You are on page 1of 33

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

PERCOBAAN 8

Kimia Anorganik Bidang Pangan, Energi dan Lingkungan

Penentuan Kadar NaCl dalam Cangkang Telur dan Pelunakan Air Sadah

Tanggal Praktikum : Selasa, 31 November 2017


Tanggal pengumpulan : Selasa, 21 Oktober 2017

Kelompok 1

Nanda Nurul Aulia Farhani (1157040039 )


Rizky Hadianto (1157040053)
Sri Sandra Devi (1157040061)
Vianty Aprilia (1157040064)
Zoraya Desti Ayu (1157040071)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSIRTAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kadar NaCl dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri (AgNO3)
menggunakan metode Mohr
2. Mengidentifikasi kadar Ca sebelum dan sesudah perlakuan dengan penambahan
kapur tohor pada pelunakan air sadah
3. Menentukan metode untuk pelunakan air sadah
4. Membuat plot antara konsentrasi NaCl terhadap waktu
5. Menentukan massa NaCl dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri (AgNO3)

B. Dasar Teori
Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur adalah salah
satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan, dan susu. Umunya
telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa.
Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.
Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan
asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain, seperti ikan, daging,
ayam, tahu, temped an sebagainya. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling
lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya tediri dari 11% kulit telur, 58%
putih telur, dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6.3 gram,
karbohidrat 0.6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur
(Sudaryani, 2003).
Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua
bagian telur dari luka atau kerusakan. Pembentukan kulit telur memerlukan waktu yang
sangat lama pada uterusdi oviduct. Kandungan kalsium selama 4 jam selama berkisar
2,2% yang meningkat menjadi 5.6% setiap jam selama 16 jam berikutnya. Ayam betina
menggunakan pakan ternak dan rangka kalsium yang tersedia, untuk pembentukan kulit
terluar telur. Sekita 47% rangka kalsium dialihkan untuk pembentukan kulit terluar telur
(Panda,1995).
Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan yaitu :
1. Lapisan kutikula
Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi permukaan
kulit telur.
2. Lapisan busa
Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur.
3. Lapisan mamilary
Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang teridri dari
lapisan yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong.
4. Lapisan membrane
Lapisan ini merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri
dari dua lapisan selaput yang menyelubungi seluruh isi telur. (Nasution,
1997).
Berdasarkan hasil penelitian, serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium
sebesar 401 kurang lebih 7.2 gram atau sektar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium
karbonat. (Schaafsma, 2000).
Pegawetan menggunakan garam di dasakan pada prinsip mencegah terlepasnya
gas-gas dan penguapan air dari issi telur, serta mencegah mikroba masuk dan tumbuh
dalam telur selama mungkin. Hal ini dilakukan dengan dengan cara menutup pori-pori
kulit telur atau mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan
penyimpanan. Penutupan pori-pori kulit telur dapat dilakukan dengan menggunakan
larutan kapur, paraffin, minyak nabati, air kaca, dicelupkan dalam air mendidih dll. Yang
Sedangkan pengaturan kecepatan dan kelembaban udara dapat dilakukan dengan
penyimpanan di ruangan khusus.
Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang di analisis dengan
menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang di tentukan dalam titrasi ini adalah ion
halide (Cl-. Br-, I-) (Khopkar, 1990). Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial
dicelupkan ke dalam larutan analit. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah
dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan
mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
diendapakan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Isnawati, 2010).
Titrasi argentometri dapat dilakuakn dengan 3 metode, salah satunya dengan
metode Mohr. Metode Mohr dilakukan dalam suasana netral, sebagai indikatornya
digunakan kalium kromat. Titik akhir titrasi dengan cara ini akan menghasilkan merah
bata.
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indikator.
Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana
sabun ini diendapakan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+. Karena penyebab dominan pertama
kesadahan adalah kalsium dan magnesium khususnya kalsium, maka arti dari kesadahan
dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion
Cad an Mg, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Giwangkara, 2008). Kesadahan terbagi
menjadi dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara
adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat seperti
Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya
garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, missal CaSO4, MgSO4.
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam kompleks atau mengion). Kompleksometri
merupakan jenis titrasi diamana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil
berupa kompleks. contoh reaksinya :
Ag+ + 2CN- Ag(CN)2
Hg2+ + 2Cl- HgCl2
Penentuan Cad an Mg dapat dilakuakn dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi
adalah 10 dengan indikator EBT. Pada ph tinggi Mg(OH)2 dapat mengendap, sehingga
EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca dengan indikator murexide (Basset, 1994).
Penanganan atau penanggulan kesadahan dapat dikurangi dengan beberapa cara,
yaitu dengan proses pemanasan dan penambahan kapur (proses clark). Penamabahan
kapur (proses clark) dilakukan dengan penambahan kapur pada air dengan kesadahan
sementara akan mengabsorbsi CO2 dan mengendapkan CaCO3 yang tidak terlarut.
Reaksi yang terjadi :
Ca(OH)2 + Ca(HCO3)2 2CaCO3 + 2H2O
C. Alat dan Bahan
o Alat
No Nama Alat Ukuran Jumlah
1 Toples - 6 buah
2 Neraca analitik - 1 buah
3 Kaca arloji - 1 buah
4 Gelas ukur 50 ml 1 buah
5 Jarum suntik - 2 buah
6 Botol semprot - 1 buah
7 Gelas kimia 250 ml 2 buah
8 Pipet tetes - 2 buah
9 Statif dan klem - 1 buah
10 Buret 50 ml 1 buah
11 Corong - 1 buah
12 Erlenmeyer 250 ml 1 buah
13 Pipet volume 10 ml 1 buah
14 Batang pengaduk - 1 buah
15 Penggaris - 1 buah

o Bahan
No Nama Alat Jumlah
1 Telur bebek 2 buah
2 Telur ayam boiler 2 buah
3 Telur puyuh 2 buah
4 Larutan AgNO3 100 ml
5 Larutan NaCl 20% b/b 1L
6 Larutan KOH 5% b/b 1L
7 Kertas saring secukupnya
8 Larutan jenuh CaCO3 50 ml
9 Sampel air sadah 100 ml
10 Kapur tohor 50 ml
11 EDTA 100 ml
12 Indikator Kromat 5 ml
13 Aquadest secukupnya

1 Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan
o NaCl 20% 1000 ml
NaCl ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml.
Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.
o KOH 5% 1000 ml
KOH ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml.
Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.
o EDTA 0.1 M 500 ml
EDTA ditimbang sebanyak 18 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan
dalam labu takar 500 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.
o Kapur tohor 500 ml (jenuh)
Kapur tohor dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak
500 ml. Kemudian ditambahkan kapur tohor sampai jenuh.
o CaCO3 0.1 M 50 ml
Kalsium karbonat ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke gelas kimia.
Dilarutkan dalam labu takar 50 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.
o AgNO3 250 ml
Perak nitrat ditimbang sebanyak 2.4 gram dan dimasukkan ke gelas kimia.
Dilarutkan dalam labu takar 250 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.
o NaCl 0.1 M 100 ml
NaCl ditimbang sebanyak 1.45 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan
dalam labu takar 100 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.
2. Eksperimen
a. Mempelajari karakter membrane cangkang telur dalam kaitannya dengan efek
pengawetan telur asin
Pertama, disiapkan 3 butir dari 3 jenia telur, yaitu telur ayam boiler, telur
bebek, dan telur puyuh. Telur dicuci supaya bersih dari kotoran dan dikeringkan
dengan lap atau tissue. Masing-masing sampel telur diukur volumenya dengan
cara dimasukkan ke gelas kimia 250 ml yang berisi aquadest 150 ml. Di catat
perubahan kenaikan volume dan ditentukan volume telur tersebut.
Masing-masing sampel telur dilubangi untuk mengosongkan semua isinya
menggunakan jarum suntik. Masing-masing sampel telur dibersihkan dan di isi
dengan aquadest. Untuk telur ayam boiler dan ayam bebek di isi aquadest 25 ml
dan telur puyuh 10 ml. Sampel telur dibagi menjadi 2 bagian. Sampel telur bagian
1 di rendam dengan larutan KOH 5% yang telah disiapkan sebanyak 1 L selama
20 menit. Sampel telur bagian 1 dan 2 dimasukkan ke toples yang berbeda yang
telah berisi larutan NaCl 20% b/b sampai ketinggian bagian telur dan ditutup
rapat. Didiamkan selama 4 hari, 7 hari dan 14 hari. Air dalam telur dikeluarkan
dan diukur volumenya. Untuk mengetahui kadar NaCl yang berdifusi, dilakuakn
penentuan kadar NaCl dalam cangkng telur dengan titrasi argentomeri.
o Standarisasi AgNO3
Dipipet sebanyak 10 ml larutan NaCl dan dimasukkan ke labu erlemneyer.
Di tambahkan dengan indikator metil orange sebanyak 3 tetes. Dititrasi dengan
perak nitrat dan dilakukan duplo. Dilakukan juga standarisasi perak nitrat untuk
sampel telur dengan prendaman 7 hari dan 14 hari. Di catat volume perak nitrat
yang terpakai.
o Titrasi sampel telur
Masing-masing air dalam telur dengan perendaman 4 hari, 7 hari dan 14 hari
dipipet sebanyak 5 ml dan di tambahakn indikator kromat sebanyak 3 tetes. Di
titrasi dengan perak nitrat yang sudah di standarisasi dan di catat volume perak
nitrat yang terpakai.

b. Perlakuan air sadah


o Standarisasi EDTA
Diambil sebanyak 10 ml larutan kalsium karbonat dan dimasukkan ke labu
erlemneyer. Ditambahkan 5 tetes larutan buffer dan indikator EBT. Di titrasi
dengan EDTA sampai terjadi perubahan. Di catat volume EDTA yang terpakai.
Sampel air sadah dibagi menjadi 2 bagian
o Bagian 1
Sampel air sadah dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu Erlenmeyer.
Ditambahkan larutan buffer sebanyak 5 tetes dan indikator EBT. Di titrasi dengan
EDTA yang sudah di standarisasi sampai terjadi perubahan dan dilakukan duplo.
Di tentukan konsentrasi Ca.
o Bagian 2
Sampel air sadah dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu Erlenmeyer.
Ditambahkan kapur tohor sebanyak 20 ml kemudian di saring dengan kertas
saring. Filtrate di ambil sebanyak 10 ml dan di tambahkan larutan buffer sebanyak
5 tetes dan indikator EBT. Di titrasi dengan EDTA yang sudah di standarisasi
sampai terjadi perubahan dan dilakukan duplo. Di tentukan konsentrasi Ca.

2 Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
A. Pembuatan Larutan
o NaCl 20% 1000 ml
NaCl ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan NaCl : padatan berwarna putih
ke gelas kimia 1000 ml Massa sebenarnya : 200.002 gram
Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna
dan dihomogenkan
o KOH 5% 1000 ml
KOH ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan KOH : padatan berwarna putih
ke gelas kimia 1000 ml
Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna
dan dihomogenkan
o EDTA 0.1 M 500 ml
EDTA ditimbang sebanyak 18 gram dan dimasukkan EDTA : padatan berwarna putih
ke gelas kimia
Dilarutkan dalam labu takar 500 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna
dan dihomogenkan
o Kapur tohor 500 ml (jenuh)
Kapur tohor dimasukkan ke gelas kimia Kapur tohor : padatan berwarna putih
Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500 ml Larutan berwarna putih
Ditambahkan kapur tohor sampai jenuh Larutan berwarna putih, kapur tohor
larut dalam aquadest (jenuh)
o CaCO3 0.1 M 50 ml
Kalsium karbonat ditimbang sebanyak 10 gram dan CaCO3 : padatan berwarna putih
dimasukkan ke gelas kimia
Dilarutkan dalam labu takar 50 ml dengan aquadest dan Larutan tidak berwarna
dihomogenkan
o AgNO3 250 ml
Perak nitrat ditimbang sebanyak 2.4 gram dan Perak nitrat : serbuk berwarna putih
dimasukkan ke gelas kimia
Dilarutkan dalam labu takar 250 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna
dan dihomogenkan
o NaCl 0.1 M 100 ml
NaCl ditimbang sebanyak 1.45 gram dan dimasukkan NaCl : serbuk berwarna putih
ke gelas kimia
Dilarutkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna
dan dihomogenkan
o Standarisasi EDTA
10 ml larutan kalsium karbonat dipipet dan dimasukkan Larutan CaCO3 : larutan putih
ke Erlenmeyer 250 ml Larutan buffer : tidak berwarna
+ 5 tetes buffer Larutan tidak berwarna
+ indikator EBT Indikator EBT : serbuk berwarna hitam
Dititrasi dengan EDTA Larutan dari biru menjadi larutan
berwarna merah muda seulas
Tabel hasil titrasi terlampir dalam tabel
hasil pengamatan
B. Eksperimen
o Karakterisasi membran cangkang telur
3 jenis sampel telur (ayam, bebek, puyuh) disiapkan Telur ayam : berwarna coklat
masing-masing 3 buah Telur bebek : berwarna hijau tosca
Telur puyuh : berwarna hitam putih
Sampel masing-masing dicuci Sampel telur bersih
Masing-masing sampel telur di ukur volume dengan di Data terlampir pada tabel hasil
masukkan ke gelas kimia gelas kimia 250 ml yang pengamatan
berisi aquadest yang sudah terukur volumenya
Masing-masing sampel telur dilubangi dan isinya di Cangkang telur kosong
keluarkan
Masing-masing sampel telur di bersihkan Cangkang telur bersih
Masing-masing telur di isi dengan aquadest Aquadest dalam ctangkang telur
Volume aquadest tercamtum pada tabel
hasil pengamatan
Sampel telur yang sudah di isi aquadest di bagi Sampel telur 2 bagian
menjadi 2 bagian
Sampel telur bagian 1 di rendam dalam larutan KOH Tidak ada perubahan
5% selama 20 menit
Sampel telur bagian 1 yang sudah di rendam dalam Sampel telur bagian 1 dan 2 dalam
KOH dan sampel bagian 2 masing-masing toples berbeda
dimasukkan ke toples yang berbeda yang telah berisi
larutan NaCl
Toples ditutup rapat dan didiamkan selama 4 hari, 7 Data tertera pada tabel hasil pengamatan
hari dan 14 hari
Air dalam telur dikeluarkan dan diukur volumenya (4 Data tertera pada tabel hasil pengamatan
hari, 7 hari, 14 hari)
Dipipet sebanyak 5 ml Aquadest : cairan tidak berwarna
Indikator kromat : larutan berwarna
+ 3 tetes indikator kromat
kuning
Campuran : larutan berwarna kuning
Perak nitrat : larutan tidak berwarna
Dititrasi dengan perak nitrat
TAT : larutan berwarna merah bata dan
terdapat endapan berwarna putih
Data terlampir pada tabel hasil
Di catat volume perak nitrat yang terpakai
pengamatan

o Perlakuan air sadah


Sampel ada 2 bagian
Sampel air sadah di bagi menjadi 2 bagian
Air sadah : cairan tidak berwarna
Bagian 1, air sadah di pipet sebanyak 10 ml
Larutan buffer : larutan tidak berwarna
+ larutan buffer sebanyak 5 tetes
Tidak terjadi perubahan
Indikator EBT ; serbuk berwarna hitam
+ indikator EBT
Larutan menjadi merah muda seulas
EDTA : larutan tidak berwarna
Di titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan
TAT : larutan berubah menjadi warna
biru
Data tertera pada tabel hasil pengamatan
Dilakukan duplo
Data tertera pada hasil perhitungan
Ditentukan konsentrasi Ca
Air sadah : cairan tidak berwarna
Bagian 2, air sadah dipipet sebanyak 10 ml
Kapur tohor : larutan berwarna putih
+ kapur tohor sebanyak 20 ml
(jenuh)
Larutan menjadi endapan putih
Di saring dengan kertas saring Residu : endapan putih
Filtrate : larutan tidak berwarna
Filtrate dipipet sebanyak 10 ml Larutan tidak berwarna
+ larutan buffer sebanyak 5 tetes Larutan buffer : larutan tidak berwarna
Tidak terjadi perubahan
+ indikator EBT Indikator EBT : serbuk berwarna hitam
Laruan menjadi merah
Dititrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan EDTA : larutan tidak berwarna
TAT : larutan berubah menjadi warna
merah muda
Dilakukan duplo Data terlampir pada tabel hasil
pengamatan
Ditentukan konsentrasi Ca Data terlampir pada hasil perhitungan

3 Perhitungan dan Hasil Reaksi


a. Tabel hasil pengamatan
1. Tabel pengukuran volume telur
Dengan perendaman KOH
Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)
o 4 hari
Telur ayam 140 ml 195 ml 55 ml
Telur bebek 140 ml 210 ml 70 ml
Telur puyuh 180 ml 195 ml 15 ml
o 7 hari
Telur ayam 140 ml 210 ml 70 ml
Telur bebek 140 ml 210 ml 70 ml
Telur puyuh 195 ml 200 ml 5 ml
o 14 hari
Telur ayam 120 ml 180 ml 60 ml
Telur bebek 140 ml 210 ml 70 ml
Telur puyuh 195 ml 210 ml 10 ml
Tanpa perendaman KOH
Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml)
o 4 hari
Telur ayam 120 ml 183 ml 63 ml
Telur bebek 170 ml 240 ml 70 ml
Telur puyuh 160 ml 170 ml 10 ml
o 7 hari
Telur ayam 183 ml 236 ml 53 ml
Telur bebek 120 ml 190 ml 70 ml
Telur puyuh 140 ml 150 ml 10 ml
o 14 hari
Telur ayam 120 ml 170 ml 50 ml
Telur bebek 160 ml 200 ml 40 ml
Telur puyuh 100 ml 105 ml 5 ml

2. Tabel perubahan volume telur


Dengan perendaman KOH
Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml)
o 4 hari
Telur ayam 25 ml 24 ml
Telur bebek 25 ml 25 ml
Telur puyuh 10 ml 8.5 ml
o 7 hari
Telur ayam 25 ml 22 ml
Telur bebek 25 ml 17 ml
Telur puyuh 10 ml 4.5 ml
o 14 hari
Telur ayam 25 ml 21 ml
Telur bebek 25 ml 20 ml
Telur puyuh 10 ml 8 ml

Tanpa perendaman KOH


Jenis telur V awal (ml) V akhir (ml)
o 4 hari
Telur ayam 25 ml 25 ml
Telur bebek 25 ml 21 ml
Telur puyuh 10 ml 5.5 ml
o 7 hari
Telur ayam 25 ml 21 ml
Telur bebek 25 ml 21 ml
Telur puyuh 10 ml 8 ml
o 14 hari
Telur ayam 25 ml 20 ml
Telur bebek 25 ml 18 ml
Telur puyuh 10 ml 8 ml

3. Tabel standarisasi AgNO3


Standarisasi AgNO3 4 hari
Titrasi Volume V AgNO3 Perubahana yang terjadi
ke NaCl (ml)
V awal V akhir V pakai Sebelum titrasi Setelah titrasi
(ml) (ml) (ml)
1 10 ml 0.00 10. 20 10. 20 Larutan kuning, Larutan merah bata,
endapan putih endapan putih
2 10 ml 10. 20 20.10 9.90 Larutan kuning, Larutan merah bata,
endapan putih endapan putih
10. 05

Standarisasi AgNO3 7 hari


Titrasi Volume V AgNO3 Perubahana yang terjadi
ke NaCl (ml)
V awal V akhir V pakai Sebelum titrasi Setelah titrasi
(ml) (ml) (ml)
1 10 ml 0.00 10.30 10.30 Larutan kuning, Larutan merah bata,
endapan putih endapan putih
2 10 ml 0.00 10.20 10. 20 Larutan kuning, Larutan merah bata,
endapan putih endapan putih
10. 25

Standarisasi AgNO3 14 hari


Titrasi Volume V AgNO3 Perubahana yang terjadi
ke NaCl (ml)
V awal V akhir V pakai Sebelum titrasi Setelah titrasi
(ml) (ml) (ml)
1 10 ml 0.00 10. 30 10.30 Larutan kuning, Larutan merah bata,
endapan putih endapan putih
2 10 ml 10.30 20.70 10.40 Larutan kuning, Larutan merah bata,
endapan putih endapan putih
10.35

4. Tabel standarisasi EDTA


Titrasi Volume V AgNO3 Perubahana yang terjadi
ke CaCO3
(ml)
V awal V akhir V pakai Sebelum titrasi Setelah titrasi
(ml) (ml) (ml)
1 10 ml 0. 20 3.80 3.60 Larutan biru Larutan merah
2 10 ml 3.90 7.40 3.50 Larutan biru Larutan merah
3.55
5. Tabel titrasi telur
Dengan perendaman KOH
No Jenis Telur V telur Vawal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml) Perubahan yang terjadi
(ml)
V1 V2 V1 V2 V1 V2 sebelum Sesudah
4 hari
1 Telur ayam 5 3.40 14.90 10.00 21.50 6.60 6.60 6.60 Kuning Merah bata
2 Telur bebek 5 0.00 3.90 3.90 7.60 3.90 3.70 3.80 Kuning Merah bata
3 Telur puyuh 5 17.90 24.10 6. 20 6. 20 kuning Merah bata
7 hari
1 Telur ayam 5 11.50 0.00 17.00 5.70 5.50 5.70 5.60 Kuning Merah bata
2 Telur bebek 5 0.00 0.00 11.50 11.50 11.50 11.5 11.50 Kuning Merah bata
3 Telur puyuh 4.5 0.10 23.90 23.80 23.80 kuning Merah bata
14 hari
1 Telur ayam 5 0.00 28.00 5.00 28.00 28.00 23.0 25.5 Kuning Merah bata
2 Telur bebek 5 6.50 25.00 0.00 26.40 18.50 26.4 22.45 Kuning Merah bata
3 Telur puyuh 5 3.40 29.60 26. 2 26. 2 kuning Merah bata

Tanpa perendaman KOH


No Jenis Telur V telur Vawal (ml) V akhir (ml) V pakai (ml) Perubahan yang
(ml) terjadi
V1 V2 V1 V2 V1 V2 sebelu Sesudah
m
4 hari
1 Telur ayam 5 3.60 6. 20 6. 20 8.70 2.60 2.50 2.55 Kuning Merah bata
2 Telur bebek 5 0.00 7.10 5.60 12.90 5.60 5.80 5.70 Kuning Merah bata
3 Telur puyuh 5 12.90 25.00 12.10 12.10 kuning Merah bata
7 hari
1 Telur ayam 5 10.40 0.00 22.90 12.10 12.50 12.10 12.30 Kuning Merah bata
2 Telur bebek 5 0.00 5.50 5.50 10.40 5.50 4.90 5.20 Kuning Merah bata
3 Telur puyuh 4.5 12.10 19.40 7.30 7.30 kuning Merah bata
14 hari
1 Telur ayam 5 0.00 12.70 0.00 25.00 12.70 25.00 18.85 Kuning Merah bata
2 Telur bebek 5 3.00 26.8 0.00 27.10 27.80 27.10 25.45 Kuning Merah bata
3 Telur puyuh 5 0.00 17.50 17.50 17.50 kuning Merah bata

6. Tabel titrasi air sadah


Tanpa penambahan kapur tohor
Titrasi Volume V AgNO3 Perubahana yang terjadi
ke CaCO3
(ml)
V awal V akhir V pakai Sebelum titrasi Setelah titrasi
(ml) (ml) (ml)
1 10 ml 0. 1 0. 2 0. 2 Larutan merah Larutan biru
2 10 ml 0. 2 0.6 0.4 Larutan merah Larutan biru
0.3

Dengan penambahan kapur tohor


Titrasi Volume V AgNO3 Perubahana yang terjadi
ke CaCO3
(ml)
V awal V akhir V pakai Sebelum titrasi Setelah titrasi
(ml) (ml) (ml)
1 10 ml 35. 20 37.10 1.90 Larutan biru Larutan merah
2 10 ml 37.10 39.10 2.00 Larutan biru Larutan merah
1.95

b. Perhitungan
Pembuatan larutan

1. NaCl 20%, 1000 ml


20
massa = 1000 ml
100
= 200 gram

2. KOH 5%, 1000 ml


5
massa = 1000 ml
100
= 50 gram

3. EDTA 0,1 M, 500 ml


massa 1000
[M] =
Mr V(mL)
massa 1000
0,1 M =
372,24 gmol1 500 mL
massa = 18,612 gram

4. CaCO3 0,1 M, 50 ml
massa 1000
[M] =
Mr V(mL)
massa 1000
0,1 M =
100,09 gmol1 50 mL
massa = 0,50045 gram

5. NaCl 0,1 M, 250 ml


massa 1000
[M] =
Mr V(mL)
massa 1000
0,1 M =
58,5 gmol1 250 mL
massa = 1,4625 gram
6. AgNO3 0,5 M, 250 ml
massa 1000
[M] =
Mr V(mL)
massa 1000
0,5 M =
169,87 gmol1 250 mL
massa = 21,23375 gram
a. Perhitungan
7. CaO 0,1 M, 500 ml terhadap Telur
massa 1000
[M] =
Mr V(mL) 1. Standarisasi AgNO3
massa 1000
0,1 M =
56 gmol1 500 mL Hari ke-4
massa = 2,8 gram
Mol AgNO3 = Mol NaCl
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10,05 mL = 0,1 M x 10 mL
M1 = 0,0995 M
Hari ke-7

Mol AgNO3 = Mol NaCl


M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 10,25 mL = 0,1 M x 10 mL
M1 = 0,0975 M

Hari ke-14

Mol AgNO3 = Mol NaCl


M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 9,65 mL = 0,1 M x 10 mL
M1 = 0,1036 M

2. Konsentrasi NaCl dalam setiap telur


Perendaman selama 4 Hari dengan KOH
Telur ayam negeri
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 6,60 ml x 0,0995 M
M1 = 0,13134 M

Telur Bebek
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 3.80 ml x 0,0995 M
M1 = 0.07562 M
Telur puyuh
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 6. 20 ml x 0,0995 M
M1 = 0,12338 M

Perendaman selama 7 Hari dengan KOH


Telur ayam negeri
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 5.60 ml x 0,0975 M
M1 = 0,1092 M

Telur Bebek
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 11.50 ml x 0,0975 M
M1 = 0, 22425 M

Telur puyuh
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 23,80 ml x 0,0975 M
M1 = 0,4641 M

Perendaman selama 14 Hari dengan KOH


Telur ayam negeri
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 25,50 ml x 0,1036 M
M1 = 0,4926 M

Telur Bebek
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 22,45 ml x 0,1036 M
M1 = 0,4337 M

Telur puyuh
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 26, 2 ml x 0,1036 M
M1 = 0,5061 M
Perendaman selama 4 Hari Tanpa KOH
Telur ayam negeri
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 2.55 mL x 0,0995 M
M1 = 0,0507 M

Telur Bebek
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 5.70 ml x 0,0995 M
M1 = 0,11343 M

Telur puyuh
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 12,10 ml x 0,0995 M
M1 = 0, 24079 M

Perendaman selama 7 Hari Tanpa KOH


Telur ayam negeri
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 12,30 ml x 0,0975 M
M1 = 0, 23985 M

Telur Bebek
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 5. 20 ml x 0,0975 M
M1 = 0,1014 M

Telur puyuh
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 7,30 ml x 0,0975 M
M1 = 0,14235 M

Perendaman selama 14 Hari dengan KOH


Telur ayam negeri
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 18,85 ml x 0,1036 M
M1 = 0,3641 M

Telur Bebek
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 25,45 ml x 0,1036 M
M1 = 0,4916 M

Telur puyuh
V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)
5 mL x M1 = 17,50 ml x 0,1036 M
M1 = 0,3381 M

3. Kadar NaCl
Perendaman selama 4 Hari Dengan KOH
Telur ayam negeri
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,13134 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000
= 0,0384 N

Telur bebek
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,07562 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,0222 N

Telur puyuh
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,12338 N x x 5mL
Mtotal = 1 mol
1000
= 0,03608 N

Perendaman selama 7 Hari Dengan KOH


Telur ayam negeri
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,1092 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,0319 N

Telur bebek
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0, 22425 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,0659 N

Telur puyuh
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,4641 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,1357 N

Perendaman selama 14 Hari Dengan KOH


Telur ayam negeri
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,4926 N x x 5mL
Mtotal = 1 mol
1000

= 0,1140 N

Telur bebek
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,4337 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,1268 N

Telur puyuh
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,5061 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,1480 N

Perendaman selama 4 Hari Tanpa KOH


Telur ayam negeri
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,0507 N x x 5mL
Mtotal = 1 mol
1000
= 0,0148 N

Telur bebek
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0, 11343 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000
= 0,0331 N

Telur puyuh
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0, 24079 N x x 5mL
Mtotal = 1 mol
1000
= 0,07043 N

Perendaman selama 7 Hari Tanpa KOH


Telur ayam negeri
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,23985 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,07015 N

Telur bebek
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,1014 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,0296 N

Telur puyuh
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,14235 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000
= 0,0416 N

Perendaman selama 14 Hari Tanpa KOH


Telur ayam negeri
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,3641N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,1064 N

Telur bebek
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,4916 N x x 5mL
Mtotal = 1 mol
1000
= 0,1437 N

Telur puyuh
mr
Nx x Vpipet
Mtotal = valensi
1000
58,5 g
0,3381 N x 1 mol x 5mL
Mtotal =
1000

= 0,0988 N

Massa NaCl
- Perendaman selama 4 hari dengan KOH
- Telur ayam negeri
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.0348 N
5 ml
= 0.192 gram
- Telur bebek
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0. 0222 N
5 ml
= 0.111 gram
- Telur puyuh
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 10 ml x 0.03608 N
5 ml
= 0.07216 gram

- Perendaman selama 7 hari dengan KOH


- Telur ayam negeri
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.0319 N
5 ml
= 0.1595 gram
- Telur bebek
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.0659 N
5 ml
= 0.3295 gram
- Telur puyuh
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 10ml x 0.1357 N
5 ml
= 0. 2714 gram

- Perendaman selama 14 hari dengan KOH


- Telur ayam negeri
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.1140 N
5 ml
= 0.57 gram
- Telur bebek
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.1268 N
5 ml
= 0.634 gram
- Telur puyuh
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 10 ml x 0.1480 N
5 ml
= 0. 296 gram

- Perendaman selama 4 hari tanpa KOH


- Telur ayam negeri
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.0148 N
5 ml
= 0.074 gram
- Telur bebek
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.0331 N
5 ml
= 0.1655 gram
- Telur puyuh
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 10 ml x 0.07043 N
5 ml
= 0. 14086 gram

- Perendaman selama 7 hari tanpa KOH


- Telur ayam negeri
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.07015 N
5 ml
= 0.35075 gram
- Telur bebek
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.0 296 N
5 ml
= 0.148 gram
- Telur puyuh
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 10 ml x 0.0416 N
5 ml
= 0. 083 2 gram

- Perendaman selama 14 hari tanpa KOH


- Telur ayam negeri
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.1064 N
5 ml
= 0.53 2 gram
- Telur bebek
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 25 ml x 0.1437 N
5 ml
= 0.7185 gram
- Telur puyuh
M NaCl = V cangkang x M total
V pipet
= 10 ml x 0.0988 N
5 ml
= 0. 1978 gram

Perhitungan air sadah


1. Standarisasi EDTA
Mol EDTA = Mol CaCO3
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 3,55 mL = 0,1 M x 10 mL
M1 = 0, 2816 M

a. Konsentrasi Ca
- Tanpa kapur tohor
Mol EDTA = Mol CaCO3
M1 x V1 = M2 x V2
0.3 ml x 0. 2816 mL = M 2 x 10 mL
M 2 = 8,448 x 10-3 M

- Dengan kapur tohor


Mol EDTA = Mol CaCO3
M1 x V1 = M2 x V2
1.95 ml x 0. 2816 M = M 2 x 10 mL
M 2 = 0, 0549 M

b. Massa CaCO3
- Tanpa kapur tohor

MCaCO3 = M. MCaCO3 . Vpipet


1000
= 8.448 x 10-3 M . 100,09 g/mol . 10 ml
1000
= 8,4556 x 10-3 gram
- Dengan kapur tohor
MCaCO3 = M. MCaCO3 . Vpipet
1000
= 0.0549 M . 100,09 g/mol . 10 ml
1000
= 0.0549 gram

c. Kadar Ca
Ar Ca = Massa CaCO3 x 100 %
Mr CaCO3

- Tanpa kapur tohor = 40,08 g/mol x 8,4556 x 10-3 gram x 100 %


100,09 g/mol
= 0.3385%
- Dengan kapur tohor = 40,08 g/mol x 0.0549 gram x 100 %
100,09 g/mol
= 2,1984%

Persamaan reaksi
1. Titrasi telur (standarisasi AgNO3)
Cl- (aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s)
K2CrO4 (aq) + 2AgNO3 (aq) Ag2CrO4 (s) + K2NO3 (aq)
2. Standarisasi EDTA
Zn2+ + H2Y2- ZnY2- + 2H+
3. Titrasi NaCl Argentometri
NaCl (aq) + AgNO3 (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
K2CrO4 (aq) + 2AgNO3 (aq) Ag2CrO4 (s) + NaNO3 (aq)
4. Titrasi Ca kompleksometri
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
Kesimpulan

Dari hasil praktikum karakterisasi membran cangkang telur dan pelunakan air sadah,
di dapat beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Kadar NaCl dalam cangkang telur masing-masing di dapat dari hasil titrasi argentometri
dengan perak nitrat yaitu salah satunya untuk telur ayam :
Perendaman selama 4 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.0384 N dan 0.0148 N
Perendaman selama 7 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.0319 N dan 0.0701 N
Perendaman selama 14 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.1140 N dan 0.1064 N
2. Kadar Ca pada pelunakan air sadah dapat di tentukan dengan titrasi kompleksometri
dengan EDTA menggunakan indikator EBT dengan TAT larutan berubah menjadi warna
biru yaitu :
Dengan penambahan kaput tohor 2.1984%
Tanpa penambahan kapur tohor 0.3385%
3. Metode yang baik untuk pelunakan air sadah yaitu dengan proses clark dengan titrasi
EDTA dimana di dasarkan pada penambahan kapur tohor dan kemudian di titrasi dengan
titrasi kompleksometri EDTA.
4. Plot kurva antara konsentrasi terhadap waktu di dapat 6 kurva untuk cangkang telur tanpa
perendaman KOH dan dengan perendaman KOH di dapat plot yang menunjukkan
semakin bertambah hari/semakin lama perendaman maka konsentrasi NaCl semakin
tinggi.
5. Massa NaCl dalam cangkang telur dengan metode titrasi argentometri yaitu salah satunya
perendaman dengan KOH :
Telur ayam negeri : 0.192 gram
Telur bebek : 0.111 gram
Telur puyuh : 0.07216 gram
Daftar Pustaka

Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel ; Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Cotton dan Willkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.
Harvey, David. 2000. Modern Analytical of Chemistry. Chicago : McGrawHill press.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Penerbit UI.
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo : Iwanami Press.

Schaafsma. 2000. Makanan dan Minuman. Jakarta : Gramedia.

Sudaryani, T. 2003. Kualitas Telur. Jakarta : Penebar Swadaya.


Suhendar, Dede. 2015. Buku Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Bandung : UIN
Bandung.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Kimia Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I
Edisi V. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka

You might also like