Professional Documents
Culture Documents
ii
INTISARI
iii
SUMMARY
iv
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan praktikum dengan materi Distilasi Batch ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan praktikum Distilasi Batch dibuat berdasarkan data hasil percobaan di
laboratorium dalam rangka mengkaji pengaruh perbandingan refluks terhadap komposisi etanol
dalam distilat dalam kolom packing yang dilengkapi dengan sistem refluks.
Pada kesempatan ini disampaikan terimakasih kepada Ir. Herry Santosa, M.T. selaku
dosen pembimbing materi Distilasi Batch, Hari Wisnu Murti selaku asisten pengampu materi
Distilasi Batch, serta semua pihak yang terkait mulai dari tes materi sebelum praktikum,
pelaksanaan praktikum hingga hasil praktikum dapat disajikan dalam bentuk laporan.
Disadari bahwa laporan praktikum Distilasi Batch ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Semoga laporan Distilasi Batch ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan
khususnya mahasiswa Teknik Kimia yang sedang melakukan praktikum Distilasi Batch.
Tim Penyusun
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DISTILASI BATCH
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal Distilasi Batch, umpan berupa uap, yang secara kontinyu masuk melalui
dasar kolom. Komposisi umpan masuk kolom dapat diperkrakan dengan bantuan Gambar
2.3.
Gambar 2.3 Diagram T-x,y sebagai alat bantu penentuan komposisi umpan masuk kolom
Dengan menggunakan alat kontak jenis apapun produk hasil pemisahan campuran
etanol air secara distilasi, tidak pernah mencapai komposisi azeotropnya (0,94). Meskipun
demikian, komposisi distilat tidak akan lebih dari komposisi umpan masuk kolom (Yf).
0,9
0,89
0,88
0,87
0,86
0,85
0,84
0,83
0,82
0,81
0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4
Perbandingan Refluk (R)
Gambar 4.1 Pengaruh Perbandingan Refluks (R) terhadap kadar etanol dalam distilat
(Xe) pada hasil percobaan
Berdasarkan Gambar 4.1 diperoleh data bahwa ketika perbandingan refluks (R)
diperbesar, komposisi etanol dalam distilat (Xe) cenderung meningkat. Hal ini disebabkan
karena sistem refluks dilakukan untuk memberi kesempatan fasa cair melakukan kontak
ulang kembali dengan fasa uap atau sebaliknya. Dengan demikian secara total, waktu
kontak menjadi lebih lama sehingga perpindahan massa dan panas dapat terjadi kembali.
Distribusi suhu, tekanan, dan konsentrasi menjadi semakin seragam, dan keseimbangan
semakin didekati. Jika keadaan seimbang benar dapat terjadi, komposisi etanol dalam
distilat mencapai batas maksimal. Ketika keseimbangan didekati, komposisi etanol dalam
distilat cenderung mendekati batas maksimal yang artinya komposisi etanol mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil percobaan didapat suhu operasi atas 70C (158 F) dan
suhu operasi bawah sebesar 86C (186,8F).
Xw Xf Xd
V.1 Kesimpulan
1. Larutan etanol-air dapat dipisahkan secara distilasi batch dengan sistem refluks.
2. Terhadap kolom yang sudah ada, sistem refluks dapat meningkatkan efisiensi
pemisahan larutan etanol air.
V.2 Saran
1. Alat distilasi batch sebaiknya diganti dan diperbanyak agar banyak praktikan dapat
melakukan praktikum distilasi batch dalam waktu bersamaan.
2. Demi kelancaran praktikum distilsi batch, sebaiknya praktikan telah atau sedang
mengambil mata kuliah Unit Operasi IV.
DAFTAR PUSTAKA
Santosa, Herry. 2004. Operasi Teknik Kimia Distilasi. Semarang: Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
Dalam persamaan ini, perlu diketahui data-data dari volume total, air dan
etanol absolute yang dapat ditentukan melalui perhitungan densitas
sehingga diperoleh:
- etanol absolute : 0,752 gr/ml, dengan kadar etanol absolute (x)
sebesar 99,8%
- air : 0,971 gr/ml
- Volume total : 10 ml
Dengan menggunakan rumus perhitungan volume etanol absolute tersebut
maka diperoleh volume etanol absolute dan volume air yang dibutuhkan
untuk membuat larutan etanol-air pada berbagai komposisi yang dapat
dilihat pada Tabel A.1
Tabel A.1 Volume etanol dan air yang dibutuhkan pada berbagai
komposisi
Mencampurkan larutan antara etanol absolute dan air dengan volume yang
telah diukur
b. Menentukan densitas larutan etanol-air pada berbagai komposisi
Densitas larutan etanol-air pada berbagai komposisi dapat ditentukan
menggunakan picnometer dengan perhitungan rumus
(Wpicnometer+cairan)(Wpicnometer kosong)
=
Volume picnometer
Dalam persoalan ini, perlu diketahui data-data dari W picno kosong dan volume
picnometer:
- Berat picnometer kosong (Wpicno kosong) = 16,38 gr
- Volume picnometer = 10 ml
Dengan menggunakan rumus perhitungan densitas terseebut, maka diperoleh
densitas larutan etanol-air pada berbagai komposisi yang dapat dilihat pada
Tabel A.2
Tabel A.2 Densitas larutan etanol-air pada berbagai komposisi
Tabel A.3 Kadar distilat yang dihasilkan pada perbandingan refluks yang divariasi
Refluks R Vdistilat W total
Lo D R (gr/ml) Xe
rancangan mean (ml) (gram)
36 58 0,62
0,6 32 52 0,61 0,601 21 14,80 0,794 0,82
31 54 0,57
45 43 1,05
1,0 39 43 0,90 0,975 14 14,77 0,788 0,84
39 40 0,98
39 29 1,34
1,4 41 29 1,41 1,372 9 14,74 0,782 0,86
41 30 1,37
49 26 1,88
1,8 47 26 1,81 1,807 8,1 14,72 0,78 0,875
45 26 1,73
39 17 2,29
2,2 39 17 2,29 2,232 5,1 14,70 0,774 0,91
36 17 2,12
Suhu operasi atas : 70oC
Suhu operasi bawah : 86oC
Semarang, 18 April 2016
Mengetahui,
Praktikan Asisten
2. Menghitung volume etanol dan volume air pada berbagai komposisi serta Xe
terkoreksi
(.v.x)etanol absolut
Xe =
(.v.x)etanol absolut+(Vtotalvetanol absolut)( air)
Xe = 0,0985
b. Komposisi 20% berat etanol dalam air
0,778
0,2 =
0,778Ve + 9,71 0,971Ve
Ve = 2,3781 ml = 2,4 ml
Vair = 10 2,4 = 7,6 ml
etanol terukur = 0,929 gr/ml
0,778 (2,4)
Xe =
0,778 (2,4) + 9,71 ( 0,971 )(2,4)
Xe = 0,2019
Xe = 0,3014
Xe = 0,5980
Xe = 0,6951
Xe = 0,9020
Xe = 0,998
Ve = 184,3 ml
Vair = 315,7 ml
b. Menghitung densitas larutan umpan 30%W etanol dalam air
Berat picnometer kosong : 16,38 gram
Berat berat picnometer + larutan umpan : 25,51gram
larutan umpan : 0,913 gr/ml
Tabel B.1 Kadar distilat yang dihasilkan dengan berbagai perbandingan refluks
Refluks Lo D R R mean Vdistilat W total (gr/ml) Xe
rancangan (ml) (gram)
0,6 36 58 0,62 0,601 21 14,80 0,794 0,82
32 52 0,61
31 54 0,57
1,0 45 43 1,05 0,975 14 14,77 0,788 0,84
39 43 0,90
39 40 0,98
1,4 39 29 1,34 1,372 9 14,74 0,782 0,86
41 29 1,41
41 30 1,37
1,8 49 26 1,88 1,807 8,1 14,72 0,78 0,875
47 26 1,81
45 26 1,73
2,2 39 17 2,29 2,232 5,1 14,70 0,774 0,91
39 17 2,29
36 17 2,12
Keterangan : Nilai Xe didapat dari kurva standar
6. Menghitung residu dan fraksi residu
a. Menghitung residu
Vf = 500 ml ; f = 0,913 gr/ml
Data refluks 1 = 0,601
Vd = 21 ml ; d = 0,794 gr/ml; Xd = 0,82
F =D+W
W = 500 21 = 479 ml
Vf . f = Vd . d + W
W = (500 x 0,913) (21 x 0,794)
= 439,82 gr
b. Menghitung fraksi residu
F = Vf . f
= 500 ml x 0,913 gr/ml
= 456,5 gr
Xf = 0,3
D = Vd . d
= 21 ml . 0,82 gr/ml
= 17,22 gr
Xd = 0,82
F . Xf = D . Xd + W . Xw
Xw = ((456,5 . 0,3) ( 17,22 . 0,82 )) / 439,82
= 0,279
Ukur volume etanol absolute sesuai dengan volume etanol terhitung sampai
batas ketelitian alat.
Ukur volume air yang dibutuhkan sesuai dengan volume air terhitung sampai
batas ketelitian alat.
Mencampurkan larutan antara etanol absolute dan air dengan volume yang telah
diukur.
2. Menentukan densitas larutan etanol-air pada berbagai komposisi
3. Plotkan data Xe pada larutan ke sumbu x dan y untuk membentuk kurva standar.
C. Membuat 500ml larutan umpan etanol-air 30% berat
1. Menghitung volume etanol teknis dan volume air yang dibutuhkan dalam membuat
larutan campuran etanol-air dengan konsentrasi 30% berat menggunakan rumus:
(.v.x)etanol teknis
Xe =
(.v.x)etanol teknis+(Vtotal Vetanol teknis )( air)
2. Ukur volume etanol teknis sesuai dengan volume etanol terhitung sampai batas
ketelitian alat.
3. Ukur volume air yang dibutuhkan sesuai dengan volume air terhitung sampai batas
ketelitian alat.
4. Mencampurkan larutan antara etanol teknis dan air dengan volume yang telah
diukur.
Diperiksa
Keterangan Tanda Tangan
No Tanggal
1 24 Mei 2016 Perbaikan sitasi
ACC