Professional Documents
Culture Documents
SRI YANI
K21112611
SRI YANI
K21112611
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian skripsi dan
disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Makassar.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Universitas
Hasanuddin
Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Ilmu Gizi
Sri Yani
Hubungan Pengetahuan Gizi dan Pola Makan pada Obesitas Mahasiswa
Unhas Angkatan Tahun 2013.
Latar Belakang: Obesitas pada remaja penting untuk diperhatikan karena remaja
yang mengalami obesitas 80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada
saat dewasa. Remaja yang obesitas didiagnosis akan menderita penyakit ketika
dewasa, seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi. Remaja obesitas sepanjang
hidupnya juga berisiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah masalah kesehatan
yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, asma, dan beberapa jenis
kanker.Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan pengetahuan gizi dan pola
makan dengan kejadian obesitas.
menyelesaikan hasil skripsi yang merupakan upaya penulis untuk memenuhi salah
satu syarat guna menyelesaikan program studi pada program Srata Satu
Universitas Hasanuddin. Tak lupa penulis juga haturkan shalawat serta salam
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam
Keberhasilan penulis sampai pada tahap skripsi ini tak lepas dari bantuan,
baik berupa materi, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
Bapak Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Ed. Med, selaku pembimbing I dan
Ibu Sriah Alharini, SKM.,M.Kes , selaku pembimbing II yang dengan tulus, iklas
dan penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan
arahan kepada penulis mulai dari awal hingga selesainya penulisan ini.
Melalui kesempatan ini pula, dengan rasa hormat dan penghargaan yang
1. Ibu Dr. Dra. Nurhaedar Jafar Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi
nasehat dalam setiap saat dan seluruh dosen di prodi ilmu gizi.
pengguji yang telah memberikan nasehat, bimbingan serta saran dan kritik
3. Bapak Muh. Nur Hasan Syah, S.Gz.,M.Kes, selaku penguji yang telah
melakukan penelitian.
5. Teman- teman kelompok obesitas lia, naro, intan dan ima atas segala
dan penulisan.
6. Teman- teman tugas belajar angkatan 2012, serta teman- teman reguler
Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala bantuan yang
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Semoga
penelitian ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan dapat memberikan manfaat
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian.. 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Obesitas . 10
B. Tinjauan Umum tentang pengetahuan gizi..31
C. Hubungan Pengetahuan Dengan Obesitas . 36
D. Tinjauan Umum Tentang Pola Makan ... 38
E. Hubungan Pola Makan Dengan Obesitas.44
F. Kerangka Teori ... 51
G. Kerangka Konsep 52
H. Hipotesis Penelitian.53
I. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .. 56
B. Lokasi Penelitian 56
C. Populasi dan Sampel . 56
D. Tehnik Pengambilan Sampel..58
E. Instrumen Penelitian . 59
F. Pengumpulan Data 60
G. Pengolahan dan Penyajian Data 61
H. Analisis Data 62
I. Diagram Alur penelitian63
BAB IV HASIL DAN PEMBASAHAN
A.Hasil Penelitian.64
B.Pembahasan.98
C.KelemahanPenelitian.117
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan118
B.Saran..118
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.5.Kerangka Konsep.................................................................................... 52
DAFTAR LAMPIRAN
1. Master tabel
2. Hasil Analisis
3. Kuesioner Pengetahuan
4. Kuesioner recall
6. Dokumentasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekitar 1,6 milyar remaja berumur 15 tahun kelebihan berat badan dan
sebanyak 400 juta orang gemuk (obesitas) dan di perikirakan lebih dari 700
meningkat pada orang dewasa maupun remaja baik dinegara maju maupun
kawasan Asia Pasifik. Sebagai contoh, 20,5% dari penduduk korea Selatan
perkotaan Cina, prevalensi overweight 12,% pada laki- laki dan 14,4% pada
laki dan perempuan masing- masing adalah 5,3% dan 9,8%. (2)
sudah muncul masalah gizi lebih. Kelebihan gizi yang menimbulkan obesitas
dapat terjadi baik pada anak- anak hingga usia dewasa. Obesitas disebabkan
masalah kegemukan pada anak umur 6 12 tahun masih tinggi yaitu 9,2%
atau masih di atas 5,0%, prevalensi kegemukan pada anak perempuan yaitu
dan 8,1%, dan satatus gizi pada kelompok dewasa di atas 18 tahun didominasi
Menurut data Riskesdas 2007, pada tahun 2007, proporsi laki-laki obese
(IMT>25) umur > 18 tahun yaitu 13,9 % dan proporsi perempuan obese
(IMT>25) umur > 18 tahun yaitu14,8%. Pada tahun 2010 proporsi laki-laki
obese (IMT>25) umur > 18 tahun yaitu 16,3 % dan proporsi perempuan
obese (IMT>25) umur > 18 tahun yaitu 26,9 %. Sedangkan pada tahun 2013
proporsi laki-laki obese (IMT>25) umur > 18 tahun yaitu 19,7 % dan proporsi
beban obesitas pada anak dan remaja diperkirakan 1 dari 10 anak yang
2010 menyatakan bahwa remaja yang berusia antara 11-19 tahun di Amerika
Serikat mengalami obeitas sebesar 17,1% dan pada remaja laki-laki sebesar
19,6% (2)
wilayah kota dan Kabupaten di temukan pada etnis Sulawesi, Maluku dan
perilaku penduduk lokal yang dikenal suka mengadakan pesta dan jamuan
pada saat dewasa. Selain itu, terjadi peningkatan remaja obesitas yang
juga berisiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah masalah kesehatan yang
serius, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, asma, dan beberapa jenis
remaja, termasuk peningkatan risiko depresi karena lebih sering ditolak oleh
berat badan atau overwight yang juga umum dinyatakan dengan istilah
kegiatan dan aktifitas fisik. Kegemukan yang tidak segera di atasi dapat
tinggi kalori dan lemak tetapi rendah serat terutama karena meningkatnya
yang banyak ditawarkan oleh restauran fast food menjadi tren yang
seimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar dan
tidak obesitas.(10)
yang berpengaruh terhadap hasil prestasi. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang malas, bodoh dan lamban. Dapat pula karena ketidakmampuan untuk
tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang dapat
menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan tersebut jika
pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi. Sehingga pengetahuan gizi dapat
peringatan bagi pemerintah dan masyarakat luas bahwa obesitas dan segala
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus.
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Obesitas
yang ekstrim pada jaringan adipose. Inti dari obesitas ini adalah
lemak atau jaringan non lemak, misalnya pada seorang atlet binaragawan
status obes akan tetap obes pada dua puluh tahun ke depan.(12)
prevalensi obesitas dua kali lebih tinggi pada kalangan anak-anak yang
kebiasaan makan lima kali perhari. Hampir dua pertiga dari anak-anak
buah atau sayur setiap pagi. Sedangkan, sebanyak 14,5% dari anak-anak
dan asupan SFA dan rendahnya asupan PUFA dan MUFA menunjukkan
fungsi tubuh, obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit
kanker. (15)
dari usia dewasa. Kejadian obesitas pada usia remaja berdampak pada
kejadian obesitas pada usia dewasa, pada masa ini pertumbuhan fisik
tahun sampai 21 tahun, usia remaja awal atau pubertas (12- 15 tahun)
obesitas.(17)
makan.(18)
metabolisme dalam tubuh terdiri dari dua faktor yaitu Controller (otak)
dan Controlled system/ nutrient partitioning yaitu organ lain yang diluar
faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang
seperti usia, jenis kelamin, dan keyakinan serta faktor ekstrinsik, yaitu
Proses inilah yang mengubah makanan yang kita konsumsi menjadi zat-
penyakit degenerati
3. Penentuan Obesitas
IMT= BB
TB2
Kategori IMT
Kurus <18,5
Obesitas >27,0
Rikkesdas,2010
obesitas pada orang dewasa . Walaupun IMT tidak dapat mengukur jumlah
lemak secara langsung, tetapi IMT merupaka metode yang paling banyak
c. CTScan
d. MRI
e. Electrical Impendence
dengan cara membagi berat badan dalam kg dengan tinggi badan dalam
tetapi juga distribusi simpanan lemak dalam tubuh. Secara klinis obesitas
dapat dikenali dengan mudah antara lain (Menurut Sjarif 2005, dalam
penelitian Riski, 2011) : (1) wajah membulat, ( 2) pipi tembem, (3) leher
relatif pendek, (4) dagu rangkap, (5) dada membusung dengan payudara
yang membesar yang terdri dari jaringan lemak, (6) perut membuncit di
sertai dengan adanya lipatan dari dinding perut, (7) kedua tungkai
dan bergesekan, hal ini dapat menyebabkan terjadinya laserasi atau ulserasi
yang dapat menimbulkan bau yang kurang sedap, (8) pada anak laki- laki
4. Patofisiologi Obesitas
anabolik dan dapat pula bersifat katabolik. Serta terbagi dalam dua sinyal
yaitu sinyal panjang dan pendek. Sinyal pendek akan mempengaruhi porsi
lebih besar dari asupan energi, maka jaringan adipose berkurang dan
Gambar 2.1
OBESITY
Sumber: Jeffery Eleftheria, 2010
dengan jumlah makanan yang lebih besar daripada yang dipakai oleh tubuh
makanan) yag memiliki tubuh lebih besar daripada jumlah energi yang
pengtahuan gizi, pola makan dan aktifitas fisik yang akan dijelaskan
sebagai berikut:(27)
a. Faktor lingkungan
food addiction dan food abuser. Food addiction adalah pola makan
rasa kehilangan.(27)
40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi
14% .(28)
c. Sosial Ekonomi
tinggi kalori/ lemak/ gula/ dan junk food, fast food, soft drink, yang
d. Faktor kesehatan
e. Faktor Psikis
f. Pengetahuan Gizi
massa, atau dari hasil pengalaman orang lain. pengetahuan gizi yang
baik dan lebih memilih makanan dengan rasa yang enak dan instan
obesitas(5).
O
B
E
S
I
T
A
S
Gambar 2.3. Irianto 2009.
g. Faktor Gizi
badan ibu. Kenaikan berat dan lemak anak lemak anak di pengaruhi
kalori dari karbohidrat dan lemak Menurut (Syarif, 2003 dalam putri,
(14)
obesitas(misalnya Hipertensi)
piring,menghias ruang
gergaji tangan
becak
Sumber: Irianto,2008
g. Faktor Hormonal
tetapi berat 4 kg lebih. kematangan awal adalah 30% lebih gemuk dari
lipatan kulit yang berbeda. kematangan dini jauh lebih sering obesitas
1.Leptin
berlebihan(28)
organ perasa perifer merupakan salah satu target leptin. Pada tikus
terhadap rasa manis. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk
memeriksa lebih jauh hubungan potensial antara leptin dan rasa
2.Tiroid
lagi pada usia ini juga terjadi penurunan metabolisme basal tubuh,
badannya.(33)
1. Insulin
2. Adinopektin.
B. Tinjauan Pengetahuan
A. Pengetahuan Gizi
lainnya.(8)
mutlak bahwa pengetahuan yang baik akan melahirkan perilaku yang baik
pengetahuan gizi dan sikap terhadap gizi. Sehingga pengetahuan gizi dapat
mengetahui bahw ada jenis makanan yag lebih berkualitas, namun mereka
penyiapannya.(34)
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan
tindakan seseorang.(18)
gizi yang kurang pada remaja sebagian besar remaja kelompok obesitas
bergizi. Sebagian besar kejadian masalah gizi kurang atau lebih dapat
kesehatan tubuh dan menjaga berat tubuh yang ideal. Pentingnya upaya
menyaring informasi dari media massa juga hal penting yang harus di
tingkatan di antaranya:(37)
1. Tahu ( Know)
7. Aplikasi (aplication)
8. Analisis ( analysis)
9. Sintesis ( Syntesis)
2010) yaitu:
1. Sosial Ekonomi
karena informasi yang baru akan di saring kira- kira sesuai dengan
3. Pendidikan
4. Pengalaman
5.Informasi
C. Pengukuran Pengetahuan
angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat domain di atas
(37)
yaitu:(12)
Baik >75%
Kurang <75 %
kurang mayoritas pada siswa dengan status gizi normal yaitu 78 orang
(62,4%), status gizi kurang 31 orang (42,5%) dan status gizi lebih 10 orang
gizi menurut IMT, aktifitas fisik terhadap status gizi menurut LP diperoleh
nilai p masing-masing sebesar 0,005, 0,001, dan 0,012, yang berarti ada
status gizi menurut IMT, serta aktifitas fisik dengan status gizi menurut
pengetahuan cukup. Hal ini juga terkait dengan tingkat pendidikan yang
peningkatan pendidikan dapat mengubah gaya hidup dan pola makan dari
pola makan tradisional ke pola makanan ppraktis dan siap saji yang dapat
terlihat dikota- kota besar di Indonesia. Pola makan tersebut jika tidak
Perubahan pola makan ini dipercepat oleh makin kuatnya arus pola
tertentu.Menurut (2).
setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu
persahabatan.Dalam penelitian.(39)
mahasiswa lebih suka makanan yang serba instan yang di dapat dari luar
rumah seperti fast food.Fast Food bisanya mengandung zat gizi yang
magnesium, vitamin C folat dan serat. Selain itu, kandungan lemak dan
akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak yang lama kelamaan akan
antara lain sering mengkonsumsi makanan kecil yang penuh kalori atau
peubahan pola makan dan gaya hidup juga berperan bagi timbulnya
tetapi juga menjadi kegiatan rekreasi ataupun bisnis. Gaya hidup ini
siap saji. Dari warung tradisional hingga makanan asing siap melayani
masyarakat.(7)
makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan
sama sekali tidak makan siang. Mahasiswa dengan aktifitas sosial tinggi,
1. Sosial Budaya
obesitas. Selain itu ada jenis makanan tradisional dari suku tertentu
berbeda dari satu bangsa dengan banggsa lainnya, dan dari daerah /
tekstur.(40)
baru lahir, atau pada khitanan. Dalam agama katholik anggur darah
terdiri dari daftar bahan makanan dan frekuensi makan. Cara ini
diperoleh ternyata ada hubungan antara pola makan dengan berat badan
prevalens 3.00 untuk mempunyai berat badan lebih dan secara statistik
terdapat hubungan bermakna antara pola makan dan berat badan lebih.(41)
berjudul Faktor resiko Kejadian Obesitas pada Remaja SMA Negeri 2 dan
SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan Tahun 2010. Dengan hasil uji chi
square diperoleh value = 0,010 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti ada
remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai odd ratio (OR) diperoleh 4,467
diri dari lingkungan. Hal ini terjadi karena karena anak yang
karena merasa berbeda dengan anak lain. Dan bau aroma badan
yang badan yang kurang menarik dapat membuat anak menarik diri
dari lingkungannya.
2. Pertumbuhan fisik linier yang lebih cepat dan usia tulang yang
terlalu berat.
dan lain- lain. Selain itu obesitas pada usia 6-7 tahun juga dapat
badan.(42)
Menurut penelitian Wahyusari (2010).Diabetes Mellitus
pada usia 20- 39 tahun meningkat dua kali lipat pada orang yang
ideal. (33)
c. Penyakit Kanker
e. Jantung Koroner
bahwa salah satu tanda- tanda obesitas adalah penimbunan lemak yang
badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang sacara efisien dan
Energi
Gangguan Emosi
O
Suku Bangsa
B
Pola Makan Simpanan
Lipogenesis
Lemak di
E
dan
Riwayat Keluarga
jaringan S
Liposisi
Aktifitas Fisik Adipose
I
Gangguan
Asupan T
Hormon
Makanan
A
Sosoial Ekonomi Gangguan
Keseimbangan
hormon S
Durasi Tidur
Pengetahuan Gizi
Obesitas
Overweight
Pola makan
Keterangan:
= Variabel Independen
= Variabel depanden
Dari Kerangka konsep di atas variabel independen yang akan di teliti terdiri
Obesitas Status gizi yang dinyatakan dengan Indeks Masa BB= seca, ketelitian 0,1 kg. BB Lebih =25,0-<27,0
Tubuh (IMT) yang di sesuaikan dengan umur dan jenis TB= microtoise,ketelitian 0,1 Obesitas =27,0
kelmain . IMT merupakan hasil ukur antara BB dan cm. Rikkesdas,2010.
TB {BB(kg)/TB(m)2}
Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki oleh Responden/ Kuesioer 1. Baik
mahasiswa 2. Kurang
Arikunto,2007
Pola Makan Kebiasaan makan sehari- hari mahasiswa yang Recall 1x 24 jam, Analisis terhadap
menyangkut frekuensi makan dan jenis bahan asupanyang
makanan yang di ukur dengan Recall dan food meliputi total
frequensi. energi, protein,
a. Asupan zat gizi adalah jumlah konsumsi zat lemak dan
gizi yang meliputi total energi, Protein, Lemak karbohidrat:
dan KH dibanding standar kecukupan gizi Lebih, > 100%
(AKG) kebutuhan
AKG
cukup, Bila asupan
berada pada
kisaran 80-
h. Frekuensi konsumsi dan jenis makanan yang Lembar FFQ( food frequensi) 100%
diklasifikasikan dalam makanan pokok, lauk kebutuhan
pauk, sayur, buah, makanan jadi, cemilan dan AKG
minuman yang dinilai berdasarkan total skor Kurang, < 80%
dari frekuensi makan. kebutuhan
AKG
0 = Tidak pernah
4 = > 4x/hari
2,5 =2-3x/hari
1 =1x/hari
0,79=5-6x/minggu
0,43=2-4x/minggu
0,14=1x/minggu
Geoffrey, 2006
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pengetahuan gizi dan pola makan terhadap kejadian obesitas pada Mahasiswa
1. Populasi
2. Sampel
Z2/2 x p ( 1 p ) N
n=
d2 (N 1 ) + Z2/2 x p ( 1 p )
Keterangan :
N = Jumlah populasi
Z2/2 x p ( 1 p ) N
n=
d2 (N 1 ) + Z2/2 x p ( 1 p )
n=
351
n=
4,96
n = 70,7
n = 71 orang
Data awal kami peroleh dari Rektorat Unhas yang di ambil pada saat
sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi yang akan
Fakultas Ekonomi =
Fakultas Hukum =
Fakultas Kedokteran =
Fakultas Teknik =
Fakultas ISIPOL =
Fakultas Pertanian =
Fakultas MIPA =
Fakultas Peternakan =
Fakultas Kehutanan =
Fakultas Farmasi =
3. Instrumen Penelitian
berikut :
badan.
8. Food Picture.
9. Nutrisurvey.
A. Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data Primer
kuesioner.
a. Persiapan
3) Data sekunder yaitu data mengenai identitas, berat badan, dan tinggi
Rektorat Unhas.
Setelah kuesioner diisi oleh responden, maka data diolah melalui tahapan
sebagai berikut:
SPSS 16.
kesalahan atau tidak. Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk
C. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel
obesitas dan pengetahuan gizi dengan pola makan. Analisis ini berupa
distribusi frekuensi dan persentase pada setiap variabel dan disajikan dalam
random sampling
Bersedia Menjadi Responden
A. Hasil Penelitian
1956. Rektor pada tahun 2014 adalah Prof. Dr Dwia Aries Tina Palubuhu,
Namun, awal tahun 1980-an, ketika Rektor dijabat Prof. Dr. Ahmad
kampus baru UNHAS yang dikhususkan untuk Fakultas Teknik yang terletak
di bekas pabrik kertas Gowa di kabupaten Gowa. Kampus baru ini mulai
dipergunakan sejak tahun 2006 walaupun masih dalam tahap renovasi dan
b. Fakultas Hukum
c. Fakultas Kedokteran
d. Fakultas Teknik
e. Fakultas Sastra
g. Fakultas Pertanian
i. Fakultas Peternakan
m. Fakultas Kehutanan
n. Fakultas Farmasi
Setiap fakultas terdiri atas beberapa jurusan atau bagian dan program
studi. Jurusan atau bagian dipimpin oleh ketua dan sekretaris yang dipilih oleh
dosen-dosen pada jurusan atau bagian suatu program studi tersebut untuk
masa bakti empat tahun dan dapat dipilih kembali untuk masa bakti empat
tahun berikutnya. Dari keempat belas Fakultas dan Program Pasca Sarjana;
2. Analisis Univariat
disajikan dalam bentuk tabel serta dijelaskan dalam bentuk narasi sebagai
berikut:
18 tahun 32 45.1
19 tahun 36 50.7
20 tahun 3 4.2
Jenis Kelamin
Laki-laki 38 53,52
Perempuan 33 46,47
Suku
Batak 1 1.4
Bugis 34 47.9
Betawi 1 1.4
Buton 1 1.4
Flores 1 1.4
Jawa 8 11.3
Makassar 15 21.1
Mandar 1 1.4
Mbojo 1 1.4
Melayu 1 1.4
Tidung 1 1.4
Toraja 6 8.5
Tempat Tinggal
Kos 23 32.4
Tidak Kos 47 66.2
Asrama 1 1.4
Fakultas
Ekonomi 7 9.9
Kedokteran Gigi 2 2.8
Kesehatan Masyarakat 3 4.2
Perikanan 2 2.8
kehutanan 2 2.8
farmasi 1 1.4
hukum 8 11.3
kedokteran 11 15.5
teknik 15 21.1
FISIP 7 9.9
Sastra 3 4.2
Pertanian 4 5.6
MIPA 4 5.6
Peternakan 2 2.8
Sumber: Data Primer 2014
muda berusia 18 tahun dan responden paling tua berusia 20 tahun. Umumnya
jenis suku yang dimiliki oleh responden namun lebih dominan berasal dari
suku Bugis dan Makassar. Dari segi tempat tinggal, 47 responden tidak kos
atau tinggal di rumah sendiri, 23 responden yang bertempat tinggal di kos dan
yang paling banyak menjadi responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa
fakultas teknik dengan jumlah responden 15 orang dan paling sedikit adalah
Tabel 4.2
Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa Unhas Angkatan
2013 Tahun 2014
Jenis kelamin N %
Total 71 100.0
Sumber: Data Primer 2014
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berjenis
Overweight 22 31
Obesitas 49 69
Total 71 100.0
Sumber: Data Primer 2014
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki
status gizi obesitas berdasarkan kategori IMT obesitas lebih banyak 49 orang
Tabel 4.4
Distribusi Responden berdasarkan Pengetahuan Gizi pada Mahasiswa Unhas
Angkatan 2013 Tahun 2014
Pengetahuan N %
Baik 34 47,9
Kurang 37 52,1
Total 71 100.0
Sumber: Data Primer 2014
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki
responden.
e. Asupan Zat gizi makro dan serat Responden berdasarkan hasil Recall
Responden
Tabel 4.5
Distribusi Asupan Zat Gizi Makro dan serat Responden Berdasarkan AKG 2013
pada Mahasiswa Unhas Angkatan 2013 Tahun 2014
Asupan Energi N %
Lebih 8 11,3
Cukup 15 21,1
Kurang 48 67,6
Total 71 100.0
Asupan Protein N %
Lebih 34 47,9
Cukup 21 29,6
Kurang 16 22,5
Total 71 100.0
Asupan Lemak N %
Lebih 18 25,4
Cukup 15 21,1
Kurang 38 53,5
Total 71 100.0
Asupan Karbohidrat N %
Lebih 5 7,0
Cukup 7 9,9
Kurang 59 83,1
Total 71 100.0
Asupan serat N %
Lebih 0 0
Cukup 3 4,22
Kurang 68 95,77
Total 71 100.0
Sumber: Data Primer 2014
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki
responden yang asupan energi cukup 15 orang (21,1%) dan asupan energi
asupan protein cukup 21orang (29,6%) dan responden dengan asupan protein
(53,5%) sedangkan asupan lemak cukup 15 orang (21,1%) dan asupan lemak
2013 dengan menggunakan recall 2x24 jam lebih banyak 59 orang (83,1%)
responden.
serat cukup 3 orang (4,22) dan tidak terdapat responden yang memiliki asupan
serat lebih.
1. Analisis Bivariat
Uji bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat tabulasi silang
antara masing-masing variabel dan data lainnya. Uji bivariat dalam penelitian ini
Tabel 4.5
Distribusi Obesitas Responden Berdasarkan Karakteristik
pada Mahasiswa Unhas Angkatan 2013 Tahun 2014
Karakteristik Overweight Obesitas
n % n % n %
Umur
18 tahun 8 25.0 24 75.0 32 45.1
19 tahun 13 36.1 23 63.9 36 50.7
20 tahun 1 33.3 2 66.7 3 4.2
Jenis Kelamin
Laki-laki 9 23,7 29 76,3 38 53,52
Perempuan 13 39,4 20 60,9 33 46,47
Suku
Tempat Tinggal
Kos 9 39.1 14 60.9 23 32.4
Tidak Kos 13 27.7 34 72.3 47 66.2
Asrama 0 0 1 100 1 1.4
Fakultas
Ekonomi 0 0 7 100 7 9.9
Kedokteran Gigi 0 0 2 100 2 2.8
Kesehatan Masyarakat 2 66.7 1 33.3 3 4.2
Perikanan 0 0 2 100 2 2.8
kehutanan 1 50 1 50 2 2.8
farmasi 0 0 1 100 1 1.4
hukum 3 37.5 5 62.5 8 11.3
kedokteran 2 18.2 9 81.8 11 15.5
teknik 6 40 9 60.0 15 21.1
FISIP 3 42.9 4 57.1 7 9.9
Sastra 3 100 0 0 3 4.2
Pertanian 1 25.0 3 75 4 5.6
MIPA 1 25.0 3 100 4 5.6
Peternakan 0 0 2 69 2 2.8
obesitas pada usia 18 tahun sebanyak 24 orang (75%) dan overweight paling
banyak pada usia 19 tahun 13 orang (36.1%). Jumlah responden obesitas laki
laki sebanyak 29 orang (76,3%) dari 49 responden dan overweight lebih banyak
yang dimiliki oleh responden dan yang memiliki status gizi obesitas terbanyak
pada suku bugis 21 orang (61.6%) dan overweight terbanyak masih pada suku
yang sama yaitu 13 orang (38.2%). Dari segi tempat tinggal responden obesitas
orang (27.7%). Adapun karakteristik dari segi fakultas, yang paling banyak
obesitas adalah fakultas teknik dan kedokteran dan yang paling banyak
obesitas pada mahasiswa Unhas Angkatan 2013 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Responden
Berdasaran pengetahuan dengan obesitas pada mahasiswa Unhas Angkatan 2013
Tahun 2014
Kategori IMT Total
didapatkan nilai p value sebesar 0,595 pada ( > 0,05). Dengan demikian
Dari tabel 4.9 maka dapat diketahui bahwa responden yang obesitas
overweight yang asupan energi kurang 13 orang ( 27,1) asupan energi cukup
Uji Chi square yang dilakukan terhadap asupan energi dengan obesitas
didapatkan p value sebesar 0,586 > 0,05, berarti Ho ditolak yang berarti tidak
ada hubungan signifikan antara asupan energi dengan kejadian obesitas pada
Tabel 4.9
Distribusi Responden
Berdasaran asupan protein dengan obesitas pada mahasiswa Unhas Angkatan 2013
Tahun 2014
Kategori Obesitas Total
Asupan
Overweight Obesitas P
Protein n %
n % n %
Dari tabel 4.10 maka dapat diketahui bahwa responden yang obesitas
cukup 14 orang (66,7) dan responden yang memiliki asupan protein kurang 13
protein lebih 12 orang (35,3%), cukup 7 orang (33,3%) dan kurang 3 orang
(18,8%).
penghitungan keputusan uji chi square untuk uji hipotesis adalah value lebih
kecil dari 0,05, berarti Ho ditolak yaitu tidak ada hubungan signifikan antara
asupan protein dengan kejadian obesitas pada mahasiswa Unhas angkatan
Tabel 4.10
Distribusi Responden
Berdasaran asupan lemak dengan kategori IMT mahasiswa Unhas Angkatan 2013
Tahun 2014
Kategori IMT Total
n % n %
Dari tabel 4.11 maka dapat diketahui bahwa responden obesitas yang
cukup 8 orang (53,3%) dan asupan lemak lebih 10 orang (55,6%), sedangkan
responden overweight yang asupan lemak lebih 8 orang (44,4%), yang cukup
penghitungan keputusan uji chi square untuk uji hipotesis adalah value lebih
kecil dari 0,05, berarti Ha diterima berarti ada hubungan signifikan antara
Tabel 4.11
Distribusi Responden
Berdasarkan asupan Karbohidrat dengan kategori IMT mahasiswa Unhas Angkatan
2013 Tahun 2014
Kategori IMT Total
n % n %
Lebih 1 20 4 80 5 7,42
Cukup
2 28,6 5 71,4 7 9,85
Kurang 19 32,2 40 67,8 59 83,09 0,843
cukup 5 orang (71,4%) dan asupan kurang 40 orang (67,8%). Begitu juga
penghitungan keputusan uji chi square untuk uji hipotesis adalah value lebih
kecil dari 0,05. Berdasarkan uji chi square maka p value lebih besar dari 0,05
Tabel 4.12
Distribusi Responden
Berdasaran asupan serat dengan kategori IMT mahasiswa Unhas Angkatan 2013
Tahun 2014
Kategori IMT Total
n % n %
Lebih
Cukup 1 4,5 2 4,1 3 4,22
Kurang 21 95,5 47 95,9 68 95,77
0,928
Total 22 30,98 49 69,01 71 100
(4,1%), sedangkan overweight yang asupan serat cukup 1 orang (4,5%)s. Dan
untuk kategori overweight maupun obesitas tidak terdapat asupan serat yang
tergolong lebih.
penghitungan keputusan uji chi square untuk uji hipotesis adalah value lebih
kecil dari 0,05. Berdasarkan uji chi square maka p value lebih besar dari 0,05
berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Skor
Sumber makanan pokok overweight mahasiswa Unhas Angkatan 2013
Frekuensi Konsumsi
Makanan >4x/h 5- 2- 1x/ tdk
2-3x/hr 1x/hr rata2
Pokok r 6x/mg 4x/mg mg prnh jmlh
skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0
Nasi Putih n 0 19 3 0 0 0 0 22 2,295
s 0 47,5 3 0 0 0 0 50,5
mie basah n 0 1 1 1 8 6 5 22 0,390
s 0 2,5 1 0,79 3,44 0,84 0 8,57
ketupat n 0 0 0 0 2 2 18 22 0,052
s 0 0 0 0 0,86 0,28 0 1,14
singkong n 0 1 0 0 1 0 20 22 0,133
s 0 2,5 0 0 0,43 0 0 2,93
Bubur n 0 0 0 0 1 4 17 22 0,045
s 0 0 0 0 0,43 0,56 0 0,99
Lauk Pauk
D. Ayam n 0 0 3 0 5 6 8 22 0,272
s 0 0 3 0 2,15 0,84 0 5,99
D. Sapi n 0 0 0 0 2 10 10 22 0,103
s 0 0 0 0 0,86 1,4 0 2,26
T.ayam n 0 1 8 0 8 2 3 22 0,646
s 0 2,5 8 0 3,44 0,28 0 14,22
T.bebek n 0 0 0 0 0 2 20 22 0,013
s 0 0 0 0 0 0,28 0 0,28
I.kering n 0 1 0 0 1 2 18 22 0,146
s 0 2,5 0 0 0,43 0,28 0 3,21
I. kakap n 0 0 1 0 0 0 21 22 0,045
s 0 0 1 0 0 0 0 1
I.cakalang n 0 0 1 0 1 4 16 22 0,090
s 0 0 1 0 0,43 0,56 0 1,99
I.bandeng n 0 1 2 0 6 2 11 22
s 0 2,5 2 0 2,58 0,28 0 7,36 0,335
kepiting n 0 0 0 0 1 6 15 22 0,058
s 0 0 0 0 0,43 0,84 0 1,27
cumi n 0 0 0 0 1 0 21 22 0,020
s 0 0 0 0 0,43 0 0 0,43
udang n 0 0 0 0 4 6 12 22 0,116
s 0 0 0 0 1,72 0,84 0 2,56
Tahu n 0 3 6 1 5 6 1 22 0,785
s 0 7,5 6 0,79 2,15 0,84 0 17,28
Tempe n 0 2 6 1 6 3 4 22 0,672
s 0 5 6 0,79 2,58 0,42 0 14,79
Sayuran
Buncis n 0 0 2 0 6 2 12 22 0,221
s 0 0 2 0 2,58 0,28 0 4,86
Brocoli n 0 0 0 0 1 4 17 22 0,045
s 0 0 0 0 0,43 0,56 0 0,99
Bayam n 0 0 2 0 6 6 8 22 0,246
s 0 0 2 0 2,58 0,84 0 5,42
Kangkung n 0 1 2 1 5 4 9 22 0,364
s 0 2,5 2 0,79 2,15 0,56 0 8
Sawi Putih n 0 0 1 0 1 1 19 22 0,071
s 0 0 1 0 0,43 0,14 0 1,57
Cetimun n 0 0 1 1 4 3 13 22 0,179
s 0 0 1 0,79 1,72 0,42 0 3,93
Wortel n 0 0 3 0 3 1 15 22 0,201
s 0 0 3 0 1,29 0,14 0 4,43
Terong n 0 0 0 0 1 2 19 22 0,032
s 0 0 0 0 0,43 0,28 0 0,71
L. Siam n 0 0 0 0 1 2 19 22 0,032
s 0 0 0 0 0,43 0,28 0 0,71
L. Kuning n 0 0 1 0 1 1 19 22 0,071
s 0 0 1 0 0,43 0,14 0 1,57
Kol n 0 0 1 0 3 4 14 22 0,130
s 0 0 1 0 1,29 0,56 0 2,85
K. tanah n 0 0 0 0 1 3 18 22 0,039
s 0 0 0 0 0,43 0,42 0 0,85
K. Merah n 0 0 0 0 1 2 19 22 0,032
s 0 0 0 0 0,43 0,28 0 0,71
K. Hijau n 0 1 1 0 1 6 13 22 0,217
s 0 2,5 1 0 0,43 0,84 0 4,77
Kentang n 0 1 3 0 4 5 9 22 0,360
s 0 2,5 3 0 1,72 0,7 0 7,92
Buah- buahan
Alpukat n 0 0 1 0 5 10 6 22 0,207
s 0 0 1 0 2,15 1,4 0 4,55
Apel n 0 0 1 0 4 7 10 22 0,168
s 0 0 1 0 1,72 0,98 0 3,7
Sunkist n 0 0 1 0 6 6 9 22 0,201
s 0 0 1 0 2,58 0,84 0 4,42
J. Bali n 0 0 0 0 0 3 19 22 0,019
s 0 0 0 0 0 0,42 0 0,42
Mangga n 0 0 0 0 1 9 12 22 0,077
s 0 0 0 0 0,43 1,26 0 1,69
Pepaya n 0 0 1 0 5 4 12 22 0,169
s 0 0 1 0 2,15 0,56 0 3,71
Rambutan n 0 0 1 0 2 11 8 22 0,155
s 0 0 1 0 0,86 1,54 0 3,4
Anggur n 0 0 0 0 3 4 15 22 0,084
s 0 0 0 0 1,29 0,56 0 1,85
P. Susu n 0 0 0 0 3 4 15 22 0,084
s 0 0 0 0 1,29 0,56 0 1,85
Salak n 0 0 0 0 0 4 18 22 0,025
s 0 0 0 0 0 0,56 0 0,56
Sirsak n 0 0 2 0 5 3 12 22 0,208
s 0 0 2 0 2,15 0,42 0 4,57
Durian n 0 0 0 0 1 6 15 22 0,058
s 0 0 0 0 0,43 0,84 0 1,27
k. Muda n 0 0 1 0 0 8 13 22 0,096
s 0 0 1 0 0 1,12 0 2,12
Langsat n 0 0 0 0 4 5 13 22 0,110
s 0 0 0 0 1,72 0,7 0 2,42
Sukun n 0 0 0 1 0 2 19 22 0,049
s 0 0 0 0,79 0 0,28 0 1,07
Makanan Jadi
N. Goreng n 0 1 2 1 9 4 5 22 0,442
s 0 2,5 2 0,79 3,87 0,56 0 9,72
N. Kuning n 0 0 1 2 4 9 6 22 0,253
s 0 0 1 1,58 1,72 1,26 0 5,56
Coto n 0 0 0 0 1 9 12 22 0,077
s 0 0 0 0 0,43 1,26 0 1,69
Mie Bakso n 0 1 1 1 3 11 5 22 0,324
s 0 2,5 1 0,79 1,29 1,54 0 7,12
Siomay n 0 0 0 0 2 9 11 22 0,096
s 0 0 0 0 0,86 1,26 0 2,12
Gado2 n 0 0 0 0 2 9 11 22 0,096
s 0 0 0 0 0,86 1,26 0 2,12
Pangsit n 0 0 0 0 5 8 9 22 0,149
s 0 0 0 0 2,15 1,12 0 3,27
Capcay n 0 0 0 0 2 6 14 22 0,077
s 0 0 0 0 0,86 0,84 0 1,7
M.Kering n 0 0 0 0 1 11 10 22 0,090
s 0 0 0 0 0,43 1,54 0 1,97
M.Goreng n 0 2 1 0 3 8 8 22 0,382
s 0 5 1 0 1,29 1,12 0 8,41
Sate Ayam n 0 0 2 0 3 10 7 22 0,213
s 0 0 2 0 1,29 1,4 0 4,69
Nugget n 0 0 1 0 3 6 12 22 0,142
s 0 0 1 0 1,29 0,84 0 3,13
Sosis n 0 1 0 0 1 8 12 22 0,184
s 0 2,5 0 0 0,43 1,12 0 4,05
Spagetti n 0 1 0 0 1 6 14 22 0,171
s 0 2,5 0 0 0,43 0,84 0 3,77
Steak n 0 0 0 0 1 9 12 22 0,077
s 0 0 0 0 0,43 1,26 0 1,69
A.Krispi n 0 0 1 0 5 11 5 22 0,213
s 0 0 1 0 2,15 1,54 0 4,69
Cemilan
R.Tawar n 0 3 4 0 7 4 4 22 0,685
s 0 7,5 4 0 3,01 0,56 0 15,07
R. Coklat n 0 2 5 0 5 4 6 22 0,578
s 0 5 5 0 2,15 0,56 0 12,71
B.Malkist n 0 1 2 0 3 4 12 22 0,289
s 0 2,5 2 0 1,29 0,56 0 6,35
B. Kelapa n 0 0 1 0 3 5 13 22 0,136
s 0 0 1 0 1,29 0,7 0 2,99
Wafer n 0 1 2 0 3 7 9 22 0,308
s 0 2,5 2 0 1,29 0,98 0 6,77
Songkolo n 0 0 0 0 3 1 18 22 0,065
s 0 0 0 0 1,29 0,14 0 1,43
Pisang Ijo n 0 0 0 0 2 5 15 22 0,071
s 0 0 0 0 0,86 0,7 0 1,56
Bolu n 0 0 1 0 2 2 17 22 0,097
s 0 0 1 0 0,86 0,28 0 2,14
Donat n 0 2 0 0 5 5 10 22 0,357
s 0 5 0 0 2,15 0,7 0 7,85
Risoles n 0 2 1 0 5 3 11 22 0,390
s 0 5 1 0 2,15 0,42 0 8,57
Puding n 0 0 1 0 2 9 10 22 0,142
s 0 0 1 0 0,86 1,26 0 3,12
Gulung n 0 0 2 0 2 5 13 22 0,162
s 0 0 2 0 0,86 0,7 0 3,56
P. Goreng n 0 1 1 1 4 8 7 22 0,324
s 0 2,5 1 0,79 1,72 1,12 0 7,13
Bakwan n 0 0 2 1 7 5 7 22 0,295
s 0 0 2 0,79 3,01 0,7 0 6,5
P.Molen n 0 0 2 1 4 6 9 22 0,243
s 0 0 2 0,79 1,72 0,84 0 5,35
T. Bulan n 0 0 1 0 2 11 8 22 0,155
s 0 0 1 0 0,86 1,54 0 3,4
Martabat n 0 0 1 1 2 10 8 22 0,184
s 0 0 1 0,79 0,86 1,4 0 4,05
O.Jawa n 0 0 1 0 0 4 17 22 0,071
s 0 0 1 0 0 0,56 0 1,56
B.Kukus n 0 0 1 0 1 5 15 22 0,097
s 0 0 1 0 0,43 0,7 0 2,13
J. Kote n 0 2 3 0 6 5 6 22 0,513
s 0 5 3 0 2,58 0,7 0 11,28
Kue Lapis n 0 0 1 0 1 2 18 22 0,078
s 0 0 1 0 0,43 0,28 0 1,71
pawa n 0 0 0 0 2 4 16 22 0,065
s 0 0 0 0 0,86 0,56 0 1,42
Broncong n 0 0 1 1 1 4 15 22 0,126
s 0 0 1 0,79 0,43 0,56 0 2,78
Pukis n 0 0 0 0 2 3 17 22 0,058
s 0 0 0 0 0,86 0,42 0 1,28
Roko2 n 0 0 0 0 1 1 20 22 0,026
Unti
s 0 0 0 0 0,43 0,14 0 0,57
Minuman
S.K. n 0 1 2 1 1 3 14 22
Manis 0,279
s 0 2,5 2 0,79 0,43 0,42 0 6,14
Kopi n 0 1 7 0 7 5 2 22 0,600
s 0 2,5 7 0 3,01 0,7 0 13,21
Teh n 0 4 8 0 3 5 2 22 0,909
s 0 10 8 0 1,29 0,7 0 19,99
Teh gelas n 0 0 4 0 2 7 9 22 0,265
s 0 0 4 0 0,86 0,98 0 5,84
Susu uht n 0 1 1 1 1 4 14 22 0,240
s 0 2,5 1 0,79 0,43 0,56 0 5,28
Buavita n 0 0 1 0 0 4 17 22 0,071
s 0 0 1 0 0 0,56 0 1,56
YouC n 0 0 2 1 1 5 13 22 0,178
s 0 0 2 0,79 0,43 0,7 0 3,92
P. Sweat n 0 1 0 0 1 7 13 22 0,178
s 0 2,5 0 0 0,43 0,98 0 3,91
The Botol n 0 0 1 0 1 9 11 22 0,122
s 0 0 1 0 0,43 1,26 0 2,69
Pulpy n 0 0 1 1 1 10 9 22 0,165
s 0 0 1 0,79 0,43 1,4 0 3,62
Mizone n 0 0 0 0 1 8 13 22 0,070
s 0 0 0 0 0,43 1,12 0 1,55
Energen n 0 0 0 0 4 6 12 22 0,116
s 0 0 0 0 1,72 0,84 0 2,56
Coca Cola n 0 0 2 1 5 5 9 22 0,256
s 0 0 2 0,79 2,15 0,7 0 5,64
Fanta n 0 0 0 0 2 4 16 22 0,065
s 0 0 0 0 0,86 0,56 0 1,42
Sprite n 0 0 0 0 1 4 17 22 0,045
s 0 0 0 0 0,43 0,56 0 0,99
Jus n 0 0 3 0 4 7 8 22 0,259
s 0 0 3 0 1,72 0,98 0 5,7
Tabel 4.14
Distribusi Skor
Sumber makanan pokok obesitas mahasiswa Unhas Angkatan 2013
Frekuensi Konsumsi
Makanan 1x/h 5- 2- 1x/ tdk
>4x/hr 2-3x/hr rata2
Pokok r 6x/mg 4x/mg mg prnh jmlh
skor
4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0
Nasi Putih n 0 39 10 0 0 0 0 49 2,194
s 0 97,5 10 0 0 0 0 107,5
mie basah n 0 0 7 1 11 21 9 49 0,316
s 0 0 7 0,79 4,73 2,94 0 15,46
ketupat n 0 0 1 0 2 14 32 49 0,078
s 0 0 1 0 0,86 1,96 0 3,82
singkong n 0 0 1 0 1 0 47 49 0,029
s 0 0 1 0 0,43 0 0 1,43
Bubur n 0 1 2 0 4 2 40 49 0,133
s 0 2,5 2 0 1,72 0,28 0 6,5
Lauk Pauk
D. Ayam n 0 2 6 1 11 11 18 49 0,369
s 0 5 6 0,79 4,73 1,54 0 18,06
D. Sapi n 0 0 2 0 5 13 29 49 0,122
s 0 0 2 0 2,15 1,82 0 5,97
T.ayam n 0 8 10 2 16 4 9 49 0,796
s 0 20 10 1,58 6,88 0,56 0 39,02
T.bebek n 0 0 1 0 4 10 34 49 0,084
s 0 0 1 0 1,72 1,4 0 4,12
I.kering n 0 1 2 0 5 12 29 49 0,170
s 0 2,5 2 0 2,15 1,68 0 8,33
I. kakap n 0 1 2 0 5 10 31 49 0,164
s 0 2,5 2 0 2,15 1,4 0 8,05
I.cakalang n 0 0 2 0 2 13 32 49 0,096
s 0 0 2 0 0,86 1,82 0 4,68
I.bandeng n 0 0 3 1 10 14 21 49 0,205
s 0 0 3 0,79 4,3 1,96 0 10,05
kepiting n 0 0 0 0 1 13 35 49 0,046
s 0 0 0 0 0,43 1,82 0 2,25
cumi n 0 0 1 0 3 12 33 49 0,081
s 0 0 1 0 1,29 1,68 0 3,97
udang n 0 0 0 0 5 15 29 49 0,087
s 0 0 0 0 2,15 2,1 0 4,25
Tahu n 0 2 12 2 19 8 6 49 0,569
s 0 5 12 1,58 8,17 1,12 0 27,87
Tempe n 0 6 13 1 21 6 2 49 0,789
s 0 15 13 0,79 9,03 0,84 0 38,66
Sayuran
Buncis n 0 0 1 2 8 10 28 49 0,151
s 0 0 1 1,58 3,44 1,4 0 7,42
Brocoli n 0 0 3 0 5 7 34 49 0,125
s 0 0 3 0 2,15 0,98 0 6,13
Bayam n 0 1 3 0 18 12 15 49 0,304
s 0 2,5 3 0 7,74 1,68 0 14,92
Kangkung n 0 3 5 1 16 10 14 49 0,440
s 0 7,5 5 0,79 6,88 1,4 0 21,57
Sawi Putih n 0 0 2 1 5 4 37 49 0,112
s 0 0 2 0,79 2,15 0,56 0 5,5
Cetimun n 0 1 2 0 15 12 19 49 0,258
s 0 2,5 2 0 6,45 1,68 0 12,63
Wortel n 0 0 4 0 14 6 25 49 0,222
s 0 0 4 0 6,02 0,84 0 10,86
Terong n 0 0 0 0 6 4 39 49 0,064
s 0 0 0 0 2,58 0,56 0 3,14
L. Siam n 0 0 5 0 7 7 30 49 0,183
s 0 0 5 0 3,01 0,98 0 8,99
L. Kuning n 0 0 1 0 4 9 35 49 0,081
s 0 0 1 0 1,72 1,26 0 3,98
Kol n 0 0 1 0 9 13 26 49 0,137
s 0 0 1 0 3,87 1,82 0 6,69
K. tanah n 0 0 5 0 8 16 20 49 0,218
s 0 0 5 0 3,44 2,24 0 10,68
K. Merah n 0 1 2 0 1 13 32 49 0,138
s 0 2,5 2 0 0,43 1,82 0 6,75
K. Hijau n 0 0 4 0 3 15 27 49 0,151
s 0 0 4 0 1,29 2,1 0 7,39
Kentang n 0 2 4 1 11 9 22 49 0,322
s 0 5 4 0,79 4,73 1,26 0 15,78
Buah- Buahan
Alpukat n 0 0 3 0 10 14 22 49 0,189
s 0 0 3 0 4,3 1,96 0 9,26
Apel n 0 0 4 1 11 13 20 49 0,231
s 0 0 4 0,79 4,73 1,82 0 11,34
Sunkist n 0 1 2 1 7 19 19 49 0,224
s 0 2,5 2 0,79 3,01 2,66 0 10,96
J. Bali n 0 0 1 0 2 12 34 49 0,072
s 0 0 1 0 0,86 1,68 0 3,54
Mangga n 0 0 1 0 3 16 29 49 0,092
s 0 0 1 0 1,29 2,24 0 4,53
Pepaya n 0 0 2 1 8 18 20 49 0,179
s 0 0 2 0,79 3,44 2,52 0 8,75
Rambutan n 0 0 3 0 13 19 14 49 0,230
s 0 0 3 0 5,59 2,66 0 11,25
Anggur n 0 0 2 0 3 14 30 49 0,107
s 0 0 2 0 1,29 1,96 0 5,25
P. Susu n 0 1 3 2 7 13 23 49 0,243
s 0 2,5 3 1,58 3,01 1,82 0 11,91
Salak n 0 0 1 0 4 9 35 49 0,081
s 0 0 1 0 1,72 1,26 0 3,98
Sirsak n 0 0 3 0 7 10 29 49 0,682
s 0 0 3 0 3,01 1,4 26 33,41
Durian n 0 0 1 0 3 18 27 49 0,098
s 0 0 1 0 1,29 2,52 0 4,81
k. Muda n 0 0 2 0 7 15 25 49 0,145
s 0 0 2 0 3,01 2,1 0 7,11
Langsat n 0 0 1 0 5 19 24 49 0,119
s 0 0 1 0 2,15 2,66 0 5,81
Sukun n 0 0 0 0 4 12 33 49 0,069
s 0 0 0 0 1,72 1,68 0 3,4
Makanan Jadi
N. Goreng n 0 0 4 1 25 15 4 49 0,360
s 0 0 4 0,79 10,75 2,1 0 17,6
N. Kuning n 0 0 4 3 12 18 12 49 0,287
s 0 0 4 2,37 5,16 2,52 0 14,1
Coto n 0 1 1 1 1 28 17 49 0,176
s 0 2,5 1 0,79 0,43 3,92 0 8,64
Mie Bakso n 0 0 4 2 13 14 16 49 0,268
s 0 0 4 1,58 5,59 1,96 0 13,1
Siomay n 0 0 2 1 10 19 17 49 0,199
s 0 0 2 0,79 4,3 2,66 0 9,75
Gado2 n 0 0 2 0 8 21 18 49 0,171
s 0 0 2 0 3,44 2,94 0 8,38
Pangsit n 0 0 1 2 8 23 15 49 0,189
s 0 0 1 1,58 3,44 3,22 0 9,24
Capcay n 0 0 1 0 3 13 32 49 0,084
s 0 0 1 0 1,29 1,82 0 4,11
M.Kering n 0 0 2 0 5 18 24 49 0,136
s 0 0 2 0 2,15 2,52 0 6,67
M.Goreng n 0 1 3 1 11 22 11 49 0,288
s 0 2,5 3 0,79 4,73 3,08 0 14,1
Sate Ayam n 0 1 1 0 8 19 20 49 0,196
s 0 2,5 1 0 3,44 2,66 0 9,6
Nugget n 0 2 0 0 4 16 27 49 0,183
s 0 5 0 0 1,72 2,24 0 8,96
Sosis n 0 2 1 1 3 17 25 49 0,213
s 0 5 1 0,79 1,29 2,38 0 10,5
Spagetti n 0 0 2 0 1 15 31 49 0,092
s 0 0 2 0 0,43 2,1 0 4,53
Steak n 0 0 1 0 3 12 33 49 0,081
s 0 0 1 0 1,29 1,68 0 3,97
A.Krispi n 0 0 3 2 16 16 12 49 0,280
s 0 0 3 1,58 6,88 2,24 0 13,7
Cemilan
R.Tawar n 0 2 11 1 12 16 7 49 0,494
s 0 5 11 0,79 5,16 2,24 0 24,19
R. Coklat n 0 0 7 1 9 20 12 49 0,295
s 0 0 7 0,79 3,87 2,8 0 14,46
B.Malkist n 0 1 2 0 11 11 24 49 0,220
s 0 2,5 2 0 4,73 1,54 0 10,77
B. Kelapa n 0 1 1 1 5 13 28 49 0,169
s 0 2,5 1 0,79 2,15 1,82 0 8,26
Wafer n 0 4 6 0 10 11 18 49 0,446
s 0 10 6 0 4,3 1,54 0 21,84
Songkolo n 0 0 2 0 0 8 39 49 0,064
s 0 0 2 0 0 1,12 0 3,12
Pisang Ijo n 0 0 1 0 2 20 26 49 0,095
s 0 0 1 0 0,86 2,8 0 4,66
Bolu n 0 1 1 0 6 19 22 49 0,178
s 0 2,5 1 0 2,58 2,66 0 8,74
Donat n 0 1 4 0 11 19 14 49 0,283
s 0 2,5 4 0 4,73 2,66 0 13,89
Risoles n 0 0 5 1 11 12 20 49 0,249
s 0 0 5 0,79 4,73 1,68 0 12,2
Puding n 0 0 2 0 5 16 26 49 0,130
s 0 0 2 0 2,15 2,24 0 6,39
Gulung n 0 0 2 0 0 11 36 49 0,072
s 0 0 2 0 0 1,54 0 3,54
P. Goreng n 0 1 8 0 16 12 12 49 0,389
s 0 2,5 8 0 6,88 1,68 0 19,06
Bakwan n 0 1 8 1 14 13 12 49 0,390
s 0 2,5 8 0,79 6,02 1,82 0 19,13
P.Molen n 0 1 5 0 7 16 20 49 0,260
s 0 2,5 5 0 3,01 2,24 0 12,75
T. Bulan n 0 0 3 1 4 24 17 49 0,181
s 0 0 3 0,79 1,72 3,36 0 8,87
Martabat n 0 0 2 1 8 20 18 49 0,184
s 0 0 2 0,79 3,44 2,8 0 9,03
O.Jawa n 0 0 3 0 3 5 38 49 0,102
s 0 0 3 0 1,29 0,7 0 4,99
B.Kukus n 0 0 4 0 2 16 27 49 0,145
s 0 0 4 0 0,86 2,24 0 7,1
J. Kote n 0 0 7 1 10 19 12 49 0,301
s 0 0 7 0,79 4,3 2,66 0 14,75
Kue Lapis n 0 0 4 0 5 5 35 49 0,140
s 0 0 4 0 2,15 0,7 0 6,85
pawa n 0 1 3 0 5 8 32 49 0,179
s 0 2,5 3 0 2,15 1,12 0 8,77
Broncong n 0 2 1 0 3 11 32 49 0,180
s 0 5 1 0 1,29 1,54 0 8,83
Pukis n 0 0 3 0 3 11 32 49 0,119
s 0 0 3 0 1,29 1,54 0 5,83
Roko2 n 0 0 1 1 1 7 39 49 0,065
Unti
s 0 0 1 0,79 0,43 0,98 0 3,2
Minuman
S.K. n 0 1 4 0 7 11 26 49
Manis 0,226
s 0 2,5 4 0 3,01 1,54 0 11,05
Kopi n 0 1 7 3 7 7 24 49 0,324
s 0 2,5 7 2,37 3,01 0,98 0 15,86
Teh n 0 4 22 2 6 6 9 49 0,755
s 0 10 22 1,58 2,58 0,84 0 37
Teh gelas n 0 1 8 1 7 9 23 49 0,318
s 0 2,5 8 0,79 3,01 1,26 0 15,56
Susu uht n 0 0 5 0 12 15 17 49 0,250
s 0 0 5 0 5,16 2,1 0 12,26
Buavita n 0 1 2 0 4 12 30 49 0,161
s 0 2,5 2 0 1,72 1,68 0 7,9
YouC n 0 1 2 0 5 11 30 49 0,167
s 0 2,5 2 0 2,15 1,54 0 8,19
P. Sweat n 0 0 1 0 3 10 35 49 0,075
s 0 0 1 0 1,29 1,4 0 3,69
The Botol n 0 0 3 0 6 20 20 49 0,171
s 0 0 3 0 2,58 2,8 0 8,38
Pulpy n 0 0 1 0 6 21 21 49 0,133
s 0 0 1 0 2,58 2,94 0 6,52
Mizone n 0 0 0 0 2 13 34 49 0,055
s 0 0 0 0 0,86 1,82 0 2,68
Energen n 0 0 6 0 4 10 29 49 0,186
s 0 0 6 0 1,72 1,4 0 9,12
Coca Cola n 0 1 2 1 5 18 22 49 0,203
s 0 2,5 2 0,79 2,15 2,52 0 9,96
Fanta n 0 0 1 0 2 13 33 49 0,075
s 0 0 1 0 0,86 1,82 0 3,68
Sprite n 0 0 2 0 3 13 31 49 0,104
s 0 0 2 0 1,29 1,82 0 5,11
Jus n 0 3 2 1 14 13 16 49 0,370
s 0 7,5 2 0,79 6,02 1,82 0 18,13
Data Primer 2014
Dari tabel.4.13 hasil penelitian pola frekuensi konsumsi kelompok
nasi putih nasi >1x/ hari (skor 2,295), pola konsumsi mie basah 2-4x
konsumsi sama yaitu nasi >1x/hari (skor 2,196), mie basah 2-4x perminggu
(skor 0,029).
1x perhari ( skor 0,785), tempe 2-4x perminggu (skor 0,672) sedangkan lauk
hewani yang sering di konsumsi telur ayam 1x perhari (skor 0,646) dan ikan
bandeng 2-4x perminggu (skor 0,335), yang jarang dikonsumsi telur bebek 2-
sering dikonsumsi tempe 2-4x perminggu (skor 0,798) dan tahu 2-4x
perminggu (skor 0,569), sedangkan lauk hewani yang sering dikonsumsi telur
ayam 2-4x perminggu (skor 0,796) dan daging ayam 2-4x perminggu (skor
sayuran yang jarang dikonsumsi terong dan kacang merah (skor 0,032) dan
0,440) dan (skor 0,322), yang jarang dikonsumsi juga sama yaitu terong
d. Kelompok buah-buahan
alpukat dan sirsak dengan masing- masing (skor 0,207) 1x perminggu dan
(skor 0,208) 2-4x perminggu, sedangkan buah yang jarang dikonsumsi adalah
jeruk bali dengan skor ( 0,019). Untuk responden obesitas buah yang sering
dikonsumsi pisang susu dan sirsak ( skor 0,243) 1x perminggu, dan (skor
adalah nasi goreng dan mie bakso dengan (skor 0,442) 2-4x perminggu, (skor
0,324) 1x perminggu dan makanan yang jarang dikonsumsi steak (skor 0,077).
adalah nasi goreng dan mie goreng ( skor 0,360) dan (skor 2,288) dengan
frekuensi yang sama 1x perminggu. Sedangkan makanan yang jarang
f. Kelompok Cemilan
tawar, roti coklat, resoles, pisang goreng dan donat dengan nilai skor masing-
masing ( skor 0,685),(skor 0,578), (skor 0,390), (skor 0,324) dan (skor 0.375).
Sedangkan cemilan yang jarang dikonsumsi roko- roko unti dengan (skor
0,026). Untuk responden obesitas cemilan yang sering dikonsumsi roti tawar,
wafer, pisang goreng, bakwan dan jalangkote dengan skor masing- masing (
skor 0,494), (skor 0,446), (skor 0,389), (skor 0,390) dan (skor 0,301),
perminggu.
g. Kelompok Minuman
( skor 909), kopi 1x perhari ( 0,600) dan coca cola 1x perminggu (skor 0,256)
yaitu the, kopi dan juz dengan (skor 0,755), (skor 0,324) dan (skor 0,370)
tanggal 16 April - 30 Mei 2014. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
orang. Sampel yang diambil adalah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data, maka dibahas sebagai
berikut:
obesitas pada usia 18 tahun sebanyak 24 orang (75%) dan overweight paling
banyak pada usia 19 tahun 13 orang (36.1%). Jumlah responden obesitas laki
laki sebanyak 29 orang (74.4%) dari 49 responden dan overweight lebih banyak
jenis suku yang dimiliki oleh responden dan yang memiliki status gizi obesitas
terbanyak pada suku bugis 21 orang (61.6%) dan overweight terbanyak masih
pada suku yang sama yaitu 13 orang (38.2%). Dari segi tempat tinggal
yang paling banyak obesitas adalah fakultas teknik dan kedokteran dan yang
yaitu terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk
berat badan ideal yang dapat disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau
Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa kejadian obesitas terjadi pada
Pada remaja laki- laki cenderung banyak yang obesitas sesuai hasil
penelitian RR. Parengkuan (2010) mengatakan karena pola makan laki- laki
seperti model, imej tubuh juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, perilaku,
tentang penurunan berat sehingga masih melakukan diet yang sangat ketat
laki memiliki risiko mengalami obesitas sebesar 1:4 kali dibandingkan anak
b. Umur
tahun dan 50,7% berumur 19 tahun dan sekitar 4,2 responden berumur 20
tahun. Obesitas banyak didapat pada usia 19 tahun 50,7% dari jumlah
tinggi.
1. Hubungan pengetahuan dengan kejadian obesitas.
lebih tinggi daripada yang berpengetahuan kurang. Dari hasil analisis statistik
mahasiswa ini tidak terdapat hubungan signifikan karena nilai p = 0,430 >
0,05.
Sebagian besar kejadian masalah gizi kurang atau lebih dapat dihindari
kesehatan tubuh dan menjaga berat tubuh yang ideal. Pentingnya upaya
menyaring informasi dari media massa juga hal penting yang harus di
tanamkan kepada masyarakat agar mereka dapat memperoleh informasi yang
mereka di kehidupannya.
yaitu tahu (Know) dapat di artikan seseorang mengingat materi yang sudah
menerapkan materi yang di pelajari pada situasi atau kondisi nyata dalam
kehidupannya.(34)
(merinda sada, 2012 dkk ). Diperoleh hasil uji bahwa tidak ditemukan
(p=0,942).yang berarti nilai p=0,942 pada a > 0,05. Dan dijelaskan bahwa
menentukan status gizi seseorang. Masih ada faktor-faktor lain yang lebih
oleh Ritapurnamasari (2009). Dari hasil uji menggunakan uji Chi- Square
untuk varibel pengetahuan dan obesitas central diperoleh nilai P= 0,575 >
(a=0,05) maka hipotesis Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan yang
bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas. Jika
dalam penelitian ini masih berada pada tingkat pertama yaitu tahu (know)
atau dalam skala cukup akan tetapi belum sampai pada tahap aplikasi dimana
berlebihan, konsumsi alkohol, stres, merokok dan faktor keturunan, hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Agoes & Maria,( 2003) dalam
Ritapurnamasari,(2009 ) yang menyatakan bahwa sering kali kejadian obesitas
psikologis.(15)
motivasi, pengetahuan) dan faktor eksternal (lingkungan fisik dan non fisik
3. Hubungan Pola Makan (Asupan zat gizi makro dan serat )dengan
kejadian Obesitas
kali, dimana hari yang dipilih dianggap mewakili hari kuliah dan hari libur.
Hal ini dilakukan agar data asupan yang diperoleh dapat dianggap mewakili
pewawancara.(22)
Dari asupan zat gizi makro untuk energi, protein, karbohidrat dan serat
value masing- masing 0,586, 0,480, 0,843 dan 0,982 > 0,05 . Sedangkan
a. Asupan Energi
pengeluaran energi.(44)
Hasil uji sataistik didapat hubungan antara tingkat energi dan obesitas tidak
p value= 0,453 pada a =0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang
Spearman menunjukkan nilai taraf signifikansi atau nilai p sebesar 0,350, hal
ini membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan
tidak mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu formula
dengan jumlah asupan yang melebihi porsi yang dibutuhkan bayi atau
kurang sehat fast food tanpa disertai konsumsi buah dan sayur yang cukup
terhadap makanan, sebagian orang berdaya serap kalori tinggi, kendati porsi
makanan sedikit , tubuh mereka gemuk karena seluruh kalori yang masuk
adrenal di stimulus, dan kadar gula darah turun sehingga daerah Self-control
dalam otak tidak berfungsi optimal, hingga butuh energi banyak untuk
mengaktifkan kembali dengan cara makan secara terus menerus dan tidak
diketahui orang.(7)
b. Asupan Protein
kejadian obesitas karena nilai p =0,480> 0,05. Penelitian ini juga sejalan
diperoleh hasil P value= 0,125 pada a=0,005 berarti Ho ditolak yang artinya
tidak ada hubungan antara asupan Protein dan status obesitas secara statistik
pada = 0,05. Karena nilai P (0,349) > 0,05 yang berarti bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara protein dan status gizi berdasarkan
indikator IMT/U.
Hal ini juga menunjukan bahwa status gizi yang di ukur berdasarkan
berat badan tidak dapat di pengaruhi oleh konsumsi protein saja, akan tetapi
berat badan saat ini lebih merupakan refleksi asupan energi secara
protein yang tinggi.(51) Faktor lain yang menyebabkan asupan energi dan
protein kurang karena mahasiswa lebih suka makan jajanan dikampus atau
(47)
biasa terjadi pada usia sekolah (6-12 tahun), usia pra remaja (13-15 tahun) dan
c. Asupan Lemak
Gregory JW pada subjek anak usia 10-18 tahun dilondon, yang menunjukan
asupan tinggi lemak berbanding lurus dengan kejadian obesitas nilai p = 0,012
karbohidrat 1:9 sehingga lemak merupakan cadangan energi tubuh yang besar
pemilihan jenis makanan yang kurang tepat, seperti makanan yang lemak
trend dimana sekarang ini sangat banyak trend yang mengangkat makanan
yang berlemak tinggi seperti fast food yang sangat rendah kandungan nilai
gizinya.(54)
kesehatan.(43)
indeks massa tabuh dan pengendalian massa lemak dan gen juga mengatur
distribusi jaringan lemak tubuh dan peran gen dalam pemunculan sifat yang
dengan berat badan kurang (BBLR) menjadi anak dengan berat badan lebih
kemudian akan menjadi individu obesitas pada saat dewasa, ada dugaan massa
kandungan(52)
d. Asupan Karbohidrat
karbohidrat nasi sebanyak 3 kali sehari, rata- rata 1-2 kali sehari, lebih sering
teh.
Penelitian ini sejalan dengan (Fatma, dkk 2013) dari hasil analisis
p= 0,275 ( >0,05).(55)
Responden obesitas dengan asupan karbohidrat kurang 67,8%,
dimungkinkan oleh jadwal kuliah yang padat sehingga mereka tidak sempat
alasan kegemukannya.
Survei Kesehatan dan gizi nasional cina tahun 2002 pada anak usia 7-
karbohidrat.(56)
sederhana terutama gula, pemanis, soft drink, karena lebih mudah diserap
tubuh.(56)
e. Asupan Serat
signifikan, diperoleh hasil p = 0,928 > 0,05. Dimana kedua kategori responden
sari,2013). Dari uji staistik mendapatkan hasil p =0,46 >0,05 yang berarti
tidak ada hubungan antara asupan serat dengan kejadian obesitas pada anak
SD di kota semarang.
sayur segar, semakin beralih ke buah kaleng dan juz siap saji.(57) Pada masa
remaja mudah terpengaruh oleh teman sebaya lebih besar daripada keluarga,
asupan serat kurang dari kebutuhan mempunyai resiko 4 kali lebih besar
asupan serat dengan status gizi pada pasien DM, dengan menggunakan uji
terdapat hubungan antara asupan serat dengan status gizi, semakin rendah
Selain itu, beberapa jenis serat seperti pektin, gum, glukan, dan lignin
yang membentuk chitosan mengikat asam lemak dan kolesterol sehingga tidak
diekskresi feses, sehingga banyak kolesterol yang di absorpsi dari hasil sisa
empedu.(59)
makanan pokok yang memiliki skor tertinggi dari kedua kategori responden
berupa nasi putih dan mie basah. Untuk kelompok makanan jadi skor
tertinggi nasi goreng, mie bakso, mie goreng. Untuk kelompok cemilan skor
tertinggi roti tawar, roti coklat, wafer, pisang goreng dan bakwan, sedangkan
untuk lauk pauk kedua responden responden juga memiliki pola yang sama
juga yaitu tahu, tempe dan telur ayam, responden overweight lauk yang jarang
dikonsumsi telur bebek (skor 0,013) dan responden obesitas yang jarang yaitu
kepiting (skor 0,046). Dan untuk kelompok minuman yang sering dikonsumsi
responden sama- sama memiliki skor yang rendah jika di bandingkan dengan
dimana karbohidrat sangat kurang kandungan seratnya, dan lemak tinggi serta
tidak di imbangi dengan pola konsumsi serat yang tinggi pula. Hal ini
konsumsi pangan antara kedua metode dari kelompok makanan dan minuman
yang dikomsumsi oleh reponden pada umumnya FFQ tidak lebih tinggi atau
sering atau lebih rendah atau jarang dari perkiraan Food Recall 24 jam.(61)
perilaku konsumsi buah yang masih kurang pada anak obesitas.(62) Dan hasil
rendahnya konsumsi sayur dan buah, karena sayur dan buah merupakan
makanan rendah kalori, kaya serat, vitamin, dan mineral untuk menjaga
lingkungan seperti gaya hidup sedentary dan kebiasaan makan yang kurang
yang berlebihan pada saat usia anak-anak, gangguan endokrin tertentu seperti
cadangan makanan atau biasa disebut glikogen. Dalam hal ini, makanan yang
Aktifitas fisik adalah gerakan tubuh yang di hasilkan oleh oto- otot
hari. Aktifitas fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang atau berat yang
Obesitas juga dapat disebabkan memakai obat- obatan tertentu seperti steroid
dan beberapa anti depresi.(25) Hal ini sesuai dengen penelitian intan (2014)
Asupan energy yang berlebih dapat di akibatkan karena seseorang mengalami
2. Kelemahan Penelitian
A. Kesimpulan
berikut:
kelompok makanan hanya buah yang mempunyai niali skor rendah yang
B. SARAN
.
3. Saran untuk Mahasiswa
Menjaga pola makan yang sehat sesuai dengan PGS (Pedoman Gizi
responden, dengan recall lebih dari 2x 24 jam, agar dapat mengetahui asupan
2. Iriyani Harun VH, Nurpudji A Taslim. obesity and HsCRP content among
6. Puhl RM LJS. obesity, and the health of the nation's children. Psychol Bull.
2007.
8. Yessi K. Pendidikan gizi dan gaya hidup remaja Obesitas. Program Studi Ilmu
12. khomsan A. Pangan dan Gizi Uuntuk Kesehatan. Jakarta.: PT. Rajagrafindo
persada; 2010.
Urban Asian Indian Adolescents and Young Adults. Journal of the American
14. Rahmawati N. Hubungan Aktifitas fisik dan kejadian Obesitas pada sekolah
15. sibarani E. Gambaran obesitas pada penderita stroke iskemik yang di rawat
inap di smf neurologi RSUP H. Adam Malik medan. FKUSU medan 2010.
16. Miko A, Azhari, Suwardi. Hubungan Imej tubuh, Pengetahuan Gizi dan
kebiasaan Olahraga dengan Status gizi Siswa SMA di kota Banda Aceh. FKM
17. Isnaini As, Eny Winaryanti. Hubungan Pengetahuan Obesitas dengan RLPP
18. putra Hm. Gambaran Pengetahuan Mengenai Obesitas Dan Kejadian Obesitas
20. Annisa MYG. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Pola Makan
dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Remaja (10-19) tahun, di
21. Basith A. Makan Rasullullah. Dalam makanan sehat berkwalitas menurut al-
kelurahan pangkalan masyur kec. Johor medan tahun 2011. FK USU Medan.
2011.
perspective. 2012.
27. Silitonga N. . Pola Makan dan aktifitas fisik pada orang dewasa yang
29. siregar I. Gambaran pengetahuan gizi, pola konsumsi pangan dan status gizi
pada sopir angkot rahayu Medan ceria Trayek 104 di Kota medan Tahun
2008. 2009.
Bandung2009.
32. Yani Yanti Mariza ACK. Hubungan antara Kebiasaan Sarapan dan Kebiasaan
Jajan Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Kec. Pedurungan Kota
Obesitas Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Meteseh Kec. Boja Kab. Kendal.
35. Kartika Suryaputra SRN. Perbedaan Pola Makan dan Aktifitas Fisik antara
No.1.
36. Simarmaca M. Hubungan pola konsumsi, ketersediaan pangan, pengetahuan
gizi dan status kesehatan dengan kejadian KEK pada Bumil di Kab.
38. Merinda sada Vh, Djunaedi M.Dahlan. Hubungan Body Image, pengetahuan
gizi seimbang, dan aktifitas fisik terhadap status gizi mahasiswa politehnik
kesehatan jayapura
Program studi Ilmu gizi, FKM Unhas, Makassar. 2012;Vol.2, No.1, Agustus 2012:
44-44.
39. mulai A. Pengetahuan Gizi, pola makan dan status gizi mahasiswa pendidikan
42. Dwi NS. Hubungan pendidikan, pengetahuan dan perilaku ibu terhadap status
43. Simatupang Mr. pengeruh pola konsummsi dan aktifitas fisik dan keturunan
terhadap kejadiann obesitas pada siswa sekolah dasar swasta di kec. Medan
1997.
45. French SA ea. Fast food restaurant use among adolescents: associations with
46. David Limanan ARP. Hantaran sinyal leptin dan obesitas: Hubungannya
47. khomsan A. Pangan dan Gizi Uuntuk Kesehatan. Jakarta.: PT. Rajagrafindo
persada; 2006.
48. Sartika RAD. Faktor Resiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia,
50. Yulni VH, Devintha Virani. Hubungan Asupan zat Gizi Makro dengan status
gizi pada anak sekolah dasar di wilayah Pesisir kota Makassar Tahun 2013.
51. Stettler N ZB, et all. Infant Weight gain and childhood overweight status in a
multicenter. 2006;109(2):194-9.
52. Toschke AM GV, et all. Identifying children at high risk for overweight at
school entry by weight gain during the first 2 years. 2004;158(5): 449-452.
53. Jumirah ZL, Evawany Aritonang. Status gizi dan tingkat kecukupan Energi
dan Protein anak Sekolah Dasar di Desa Namo Gajah Kec. Medan Tuntungan.
2007.
54. Romauli S. Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik dan Keturunan terhadap
Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta diKec. Medan Baru.
Medan, . 2008.
55. Gregory JW LS. National Diet and Nutrition Survey: Young people Aged 4 to
57. Sukmawati Thamsin AS, Ulfa Najamuddin. Pengaruh edukasi gizi terhadap
perubahan pengetahuan dan asupan zat gizi pada anak gizi lebih di SDN
58. Fatma Makuituin NJ, Ulfa Nujumuddin. Study Validasi Semi- Quantitatif
food frequency Quesionare (SQ-FFQ) dengan Food recall 24 jam pada asupan
59. WHO. Obesity Preventing and managing, the global epidemic report of a
60. Pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja dan implikasinya pada
61. Kaprianan MT. Asupan tinggi lemak dan aktifitas olahraga sebagai faktor
62. Thomson JL MM, Voughan LA. Science Of Nutrition. 2nd ed. USA: Pearson
63. Gropper SS SJ, Groff JL. . Advanced Nutrition and Human Metabolism 5th
65. Dewi Y. Persepsi dan perilaku makan buah dan sayur pada anak obesitas dan
67. Monika M, et al. Nutritional Health Status of Primary School Children. Indian
Educational Review2011.
Jakarta2003.
69. Hidayat N. Gambaran tingkat stres dengan obesitas pada mahasiswa Unhas
A. Identitas Responden
Nomor responden :
Nama responden :
Umur :
Berat badan : kg
Tinggi badan : cm
Fakultas :
Semester/Tingkat :
Pengetahua Gizi
1 Berikut ini adalah kelompok zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (C)
kita:
a. Karbohidrat, Nasi, Ikan, Lemak, Protein
b. Karbohidrat,Lemak, Protein, Ikan, Vitamin
c. Karbohidrat,Lemak, Protein, Vitamin,mineral
4 Berikut ini adalah susunan menu yang bergizi seimbang yaitu: (A)
a. Nasi, Ikan, Tahu, sayur suop, Jeruk
b. Roti, keju,cokat dan susu
c. Nasi, Perkedel kenteng, Ayam goreng
11. Menurut anda, pada umumnya makanan fast food ( pizza, fried (C)
chicken, hamburger, dll) sangat tinggi dengan kandungan zat gizi?
a. Karbohidrta,Serat dan vitamin
b. Vitamin, Serat dan lemak
c. Karbohidrat dan lemak
21 Apakah diet dengan cara tidak makan sama sekali efektif untuk (B)
menurunkan berat badan?
a. Benar
b. Tidak
22 Olahraga secara teratur yang tidak di imbangi dengan pola makan (B)
seimbang merupakan cara paling baik untuk menurunkan berat
badan?
a. Benar
b. Tidak
23 Kelebihan lemak merupakan satu-satunya penyebab terjadinya (B)
kegemukan?
a.benar
b. Tidak
24 Kekurangan konsumsi garam beryodium hanya menyebabkan (B)
penyakit Gondok?....
a. Benar
b. Tidak
25 Apakah protein merupakan saru- satunya zat gizi yang berfungsi (B)
untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh?
a. Benar
b. Tidak
26 Dalam satu hari, makan nasi / sumber karbohidrat sebanyak 3-4 (A)
piring sudah sesuai dengan kebutuhan ?.....
a. Benar
b. Tidak
27 Dalam sehari kita harus minum air sesuai keinginan ketika haus (B)
saja?
a. Benar
b. Tidak
28 Sebaiknya jadwal makan dilakukan jika perut kita merasa lapar saja? (B)
a. Benar
b. Tidak
29 Tidak makan pagi/ sarapan merupakan cara yang paling tepat untuk (B)
mengurangi Berat badan/ berdiet?
a. Benar
b. Tidak
30 Makan yang sehat/seimbang jika lauk pauk/ daging lebih banyak (B)
daripada nasi?
a. Benar
b. Tidak benar
Lampiran 2. Formulir Food Recall 24 Jam
FR : 1 / 2
Nomor responden :
Nama responden :
Umur :
Jenis kelamin :
Berat badan : kg
Tinggi badan : cm
Pagi
Selingan/ snack
Siang
Selingan/snack
Malam
Selingan/ Snack
Nama Makanan Frekuensi
Tidak pernah
2-4x/minggu
5-6x/mgg
2-3x hari
1x inggu
>4x/hari
1x/hari
Sumber zat gizi makro dan mikro
Makanan pokok
Nasi putih
Nasi putih
Nasi goreng
Nasi goreng
Singkong
Ketupat
Lauk pauk
Daging sapi
Daging ayam
Telur ayam
Telur bebek
Ikan layang
Ikan kakap
Ikan cakalang
Ikan bandeng
Cumi-cumi
Udang segar
Ikan teri kering
Ikang kering
Kepiting
Tempe
Tahu
Sayuran
Buncis
Kacang panjang
Daun kacang panjang
Brokoli
Bayam
Kangkung
Sawi putih
Daun singkong
Tauge
Ketimun
Wortel
Terong
Labu siam
Labu kuning
Kembang kol
Kol
Kacang merah
Kacang hijau
Kacang tanah
Kentang
Buah
Alpukat
Apel
Jeruk (Sunkist)
Mangga
Jeruk bali
Papaya
Rambutan
Anggur
Pir
Pisang ambon
Salak
Sirsak
Durian
Langsat
Pisang susu
Cemilan
Biscuit malkist
Biscuit kelapa
Roti coklat
Roti putih (tawar)
Broncong
Rook-roko unti
Bolu kukus
Bolu
Donat
Risoles
Pudding
Dadar gulung
Onde-onde jawa
Pisang goreng
Bakwan
Pisang molen
Terang bulan
Martabak
Songkolo
Pisang ijo
Jalankote
Kue lapis
Pawa
Minuman
Susu kental manis
Susu UHT
Teh (gula pasir)
Teh gelas
Pulpy
Buah vita
Pocari sweat
Mizone
You-C
Nutrisari sachet
Fanta
Coca cola
Sprite
Juz
Makanan jadi
Nasi Goreng
Nasi kuning
Coto
Mie Bakso
Pangsit
Gado gado
Batagor
Siomay
Mi goreng
Mi titi/kering
Mi pangsit
Sate ayam
Ayam krispi
Perkedel jagung
Makanan cepat saji
Nugget
Sosis
Kentang goreng
Es cream
Spagetti
Steak
Ayam krispi
AnalisisBivariat
Karateristikrespondenberdasarkanasupanzatgizi,statusobesitas, danpolakonsumsi
Umur * ko_energiCrosstabulation
ko_energi
kurang cukup lebih Total
Umur 18 Count 25 8 5 38
% within Umur 65,8% 21,1% 13,2% 100,0%
19 Count 30 8 1 39
20 Count 1 0 2 3
Umur * ko_proteinCrosstabulation
ko_protein
kurang cukup lebih Total
Umur 18 Count 11 9 18 38
% within Umur 28,9% 23,7% 47,4% 100,0%
19 Count 8 16 15 39
% within Umur 20,5% 41,0% 38,5% 100,0%
20 Count 1 0 2 3
% within Umur 33,3% ,0% 66,7% 100,0%
Total Count 20 25 35 80
Umur * ko_lemakCrosstabulation
ko_lemak
kurang cukup lebih Total
Umur 18 Count 19 7 12 38
% within Umur 50,0% 18,4% 31,6% 100,0%
19 Count 26 8 5 39
Umur * ko_khCrosstabulation
ko_kh
20 Count 2 0 1 3
Umur * ko_seratCrosstabulation
ko_serat
kurang Total
Umur 18 Count 38 38
ko_serat
kurang Total
Umur 18 Count 38 38
20 Count 3 3
Umur * ko_imtCrosstabulation
ko_imt
Umur 18 Count 10 28 38
Umur * ko_ffqCrosstabulation
ko_ffq
Jenis_Kelamin * ko_energiCrosstabulation
ko_energi
Jenis_Kelamin * ko_proteinCrosstabulation
ko_protein
ko_lemak
perempuan Count 23 6 9 38
Jenis_Kelamin * ko_khCrosstabulation
ko_kh
Jenis_Kelamin * ko_seratCrosstabulation
ko_serat
kurang Total
perempuan Count 38 38
% within Jenis_Kelamin 100,0% 100,0%
Total Count 80 80
Jenis_Kelamin * ko_seratCrosstabulation
ko_serat
kurang Total
Jenis_Kelamin laki-laki Count 42 42
Jenis_Kelamin * ko_imtCrosstabulation
ko_imt
perempuan Count 15 23 38
Jenis_Kelamin * ko_ffqCrosstabulation
ko_ffq
Crosstab
ko_imt
gizilebih obesitas Total
cukup Count 5 11 16
lebih Count 3 5 8
Chi-Square Tests
Crosstab
ko_imt
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 6,50.
Crosstab
ko_imt
Crosstab
ko_imt
cukup Count 2 6 8
Chi-Square Tests
Crosstab
ko_imt
gizilebih obesitas Total
ko_ffq * ko_imtCrosstabulation
ko_imt
sering Count 8 23 31
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1,034 1 ,309
b
Continuity Correction ,596 1 ,440
Likelihood Ratio 1,052 1 ,305
Fisher's Exact Test ,339 ,221
Linear-by-Linear Association 1,021 1 ,312
N of Valid Cases 80
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,08.
b. Computed only for a 2x2 table
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
No Nama Peneliti/ Judul Penelitian Lokasi, Populasi Masalah Jenis penelitian, desain Hasil
Tahun dan Sumber dan Sampel dan variabel
1. Merinda Sada, Veni Hubungan Body Lokasi di Poltekkes Pengetahuan jenis penelitian deskripti Dari hasil penelitian
Hadju dan Djunaidi M. Image, JayaPura. Pada tahun gizi dengan analitik dengan rangan Cross diperoleh Menurut
Dahlan 2012.Program Pengetahuan Gizi 2012. kejadian Sectional Study. Pengetahuan Status Gizi Menurut
Studi Ilmu gizi, FKM, Seimbang, pengambilan sampel obesitas gizi seimbang,aktifitas fisik LP Diperoleh Nilai P
Unhas,Makassar. Aktifitas Fisik yang digunakan sbg variabel independen, Masing-Masing
Terhadap Status yaitu sebanyak 142 status gizi variabel dependen. Sebesar 0,005, 0,001,
Gizi Mahasiswa orang. Dengan Dan 0,012, Yang
Politeknik menggunakan tehnik Berarti Ada
Kesehatan Acidental samplingf Hubungan Antara
Jayapura Instrument penelitian Pengetahuan Gizi
yang digunakan Seimbang Dan
berupa kuisioner Aktifitas Fisik
Dengan Status Gizi
Menurut IMT
2. Ampera Miko, Azhari Hubungan imej SMAN 1,2 dan 3 Hubungan Jenis penelitian merupakan Hasil penelitian
dan Suwardi. Jurusan tubuh, Favorit di kota Banda imej studi observational dengan siswa denga n
Gizi Poltekkes Depkes pengetahuan gizi Aceh. Sampel yang di tubuh,Pengeta menggunakan rancangan pengetahuan kurang
NAD. dan kebiasaan ambil sebanyak 232 huan gizi Crossectinal. dgn st. gz lebih 10
olahraga dengan siswa.Dengan dengan status orang ( 40%),
status gizi siswa menggunakan gizi remaja di Dengan nilai P=
SMA dikota banda TehnikStartified SMU kota 0,009<
Aceh. random samplig banda Aceh 0,05.menunjukan ada
Instrument penelitian hub. Pengetahuan
yang digunakan gizi dan st.Gizi siswa
berupa wawancara SMA di kota banda
kuisioner Aceh
3 Andriiardus mujur 2012. Hubungan pola Penelitian dilakukan Hubungan Jenis penelitian Data yang diperoleh
Program Pendidikan makan dan akifitas di SMAN 4 pola makan observasional dengan antara hubungan pola
Sarjana kedokteran fisik dengan Semarang, besar dengan pendekatan makan dan kejadian
Undip Semarang. kejadian BB lebih sampel 35 siswa, kejadian CrosvSectional,Variabel obesitas tingkat
Pada remaja.SMA sampel dipilih secara obesitas yang diteliti ,pola makan dan signifikan P= 0.005
4 Semarang Purposive Randaom aktifitas fisik, obestas dengan uji Chie
Sampling sebagai veriabel terikat. square dengan 95%
Confiden interval
1.303-6.905
kesimpulannya pola
makan merupakan
faktor resiko dari
kejadian Overweight
4. Susi Muktiharti dkk, Faktor Resiko Penelitian dilakukan Untuk Jenis penelitian yang Hasil uji chi square
2010.FKM, program Kejadian Obesitas pada remaja SMA mengetahui digunakan adalah diperoleh value =
Studi kesehatan pada Remaja SMA Negeri 2 dan SMA faktor resiko exsplanatory reserch 0,010 < 0,05
Masyarakat, Universitas Negeri 3 di Kota Negeri 3 di Kota kejadian (penelitian penjelasan) sehingga Ho ditolak,
Pekalongan. Pekalongan Tahun Pekalongan.Besar Obesitas pada dengan pendekatan case berarti ada hubungan
2010. sampel 30 siswa, remaja control. signifikan antara pola
sampel dipilih secara SMAN 2 dan 3 makan dengan
purposive sampling di kota kejadian obesitas
Pekalongan. pada remaja di
Wilayah Pekalongan
Utara.
Nilai odd ratio (OR)
diperoleh 4,467
(1,571-13,866), hal
ini berarti pola
makan merupakan
faktor
resiko kejadian
obesitas dengan
peluang sebesar
4,467 kali.
Tujuan
5. Isnaini, Agus Sartono Hubungan Penelitian dilakukan penelitian ini Penelitian ini termasuk Hasil penelitian
, Eny Winaryati , 2008. Pengetahuan di Desa Pepe Krajan adalah penelitian analitik, metode menunjukan bahwa
Program Studi Gizi Obesitas dengan Kecamatan Tegowanu Mengetahui yang digunakan adalah tingkat pengetahuan
Universitas RLPP pada Ibu Kabupaten Grobogan, hubungan survai ibu rumah tangga
Muhammadiyah Rumah Tangga di Populasi penelitian ini pengetahuan dengan pendekatan belah yang
Semarang. Desa Pepe Krajan adalah seluruh Ibu obesitas lintang (Cross sectional). menjadi sampel,
Kec. Tegowanu Rumah Tangga yang dengan rasio tentang obesitas
Kab. Grobogan bertempat tinggal di lingkar dapat di cermati, kan
kelurahan Pepe pinggang hasil
Krajan Kecamatan panggul ibu penelitian,
Tegowanu Kabupaten rumah tangga memperlihatkan
Grobogan di Desa Pepe bahwa hanya 56.0%
yangjumlahnya 839 Kec.Tegowanu ibu rumah tangga
orang. Sampel Kab.Grobogan sampel yang
diambil secara simple . memiliki
random sampling. pengetahuan baik
Jumlah sampel yang tentang obesitas.
di ambil dan di teliti Rata-rata skor
sebanyak 50 orang pengetahuan ibu
ibu rumah tangga. adalah 79,8671
dengan
simpangan baku
13,04288, skor
terendah 42,86 dan
tertinggi 92,86.
Kartika Suryaputra, Siti Perbedaan pola Penelitian dilakukan Tujuan Penelitian ini adalah Hasil penelitian
6. Rahayu Nadhiroh, 2012. makan dan di SMAK Santa penelitian penelitian observational menunjukkan bahwa
Departemen Gizi aktivitas fisik Agnes Surabaya. untuk analitik sebagian besar
Kesehatan, Fakultas Antara remaja Penelitian menganalisis dan desain penelitian cross (60%) tingkat
Kesehatan Masyarakat, obesitas dengan dilakukan pada bulan perbedaan pola sectional pengetahuan gizi
Universitas Airlangga, non obesitas Februari sampai makan dan remaja pada
Surabaya. Agustus 2010. aktivitas fisik kelompok
Dengan populasi antara remaja obesitas adalah
seluruh remaja (usia obesitas dan kurang, sedangkan
15-17 tahun) yang non obesitas di 85% remaja pada
duduk di kelas I dan SMAK Santa kelompok non
II di SMAK Santa Agnes obesitas memiliki
Agnes Surabaya Surabaya. pengetahuan gizi
yang
Hasil uji Mann
Whitney
menunjukkan
ada perbedaan
bermakna antara
pengetahuan gizi
kelompok
obesitas dengan
kelompok non
obesitas (p = 0,008).