesia kembali meluncurkan
buku kedua berjudul “Panduan Kelestarian Ekosistem untuk
Pemanfaatan Panas Bumi” sebagai salah satu masukan bagi
pemerintah dan perusahaan untuk mensinergikan pengembangan
energi yang lebih ramah lingkungan dengan tetap menjaga
kelestarian hutan yang bernilai konservasi tinggi serta kearifan lokal masyarakat mengingat potensi
panas bumi banyak terdapat dikawasan hutan.

Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2014, tercantum pentingnya peran dan partisipasi masyarakat

SEKAPUR SIRIH
sipil dalam pengembangan panas bumi. Untuk meningkatkan peran partisipatif tersebut, maka
kapasitas masyarakat sipil baik secara teknis maupun institusional perlu ditingkatkan. Sejak
pertengahan 2014, dengan dukungan dari SIDA dan WWF Swedia, WWF Indonesia menginisiasi
kegiatan “Pengembangan Kapasitas Organisasi Masyarakat Sipil untuk Mendukung
Indonesia memiliki potensi energi Pengembangan Panas Bumi yang Berkelanjutan di Indonesia”. Kegiatan ini dilakukan di 3 pilot lokasi
terbarukan yang sangat melimpah namun yang memiliki potensi panas bumi cukup besar yaitu Lampung, Aceh dan Jambi. Tujuan utama
pemanfaatannya hingga saat ini masih kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas organisasi masyarakat sipil
belum optimal, salah satunya adalah energi sehingga dapat melakukan dialog, advokasi kebijakan dan membangun kemitraan yang strategis
panas bumi. Kondisi geologis akibat dengan pengembang Panas Bumi maupun Pemerintah Daerah terkait pengembangan panas bumi.
pertemuan lempengPasifik, lempeng India-
Australia dan lempeng Eurasia menjadikan WWF Indonesia bekerja sama dengan Institute for Essential Service Reform (IESR), salah satu LSM
Indonesia sebagai negara dengan potensi yang bergerak dalam pengembangan energi di Indonesia, menyusun “Modul Pelatihan Panas Bumi”
panas bumi terbesar di dunia. yang ditujukan untuk organisasi masyarakat sipil. Modul pelatihan ini disusun dalam konteks yang
mudah dipahami dan mampu memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai aspek teknis
Panas bumi merupakan program prioritas pengembangan panas bumi dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat, serta aspek
pemerintah dalam rangka mendukung institusional yang meliputi kebijakan pengembangan panas bumi dan strategi advokasi kebijakan.
ketahanan dan kemandirian energi serta
mendukung upaya pengurangan emisi Gas Saya berharap modul pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan organisasi
Rumah Kaca (GRK). Pemerintah indonesia masyarakat sipil dalam mendukung pengembangan panas bumi yang berkelanjutan di Indonesia.
telah menetapkan target penggunaan energi Modul ini juga dapat menjadi referensi dan materi edukasi bagi semua pihak baik pemerintah,
baru dan terbarukan sebesar 23% pada 2025 swasta, akademisi dan masyarakat secara luas.
di dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN)
Salam Lestari,
melalui Peraturan Presiden No.79 Tahun
2014. Untuk mencapai target tersebut,
diperlukan partisipasi seluruh elemen baik Dr. Efransjah, CEO WWF-Indonesia

pemerintah, swasta, maupun masyarakat


luas.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI


05
MATRIKS SILABUS PELATIHAN

NO POKOK BAHASAN MATERI


Perkenalan Alur Pelatihan
I ORIENTASI Kontrak Belajar
Perkenalan Tentang Program Ring of Fire WWF Indonesia

Pengenalan Sistem energi


Pengenalan Pembangkitan Listrik
II MENGENAL ENERGI PANAS BUMI
Potensi panas bumi di dunia dan Indonesia
Dasar hukum dan kebijakan panas bumi di Indonesia

Dasar dasar sistem panas bumi


Pemanfaatan energi panas bumi
MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
III Pengenalan teknologi panas bumi
PANAS BUMI (PLTP)
Pengenalan ekonomi panas bumi
Pengenalan PLTP

Pengenalan siklus proyek dan bisnis PLTP


Dampak proyek PLTP dari aspek lingkungan atau
IV DAMPAK PROYEK PLTP
wilayah hutan
Dampak proyek PLTP dari aspek sosial

TUJUAN KHUSUS :
KERANGKA Peserta pelatihan memahami konsep dasar Energi Panas Bumi dan
V
BAGAIMANA MENYUARAKAN SUARA
KITA (ADVOKASI)
Dasar dasar Advokasi
Bekerjasama dengan Pemerintah dan Sektor Swasta
dalam proyek PLTP

PANDUAN Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Peserta pelatihan memahami kebijakan panas bumi di Indonesia dan VI PENUTUP


Evaluasi dan Refleksi

PELATIHAN
Tindak Lanjut
lembaga-lembaga yang terlibat

Peserta pelatihan memahami dampak positif dan dampak negatif dari

PANAS BUMI proyek Panas Bumi bagi masyarakat

Peserta pelatihan memahami alternatif solusi masalah panas bumi di


atas

TUJUAN UMUM :

Peserta pelatihan dapat mengindentifikasikan permasalahan di


tingkatnya yang berhubungan dengan kebijakan panas bumi dan
proyek PLTP

Peserta pelatihan mampu menyusun rencana aksi secara rinci dan


sistematis sebagai alternatif pengelolaan panas bumi yang
berkelanjutan baik dari sisi lingkungan maupun masyarakat.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI


06
CONTOH AGENDA

HARI WAKTU MATERI TUJUAN METODE


• Perkenalan Alur Pelatihan • Peserta memahami tujuan pelatihan • Ceramah
• Perkenalan Tentang Program Ring dan konsekuensinya • Tanya Jawab
120 menit
of Fire WWF Indonesia • Permainan
• Kontrak Belajar

• Pengenalan Sistem energi • Peserta memahami bermacam jenis • Ceramah


• Pengenalan Pembangkitan Listrik energi dan sistem pembangkitan • Tanya Jawab
• Potensi panas bumi di dunia dan listrik. • Permainan
1 180 menit Indonesia • Peserta mengetahui dimana
Wilayah Kerja Panas Bumi yang
ada di daerahnya

• Dasar hukum dan kebijakan panas • Peserta memahami kebijakan • Ceramah


bumi di Indonesia panas bumi di Indonesia dan • Tanya Jawab
120 menit
lembaga mana yang mengelola
panas bumi

• Dasar dasar sistem panas bumi • Peserta memahami potensi dan • Ceramah CATATAN KHUSUS :
120 menit
• Pemanfaatan energi panas bumi kegunaan panas bumi • Tanya Jawab PANDUAN UNTUK PELATIHAN
• Pengenalan teknologi panas bumi • Peserta memahami teknologi yang • Ceramah
• Pengenalan ekonomi panas bumi digunakan pada panas bumi • Tanya Jawab Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah peserta. kemudian mampu menjadi seorang pengorganisir yang
120 menit
2 (pemanfaatan langsung dan tidak • Peragaan Prinsipnya, semakin kecil jumlah peserta maka semakin handal, penuh dedikasi pada pekerjaan, bahkan tanpa
langsung)
baik, karena memungkinkan proses berlangsung lebih pamrih sekalipun.
• Pengenalan PLTP
intensif dan semua peserta memperoleh kesempatan
• Peserta memahami cara kerja • Ceramah
yang sama besar. Pengalaman selama ini menunjukan Terakhir, buku panduan ini memang hanyalah panduan.
120 menit • Pengenalan siklus proyek dan PLTP dan model bisnis yang • Tanya Jawab
bisnis PLTP bahwa pelatihan yang efektif biasanya diikuti oleh 15-20 Sekali lagi, jangan takut mengubah. Sesuaikan dengan
dipakai • Peragaan
orang peserta saja. Usahakan komposisi peserta tidak kebutuhan yang anda akan lakukan. Ingat, sebagai
• Dampak proyek PLTP dari aspek • Peserta memahami dampak PLTP • Ceramah homogen, termasuk dari segi perimbangan gender. Hal fasilitator, anda:
lingkungan atau wilayah hutan dari aspek lingkungan dan sosial • Tanya Jawab
120 menit lain dari peserta adalah sumber perekrutannya. Kalau
• Dampak proyek PLTP dari aspek masyarakat • Studi Kasus 1. Bukan guru atau penceramah,
sosial pelatihan dilakukan di daerah dimana anda, atau
organisasi anda, sudah lama bekerja selama ini, mungkin 2. Tetapi lebih sebagai pemandu proses belajar dimana
• Dasar dasar Advokasi • Peserta mampu menyusun rencana • Kerja Kelompok dan tidak terlalu sulit melalui perekrutan peserta. Sedikit
• Bekerjasama dengan Pemerintah
peserta akan belajar bersama melalui diskusi antar
advokasi yang berdampak positif Presentasi di Pleno
180 menit banyak anda sudah kenal baik orang-orang disana. mereka dan dengan anda,
dan Sektor Swasta dalam proyek untuk masyarakat yang tinggal di
3 PLTP wilayah proyek panas bumi
Sebaiknya memang ada survey awal tentang hal ini,
jangan asal undang siapa saja yang berminat ikut 3. Sehingga anda adalah juga peserta sekaligus yang
• Evaluasi dan Refleksi • Peserta mampu menyusun pelatihan.. bisa saja justru belajar dari pengalaman dan pendapat
• Diskusi
• Tindak Lanjut kesepakatan tindak lanjut paska • Mengisi kuesioner mereka,
pelatihan. Ada satu kesalahan umum yang sangat sering terjadi
90 menit
• Masukan untuk perbaikan materi selama ini yaitu kecenderungan untuk memilih mereka 4. Dan karena itu, baca dan pahami dengan baik setiap
dan system pelatihan yang nampak aktif, pintar bicara, punya latar pendidikan langkah pada uraian proses panduan ini,
resmi yang cukup baik, nampak lebih terpelajar, dan
ditokohkan oleh warga setempat. Semua ini bisa 5. Tapi, jangan membatasi diri, coba kembangkan dan
menjebak karena bisa jadi orang biasa saja yang nampak perkaya proses yang terurai dalam panduan ini secara
tidak menonjol dan tidak suka menonjolkan diri ternyata lebih kreatif.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI


08 09
01

DAFTAR ISTILAH PENTING


Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap
air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak
dapat dipisahkan dalam suatu system Panas Bumi.

Wilayah Kerja Panas Bumi yang selanjutnya disebut Wilayah Kerja adalah wilayah
dengan batas-batas koordinat tertentu digunakan untuk pengusahaan Panas Bumi
untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.

Survei Pendahuluan adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, analisis, dan


penyajian data yang berhubungan dengan informasi kondisi geologi, geofisika, dan
geokimia, serta survei landaian suhu apabila diperlukan, untuk memperkirakan letak
serta ada atau tidak adanya sumber daya Panas Bumi.

Eksplorasi adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyelidikan geologi,


geofisika, geokimia, pengeboran uji, dan pengeboran sumur eksplorasi yang
bertujuan untuk memperoleh informasi kondisi geologi bawah permukaan guna
menemukan dan mendapatkan perkiraan cadangan Panas Bumi.

Studi Kelayakan adalah kajian untuk memperoleh informasi secara terperinci


terhadap seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan teknis,
ekonomis, dan lingkungan atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
pemanfaatan Panas Bumi yang diusulkan.

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada Wilayah Kerja tertentu yang meliputi
pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan fasilitas
lapangan dan penunjangnya, serta operasi produksi Panas Bumi.

Pemanfaatan Langsung adalah kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas Bumi POKOK BAHASAN 1
secara langsung tanpa melakukan proses pengubahan dari energi panas dan/atau
fluida menjadi jenis energi lain untuk keperluan nonlistrik.

Pemanfaatan Tidak Langsung adalah kegiatan pengusahaan pemanfaatan Panas


Bumi dengan melalui proses pengubahan dari energi panas danjatau fluida menjadi
energi listrik ORIENTASI
(120 MENIT)

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI


10
01. PERKENALAN ALUR PELATIHAN

Tujuan
• Peserta memahami proses dan tujuan pelatihan sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam
proses pelatihan

Metode
• Curah Pendapat

Bahan
• Kertas Metaplan
• Spidol Warna Warni
• Poster Pembangkit Fosil vs Energi Terbarukan (fokus Panas Bumi) 02. KONTRAK BELAJAR
• Skema proses pelatihan
Tujuan
• Peserta berkomitmen untuk mengikuti keseluruhan proses belajar
Waktu
• 30 menit

Metode
• Curah Pendapat
Proses
• Pengisian daftar pertanyaan
• Peserta dan Fasilitator menuliskan nama masing-masing pada kertas metaplan

• Permainan perkenalan dengan bola. Peserta dan fasilitator membentuk lingkaran. Bola Bahan
dilempar pada salah satu peserta. Peserta yang menerima bola menunjukkan pada • Daftar pertanyaan tentang “Harapan saya pada pelatihan ini dan peran serta”
metaplan dan menyebutkan namanya sendiri (boleh ditambah dengan informasi apapun • Kertas metaplan
yang ingin ia sampaikan mengenai dirinya). Kemudian ia melemparkan bola kepada
peserta yang lain dan seterusnya. Waktu
• 45 menit
• Fasilitator menunjukkan poster Pembangkit Fosil vs Energi Terbarukan. Kemudian fasilitator
memancing minat peserta dengan mengajukan pertanyaan terkait gambar tersebut.

Proses
• Fasilitator menjelaskan skema proses pelatihan secara umum kepada peserta
• Fasilitator melontarkan pertanyaan pancingan, sehingga jawaban dari peserta mengarah
ke pengungkapan harapan peserta tentang materi pelatihan tersebut.
• Peserta menuliskan harapannya di kertas metaplan
• Kertas metaplan ditempelkan pada papan yang tersedia untuk didiskusikan bersama

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1
00
12 13
02
03. PERKENALAN TENTANG PROGRAM RING OF FIRE WWF

Tujuan
• Peserta memahami tentang program Ring of Fire WWF, termasuk juga mengenai
organisasi WWF

Metode
• Presentasi narasumber
• Tanya Jawab

Bahan
• Leaflet program Ring of Fire
• Brosur tentang WWF Indonesia

Waktu
• 45 menit

Proses
• Fasilitator memperkenalkan narasumber dari WWF Indonesia yang akan memaparkan
program Ring of Fire
• Narasumber mempresentasikan selama 20 menit ttg WWF Indonesia dan program
Ring of Fire nya.
• Fasilitator mempersilakan peserta untuk tanya jawab dengan narasumber

BAHAN-BAHAN POKOK BAHASAN 1


BAHAN 01 : Skema Proses Pelatihan
BAHAN 02 : Poster Energi Fosil vs Energi Terbarukan
BAHAN 03 : Daftar Pertanyaan “Harapan dan Kontribusi Saya”
BAHAN 04 : Leaflet tentang Program Ring of Fire POKOK BAHASAN 2

BAHAN 05 : Brosur tentang WWF Indonesia

MENGENAL ENERGI
PANAS BUMI
( 300 MENIT)
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1
14
01. PENGENALAN SISTEM ENERGI

Tujuan
• Peserta memahami apa yang dimaksud dengan sistem energi

03. POTENSI PANAS BUMI DI DUNIA DAN DI INDONESIA


Metode
• Diskusi Tujuan
• Peserta memahami potensi dan sebaran panas bumi di Indonesia dan bagaimana
perkembangannya
Bahan
• Infografik Sistem Energi Metode
• Diskusi

Waktu
• 60 menit
Bahan
• Peta sebaran potensi panas bumi

Waktu
02. PENGENALAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK • 60 menit

Tujuan
• Peserta memahami jenis jenis pembangkitan listrik

Untuk Sub Pokok Bahasan 1-3 Prosesnya digabungkan sebagai berikut:


Metode
• Diskusi
Proses
• Fasilitator menempelkan infografik dari system energi dan jenis pembangkitan listrik serta
peta sebaran panas bumi di papan yang tersedia atau di dinding ruangan
Bahan • Fasilitator memberikan waktu selama 30 menit kepada peserta untuk melihat dan mengamati
• Infografik jenis-jenis pembangkit listrik infografik dan peta tersebut.
• Fasilitator mengundang Narasumber untuk memberikan penjelasan terkait dng infografik
dan peta tersebut selama 30 menit.
Waktu • Fasilitator mempersilakan peserta untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber.
• 60 menit • Fasilitator memilih tiga orang untuk menjelaskan kondisi masyarakat dan lingkungan
di masing masing daerahnya terkait dengan keberadaan potensi panas bumi.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2
16 17
04. DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN PANAS BUMI DI INDONESIA
03
Tujuan
• Peserta memahami kebijakan panas bumi dan lembaga apa saja yang terkait dengannya

Metode
• Presentasi Narasumber
• Diskusi Kelompok

Bahan
• Undang Undang No.21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi

Waktu
• 120 menit

Proses
• Fasilitator mengundang narasumber untuk memaparkan kebijakan terkait dengan
pengembangan panas bumi di Indonesia.
• Narasumber memaparkan situasi dan kondisi serta kerangka regulasi dalam pengembangan
panas bumi di Indonesia selama 30 menit.
• Fasilitator mempersilakan peserta untuk melakukan tanya jawab dengan narasumber
selama 30 menit.
• Fasilitator membagikan lembar bacaan dari pasal 65 UU No.21/2014 terkait dengan Peran
Serta Masyarakat
• Fasilitator membagi peserta dalam dua kelompok, dan masing masing kelompok
mendiskusikan pasal 65 tersebut
• Fasilitator mengundang wakil dari masing masing kelompok untuk memaparkan peluang
peran serta masyarakat yang dapat dilakukan

BAHAN-BAHAN POKOK BAHASAN 2


BAHAN 06 : Infografik Sistem Energi POKOK BAHASAN 3

BAHAN 07 : Infografik Jenis Jenis Pembangkitan Listrik


BAHAN 08 : Peta Sebaran Potensi Panas Bumi (Di Dunia dan Indonesia)
BAHAN 09 : Undang Undang No.21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi
BAHAN 10 : Lembar Bacaan terkait dengan Pasal 65 UU 21/2014
MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
( 240 Menit)

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2


18
01. DASAR-DASAR SISTEM PANAS BUMI 03. PENGENALAN TEKNOLOGI PANAS BUMI

Tujuan Tujuan
• Peserta memahami dasar-dasar sistem panas bumi • Peserta mengetahui teknologi apa yang dipakai dalam pemanfaatan energi panas bumi

Metode Metode
• Audio Visual • Diskusi
• Presentasi Narasumber

Bahan Bahan
• Infografik Sistem Energi • Alat Peraga
• Poster tentang teknologi panas bumi

Waktu Waktu
• 45 menit • 45 menit

Proses Proses
• Fasilitator memperkenalkan narasumber lalu memutar film video durasi 10 menit tentang • Fasilitator menempelkan poster tentang teknologi panas bumi yang dipakai oleh
topik yang akan dibicarakan pengembang di dinding ruangan.
• Narasumber menjelaskan kembali selama 15 menit tentang dasar dasar system panas bumi • Fasilitator juga memasang alat peraga (kompor + ceret) untuk menerangkan prinsip dasar
• Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber teknologi panas bumi
• Peserta dipersilakan bertanya dengan narasumber yang mendampingi dalam sesi tersebut

02. PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI


04. PENGENALAN EKONOMI PANAS BUMI
Tujuan
• Peserta mengetahui dan memahami pemanfaatan energi panas bumi Tujuan
• Peserta memahami biaya pengembangan panas bumi mulai dari tahap pendahuluan
hingga beroperasi

Metode
• Audio Visual Metode
• Presentasi Narasumber • Presentasi Narasumber

Bahan
Bahan
• Video durasi 10 menit
• Lembar bacaan tentang biaya pembangkitan panas bumi

Waktu
• 45 menit Waktu
• 45 menit

Proses
• Fasilitator memperkenalkan narasumber lalu memutar film video durasi 10 menit tentang Proses
topik yang akan dibicarakan • Fasilitator mengundang narasumber untuk memaparkan materi tentang ekonomi panas
• Narasumber menjelaskan kembali selama 15 menit tentang dasar dasar system panas bumi bumi selama 20 menit
• Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber • Peserta melakukan tanya jawab dengan narasumber dari lembar bacaan yang sudah
dibagikan sebelumnya

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3
20 21
04
05. PENGENALAN PLTP

Tujuan
• Peserta memahami cara beroperasinya PLTP dan model bisnis yang dipakai

Metode
• Audio Visual
• Diskusi

Bahan
• Video durasi 10 menit

Waktu
• 60 menit

Proses
• Fasilitator memutar video durasi 10 menit tentang cara beroperasinya PLTP
• Fasilitator mengundang narasumber dari perusahaan panas bumi untuk menjelaskan
model bisnis PLTP selama 20 menit
• Peserta melakukan diskusi dengan narasumber

BAHAN-BAHAN POKOK BAHASAN 3


BAHAN 11 : Video dasar dasar panas bumi
BAHAN 12 : Video pemanfaatan energi panas bumi
BAHAN 13 : Alat Peraga (Kompor dan Ceret)
BAHAN 14 : Poster tentang Teknologi Panas Bumi
BAHAN 15 : Lembar Bacaan tentang biaya pembangkitan panas bumi
BAHAN 16 : Video cara beroperasinya PLTP
POKOK BAHASAN 4

DAMPAK PROYEK PLTP


( 120 Menit)

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3


22
01. PENGENALAN SIKLUS PROYEK DAN BISNIS PLTP

Tujuan
• Peserta memahami prinsip-prinsip dan cara kerja usaha PLTP

Metode
• Ceramah nara sumber
• Klarifikasi peserta

Bahan
• Presentasi nara sumber

Waktu
• 30 menit

Proses
• Fasilitator mengundang narasumber untuk menjelaskan siklus proyek dan bisnis PLTP,
maksimum 20 menit.
• Sesudah presentasi, fasilitator dapat mengundan peserta untuk klarifikasi penjelasan dari
narasumber. Dalam titik ini, sebaiknya proses tanya-jawab antara nara sumber diminimalkan 03. DAMPAK PROYEK PLTP DARI ASPEK SOSIAL
sampai keseluruhan materi dalam Pokok Bahasan`IV ini diberikan.

Tujuan
• Peserta memahami dampak PLTP, terhadap masyarakat
• Peserta dapat menggali dampak positif dan negatif dari kegiatan PLTP
02. DAMPAK PROYEK PLTP DARI ASPEK LINGKUNGAN DAN WILAYAH HUTAN

Tujuan Metode
• Peserta memahami dampak PLTP, terhadap lingkungan dan wilayah hutan • Cerita-diri'
• Peserta dapat menggali dampak positif dan negatif dari kegiatan PLTP

Metode Bahan
• Audio visual • Meta plan • Spidol
• Diskusi • Ruangan yang nyaman

Bahan Waktu
• Film berdurasi 10 menit yang menggambarkan aspek lingkungan dan hutan dengan PLTP • 45 menit

Waktu Proses
• 45 menit • Fasilitator meminta beberapa peserta untuk menceritakan kemungkinan dampak baik positif
maupun negatif yang akan terjadi jika proyek PLTP terjadi
• Berdasarkan cerita tersebut, fasilitator memilah/mengklasifikasi dampak tersebut.
• Kemudian bersama para peserta bersama melihat kemungkinan – kemungkinan yang dapat
Proses
ditempuh untuk mengatasi potensi dampak negatif, dan memaksimalkan potensi dampak
• Setelah menonton film tersebut, fasilitator dapat menggali pengetahuan peserta melalui
positif.
Tanya jawab dengan bimbingan nara sumber

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4
24 25
05

BAHAN-BAHAN POKOK BAHASAN 4


BAHAN 17 : Makalah Nara sumber
BAHAN 18 : Video tentang aspek lingkungan dan hutan dan
hubungannya dengan PLTP
BAHAN 19 : Bahan bacaan tentang aspek lingkungan, hutan dan
sosial dari PLTP
BAHAN 20 : Bahan bacaan contoh-contoh good practices dari
aktivitas PLTP

POKOK BAHASAN 5

BAGAIMANA MENYUARAKAN
SUARA KITA (ADVOKASI)
( 180 MENIT)
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
26
02. BEKERJA SAMA DENGAN PEMERINTAH DAN SEKTOR SWASTA
DALAM PROYEK PLTPB

Tujuan
01. DASAR-DASAR ADVOKASI
• Peserta memahami ke lembaga mana jika ada permasalahan yang akan dikemukakan
• Peserta memiliki keakhlian negosiasi dengan para pihak
Tujuan
• Peserta memahami cara-cara menyuarakan pandangan dan pikirannya atas suatu isu
• Peserta dapat mengidentifikasikan siapa kawan, siapa lawan Metode
• Ceramah
• Bermain peran
Metode
• Ceramah
• Tanya jawab Bahan
• Lembar kerja kasus • Meta plan
• Informasi
Bahan
• Makalah nara sumber
Waktu
• 120 menit

Waktu
• 60 menit
Proses
• Fasilitator mengajak peserta untuk melihat kembali hasil dari pokok bahasan 4 tentang
mengidentifikasi dampak positif dan negative dari kegiatan PLTP
Proses
• Fasilitator mengajak peserta untuk bermain peran berdasarkan bahan di atas untuk
• Fasilator mengundang narasumer untuk berbagi mengenai prinsip, tujuan, dan teknik advokasi
bernegosiasi kepentingannya
• Klarifikasi dan Tanya jawab
• Pada akhir proses, fasilitator merangkum temuan-temuan dalam aktivitas bermain-peran,
bersama para peserta.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5
28 29
06
POKOK BAHASAN 6

PENUTUP
01. EVALUASI DAN REFLEKSI

Tujuan
• Mendapat input dari peserta tentang materi, proses, bahan-bahan ajar, fasilitator dan
nara sumber sehingga penyelenggara dapat memperbaiki di masa mendatang
• Pesertadan penyelenggara dapat mengukur diri tentang materi yang disampaikan
• Peserta menyadari guna latihan ini pada pengembangan dirinya

Metode
• Mengisi Lembar Evaluasi • Mengisi Lembar Refleksi
• Berbagi-cerita

Bahan
• Lembar Evaluasi • Lembar Refleksi
• Karton • Spidol

Waktu
• 45 menit

Proses
• Fasilitator menerangkan tujuan sesi ini, kemudian menerangkan cara dan kegunaan mengisi
Lembar Evaluasi dan Lembar Refleksi, maksimum 10 menit.
• Peserta mengisi Lembar Evaluasi dan Lembar Refleksi, maksimum 15 menit.
• Sesudah peserta mengisi, fasilitator meminta untuk melihat diri selama dua hari proses
lokakarya ini untuk menemukenali apa yang telah berubah dari peserta setelah mendapatkan
materi.
• Fasilitator kemudian meminta beberapa peserta untuk berbagi-ceritanya
• Fasilitor merangkum kisi-kisi temuan dari proses ini.

BAHAN-BAHAN POKOK BAHASAN 5


• BAHAN 21 : Bahan bacaan tentang advokasi
• BAHAN 22 : Bahan bacaan tentang mengelola konflik

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 6


31
02. TINDAK LANJUT

Tujuan
• Ada tindak lanjut yang terukur yang dibangun oleh peserta

Metode
• Ceramah

Bahan
• Lembar Tindak Lanjut

Waktu
• 45 menit

Proses
• Fasilitator menerangkan apa yang dimaksud dengan tindak lanjut dengan prinsip Terukur-
Waktu yang tepat- Realistis. Setelah peserta memahami prinsip-prinsip tersebut, fasilitator
meminta peserta untuk mengisi Lembar Tindak Lanjut.

BAHAN-BAHAN POKOK BAHASAN 6


• BAHAN 23 : Lembar evaluasi dan refleksi
• BAHAN 24 : Lembar Rencana Tindak Lanjut

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 6


32
20
15
WWF IN NUMBERS
WWF S SUSTAINABILITY IMPROVED ENABLING
CRITERIA ENVIRONMENT
By 2015, an improved enabling
By 2015, WWF’s Sustainability Criteria shall environment conducive to
have beenaccepted by the geothermal geothermal energy and
industry as a best practice other RES will be in
benchmark,has significantly place in Indonesia
improved geothermal and the Philippines.
energy’s social
acceptability and built
broad stakeholder
support.

WWF S 100% RENEWABLE VISION


By 2015, Indonesia has agreed to national renewable energy
targets for 2030 in line with WWF’s 100% renewable vision,
including a target for ending energy poverty by 2030.
By 2015, the targets for the Philippines will be moreambitious
than the 2030 target announced by government.

BAHAN POKOK BAHASAN 1


RECYCLED
Supporting responsible use offorest resources
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904
(c) 1996 Forest Stewardship Council
ORIENTASI
All rights reserved. | WWF-Indonesia. | © 2015
BAHAN POKOK BAHASAN 1

Penanggung Jawab
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto
ORIENTASI
Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda

Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri

Tim Disain dan Ilustrasi


Tim Disain dan Ilustrasi
PT. Maginate Kreasindo
PT. Maginate Kreasindo

Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia

Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015

Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 0 1

SKEMA PROSES PELATIHAN

01
120 menit ORIENTASI
MENGENAL ENERGI
PANAS BUMI 02
300 menit

03
240 menit
MENGENAL PLTP

05
180 menit
STRATEGI ADVOKASI
DAMPAK
PROYEK PLTP 04
120 menit

06 90 menit
PENUTUP

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 1


03
B A H A N 0 2

POSTER ENERGI FOSIL VS ENERGI TERBARUKAN

ENERGI FOSIL ENERGI TERBARUKAN


2

3
VS 4

Energi Terbarukan adalah energi yang berasal


Bahan bakar fosil terbentuk dari sisa-sisa organik tanaman dan hewan yang mati ribuan dari "proses alam yang berkelanjutan", seperti:
tahun lalu dan tetap terkubur dalam pasir dan lumpur. Tahun-tahun berlalu, lapisan pasir
dan lumpur kian menumpuk diatasnya dan berubah bentuk menjadi batuan karena panas 1 Tenaga Surya,
dan tekanan. Sisa tumbuhan dan hewan yang terkubur di dalamnya berubah bentuk
menjadi batuan karena panas dan tekanan. Sisa tumbuhan dan hewan yang terkubur 2 Tenaga Angin,
di dalamnya berubah menjadi bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil haru diekstraksi
dari kedalaman bumi dimana mereka terbentuk. 3 Tenaga Air,

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 2 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 2
04 05
B A H A N 0 4
B A H A N 0 3

DAFTAR PERTANYAAN HARAPAN DAN KONTRIBUSI SAYA LEAFLET TENTANG PROGRAM RING OF FIRE

HARAPAN DAN KEKUATIRAN SAYA


• Saya mengikuti pelatihan ini karena

• Pelatihan ini akan berhasil apabila

• Sesudah pelatihan ini saya berharap memperoleh

• Yang saya khawatirkan dari pelatihan ini adalah

KONTRIBUSI SAYA
• Kontribusi saya untuk pelatihan ini adalah

• Pelatihan ini akan berhasil jika saya

Leaflet Tentang Program Ring Of Fire

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 3 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 4
06 07
B A H A N 0 5

BROSUR TENTANG WWF INDONESIA

Kantor Sekretariat Nasional WWF-Indonesia berada di melalui kegiatan proyek praktis di lapangan,
Jakarta. Perannya memimpin dan berkoordinasi dengan penelitian ilmiah, memberi masukan untuk
24 kantor WWF-Indonesia yang tersebar di seluruh negeri. kebijakan lingkungan, mempromosikan
Kantor Sekretariat mengembangkan kebijakan dan pendidikan lingkungan, memperkuat komunitas,
TENTANG prioritas, membantu pertukaran pembelajaran antar dan meningkatkan kesadaran publik terhadap isu
kantor, melakukan koordinasi untuk kampanye nasional, lingkungan.

WWF INDONESIA memberikan bantuan teknis dan pengembangan


kapasitas, serta memberikan dukungan agar kegiatan
ditingkat nasional berjalan dengan lancar. Kantor
Sekretariat Nasional juga menjaga agar upaya WWF-
WWF-Indonesia merupakan bagian independen
dari jaringan dari WWF dan afiliasinya, organisasi
pelestarian global yang bekerja di 100 negara di
WWF-Indonesia merupakan yayasan independen Indonesia selaras dengan Global WWF Network. dunia. Untuk informasi lebih lanjut tentang visi
yang terdaftar sesuai hukum Indonesia. Dikelola global, sejarah dan keterlibatan kami selama ini
WWF-Indonesia memiliki sejumlah kantor lapangan (Field untuk mencapai mimpi pelestarian kami yaitu
oleh Dewan Penyantun yang terdiri dari Dewan
Office). Dua dari Kantor lapangan ini, melakukan mewujudkan dunia dimana manusia dapat hidup
Penasihat, Dewan Pengawas dan Dewan koordinasi untuk kegiatan dan program di lokasi selaras dengan alam
Pelaksana. Dewan ini berfungsi sebagai lembaga konservasi. Kantor Lapangan Jayapura merupakan kantor
penentu arahan strategis dan kredibilitas WWF- terbesar yang ada dipimpin oleh Benja Mambai. Kantor ini
mengkoordinasi seluruh kegiatan WWF-Indonesia di
Indonesia. Para anggota dewan berbagi
Papua dan Irian Jaya bagian Barat. Kantor Lapangan

1972
tanggung jawab secara kelembagaan melalui Mulai bekerja di Indonesia
Mataram, melakukan koordinasi bagi kerja WWF-
pada tahun 1962 dengan
komite operasional. Dua komite yang sedang Indonesia di wilayah Nusa Tenggara. penelitian Badak Jawa di
dalam tahap pengembangan adalah Komite Ujung Kulon,
Kantor lapangan tersebut melakukan upaya pelestarian di
Pendanaan dan Investasi serta Komite Program.
tingkat lokal. Kami bekerja sama dengan pemerintah lokal,

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5
08 09
Apa misi WWF-Indonesia? Dengan siapa saja WWF bekerja sama?
global WWF. The Board of Trustees mendukung CEO dan
TANYA JAWAB TENTANG Misi utama WWF Indonesia adalah melestarikan, Senior Management Team diantaranya dalam tata kelola WWF-Indonesia bekerjasama dengan berbagai pihak dari
merestorasi, dan mengelola ekosistem dan dan pengembangan insitusi dan menetapkan serta pemerintah (baik di tingkat daerah maupun nasional),
WWF INDONESIA keanekaragaman hayati Indonesia secara berkeadilan mengimplementasikan rencana strategis organisasi. korporasi, komunitas masyarakat madani, LSM,
demi keberlanjutan dan kesejahteraan seluruh rakyat akademisi, serta masyarakat yang tinggal di sekitar
Indonesia, melalui upaya: kawasan konservasi. WWF meyakini bahwa pelibatan
Kenapa panda dijadikan logo WWF?
Apa itu WWF? masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Menerapkan dan mempromosikan praktik-praktik Inspirasi awal untuk menjadikan panda sebagai logo WWF mereka serta memberikan pilihan untuk mengurangi
WWF adalah singkatan dari “World Wildlife Fund for konservasi terbaik yang berbasis sains, inovasi dan datang dari lahirnya seekor panda bernama Chi-Chi ke ketergantungan terhadap sumber daya alam sangatlah
Nature”. Nama tersebut merefleksikan komitmen WWF kearifan tradisional Kebun Binatang London tidak lama sebelum WWF penting bagi suksesnya upaya konservasi. WWF juga
untuk bekerja --tidak hanya terkait isu kehidupan alam liar- didirikan.Logo WWF pertama kali didesain oleh ahli percaya bahwa dialog sangat penting dalam sebuah
Memfasilitasi pemberdayaan kelompok-kelompok
-tapi juga pada isu-isu lingkungan lainnya yang lingkungan dan seniman, Gerald Watterson, sedangkan kerjasama yang kuat dan efektif.
yang rentan, membangun koalisi dan bermitra
strategis.WWF adalah salah satu lembaga konservasi finalisasi logo dilakukan oleh Sir Peter Scott seorang ahli
dengan masyarakat madani, dan bekerjasama
terbesar dan sangat berpengalaman di dunia, yang ilmu burung (ornithologist),yang juga pelukis,
dengan pemerintah dan sektor swasta Bagaimana saya bisa mendukung WWF Indonesia?
didirikan secara resmi tahun 1961. Sekertariat pusat WWF, berkebangsaan Inggris.
yaitu WWF International, bertempat di Gland, Swiss. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, Dukungan untuk WWF-Indonesia dapat diberikan dalam
“Kami menginginkan satwa yang karismatik, terancam berbagai cara, diantaranya yaitu:
kesadaran serta aksi konservasi di kalangan
Sebagai organisasi global, WWF memiliki jaringan kerja punah, dan dicintai oleh banyak orang di dunia.Dengan
masyarakat Indonesia
yang terdiri dari lebih dari 80 kantor di lebih dari 100 negara menggunakan panda sebagai logo, kami juga dapat • Supporter
di seluruh dunia. Secara global, WWF didukung oleh lebih Melakukan advokasi dan mempengaruhi kebijakan, berhematkarena logo ini hanya memerlukan tinta hitam.”
Supporter WWF-Indonesia adalah komunitas
dari 5 juta supporter. hukum, dan institusi terkait untuk mendorong tata Begitu kata Sir Peter Scott,salah satu pendiri WWF
pendukung yang dibentuk oleh WWF-Indonesia untuk
kelola lingkungan yang lebih baik Internasional tentang penggunaan panda sebagai logo
melibatkan publik luas dalam mendukung visi dan misi
WWF.
Apa itu WWF Indonesia? WWF-Indonesia melalui dukungan finansial. Program
Darimana sumber dana WWF-Indonesia? ini merupakan bagian dari upaya penyadartahuan
WWF-Indonesia adalah organisasi konservasi nasional Panda raksasa (giant panda) dimaksudkan sebagai
WWF-Indonesia tidak menerima dana dari APBN atau simbol dari semua spesies terancam punah dan publik terhadap isu lingkungan sekaligus upaya
yang mandiri dan merupakan bagian dari jaringan global
APBD, tetapi memperoleh dukungan dana lebih dari 40 mewakilkan komitmen WWF untuk melindungi kehidupan penggalangan dana demi kesinambungan kerja
WWF. Mulai bekerja di Indonesia pada tahun 1962 dengan
lembaga donor, aid agencies, serta dukungan lebih dari alam liar, termasuk satwa liar dan habitatnya serta konservasi. Cara bergabung menjadi Supporter WWF-
penelitian Badak Jawa di Ujung Kulon, WWF-Indonesia
total 64.000 supporter kami di seluruh Indonesia (data seluruhekosistem penting di planet Bumi. Logo ini Indonesia, antara lain mendaftar secara online, melalui
saat ini bergiat di 28 wilayah kerja lapangan, tepatnya di 17
tahun 2013). digunakan oleh WWF diseluruh dunia. metode face-to-face, di acara-acara kami atau melalui
propinsi, mulai dari Aceh hingga Papua. Didukung oleh
metode telefundraising. Dapatkan informasi lebih lanjut
sekitar 500 staff, WWF bekerja bersama pemerintah,
Sumber dana & laporan keuangan WWF-Indonesia diaudit tentang cara menjadi suporter di
masyarakat, swasta, LSM, masyarakat madani, dan publik
oleh auditor terpercaya, dan dipublikasikan secara terbuka Apakah saya bisa menggunakan logo WWF http://www.supporterwwf.org/donate/ atau hubungi staff
luas.Sejak 2006 hingga 2013, WWF Indonesia didukung
setiap tahunnya. Lihat tautan berikut untuk mengunduh untuk keperluan pribadi? kami di +62 5761076 pada hari dan jam kerja
oleh sekitar 64 ribu supporter di dalam negeri.
laporan tahunan (Annual Report) atau laporan keuangan
kami. Gambar panda & tulisan "WWF" pada logo WWF telah
• Sukarelawan (Volunteer)
terdaftar sebagai merek dagang (trademark) dan
Bagaimana status organisasi WWF Indonesia? sepenuhnya merupakan hak cipta WWF. Logo itu sendiri Pada waktu-waktu tertentu WWF Indonesia
Pada tahun 1998,WWF Indonesia resmi menjadi lembaga Siapa pengurus Yayasan WWF-Indonesia? tidak bisa digunakan atau dibuat ulang dalam berbagai membutuhkan dukunganmu sebagai sukarelawan atau
nasional berbadan hukum Yayasan. Dengan demikian bentuk tanpa izin, kecuali jika logo WWF sudah termasuk volunteer. Kesempatan untuk menjadi sukarelawan
The Board of Trustees atau Pengurus Yayasan WWF-
WWF Indonesia memiliki entitas legal, independen, ke dalam suatu gambar, banner, e-card, atau presentasi atau volunteer WWF-Indonesia akan diumumkan di lini
Indonesia terdiri dari Badan Pembina, Badan Pengurus,
berbadan hukum sesuai ketentuan di Indonesia. Dengan dalam bentuk flash.Logo WWF tetap tidak bisa digunakan masa akun-akun media sosial WWF-Indonesia. Pantau
dan Badan Pengawas. Mereka merupakanlembaga
status yayasan, WWF-Indonesia memiliki struktur untuk mempromosikan produk atau situs selain situs resmi t e r u s a k u n Tw i t t e r W W F - I n d o n e s i a d i
penentu arahan strategis dan finansial, kebijakan dan
organisasi sendiri, kemandirian dan fleksibilitas dalam WWF. Dapatkan informasi tentang penggunaan logo dan http://www.twitter.com/WWF_ID dan akun Facebook
perencanaan, monitoring keberhasilan dan
menggalang dana dan mengembangkan program. isi situs WWF di http://www.wwf.or.id/using_site_content/. WWF-Indonesia di http://www.facebook.com/
kepentinganYayasan WWF-Indonesia didalam jaringan
wwfindonesia

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5
10 11
Dengan siapa saja WWF bekerja sama?

WWF-Indonesia bekerjasama dengan berbagai pihak dari pemerintah (baik di tingkat


daerah maupun nasional), korporasi, komunitas masyarakat madani, LSM, akademisi,
serta masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi. WWF meyakini bahwa
pelibatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan mereka serta
memberikan pilihan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam
sangatlah penting bagi suksesnya upaya konservasi. WWF juga percaya bahwa dialog
sangat penting dalam sebuah kerjasama yang kuat dan efektif.

Bagaimana saya bisa mendukung WWF Indonesia?

Dukungan untuk WWF-Indonesia dapat diberikan dalam berbagai cara, diantaranya


yaitu:

• Supporter

Supporter WWF-Indonesia adalah komunitas pendukung yang dibentuk oleh WWF-


Indonesia untuk melibatkan publik luas dalam mendukung visi dan misi WWF-
Indonesia melalui dukungan finansial. Program ini merupakan bagian dari upaya
penyadartahuan publik terhadap isu lingkungan sekaligus upaya penggalangan dana
demi kesinambungan kerja konservasi. Cara bergabung menjadi Supporter WWF-
Indonesia, antara lain mendaftar secara online, melalui metode face-to-face, di acara-
acara kami atau melalui metode telefundraising. Dapatkan informasi lebih lanjut
tentang cara menjadi suporter di http://www.supporterwwf.org/donate/atau hubungi
staff kami di +62 5761076 pada hari dan jam kerja

• Sukarelawan (Volunteer)
Pada waktu-waktu tertentu WWF Indonesia membutuhkan dukunganmu sebagai
sukarelawan atau volunteer. Kesempatan untuk menjadi sukarelawan atau volunteer
WWF-Indonesia akan diumumkan di lini masa akun-akun media sosial WWF-
I n d o n e s i a . P a n t a u t e r u s a k u n Tw i t t e r W W F - I n d o n e s i a d i
http://www.twitter.com/WWF_ID dan akun Facebook WWF-Indonesia di
http://www.facebook.com/wwfindonesia

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 1 - BAHAN 5


12
20
15
WWF IN NUMBERS
WWF S SUSTAINABILITY IMPROVED ENABLING
CRITERIA ENVIRONMENT
By 2015, an improved enabling
By 2015, WWF’s Sustainability Criteria shall environment conducive to
have beenaccepted by the geothermal geothermal energy and
industry as a best practice other RES will be in
benchmark,has significantly place in Indonesia
improved geothermal and the Philippines.
energy’s social
acceptability and built
broad stakeholder
support.

WWF S 100% RENEWABLE VISION


By 2015, Indonesia has agreed to national renewable energy
targets for 2030 in line with WWF’s 100% renewable vision,
including a target for ending energy poverty by 2030.
By 2015, the targets for the Philippines will be moreambitious
than the 2030 target announced by government.

BAHAN POKOK BAHASAN 2


RECYCLED
Supporting responsible use offorest resources
MENGENAL ENERGI
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904
(c) 1996 Forest Stewardship Council
PANAS BUMI
All rights reserved. | WWF-Indonesia. | © 2015
BAHAN POKOK BAHASAN 2

Penanggung Jawab
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
MENGENAL ENERGI
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto
PANAS BUMI
Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda

Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri

Tim Disain dan Ilustrasi


Tim Disain dan Ilustrasi
PT. Maginate Kreasindo
PT. Maginate Kreasindo

Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia

Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015

Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 0 6

Tabel 1. Jenis Energi Potensial

JENIS ENERGI DESKRIPSI CONTOH


Energi Kimiawi Energi yang tersimpan dalam ikatan Energi yang tersimpan dalam biomassa,
atom dan molekul. bahan bakar fossil, dsb

Energi Nuklir Energi yang tersimpan dalam nucleus Energi yang terkandung dalam uranium.
(inti) atom dan energi yang mengikat
berbagai nukleus tersebut.

Energi mekanis yang Energi yang tersimpan dalam sebuah Energi yang tersimpan di pegas atau
tersimpan obyek karena mendapatkan tekanan karet yang tertarik.
gaya tertentu.

Energi gravitasi Energi yang terjadi karena letak atau Air dalam waduk atau dam adalah
posisi sebuah obyek. contoh dari energi gravitasi. Saat pintu
dam dibuka, energi gravitasi membuat
air terjun/turun dan memutar turbin.

Energi kinetis adalah energi yang yang dimiliki sebuah obyek karena gerakannya. Berbagai jenis energi
kinetis terangkum dalam tabel berikut ini (2).

Tabel 2. Jenis Energi Kinetis

JENIS ENERGI DESKRIPSI CONTOH

PENGENALAN SISTEM ENERGI Energi cahaya (radiant energy) Energi yang berupa gelombang elektromagnetik
yang merambat dalam berbagai panjang
gelombang. Yang termasuk dalam radiat energi
Sinar matahari

diantaranya cahaya yang dapat dilihat (visible light),


DEFINISI BENTUK-BENTUK ENERGI
x-ray, gamma-ray, dan gelombang radio.
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja Energi memiliki dua bentuk utama: energi yang
dan kerja yang dihasilkan merupakan transformasi tersimpan atau energi potensial, dan energi yang
Energi termal atau panas Energi yang ada dalam substansi yang berasal Panas bumi
dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. dipakai untuk bekerja atau energi kinetis. Sebagai
dari pergerakan atom atau molekul-molekul
Energi merupakan sesuatu yang kita manfaatkan contoh, makanan yang kita santap mengandung
dalam substansi tersebut.
untuk memanipulasi dunia di sekitar kita, baik dengan energi kimiawi, yang akan tersimpan oleh tubuh kita
memanfaatkan kemampuan otot, menggunakan hingga saatnya kita pakai untuk bekerja atau
Pergerakan Perpindahan obyek atau substansi yang bergerak Angin, air
tenaga listrik, atau menggunakan peralatan atau bermain.
dari satu tempat ke tempat lainnya.
perangkat tertentu, misalnya kendaraan bermotor.
Energi Potensial adalah energi yang tersimpan dalam
Energi dapat berwujud panas (thermal), cahaya, berbagai bentuk, seperti yang terangkum dalam tabel Energi Listrik Energi yang terjadi karena adanya pergerakan Cahaya dan listrik yang dipakai
mekanika (mechanical), listrik (electrical), kimiawi berikut ini: elektron sehari-hari
(chemical), dan nuklir.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
02 03
OIL

Gambar 2. Proses pembentukan energi Illustrasi proses pembentukan


Gambar 1. Illustrasi contoh proses konversi energi energi dari matahari menjadi sumber
bahan bakar fosil (batu bara) dan energi listrik

KONVERSI ENERGI SUMBER DAYA ENERGI

Hukum Kekekalan Energi (Termodinamika 1) Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi kita. Energi tidak terbarukan adalah energi yang berasal
minyak (sumber energi primer) dibakar
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan Sumber energi primer berupa minyak, gas alam dan dari bahan bakar fossil (fossil fuel) yang berasal dari
Panas
atau dimusnahkan tapi dapat diubah dari bentuk satu batubara adalah energi matahari yang tersimpan tumbuhan dan hewan purba yang mengalami proses
Panas untuk memanaskan air pembusukan dalam jangka waktu yang sangat
ke bentuk lainnya. Hukum ini menjadi dasar konversi dalam material tersebut selama proses yang terjadi
Air berubah menjadi uap energi, sehingga energi dapat dimanfaatkan untuk selama berjuta-juta tahun. Proses fotosintesa panjang (jutaan tahun) sebelum akhirnya menjadi
Uap dipakai untuk menggerakan turbin menghasilkan kerja yang diharapkan. mengubah sinar matahari menjadi energi kimiawi yang bahan bakar fossil. Contoh energi fossil adalah batu
Turbin memutar generator listrik tersimpan dalam tanaman. bara, minyak bumi dan gas alam. Penggunaan batu
Konversi energi adalah proses transformasi energi bara untuk pemanas, metalurgi, dan memasak telah
Generator menghasilkan energi listrik
dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain, sehingga Dalam dunia modern, sumber daya energi dilakukan sejak 2000an tahun lalu. Penggunaan batu
Energi listrik dipakai untuk menghasilkan cahaya diklasifikasikan kedalam energi terbarukan dan energi
dapat dipakai untuk menghasilkan kerja yang bara yang menggantikan biomassa untuk proses
diinginkan. Tergantung pada hasil akhir energi yang tidak terbarukan. industri dan kemudian pembangkitan listrik yang
diinginkan, proses konversi energi yang mengubah merupakan merupakan tonggak peradaban modern
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari
energi primer menjadi energi sekunder untuk manusia, dimulai pada sekitar akhir abad 17 awal
alam dan dapat terus dipanen atau ditangkap
melakukan kerja, terjadi dalam beberapa langkah abad 18. Penemuan minyak bumi pada abad 19
KONVERSI ENERGI ADALAH atau tahapan. Proses konversi ini dapat dilakukan
dengan atau tanpa bantuan peralatan atau
energinya karena sumber daya ini dengan cepat
tergantikan oleh proses alami (natural processes).
menjadikan dominasi bahan bakar fossil sebagai
sumber energi manusia modern selama lebih dari 3
PROSES TRANSFORMASI ENERGI perangkat tertentu.
Contohnya adalah energi cahaya matahari, energi
angin, biomassa, panas bumi dan air. Sebagian energi
abad terakhir. Berbeda dengan sumber daya energi

DARI SATU BENTUK MENJADI Efisiensi konversi energi energi tergantung pada ini, kecuali air dan panas bumi merupakan energi yang
terbarukan, bahan bakar fossil akan habis setelah
dimanfaatkan atau dikonversi energinya.
jumlah tahapan yang dilalui dari energi primer untuk berasal dari cahaya matahari. Pemanfaatan energi
BENTUK YANG LAIN menghasilkan energi final. Semakin sedikit tahapan terbarukan baik langsung maupun konversi lebih baik
Ketersediaanya tergantung pada jumlah cadangan
sumber daya yang tersedia di dalam bumi.
transformasi yang dilalui, semakin sedikit energi karena dampak lingkungan yang ditimbulkan relatif
yang hilang sehingga efisiensi semakin tinggi. kecil jika dibandingkan dengan pemanfaatan energi
Demikian juga dalam penggunaan energi di dunia yang tidak terbarukan.
modern, tingkat efisiensinya ditentukan oleh
efisiensi konversi dari perangkat yang dipakai untuk
mengubah bentuk energi satu menjadi energi yang
lain.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
04 05
B A H A N 6

Ekstraksi
dan/atau pengumpulan Konversi energi
Distribusi dan
pemanfaatan energi
SISTEM Energi adalah hal yang membuat segala sesuatu di sekitar kita terjadi - kita
menggunakan energi untuk semua hal yang kita lakukan. Energi ada di semua
sumber energi

Gambar 3. Proses Sistem Energi


ENERGI benda: manusia, tanaman, binatang, mesin, dan elemen-elemen alam
(matahari, angin, air dsb)

SISTEM ENERGI Sumber-sumber Sumber-sumber energi terbarukan


energi konvensional biasanya terkait dengan dampak
Sistem energi adalah sebuah proses bertahap untuk Sistem tenaga listrik terdiri dari: pembangkitan tenaga biasanya terkait yang sangat kecil atau tidak
menghasilkan energi. Proses ini meliputi ekstraksi listrik, sistem penyaluran yang terdiri dari sistem dengan polusi ada sama sekali terhadap
atau pengumpulan, konversi, distribusi , dan transmisi dan distribusi. Pembangkit tenaga listrik terhadap lingkungan.
penggunaan atau pemanfaatan energi. dapat dapat berupa pembangkit listrik yang lingkungan
kita.
menggunaan bahan bakar fossil (batu bara, gas dan
Sistem energi tidak terbatas untuk sistem tenaga listrik minyak bumi) atau bahan bakar terbarukan
tetapi lebih luas daripada itu. Walaupun demikian (biomassa, angin, matahari, air, dsb).
sistem energi seringkali diidentikan dengan sistem
kelistrikan.

Bensin adalah energi yang


disimpan dalam tangki
sepeda motor, mobil atau
kapal dan membuat kita
Batu bara di Batu bara dikirimkan Panas yang dihasilkan Listrik dialirkan melalui Tegangan listrik diturunkan bisa bepergian dari satu
tambang ke pembangkit listrik, dari pembakaran batu jaringan tegangan tinggi kemudian dialirkan melalui tempat ke tempat lainnya.
dibersihka, dihaluskan, bara dipakai untuk ke pusat-pusat beban listrik. jaringan tegangan
untuk dibakar di memanaskan air sehingga Sejumlah energi hilang menengah dan rendah ke
pembangkit mendidih dan bertekanan selama proses transmisi pengguna akhir (industri,
tinggi. Air bertekanan tinggi dan konversi tegangan. gedung komersiaal, atau
di alirkan melalui turbin rumah tangga)
dengan keceopatan 3000
rpm. Turbin tersambung
generator yang mengubah
energi kinetis menjadi listrik. Matahari
Pembangkit berbahan mengeluarkan cahaya dan
bakar fosil memeproduksi Di malam hari, lampu-lampu
energi panas, yang membuat semua
emisi gas rumah kaca
tanaman di sekitar kita tumbuh di rumah menggunakan tenaga
dan partikulat.
listrik untuk menghasilkan cahaya.

UNTUK SISTEM YANG TERPUSAT (SENTRALISASI) JARAK DARI PEMBANGKIT KE PUSAT BEBAN 30% 23%
25%
31%
DAPAT MENCAPAI RATUSAN KILO METER. ADAPUN UNTUK SISTEM YANG TERDESENTRALISASI,
JARAK DARI PEMBANGKIT UTAMA KE PUSAT-PUSAT BEBAN LEBIH PENDEK KURANG DARI 10KM. 22% 2025 25% 24%
2050 20%

Blume, Stephen (2007). Electric Power System Basic for the Non-Electrical Professional, IEEE, USA. Carnegie Mellon
REFERENSI University (2005): Energy System pada Environmental Decision Making, Science, and Technology, dapat dilihat di BAURAN ENERGI PRIMER Sumber : Kebijakan Energi Nasional, Perpres No.79 th 2014
http://environ.andrew.cmu.edu/m3/s3/index.shtml. Ristinen, Robert A. dan Kraushaar, Jack J. (1999). Energy and The Environment, John Wiley &
Sons, USA. Smil, Vaclav (2006). Energy: the Beginner's Guide, Oneworld Publishing, England. ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MINYAK BUMI GAS BUMI BATU BARA

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 6
06 07
B A H A N 0 7

Bahan bakar fosil


Nuklir (PLTN Fisi)
Turbin Uap (Steam)
Geothermal
Solar thermal

Bendungan dan Sungai


Turbin Air (Hydro)
Pump Storage

Diesel (Minyak Solar)


Teknologi
Turbin Bakar (Combustion) Gas Alam
Sistem Pembangkit Combine-Cycle

PENGENALAN Vertical

SISTEM PEMBANGKITAN Turbin Angin


Horisontal

TENAGA LISTRIK Photovoltaic


Silicon PV cell
Thin film PV cell

PENGANTAR SISTEM PEMBANGKITAN


Pembangkitan tenaga listrik adalah proses Pembangkit listrik menghasilkan tenaga listrik yang
membangkitkan energi listrik dari sumber energi
PEMBANGKIT LISTRIK BERDASARKAN
disalurkan kepada pengguna (konsumen) melalaui
primer (bahan bakar). Prinsip pembangkitan listrik JENIS TURBIN/TEKNOLOGI PENGGERAK
jaringan transmisi, gardu-gardu dan jaringan
ditemukan pada tahun 1820-1830 oleh Michael distribusi. Sebuah pembangkit listrik terdiri dari
UTAMA
Faraday. Metode dasar yang masih dipakai hingga kini generator 3 fasa, penggerak utama, sumber energi,
adalah listrik dibangkitkan oleh pergerakan kumparan ruang kendali dan gardu utama. Pembangkit listrik yang menggunakan turbin uap Pembangkit listrik yang menggunakan turbin air
kawat atau cakram tembaga diantara kutub-kutub (steam power plant) penggerak utamanya adalah uap (hydro power plant), penggerak utamanya adalah air
magnet. Penggerak utama termasuk mengubah bahan bakar panas (steam). Energi panas (heat) yang didapatkan yang mengalir ke bawah karena gravitasi
misalnya batu bara, minyak atau gas menjadi bentuk dari pembakaran batubara (Pembangkit Listrik menghasilkan energi kinetis yang memutar turbin dan
Sumber energi primer yang dipakai pada pembangkit akhir yaitu uap (steam) yang akan memutar turbin. Tenaga Uap/PLTU), panas dari reaksi bahan bakar generator sehingga menghasilkan tenaga listrik.
listrik jenis uap (steam) adalah batu bara, gas alam
nuklir (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN), panas Setelah melewati turbin, air akan dilepaskan kembali
dan minyak. Bahan bakar nuklir yaitu Uranium yang Sistem pembangkitan terbagi dalam beberapa jenis
yang berasal dari panas bumi (geothermal/PLTP) atau ke aliran sungai. Terdapat tiga jenis pembangkit listrik
telah diperkaya dipakai sebagai bahan bakar berdasarkan penggerak utama yaitu jenis turbin dan
solar thermal, dipakai untuk memanaskan air tenaga air:
pembangkit fisi nuklir. sumber energi primer.
sehingga menjadi uap yang kemudian dialirkan untuk
a). Tipe dam. Pada jenis ini air dari sungai dikumpulan
Pembangkit listrik non-konvensional dari energi Sistem pembangkitan listrik terbagi dalam 5 jenis memutar turbin yang menggerakkan generator listrik.
pada sebuah bendungan besar yang selanjutnya
terbarukan mulai dikembangkan sejak 1970an. Saat sesuai jenis turbinnya: turbin uap, turbin bakar, turbin Setelah melalui turbin, uap panas akan didinginkan
dialirkan ke penampung air dan dialirkan melalui pipa
ini pembangkit listrik dari sumber energi terbarukan air, turbin angin, photovoltaic (PV). dan berubah kembali menjadi air yang kemudian
pesat ke turbin. Tipe ini sangat umum dipakai untuk
telah mencapai 1560 GW pada 2013 (REN 21, 2014). didaur ulang untuk dipakai pada proses pemanasan
PLTA.
selanjutnya.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7
08 09
B A H A N 7

JENIS-JENIS PEMBANGKIT LISTRIK


b). Tipe pengalihan arus air (diversion). Pada jenis ini, silicon (CSi) dan thin film. Listrik yang dihasilkan
aliran air dari sungai dialihkan jalannya melalui berjenis arus searah atau direct current (dc) dan dapat
A. Energi Fosil
saluran sekunder yang dapat mengalirkan air sampai disimpan kedalam battery atau langsung dipakai
1. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
ke rumah pembangkit. Air diterjunkan dari ketinggian langsung atau diubah terlebih dahulu menjadi jenis
melalui pipa pesat (penstock) untuk memutar turbin arus bolak-balik atau alternating current (ac). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar). Mesin diesel ini menggunakan
yang ada di rumah turbin. Model ini dipakai untuk
ruang bakar dimana ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
Pembangkit Listrik Mikro atau Mini-Hydro
TIPE PEMBANGKIT LISTRIK poros engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan untuk memutar generator yang
c). Pump-storage. Prinsip kerjanya adalah merubahnya menjadi energi listrik.
BERDASARKAN TANGGAPAN
menyimpan air untuk dapat dipakai pada saat
KEBUTUHAN LISTRIK
permintaan listrik tinggi. Pada prinsipnya air yang
telah mengalir melalui turbin dipompa kembali ke Pembangkit listrik dapat dikategorikan kedalam 3 jenis
penampungan (reservoir) pada saat permintaan pembangkit sesuai dengan jadwal penyaluran untuk
listrik rendah, sehingga air dapat dipakai kembali saat menanggapi permintaan listrik dari pengguna, yaitu:
permintaan listrik tinggi. Pompa air menggunakan
11
listrik yang dihasilkan oleh PLTA. 7
Pembangkit listrik beban dasar. Pembangkit listrik 3 5
jenis ini berjalan sepanjang hari dan hampir setiap hari
Pembangkit listrik menggunakan turbin bakar 2
(combustion power plant), pembangkit ini cara
sepanjang tahun untuk menanggapi beban listrik yang 8
konstan. Jenis pembangkit ini cocok menggunakan
kerjanya mirip dengan pembangkit turbin uap tetapi
bahan bakar yang murah, misalnya batubara.
penggerak turbin bukan uap panas melainkan gas 6
buang (exhaust gasses). Udara bersih dialirkan Pembangkit listrik beban puncak. Pembangkit listrik
kedalam kompresor yang membuat udara bertekanan untuk memenuhi kebutuhan listrik saat permintaan 4
tinggi. Bahan bakar kemudian diinjeksikan ke udara listrik mencapai puncak pada periode tertentu. Di
bertekanan tinggi tersebut, dan dipicu penyalaannya Indonesia, beban puncak lazimnya terjadi pada pukul
(ignite) sehingga terbakar dan menghasilkan aliran 17 – 22. Pembangkit ini harus dapat cepat dinyalakan
1
udara panas bertekanan tinggi. Aliran udara panas dan cepat dimatikan sesuai dengan waktu beban 10
yang mengalir melalui turbin dan memutar rotor puncak. Jenis pembangkit yang cocok dengan
generator sehingga menghasilkan listrik.
9
karakteristik ini adalah pembangkit listrik tenaga
diesel (BBM) atau PLTA jenis pump storage.
Pembangkit listrik tenaga angin. Pembangkit ini
mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik. Pembangkit listrik pengikut beban. Pembangkit listrik
Angin memutar sayap-sayap turbin yang kemudian jenis ini harus mampu mengikuti perubahan
memutar generator untuk membangkitkan listrik. beban/permintaan listrik pada periode tertentu. Lebih
Terdapat dua tipe turbin angin berdasarkan kedudukan flexible dibandingkan dengan pembangkit listrik
poros tangkai rotor (rotor shaft) yaitu poros horisontal beban dasar, tetapi lebih murah dibandingkan
1. Tangki penyimpanan bahan bakar.
dan poros vertikal. pembangkit beban puncak. Jenis pembangkit yang 2. Penyaring bahan bakar.
Photovoltaic yaitu teknologi pembangkit listrik yang
cocok dengan karakteristik ini adalah pembangkit 3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
listrik tenaga gas-up (PLTGU). 4. Pengabut.
mengubah sinar matahari menjadi energi listrik dengan
menggunakan perangkat converter khusus yaitu 5. Mesin diesel.
modul surya (photovoltaic module). Saat ini ada dua 6. Turbo charger.
jenis modul surya yang umumnya dipakai: crystalline
7. Penyaring gas pembuangan.
8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9. Generator.
REFERENSI Blume, Stephen (2007). Electric Power System Basic for the Non-Electrical Professional, IEEE, USA. 10. Trafo.
11. Saluran transmisi.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7
10 11
2. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk memutar
turbin yang kemudian oleh generator diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan oleh PLTU adalah bahan
bakar yang dapat berwujud padat, cair maupun gas. Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak merupakan
wujud cairnya.
27
14 26

12

11 9 8
10 7
23 13
20
19 15
25
22
16 24
6 2
21
1

18
3
17 5 4

1. Circulating water pump, 8 Deaerator, untuk mendapatkan tambahan 14. Super heater 21. Forced Draught fan, menghasilkan
berfungsi untuk memompa air air akibar kebocoran dan juga mengolah 15. Steam turbine udara untuk pembakaran
2. Desalination evaporator air agar memenuhi mutu air ketel (Boiler) 16. Barge (kapal), alat angkut 22. Air heater, berfungsi sebagai pemanas udara
3. Destilate pump berkandungan NaCl , Cl, 02 dan pH. bahan bakar minyak (BBM) 23. Smoke stack, berfungsi membuang sisa gas panas
4. Make up water tank 9. Boiler feed pump 17. Pumping house 24. Generator, menghasilkan energi listrik
5. Denim water tank 10. High pressure heater 18. Fuel Oil Tank 25. Main transformer, untuk transfer energi listrik
6. Condenser 11. Economizer 19. Fuel Oil Heater antar dua sirkuit dengan induksi elektromagnetik.
7. Low pressure heater 12. Steam Drum 20. Burner 26. Switch yard
13. Boiler 27. Transmission line, penyalur energi listrik
ke konsumen

3. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)

Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik.

13

5 12
4 8
6
3
7
1 2 10 11

1. Barge/Kapal, alat pengangkut 6. Compressor, menaikkan tekanan udara 9. Stack/Cerobong asap, membuang sisa
bahan bakar minyak (BBM) untuk dibakar bersama bahan bakar gas panas dari turbine
2. Pumping house 7. Combustion system, Membakar bahan 10. Generator, menghasilkan energi listrik
3. Fuel Pump bakar dan udara serta menghasilkan gas 11. Main transformer
4. Electric/diesel motor dengan suhu dan tekanan dan energi tinggi. 12. Switch yard
5. Air filter, penyaring udara agar partikel 8. Gas turbine, mengubah energi gas menjadi 13. Transmission line, penyalur energi listrik
debu tidak masuk ke dalam compressor energi gerak yang memutar generator.. ke konsumen.
B. Energi Terbarukan
1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)

Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial untuk Pusat Listrik
Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di Indonesia. Potensi tenaga air tersebut
tersebar di seluruh Indonesia.

11
6
10
2 4
3 5
8 9

7
1

1. Sungai/Kolam Tandon, untuk tempat penampungan air


2. Intake, pintu masuk air sungai/tandon
3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur intake
4. Headrace tunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk penstock
5. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang
tiba-tiba naik saat katup pengatur ditutup.
6. Penstock (pipa pesat), untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke
turbin serta untuk mendapatkan tekanan hidrostatis yang besar.
7. Main stop valce, berfungsi sebagai katup pengatur turbine
8. Turbine, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak
9. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak
10. Main transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit
dengan induksi elektromagnetik.
11. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 7


14
B A H A N 8 B A H A N 9

PETA SEBARAN POTENSI PANAS BUMI UNDANG UNDANG NO.21 TAHUN 2014
TENTANG PANAS BUMI

Dunia
Daerah potensi panas bumi

KERANGKA
1. Cakupan wilayah panas bumi (laut, daratan, hutan) 18
a. Ketentuan Mengenai Penggunaan Lahan 18
b. Yang harus dimiliki oleh para pemegang izin 19
c. Pemangku Kepentingan 20
i. Peran Serta Masyarakat 20
ii. Hak-hak Masyarakat 20
iii. Pengawasan dan pembinaan 20

2. Pengusahaan Panas Bumi dan Perizinan 22


Indonesia
Jumlah daerah panas bumi : 265 Daerah potensi panas bumi 3. Regulasi lain yang bersinggungan dengan kegiatan-kegiatan panas bumi 27
Total potensi : 28,5 GW Daerah panas bumi non-vulkanik

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9


17
B. Yang harus dimiliki oleh para pemegang izin

01
A. Ketentuan Mengenai Penggunaan Lahan

Jika akan menggunakan bidang-bidang tanah negara, Pemegang izin pemanfaatan langsung atau pemegang Undang-Undang 21 tahun 2014 juga telah
hak atas tanah, tanah ulayat, dan/atau Kawasan izin panas bumi, sebelum melakukan pengusahaan panas menetapkan bahwa setiap orang dilarang
Hutan di dalam Wilayah Kerja, pemegang izin bumi di atas tanah negara, hak atas tanah, tanah ulayat, menghalangi atau merintangi pengusahaan
pemanfaatan langsung atau pemegang izin panas dan/atau kawasan hutan harus: Panas Bumi yang telah memegang:
bumi harus menyelesaikan terlebih dahulu mengenai a. Memperlihatkan: a. Izin pemanfaatan langsung; atau
penggunaan lahan dengan pemakai tanah di atas

CAKUPAN WILAYAH
1. Izin pemanfaatan langsung atau salinan yang
tanah negara atau pemegang hak atau izin di bidang sah; atau b. Izin panas bumi
kehutanan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 2. Izin panas bumi atau salinan yang sah;

PANAS BUMI
dan telah menyelesaikan kewajiban yang
b. Memberitahukan maksud dan tempat kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan lahan yang
Cara penyelesaian yang digunakan untuk ketentuan
akan dilakukan; diperlukan untuk kegiatan pengusahaan
(LAUT, DARATAN, HUTAN) penggunaan lahan, sebagaimana yang ditentukan di
panas bumi.
dalam UU adalah : dilakukan secara musyawarah dan c. Melakukan penyelesaian atau jaminan penyelesaian
mufakat dengan cara jual beli, tukar-menukar, ganti yang disetujui oleh pemakai tanah di atas tanah negara
Pasal-pasal terkait di dalam UU 21/2014 :
rugi yang layak, pengakuan atau bentuk penggantian dan/atau pemegang hak.
pasal 12 dan pasal 13, bagian ketiga
lain kepada pemakai tanah di atas tanah negara atau
pasal 16, pasal 17, pasal 18, pasal 19;
pemegang hak. d. Jika seluruh ketentuan untuk memperoleh izin telah
Pemanfaatan lahan: pasal 41, pasal 42,
terpenuhi oleh pemegang izin pemanfaatan langsung
pasal 43-46
UU juga mengatur tentang kemungkinan jika kegiatan atau pemegang izin panas bumi, maka pemakai tanah
pengusahaan Panas Bumi dilakukan oleh BUMN yang di atas tanah negara dan/atau pemegang hak wajib
mendapat penugasan khusus dari Pemerintah, mengizinkan pemegang izin, untuk melaksanakan
penyediaan tanah dilakukan sesuai dengan ketentuan pengusahaan panas bumi di atas tanah yang
peraturan perundang-undangan. bersangkutan.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
18 19
ii. Hak-hak Masyarakat

Hak-hak masyarakat sebagaimana tercantum dalam


Undang-Undang adalah sebagai berikut:
C. Pemangku Kepentingan

Pasal-pasal yang terkait : Kewenangan a. Masyarakat berhak untuk memperoleh informasi yang
Penyelenggaraan Panas Bumi : Bab II Pasal berkaitan dengan pengusahaan panas bumi melalui
5, pasal 20, pasal 21; pasal 59-64 (Pembinaan pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan
dan Pengawasan), Bab VIII : Peran Serta kewenangannya;
Masyarakat, pasal 65 b. Masyarakat berhak untuk memperoleh manfaat atas
kegiatan pengusahaan panas bumi melalui kewajiban
Peran Serta masyarakat perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab sosial
perusahaan dan/atau pengembangan masyarakat
Peran serta masyarakat sebagaimana yang
sekitar;
tercantum di dalam Undang-Undang adalah
sebagai berikut: c. Masyarakat juga berhak untuk mendapatkan ganti rugi
yang layak akibat kesalahan dalam kegiatan
a. Masyarakat berperan serta dalam
pengusahaan panas bumi sesuai dengan ketentuan
menjaga, melindungi, dan memelihara
peraturan perundang-undangan; dan
kelestarian wilayah kegiatan pengusahaan
Panas Bumi d. Masyarakat berhak untuk mengajukan gugatan kepada
pengadilan terhadap kerugian akibat kegiatan
b. Menyampaikan laporan terjadinya
pengusahaan panas bumi yang menyalahi ketentuan.
bahaya, pencemaran, dan/atau perusakan
lingkungan di wilayah kegiatan
pengusahaan panas bumi iii. Pengawasan dan pembinaan • Untuk Pengawasan Tidak Langsung

• Untuk Pemanfaatan Langsung Selain dengan kegiatan di atas adalah Menteri harus Pengelolaan lindungan lingkungan dan reklamasi
Pengawasan, pembinaan atas pelaksanaan pengusahaan melakukan pembinaan dan pengawasan atas Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, serta
panas bumi untuk pemanfaatan langsung yang dilakukan pelaksanaan pengusahaan panas bumi untuk kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam
oleh pemegang izin pemanfaatan langsung di dalam UU pemanfaatan tidak langsung yang dilakukan oleh negeri
21 akan dilakukan oleh Menteri, gubernur atau pemegang izin panas bumi.
Pengembangan tenaga kerja Indonesia
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan masing-
Cakupan hal-hal yang termasuk di dalam pembinaan dan
masing. Jika yang melakukan kegiatan-kegiatan Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
pengawasan di bawah pemanfaatan tidak langsung:
pengawasan, pembinaan, dan pengawasan adalah setempat
Gubernur dan bupati/wali kota, maka mereka wajib untuk Eksploras
mempertanggung jawabkannya kepada Menteri. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan
Studi kelayakan teknologi panas bumi
Hal-hal terkait dengan pengawasan dan pembinaan yang
dimaksud di atas adalah hal-hal yang berhubungan Eksploitasi dan pemanfaatan Penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar
dengan keselamanatan dan kesehatan kerja serta
Keuangan Kegiatan lain di bidang pengusahaan panas bumi
lindungan lingkungan.
sepanjang menyangkut kepentingan umum
Pengolaan data panas bumi

Keselamatan dan kesehatan kerja

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9


21
Lintas wilayah kabupaten kota dalam satu provinsi
(termasuk kawasan hutan produksi dan hutan lindung)

GUBERNUR

IZIN
Wilayah laut Paling Jauh 12 (dua belas) mil diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah
perairan pulau

PEMANFAATAN
LANGSUNG Wilayah kabupaten/kota termasuk kawasaan Hutan
produksi dan kawasan hutan lindung
WALIKOTA/
BUPATI Wilayah laut paling jauh 1/3 (satu per tiga) dari wilayah laut
kewenangan provinsi

02
Pengusahaan panas bumi yang diakui oleh Undang-Undang Izin Pemanfaatan langsung akan diberikan oleh wajib melakukan pengusahaan panas
21/2014 adalah sebagai berikut: gubernur untuk kegiatan usaha panas bumi yang berada bumi untuk pemanfaatan langsung pada
pada: lokasi yang ditetapkan dalam izin, serta
1. Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung,
wajib untuk melakukan pengusahaan
seperti untuk wisata, agrobisnis, industri, dan kegiatan lain
a. Lintas wilayah kabupaten/kota dalam satu provinsi Panas Bumi sesuai dengan
yang menggunakan Panas Bumi yang pemanfaatannya
termasuk Kawasan Hutan produksi dan Kawasan peruntukannya.
tidak melibatkan proses pengubahan dari energi panas
Hutan Lindung

PENGUSAHAAN dan/atau fluida menjadi jenis energi lain untuk keperluan non
listrik.
b. Wilayah laut paling jauh 12 (dua belas) mil diukur dari
garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah
2. Pengusahaan Panas Bumi untuk
Pemanfaatan Tidak Langsung, seperti

PANAS BUMI Izin, sesuai dengan UU No. 21/2014, dikeluarkan kepada


perorangan yang memiliki minat untuk melakukan
pengusahaan panas bumi untuk pemanfaatan langsung.
perairan kepulauan
penggunaan Panas Bumi yang
pemanfaatannya melalui proses
pengubahan dari energi panas dan/atau

DAN PERIZINAN Agar sebuah entitas dapat melakukan pengusahaan panas


bumi untuk pemanfaatan langsung, maka izin harus
Izin Pemanfaatan langsung akan diberikan oleh
gubernur untuk kegiatan usaha panas bumi yang berada
pada:
fluida menjadi energi listrik, atau dengan
kata lain, yang digunakan untuk
pembangkitan tenaga listrik untuk
Pasal-pasal di Undang-Undang diberikan oleh Menteri (terutama) untuk kegiatan-kegiatan
Wilayah kabupaten/kota termasuk Kawasan Hutan kepentingan sendiri atau kepentingan
21/2014 : Bab III dari UU 21/2014 panas bumi di wilayah:
produksi dan Kawasan Hutan Lindung; dan umum. Pengusaahan Panas Bumi jenis
Lintas wilayah provinsi termasuk kawasan Hutan Tidak Langsung, menjadi prioritas utama
Wilayah laut paling jauh 1/3 (satu per tiga) dari dalam pengusahaan Panas Bumi
produksi dan Kawasan Hutan Lindung
wilayah laut kewenangan provinsi sebagaimana ditetapkan oleh UU
Kawasan hutan konservasi 21/2014 pada pasal 10.
Izin pemanfaatan langsung diberikan berdasarkan
Kawasan konservasi di perairan; dan permohonan yang diajukan setiap orang. Pada saat
orang tersebut mendapatkan ijin yang dikeluarkan
Wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil diukur dari garis
sesuai dengan peruntukannya, maka orang tersebut
pantai ke arah laut lepas di seluruh Indonesia

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
22 23
masa pengajuan perpanjangan
Eksplorasi Eksploitasi (3-5 tahun sebelum)
(termasuk studi kelayakan (maksimum 5 Tahun)
Maksimum 5 Tahun)

0 5 32 35 37 Tahun

Masa Berlaku Izin Panas Bumi Maksimum 37 Tahun


Luas Wilayah Kerja ditetapkan dengan memperhatikan
sistem Panas Bumi yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah (pasal 19). Sedangkan dalam hal kegiatan pengusahaan panas bumi d. Eksplorasi
untuk pemanfaatan tidak langsung berada pada wilayah
b. Kegiatan Pengusahaan Panas Bumi untuk konservasi di perairan, pemegang izin panas bumi wajib Kegiatan eksplorasi memiliki jangka waktu paling lama 5
Pemanfaatan Tidak Langsung mendapatkan izin dari menteri yang menyelenggarakan (lima) tahun sejak izin panas bumi diterbitkan dan dapat
Pengusahaan Panas Bumi untuk
urusan pemerintahan di bidang kelautan. diperpanjang 2 (dua) kali, masing-masing selama 1 (satu)
Pemanfaatan Tidak Langsung Kegiatan pengusahaan panas bumi untuk pemanfaatan tahun. Jangka waktu eksplorasi yang tersebut termasuk
tidak langsung meliputi kegiatan-kegiatan eksplorasi, Terkait dengan izin, izin panas bumi dilarang dialihkan untuk kegiatan studi kelayakan. Namun, sebelumnya,
eksploitasi, dan pemanfaatan. Berdasarkan dengan izin kepada badan usaha lain. Undang-Undang ini juga pemegang izin panas bumi wajib memiliki izin lingkungan
Untuk pengusahaan panas bumi untuk yang dimiliki, maka Badan Usaha tersebut wajib untuk menyatakan bahwa pemegang izin panas bumi dapat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
pemanfaatan tidak langsung: melakukan eksplorasi, eksploitasi dan pemanfaatan, mengalihkan kepemilikan saham di bursa Indonesia di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sesuai dengan wilayah kerjanya, yang dapat dilakukan setelah selesai melakukan eksplorasi, atas persetujuan
a. Wilayah Kerja
dengan terpadu maupun terpisah. menteri. e. Eksploitasi
Penetapan wilayah kerja ditetapkan oleh
Menteri, dimana wilayah kerja tersebut dapat Khusus untuk pemanfaatan pembangkitan tenaga listrik Jika Pemerintah melakukan eksplorasi, eksploitasi, Eksploitasi dan pemanfaatan memiliki jangka waktu paling
ditetapkan pada tanah negara, hak atas tanah, untuk kepentingan sendiri atau kepentingan umum dan/atau pemanfaatan, Pemerintah dapat menugaskan lama 30 (tiga puluh) tahun sejak studi kelayakan disetujui
tanah ulayat, kawasan perairan, dan/atau dilakukan sesuai dengan ketetntuan peraturan badan layanan umum atau badan usaha milik negara yang oleh menteri. Sebelum dapat melakukan eksploitasi dan
Kawasan Hutan (Pasal 16). Penetapan wilayah perundang-undanganan. Dalam melaksanakan berusaha di bidang panas bumi. pemanfaatan, pemegang izin panas bumi wajib:
ini harus berdasarkan hasil Survei Pendahuluan kegiatannya, Badan Usaha pemegang izin panas bumi
harus mengikuti kaidah keteknikan, keuangan, dan Izin panas bumi yang diberikan memiliki jangka waktu
atau Survei Pendahuluan dan Eksplorasi, yang a. Memiliki izin lingkungan sesuai dengan ketentuan
pengelolaan yang sesuai dengan standar nasional serta paling lama 37 (tiga puluh tujuh) tahun. Menteri dapat
akan dilakukan oleh Menteri, namun juga oleh peraturan perundang-undangan di bidang
menjunjung tinggi etika bisnis. memberikan perpanjangan izin panas bumi untuk jangka
gubernur atau bupati/wali kota. Untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun setiap kali
Survei Pendahuluan atau Survei Pendahuluan termasuk dalam studi kelayakan.
c. Izin perpanjangan. Apabila pemegang izin panas bumi ingin
dan Eksplorasi, Menteri dapat menugasi pihak
mengajukan perpanjangan izin, maka pemegang izin b. Menyampaikan hasil studi kelayakan kepada menteri
lain (Pasal 17) Badan Usaha yang melakukan pengusahaan Panas Bumi panas bumi harus mengajukannya paling cepat 5 (lima) untuk mendapatkan persetujuan
untuk Pemanfaatan Tidak Langsung wajib terlebih dahulu tahun atau paling lambat 3 (tiga) tahun sebelum izin panas
Cara yang dilakukan oleh Menteri dalam
untuk memiliki izin panas bumi, yang diberikan oleh bumi berakhir. Menteri adalah pihak yang berwenang
melakukan Wilayah Kerja adalah dengan cara
Menteri kepada Badan Usaha berdasarkan hasil dalam memberikan persetujuan atau penolakan terhadap
lelang, ketentuan mengenai tata cara, syarat
penawaran wilayah kerja. permohonan perpanjangan izin panas bumi paling lambat
penawaran, prosedur, penyiapan dokumen, dan
pelaksanaan lelang, diatur dalam Peraturan 1 (satu) tahun sejak persyarata permohonan diajukan
Izin yang diberikan kepada Badan Usaha harus memuat
Pemerintah. secara lengkap
ketentuan-ketentuan paling sedikit:

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
24 25
f. Berakhirnya masa berlaku izin panas bumi

Izin panas bumi berakhir dapat dikarenakan oleh :


1. Habis masa berlakunya, karena:
a. Permohonan perpanjangan izin panas bumi tidak
diajukan

b. Permohonan perpanjangan izin panas bumi diajukan


tapi ditolak
g. Sanksi Administratif
2. Dikembalikan, karena:
Sanksi administratif akan dikenakan kepada badan usaha,
a. Terdapat permohonan tertulis dari pemegang izin
apabila badan usaha pemegang ijin panas bumi tidak
panas bumi kepada menteri disertai dengan alasan memenuhi atau melanggar ketentuan-ketentuan,
yang jelas, dan dinyatakan sah setelah disetujui mengenai:
menteri.

Pasal 26 ayat 2: badan usaha pemegang izin panas


3. Dicabut, karena pemegang izin panas bumi:
bumi wajib mengembalikan secara bertahap sebagian
a. melakukan pelanggaran terhadap salah satu ketentuan atau seluruh wilayah kerja kepada pemerintah
yang tercantum dalam izin panas bumi;
Pasal 27 ayat 1: izin panas bumi dilarang dialihkan
b. tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang- kepada badan usaha lain
undangan
Pasal 27 ayat 3: Pengalihan kepemilikan saham
Dalam pelaksanaan pencabutan izin panas bumi, menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2, baca:
terlebih dahulu memberikan kesempatan dalam jangka pemegang izin panas bumi dapat mengalihkan
waktu 6 (enam) bulan kepada pemegang izin panas bumi kepemilikan saham di bursa indonesia setelah selesai
untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan. malekukan eksplorasi) wajib mendapat persetujuan
Menteri

4. Dibatalkan, karena pemegang izin panas bumi:

b. memberikan data, informasi atau keterangan yang


tidak benar dalam permohonan, atau dibatalkan karena
putusan pengadilan

Pada saat berakhirnya izin panas bumi dikarenakan salah


satu alasan di atas, pemegang izin panas bumi wajib
memenuhi dan menyelesaikan segala kewajibannya
Pasal 31 ayat 3: Sebelum melakukan pengeboran
sumur eksplorasi, pemegang izin panas bumi wajib
memiliki izin lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

Pasal 32 ayat 2: Sebelum melakukan eksploitasi dan


pemanfaatan, pemegang izin panas bumi wajib:
03 REGULASI LAIN YANG BERSINGGUNGAN
DENGAN KEGIATAN-KEGIATAN PANAS BUMI
Beberapa regulasi yang juga terkait dengan pengembangan panas bumi adalah:

1. Regulasi terkait dengan kehutanan, apabila kegiatan pengusahaan panas bumi


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- a. Memiliki izin lingkungan sesuai dengan ketentuan
dilakukan di kawasan hutan
undangan. Menteri kemudian akan menetapkan peraturan perundang-undangan di bidang
persetujuan pengakhiran izin panas bumi, setelah perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup 2. Regulasi terkait dengan kelautan, apabila kegiatan pengusahaan panas bumi
pemegang izin panas bumi telah melaksanakan yang termasuk dalam studi kelayakan dilakukan di kawasan perairan laut
pemulihan fungsi lingkungan di wilayah kerjanya serta
b. Menyampaikan hasil studi kelayakan kepada 3. Regulasi terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
kewajiban lainnya sebagaimana dimaksud.
menteri untuk mendapatkan persetujuan

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 9
26 27
B A H A N 1 0

LEMBAR BACAAN TERKAIT DENGAN PASAL 65 UU 21/2014


Latar belakang penyusunan dan kronologis singkat proses 3. Pengesahan RUU tentang Panas Bumi menjadi
yang melatarbelakangi penyusunan Undang-Undang ini, Undang-Undang tentang Panas Bumi pada tanggal 26
adalah : Agustus 2014 pada sidang Paripurna DPR RI; dan

1. Bahwa Indonesia mempunyai potensi panas bumi 4. Ditandatanganinya Undang-Undang tersebut oleh
yang besar, yang lokasinya tersebar sepanjang jalur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17
gunung api aktif (ring of fire) mulai dari Sumatera, September 2014.
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan
Maluku;
Adapun beberapa konsep dan pokok-pokok pengaturan
2. Panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang terkandung dalam Undang-Undang ini, diantaranya
yang apabila dikembangkan sebagai energi listrik, meliputi:
selain sebagai sumber energi yang ramah lingkungan,
juga dimanfaatkan secara berkelanjutan; 1. Bahwa pengusahaan panas bumi tidak dikategorikan
dalam pengertian kegiatan pertambangan;
3. Masih belum optimalnya pengembangan panas bumi
di Indonesia pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 27 2. Landasan filosofis kegiatan usaha panas bumi sebagai
Tahun 2003; Hal ini ditunjukkan dengan belum adanya bagian pemanfaatan dari sumber daya alam bertumpu
pengembang panas bumi/pemegang IUP pasca pada Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang
Undang-Undang ini yang telah berproduksi; Dasar Negara Repubilk Indonesia Tahun 1945. Panas
Bumi sebagai sumber daya alam yang terkandung di
4. Potensi panas bumi banyak ditemukan di wilayah
dalam Wilayah hukum Indonesia merupakan kekayaan
hutan lindung dan hutan konservasi; nasional yang dikuasai oleh Negara dan digunakan
5. Dalam UU Nomor 27 Tahun 2003 disebutkan bahwa untuk kemakmuran Rakyat. Oleh karena itu dalam
Undang-Undangan ini dinyatakan bahwa Panas Bumi
panas bumi merupakan kegiatan
merupakan kekayaan nasional yang dikuasai Negara
penambangan/pertambangan sehingga potensi panas
yang penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah
bumi di wilayah hutan konservasi tidak dapat
dan Pemerintah Daerah.
dimanfaatkan secara optimal; dan

6. Pasal 38 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 3. Pengaturan mengenai kewenangan penyelenggaraan


Panas Bumi baik yang dilakukan oleh Pemerintah
disebutkan bahwa penggunaan kawasan hutan untuk
maupun Pemerintah Provinsi atau Pemerintah
kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan
Kabupaten Kota.
hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan
produksi dan kawasan hutan lindung sehingga 4. K e w e n a n g a n P e m e r i n t a h u n t u k m e l a k u k a n
membatasi pengembangan usaha panas bumi. Eksplorasi, Eksploitasi dan pemanfaatan yang dapat
dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara atau
Sedangkan kronologis singkat pembahasan Undang- Badan Layanan Umum.
Undang Nomor 21 Tahun 2014, dimulai dengan:
5. Adanya pengaturan yang lebih rinci mengenai
Direktur Panas Bumi EBTKE ESDM menyampaikan bahwa dengan

PERAN SERTA disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas


Bumi sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003
tentang Panas Bumi merupakan terobosan besar yang dilakukan
1. Penyampaian RUU tentang Panas Bumi oleh Presiden
kepada Ketua DPR RI melalui surat Presiden RI Nomor
R-38/Pres/08/2013 tanggal 13 Agustus 2013;
pengusahaan panas bumi untuk pemanfaatan
langsung maupun pemanfaatan tidak langsung;

6. Pembinaan dan pengawasan terhadap Izin Usaha

MASYARAKAT Pemerintah bagi dunia usaha panas bumi. “Undang-Undang ini


disusun dalam rangka untuk lebih memberikan landasan hukum
yang kuat, lebih komprehensif, transparan dan tidak diskriminatif
2. Pembahasan RUU tentang Panas Bumi antara Panitia
Kerja Pembahasan RUU tentang Panas Bumi DPR RI
dengan Pemerintah yang dilaksanakanmulai bulan Mei
Pertambangan Panas Bumi akibat dari perubahan
yang semula dilakukan oleh Pemerintah Daerah
beralih menjadi kewenangan Pemerintah;
(Pasal 65 UU No.21 Tahun 2014) dalam pengusahaan panas bumi”. s.d. Juli 2014;

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 10 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 10
28 29
7. Pengaturan bonus produksi pengusahaan panas bumi 1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Bonus
(production bonus) yang didasarkan kepada Produksi Pengusahaan Panas Bumi;
persentase tertentu dari pendapatan kotor sejak unit
2. R a n c a n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h t e n t a n g
pertama berproduksi;
Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak
8. Pengaturan ketentuan peralihan yang lebih jelas untuk Langsung; dan
pengelolaan wilayah kerja panas bumi yang telah ada
sebelum diterbitkannya Undang-Undang ini. 3. R a n c a n g a n P e r a t u r a n P e m e r i n t a h t e n t a n g
Pengusahaan Panas Bumi untuk Pemanfaatan
Langsung.
Sebagai tindak lanjutnya, Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2014 ini mengamanatkan pembentukan beberapa
Peraturan Pemerintah, yang secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) Peraturan Pemerintah,
yaitu:

PERAN SERTA MASYARAKAT


UU Panas Bumi yang lama tidak mencantumkan a. memperoleh informasi yang berkaitan dengan
tentang peran serta masyarakat. Namun dalam UU pengusahaan Panas Bumi melalui Pemerintah
21/2014 Pasal 65 dicantumkan tentang peran atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
serta masyarakat. kewenangannya;

(1) Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Panas b. m e m p e r o l e h m a n f a a t a t a s k e g i a t a n


Bumi, masyarakat mempunyai peran serta untuk: pengusahaan Panas Bumi melalui kewajiban
perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab
a. m e n j a g a , m e l i n d u n g i , d a n m e m e l i h a r a sosial perusahaan dan/atau pengembangan
kelestarian wilayah kegiatan pengusahaan masyarakat sekitar;
Panas Bumi; dan
c. memperoleh ganti rugi yang layak akibat
b. menyampaikan laporan terjadinya bahaya, kesalahan dalam kegiatan pengusahaan Panas
pencemaran, dan/atau perusakan lingkungan di Bumi sesuai dengan ketentuan peraturan
wilayah kegiatan pengusahaan Panas Bumi. perundang-undangan;dan

d. mengajukan gugatan kepada pengadilan


(2) Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Panas
terhadap kerugian akibat kegiatan pengusahaan
Bumi masyarakat berhak untuk:
Panas Bumi yang menyalahi ketentuan.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 2 - BAHAN 10


30
20
15
WWF IN NUMBERS
WWF S SUSTAINABILITY IMPROVED ENABLING
CRITERIA ENVIRONMENT
By 2015, an improved enabling
By 2015, WWF’s Sustainability Criteria shall environment conducive to
have beenaccepted by the geothermal geothermal energy and
industry as a best practice other RES will be in
benchmark,has significantly place in Indonesia
improved geothermal and the Philippines.
energy’s social
acceptability and built
broad stakeholder
support.

WWF S 100% RENEWABLE VISION


By 2015, Indonesia has agreed to national renewable energy
targets for 2030 in line with WWF’s 100% renewable vision,
including a target for ending energy poverty by 2030.
By 2015, the targets for the Philippines will be moreambitious
than the 2030 target announced by government.

BAHAN POKOK BAHASAN 3


RECYCLED MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK
Supporting responsible use offorest resources
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904
(c) 1996 Forest Stewardship Council
TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
All rights reserved. | WWF-Indonesia. | © 2015
BAHAN POKOK BAHASAN 3

Penanggung Jawab
Penanggung Jawab MENGENAL PEMBANGKIT LISTRIK
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto
TENAGA PANAS BUMI (PLTP)
Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda

Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri

Tim Disain dan Ilustrasi


Tim Disain dan Ilustrasi
PT. Maginate Kreasindo
PT. Maginate Kreasindo

Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia

Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015

Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 1 1 lihat lampiran CD

VIDEO DASAR DASAR PANAS BUMI BUMI

B A H A N 1 2 lihat lampiran CD

VIDEO PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14,15


03
B A H A N 1 3

Sistem panas bumi bekerja seperti air yang mendidih


PERAGA KOMPOR DAN CERET pada sebuah ketel air (2014)

3 2
2
1
1
HEAT SOURCE
(COOLING MAGMA) HEAT SOURCE

1. HEATED ROCKS SURROUNDING MAGMA 1. HEATED ROCKS SURROUNDING MAGMA


2. ALL OF THE WATER FILLED RESERVOIR 2. ALL OF THE WATER FILLED RESERVOIR
3. CAP ROCK 3. CAP ROCK

STEAM RISING
B A H A N

SEPARATOR

WELL
WELL

BRINE
STEAM
1 4

PRODUCTION
PRODUCTION
TURBINES

2
1

WASTE WATER
WATER
COOLED

W A T E R
CONDENSER

GEOTHERMAL ZONE
WELL

CONDENSER
INJECTION

CONDENSATES
TEKNOLOGI PANAS BUMI

AIR

WELL
TOWER

AIR
COOLING
DRY STEAM TECHNOLOGY

INJECTION
AIR & WATER VAPORS

FLASH PLANT TECHNOLOGY


HEAT
USERS
DIRECT
WATER
FACILITY
GENERATING

GE
NE
RA
TO
R
B A H A N 1 4 +

DIAGRAM SKEMA PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG


GE
NE
RA
TO
ENERGI PANAS BUMI
R
AIR & WATER VAPORS

CONDENSER
ORGANIC VAPOR

COOLING
TOWER
high pressure
AIR AIR (hp) separator
HEAT EXCHANGER
steam
WATER

COOLED WATER

PUMP
hp turbine
and generator

PRODUCTION GEOTHERMAL INJECTION


WELL WELL
ZONE
production
wells
transformer
3 BINARY TECHNOLOGY

flasher
low pressure
(lp) separator

steam cooling
tower
lp turbine
and
generator

3 TEKNOLOGI PANAS BUMI


brines
1 DRY STEAM TECHNOLOGY production
wells

2 FLASH PLANT TECHNOLOGY gas


condenser exhauster
3 BINARY TECHNOLOGY condensate
reinjection
wells
hot
brine reinjection sink
wells

condensates

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14
06 07
B A H A N 1 4 + B A H A N 1 5

DIAGRAM SKEMA PEMANFAATAN LEMBAR BACAAN TENTANG BIAYA PEMBANGKITAN PANAS BUMI
LANSUNG PANAS BUMI

ABSTRAK
KEEKONOMIAN Energi panas bumi merupakan energi terbarukan yang ramah

PENGEMBANGAN lingkungan danmempunyai prospek untuk dikembangkan


sebagai pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP).
Kontribusinya PLTP dalam sistem kelistrikan nasional saat ini

PLTP SKALA KECIL masih sangat kecil karena ada kendala terutama masalah
keekonomiannya. Kebijakan harga patokan tertinggi pembelian listrik dari PLTP
Agus Sugiyono* oleh PT PLN sebesar 9,7 cent $/kWh, belum banyak membantu
pengembangan PLTP ke depan. Kebijakan harga ini sudah mencapai harga
keekonomiannya untuk PLTP skala besar (> 30 MW) sedangkan untuk skala
kecil (< 5 MW) harga tersebut belum ekonomis.

Mengingat sumber energi panas bumi yang ada di Indonesia, yang sebagian
hanya bisa digunakan untuk pembangkit skala kecil, maka perlu adanya
kebijakan baru khusus untuk pengembangan PLTP skala kecil. Faktor yang
mempengaruhi keekonomian PLTP skala kecil ini diantaranya adalah kualitas
sumber daya dan kondisi infrastruktur di lokasi tersebut.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa PLTP skala kecil mempunyai rentang


biaya pembangkitannya sekitar 9-28 cent $/kWh tergantung dari kualitas
sumber daya dan kondisi infrastrukturnya. Dengan demikian perlu adanya
Bidang Perencanaan Energi, kebijakan baru yang dapat berupa feed in tariff supaya PLTP skala kecil dapat
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, berkompetisi dalam pengembangan energi terbarukan untuk jangka panjang.
Jakarta, Indonesia

*E-mail: agussugiyono@yahoo.com Kata kunci: PLTP skala kecil; biaya pembangkitan;

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 14 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
08 09
2. Potensi Energi Panas Bumi 3. Keekonomian PLTP Skala Kecil

Data dari Badan Geologi, Kementerian ESDM Potensi panas bumi yang dimiliki wilayah Indonesia bagian
menunjukkan bahwa terdapat total 276 lokasi potensi Timur, seperti: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
panas bumi di Indonesia. Di Sumatera terdapat 86 Timur, Maluku, dan Maluku Utara, cukup melimpah.
lokasi, di Jawa 71 lokasi, di Kalimantan 8 lokasi, di Namun demikian, wilayah-wilayah tersebut masih
Sulawesi 55 lokasi, di Bali dan Nusa Tenggara 27 lokasi, menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
Untuk mencapai target pengembangan PLTP tersebut, di Maluku 26 lokasi, dan di Papua 3 lokasi. Total potensi dengan bahan bakar minyak (BBM). Kendala dalam
pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM panas bumi mencapai 29,038 MW. pengoperasian PLTD ini adalah biaya pembangkitannya
02/2011 yang menugasan PT PLN (Persero) untuk yang sangat besar, karena harga BBM yang mahal. Harga
Dari total 276 lokasi tersebut, sebagian besar (149
1. Pendahuluan melaksanakan Purchasing Power Agreement (PPA) BBM untuk PLTD yang berada di daerah yang sangat
lokasi) baru dalam tahap survei awal dan 22 lokasi
dengan Independent Power Producer (IPP) untuk terpencil akan cenderung semakin mahal. Dengan
dalam tahap eksplorasi awal. Sebagian besar lokasi
pengembangan PLTP dalam program percepatan tahap II semakin meningkatnya harga BBM setiap tahun ini akan
Energi panas bumi merupakan energi panas bumi tersebut berada di daerah terpencil dan
seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden 04/2010 dan menyebabkan biaya operasional PLTD juga menjadi
terbarukan yang ramah lingkungan dan mempunyai skala kecil. Sedangkan 90 lokasi dalam
Peraturan Menteri ESDM 15/2010 Harga listrik (ceiling semakin mahal. Oleh karena itu, pemanfaatan PLTP skala
mempunyai prospek untuk dikembangkan tahap eksplorasi detail dan lokasi yang siap untuk
price) dari PLTP ditetapkan sebesar 9,7 cent $/kWh. kecil untuk menggantikan PLTD mempunyai prospek untuk
sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi dieksploitasi hanya 8 lokasi. Dari data tersebut terlihat
Meskipun telah diterapkan tarif tersebut, pengembangan dikembangkan karena dapat menurunkan biaya
(PLTP). Saat ini pemanfaatan panas bumi untuk bahwa masih dibutuhkan usaha untuk meningkatkan
PLTP belum dapat dilakukan secara maksimal. Hal ini pembangkitan listrik yang pada akhirnya akan mengurangi
PLTP baru mencapai 4,1% dari total potensi status eksplorasi hingga siap untuk dieksploitasi.
karena tarif tersebut hanya ekonomis untuk PLTP skala beban subsidi pemerintah.
yang ada. Kapasitas terpasang PLTP tercatat
besar (> 30 MW) sedangkan untuk skala kecil (< 5 MW)
sebesar 1.197 MW yang tersebar di 9 lokasi yang Sistem panas bumi di Indonesia pada umumnya
harga tersebut masih belum ekonomis. PLTP skala kecil cocok untuk diterapkan di wilayah
sebagian besar (93%) berada di Jawa, dan merupakan sistem hidrothermal yang mempunyai
Indonesia bagian Timur, antara lain karena:
sisanya tersebar di Sulawesi Utara, Sumatera Mengingat sumber energi panas bumi yang ada di temperatur tinggi (> 225 oC). Hanya beberapa sistem
Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Indonesia sebagian hanya bisa digunakan untuk yang mempunyai temperatur sedang (125-225 oC). potensi panas bumi di wilayah Indonesia bagian Timur
pembangkit skala kecil, maka perlu adanya kebijakan Fluida panas bumi bertemperatur tinggi telah lama cukup besar
Melalui program percepatan 10.000 MW tahap II, d i m a n f a a t k a n u n t u k P LT P, n a m u n d e n g a n
baru, khusus untuk pengembangan PLTP skala kecil.
pemerintah mentargetkan pemanfaatan PLTP perkembangan teknologi yang ada saat ini telah pembangkit listrik yang ada saat ini berasal dari PLTD
Faktor yang mempengaruhi keekonomian PLTP skala
dapat lebih besar lagi. Dalam program ini 70% memungkinkan fluida yang bertemperatur sedang yang mempunyai biaya pembangkitan sangat tinggi
kecil ini diantaranya adalah kualitas sumber daya dan
dari pengembangan pembangkit diharapkan dimanfaatkan untuk PLTP skala kecil dengan kapasitas
kondisi infrastruktur di lokasi tersebut. Permasalahan penyediaan listrik belum merata ke seluruh
berasal dari tenaga hidro, panas bumi dan terpasang hingga 5MW.
utama untuk pengembangan PLTP skala kecil terletak masyarakat
energi baru terbarukan lainnya. Sebanyak 43
pada biaya pengembangan lapangan uap dan tingkat
proyek pembangunan PLTP dengan kapasitas Menurut hasil studi awal dari Kementerian Negara
pengembalian investasi. Kebijakan feed in tariff beban listrik tidak terpusat di suatu daerah tetapi
3.967 MW siap kembangkan dalam program Ristek tahun 2009 yang dilakukan di 4 provinsi di
merupakan alternatif kebijakan untuk mengeliminasi tersebar secara tidak merata
tersebut sampai tahun 2014, sesuai dengan Indonesia bagian Timur, yaitu: Nusa Tenggara Barat,
permasalahan tersebut dan saat ini sedang dipersiapkan.
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara, penyediaan listrik dari BBM maupun batubara
Kebijakan ini nantinya diharapkan dapat memberi
Mineral (Permen ESDM) No.15/2010. Target terdapat lebih dari 200 unit PLTP skala kecil yang terkendala faktor transportasi, cuaca, ketersediaan
kepastian pengembalian investasi kepada investor. Dalam
pengembangan PLTP ini menyumbang lebih berpotensi untuk dikembangkan. Total kapasitas PLTP sumber dan harga.
makalah ini akan diuraikan paramer dan hasil perhitungan
dari 40% dari total target kapasitas terpasang tersebut lebih dari 214 MW dengan unit kapasitas PLTP
biaya pembangkitan PLTP skala kecil yang diharapkan
proyek percepatan tahap II yakni sebesar yang kecil (< 5 MW) karena memang kebutuhan energi
dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan
9.522MW. di daerah tersebut juga kecil.
kebijakan feed in tariff tersebut.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
10 11
Kementerian ESDM

2009 2012 2016 2020 2025

1,179 MW 3,442 MW 4,600 MW 6,000 MW 9,500 MW

BPPT (PLTP Skala Kecil)

Certification and delivery to industries


1. PLTP Binary Cycle

2008: 2012: 2013: 2025: Build 50MW


Prototype 2 kW Pilot Plant 100 kW Modular Type 1MW - Cost Down: 30%
- Local Content: > 80%

2. PLTP 3 MW Back Pressure

Certification & Delivery

2012: Pilot Plant

2010: 2014: Build 5 Units 2025: Build 200MW


- Front End Engineering - Cost Down:10% - Cost Down: 30%
- ManufactureComponents - Local Content: > 70% - Local Content: > 80%

3.1. Teknologi PLTP Back Pressure

Penerapan teknologi PLTP skala kecil Diagram proses PLTP back pressure ditunjukkan pada Gambar 2.
3. PLTP 5 MW Condensing PLTP dengan turbin back pressure merupakan sistem pembangkit
Certification and delivery dapat dilakukan baik dengan teknologi
konvensional seperti penggunaan PLTP yang relatif sederhana dan dapat dikembangkan oleh industri
back pressure dan condensing ataupun manufaktur dalam negeri. PLTP ini sangat potensial untuk
dengan PLTP binary cycle. Roadmap dikembangkan di Indonesia dalam rangka mempercepat proses
pengembangan PLTP secara nasional industrialisasi di sektor ketenagalistrikan.
(Kementerian ESDM) dan PLTP skala kecil
2012: 2014: 2020: Build 150MW 2025: Build 600MW
PLTP ini mempunyai efisiensi yang lebih rendah dari pada PLTP
Front End Engineering Pilot Plant - Cost Down: 10% - Cost Down:20%
(BPPT) ditunjukkan pada Gambar 1.
condensing. Teknologi ini sesuai untuk PLTP skala kecil dan dapat
Berikut ini akan dibahas secara ringkas
digunakan untuk pengembangan tahap awal lapangan panas bumi.
masing-masing teknologi tersebut.
Pembangunan PLTP ini relatif cepat dan murah.

Gambar 1. Roadmap Pengembangan PLTP [1].

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
12 13
Atmospheric
Exhaust Turbine

Steam Steam

Steam
Generator Cooling Tower

Steam Water

Turbine Generator
Water Separator
Condenser

Water

Water

Production Well Re-injection Well CoolingWater Pump


Production Well Re-injectionWell

Gambar 2. PLTP back pressure [2].


Gambar 4. PLTP condensing [2].

PLTP Binary Cycle PLTP Condensing

Turbine
Diagram proses PLTP binary cycle ditunjukkan Diagram proses PLTP condensing ditunjukkan pada
pada Gambar 3. Pilot proyek pemanfaatan Gambar 4. PLTP condensing yang memiliki sistem
Steam
panas bumi dengan PLTP binary cycle sudah pembangkit yang lebih rumit karena perlu adanya proses
dikembangkan BPPT bekerjasama dengan kondensasi dan cooling system setelah uap keluar dari
Enersystem (Perancis). Pada tahun 1995 turbin. BPPT saat ini sedang mengembangkan PLTP skala
Steam Generator Cooling Tower
dilakukan commisioning dan bisa berjalan kecil kapasitas 3 MW dengan teknologi condensing
Water dengan baik. Teknologi ini menggunakan suhu turbine, yang seluruh prosesnya sejak dari rancang
uap reservoir yang berkisar antara 107-182 oC bangun sampai dengan manufaktur komponen utamanya
[1]. dilakukan di dalam negeri.
Heat
Exchanger Condenser Fluida kerja memakai cairan yang memiliki titik BPPT telah menyelesaikan pekerjaan rancang bangun
Separator
didih yang rendah seperti iso-butana atau PLTP tersebut dan sedang menyelesaikan pembangunan
isopentana. Keuntungan PLTP binary-cycle pilot proyek di lapangan panas bumi Kamojang. Berbagai
adalah dapat dimanfaatkan pada sumber komponen utama dibangun dan dibuat oleh industri
Feed Pump CoolingWater Pump panas bumi yang bersuhu rendah, selain itu nasional, seperti PT Nusantara Turbin & Propulsi untuk
Production Well Re-injectionWell teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. pabrikasi turbin, PT Pindad untuk pabrikasi generator
Diprakirakan teknologi ini akan banyak listrik, dan PT Boma Bisma Indra untuk pabrikasi
dikembangkan dimasa depan. komponen balance of plant [1]

Gambar 3. PLTP binary cycle [2].

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
14 15
KUALITAS SUMBER DAYA
TINGGI MENENGAH RENDAH 30

MIN MAX MIN MAX MIN MAX 25


MAJU 4.200 6.325 4.725 8.250 5.250 10.175
20

cent $/kWh
LOKASI SEDANG 4.400 7.475 4.950 9.750 5.500 12.025
15
TERPENCIL 5.200 9.200 5.800 12.000 6.500 14.800
10
Tabel 1. Biaya Investasi PLTP ($/kW).

5
Infrastruktur Maju Infrastruktur Sedang Infrastruktur Tertinggal
Biaya operasi dan perawatan ditunjukkan pada Tabel 2 0
$/kWh/tahun MIN MAX Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
yang sudah termasuk biaya perawatan lapangan uap serta
Biaya O&M 2,00 3,50 biaya operasi dan perawatan pembangkit. Dalam
menghitung biaya pembangkitan PLTP skala kecil ini, kualitas sumber daya
Tabel 2. Biaya Operasi dan Perawatan PLTP ($/kW). digunakan asumsi discount rate 10%, umur ekonomis 25
tahun dan faktor ketersediaan 95%. Sedang lamanya
Gambar 5. Biaya pembangkitan PLTP skala kecil.
3.2. Keekonomian waktu eksplorasi, eksploitasi sampai pembangunan
pembangkit diasumsikan memerlukan waktu selama 2
Secara garis besar struktur biaya pembangkitan PLTP tahun.
meliputi dua komponen yaitu: biaya investasi serta biaya
operasional dan perawatan. Biaya investasi dapat dibagi Dengan menghitung net preset value (NPV) dari biaya
menjadi biaya investasi eskplorasi, biaya pengembangan investasi selama umur ekonomis (NPV INV cost) ditambah

Biaya Pembangkitan (cent $/kWh)


lapangan uap, dan biaya investasi pembangkit. dengan biaya operasi dan perawatan (O&M cost) maka
Sedangkan biaya operasional dan perawatan meliputi dapat dihitung biaya pembangkitannya. Rumus yang
biaya operasional pembangkit listrik, biaya pemeliharaan digunakan ditunjukkan pada Persamaan 1.
pembangkit listrik, dan biaya pemeliharaan lapangan dan
pembuatan sumur make-up. NPV (INV cost)
BIAYA = + O&M cost
PEMBANGKITAN Avail 8,760
Ada dua parameter penting yang mempengaruhi besarnya
biaya investasi, yaitu kualitas sumber daya dan kondisi
infrastruktur di lokasi tersebut. Sumber daya panas bumi Diasumsikan bahwa biaya pembangkitan hanya
dapat mempunyai kualitas tinggi, menengah dan rendah. tergantung dari komponen biaya investasi serta komponen
Sedangkan infrastruktur di lokasi pengembangan panas biaya operasi dan perawatan, Dengan menggunakan data
bumi dapat sudah maju, sedang maupun masih terpencil. dan rumus di atas, biaya pembangkitan PLTP skala kecil
Besarnya biaya investasi ditunjukkan pada Tabel 1 dan ini ditunjukkan pada Gambar 5. Biaya pembangkit PLTP Discount Rate (%)
merupakan total biaya modal langsung serta tidak skala kecil berkisar antara 9,05 cent $/kWh sampai dengan
langsung. 28,36 cent $/kWh. Bila dirata-rata maka biaya
pembangkitannya adalah sebesar 15,50 cent $/kWh. Dari Gambar 6. Sensitivitas discount rate terhadap biaya pembangkitan.
Biaya investasi ini sudah termasuk biaya eksplorasi, biaya
gambar terlihat bahwa semakin rendah kualitas sumber
pengembangan uap dan biaya pembangkit. Semua
daya maka makin mahal biaya pembangkitannya. Begitu
komponen biaya investasi dalam pembahasan Biaya pembangkitan juga sangat sensitif terhadap nilai discount rate yang mengindikasikan nilai bunga
juga untuk kondisi infrastruktur di lokasi PLTP, makin
sebelumnya sudah masuk dalam data ini. Biaya investasi pinjaman bank yang berlaku pada saat itu. Makin tinggi discount rate maka makin besar biaya
tertinggal infrastruktur di lokasi tersebut maka makin tinggi
di sini tidak menunjukkan satu nilai yang unik tetapi pembangkitannya. Sensitivitas discount rate terhadap biaya pembangkitan ditunjukkan pada Gambar 6.
biaya pembangkitannya.
merupakan nilai minimum dan maksimum yang mungkin
dan menunjukkan rentang biaya investasi.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15
16 17
SALAH SATU KENDALA YANG BANYAK DIHADAPI DALAM
PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI SAAT INI ADALAH
LETAKNYA YANG TERISOLIR JAUH DARI BEBAN

4. Kesimpulan dan Saran


Panas bumi sebagai salah satu sumber daya energi Ada dua parameter penting yang mempengaruhi besarnya
terbarukan mempunyai potensi yang cukup besar di biaya investasi, yaitu kualitas sumber daya dan kondisi
Indonesia. Meskipun saat ini belum dimanfaatkan secara infrastruktur di lokasi tersebut. Dari hasil perhitungan
optimal, namun perhatian pemerintah pada sumber energi terlihat bahwa biaya pembangkit PLTP skala kecil
panas bumi sudah mulai serius. Hal ini terlihat dengan berkisarantara 9,05 cent $/kWh sampai dengan 28,36 cent
adanya target pemerintah yang cukup ambisius untuk $/kWh, atau rata-rata sebesar 15,50 cent $/kWh.Hasil
menambah kapasitas PLTP hingga mencapai 3.967 MW perhitungan ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
pada tahun 2014 dan 9.522 MW pada tahun 2025 dari dalam penyusunan kebijakan feed in tariff.
kondisi sekarang sebesar 1.189MW.
Biaya pengembangan PLTP sangatlah bergantung pada
Salah satu kendala yang banyak dihadapi dalam spesifikasi lokasi, karakteristik sumber daya, dan
pengembangan energi panas bumi saat ini adalah parameter pasar. Data-data rinci yang berkaitan dengan
letaknya yang terisolir jauh dari beban, sehingga parameter tersebut sangat sulit didapatkan. Dalam kajian
menyebabkan tingkat keekonomianya kurang menarik. ini digunakan studi literatur dari berbagai sumber sehingga
Namun dengan adanya harga minyak bumi yang terus hasil yang didapat bukan merupakan nilai eksak yang
meningkat, maka pengembangan PLTP khususnya untuk menyatakan biaya pembangkitan PLTP skala kecil. Biaya
skala kecil perlu diperhitungkan guna substitusi PLTD pembangkitan yang dihitung merupakan nilai minimum
yang masih menggunakan BBM bersubsidi. Untuk dan maksimum yang menunjukkan rentang biaya yang
mengatasi kondisi ini dapat dibuat kebijakan feed in tariff mungkin. Untuk dapat memperoleh nilai yang lebih eksak
atau dengan menggunakan skema pendanaan dari clean diperlukan data lapangan yang lebih rinci.
development mechanism (CDM).

[1] PTKKE, 2011, Pengembangan PLTP Skala Kecil dan Direct Use, Dipresentasikan pada Kick Off Meeting
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan PLTP Skala Kecil, Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi, BPPT, Jakarta. [2] Dickson, M.H.
and Fanelli, M., 2004, What is Geothermal Energy? Istituto di Geoscienze e Georisorse, CNR, Pisa. [3] Al-Dabbas, M.A.A., 2009, The Economical,
Environmental and Technological Evaluation of Using Geothermal Energy, European Journal of Scientific Research, Vol. 38, No.4, p. 626-642,
EuroJournals Publishing, Inc. [4] Shibaki, M., 2003, Geothermal Energy for Electric Power: A REPP Issue Brief, Renewable Energy Policy Project,
Washington, DC. 39

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 15


18
B A H A N 1 6 lihat lampiran CD

VIDEO CARA BEROPERASINYA PLTP

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 3 - BAHAN 16


20
20
15
WWF IN NUMBERS
WWF S SUSTAINABILITY IMPROVED ENABLING
CRITERIA ENVIRONMENT
By 2015, an improved enabling
By 2015, WWF’s Sustainability Criteria shall environment conducive to
have beenaccepted by the geothermal geothermal energy and
industry as a best practice other RES will be in
benchmark,has significantly place in Indonesia
improved geothermal and the Philippines.
energy’s social
acceptability and built
broad stakeholder
support.

WWF S 100% RENEWABLE VISION


By 2015, Indonesia has agreed to national renewable energy
targets for 2030 in line with WWF’s 100% renewable vision,
including a target for ending energy poverty by 2030.
By 2015, the targets for the Philippines will be moreambitious
than the 2030 target announced by government.

BAHAN POKOK BAHASAN 4


RECYCLED
Supporting responsible use offorest resources
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904
(c) 1996 Forest Stewardship Council
DAMPAK PROYEK PLTP
All rights reserved. | WWF-Indonesia. | © 2015
BAHAN POKOK BAHASAN 4

Penanggung Jawab
Penanggung Jawab
Indra Sari Wardhani
Indra Sari Wardhani
DAMPAK PROYEK PLTP
Achmed Shahram Edianto
Achmed Shahram Edianto

Penulis Naskah
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda
Henriette Imelda

Narasumber
Narasumber
Arimbi Heroeputri
Arimbi Heroeputri

Tim Disain dan Ilustrasi


Tim Disain dan Ilustrasi
PT. Maginate Kreasindo
PT. Maginate Kreasindo

Penerbit
Penerbit
WWF Indonesia
WWF Indonesia

Cetakan Pertama
Cetakan Pertama
xxxxx 2015
xxxxx 2015

Sumber Foto
Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch tujuan komersial, penggandaan
Moving Images tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Indonesia ISBN NO :
WWF Canon 978-979-1461-53-5
WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 1 7

MEMAHAMI ENERGI PANAS BUMI


DAN PEMANFAATNYA SERTA DAMPAKNYA
SUMBERDAYA
PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

Panas bumi telah dimanfaatkan untuk memasak dan


Pembangkitan listrik. Untuk membangkitkan listrik dari
pemanasan selama ribuan tahun di sejumlah wilayah di
sumber panas bumi, dibuat dua sumur yang menuju
dunia. Energi panas bumi berasal dari energi panas yang
penampungan panas bumi (kedalaman 1,5 – 2 km).
terdapat di lapisan bebatuan atau cairan yang ada di
Satu sumur dipakai untuk memasukkan air dingin
bawah lapisan kerak bumi. Energi panas ini berasal dari
kedalam penampungan panas bumi (geothermal
panas dari inti bumi yang dibawa oleh cairan magma
reservoir), sedangkan sumur yang lain membawa uap
yang menembus lapisan selubung dibawah kerak bumi.
air panas naik ke permukaan bumi, dimana energi
Panas yang dibawa oleh cairan magma yang kemudian
panas dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik di
memanaskan bebatuan karang dan air hingga mencapai
pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
temperatur 370 – 400°C. Ketika air dipanaskan pada
temperatur ini maka akan tercipta air panas dan uap air Pemanasan. Uap air panas dimanfaatkan secara
panas yang terperangkap dalam retakan-retakan atau langsung tanpa menggunakan pembangkit listrik atau
pori-pori bebatuan di dalam tanah sehingga kemudian pompa panas (heat pump) tetapi dengan cara
menciptakan penampungan panas bumi (geothermal mengalirkan uap panas ke fasilitas atau lokasi dimana
reservoir). uap panas tersebut akan digunakan. Uap panas bumi
dapat dipakai untuk berbagai keperluan, misalnya untuk
Uap air panas ini dapat muncul di permukaan tanah
proses industri, pertanian, perikanan, pemanasan
sebagai sumber air panas. Walaupun sebagian besar
ruangan, pemandian air panas, dan sebagainya.
uap air panas tersebut tetap tinggal dibawah tanah
terperangkap dalam pori-pori bebatuan Pompa panas (heat pump). Pemanfaatan panas bumi
secara langsung untuk memberikan efek pemanasan
atau pendinginan untuk ruangan atau gedung
PEMANFAATAN SUMBERDAYA didapatkan dengan memanfaatkan pompa panas (heat
PANAS BUMI pump). Teknologi ini memindahkan panas dari luar ke
atau dari dalam tanah. Hal ini diperoleh melalui
Sebuah sistem panas bumi yang dapat dimanfaatkan pemanfaatan perbedaan antara temperatur bawah
memerlukan tiga komponen utama: panas, permeabilitas1, tanah di kedalaman 3 – 100 meter yang konstan dan
dan air. Air hujan atau salju yang meleleh yang kemudian tidak berubah sepanjang tahun yaitu 10°C dan
merembes kedalam tanah terus menerus mengaliri lapisan temperatur di permukaan bumi. Temperatur pada
penampungan air panas di dalam tanah tersebut. k e d a l a m a n i n i s e b e s a r. U n t u k m e n d a p a t k a n
pemanasan atau pendinginan maka ditanam pipa yang
Energi panas bumi memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh berisi cairan yang dapat membawa udara dingin dan
energi lainnya, yaitu dapat dimanafaatkan pada rentang suhu panas (refrigerant). Cara kerjanya mirip dengan kerja
yang luas (dari suhu yang paling rendah sampai yang paling AC atau pendingin pada kulkas, pompa mendorong
tinggi) dan volume yang rendah. Dimana sumberdaya panas udara panas masuk kedalam tanah melalui pipa, dan
bumi tersedia, dapat dimanfaatkan dengan sedikit mendorong udara dingin keluar. Untuk pemanasan,
mempertimbangkan keekonomian dan efisiensi operasi yang didorong adalah udara dingin untuk mengeluarkan
(USGS, 2003). Panas bumi dapat dipakai sebagai penghasil udara panas.
tenaga listrik, pemanasan langsung untuk proses industri,
komersial dan perumahan, pendinginan dan pemanasan
untuk gedung/rumah dengan memanfaatkan teknologi
pompa panas (heat pump).

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17


03
Geothermal
Reservoir
RAINWATER RAINWATER

HOT WATER

HOT ROCK HOT ROCK

Diolah dari: geo-energy.org

COOL
PEMBANGKIT LISTRIK
HOT TENAGA PANAS BUMI
COOL

Pemanfaatan panas bumi untuk menghasilkan tenaga panas bumi (geothermal reservoir). Panas yang diambil
HEAT listrik merupakan pemanfaatan panas bumi yang dari dalam bumi dipakai untuk memanaskan ketel uap
COOL memerlukan biaya dan investasi yang lebih besar (boiler) yang kemudian akan menggerakkan turbin uap
dibandingkan dengan pemanfaatan langsung untuk yang tersambung pada generator. Untuk panas bumi yang
menghasilkan listrik yang bersih. Pembangkitan listrik dari memiliki tekanan tinggi, dapat langsung dipakai untuk
HEAT HEAT panas bumi memanfaatkan sistem hydrothermal – yaitu memutar turbin generator setalah uap yang keluar dari
HEAT

COOL memanfaatkan uap panas atau air panas dari dalam tanah tanah dibersihkan terlebih dulu.
dengan mengubahnya menjadi tenaga listrik.
Ada tiga jenis teknologi pembangkit tenaga listrik panas
Untuk mendapatkan uap panas atau air panas, dilakukan bumi: pembangkit listrik uap kering (dry steams power
pengeboran untuk membuat sumur di lokasi atau kawasan plant), pembangkit uap air panas (flash steams power
Diolah dari: blog.heatspring.com yang memiliki sumberdaya panas bumi yang cukup. plant) dan pembangkit siklus biner (binary cycle power
Sumur ini dipakai untuk menampung dan mengeluarkan plant).
1 | Kemampuan sebuah bahan atau material untuk meloloskan partikel dengan menembusnya. Dalam konteks panas bumi, permeabilitas uap atau air panas dari dalam bumi keluar, dan untuk
yang dimaksudkan adalah kemampuan bebatuan untuk dilewati oleh uap air atau uap panas. memasukkan air dingin kembali kedalam penampung

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
04 05
DRY STEAM POWER PLANT

TURBINE GENERATOR
Elec
tricit
y

HAL-HAL YANG MENGHAMBAT


PENGEMBANGAN PANAS BUMI

Pemanfaatan panas bumi memberikan energi yang bersih,


emisi gas rumah kaca yang rendah, dan relatif aman, serta
Production Injector Rock Layers
manfaat-manfaat lainnya. Walaupun demikian terdapat Well Well
sejumlah tantangan untuk penembangan panas bumi.

Pemanfaatan panas bumi memerlukan investasi awal


yang mahal. Salah satu tantangan pemanfaatan panas
Pembangkit listrik uap kering (dry steams power bumi adalah biaya investasi yang cukup mahal.
plant). Pembangkit listrik jenis ini adalah teknologi Pembangunan pembangkitan tenaga listrik panas bumi FLASH STEAM POWER PLANT
paling awal. Pembangkit mengambil uap panas dari memerlukan biaya investasi dibandingkan dengan
dalam tanah melalui sumur. Saat uap panas naik teknologi yang memanfaatkan energi konvensional. Untuk
keatas, uap tersebut menggerakkan rotor dalam dapat memanfaatkan potensi panas bumi perlu dilakukan FLASH

turbin, yang kemudian menggerakkan generator sejumlah tahap, termasuk eksplorasi potensi melalui TANK TURBINE GENERATOR
Elec
sejumlah uji yang dapat memakan waktu cukup lama. tricit
pembangkit listrik. y
Selain itu diperlukan pengeboran sumur dengan tingkat
Pembangkit listrik air panas (flash steams power kedalaman 1,5-2 km untuk mendapatkan penampungan
plant). Cara kerjanya mirip dengan teknologi uap panas bumi (geothermal reservoir) yang cukup ekonomis
kering, tetapi pembangkit ini memanfaatkan air panas untuk dikembangkan. Biaya pengeboran satu sumur
dari dalam bumi yang disalurkan keluar melalui panas bumi berkisar antara $ 1-4 juta (12,5 – 50 milyar
sumur. Temperatur air panas yang dipakai dapat rupiah). Secara total nilai investasi pembangkit listrik
mencapai 150-300°C. Air panas tersebut dimasukkan panas bumi lebih tinggi 2,5 – 4 kali dibandingkan dengan
dalam tangki yang memiliki tekanan lebih rendah nilai investasi pembangkit listrik konvensional (misalnya Production Injector Rock Layers
Well Well
daripada air panas yang datang. Saat mencapai PLTU Batubara).
tangki tersebut, air panas akan menguap menjadi uap
panas yang kemudian menggerakkan rotor dan Pemanfaatan teknologi pompa panas bumi, walaupun
memutar turbin dan generator pembangkit listrik. efektif dan efisien membutuhkan biaya investasi awal yang
tidak murah. Di AS, memasang satu sistem pompa panas
Pembangkit listrik siklus biner (binary-cycle power bumi untuk bangunan rumah memerlukan investasi
plant). Cara kerjanya lebih rumit dibandingkan dua sebesar $7500 (100 juta rupiah). Teknologi ini harus BINARY-CYCLE POWER PLANT
pembangkit sebelumnya. Pembangkit ini bersaing dengan teknologi lain misalnya AC atau heater,
menggunakan air panas dengan temperatur panas dan insulasi ruangan yang nilai investasi awalnya jauh
TURBINE GENERATOR
sedang sekitar 200°C. Air panas ini dialirkan melalui lebih murah. Walaupun demikian dalam jangka panjang,
perangkat penukar panas (heat exchanger) untuk teknologi heat-pump menguntungkan karena memerlukan Electr
icity
memanaskan fluida (cairan) yang memiliki titik didih biaya operasi yang rendah dan dapat mengurangi biaya
lebih rendah daripada air panas bumi. Fluida ini untuk membayar listrik atau gas alam.
kemudian menguap secara cepat yang selanjutnya
menggerakkan turbin dan generator listrik. Setelah Potensi dampak lingkungan. Berbagai potensi dampak HEAT
lingkungan dari pemanfaatan panas bumi dapat berasal EXCHANGER
menggerakkan turbin, fluida yang sudah dingin
kemudian kembali lagi ke penuka panas. Siklus ini dari produksi emisi GRK, bahan kimia beracun, dampak
terus berulang didalam pembangkit. penggunaan air, dan penggunaan serta pemanfaatan
lahan.
Production Injector Rock Layers
Well Well

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
06 07
MENGELOLA RESIKO
Potensi peningkatan aktivitas seismik/gempa bumi. Lokasi Panas bumi memiliki potensi yang besar untuk
panas bumi juga berada di kawasan “hot spot” yang dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memenuhi
Pembangkit Listrik Panas Bumi menggunakan air
rentan dengan gempa bumi. Kajian NREL (2012) kebutuhan energi kita yang semakin berkembang. Sebagai
untuk pendinginan dan re-injeksi. Tergantung pada
menyatakan bahwa pengembangan geothermal reservoir, sumber energi yang berasal dari dalam bumi dan sebagai
jenis teknologi yang dipakai, PLTP menggunakan
tergantung pada kondisi geologi lokal dapat meningkatkan sebuah teknologi, panas bumi memiliki sejumlah resiko dan
sekitar 6500 – 15.000 liter air untuk setiap MWh.
frekuensi dan magnitude gempa di lokasi tersebut. dampak pada setiap tahap pemanfaatannya. Walaupun
Rancangan PLTP modern dapat menggunakan
Kemungkinan ancaman ini harus mampu diantisipasi demikian, resiko-resiko ini dapat diidentifikasi, dipelajari
menggunakan fluida panas bumi atau air tanah untuk
secara dini (misalnya: pilihan metode atau teknik dan diantisipasi pada tahap sedini mungkin untuk
pendinginan. Penggunaan fluida panas bumi akan
pengeboran) untuk menghindari konsekuensi dampak menghindari terjadinya bencana.
mengurangi secara signifikan konsumsi air tanah.
Emisi Gas Rumah Kaca. Fluida yang diambil dari yang lebih besar. Salah satu kasus dimana pengeboran
Sebagian besar PLTP juga menyuntikan kembali Selain kecakapan dan kehati-hatian para pengembang
dalam bumi mengandung campuran berbagai gas panas bumi menghasilkan gempa terjadi pada proyek
cairan yang terpakai untuk menghindari pencemaran panas bumi, kebijakan dan kerangka regulasi pemerintah
diantaranya karbondioksida (CO2), metana (CH4), geothermal di Basel, Swiss. Pengeboran sedalam 4.8 km
dan penurunan tanah. Walaupun demikian, tidak harus mampu mengurangi faktor-faktor resiko tersebut.
hidrogen sulfida (H2S), dan amonia (NH3). Gas-gas ini menembus kerak bumi mengakibatkan terjadinya gempa
seluruh cairan yang terpakai disuntikan kembali Penetapan wilayah kerja panas bumi harus
jika ikut lepas ke udara dapat berkontribusi terhadap bumi sebesar 3.4 skala richter.
kedalam tanah karena ada sebagian yang hilang mempertimbangkan faktor kerentanan ekosistem,
hujan asam dan bau yang PLTP jenis open-loop
dalam bentuk uap air. Dengan demikian dibutuhkan air Terdapat kekuatiran bahwa aktivitas pengeboran kerentanan geologi lokal terciptanya gempa yang diinduksi
menghasilkan sekitar 0.045 – 0.08 kg CO2eq per kWh
tambahan dari luar sehingga dapat menjaga geothermal di AS, misalnya proyek geothermal AltaRock di dari kegiatan pengeboran panas bumi, serta potensi-
(IPCC, 2011; Bloomfield and Moore, 1999). Untuk jenis
penyimpanan (reservoir) geothermal tetap konstan. California dapat menyebabkan gempa bumi. Selain itu potensi bahaya lainnya dari lingkungan dan tanah sekitar.
close-loop, gas-gas rumah kaca ini tidak terbuang ke
Volume air yang dibutuhkan tergantung pada jenis dan kajian dari University of California Santa Cruz Otoritas pemerintah dan badan regulator harus mengawasi
udara, melainkan dipompa kembali kedalam tanah
daya atau kapasitas pembangkit. Dalam hal ini perlu menyimpulkan bahwa fasiltas geothermal Salton Sea di dan melakukan pengawasan terhadap pemilihan teknik
sehingga emisi gas rumah kaca yang dihasilkan
diwaspadai terjadinya kompetisi pemanfaatan air California bagian selatan menyebabkan gempa bumi di dan model pengeboran serta pilihan teknologi pembangkit
sangat minim. Sebagai perbandingan pembangkit
permukaan atau dampak penurunan volume air tanah lokasi tersebut akibat pengeluaran air keluar dan injeksi air panas bumi untuk menghindari dampak-dampak
listrik tenaga gas menghasilkan emisi 0.2-0.8 kg
akibat pemakaian yang berlebihan. masuk ke dalam tanah (Stephens, 2013). lingkungan, ekonomi dan sosial.
CO2eq per kWh, PLTU Batubara menghasilkan 0.7 –
1.5 kg CO2eq per kWh. Pemanfaatan teknologi Dampak pemanfaatan lahan. Luas lahan yang Tindakan preventif yang didorong oleh kebijakan dan
terbaru, termasuk sistem close-loop dapat dibutuhkan oleh PLTP ditentukan oleh sejumlah faktor: regulasi yang kukuh serta penerapan dan kepatuhan yang
meminimalkan bahkan mengurangi paparan emisi gas kapasitas pembangkit, sifat dan ukuran geothermal baik, serta kehati-hatian dalam operasi perusahaan,
rumah kaca ke atmosfer. Bahkan pembuangan emisi reservoir, tipe sistem konservasi energi, tipe sistem memungkinkan pengelolaan resiko yang lebih baik
GRK dari teknologi siklus biner tidak terjadi alias “0” pendinginan, pengaturan sumur dan sistem sehingga sumberdaya panas bumi dapat dimanfaatkan
(Holm, et al, 2012) pemipaan, bangunan untuk pembangkit listrik dan energinya untuk mendukung pembangunan manusia.
fasilitas pendukung serta gardu transmisi. Sebagai
Cairan (fluida) yang diambil dari dalam perut bumi juga
gambaran, PLTP terbesar di dunia yaitu Geyser,
mengandung sejumlah kecil material beracun seperti
dengan kapasitas pembangkit 1517 MW menempati
arsenik, boron, merkuri, garam-garam kimia. Bahan-
kawasan seluas 76 km persegi. Sebagian besar lokasi
bahan kimia ini keluar dari larutan (fluida) saat air
mendingin dan dapat menimbulkan bahaya
PLTP panas bumi berada di kawasan yang sensitif
secara ekologis oleh karena itu pemegang ijin PLTP
REFERENSI Gupta, Harsh and Roy, Sukanta (2007). Geothermal Energy: An Alternative Resource for 21st Century, Elsevier,The
Netherland. Holm, Alison, Jennejohn, Dan, Blodgett, Leslie (2012): Geothermal Energy and Greenhouse Gas Emission,
lingkungan berupa pencemaran air tanah atau Geothermal Energy Association USA. Diunduh dari: http://geo-energy.org/reports/GeothermalGreenhouseEmissionsNov2012GEA_web.pdf USGS
harus merancang pemanfaatan lahan dengan
pencemaran tanah jika terlepas keluar. Tindakan untuk (2003). Geothermal Energy – Clean Power from Earth's Heat, USGS, USA. Diunduh dari http://pubs.usgs.gov/circ/2004/c1249/c1249.pdf Wachtel, Alan
seksama sehingga tidak menggunakan lahan yang
memasukkan kembali sisa fluida panas bumi kedalam (2010): Geothermal Energy, Chelsea Club House, New York, USA. Stephens, Tim (2013): Geothermal Power Facility Induces Earthquake, Study Finds.
luas di kawasan hutan pada waktu konstruksi dan
tanah merupakan salah satu bentuk pencegahan UC Santa Cruz News Center. Diakses dari http://news.ucsc.edu/2013/07/geothermal-earthquakes.html
eksplorasi.
dampak lingkungan dari material beracun.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 17
08 09
B A H A N 1 8 B A H A N 1 9

VIDEO TENTANG ASPEK LINGKUNGAN DAN HUTAN DAN BAHAN BACAAN TENTANG ASPEK LINGKUNGAN,
HUBUNGANNYA DENGAN PLTP HUTAN DAN SOSIAL DARI PLTP
Matriks Kriteria dan Indikator kelestarian ekosistem hutan wilayah kerja panas Bumi

KEMANTAPAN FUNGSI
KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGI
KEGIATAN OPERASIONAL KAWASAN HUTAN
PANAS BUMI POTENSI BIOLOGIS KAWASAN KEADAAN FISIK KAWASAN
FUNGSI KAWASAN TETAP K
TERJAMIN B TERJAMIN F

Model panas bumi, Potensi keanekaragaman kondisi tutupan lahan terkini,


Survey Pendahuluan dan
penetapan Wilayah kerja
K1 cadangan terduga dan B1 hayati kawasan hutan F1 perubahan tutupsn lahan
sasaran lokasi pengeboran meliputi daftar lengkap secara historis, dan proyeksi
eksplorasi di kawasan jenis flora dan fauna tutupan lahan ke depan
hutan kawasan hutan, jenis-jenis
flora dan fauna penting, Karakteristik fisik lahan
Wilayah kerja panas bumi serta sebaran dan populasi F2 hutan lainnya yang meliputi
K2 ditetapkan tanpa usulan jenis-jenis penting tersebut. faktor kelerangan, tanah dan
perubahan fungsi kawasan curah hujan
hutan Perilaku dan peta habitat
B2 spesies-spesies flora
dan fauna penting

dampak kegiatan gangguan yang diakibatkan gangguan yang diakibatkan


Survey Pendahuluan dan
penetapan Wilayah kerja
K3 eksplorasi terhadap fungsi B3 kegiatan eksplorasi F3 kegiatan eksplorasi
kawasan hutan terhadap kondisi biologis terhadap kondisi fisik
kawasan hutan kawasan hutan

kelayakan rencana potensi dampak eksploitasi potensi pengaruh kegiatan


Survey Pendahuluan dan
penetapan Wilayah kerja
K4 penguasahaan panas bumi B4 dan pemanfaatan panas F4 eksploitasi dan pemanfaatan
dari segi fungsi kawasan bumi terhadap kondisi panas bumi terhadap kondisi
hutan dan tujuan unit biologis ekosistem hutan fisik kawasan hutan
managemen hutan
bersangkutan
B5 Upaya penegndalian dan
pemeliharaan potensi F5
Upaya pengendalian dan
pemeliharaan kondisi fisik
biologis kawasan kawasan berdasarkan
berdasarkan potensi dampak potensi dampak yang akan
yang akan terjadi akibat terjadi
kegiatan eksploitasi dan
pemanfaatan

eksploitasi atau pengeboran dampak eksploitasi terhadap dampak eksploitasi terhadap


Survey Pendahuluan dan
penetapan Wilayah kerja
K5 pengembangan tidak B6 kondisi biologis kawasan F6 kondisi fisik kawasan hutan
mengganggu fungsi hutan dan upaya
kawasan dan tujuan penanganannya.
pengelolaan hutan

Dampak pemanfaatan energi Dampak pemanfaatan energi


Survey Pendahuluan dan K6
Pembangunan sarana dan
prasarana pemanfaatan B7 panas bumi terhadap kondisi F7 panas bumi terhadap kondisi
penetapan Wilayah kerja biologis kawasan hutan fisik kawasan hutan
(instalasi pipa dari sumur
produksi ke pembangkit,
kontribusi pemanfaatan kontribusi pemanfaatan
bangunan pembangkit/
power plant, instalasi B8 panas bumi terhadap F8 panas bumi terhadap
jaringan listrik, perkantoran kualitas pengelolaan potensi kualitas pengelolaan potensi
dll) sesuai zona/blok biologis hutan fisik hutan
penelolaan hutan.

Sumber : WWF, 2013, Panduan Kelestarian Ekosistem untuk Pemanfaatan Panas Bumi

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 18 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
10 11
KATA PENGANTAR

Sarulla Operations Ltd., (SOL) adalah perusahaan konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER
SARULLA, ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan KYUDEN SARULLA Pte
Ltd. berencana untuk melakukan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla kapasitas 330 MW di Kecamatan Pahae
Jae dan Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Pembangunan proyek ini akan memberikan dampak positif, namun di lain pihak adanya rencana
ini tidak menutup kemungkinan akan munculnya dampak negatif terhadap komponen fisik-kimia,
komponen biologi, komponen sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat.

Dokumen AMDAL kegiatan pengembangan lapangan Sarulla ini telah mendapat persetujuan dari
Gubernur Sumatera Utara pada bulan November tahun 2005. Mengingat (a) adanya tambahan
kegiatan seperti, pemboran dan pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan sistem
pendingin uap dan brine dari sebelumnya menggunakan air menjadi menggunakan udara,
perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c) pembangunan dan pengoperasian transmisi
listrik internal dari Silangkitang (SIL) ke Namora I Langit (NIL); (d) adanya perubahan pemrakarsa
dari PT PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL) maka untuk mengakomodasi
perubahan-perubahan tersebut, Dokumen AMDAL tahun 2005 perlu disempurnakan dalam
rangka melanjutkan rencana kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan
PLTP Sarulla.

Sebagai tindak lanjut dari Kesepakatan KA AMDAL yang dibuat oleh Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor: 973/BPDL-SU/BTL/2008
tertanggal 8 Agustus 2008 maka disusunlah Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL), serta Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL). Dokumen ini disusun mengacu kepada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006 tentang Pedomen Penyusunan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup. Dalam melaksanakan kegiatannya, Sarulla Operations Ltd., memiliki
komitmen terhadap pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3L). Proyek ini
diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemangku kepentingan (stakeholders), terutama:
masyarakat setempat, pemerintah daerah, para pekerja dan para pemegang saham.

Kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan dokumen AMDAL, RKL
dan RPL ini, kami ucapkan terima kasih.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) Jakarta, Juni 2009

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) Pemrakarsa Proyek,


DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL) Sarulla Operations Ltd., (SOL)

Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19


13
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 13
Daftar Isi 14
BAB I PENDAHULUAN 16
1.1 LATAR BELAKANG 16
1.2 URAIAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 17
1.2.1 Lokasi Rencana Kegiatan dan/atau Kegiatan SOL 17
1.2.2 Tahapan Rencana Kegiatan 17
1.2.2.1 Tahap Prakonstruksi 19
1.2.2.2 Tahap Konstruksi 20 DAFTAR TABEL
1.2.2.3 Tahap Operasi 25 Tabel I-1 Jadwal Rencana Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla 19
1.2.2.4 Tahap Pasca Operasi 25 Tabel I-2 Jumlah Sumur yang akan Dibor di Silangkitang dan Namora I Langit 22
1.2.3 Alternatif yang Dikaji Dalam AMDAL 27 Tabel III-1 Matriks Ringkasan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
1.3 PEMRAKARSA KEGIATAN 27 Hidup Sarulla Operations Limited (SOL) 38

BAB II DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP 28


2.1 TAHAP PRAKONSTRUKSI 28 DAFTAR GAMBAR
2.2 TAHAP KONSTRUKSI 28
Gambar I-1 Tipikal Jalur Transmisi yang MenghubungkanSubstasiun Silangkitang (SIL)
2.2.1 Komponen Fisika Kimia 28 dengan Namora I Langit 26
2.2.2 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 29 Gambar II-1 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Prakonstruksi dan Konstruksi 30
2.3 TAHAP OPERASI 29 Gambar II-2 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Operasi 32
2.3.1 Komponen Fisika Kimia 29 Gambar II-3 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Pasca Operasi 34
2.3.2 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 29
2.4 TAHAP PASCA OPERASI 29
2.4.1 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya 29 DAFTAR PETA
Peta I-1 Lokasi Proyek Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla 18
BAB III UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP 37

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
14 15
SOL adalah perusahaan operator yang dibentuk oleh tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
konsorsium antara PT MEDCO GEOPOWER SARULLA, Tapanuli Utara menyebutkan bahwa Kecamatan Pahae
ORSARULLA INC., SARULLA POWER ASSET LTD., dan Jae dan Pahae Julu merupakan kawasan pengembangan
KYUDEN SARULLA Pte Ltd., berencana untuk melakukan lapangan panas bumi.
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan PLTP Sarulla
di Kecamatan Pahae Jae dan Kecamatan Pahae Julu
Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. 1.2.2. TAHAPAN RENCANA KEGIATAN

PT PLN pada tahun 2005 telah menyusun Analisis Kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) PLTP Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330 MW meliputi
Sarulla dan telah mendapat persetujuan dari Gubernur kegiatan :
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 21 November 2005.
Berdasarkan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Negara Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla, yaitu:
Republik Indonesi (PP) No. 27 Tahun 1999 masa berlaku Silangkitang (SIL) dan lapangan Namora I Langit (NIL);
dokumen AMDAL adalah tiga (3) tahun. Mengingat (a)
adanya tambahan kegiatan seperti, pemboran dan Pembangunan dan Pengoperasian PLTP kapasitas
pengoperasian sumur produksi; (b) adanya perubahan 330 MW, masingmasing satu unit di Silangkitang dan
sistem pendingin uap dan brine dari sebelumnya dua unit di Namora I Langit dengan kapasitas satu unit
menggunakan air menjadi menggunakan udara, 110 MW;
1.1 LATAR BELAKANG

01
perubahan ini bersifat lebih ramah lingkungan; (c)
Pembangunan jaringan transmisi 150 kV berupa
pembangunan dan pengoperasian transmisi listrik internal
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan Pembangkit Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari lapangan
dari SIL ke NIL; (d) adanya perubahan pemrakarsa dari PT
Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang berlokasi di Kecamatan Pahae Julu Silangkitang (SIL-1) ke lapangan Namora I Langit (NIL-
PLN (Persero) menjadi Sarulla Operations Ltd. (SOL)
dan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera 1) sepanjang lebih kurang 15 km;
maka untuk mengakomodasi perubahan-perubahan
Utara, telah dimulai sejak tahun 1993 oleh Unocal North Sumatera Geothermal
tersebut, Dokumen AMDAL tahun 2005 perlu Bagian utama pengeboran sumur produksi dan sumur
(UNSG) yang secara resmi memperoleh kuasa sebagai kontraktor dari
disempurnakan dalam rangka melanjutkan rencana injeksi yang baru akan dikerjakan pada tapak yang

PENDAHULUAN PERTAMINA untuk mengembangkan Lapangan Panas Bumi dan PLTP


Sarulla. Pemilik konsesi Wilayah Kerja Geothermal (Geothermal Working
Area) Sarulla melalui Joint Operation Contract (JOC) dan juga hak langsung
kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan
Pembangunan PLTP Sarulla.
sebelumnya telah dikembangkan oleh pengembang
kegiatan terdahulu. Beberapa pengeboran akan
dilakukan pada lokasi baru, seperti pada NIL. Area
(melalui PERTAMINA) dapat menjual tenaga listrik kepada PT Perusahaan
yang baru kini digunakan sebagai area pertanian; dan
Listrik Negara (PLN) sesuai Energy Sales Contract (ESC). Antara tahun 1994
1.2 URAIAN RENCANA USAHA DAN/
hingga tahun 1997, UNSG telah melakukan berbagai studi teknis dan PLTP, baik SIL maupun NIL akan dibangun pada area
lingkungan termasuk eksplorasi dan pengembangan potensi sumberdaya
ATAU KEGIATAN
semak belukar. Lokasi SIL diperkirakan berjarak 500
geothermal Sarulla serta pembangunan beberapa infrastruktur. Menurut JOC meter dari wilayah pemukiman terdekat. Lokasi NIL
1.2.1 LOKASI RENCANA KEGIATAN DAN/ATAU
seluruh infrastuktur dan aset adalah milik PERTAMINA dimana UNSG lebih terpencil dari area pemukiman. Rencana
KEGIATAN SOL
mempunyai hak untuk menggunakan infrastruktur dan aset tersebut. kegiatan untuk Lapangan Panas Bumi Sarulla dan
Kegiatan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan
Pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik Berdaya
Dalam pelaksanaan Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla terletak di Kecamatan pahae
330 MW ditunjukkan pada Tabel I-1.
Pembangunan PLTP Sarulla dengan kapasitas 330 MW, Konsorsium dan Julu dan Kecamatan pahae Jae, Kabupaten Tapanuli
Sarulla Operations Ltd. (SOL) telah menandatangani Deed of Assignment Utara, Provinsi Sumatera Utara (Peta I-1). Berdasarkan
dengan PT. PLN (persero); Joint Operation Contract (JOC) dengan PT Perda Kabupaten Tapanuli Utara No. 21 Tahun 2001
PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY; dan Energy Sales Contract (ESC)
dengan PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY1 – dan PT. PLN (Persero)
pada tanggal 14 Desember tahun 2007.
1 | PT Pertamina Geothermal Energy merupakan anak perusahaan dari Pertamina yang menangani bidang panas bumi.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
16 17
Tabel 1-1. Jadwal Rencana Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla

WAKTU WAKTU

KEGIATAN 0 +10 +20 +30 +40 +50

Pra Konstruksi

Konstruksi

SIL

NIL 1

NIL 2

Operasi

SIL

NIL 1

NIL 2

1.2.2.1 Tahap Prakonstruksi

1.2.2.1.1. Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla (GCCU) ditambah 2 unit Konverter Energi
Ormat (Brine OEC). GCCU terdiri dari generator
Kegiatan ini meliputi studi pendahuluan, detail rancangan turbin steam tekanan balik (backpressure) dan
pembangunan, dan pembebasan lahan. empat Bottoming OEC.

1.2.2.1.2. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga 2. Pembebasan Lahan


Panas Bumi (PLTP)
Kegiatan pembebasan lahan untuk lokasi
pembangunan PLTP sudah termasuk dalam
Sarulla Operations Ltd., akan membangun,
kegiatan pembebasan lahan dalam kegiatan
mengoperasikan dan memelihara pembangkit listrik
Pengembangan Lapangan Panas Bumi, dan
dengan total kapasitas terpasang 330 MW. Memenuhi
jalan akses yang dibutuhkan. Dalam
kapasitas tersebut akan dibangun tiga unit pembangkit
perencanaan akan dibangun satu unit di
listrik, dengan produksi masing-masing unitnya sebesar
Silangkitang dan dua unit di Namora I Langit
sekitar 110 MW. Satu unit pertama akan dibangun di SIL
masing-masing dengan kapasitas 110 MW (Total
dan dua unit lainnya akan dibangun di NIL.
RINGKASAN EKSEKUTIF SOL SARULLA
OPERATION LIMITED (SOL) I-5 menjadi sekitar
1. Studi Pendahuluan 330 MW). Kebutuhan lahan untuk PLTP adalah
Proyek ini terdiri dari 3 tahap pembangunan pembangkit seluas kira-kira 7 Ha untuk di SIL dan 12 Ha
listrik, satu di SIL dan dua di NIL (pada lokasi yang sama). untuk di NIL sehingga luas lahan yang
Masing-masing fase memiliki kapasitas yang sama dibutuhkan untuk pembangunan PLTP adalah
(sekitar 110 MW, sehingga total sekitar 330 MW) dan terdiri seluas 19 Ha.
dari satu unit Ormat Geothermal Combined Cycle Unit

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
18 19
1.2.2.2. Tahap Konstruksi

1.2.2.1.3 Pembangunan Jaringan Transmisi dari


1.2.2.2.1. Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla
Silangkitang ke Namora I Langit

1. Pembebasan Lahan 1. Penerimaan Tenaga Kerja


Bersama dengan kegiatan mobilisasi alat dilakukan
Kegiatan pengadaan lahan dilakukan dengan sistem 5. Jalan Penghubung
mobilisasi tenaga kerja secara bertahap melalui
langsung neegosiasi dan kesepakatan antara pemilik
perusahaan pelaksana konstruksi dan usaha sendiri. Kegiatan pembangunan jalan penghubung meliputi 3
lahan dan SOL yang difasilitasi oleh Pemerintah
Kegiatan mobilisasi juga berlangsung dalam tapak proyek kegiatan sebagai berikut:
Kabupaten Tapanuli Utara. Lahan yang akan dibebaskan
pada tahap konstruksi ini yang berupa pemindahan alat
untuk digunakan sebagai tempat berdirinya menara • Penguatan dan Pelebaran Jalan Penghubung ke
bor dari satu lokasi sumur ke lokasi sumur berikutnya,
transmisi, bukan sebagai jalur transmisi. Perkiraan jumlah Lokasi Namora I Langit;
setelah proses pemboran di salah satu lokasi selesai.
menara yang dibutuhkan adalah 40 menara dengan
Pada saat perpindahan tersebut akan terjadi peningkatan
perkiraan 3 menara untuk satu kilometer. Perkiraan lahan • Jalan Penghubung ke Lokasi Silangkitang dan
frekuensi pengangkutan di sepanjang jalan antara lokasi-
yang dibutuhkan untuk pembangunan menara transmisi Perumahan Karyawan; dan
lokasi tersebut. Tenaga kerja yang akan terlibat pada tahap
adalah 2
konstruksi adalah sekitar 100-150 orang. Terdiri dari 5% • Jalan Penghubung ke Masing-masing Tapak Sumur.
untuk level administrasi, 30-40% untuk bagian teknisi dan
pengawas, dan 55-65% untuk bagian staf.
6. Persiapan Lokasi 9. Fasilitas Konstruksi Sementara dan Tempat Tinggal
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pekerja, Wilayah Kerja
2. Mobilisasi Alat dan Bahan
Pembangunan serta Pengoperasian PLTP Sarulla akan
Kegiatan konstruksi diawali dengan kegiatan mobilisasi Kontraktor akan menyediakan semua fasilitas bangunan
melakukan pemboran terhadap 10 sumur di SIL, dan 25
peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan sementara, meliputi perkantoran, tempat tinggal pekerja,
sumur di NIL yang merupakan sumur produksi dan sumur
proyek. Mobilisasi direncanakan melalui prasarana jalan tempat penyimpanan bahan dan wilayah kerja.
reinjeksi (Tabel I-2). Sumur reinjeksi memiliki asumsi
yang telah tersedia, yaitu dari pelabuhan laut Belawan, tingkat keberhasilan sumur produksi hingga 90%. Maka
alat dan bahan akan diangkut menuju lokasi melalui jalan dari itu jumlah kegagalan produksi sumur diperkirakan 1 10. Tempat Pembuangan dalam Tanah
lintas Sumatera (Medan – Tarutung). untuk SIL dan 2 untuk NIL. Semua bahan yang tidak terpakai dan berlebih dari
pekerjaan yang berlangsung selama tahap konstruksi
3. Penyiapan Lahan akan dikumpulkan dan ditimbun secara landfill di suatu
7. Lokasi Sumur Produksi
Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari dua jenis kegiatan tempat oleh kontraktor.
utama yang meliputi penebangan vegetasi, dan Empat tapak sumur produksi mula-mula dibutuhkan untuk
mengembangkan wilayah ini yang tiga diantaranya adalah 11. Drainase Sementara selama Pekerjaan Penyiapan
pengupasan dan pengurugan tanah.
tapak yang telah ada (SIL-1, NIL-1 dan NIL-2). Tapak baru Lokasi Proyek
yang diusulkan NIL WJ-P1 terletak sekitar 1 km sebelah
selatan tapak NIL-1. Sistem drainase sementara akan disediakan oleh
4. Konstruksi Sipil
Kontraktor selama pekerjaan konstruksi penyiapan lokasi
Kegiatan konstruksi sipil terdiri dari dua jenis kegiatan
proyek dan pekerjaan konstruksi lainnya. Sistem drainase
utama yang meliputi perbaikan jalan dan jembatan yang
8. Lokasi Sumur Reinjeksi sementara akan meliputi selokan sementara, lubang
ada di Lintas Sumatera di lokasi proyek dan pondasi tiang
pengumpul dan tanki sedimentasi untuk pengolahan air
pancang. Empat tapak sumur reinjeksi (2 tapak di SIL dan 2 tapak di berlumpur.
NIL) diperlukan untuk sumur-sumur start-up., yang tiga di
antaranya merupakan tapak yang sudah ada. Tapak-tapak
ini akan terletak jauh dari wilayah produksi sedemikian
rupa untuk meminimalkan risiko pendinginan lapangan
sumur. Satu tapak baru yaitu NIL WJ-R1 direncanakan
akan dibangun di lapangan NIL.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19


21
Tabel 1.2 Jumlah Sumur yang akan Dibor di Silangkitang dan Namora I Langit

LAPANGAN Kapasitas sumur


Target Kapasitas
LAPANGAN rata-rata
Eksisting Baru Total Output (Mwe)
(Mwe/sumur)

SIL

3 (termasuk 1
Produksi 2 5 110 27,5
kegagalan)

untuk total cairan yang


Reinjeksi 0 5 5
perlu diinjeksikan

NIL
19 (termasuk 2
Produksi 2 19 220 12,9
kegagalan) 4. Penyiapan Lahan untuk Lokasi Pembangkit dan
Perumahan Karyawan
Persiapan tapak proyek, yang terdiri dari
untuk total cairan yang
Reinjeksi 0 6 6 pembangunan jalan menuju lokasi PLTP, sarana
perlu diinjeksikan Lokasi proyek akan disiapkan dengan memindahkan
semua tanah pucuk, menimbun dan meratakan tanah ke pemisahan uap konstruksi PLTP dan sarana
tingkat ketinggian yang telah ditentukan. Di lokasi NIL, pendukung lainnya;
Sumber: West JEC Tabel 3.1.1-1 Catatan : Jumlah sumur disesuaikan dengan hasil uji sumur
keberadaan pohon-pohon di dalam lokasi pembangkit
Perbaikan jalan penghubung yang telah ada atau yang
telah diidentifikasi, kegiatan pembukaan lahan seperti
baru menuju lokasi pembangkit dan tapak-tapak
1.2.2.2.2 Pembangunan PLTP penebangan pohon dan perataan lahan akan dilakukan
sumur; dan
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, seperti
12. Pemboran dan Uji Produksi 1. Penerimaan Tenaga Kerja tidak melakukan pembakaran. Pembangunan konstruksi gedung PLTP dan
Pemboran sumur dilakukan baik untuk sumur Tenaga kerja yang diperlukan pada saat kegiatan puncak pembangunan sarana pendukung.
Secara rinci masing-masing kegiatan untuk lokasi
produksi maupun sumur reinjeksi. Sebanyak 32 dapat mencapai sekitar total 750 orang.
pembangkit dan perumahan karyawan dengan perincian
sumur akan dibor masing-masing di lokasi SIL dan
sebagai berikut: Bangunan pada proyek ini akan didesain dan dibangun
NIL. Pekerjaan pemboran sumur akan dilakukan 2. Mobilisasi Peralatan dan Bahan berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
dengan alat bor (rig) konvensional yang mampu • Lokasi Pembangkit Silangkitang
Peralatan besar akan didatangkan dari Medan. Mobilisasi untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002 atau standar
membor hingga kedalaman 3500 meter, alat bor Ruang Tata Letak : sekitar 260m x 260m
direncanakan melalui prasarana jalan yang telah tersedia internasional lain yang setara
akan dilengkapi dengan peralatan pencegahan Ketinggian : 504 m dpl
yaitu melalui jalan lintas Sumatera (Medan – Tarutung).
semburan liar dan ala pendeteksi H2S.
Material yang dapat diperoleh dari daerah setempat • Lokasi Pembangkit Namora I Langit 6. Konstruksi Mekanik dan Listrik
Dalam proses pemboran akan menggunakan lumpur Ruang Tata Letak : sekitar 260m x 385m
sedapat mungkin akan digunakan. Material dibawa
bor berupa water base mud (WBM) yang berfungsi Ketinggian : 830 m dpl
melalui jalan darat dengan menggunakan truk Kegiatan konstruksi mekanik meliputi pekerjaan-
menjaga agar dinding sumur tidak runtuh sewaktu
berkapasitas memadai. pekerjaan: pemasangan peralatan PLTP, seperti:
dibor. Pada kedalaman tertentu akan dipasang • Perumahan Karyawan generator turbin uap dan alat-alat bantu, unit-unit OEC,
selubung sumur guna menjaga keruntuhan dinding Luas : sekitar 2 hektar kondensor dengan pendingin udara, overhead crane, dan
sumur dan mengatasi kebocoran dari atau ke 3. Penyiapan Lahan
lain-lain.
formasi. Setelah pemboran selesai akan dipasang 5. Konstruksi PLTP
Lahan yang disiapkan antara lain untuk pondasi bangunan
kepala sumur yang dilengkapi dengan peralatan Pekerjaan konstruksi listrik meliputi: pekerjaan perakitan
di komplek PLTP yang terdiri dari bangunan PLTP,
untuk mengatur laju aliran fluida dari dalam sumur. Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan sipil dan dan pemasangan generator, alat kontrol dan relay-relay,
bangunan turbin, kondensor dengan pendingin udara,
Bahan-bahan kimia yang digunakan memiliki bangunan konstruksi. Pembangunan pekerjaan transformer, switchgear, dan fasilitas penerangan.
pemipaan, switchyard dan gedung kantor.
Material Safety Data Sheet (MSDS). konstruksi sipil dilaksanakan di lokasi jalan menuju PLTP
dan sarana pendukung lainnya. Batu dan pasir yang Pekerjaan lainnya adalah pengecatan dan pemasangan
Pada pelaksanaan di lapangan, kegiatan penyiapan lahan
Tujuan dilakukan kegiatan pemboran adalah untuk diperlukan akan diperoleh dari quarry yang sudah memiliki insulator pipa. Insulator pipa digunakan dengan tujuan
ini dilakukan bersamaan dengan penyiapan lahan untuk
membuat sumur produksi dan reinjeksi. ijin dari pemerintah yang berwenang. Kegiatan dalam menstabilkan suhu dan tekanan steam dan brine dari
kegiatan pengembangan lapangan panas bumi di
konstruksi sipil terdiri dari : sumur menuju pembangkit listrik.
Silangkitang dan Namora I Langit.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
22 23
1.2.2.3 Tahap Operasi
bertegangan 150 kV, dua (2) sirkuit dengan kapasitas
1.2.2.3.1 Pengembangan Lapangan Panas Bumi Sarulla cukup per sirkuit untuk mengangkut listrik penuh dari unit-
unit pembangkit Sarulla.
Menurut pengoperasian suatu sistem produksi uap yang
mampu memasok uap ke PLTP yang membangkitkan Kegiatan utama yang akan dilaksanakan pada tahap ini
tenaga listrik, sistem produksi uap terdiri dari sumber adalah penerimaan tenaga kerja dan pemeliharaan
produksi, kepala sumur, kran atau katup pengaman, fasilitas transmisi.
sistem pipa sumur, pemisah uap, berupa separator dan
brine accumulator serta peralatan kontrol. 1.2.2.4 Tahap Pasca Operasi

Fluida panas bumi yang berasal dari resevoir akan Tahap pasca operasi dilakukan pada akhir kegiatan proyek
dialirkan ke separator untuk memisahkan steam dan brine AMDAL. Tahap pasca operasi akan diambil alih oleh pihak
pada tekanan optimum. Steam dan brine digunakan untuk kontraktor proyek.
membangkitkan tenaga listrik dengan kapasitas sekitar
330 MW. Secara skématis memperlihatkan hubungan
1.2.2.4.1 Penutupan Sumur Produksi dan Sumur Reinjeksi
antara komponen uap dan brine. Dalam keadaan darurat,
kolam penampungan brine akan dipergunakan sebagai Penonaktifan sumur akan dilakukan sesuai prosedur
penampungan sementara sebelum dipompakan ke sumur penutupan sumur. Penanaman kembali rumput dan
reinjeksi. tanaman lokal akan dilakukan pada lokasi tapak sumur.
Adapun proses penutupan sumur adalah sebagai berikut :
1.2.2.2.3 Pembangunan Jaringan Transmisi Perkiraan tenaga kerja yang akan diperlukan pada tahap
dari SIL ke NIL ini adalah 200 orang. Pengisian kembali sumur bor. Sumur akan ditutup
dengan semen berketebalan minimal 30 m. Lapisan
1. Penerimaan Tenaga Kerja
1.2.2.3.2 Pembangunan PLTP semen akan berada di atas casing shoe. Lapisan
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah untuk kegiatan dalam bentuk spot-spot yaitu tempat untuk berdirinya semen lainnya akan diletakkan di atasnya. Lumpur
mobilisasi peralatan dan bahan, penyiapan lahan dan menaramenara penyangga kabel. Peralatan yang Uap yang dipasok dari lapangan panas bumi SIL dan NIL dengan berat jenis sama atau lebih yang juga
pemasangan transmisi. Tenaga kerja yang diperlukan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi mesin pemotong dieksploitasi dari suatu sistem panas bumi yang digunakan sebagai Lumpur pengeboran akan
untuk kegiatan ini adalah sekitar 60 orang. kayu, parang, alat pemadat, dan beberapa peralatan mengandung cairan panas bumi (brine) sekitar 70%. digunakan untuk mengisi lapisan diantara kedua
Sebelum dialirkan ke turbin, uap dimurnikan dengan alat lapisan semen; dan
2. Mobilisasi Peralatan dan Bahan 4. Pemasangan Menara Transmisi pemisah (separator) sehingga memiliki kualitas kering
sekitar 99,95% dan kandungan gas yang tak Sumur produksi dan sumur reinjeksi akan ditutup
Mobilisasi direncanakan melalui prasarana jalan yang Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi terkondensasi sekitar 2,1% berat di SIL dan sekitar 3,7% dengan prosedur penutupan permanen.
telah tersedia. Material yang diperlukan untuk kegiatan pemasangan menara menarabtempat dudukan kabel berat di NIL.
proyek sedapat mungkin akan didapat dari daerah Satuan Udara Tegangan Tinggi (SUTT). Menara-menara 1.2.2.4.2 Penonaktifan Jaringan Pipa dan
setempat. Untuk material-material yang tidak terdapat di ini dibangun dengan jarak tertentu. Jaringan transmisi ini Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini Fasilitas Pendukung
daerah setempat akan di datangkan luar. Material akan dimulai dari stasiun SIL-1 menuju lapangan NIL-3 dengan adalah penerimaan tenaga kerja, dan operasional turbin
dibawa melalui jalan darat menggunakan truk-truk tegangan 150 kV. Panjang jaringan transmisi ini sekitar 15 uap dan kondenser. Setelah tahap operasi berakhir, jaringan pipa, pompa, dan
berkapasitas memadai melalui jalan menuju tempat km. alat pemisah akan tidak diaktifkan. Penonaktifan akan
penyimpanan (gudang atau laydown area) di sekitar lokasi
melalui tahapan berikut :
proyek. Titik interkoneksi antara PLN dengan pembangkit- 1.2.2.3.3 Pembangunan Jaringan Transmisi
pembangkit Sarulla adalah pada menara akhir (dead end) dari SIL ke NIL
Pipa, pompa, dan peralatan pendukung lainnya akan
di lapangan pembangkit NIL yang akan dipasang segera dibongkar kemudian diangkat dengan truk dan
3. Penyiapan Lahan Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit SIL dan NIL
berdekatan dengan perbatasan pembangkit NIL. dibawa kepada pembeli besi bekas atau dibuang ke
akan dikirimkan ke jaringan kabel transmisi Sumatra milik
Kegiatan penyiapan lahan terdiri dari 2 jenis kegiatan area pembuangan yang telah ditentukan; dan
PLN melalui substasiun yang akan dibangun oleh PLN di
utama yaitu penebangan/pembersihan vegetasi, dan
dekat pembangkit NIL. Kabel transmisi antara substasiun
pengupasan tanah. Kegiatan penyiapan lahan ini tidak Tapak sumur akan ditanami dengan rumput dan
PLN dan lapangan pembangkit Namora I Langit akan
sepanjang rencana jaringan kabel transmisi (15 km) tetapi tanaman lokal.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19

24 25
1.2.2.4.3 Penonaktifan PLTP

Seluruh pembangkit tenaga listrik tidak akan dipergunakan


lagi setelah masa operasi berakhir. 1.2.3 ALTERNATIF YANG DIKAJI DALAM AMDAL
Seluruh peralatan yang masih dapat dipergunakan
akan dibongkar dan dipergunakan kembali dalam Pengembangan Lapangan panas Bumi Sarulla dan
proyek lainnya di dalam atau di luar Indonesia, dan PLTP di Kabupaten Tapanuli Utara sudah menentukan
yang sudah tidak dapat dipergunakan akan dijual; lokasi pengembangan lapangan dan teknologi PLTP
dengan kata lain tidak memiliki alternatif yang akan dikaji
Sisa bangunan dan peralatan akan dihancurkan. dalam studi AMDAL. Lokasi kegiatan baik lapangan SIL
Reruntuhannya akan dijual kepada pembeli puing maupun NIL masingmasing akan dikembangkan untuk
bangunan atau dibuang ke tempat pembuangan yang dimanfaatkan potensi panas buminya sebagai PLTP.
telah ditentukan; Listrik yang dihasilkan akan ditransmisikan ke jaringan
PLN.
Lokasi pembangkit tenaga listrik akan direhabilitasi
melalui penanaman kembali dengan rumput dan
tanaman lokal lainnya;
1.3 PEMRAKARSA KEGIATAN
Tanah akan dijual apabila sudah tidak diperlukan lagi;
dan Perusahaan :

Pemberhentian tenaga kerja SOL sesuai dengan SARULLA OPERATIONS LTD., (SOL)
hukum dan peraturan tenaga kerja yang berlaku. Alamat : Graha Niaga Lt. 8
Jl. Jend. Sudirman Kav. 58
Jakarta 12190 - Indonesia
1.2.2.4.4 Pembongkaran Jaringan Transmisi Telpon : 021-2505459
dari SIL ke NIL Faksimili : 021-5225877
Pada tahap ini beberapa kegiatan yang akan dilakukan Penanggung Jawab : Aries Pardjimanto
adalah pembongkaran jaringan transmisi dan Posisi : Direktur
pembersihan lokasi dari sisa sisa bahan yang dibongkar.
Sumber: WestJEC, 2007 Peralatan yang masih dapat digunakan akan
dimanfaatkan di tempat lain atau oleh fihak lain.
Gambar 1-1 Tipikal Jalur Transmisi yang Menghubungkan Substasiun Silangkitang Revegetasi akan dilakukan bila pada saat tahap pasca
(SIL) dengan Namora I Langit operasi diperlukan.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
26 27
Kebisingan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan bahan; 2.3 TAHAP OPERASI
pemboran sumur dan uji produksi dan konstruksi PLTP
akan menimbulkan dampak penting terhadap kebisingan. 2.3.1 KOMPONEN FISIKA KIMIA
Tingkat kebisingan yang akan timbulkan oleh kegiatan
Tahap operasional PLTP dapat menimbulkan dampak
tersebut akan meningkat dari rona sebelum kegiatan
terhadap kualitas udara terutama H2S dan kebisingan.
dimulai. Sedangkan kebisingan yang timbul diperkirakan
Dampak ini akan berlangsung terus menerus selama
tidak akan mengganggu kenyamatan masyarakat sekitar
operasional PLTP berlangsung terus, dengan tingkat emisi
proyek.
tergantung dari komposisi gas yang dikeluarkan dari
Transportasi. Dampak terhadap komponen lingkungan operasinal PLTP. Resiko dampak yang mungkin terjadi
gangguan lalu lintas pada tahap konstruksi disebabkan terhadap masyarakat dan makluk hidup disekitar proyek
kegiatan mobilisasi alat dan bahan dari dan ke lokasi dinilai cukup tinggi.
pembengunan proyek. Kegiatan transportasi
2.3.2 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA

Pada tahap operasi yang menimbulkan dampak penting


2.2.2 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
terhadap kesempatan kerja dan berusaha, pendapatan
Komponen sosial ekonomi budaya yang terkena dampak masyarakat, dan keresahan masyarakat adalah kegiatan
penting kegiatan proyek ini adalah kesempatan kerja dan penerimaan tenaga kerja operasi. Jumlah tenaga kerja
berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan yang diterima pada tahap ini lebih sedikit dibandingkakan
masyarakat. Pada kegiatan penerimaan tenaga kerja tahap konstruksi, mengingat pada tahap operasi lebih
konstruksi akan menimbulkan dampak positif terhadap banyak memerlukan tenaga kerja yang mempunyai
kesempatan kerja dan berusaha serta pendapatan keahlian khusus.
masyarakat.
Keresahan masyarakat disebabkan oleh proses seleksi

02 DAMPAK PENTING TERHADAP Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap operasi.
diperkirakan akan menambah sekitar 960 orang tenaga Proses seleksi tenaga kerja yang akan bekerja pada tahap
kerja konstruksi, yang diprakirakan akan berlangsung operasi lebih membutuhkan keahlian khusus, sehingga

LINGKUNGAN HIDUP selama satu dua tahun. Penambahan tenaga kerja ini pada
akhirnya akan menambah peluang berusaha bagi
masyarakat sekitarnya khususnya hal-hal yang terkait
jika warga yang merasa mampu dan memenuhi syarat
untuk bekerja ternyata kemudian tidak dapat bekerja
karena satu lain hal. Kedua, keresahan juga dapat terjadi
dengan pemenuhan kebutuhan pekerja konstruksi seperti jika penduduk merasa jumlah tenaga kerja pendatang
2.1 TAHAP PRAKONSTRUKSI lebih banyak dibanding tenaga kerja lokal.
pemondokan, warung dan rumah makan, toko kelontong,
Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang menimbulkan dampak penting adalah serta jasa transportasi. Penambahan peluang bekerja dan
pembebasan lahan terhadap kepemilikan dan pengusahaan lahan serta keresahan usaha pada akhirnya akan membawa dampak pada
masyarakat. Keresahan masyarakat yang ditimbulkan akibat kegiatan bertambahkan pendapatan masyarakat baik melalui 2.4 TAHAP PASCA OPERASI
pembebasan lahan disebabkan oleh beberapa hal; ganti rugi tidak sesuai dengan pendapatan langsung sebagai karyawan SOL atau
2.4.1 KOMPONEN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
keinginan masyarakat atau pendekatan yang digunakan tidak sesuai dengan gaya kontraktor, sebagai pengusaha yang tumbuh sebagai
pendukung kegiatan konstruksi maupun sebagai sebagai Komponen lingkungan yang terkena dampak penting pada
dan adat istiadat setempat.
karyawan usaha sekunder. tahap pasca operasi adalah kesempatan kerja dan
2.2 TAHAP KONSTRUKSI berusaha, pendapatan masyarakat, dan keresahan
masyarakat. Pekerja operasi akan dilepaskan dari
pekerjaannya pada tahap pasca operasi. Proses
2.2.1 KOMPONEN FISIKA KIMIA
pelepasan tenaga kerja ini pada akhirnya akan membawa
Kualitas Udara. Dampak terhadap komponen lingkungan kualitas udara pada dampak pada pengurangan peluang berusaha sehingga
tahap konstruksi disebabkan kegiatan uji produksi. Kegiatan uji produksi akan berdampak lanjutan terhadap penurunan pendapatan
memberikan dampak terhadap kualitas udara melalui emisi gas H2S. masyarakat.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
28 29
TAHAP
TAHAP KONSTRUKSI
PRAKONSTRUKSI

TAHAP
KEGIATAN
Lapangan
PLTP Transmisi
Panas Bumi

JENIS Pembebasan lahan


Penerimaan Mobilisasi peralatan
Penyiapan lahan
Pemboran dan Pemasangan
tenaga kerja Konstruksi PLTP
dan bahan uji produksi Transmisi
KEGIATAN

DAMPAK Kepemilikan dan Kesempatan Kesempatan TSP dan Frekuensi lalu Komposisi jenis Laju limpasan Laju aliran pH, TSS, TDS,
Keresahan
Penguasaan lahan kerja kebisingan lintas darat dan jenis-jenis Erosi tanah Kebisingan Gas H2S
usaha air permukaan air sungai masyarakat
PRIMER dilindungi (debit air)
temperatur, H2S,
dan logam (As, Ba,
B, Cd, Cr6+, Co, Cu,
Fe, Pb, Mg, Mn, Hg,
Ni, K, Se, Na dan Zn)

DAMPAK Keresahan Pendapatan Angka


TSS dalam air
masyarakat masyarakat kesakitan
SEKUNDER

DAMPAK Keresahan Kelimpahan plankton


TERSIER masyarakat dan bentos

Gambar II-1 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Prakonstruksi dan Konstruksi

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
30 31
TAHAP PASCA OPERASI

TAHAP
KEGIATAN

JENIS Pembongkaran/perapihan lokasi lapangan


Rehabilitasi/revegetasi lahan Pelepasan tenaga kerja
KEGIATAN panas bumi, PLTP dan transmisi

DAMPAK Komposisi jenis Laju aliran air


Kesempatan kerja Erosi tanah Kesempatan kerja Kesempatan usaha
PRIMER dan jenis-jenis dilindungi permukaan

DAMPAK
TSS dalam air Pendapatan masyarakat
SEKUNDER

DAMPAK
Kelimpahan
Keresahan masyarakat
TERSIER plankton dan bentos

Gambar II-2 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Pasca Operasi

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
32 33
TAHAP OPERASI

TAHAP
KEGIATAN

Lapangan Panas Bumi PLTP Transmisi

Penerimaan Reinjeksi air panas Operasional turbin uap Penyaluran arus


JENIS tenaga kerja dan kondenser bertegangan tinggi
dan brine
KEGIATAN

DAMPAK
Kesempatan Kesempatan pH, dan H2S Tingkat medan
PRIMER Temperatur air Kebisingan Gas H2S
kerja usaha dalam air listrik dan magnet

DAMPAK Pendapatan Keresahan


masyarakat masyarakat
SEKUNDER

DAMPAK
Keresahan masyarakat
TERSIER

Gambar II-3 Bagan Alir Dampak Penting Kegiatan Proyek Sarulla Tahap Operasi

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
34 35
03 UPAYA PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Kegiatan Proyek Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan PLTP Sarulla Kapasitas 330
MW, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara diperkirakan akan menimbulkan dampak
terhadap aspek lingkungan: fisika kimia, biologi, aspek lingkungan sosial budaya dan aspek lingkungan
kesehatan masyarakat. Untuk itu disusun Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) untuk digunakan sebagai acuan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.

Dampak penting yang diprakirakan akan terjadi, terhadap aspek lingkungan fisik-kimia, biologi, sosekbud
dan kesmas akan diantisipasi dengan melakukan pengelolaan melalui pendekatan: pencegahan,
penanggulangan (untuk dampak negatif) dan pengembangan (untuk dampak positif).

Tahap berikutnya dilakukan pemantauan dampak lingkungan, untuk mengetahui lebih lanjut tingkat
keberhasilan dari program rencana pengelolaan yang dilakukan.

Secara detail Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
terhadap dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan proyek, dapat dilihat dalam dokumen RKL
dan RPL. Sedangkan Matriks RKL dan RPL dapat dilihat pada Tabel III-1.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19


37
Tabel III-1 Matriks Ringkasan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Sarulla Operations Limited (SOL)

Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan


Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

A. Tahap Pra Konstruksi

Komponen Ekonomi, Sosial dan Budaya

Kepemilikan dan Kegiatan pembebasan Kepemilikan lahan Menyiapkan rencana kegiatan dan Luas dan tata letak Mendata total kebutuhan lahan Areal di wilayah kegiatan Selama tahap
Penguasaan Lahan lahan berkoordinasi dengan instansi terkait, areal lahan yang untuk proyek Pengembangan Lapangan prakonstruksi
terhadap areal yang akan dibebaskan. dibebaskan oleh SOL Panas Bumi dan
Mengumpulkan data Pembangunan PLTP
Melakukan sosialisasi publik pada setiap kepemilikan tanah, luas tanah, Sarulla yang terletak di
kegiatan pembebasan lahan status hukum tanah yang akan Kecamatan Pahae Jae
dibebaskan dari pemilik tanah dan Pahae Julu, Kabupaten
Melakukan pendekatan secara persuasif dan Badan Pertanahan Nasional Tapanuli Utara
kepada pengguna/pemilik hak atas lahan
untuk mencari informasi tentang status Membuat peta kepemilikan
kepemilikan hak dan luas lahan. tanah bekerja sama dengan
Badan Pertanahan Nasional
Menelusuri, memastikan dan mencatat
kepemilikan hak atas lahan.

Proses pelepasan hak atas lahan akan


diselenggarakan oleh perusahaan dan
berkoordinasi dengan instansi yang
berwenang (BPN Tapanuli Utara, Camat
atau Kepala-kepala Desa).

Melakukan kesepakatan bersama antara


pemrakarsa dan pemilik hak atas lahan
mengenai nilai dan bentuk kompensasi
terhadap pelepasan hak atas lahan dan
tanaman berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Keresahan Masyarakat Kegiatan pembebasan Keresahan masyarakat. Membuat rencana kerja (work plan) yang Keresahan Mendata dan mencatat setiap Desa-desa di sekitar Selama tahap pra
lahan berisi mekanisme pembebasan lahan, masyarakat keluhan yang timbul akibat wilayah kegiatan konstruksi
sistem kompensasi lahan dan rencana proses pembebasan lahan Pengembangan Lapangan
pemantauan. Panas Bumi dan PLTP
Sarulla yang terdapat di
Mensosialisasikan dan menyebarluaskan Kecamatan Pahae Jae
informasi secara akurat mengenai dan Pahae Julu,
kegiatan pembebasan lahan Kabupaten Tapanuli Utara

Melakukan pembebasan lahan secara adil


dan terbuka

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
38 39
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

B. Tahap Konstruksi

Komponen Fisika - Kimia

H2S Pemboran Sumur dan Konsentrasi H2S di Mengamankan lokasi sumur dan Meningkatnya Mengukur konsentrasi H2S Tapak-tapak sumur dan Pemantauan dilakukan
Uji Produksi udara ambien membatasi zona aman untuk penduduk konsentrasi H2S di di udara ambien menggunakan desa-desa di sekitar satu minggu sekali selama
sekitar. udara ambien alat pemantau Standard tapak-tapak sumur kegiatan pengeboran dan
Nasional Indonesia uji produksi berlangsung
Pekerja yang bekerja di sekitar lokasi
sumur harus dilengkapi dengan
perlengkapan keselamatan pekerja.

Pada lokasi-lokasi uji produksi akan


dipasang alat sistem pemantau H2S.

Memasang rambu-rambu ”Dilarang


Masuk” bagi mereka yang tidak
berkepentingan pada saat dilakukan uji
produksi.

Mengevakuasi penduduk sekitar lokasi


sumur jika paparan H2S melebihi ambang
batas.

Jika berdasarkan hasil pemantauan,


konsentrasi H2S melebihi baku mutu yang
ditetapkan, maka produksi sumur akan
dikurangi sedemikian rupa sehingga
konsentrasi H2S di udara ambien berada
di bawah baku mutu.

Keresahan Masyarakat Pemboran Sumur dan Kebisingan Pemeliharaan kendaraan konstruksi. Keresahan Mendata dan mencatat setiap Desa-desa di sekitar Selama tahap pra
Uji Produksi masyarakat keluhan yang timbul akibat wilayah kegiatan konstruksi
Memperlambat laju kendaraan angkut proses pembebasan lahan Pengembangan Lapangan
Mobilisasi peralatan dengan kecepatan maksimum 40 km/jam. Panas Bumi dan PLTP
dan bahan Sarulla yang terdapat di
Pemasangan silencer guna mereduksi Kecamatan Pahae Jae
Konstruksi PLTP kebisingan. dan Pahae Julu,
Kabupaten Tapanuli Utara
Pemakaian ear muff bagi pekerja disekitar
lokasi uji produksi.

Memasang rambu rambu ” Dilarang


Masuk” bagi mereka yang tidak
berkepentingan pada saat dilakukan
pemboran sumur.

Menanam pohon-pohon yang memiliki


kanopi/tajuk yang lebar untuk
mengurangi kebisingan seperti bambu.

Sosialisasi kepada masyarakat sekitarnya,


yang berdekatan dengan lokasi proyek.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
40 41
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

Komponen Sosial Ekonomi Budaya

Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja Kesempatan kerja Menyediakan kesempatan kerja kepada Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, persentase, Desa-desa di sekitar Satu kali per tahun selama
konstruksi masyarakat setempat yang memenuhi daerah asal tenaga kerja yang wilayah kegiatan tahap konstruksi
persyaratan dan kualifikasi dari bekerja di SOL dan kontraktor Pengembangan Lapangan
perusahaan melalui penelaahan data tenaga Panas Bumi dan PLTP
kerja yang tersedia di SOL dan Sarulla yang terdapat di
Mendorong kontraktor-kontraktor untuk kontraktor Kecamatan Pahae Jae dan
memperkerjakan sebanyak mungkin Pahae Julu, Kabupaten
tenaga kerja lokal. Tapanuli Utara.

Kantor SOL di lokasi proyek

Kesempatan Usaha Kegiatan-kegiatan Kesempatan usaha Menyediakan kesempatan kepada Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali per tahun
konstruksi pengusaha lokal untuk berpartisipasi mengenai pembelian barang dan selama tahap konstruksi
dalam penyediaan barang dan jasa. jasa oleh SOL dan kontraktor
serta kontrak-kontrak yang
diberikan kepada pengusaha
lokal oleh SOL

Melakukan pengumpulan data


mengenai pertumbuhan
usaha-usaha lokal sebelum,
selama dan setelah tahap
konstruksi

Pendapatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan Pendapatan masyarakat Menyediakan kesempatan kerja kepada Pendapatan Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
konstruksi masyarakat setempat yang memenuhi Masyarakat masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan selama tahap konstruksi
persyaratan dan kualifikasi dari pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan PLTP Sarulla yang terdapat
di Kecamatan Pahae Jae
Menyediakan kesempatan kepada dan Pahae Julu, Kabupaten
pengusaha lokal untuk berpartisipasi Tapanuli Utara.
dalam penyediaan barang dan jasa.

Keresahan Masyarakat Penerimaan tenaga Keresahan masyarakat Membuat rencana kerja (work plan) Keresahan Mencatat adanya keluhan tentang Desa sekitar proyek (Desa Satu kali per tahun
kerja penerimaan tenaga kerja lokal, kegiatan Masyarakat tenaga kerja lokal, pemboran Sibaganding, Desa Lumban selama tahap konstruksi
pemboran dan pemasangan jaringan sumur dan uji produksi dan Jaean, Desa Simataniari,
Pemboran sumur transmisi pemasangan jaringan transmisi Desa Silangkitang, Desa
Sigurunggurung, Desa
Pemasangan Jaringan Mensosialisasikan secara akurat Pardomuan Nainggolan,
Transmisi mengenai kegiatan penerimaan tenaga Desa Pardamean
kerja beserta persyaratannya secara Nainggolan)
terbuka dan adil

Sosialisasi kepada masyarakat tentang


rencana pemboran sumur

Sosialisasi kepada masyarakat tentang


rencana pemasangan transmisi

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
42 43
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

Transportasi Mobilisasi peralatan dan Gangguan lalu lintas darat Memasang dan memelihara ramburambu Gangguan lalu lintas Melakukan pengumpulan data Jalan-jalan yang dilalui Satu kali per tahun
bahan lalu lintas darat jumlah kecelakaan lalu lintas kendaraan proyek di selama tahap konstruksi
yang dialalmi pekerja-pekerja Kabupaten Tapanuli Utara
Menutup bak truk guna menghindari SOL dan kontraktor serta
ceceran material di sepanjang jalan rekaman kecelakaan di
sepanjang jalan yang
Bekerja sama dengan kontraktor dilalui kendaraan proyek
profesional dalam penyediaan jasa
pengangkutan peralatan dan bahan

Pemeliharaan pencegahan (preventive


maintenance) berkala untuk truk
pengangkut dilakukan sesuai jadwal

Melakukan inspeksi jalan secara reguler


bekerjasama dengan instansi pemerintah
yang berwewenang untuk memastikan
kondisi jalan tetap baik dan tidak ada
akivitas masyarakat disekitar jalan yang
dapat mengganggu lalu lintas

Mengoperasikan kendaraan-kendaraan
berat selama non-peak-hour

C. Tahap Operasi

Komponen Fisika - Kimia

H2S Pengoperasian PLTP Konsentrasi H2S di Jika konsentrasi H2S pada lokasi-lokasi Konsentrasi H2S di Mengukur konsentrasi H2S Sumur-sumur produksi Pada sumur-sumur
udara ambien pemantauan yang telah ditentukan udara ambien di udara ambien menggunakan produksi: sekali
melebihi baku mutu kebauan 0,02 ppm alat pemantau H2S sesuai Lokasi PLTP setiap tiga bulan
berdasarkan hasil pemantauan, emisi H2S dengan SNI
dari PLTP akan dikontrol menggunakan Desa-desa di sekitar Pada lokasi PLTP:
teknologi seperti LO-CAT sulfur recovery tapak-tapak sumur sekali setiap tiga
unit sampai konsentrasi H2S memenuhi bulan
baku mutu kebauan tersebut.
Pada desa-desa:
Mengamankan lokasi PLTP dan sekali setiap tiga
membatasi zona aman untuk penduduk bulan
sekitar.

Pekerja yang bekerja di sekitar lokasi


PLTP harus dilengkapi dengan
perlengkapan keselamatan pekerja.

PLTP akan dilengkapi dengan alat


pemantau H2S.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
44 45
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

Kebisingan Pengoperasian PLTP Kebisingan Pemakaian penutup telingan (ear-muff) Tingkat kebisingan Mengukur tingkat kebisingan di Sumur-sumur produksi Pada sumur-sumur
bagi pekerja di sekitar PLTP udara ambien menggunakan produksi: sekali
metode yang sesuai dengan SNI Lokasi PLTP selama tiga bulan
Pemasangan peredam guna mengurangi denga masa
kebisingan Desa-desa di sekitar pengukuran 24 jam
tapak-tapak sumur selama tahap operasi
Menanam pohon-pohon yang memiliki
kanopi/tajuk yang lebar untuk Pada lokasi PLTP:
mengurangi kebisingan seperti bambu sekali selama tiga
bulan denga masa
pengukuran 24 jam
selama tahap operasi

Pada desa-desa:
sekali selama tiga
bulan denga masa
pengukuran 24 jam
selama tahap operasi

Komponen Sosial Ekonomi Budaya

Kesempatan Kerja Penerimaan tenaga kerja Kesempatan kerja Menyediakan kesempatan kerja kepada Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, prosentase, Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
masyarakat setempat yang memenuhi daerah asal tenaga kerja yang kegiatan Pengembangan selama tahap operasi
persyaratan dan kualifikasi dari bekerja di SOL dan kontraktor Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan melalui penelaahan data tenaga PLTP Sarulla yang terdapat
kerja yang tersedia di SOL dan di Kecamatan Pahae Jae
Mendorong kontraktor-kontraktor untuk kontraktor dan Pahae Julu,
memperkerjakan sebanyak mungkin Kabupaten Tapanuli Utara
tenaga kerja lokal.
Kantor SOL di lokasi proyek

Kesempatan Usaha Kegiatan-kegiatan Kesempatan usaha Menyediakan kesempatan kepada Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali per tahun
operasi pengusaha lokal untuk berpartisipasi mengenai pembelian barang selama tahap operasi
dalam penyediaan barang dan jasa. dan jasa oleh SOL dan Kantor SOL di lokasi proyek
kontraktor serta kontrak-kontrak
Menyediakan panduan untuk pengusaha yang diberikan kepada
pengusaha lokal agar memenuhi standar pengusaha lokal oleh SOL
perusahaan
Melakukan pengumpulan data
mengenai pertumbuhan usaha-
usaha lokal sebelum, selama
dan setelah tahap operasi

Pendapatan masyarakat Kegiatan-kegiatan Pendapatan Menyediakan kesempatan kerja kepada Pendapatan Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun
operasi masyarakat masyarakat setempat yang memenuhi Masyarakat masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan selama tahap operasi
persyaratan dan kualifikasi dari pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
perusahaan PLTP Sarulla yang terdapat di
Kecamatan Pahae Jae dan
Menyediakan kesempatan kepada pekerja Pahae Julu, Kabupaten
lokal untuk berkembang. Tapanuli Utara

Kantor SOL di lokasi proyek

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
46 47
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

Keresahan Masyarakat Penerimaan tenaga kerja Keresahan masyarakat Membuat rencana kerja (work plan) Keresahan Masyarakat Mencatat adanya keluhan tentang Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
penerimaan tenaga kerja lokal secara adil dan tenaga kerja lokal dan kegiatan Pengembangan tahap operasi
Pengoperasian jaringan terbuka pengoperasian jaringan transmisi Lapangan Panas Bumi dan
transmisi PLTP Sarulla yang terdapat
Sosialisasi kepada masyarakat tentang di Kecamatan Pahae Jae
pengoperasian pemasangan transmisi dan Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara

Kantor SOL di lokasi proyek

Kualitas Air Permukaan Sumur-sumur bor, sump Logam-logam berat, Limbah Padat Domestik: Limbah padat: jenis Mengukur jumlah limbah padat Lokasi TPA limbah padat Limbah Padat: Setiap
pit, sumur-sumur produksi bahan berbahaya dan Membuang limbah padat di TPA (tempat dan jumlah limbah yang dihasilkan dengan domestik saat limbah padat
(selama uji produksi) yang beracun pembuangan akhir) padat yang menghitung jumlah truk yang dibuang ke TPA
berpotensi menghasilkan dikumpulkan, membawa limbah padat masuk Instalasi Pengelolaan Air
limbah bahan berbahaya Limbah Cair: diangkut, dibuang di dan membuang limbah ke TPA Limbah Domestik Instalasi Pengelolaan
beracun (B3) maupun non- TPA dan didaurulang. Air Limbah Domestik:
B3 Mengolah limbah cair domestik dari seluruh Mengumpulkan, menyiapkan dan Lokasi sumur (sump pit dan Satu kali per bulan
aktivitas di wilayah proyek di Instalasi Limbah cair menganalisis contoh air dari pembuangan limbah lumpur)
Pengolahan Limbah Cair Domestik domestik: BOD, COD, saluran keluar semua IPAL Di lokasi sumur: 2 kali
TSS dan pH. domestik sesuai dengan Sumur–sumur penduduk masing-masing saat
Kondensat dan brine yang dihasilkan selama protokol SOL yang didasarkan di SIL dan NIL pemboran dan setelah
uji produksi dan operasional PLTP akan Jenis dan jumlah kepada SNI , serta mengukur pH, pemboran.
dinjeksikan ke dalam sumur reinjeksi. limbah B3 konduktivitas, dan suhu pada Sungai Batang Toru
saat pengambilan contoh
Membangun sump pit yang dilapisi lapisan Tumpahan: jenis dan air dilakukan (in situ).
kedap air. Air yang dikumpulkan di sump pit jumlah
digunakan di proses pengeboran sebagai tumpahan/ceceran Memantau pelaksanaan
komponen lumpur bor, setelah itu prosedur operasi standar (SOP)
dikembalikan ke dalam sumur. pencegahan tumpahan oli
dilakukan secara benar
Limbah B3:
Serpihan-serpihan di dalam lumpur bor Memantau pelaksanaan SOP
ditampung di dalam sump pit. penanganan dan pembuangan
limbah B3 dilakukan secara benar
Lumpur bor akhir ditampung di dalam sump
pit Melakukan uji TCLP terhadap
lumpur bor, limbah lumpur dan
Memastikan bahwa peralatan dan bahan yang serbuk bor
dibeli oleh SOL tidak mengandung PCB,
asbestos, ODS (ozone depleting substances) dan
bahan lainnya yang dilarang untuk
digunakan sesuai peraturan yang berlaku

Menetralkan air aki dan menyimpan aki (lead


acid batteries) bekas dengan aman

Mengumpulkan minyak bekas dan


menampungnya ke dalam drum dan
menyerahkannya kepada perusahaan
pengelola limbah B3 yang terdaftar untuk
dikelola lebih lanjut

Memasang pelapis sekunder (secondary


containment)di sekitar bahan-bahan yang
mudah terbakar dan berbahaya sesuai
kebutuhan

Secara berkala memberikan pelatihan kepada


karyawan dalam penanganan limbah B3.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
48 49
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

Program Pengembangan Masyarakat

Penyediaan Fasilitas Meningkatnya Layanan dan fasilitas Bekerjasama dengan pihat terkait dalam Penyediaan layanan Melakukan evaluasi terhadap Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam
dan Jasa Pendidikan kebutuhan akan layanan pendidikan bagi bidang pendidikan formal dan pelatihan dan fasilitas efektivitas program dan kegiatan Pengembangan setahun selama
dan fasilitas pendidikan penduduk lokal untuk meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan bagi implementasi proyek yang Lapangan Panas Bumi dan kegiatan pelaksanaan
masyarakat lokal penduduk lokal. menggunakan dana yang PLTP Sarulla yang terdapat program
disediakan oleh SOL di Kecamatan Pahae Jae pengembangan
dan Pahae Julu, Kabupaten masyarakat
Tapanuli Utara berlangsung

Penyediaan Jasa Meningkatnya Sarana dan prasarana Bekerjasama dengan pihak terkait dalam Penyediaan layanan Melakukan evaluasi terhadap Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam
Kesehatan Masyarakat permintaan lokal kesehatan masyarakat bidang kesehatan dan fasilitas efektivitas program dan kegiatan Pengembangan setahun selama
layanan dan fasilitas kesehatan implementasi proyek Lapangan Panas Bumi dan kegiatan pelaksanaan
kesehatan masyarakat. menggunakan dana yang PLTP Sarulla yang terdapat program
disediakan oleh SOL di Kecamatan Pahae Jae pengembangan
dan Pahae Julu, Kabupaten masyarakat
Tapanuli Utara berlangsung

Puskesmas-puskesmas di
sekitar proyek

Inisiatif Peningkatan Rendahnya Produktivitas pertanian Bekerjasama dengan pihat terkait dalam Produktivitas Melakukan evaluasi terhadap Desa sekitar Desa-desa di 1 (satu) kali dalam
Usaha Pertanian dan pengetahuan di areal SOL di bidang pertanian setempat pertanian di area SOL efektivitas program dan sekitar wilayah kegiatan setahun selama
Teknik Budidaya mengenai komoditas Kecamatan Pahae Jae di Kecamatan Pahae implementasi proyek Pengembangan Lapangan kegiatan pelaksanaan
Pertanian pertanian yang dan Pahae Julu, Jae dan Pahae Julu, menggunakan dana yang Panas Bumi dan PLTP program
bernilai ekonomi Kabupaten Tapanuli Kabupaten Tapanuli disediakan oleh SOL Sarulla yang terdapat di pengembangan
tinggi dikalangan Utara Utara Kecamatan Pahae Jae masyarakat
pemuda tani dan Pahae Julu, berlangsung
Kabupaten Tapanuli Utara
Rendahnya
ketertarikan generasi
muda untuk menekuni
bidang pertanian

Terbatasnya input
produksi pertanian

Terbatasnya input
sarana produksi
pertanian berkualitas
tinggi

Tingkat penggunaan
alat-alat pertanian
yang rendah
dikalangan petani

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
50 51
Rencana Pengelolaan Lingkungan Rencana Pemantauan Lingkungan
Komponen dan
Sumber Dampak
Aktivitas Lingkungan
Parameter Dampak Parameter Dampak Jangka Waktu dan
Rencana Pengelolaan Metode Pemantauan Lokasi Pemantauan
Penting Penting Frekuensi

E. Tahap Pasca Operasi

Komponen Sosial Ekonomi Budaya

Kesempatan Kerja Pelepasan tenaga kerja Keresahan Masyarakat Sosialisasi kepada pekerja mengenai Kesempatan Kerja Mencatat jumlah, prosentase, Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali dalam tahap
rencana pelepasan daerah asal tenaga kerja yang kegiatan Pengembangan pasca operasi
bekerja di SOL dan kontraktor Lapangan Panas Bumi dan
melalui penelaahan data tenaga PLTP Sarulla yang terdapat di
kerja yang tersedia di SOL dan Kecamatan Pahae Jae dan
kontraktor Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara

Kantor SOL di lokasi proyek

Kesempatan Usaha Berakhirnya tahap Kesempatan usaha Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Kesempatan Usaha Melakukan pengumpulan data Kabupaten Tapanuli Utara Satu kali dalam tahap
operasi proyek berakhirnya kegiatan proyek mengenai pembelian barang dan pasca operasi
jasa oleh SOL dan kontraktor Kantor SOL di lokasi proyek
serta kontrak-kontrak yang
diberikan kepada pengusaha lokal
oleh SOL

Melakukan pengumpulan data


mengenai pertumbuhan usaha
usaha lokal sebelum, selama
dan setelah tahap konstruksi

Pendapatan Masyarakat Berakhirnya kegiatan Pendapatan masyarakat Sosialisasi kepada pekerja mengenai rencana Pendapatan Masyarakat Mengumpulkan data pendapatan Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
proyek pelepasan masyarakat dari badan-badan kegiatan Pengembangan tahap operasi
pemerintah setempat Lapangan Panas Bumi dan
Memberikan kompensasi yang layak kepada PLTP Sarulla yang terdapat di
pekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku Kecamatan Pahae Jae dan
Pahae Julu, Kabupaten
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai Tapanuli Utara
berakhirnya kegiatan proyek.
Kantor SOL di lokasi proyek

Keresahan Masyarakat Pelepasan tenaga kerja Keresahan masyarakat Membuat rencana pelepasan tenaga kerja Keresahan Masyarakat Mencatat adanya keluhan tentang Desa-desa di sekitar wilayah Satu kali per tahun selama
tenaga kerja lokal, dan penyaluran kegiatan Pengembangan tahap operasi
Sosialisasi rencana pelepasan kepada tenaga arus listrik bertegangan tinggi. Lapangan Panas Bumi dan
kerja PLTP Sarulla yang terdapat
di Kecamatan Pahae Jae
dan Pahae Julu, Kabupaten
Tapanuli Utara

Kantor SOL di lokasi proyek

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 19
52 53
B A H A N 2 0

BAHAN BACAAN CONTOH-CONTOH GOOD PRACTICES


DARI AKTIVITAS PLTP
Siang itu, wangi gula merebak di udara ketika air nira MENGGERAKKAN EKONOMI
dalam wajan mulai mendidih. Perlahan, uap panas bumi
yang disalurkan ke dalam tungku melalui instalasi pipa PT Matahari baru saja terbit ketika Armi Mende (35) selesai
Pertamina Geothermal Energy Cluster 13 membuat air memanen air nira dari hutan sekunder di pinggiran Kota
nira mengental. Tomohon. Empat jeriken ukuran 20 liter hampir terisi penuh
nira yang disadap sore sebelumnya.
Pipa itu mengalirkan uap panas nyaris tanpa henti.
Hebatnya, sumber energi yang berlimpah itu diperoleh Warga Lahendong ini lalu menuang nira ke wajan. Ia
secara gratis. Tiap hari pabrik pengolahan gula PT Gula memasak nira itu dengan kayu bakar. Dia harus terus
Aren Masarang menyerap 22.000 liter nira rakyat dan mengaduk air nira itu hingga mengental, kemudian
menghasilkan 3 ton gula semut. mencetaknya dalam batok kelapa.

Menyadap nira dan mengolahnya menjadi gula aren


adalah rutinitas yang nyaris tak pernah dilewatkan Armi
LIMBAH GEOTERMAL
meski hari Minggu sekali pun. Sekali mayang telah
Pemanfaatan panas bumi untuk pabrik gula aren terbilang dipotong, menyadap nira, atau dalam bahasa Minahasa
sederhana. Pabrik gula aren ini hanya memanfaatkan uap disebut batifar, tak boleh absen. ”Absen sehari saja bisa
yang tersisa setelah dipakai untuk menggerakkan turbin merusak mayang,” kata Armi.
pembangkit listrik. Di pembangkit listrik tenaga panas bumi
lainnya, sisa uap itu biasanya dialirkan ke kolam Setiap pagi dan sore, ayah tiga anak itu mengambil nira.
pendingin. Lalu, setelah jadi air, diinjeksikan lagi ke dalam Hasil sadapan pagi rata-rata 50 liter dan sore hari 25 liter.
tanah.
Dengan rata-rata 75 liter nira per hari, Armi mampu
Yusuf Wungouw, petani gula aren di Kelurahan Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, Senin memproduksi 15 batok gula aren per hari. Gula aren dibeli
Namun, di Lahendong, sebagian uap sisa itu juga dialirkan
(30/7/2012), menyadap nira di atas pohon aren miliknya. Dari hasil sadapan pohon aren ini, ia mampu menyekolahkan anaknya pengepul dengan harga Rp 8.000 per batok. Artinya,
menuju pabrik gula yang dibangun berdampingan dengan
hingga ke perguruan tinggi.
pembangkit listrik itu. ”Kami hanya membeli dan omzet kotor Rp 120.000 per hari.
memasang pipa. Uap sisa ini diberikan gratis oleh PT
Jika dijual langsung ke PT Gula Aren Masarang, nira

01
Pertamina sebagai bagian dari CSR (corporate social
KOMPAS.com – Dikepung gunung api tidak hanya berarti bencana. dihargai Rp 1.500 per liter. Jadi, hasil panen 75 liter per hari
responsibility) mereka karena yang menikmati adalah para
Energi panas bumi yang berlimpah menjadi sumber listrik dan menghasilkan omzet bersih Rp 112.500.
petani,” kata Willie Smits, Ketua Yayasan Masarang, yang
”limbahnya” bisa dipakai menggerakkan ekonomi rakyat melalui
mengelola pabrik gula aren di Lahendong. ”Saya lebih memilih menjual air nira langsung ke pabrik
pengolahan nira menjadi gula semut.
karena tidak perlu memasak seharian sehingga bisa
Sebanyak 6.285 petani, menurut Smits, ikut menikmati
Gunung Soputan dan Lokon yang terlihat menjulang dari Kota Tomohon, melakukan pekerjaan lain. Saya juga tidak perlu membeli
berkah ”limbah” geotermal tersebut. Energi panas bumi ini
Sulawesi Utara, sepertinya tak pernah tidur. Gunung Lokon yang kayu,” kata Armi.

MEMANEN berstatus Siaga sejak 24 Juli 2011 terus menyemburkan belerang


sepanjang tahun. Sementara Gunung Soputan meletus dan
menyemburkan asap hingga 5.000 meter dari puncak pada Minggu, 26
juga menyelamatkan 200.000 pohon per tahun jika
dibandingkan dengan banyaknya kayu bakar untuk
mengolah nira menjadi gula aren secara tradisional.
Tingginya minat petani membuat Smits berancang-ancang
mengganti pipa pemasok gas panas bumi menjadi

GULA AREN DARI Agustus 2012.

Namun, bagi warga Kelurahan Lahendong, Kecamatan Tomohon


Keuntungan yang bisa dinikmati petani meningkat dan
kerja juga menjadi efisien. Jika dengan cara tradisional
berdiameter 10 inci (25,4 sentimeter) agar bisa
memproduksi 9 ton gula aren per hari. ”Ke depan, kami

PANAS BUMI
harap bisa menyerap 100.000 liter nira per hari,” katanya.
bisa memakan waktu setengah hari untuk memanen nira
Selatan, dua gunung api yang hanya sejarak 15 kilometer itu adalah
dan mengolahnya menjadi gula, dengan dukungan Smits juga menyiapkan industri aren berbasis koperasi
berkah. Sejak 2001, sistem geotermal yang muncul dari aktivitas
”limbah” panas bumi hanya dibutuhkan waktu kerja rata- desa. Setiap desa diharapkan mendirikan koperasi untuk
kegunungapian di kawasan ini telah menghasilkan listrik 60 megawatt
rata 4,2 jam per hari. mengelola pabrik mini di desa masing-masing. ”Sudah ada
(MW) dan memasok sekitar 60 persen kebutuhan listrik Sulawesi Utara.
Sejak 2007, sisa energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk mengolah beberapa investor yang tertarik membangun pabrik mini
air nira menjadi gula. ini,” katanya.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
54 55
02 PANAS BUMI UNTUK
MINYAK ATSIRI
KOMPAS.com — Indonesia, khususnya Garut, Jawa Krisis bahan bakar itu menginspirasi sekumpulan anak
Barat, memiliki potensi yang sangat besar dalam industri muda asal Garut yang tersebar di berbagai perguruan
minyak atsiri di dunia, terutama minyak akar wangi atau tinggi yang tergabung dalam Paguyuban Mahasiswa Asal
vetiver root oil. Selama ini puluhan penyuling akar wangi di Garut (Asgar Muda). Mereka menelurkan gagasan
Garut terjepit di antara dua persoalan: krisis bahan bakar pemanfaatan panas bumi sebagai bahan bakar
dan tengkulak yang mencekik. penyulingan. Sebuah gagasan yang—meskipun bukan hal
baru—harus diapresiasi karena lahir dari generasi muda di
Kebijakan pemerintah akhir tahun 2005 tentang sebuah bergantung kepada bahan bakar fosil.
Anggota koperasi berhak menjadi
mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan
pemegang saham pabrik mini itu maksimal
menaikkan harga BBM lebih dari 100 persen telah Mereka menilai kondisi Garut sangat ironis. Panas bumi
49 persen. Sisanya tetap dipegang investor.
menempatkan para penyuling di ambang kehancuran. dari sumur-sumur di kawah Kamojang dan Darajat di Garut
Dengan sistem ini, petani berhak mendapat
Biaya membeli minyak tanah sebagai bahan bakar utama menghasilkan listrik ratusan megawatt yang bisa dinikmati
bagian keuntungan pabrik mini. ”Cara menjadi
penyulingan naik lebih dari dua kali lipat. Sementara harga masyarakat luas. Namun, di tengah potensi energi panas
pemegang saham cukup dengan menyediakan
minyak akar wangi kerap tak menentu akibat ulah para bumi yang melimpah ruah itu masih ada penduduk Garut
nira di bawah harga. Selisih harga itu digunakan
tengkulak. yang kelangsungan ekonomi keluarganya terganggu
untuk membeli saham,” katanya.
akibat kesulitan bahan bakar.
Kondisi semakin sulit tatkala banyak penyuling yang
Smits mengklaim bahwa pabrik gula aren
ditangkap polisi gara-gara membeli minyak tanah dalam Ketua Dewan Pembina Asgar Muda Goris Mustaqim
Masarang yang memanfaatkan panas bumi
jumlah besar. Aturan pembatasan pembelian menjadi berpikiran, mengapa tidak sumur-sumur panas bumi
tersebut merupakan yang pertama di dunia. Ini
tembok penghalang menyakitkan bagi penyuling yang Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang idle
merupakan upaya pengoptimalan potensi panas
membutuhkan 250 liter minyak tanah untuk sekali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyuling akar
bumi yang berlimpah di negeri ini.
menyuling selama lebih kurang 24 jam. Terlebih untuk bisa wangi. Selain ramah lingkungan, energi terbarukan dan
Indonesia memiliki potensi panas bumi 40 persen dari keluar dari jerat elsi mereka kerap ”menyetor” uang jutaan minim polusi ini juga dinilai lebih ekonomis dibandingkan
cadangan dunia atau mencapai 29.038 MW. Lokasinya rupiah kepada polisi. dengan bahan bakar lain.
tersebar di 276 titik, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali,
Dampaknya, kini, dari 30 penyuling akar wangi, 20 di Serangkaian uji coba telah dilakukan di Laboratorium
Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, sampai
antaranya kolaps. Lahan akar wangi seluas 2.400 hektar Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) guna
Papua. Potensi ini merupakan yang terbesar di dunia.
yang tersebar di lima kecamatan pun menyusut menjadi menemukan kalkulasi tekanan, temperatur, dan lama
Namun, potensi itu baru dimanfaatkan 1.332 MW (4,7
sekitar 1.000 hektar. penyulingan yang pas menggunakan panas bumi. Hasil uji
persen dari potensi), yang menempatkan Indonesia di
coba diperoleh bahwa dengan tekanan optimum 2-3 bar
bawah Filipina (2.000 MW) dan Amerika Serikat (2.700 MW). Mereka yang masih bertahan menyiasati persoalan bahan dan lama penyulingan 20 jam bisa dihasilkan rendemen
bakar ini dengan memakai solar atau oli bekas sebagai akar wangi hingga 2 persen, lebih besar daripada selama
Jika potensi panas bumi ini dioptimalkan, Indonesia tak hanya
bahan bakar. Upaya efisiensi bahan bakar dengan ini sebesar 0,3 persen.
bisa menjadi superpower energi listrik, sebagaimana
menaikkan temperatur dan mempersingkat lama
disampaikan Al Gore di Jakarta beberapa waktu lalu. Panas bumi
pembakaran membuat minyak akar wangi gosong karena Dengan demikian, kesimpulannya, penggunaan panas
juga bisa memberikan banyak nilai lebih untuk menggerakkan
disuling dengan tekanan 5-6 bar dalam waktu lebih bumi pada penyulingan akar wangi dapat meningkatkan
ekonomi rakyat.
singkat. rendemen dan kualitas minyak akar wangi.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20


57
MINYAK AKAR WANGI DALAM AKAR AKAN
MENEMBUS JARINGAN-JARINGAN AKAR
(HIDRODIFUSI) DAN IKUT DALAM FASA UAP.
Secara sederhana, proses destilasi akar wangi Bahkan, untuk menyokong idenya itu, Asgar Muda,
memakai panas bumi juga tidak berbeda jauh bekerja sama dengan PT Rekayasa Industri (Rekin), telah
dengan menggunakan bahan bakar lainnya. Uap membuat lsius alat penyuling akar wangi berbahan bakar
panas bumi yang bertekanan sekitar enam bar panas bumi. Alat yang dibuat di Laboratorium Teknik Kimia
dengan suhu 145 derajat celsius masuk ke ITB tersebut selesai dikerjakan pada 2008.
penukar panas dengan kapasitas (debit) 500
kilogram per jam. Sayangnya, PGE yang diharapkan bisa memberikan
panas bumi dari sumur idle-nya untuk dimanfaatkan para
Air yang berasal dari kolam dipompakan ke penyuling tak juga terealisasi karena alasan elsiu. Alat
penukar panas sehingga tekanan uap turun penyulingan yang sudah dibuat pun akhirnya tidak pernah
menjadi tiga bar dan temperaturnya menjadi 120 digunakan dan hanya disimpan di PT Rekin.
derajat celcius.
Dosen panas bumi ITB, Dr Nenny Miryani Saptadji, sangat
Uap tersebut kemudian dimasukkan ke dalam menghargai gagasan anak-anak muda dari Asgar Muda
tangki penyulingan yang telah diisi akar wangi tersebut. Dari sisi kalkulasi teknis produksi, ide itu tidak
yang telah kering. Penyulingan berlangsung diragukan lagi. Akan tetapi, gagasan tersebut akan
sekitar 20 jam dengan tekanan yang dinaikkan menghadapi dua kendala utama: suplai panas bumi dan
bertahap hingga maksimal tiga bar. permainan tengkulak. Nenny yakin, jika hanya untuk kepentingan uji coba, PGE Andai saja harga jual minyak
tidak akan keberatan. Akan tetapi, ketika berbicara bisnis, akar wangi tinggi dan tidak
Minyak akar wangi dalam akar akan menembus Nenny mengingatkan, tidak pas jika pemberdayaan
akan lain ceritanya. dikendalikan oleh tengkulak,
jaringan-jaringan akar (hidrodifusi) dan ikut dalam penyuling akar wangi dilakukan dengan mengharapkan
ujar Nenny, ada kemungkinan
fasa uap. Campuran uap dan minyak lalu pemberian uap gratis dari pemerintah. Penyuling akan sulit Destilasi minyak akar wangi hanya membutuhkan panas bisnis minyak akar wangi
didinginkan di kondensor. Setelah terkondensasi, mandiri jika terus disubsidi. Selain itu, pemanfaatan bumi bersuhu rendah (di bawah 125 derajat ), sedangkan memakai panas bumi akan
minyak dan air dipisahkan pada tangki pemisah, langsung panas bumi jelas lebih ekonomis dibandingkan kebanyakan sumur panas bumi yang ada sekarang menarik secara ekonomis.
air berada di bawah, sedangkan minyak akar dengan bahan bakar lain. bertemperatur tinggi (225-350 derajat elsius). Sementara Dengan demikian, investasi
wangi berada di atas air. menurunkan suhu panas bumi dari sumur yang ada pun
”Sebenarnya tidak ada sumur yang menganggur. Sumur- dengan mengebor sumur
dinilai buang-buang energi. sekitar 500 meter dengan biaya
sumur yang ditutup sementara itu merupakan bagian dari
strategi operasional PGE. Sumur tersebut ditutup Rp 10 miliar, misalnya, tetap
Jalan tengah yang mungkin dilakukan ialah Asgar Muda
sementara untuk meningkatkan kembali tekanannya. Jadi, menjanjikan karena harga jual
meminta bantuan PGE mencarikan kawasan potensial
suatu saat akan digunakan lagi. Ini merupakan bagian dari minyak akar wangi di dunia
panas bumi bersuhu rendah. Akan lebih baik jika dengan
okan,” ujar Nenny. tinggi.
pengeboran yang dalamnya tidak lebih dari 1
k i l o m e t e r. ” B i a y a u n t u k m e n g e b o r d u a s u m u r
berkedalaman 2 kilometer-2,5 kilometer saja mencapai Rp
50 miliar. Pertamina bisa saja dimintai bantuan untuk
mencarikan kawasan panas bumi bersuhu rendah. Tapi
pertanyaannya kemudian, siapa yang mau membiayai
pengeboran sumurnya?” kata Nenny.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20


59
lingkungan dan pemanfaat jasa adalah segala bentuk lmencakup tata kelola dan kelembagaannya, dengan
usaha yang memanfaatkan potensi jasa lingkungan berlandaskan pada keseimbangan aspek-aspek
dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi ekologi, sosial dan ekonomi yang diharapkan tidak saja
fungsi pokoknya, sedangkan tata kelola jasa lingkungan akan mampu menjaga dan mempertahankan kualitas
adalah system dan mekanisme operasional yang dan kuantitas lingkungan, tetapi juga mampu
mengatur hubungan yang saling menguntungkan antara mendorong masyarakat untuk keluar dari perangkap
penyedia dan pemanfaat jasa lingkungan, dengan obyek kemiskinan dan memperluas akses masyarakat di hulu
jasa lingkungan yang teridentifikasi dengan baik, terukur untuk upaya peningkatan derajat hidup.
dan ternilai, dengan berlandaskan pada kesepakatan-
kesapakatan antara penyedia dan pemanfaat (voluntary), Tata kelola dan kelembagaan jasa lingkungan yang
dan/atau dengan didasarkan pada aturan dan perundang- dimaksud adalah membangun lembaga pengelola jasa
undangan yang berlaku (mandatory). lingkungan, yaitu lembaga penghubung (intermediary)
yang bersifat independen (independent body) dan
Enabling factor dari implementasi jasa lingkungan, apabila berfungsi untuk menghubungkan kepentingan
adanya keinginan untuk menjalankan konsep penyedia penyedia dan pemanfaat jasa lingkungan dalam

03
Mekanisme jasa lingkungan dimulai dari adanya aliran (willingness to accept) dan pemanfaat jasa lingkungan pelaksanaan system pembayaran jasa lingkungan,
jasa yang dihasilkan oleh lahan atas upaya-upaya ramah (willingness to pay), yang diwujudkan dengan perikatan yaitu mekanisme pembayaran dan/atau kompensasi
lingkungan yang dilakukan masyarakat (provider) di hulu dan/atau perjanjian (kontrak), yang mencantumkan jumlah yang diberikan kepada pengelola lahan yang
yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat di hilir pembayaran, tengat waktu kontrak, sistem dan menghasilkan jasa lingkungan, yang dituangkan dalam
(user), atas dasar pemanfaatan jasa lingkungan tertentu mekanismenya. kontrak hukum meliputi aspek teknis dan operasional.
tersebut masyarakat di hilir melakukan transaksi/
Dalam konteks model implementasi PES di Krueng Tipologi mekanisme pembayaran jasa lingkungan

MEKANISME kompensasi/imbal jasa atas upaya-upaya ramah


lingkungan kepada masyarakat di hulu. Adanya aliran jasa
lingkungan dari hulu ke hilir, kemudian adanya aliran
Peusangan dan Aceh, diperlukan upaya untuk
membangun kesadaran dan pemahaman para pemangku
dapat dilakukan secara:

JASA LINGKUNGAN kompensasi/imbal jasa dari masyarakat hilir ke hulu yang


menjadi dasar terbangunya hubungan hulu hilir dalam
pengelolaan daerah aliran sungai (DAS), meskipun
kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dari
kedua DAS, guna menumbuhkan keinginan-keinginan
1. PEMBAYARAN LANGSUNG
tersebut. Upaya tersebut dapat dilakukan oleh kelompok
(DIRECT PAYMENT)
Mekanisme jasa lingkungan dimulai dari adanya aliran pendekatan mekanisme pembayaran yang digunakan
jasa yang dihasilkan oleh lahan atas upaya-upaya oleh pengelola DAS di Indonesia berbeda-beda dan kerja (working group) yang dibentuk oleh inisiator dengan
melibatkan para pemangku kepentingan, baik dari Pembayaran langsung merupakan pembayaran yang
ramah lingkungan yang dilakukan masyarakat sangat dipengaruhi oleh karakteristik DAS dan konsep
kalangan pemerintah, private sector, maupun masyarakat. dilakukan secara langsung oleh pemanfaat kepada
(provider) di hulu yang kemudian dimanfaatkan oleh yang dikembangkan.
Tugas dan fungsi kelompok kerja itu adalah untuk penyedia jasa lingkungan, sistem pembayaran yang
masyarakat di hilir (user), atas dasar pemanfaatan
Secara umum pembayaran jasa lingkungan merupakan membangun kesadaran, pemahaman, kesepakatan dan diberlakukan didasarkan pada hasil negosiasi dan
jasa lingkungan tertentu tersebut masyarakat di hilir
pemberian imbal jasa berupa pembayaran dan/atau partisipasi masyarakat di hulu yang merupakan penyedia kesepakatan kedua belah pihak yang dituangkan
melakukan transaksi/ kompensasi/imbal jasa atas
kompensasi kepada pengelola lahan untuk jasa jasa, masyarakat di hilir yang merupakan pemanfaat jasa kedalam perikatan dan/atau perjanjian (kontrak).
upaya-upaya ramah lingkungan kepada masyarakat
di hulu. Adanya aliran jasa lingkungan dari hulu ke hilir, lingkungan yang dihasilkan lahan tersebut, ketika mereka lingkungan dan lembaga pemerintah yang terkait dengan
Dalam nilai pembayaran yang disepakti oleh pemanfaat
kemudian adanya aliran kompensasi/imbal jasa dari mengadopsi sistem tata guna lahan dan produksi yang proses, baik di tingkat propinsi dan maupun di tingkat
dan penyedia, dimasukan pula biaya transaksi
masyarakat hilir ke hulu yang menjadi dasar ramah lingkungan. Didasarkan pada definisi tersebut kabupaten untuk juga terlibat, mendukung dan
(transaction cost) untuk kepentingan pengelolaan, yaitu
terbangunya hubungan hulu hilir dalam pengelolaan maka pembayaran jasa lingkungan merupakan suatu memperkuat upaya yang dilakukan oleh kelompok kerja
biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan identifikasi
daerah aliran sungai (DAS), meskipun pendekatan sistem yang melibatkan penyedia jasa lingkungan, PES di kedua DAS tersebut, sesuai dengan karakteritik
dan inventarisasi lahan sebagai landasan pembayaran
mekanisme pembayaran yang digunakan oleh pemanfaat jasa lingkungan dan tata kelola jasa masing-masing DAS.
dan biaya manajemen, termasuk didalamnya biaya
pengelola DAS di Indonesia berbeda-beda dan sangat lingkungan.
Disamping membangun kesiapan para pemangku untuk fasilitasi transaksi dan pelaksanaan kegiatan
dipengaruhi oleh karakteristik DAS dan konsep yang monitoring;
Penyedia jasa adalah ekosistem, sumber daya alam, kepentingan dalam implementasi model PES di kedua
dikembangkan.
orang dan/atau masyarakat yang menghasilkan jasa DAS tersebut, kelompok kerja harus pula menyiapkan
rencana strategi dan rencana aksi pengelolaan PES yang

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
60 61
Jasa Lingkungan

PENYEDIA PEMANFAAT
JASA LINGKUNGAN JASA LINGKUNGAN

Kompensasi
• Pembayaran langsung ( Direct Payment )

Jasa Lingkungan
2. PEMBAYARAN TIDAK LANGSUNG yang dikelola merupakan dana yang berlandaskan
(INDIRECT PAYMENT) kepercayaan (trust fund) untuk kepentingan pengelolaan
DAS lestari, maka sistem dan mekanisme pengelolaan
Pembayaran tidak langsung, merupakan pembayaran harus dilakukan secara transparan dan dimungkinkan
jasa lingkungan oleh pemanfaat kepada penyedia jasa untuk dilakukan audit oleh pihak-pihak yang

PENYEDIA PEMANFAAT lingkungan melalui lembaga perantara (intermediary). berkepentingan dan telah diatur dalam sistem dan
mekanisme pengelolaan.
JASA LINGKUNGAN JASA LINGKUNGAN Mekanisme pembayaran jasa lingkungan tidak langsung,
didasarkan pada hasil proses negosiasi dan kesepakatan
yang dituangkan ke dalam perikatan dan/atau perjanjian
(kontrak) antara lembaga perantara dengan pemanfaat 3. PEMBAYARAN DENGAN SKEMA
dan antara lembaga perantara dengan penyedia jasa TERTENTU
lingkungan.
Pembayaran jasa lingkungan dengan skema tertentu
Tipologi mekanisme pembayaran jasa lingkungan tidak merupakan pembayaran yang melibatkan para pemangku
langsung ini, lebih kompleks dibandingkan dengan kepentingan yang terkait, seperti; private sector, lembaga
LEMBAGA mekanisme pembayaran secara langsung. Disamping itu swadaya masyarakat, pemerintah, lembaga keuangan,

INTERMEDIARY lembaga perantara yang disepakati oleh para pemangku


kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan dan
investor international, dan lain sebagainya.

pemanfaatan sumber daya alam DAS, harus memenuhi Sistem dan mekanisme yang diberlakukan didasarkan
Transaksi
Kompensasi persyaratan yang berkaitan dengan akuntabilitas, pada ketentuan aturan dan perundang-undangan yang
Pembelian
independensi dan profesional serta mengedepankan disepakati oleh para pemangku kepentingan yang terlibat
prinsip-prinsip good corporate governance dalam dan pembagian peran dari masing-masing pemangku
• Pembayaran tidak lansung ( Indirect Payment ) kepentingan tersebut diatur secara jelas dan tegas.
melakukan pengelolaan jasa lingkungan. Mengingat dana

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
62 63
Masyarakat Nasional
FKDC
dan Internasional

PEMERINTAH

Pemanfaat Jasa Lingkungan LPJL LSM / KONSULTAN


non Pemerintah

Kelompok Penyedia
Jasa Lingkungan

Reforestation
Forest Management
Forest Protection

Financial Flow
Carbon Credit
Benefit
Verification
Technical Assistance and Monitoring
Audit

• Pembayaran tidak langsung ( Indirect Payment )

TUGAS DAN FUNGSI KELOMPOK KERJA ITU ADALAH UNTUK


MEMBANGUN KESADARAN, PEMAHAMAN, KESEPAKATAN DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DI HULU YANG MERUPAKAN PENYEDIA JASA

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20


64
CONTOH PROGRAM
04 PT Supreme Energy Rajabasa (SERB) melaksanakan
program khitanan massal bagi 192 anak di 3
kecamatan Rajabasa, Kalianda, Penengahan pada
bulan Desember 2014.

1.2 PEMBERDAYAAN EKONOMI


2. CHEVRON INDONESIA

Sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan, PT


Supreme Energy menjalankan program CSR melalui 4
pilar yaitu pendidikan dan kesehatan, perbaikan
infrastruktur, pemberdayaan masyarakat dan program
berpartisipasi pada kegiatan masyarakat
prosedur pengadaan barang, etika bisnis, manajemen
proyek, aspek-aspek teknis dan manajemen keuangan
untuk mengembangkan kapasitas mereka.

Tahun 2008, program LBD mendapat pengakuan dari


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam
PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML)

CSR PERUSAHAAN melaksanakan program pelatihan mesin jahit di 4


jorong antara lain Jorong Pekonina, Taratak Tinggi,
2.1 MENINGKATKAN STANDAR HIDUP
bentuk Penghargaan Padma untuk Solidaritas Sosial.

PENGEMBANGAN PANAS Kampung Baru (Nagari Alam Pauh Duo) dan Jorong
Pinangawa (Nagari Pauh Duo Nan Batigo).
Chevron berkomitmen untuk memperbaiki kondisi sosial
dan ekonomi dimana kami beroperasi. Upaya kami
berfokus pada peningkatan kualitas hidup yang
2.3 MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA

Sementara itu, program pengembangan usaha berbasis

BUMI DI INDONESIA 1.3 PERBAIKAN INFRASTRUKTUR

PT Supreme Energy Rajabasa (SERB) pada bulan


berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja untuk
mendorong kemandirian masyarakat. Bersama para mitra,
kami mengidentifikasi program-program yang dapat
masyarakat kami di Kalimantan timur dan Jawa Barat
menawarkan pemberian bantuan pinjaman melalui
lembaga keuangan mikro serta memberikan pelatihan
November 2012 SERB melaksanakan pembuatan meningkatkan standar hidup. manajemen bisnis untuk kelompok usaha kecil dan
1. PROGRAM CSR PT SUPREME ENERGY saluran air bersih di Desa Sukaraja, Lampung Selatan .
koperasi. Pada tahun 2009, kami membantu mendirikan
PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) 2.2 MENDUKUNG USAHA MASYARAKAT tiga koperasi lokal di Salak, yang merupakan salah satu
Sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan, PT
melakukan renovasi Masjid Tunggul Bute, Desa tempat operasi panas bumi kami. Hanya dalam waktu tiga
Supreme Energy menjalankan program CSR melalui 4
Chevron mendukung program-program yang tahun, koperasi ini telah memberikan pinjaman kepada
pilar yaitu pendidikan dan kesehatan, perbaikan Tunggul Bute, Sumatera Selatan pada tahun pada
menawarkan pelatihan dalam bidang pertanian, perikanan lebih dari 1.500 usaha mikro, dengan nilai lebih dari
infrastruktur, pemberdayaan masyarakat dan program tahun 2013.
dan pengembangan usaha kecil. Program Local Business USD400.000.
berpartisipasi pada kegiatan masyarakat
PT Supreme Energy Rajabasa (SERB) melakukan Development (LBD), yang pertama kali diluncurkan pada
renovasi Masjid Banding di Desa Banding, Lampung tahun 2001, membantu perusahaan kecil dan koperasi di Kami juga turut membantu memberdayakan sekelompok
1.1 PENDIDIKAN DAN KESEHATAN Selatan pada tahun 2012. Riau, Kalimantan Timur dan Jawa Barat. Program ini penyandang cacat dan perempuan di Balikpapan dengan
dimaksudkan untuk membantu mengembangkan menerima pelatihan, perlengkapan, material dan
PT Supreme Energy Rajabasa (SERB) melaksanakan pemasaran untuk menghasilkan produk batik ramah
perusahaan kecil dan koperasi di daerah operasi kami
pemberian bantuan komputer bagi beberapa sekolah 1.4 PARTISIPASI KEGIATAN MASYARAKAT lingkungan. Bantuan serupa juga kami tawarkan kepada
untuk menjadi pemasok barang dan jasa yang andal dan
menengah dan beberapa Balai Desa di Kecamatan DAN LAINNYA sekelompok wanita di Rumbai melalui pembentukan
dapat bersaing secara profesional sekaligus mendorong
Rajabasa pada tahun 2012. Rumbah Batik Cempaka. Pelatihan dan bantuan dalam
pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam enam tahun
PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) produksi kerajinan juga diberikan kepada perempuan di
PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) terakhir, LBD telah memberikan lebih dari 6.100 kontrak
memberikan bantuan Cepat Tanggap Bencana tiga kabupaten yang berbeda di Kalimantan Timur. Para
melaksanakan peluncuran program beasiswa pada kepada pengusaha LBD dan menciptakan sekitar 41.000
terhadap para korban banjir bandang, 17 Desember wanita ini dilatih untuk mengubah limbah rumah tangga
tahun 2013. Target penerima manfaat program jenis lapangan pekerjaan.
2012 kepada Bupati Solok Selatan H. Muzni Zakaria dan plastik non-daur ulang menjadi produk kerajinan
beasiswa ini 600 siswa yang berada di SD, SMP, dan M.Eng di Kecamatan KPGD pada 17 Desember 2012. Melalui lokakarya LBD, wirausahawan binaan mendapat seperti, dompet, bunga buatan, dan tas.
SMA di 7 Kecamatan di Kabupaten Solok Selatan.
pelatihan tentang Kesehatan, Lingkungan dan
Keselamatan (Health, Environment, and Safety/HES),

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20
66 67
Pada akhir 2012, kami dan mitra kami, Yayasan teknis. Pada tahun 2013, sebuah koperasi didirikan untuk
Swisscontact Indonesia mengembangkan program membantu petani Sakai dalam mengelola hasil perikanan,
Coconut Sector Enhancement for Sustainable Livelihood peternakan itik dan pertanian mereka serta pemasaran
yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para produk dan distribusi.
petani dan pengolah kelapa serta gula aren di tujuh
menunjang hidup berkelanjutan dengan tujuan utama
2.4 INFRASTRUKTUR
peningkatan pendapatan petani kelapa lokal dari prosesor
kelapa serta gula aren di tujuh Kelurahan di Penajam
Kami telah mendukung masyarakat Riau sejak tahun
Paser Utara Kabupaten, Kalimantan Timur melalui
1950an dengan membuka area yang sebelumnya
penerapan praktik pertanian dan pengolahan yang baik.
terisolasi di Riau Timur melalui pembangunan jalan
Pada akhir Desember 2013, program ini telah memberikan
sepanjang 180 kilometer, yang menghubungkan
manfaat kepada lebih dari 284 dan 956 penerima manfaat
Pekanbaru dan Dumai. Kami juga menghubungkan jalan
langsung dan tidak langsung. Sementara 39 usaha kecil
tersebut dengan jalan yang menuju Provinsi Sumatera
telah berhasil meningkatkan pendapatan mereka melalui
Utara malalui wilayah Bangko.
pengurangan biaya produksi, diversifikasi produk, dan
kualitas produk yang lebih baik. Kontribusi penting kami lainnya adalah membangun
Jembatan Siak, jembatan pertama di atas Sungai Siak
Lebih dari 620 peternak di Darajat, Jawa Barat,
yang menghubungkan daerah selatan Pekanbaru dengan
mendapatkan manfaat dari program peternakan domba
daerah utara pada tahun 1977, serta menghubungkan
terpadu, yang mencakup pelatihan teknis pada program
bagian barat Sumatera (Provinsi Sumatera Barat) dengan
penggemukan, pengelolaan limbah ternak, biopestisida
bagian timur (wilayah Dumai di Provinsi Riau).
dan biogas serta pembiayaan mikro.
Pusat UKM di Darajat berfungsi sebagai pusat
Pada tahun 2012, kami ikut berkontribusi dalam perayaan
pembelajaran dan konsultasi bisnis untuk usaha kecil dan
Pekan Olahraga Nasional ke 18 (PON XVII) yang pertama
menengah serta menampilkan lebih dari 115 produk yang
kali digelar di Riau. Dukungan kami diantaranya melalui
dibuat oleh 32 kelompok di daerah tersebut. Melalui
pembangunan Balai Tanjak Laksana Chevron yang
program pengembangan ini pendapatan masyarakat
merupakan gedung serbaguna yang berada di Komplek
meningkat hingga sebesar 40 persen.
Olahraga Rumbai. Bangunan 47.000 meter persegi ini
Kami mempromosikan upaya konservasi dalam operasi mampu mengakomodasi 1.500-2.000 penonton dan akan
panas bumi di Salak untuk mencegah eksploitasi hutan memberikan manfaat jangka panjang untuk berbagai
lebih lanjut. Kami mendukung usaha kecil dan menengah macam kegiatan. Kami turut membantu mempromosikan
dengan menawarkan program pelatihan untuk petani PON dengan membuat dan mengatur pusat media utama
dalam menunjang hasil panen. di Perpustakaan Pusat Riau untuk para jurnalis yang
meliput kegiatan empat tahunan ini. Kedua fasilitas ini juga
Kami turut memperkenalkan praktik pertanian terpadu digunakan untuk kegiatan The Islamic Solidarity Games
kepada suku Sakai di Riau dengan menyediakan pada pertengahan tahun 2013. Estimasi nilai bantuan kami
pertanian, perikanan dan pelatihan ternak serta bantuan untuk PON 18 mencapai USD6,4 juta.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 4 - BAHAN 20


68
20
15
WWF IN NUMBERS
WWF S SUSTAINABILITY IMPROVED ENABLING
CRITERIA ENVIRONMENT
By 2015, an improved enabling
By 2015, WWF’s Sustainability Criteria shall environment conducive to
have beenaccepted by the geothermal geothermal energy and
industry as a best practice other RES will be in
benchmark,has significantly place in Indonesia
improved geothermal and the Philippines.
energy’s social
acceptability and built
broad stakeholder
support.

WWF S 100% RENEWABLE VISION


By 2015, Indonesia has agreed to national renewable energy
targets for 2030 in line with WWF’s 100% renewable vision,
including a target for ending energy poverty by 2030.
By 2015, the targets for the Philippines will be moreambitious
than the 2030 target announced by government.

BAHAN POKOK BAHASAN 5+6


RECYCLED BAGAIMANA MENYUARAKAN SUARA
Supporting responsible use offorest resources
www.fsc.org Cert no.BV COC 008904 KITA (ADVOKASI) & PENUTUP
(c) 1996 Forest Stewardship Council

All rights reserved. | WWF-Indonesia. | © 2015


BAHAN POKOK BAHASAN 5

Penanggung Jawab
BAGAIMANA MENYUARAKAN
Indra Sari Wardhani
Achmed Shahram Edianto
SUARA KITA (ADVOKASI)
Penulis Naskah
Muhamad Suhud
Fabby Tumiwa
Henriette Imelda

Narasumber
Arimbi Heroeputri

Tim Disain dan Ilustrasi


PT. Maginate Kreasindo

Penerbit
WWF Indonesia

Cetakan Pertama
xxxxx 2015

Sumber Foto
Christopher Cheng Ng
Mauri Rautkari HAK CIPTA :
Sepanjang tidak ditujukan untuk
Peter Prokosch
tujuan komersial, penggandaan
Moving Images dan penyebaran modul ini dapat
NL Agency dilakukan tanpa ijin dari penerbit

WWF Indonesia ISBN NO :


WWF Canon 978-979-1461-53-5
B A H A N 2 1

BAHAN BACAAN TENTANG ADVOKASI

1. TUJUAN 4. MEMBENTUK TIM INTI

Tujuan dari kegiatan advokasi adalah untuk melakukan Berbicara tentang masyarakat tentu saja akan melibatkan
perubahan masyarakat kea rah yang lebih baik dan adil. banyak orang dengan banyak kepentingan dan rentang
Dalam tahap yang lebih konkrit advokasi selalu merujuk kapasitas yang berbeda. Karena itu penting dibentuk Tim
kepada perubahan sistem hukum, yaitu Materi, Struktur, Inti berdasarkan kesepakatan. Tim Inti adalah sekelompok
dan Budaya. Materi adalah isi kebijakan yang ingin diubah, orang atau organisasi yang dari awal memiliki sikap,
Struktur adalah kelembagaan (Negara) yang dianggap tujuan, dan arahan yang sama dalam beradvokasi. Di
mampu mendukung perubahan kebijakan tersebut, dan dalam tim ini setiap informasi dan perencanaan strategis
Budaya adalah cara pandang masyarakat, penyelenggara advokasi diolah bersama secara terbuka. Tim inti lah yang
dan aparat penegak hukum dalam menjalankan materi menjadi pengatur setiap kegiatan advokasi, menyusun
hukum tersebut. strategi, membangun argumen dan sikap-sikap yang
dipilih, termasuk membuat Siaran Pers, dan Kronolis
Menentukan tujuan advokasi sejak awal adalah penting Kasus. Adalah Tim inti wajib melakukan pemantauan dan
bagi keberhasilan advokasi. Apakah yang diinginkan evaluasi dalam tiap tahap advokasi, dan melaporkan
sekedar perubahan materi (isi atau teks) dari suatu kepada masyarakat yang memberikannya mandat.
kebijakan/peraturan, atau sampai adanya perubahan Kepercayaan kunci utama yang perlu dijaga.
budaya hukum. Mengingat masing-masing bagian dari
sistem hukum tersebut memerlukan pendekatan dan
kedalaman yang berbeda dari langkah-langkah advokasi. 5. MENGGALANG SEKUTU

Disadari bahwa kita tidak dapat bekerja sendirian untuk


2. DATA AWAL mencapai tujuan advokasi, karena itu usaha untuk
Bermulanya suatu advokasi bisa dipicu dari mana saja, menggalang sekutu, yaitu mereka yang (potensi)
umumnya advokasi terjadi ketika ada suatu masalah yang mendukung kerja dan tujuan advokasi kita perlu dilakukan.
Sekutu adalah pihak-pihak yang memiliki sikap dan tujuan
dirasakan meresahkan masyarakat. Seperti adanya
sama atas masalah yang diadvokasi tetapi tidak memiliki
undang-undang baru ataupun adanya proyek baru di
kepedulian khusus terhadap masalah yang hendak
lingkungan kita yang dirasa meresahkan. Berawal dari
diadvokasi.
kondisi di atas, biasanya masyarakat berkumpul mencari
informasi, berbagi perasaan dan pandangan. Dari kondisi
di atas ini dapat dikategorikan sebagai data awal yang 6. MENGIDENTIFIKASI MASYARAKAT
dapat dikembangkan menjadi informasi yang akurat untuk
Siapa yang kita bela haruslah diketahui. Kelompok
memulai langkah advokasi.
masyarakat mana, jumlahnya berapa, laki-laki dan
perempuan, anak-anak, dan lansia, apa ada yang memiliki

BAGAIMANA
• Dasar dasar Advokasi
• Bekerjasama dengan Pemerintah dan Sektor 3. SIKAP kebutuhan khusus. Bagaimana mereka terpapar dan
Swasta dalam proyek PLTP menerima dampak, dampak apa yang mereka rasakan,
Setelah mendapatkan informasi dasar, seperti bentuk

MENYUARAKAN
bagaimana dampak itu berpengaruh kepada mereka, dsb.
kegiatan, siapa penanggung jawab kegiatan, apa potensi Indentifikasi masyarakat adalah penting agar tidak terjadi
PEGANGAN FASILITATOR: dampak kegiatan tersebut, masyarakat dapat menentukan kesalahan mendasar (dalam membangun sekutu
TAHAPAN-TAHAPAN ADVOKASI
SUARA KITA (BERDASARKAN BAGAN ADVOKASI)
sikapnya. Sikap tersebut dapat berupa persetujuan,
penolakan, meminta klarifikasi lebih lanjut, atau juga
mengajukan syarat-syarat agar kehidupan masyarakat
misalnya), juga dalam merumuskan tuntutan (biasanya
berdasarkan kebutuhan dan dampak yang dialami
mereka).

(ADVOKASI) Bagaimana advokasi dijalankan? Umumnya advokasi


dijalankan jika dirasakan ada 'suatu masalah' atau
'potensi masalah' yang menyebabkan perubahan kepada
tidak dirugikan dengan kehadiran suatu proyek atau
kebijakan baru. Yang penting perlu kejelasan sikap apa
yang dipilih masyarakat, karena sikap akan menjadi
kehidupan msyarakat, dan masyarakat ingin memperbaiki mandat dari kegiatan advokasi selanjutnya.
kondisi tersebut. Untuk mencapai tujuan advokasi,
diperlukan tahapan-tahapan advokasi sebagai berikut:

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21


03
7. PENGORGANISASIAN 10. KONSEP ALTERNATIF

Dalam sebuah advokasi, pengorganisasian adalah vital. Di Perlu juga disiapkan konsep alternatif dari kebijakan atau
titik inilah terjadi pemberdayaan masyarakat, baik dari aktivitas usaha yang kita kritik, yang memenuhi rasa
penentuan sikap, pengetahuan, ketrampilan, bahkan juga 12. KAMPANYE
keadilan masyarakat. Karena jika tidak, maka usaha
dalam penyelesaian konflik internal jika terjadi. Kegiatan advokasi akan sia-sia kalau sekedar berhenti dalam isu Kampanye dilakukan melalui media massa, seperti Koran,
pengorganisasian menyangkut banyak hal, mulai dari menolak atau merubah kebijakan. radio atau televisi. Kampanye juga dapat dilakukan
identifiksi persoalan sampai kepada pencarian solusi dengan membuat selebaran, leaflet, kaos, poster dll. Jadi
alterntif dari masalah yang dipersoalkan. Konsep alternatif dapat dikembangkan dari banyak hal, media kampanye dan pilihan bahasa bisa apa saja, tapi
dari penelitian, studi kasus, studi dokumen, dialog intensif, yang penting dijaga adalah kesatuan pesan yang
dan lain-lain. Konsep alternatif yang baik tentu saja harus disampaikan harus selaras.
8. RENCANA STRATEGIS mencerminkan kebutuhan pihak yang melakukan
advokasi. Tujuan kampanye adalah mensosialisasikan masalah
Setelah tim inti terbentuk, dan data awal dianggap cukup,
yang diadvokasi kepada masyarakat luas agar 14. MEMPENGARUHI PEMEGANG KEBIJAKAN
maka perlu dibangun rencana strategis. Rencana strategis
11. LITIGASI mendapatkan dukungan dari masyarakat. Karena itu perlu
menyangkut juga capaian jangka pendek, menengah dan Perubahan kebijakan tidak akan tercapai, jika sang
dilihat gaya bahasa dalam kampanye, medianya seperti
jangka panjang yang akan dipakai sebagai acuan setiap pemegang kebijakan tidak mau untuk melakukan
Litigasi atau berperkara di pengadilan, adalah salah satu apa dan siapa/masyarakat apa yang akan menjadi
kegiatan advokasi. perubahan tersebut. Karena itu kegiatan advokasi
cara melakukan advokasi. Pada satu titik, mungkin saja sasaran kampanye.
berupa membujuk dan menekan pemegang kebijakan
Rencana Strategis yang dilakukan oleh tim inti harus diperlukan jalan litigasi ini. Biasanya jalan litigasi ini
agar menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan
bersifat lentur agar mudah mengantisipasi perubahan ditempuh, jika masyarakat memiliki potensi untuk menang 13. MELANCARKAN TEKANAN keinginan rakyat menjadi penting.
mendadak. Setiap rencana harus tercatat dan memiliki (terutama dari segi analisa hukumnya), proses litigasi
indicator-indikator pencapaian serta memiliki alur kerja bersifat terbuka (biasanya sebagai cara untuk mendobrak Pemegang kebijakan tidak akan melakukan perubahan
Pemegang kebijakan perlu diajak bicara mengenai
atau pentahapan. Jika tidak, maka akan sulit dilihat informasi yang ditutup-tutupi dari perusahaan atau atas kebijakannya jika tidak dibujuk atau mendapat
kasus yang diadvokasi. Pembicaraan dapat dilakukan
apakah pekerjaan advokasi sudah dijalankan, dan sampai penyelenggara Negara), juga sebagai cara untuk tekanan. Karena itu, segala bentuk tekanan perlu
melalui audiensi, lobi, seminar, dengar pendapat dll.
di mana capaiannya. mendapatkan dukungan dari masyarakat luas. Di diciptakan agar advokasi berhasil. Tekanan dapat
Yang harus diperhatikan adalah bagaimana usaha
Indonesia, proses litigasi sudah berkembang dengan dilakukan dengan cara kampanye terus-menerus, njuk
mempengaruhi kebijakan ini harus menarik perhatian
mengadopsi kepentingan masyarakat, seperti rasa, boikot, surat, petisi dll.
9. MENGEMAS ISU si pemegang kebijakan, karena merekalah pemegang
dimungkinkannya gugatan class action (gugatan yang otoritas untuk merubah kebijakan yang juga memiliki
Masing-masing metode melakukan tekanan memiliki
Setelah melakukan identifikasi persoalan dan lakukan oleh banyak orang, tapi dapat diwakilkan kepada setumpuk pekerjaan dan tuntutan lain selain tuntutan
konsekwensinya sendiri, baik dalam potensi mencapai
merumuskan tuntutan, maka perlu mengemas isu yang sekelompok orang atas dasar kesamaan kerugian atau dari kita. Karena itu, mengungkapkan masalah secara
tujuan, maupun dalam potensi mendapatkan gangguan.
akan dilempar ke publik. Ada dua tujuan dalam penderitaan), Hak gugat Organisasi, (gugatan dapat logis dalam berbagai bentuk tulisan sampai tatap muka
Karena itu tim inti harus jeli melihat kekuatan dan
mengemas isu; pertama, menggalang dukungand ari dilakukan oleh organisasi atas suatu kasus, walaupun menjadi penting.
kelemahan 'lawan', juga harus memiliki pengetahuan yang
masyarakat luas, dan kedua, membangun tekanan organisasi tersebut tidak langsung terdampak dari kasus
cukup atas segala bentuk-bentuk tekanan di atas.
kepada pengambil kebijakan. Dalam mengemas isu perlu itu), juga individu atau sekelompok orang dapat
diperhatikan gaya bahasa dan etika berbahasa, karena mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi ketika Gangguan disini adalah usaha dari pihak lawan untuk
dalam kemasa isu ini sebenarnya merepresentasikan merasa hak-hak konstitusinya terlanggar. mematahkan usaha advokasi kita. Ini bisa dimulai dari
siapa kita, dan apakah kita memang layak mendapat rayuan, iming-iming, kepada tim inti atau beberapa LITIGASI ATAU BERPERKARA
dukungan masyarakat. Karena itu teknik-teknik
berkomunikasi (lisan, dan visual) menjadi penting agar
anggota tim inti untuk memecah belah, sampai bentuk- DI PENGADILAN, ADALAH SALAH
bentuk kriminalisasi. Dilaporkan ke polisi, ditangkap polisi,
pesan yang ingin kita sampaikan tepat sasaran. di tahan, dll.
SATU CARA MELAKUKAN ADVOKASI.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
04 05
Unjuk rasa
mogok,
boikot
legal drafting
counter draft

PERUBAHAN
KEBIJAKAN

Isi / Naskah
judicial

PUBLIK :
review

Tatanan
Budaya
jurisorudensi
class action

pernyataan
kampanye
siaran
Pembelaan

pers
kolaborasi
negosiasi,
Lakukan

mediasi,
lobbi,
Ajukan Konsep
Tanding

Pendapat Umum

Lancarkan
Pembuat &
Pengaruhi

Pelaksana
Kebijakan

Pengaruhi

Tekanan
BAGAN ARUS KEGIATAN ADVOKASI TERPADU

Pelatihan
Teknis
LAKUKAN PEMANTAUAN /

diskusi, seminar, dll


EVALUASI

Galang Sekutu
Kemas Issu
Semenarik

Sebanyak
(alliance)
Mungkin

Mungkin

Gerakan
Bangun

Basis

Meskipun sangat mungkin hasil dari kegiatan yang mereka nyatakan itu

TEKNIK DASAR
Tetapkan Sikap &

berbeda, namun tujuan atau sasaran akhirnya sebenarnya sama saja,


STRATEGIS
PILIH ISSU
Perencanaan

Nalar

yakni terjadinya perubahan peraturan atau kebijakan publik (policy


Strategis

Pengorganisasian

Pendidikan Politik

ADVOKASI
reform).
Data / Info

Masyarakat
Analisis

Dengan demikian advokasi tidak lain adalah merupakan upaya untuk


Sebuah Catatan Pengantar memperbaiki atau merubah kebijakan publik sesuai dengan kehendak
atau kepentingan mereka yang mendesakkan terjadinya perbaikan
atau perubahan tersebut.
Pada dasarnya, berbagai program
Data / Info

Siapkan Barisan Pendukung


Kumpul

(dana, logistik, informasi,

advokasi yang dilakukan oleh banyak Sekarang, pertanyaannya adalah “apakah yang dimaksud dengan
kalangan (NGO, Organisasi Massa,
Kebijakan

kebijakan publik itu” ?. Salah satu kerangka analisis yang dapat


Kajian

akses).

dsb), seperti aksi protes, selebaran- digunakan untuk memahami suatu kebijakan publik adalah dengan
selebaran, unjuk rasa, protes, dsb. melihat kebijakan tersebut sebagai suatu 'sistem hukum' (system of
Mempunyai kesamaan sasaran, yakni law) yang terdiri dari:
suatu kebijakan tertentu dari
LINGKAR

pemerintah yang menyangkut Isi hukum (content of law); yakni uraian atau penjabaran tertulis dari
BENTUK

(Alies)
INTI

kepentingan publik (public policy). suatu kebijakan yang tertuang dalam bentuk perundang-undangan,
peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
06 07
Tata laksana hukum (structure of law); yakni semua KERANGKA DASAR KERJA massa terorganisir yang, akhirnya akan membentuk advokasi yang baik adalah yang memang terfokus hanya
perangkat kelembagaan dan pelaksana dari isi hukum suatu pola perilaku tertentu dalam mensikapi suatu pada satu masalah atau issu strategis kebijakan publik
yang berlaku (lembaga hukum dan para aparat Kebijakan publik (sistem hukum) sebagai sasaran masalah bersama. Karena itu, proses-proses ini tertentu. Dengan demikian, langkah awal terpenting dalam
pelaksananya). advokasi, ketiga aspeknya terbentuk melalui suatu proses- terwujud dalam berbagai bentuk tekanan politik kegiatan advokasi adalah memilih dan menetapkan issu
proses yang khas. Isi hukum dibentuk melalui proses- (politica pressure), mulai dari penggalangan kebijakan publik apa yang benar – benar strategis
Budaya Hukum (culture of law) ; yakni persepsi, pendapat dan dukungan (kampanye, debat umum, dijadikan sebagai sasaran advokasi. Untuk menetapkan
proses legislasi dan jurisdiksi, sementara tata laksana
pemahaman, sikap penerimaan, praktek-praktek rangkaian diskusi dan seminar, pelatihan), strategis atau tidaknya sebuah issu kebijakan publik,
hukum dibentuk melalui proses-proses politik dan
pelaksanaan, penafsiran terhadap dua aspek sistem pengorganisasian (pembentukan basis basis massa paling tidak dapat dilakukan atas dasar beberapa indikator
manajemen birokrasi, dan budaya hukum terbentuk
hukum diatas isi dan tata laksana hukum. Dalam dan konstituen, pendidikan politik kader) sampai ke sebagai berikut :
melalui proses-proses sosialisasi dan mobilisasi. Masing-
pengertian ini juga tercakup bentuk-bentuk tanggapan tingkat pengerahan kekuatan (unjuk rasa, mogok,
masing proses ini memiliki tata caranya sendiri, karena itu,
(reaksi, response) masyarakat luas terhadap boikt, dan blokade).
kegiatan advokasi juga harus didekati secara berbeda, 1. Taraf penting dan mendesaknya (urgensi) tuntutan
pelaksanaan isi dan tatalaksana hukum yang berlaku.
dalam hal ini harus mempertimbangkan dan menempuh masyarakat luas yang mendesakkan perlunya
proses-proses yang sesuai dengan asal-usul ketiga aspek Skema itu juga memperlihatkan bahwa suatu sistem segera perubahan kebijakan publik tersebut.
Sebagai suatu kesatuan sistem (systemic). Tiga aspek
sistem hukum ini dibentuk. kegiatan advokasi, walaupun sasarannya adalah
hukum tersebut saling tumbuh dan berkait satu sama lain. 2. Kaitan dan relevansi perubahan perubahan tersebut
Karena itu, idealnya, suatu kegiatan atau program perubahan kebijakan publik sebagai bagian dari sistem
Proses-proses legislasi dan jurisdiksi ; proses ini terhadap kepentingan atau kebutuhan nyata
advokasi harus juga mencakup sasaran perubahan hukum, namun tidak berarti hanya dapat dilakukan melalui
meliputi seluruh proses penyusunan rancangan masyarakat luas, terutama lapisan atau kalangan
ketiganya. Karena, dalam kenyataannya perubahan yang jalur-jalur 'legal' (proses-proses legitasi dan jurikdiksi)
undang-undang atau peraturan (legal drafting) sesuai mayoritas yang memang sering tidak diuntungkan
terjadi pada salah satu aspek saja tidak dengan serta saja, tetapi juga melalui jalur-jalur 'paralegal' (proses politik
dengan konstitusi dan sistem ketatanegaraan yang oleh kebijakan negara.
merta membawa perubahan pada aspek lainnya. Dengan dan birokrasi serta proses-proses sosialisasi dan
berlaku,mulai dari pengajuan gagasan, atau tuntutan mobilisasi).
demikian sasaran perubahan terhadap suatu kebijakan 3. Besaran dan luasnya dampak positif yang dapat
tersebut, pembentukan kelompok kerja dalam
publik mestilah mencakup ketiga aspek hukum atau dihasilkan jika perubahan kebijakan itu terjadi.
kabinet dan parlemen, seminar akademik untuk Barangkali memang perlu diperingatkan kembali disini
kebijakan tersebut sekaligus. Dengan kata lain, suatu
penyusunan naskah awal (academic draft), penyajian bahwa salah satu tujuan kegiatan advokasi, khususnya 4. Kesesuaian dengan agenda kerja utama jaringan
kegiatan atau program advokasi yang baik adalah yang
naskah awal kepada pemerintah, pengajuan kembali dalam rangka pembentukan opini (pendapat umum) dan organisasi advokasi yang memang menjadikan issu
secara sengaja dan sistematis memang dirancang untuk
ke-parlemen sampai pada akhirnya disetujui atau penggalangan dukungan massa, bukanlah semata-mata kebijakan publik tersebut sebagai sasaran
mendesakkan terjadinya perubahan baik dalam isi, tata
disepakati dalam pemungutan suara diparlemen. membuat orang 'sekeda tahu' tetapi juga 'mau terlibat dan utamanya.
laksana maupun budaya hukum yang berlaku. Kaidah ini
bertindak'. Hal yang terakhir ini jelas lebih menyangkut
tidak menafikan bahwa perubahan bisa terjadi secara Proses-proses politik dan birokrasi; proses ini soal afeksi (perasaan, keprihatinan, sikap, dan perilaku)
bertahap atau berjenjang, dimulai terlebih dahulu dari meliputi semua tahap formasi konsolidasi organisasi ketimbang soal kognisi (pengetahuan, dan wawasan)
salah satu aspek hukum tersebut yang memang dianggap pemerintah sebagai perangkat kelembagaan dan seorang. Jelasnya advokasi bukan cuma urusan
sebagai titik tolak paling menentukan (crucial starting pelaksana kebijakan publik. Bagian terpenting dan mempengaruhi'isi kepala', tetapi juga 'isi hati' orang
point), kemudian berlanjut (atau diharapkan membawa paling menentukan dalam keseluruhan proses ini banyak.
pengaruh dan dampak perubahan) ke aspek-aspek adalah seleksi, rekruitment dan induksi para aparat
lainnya. Tetapi ini hanyalah masalah penentuan strategi pelaksana pada semua tingkatan birokrasi yang Advokasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
dan prioritas dari kegiatan advokasi, tanpa harus terbentuk. Karena itu, seluruh tahapan tersebut mendesakkan terjadinya perubahan sosil (sosial
mengorbankan prinsip dasarnya sebagai suatu upaya sangat diwarnai oleh kepentingan-kepentingan movement) secara bertahap maju melalui serangkaian
kearah perubahan kebijakan secara menyeluruh. diantara berbagai kelompok yang terlibat perubahan kebijakan publik. Asumsi yang mendasarinya
didalamnya, mulai dari lobby, mediasi, negosiasi dan adalah bahwa suatu perubahan sosial yang lebih besar
(dalam pengertiannya yang buruk) bahkan sampai dan luas bisa terjadi (atau paling tidak, bisa dimulai)
pada praktek-praktek intrik, sindikasi, konspirasi dan dengan merubah satu persatu kebijakan-kebijakan publik
ADVOKASI YANG BAIK ADALAH YANG manipulasi. yang memang strategis atau sangat menentukan dalam
MEMANG TERFOKUS HANYA PADA SATU kehidupan masyarakat luas. Maka, suatu kegiatan
Proses-proses sosialisasi dan mobilisasi; proses ini
MASALAH ATAU ISSU STRATEGIS meliputi semua bentuk kegiatan pembentukan
KEB AKAN PUBLIK kesadaran dan pendapat umum (opini) serta tekanan
1 | Disarikan dari tulisan Roem Topatimasang dengan judul “Advokasi Kebijakan Publik; Ke Arah Suatu Kerangka Kerja Terpadu“, dalam buku
“Merubah Kebijakan Publik”, Roem Topatimasang, dkk (peny), Pact Indonesia & Insist, 2000.

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21 PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 21
08 09
B A H A N 2 2

BAHAN BACAAN TENTANG MENGELOLA KONFLIK MEMAHAMI KONFLIK


Masyarakat memiliki pandangan yang berbeda Langkah-langkah di bawah ini mungkin dapat membantu
tentang hidup, memiliki kepentingan yang berbeda untuk menciptakan perdamaian atau kesepakatan
pula. Kita masing-msing memiliki sejarah dan karakter diantara para pihak:
yang unik, dilahirkan dengan cara hidup tertentu dan
dengan jenis kelamin yang berbeda. Karena itu,
tidaklah mengherankan jika bertemu dan bekerja 1. VISI/SASARAN
dengan orang lain, kita akan mengalami perbedaan Pelajari kembali apa yang sebenarnya ingin dicapai.
dalam cara pandang, sikap, pola berpikir dalam hidup
ini.
2. PERUBAHAN
Ketika masyarakat mempelajari suatu masalah secara Apa atau siapa yang perlu diubah agar memungkinkan
bersama mereka sering menganggap bahwa mereka akan anda untuk mencapai sasaran?
sampai pada suatu analisis yang sama. Kenyataannya
tidak demikian, Karena selain perbedaan-perbedaan Berapa banyak perubahan yang sudah dicapai?
'alami' seperti yang diuraikan di atas, ada perbedaan yang
disebabkan oleh status, kekuasaan, kekayaan, usia, peran 3. PIHAK-PIHAK
menurut gender, keanggotaan dalam satu kelompok, dsb. Siapa saja pihak utama dalam situasi ini? Pemetaan
Dalam situasi yang sama indicator posisi itu dalam situasi ini akan sangat membantu untuk melihat pihak
masyarakat sering menentukan keinginan kelompok mana yang terlibat, dan di mana posisinya dalam
yangberbeda. Ketika sasaran dan kepentingan mereka hubungannya dengan pihak lain.
bertentangan atau tidak sesuai, maka terjadilah konflik.
4. PERSEPSI
Konflik tidak sama dengan kekerasan. Konflik adalah
hubungan antara dua atau lebih pihak yang tidak memiliki Apa kebutuhan dan kekhawatiran pihak-pihak itu?
sasaran yang tidak sejalan. Sementara kekerasan adalah Bagaimana persepsi setiap pihak terhadap masalah itu,
tindakan yang mengucilkan, mengabaikan, melalui kata- dan terhadap pihak lainnya? Bagaimana sikap dan
kata, sikap yang menyebabkan kerusakan mental, materi perilaku masing-masing pihak dan pada bagian mana
bahkan fisik. peranan mereka dalam situasi ini?

5. ISU-ISU

STRATEGI MENGELOLA KONFLIK Selain isu-isu yang sudah jelas, isu-isu apa yang
merupakan akar penyebab dalam konteks ini?
Dari analisa ke strategi, yaitu mempelajari suatu situasi
beralih untuk mempengaruhinya. Analisis dapat Apa implikasi khusus dari isu-isu itu, dan bagaimana isu-
mengungkapkan berbagai kemungkinan tindakan yang isu itu mempengaruhi tiap pihak dan perannya dalam
dapat dilakukan. Tiap orang atau tiap kelompok akan konflik?
memiliki peluang tertentu, bergantung pada posisinya
dalam situasi itu dan kemampuan khusus mereka.

Tidak ada tindakan atau strategi tunggal yang akan


menghasilkan perdamaian. Perdamaian dicapai melalui
tanggung jawab bersama dan gabungan tindakan yang
memunculkan perbedaan yang sesungguhnya.

1 | Bahan disarikan dari Simon fisher dkk, Mengelola Konflik Ketrampilan dan Strategi untuk Bertindak, The British Council, Jakarta, 2001
Mengelola konflik adalah bagian dari advokasi, karena dalam setiap interaksi potensi
berbeda pendapat akan mungkin muncul. Jika konflik dibiarkan atau bahkan dianggap
tidak ada, maka berpotensi untuk merusak keberhasilan suatu advokasi.
PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 22
11
06

PERDAMAIAN DICAPAI MELALUI TANGGUNG JAWAB


BERSAMA DAN GABUNGAN TINDAKAN YANG MEMUNCULKAN
PERBEDAAN YANG SESUNGGUHNYA.

6. KEPENTINGAN Strategi anda mungkin akan lebih sukses jika anda tetap
mengingat sasaran anda dan juga hubungannya dengan
Bagaimana setiap pihak berhubungan dengan sasaran
pihak lainnya. Jika anda membangun hubungan yang baik
anda?
dengan pihak lain, maka mungkin mereka akan
Apakah dengan tercapainya sasaran anda maka pihak lain memahami tindakan anda dengan lebih baik dan
akan terhalang dalam mencapai sasarannya? mengurangi rasa khawatirnya. Anda mungkin menemukan
bahwa walaupun kepentingan dan sasaran anda berbeda,
Anda mungkin perlu memperhatikan lapisan-lapisan mungkin saja tetap bisa saling mendukung.
dalam masing-masing pihak mengenai pemahaman pihak
lain dalam situasi ini. 9. SEKUTU

Bagaimana masing-masing pihak menentukan Apakah anda memiliki cukup banyak kesamaan
kepentingannya? Jika suatu pihak bertindak menurut kepentingan dengan pihak lainnya untuk membentuk
kepentingannya sendiri, apakah kebutuhannya akan suatu aliansi. Dapatkan anda membentuk koalisi yang
terpenuhi? Siapakah yang mempunyai kepentingan pribafi lebih besar
dalam konflik yang sedang berlangsung? Apakah ada
kepentingan bersama yang dapat diajukan? 10. RESIKO

Adakah bahaya lain yang tidak anda perhitungkan?


7. STRATEGI

Strategi apa yang dapat anda gunakan sehingga segala Apakah anda dapat membuat situasi menjadi lebih buruk?
sesuatunya mendukung anda untuk mencapai sasaran?
Bagaimana anda menguji strategi anda dengan resiko
Inilah saatnya anda memutuskan cara-cara intervensi apa paling kecil/
yangseharusnya dilakukan dan hal-hal yang perlu anda
Apa yang harus dipelajari agar dapat menentukan apakah
selesaikan.
strategi yang diambil berhasil?
POKOK BAHASAN 6
8. PELIBATAN
11. TINDAKAN
Bagaimana memasukkan kepentingan, kebutuhan dan

PENUTUP
Sekaranglah waktunya untuk melaksanakan keputusan
kekhawatiran pihak lainnya dalam strategi anda?
yang anda ambil melalui metode penyusunan strategi ini.

( 90 Menit)

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 5 - BAHAN 22


12
B A H A N 2 3

LEMBAR EVALUASI DAN REFLEKSI


EVALUASI UMUM

Lembar ini adalah lembar penilaian umum Anda terhadap keseluruhan materi yang telah Anda ikuti. Pada bagian
sebelah kanan tercantum beberapa buah pernyataan yang harus Anda nilai secara jujur. Kerena itu Anda tidak perlu
mencantumkan identitas apapun pada lembar penilaian ini, sebab penilaian itu terutama bukan untuk menilai Anda,
tetapi mencari umpan balik bagi kepentingan latihan ini di masa mendatang. Untuk itu, Anda cukup melingkari salah
satu angka pada skala kontinum 0-5 disebelah kiri setiap pernyataan. Angka 0-5 itu menunjukkan taraf pencapaian,
kesesuaian dan pemahaman terhadapnya.

0 1 2 3 4 5 Apakah latihan ini sesuai dengan harapan anda sebelum latihan ?

Apakah anda memperoleh manfaat dari latihan ini bagi kepentingan


0 1 2 3 4 5
pelaksanaan tugas-tugas anda ?

Dibandingkan sebelum latihan, apakah pemahaman anda tentang


0 1 2 3 4 5
panas bumi meningkat ?

0 1 2 3 4 5
Apakah latihan ini memberikan kemampuan yang anda butuhkan
untukpengembangan ketrampilan advokasi anda ?

Apakah latihan ini telah memberikan rangsangan bagi diri anda


0 1 2 3 4 5
untukbekerja dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab ?

Apakah latihan ini telah memberikan rangsangan bagi diri anda


0 1 2 3 4 5
untuk lebih meningkatkan kegiatan advokasi anda ?

Apakah latihan ini telah membantu anda memperkaya gagasan dan


0 1 2 3 4 5
memperluas wawasan untuk melaksanakan tugas secara kreatif ?

Jika anda merasa perlu untuk mengikuti latihan semacam ini lagi, maka topik atau masalah
apa saja yang anda rasa masih perlu ditambahkan ?

Mengapa ?

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 6 - BAHAN 23


15
EVALUASI METODOLOGI LATIHAN

Dalam latihan ini dipergunakan berbagai jenis metoda atau cara penyajian materi latihan, sebagaimana tercantum
pada bagian sebelah kanan. Diantara berbagai jenis metoda tersebut, tentu ada yang anda anggap paling efektif
dan efisien atau paling menarik dan sesuai dengan daya tangkap anda. Berilah penilaian pada skala 0-5 pada
beberapa jenis metoda tersebut :

0 1 2 3 4 5 Ceramah/Kuliah

0 1 2 3 4 5 Diskusi Kelompok

0 1 2 3 4 5 Permainan Simulasi/Bermain Peran

0 1 2 3 4 5 Studi Kasus

0 1 2 3 4 5 Obrolan tidak resmi diluar jam latihan di kelas (saat istirahat


di kamar tidur, saat makan malam bersama, dsb)

Mengapa demikian ?

EVALUASI FASILITATOR LATIHAN

Sepanjang latihan ini, anda telah ditemani oleh suatu Team Pemandu (fasilitator) Latihan. Berilah penilaian
dengan angka 0-5 pada skala kontinum di bagian kiri didepan nama setiap anggota team tersebut.

Nama Fasilitator/Nara Sumber

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

Komentar anda yang lain tentang Team Fasilitator ? (boleh ditujukan secara khusus pada salah seorang) :

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 6 - BAHAN 23


17
B A H A N 2 4

LEMBAR RENCANA TINDAK LANJUT


PIHAK YANG PENANGGUNG
NO KEGIATAN LOKASI WAKTU BIAYA TERLIBAT JAWAB

PANDUAN PELATIHAN PANAS BUMI | POKOK BAHASAN 6 - BAHAN 24


19

You might also like