Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B Rumusan Masalah
a. Kurangnya pengetahuan mengenai metode kontrasepsi dan efek sampingnya
b. Ibu hamil yang mengalami Anemia
4. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Menurut (Effendi, 1998) penaran dalam keluarga adalah:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah,
pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya,
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga, mengasuh
dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok dari peranan sosialnya,
serta sebagai anggota masnyarakat dari lingkungannya, pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik
fisik, mental maupun spiritual.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
d. Fungsi ekonomi
1) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
2) Mencari sumber penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk membekali pendidikan, ketrampilan dan
membentuk perilaku sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang,
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
C. Suntikan Kombinasi
1 Jenis Suntikan Kombinasi
- Cyclofem (25 mg medrosiprogesteron asetat + 5 mg estrasiol spionat)
- NET-EN (50 mg noretindron enantat + 5 mg estradiol valerat)
.2 Cara Kerja
10 Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular
dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat
diberikan 7 hari lebih lama, dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
11 Instruksi Untuk Klien
- Klien harus kembali ke dokter / klinik untuk mendapatkan suntikan kembali
setiap 4 minggu
- Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter / klinik
untuk memastikan hamil atau tidak
- Jelaskan efek samping yang tersering yang didapat pada penyuntikan dan
apa yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh
mual, sakit kepala, atau nyeri payudara serta perdarahan, informasikan
kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada
suntikan ke 2 atau ke 3.
- Apabila klien sedang menggunakan obat-obatan tuberkulosis atau obat
epilepsi, obat-obatan tersebut dapat mengganggu efektifitas kontrasepsi
yang sedang digunakan.
12 Tanda-tanda Yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan Kombinasi
- Nyeri dada hebat atau nafas pendek, kemungkinan adanya bekuan darah
diparu atau serangan jantung.
- Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi atau migrain.
b. Lemah
c. Letih
d. Lesu
e. Lunglai
f. Nafas terengah-engah
g. Nyeri dada
h. Ikterus
C. Macam-macam anemia pada ibu hamil
1. Anemia defisiensibesi/ karena kekurangan zatbesi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi
besi dan kehilangan darah akut.Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat,
karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan
terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting
anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya.
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi(Scholl,
1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu
E. ROKOK
1. Bahaya Rokok
Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat rokok,
perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang
masih ditolerir oleh masyarakat. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia
berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif
3. TIPE-TIPE PEROKOK
F. Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahtraandengan
jalan memberikan nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan
kehamilan, salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu
merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik seigga dapat mencaoai
keluarga berkualitas.
Pengertian kontrasepsi. Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan
konsepsi. Kontra berarti menolak, dan konsepsi berarti pertemuan antara sel telur
dan sel sperma sehingga terjadi pembuahan kehamilan. Dengan demikian
kontrasepsi adalah mencegah bertemunya sel telur dan sel sperma pada waktu
bersenggama. Sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
Manfaat Keluarga Berencana
Jenis-jenis Kontrasepsi
1. Metode Alami
a.) Koitus Interuptus (senggama Terputus)
1. Pengertian
Senggama terputus atau yang dikenal dengan istilah Coitus Interuptus
adalah salah satu cara mencegah kehamilan dimana pria menarik penisnya
keluar dari vagina sesaat sebelum ejakulasi dan orgasme terjadi dan
kemudian berejakulasi di luar vagina. Cara ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya pembuahan dan kehamilan pada wanita.
3. Keuntungan
4. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang
berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi, apabila:
1) Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan
minimal 8 kali sehari.
2) Belum mendapat haid.
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan.
2. Cara Kerja
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau
menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang berperan
adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin
meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat
(inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga tidak
terjadi ovulasi.
3. Efektifitas
Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.
Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali
bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi
bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam
proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu,
ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga
menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati
adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah
telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
Bukan hanya dari dokter maupun tenaga medis, namun juga pihak orang tua,
keluarga, pemuka masyarakat maupun agama dan pemerintah. Langkah awal
pengelolaan gizi buruk adalah mengatasi kegawatan yang ditimbulkannya,
dilanjutkan dengan "frekuen feeding" (pemberian makan yang sering, pemantauan
akseptabilitas diet penerimaan tubuh terhadap diet yang diberikan), pengelolaan
infeksi dan pemberian stimulasi. Perlunya pemberian diet seimbang, cukup kalori
dan protein serta pentingnya edukasi pemberian makan yang benar sesuai umur
anak, Pada daerah endemis gizi buruk perlu distribusi makanan yang memadai.
Gizi Lebih: apabila berat badan balita berada > +2 SD (Standar Deviasi)
Gizi Baik : apabila berat badan balita berada antara <-2 SD
Gizi Buruk: apabila berat badan balita <-3 SD
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
yaitu antropometri, klinis, biokimia dan biofisik.
a. Antropometri
2) Penggunaan
b. Klinis
1) Pengertian
2) Penggunaan
5. Biokimia
1) Pengertian
2) Penggunaan
6. Biofisik
1) Pengertian
2) Penggunaan
1) Pengertian
2) Penggunaan
b. Statistik Vital
1) Pengertian
2) Penggunaan
1) Pengertian
2) Penggunaan
Gizi Buruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja
terkait dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun Negara, di
samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri.
Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan system, karena
kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan defisiensi (kekurangan) asupan
mikro/makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan
memporak porandakan system pertahanan tubuh terhadap microorganisme
maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena infeksi
Secara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengancam jiwa
karena berberbagai disfungsi yang di alami, ancaman yang timbul antara lain
hipotermi (mudah kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemia
(kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal) dan kekurangan elektrolit
penting serta cairan tubuh.
Jika fase akut tertangani dan namun tidak di follow up dengan baik
akibatnya anak tidak dapat 'catch up' dan mengejar ketinggalannya maka dalam
Jika kondisi gizi buruk terjadi pada masa golden period perkembangan otak
(0-3 tahun), dapat dibayangkan jika otak tidak dapat berkembang sebagaimana
anak yang sehat, dan kondisi ini akan irreversible ( sulit untuk dapat pulih
kembali). Dampak terhadap pertumbuhan otak ini menjadi vital karena otak
adalah salah satu 'aset' yang vital bagi anak untuk dapat menjadi manusia yang
berkualitas di kemudian hari.
a. Pengertian KEK
b. Etiologi.
PendapatanKeluarga
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan
tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar
pendapatan untuk makan, sedangkan dengan tingkat ekonomi tinggi akan
berkurang belanja untuk makanan.
Pendidikan Ibu
Faktor Perilaku
2. Factor biologis
Jarak kehamilan
Terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran
anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih
tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran
dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).
Primipara
adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang
telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada
waktu lahir.
multipara
adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang
berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Grande multipara
adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih kehamilan yang
berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas. Kehamilan dengan jarak
pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun / kehamilan yang
terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras cadangan
zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum
masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau jika lahir
secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau
kurang dari 2.500 gram.
Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal
dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan kematian ibu
(Zulhaida, 2003).
Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, persalinan prematur / sebelum waktunya, perdarahan post partum,
serta persalinan dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat (Zulhaida,
2003).
Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida,
2003).
Dapat dilakukan melalui empat cara yaitu secara klinis, biokimia, biofisik, dan
antropometri:
1. Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan
tidak tegang atau kencang.
3. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.
b. PMT Bumil diharapkan agar diberikan kepada semua ibu hamil yang ada.
Kondisi KEK pada ibu hamil harus segera di tindak lanjuti sebelum usia
kehamilan mencapai 16 minggu. Pemberian makanan tambahan yang Tinggi
Kalori dan Tinggi Protein dan dipadukan dengan penerapan Porsi Kecil tapi
Sering, pada faktanya memang berhasil menekan angka kejadian BBLR di
Indonesia. Penambahan 200 450 Kalori dan 12 20 gram protein dari
kebutuhan ibu adalah angka yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan gizi
janin.
Pada keadaan normal hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian tablet
besi, akan tetapi pada keadaan gizi kurang bukan saja membutuhkan suplemen
energi juga membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi. Keperluan yang
meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan protein hewani serta
tingginya konsumsi serat / kandungan fitat dari tumbuh-tumbuhan serta protein
nabati merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia besi.
g. Pencegahan
LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis
(KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh Remaja Putri atau wanita itu sendiri,
kader atau pendidik. Selanjutnya konseling dapat dilakukan oleh petugas gizi di
Nutrisi atau makanan yang sehat adalah mengenai cara memilih makanan yang
seimbang dan merasakan yang terbaik secara fisik serta mental bagi diri Anda
(Hunter& Dodds, 2005). Sedangkan makan sehat adalah mengenai makan yang
sesungguhnya dan menikmati makanan tersebut.
c. Sumber zat pengatur/ pelindung (vitamin, mineral dan air, sayur, buah dan
susu
b. Lauk pauk
c. Mineral
7) Vit. A: kuning telur, hati, mentega, sayur hijau, buah warna kuning.
9) Vit. B12: telur, daging, hati, keju, ikan laut, kerang laut.
b. Pilih ikan/daging yang rendah lemak: ikan teri, hindari daging yang
berlemak.
f. Masaklah sayuran dalam panic tertutup dan dalam waktu yang singkat.
1. Pengertian
2. Tujuan
a. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K disetiap rumah ibu
hamil yang memuat informasi ttg : lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas
ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, pendamping
persalinan, fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yg
akan digunakan serta pembiayaan.
b. Adanya perencanaan persalinan
3. Manfaat
I. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau
resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit
yang lain. Imunisasi termasuk salah satu jenis usaha memberikan kekebalan
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh guna membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu.Sedangkan yang dimaksud vaksin
adalah bahan yang digunakan untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT
dan campak) dan mulut (contohnya vaksin polio) (Fida & Maya, 2012).
2. Tujuan Imunisasi
Pelaksanaan imunisasi bertujuan mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang sekaligus menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat bahkan menghilangkan suatu penyakit.Dengan adanya imunsasi
diharapkan bisa menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta mampu
mengurangi kecacatan akibat penyakit.
3. Macam-macam Imunisasi
Berdasarkan proses atau mekanisme pertahanan tubuh, imunisasi dibagi menjadi 2
yaitu :
a. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian zat sebagai anigen yang diharapkan bisa terjadi
proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik
yang dapat menghasilkan respon seluler dan humoral, serta dihasilkannya cell
4) Efek Samping
Biasanya, imunisasi BCG tidak menimbulkan efek samping. Akan tetapi, pada
beberapa anak, timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau
leher bagian bawah (atau selengkangan bila penyuntikan dilakukan di paha).
Namun, efek samping tersebut biasanya sembuh dengan sendirinya.
5) Tanda Keberhasilan
Ada beberapa tanda bahwa imunisasi BCG berjalan sukses, seperti muncul bisul
kecil dan nanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu, tidak
menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas, serta bisul dapat sembuh sendiri
dan meninggalkan luka parut.Apabila bisul tidak muncul, maka orang tua
tidak perlu cemas. Bisa saja hal itu dikarenakan cara penyuntikan BCG
memerlukan keahlihan khusus. Sebab, vaksin harus masuk ke dalam kulit.
Apalagi, bila penyuntikan dilakukan di paha, maka proses penyuntikannya
lebih sulit, karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.
Dengan demikian, meskipun bisul tidak muncul, antibody tetap terbentuk,
hanya saja dalam kadar rendah. Sehingga, imunisasi BCG pun tidak perlu
diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada.
Dengan ungkapan lain anak bisa mendapatkan vaksinasi alamiah.
6) Kontraindikasi
3) Kontraindikasi
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang mengalami kejang yang
disebabkan oleh penyakit, seperti epilepsy, menderita kelainan saraf yang
betul-betul berat atau seusai dirawat karena infeksi otak dan yang alergi
terhadap DPT. Anak seperti itu hanya boleh menerima imunisasi DT tanpa P,
karena antigen P inilah yang menyebabkan panas.
e. Imunisasi Campak
Imunisasi campak mencegah tertularnya anak dari penyakit campak.Imunisasi
campak mengandung vaksin dari virus yang telah dilemahkan dan diberikan
melalui subkutan.Sebenarnya seorang anak sudah mendapatkan kekebalan
campak dari ibunya, saat anak masih dalam kandungan, dan akan menetap
sampai anak dilahirkan. Namun seiring bertambahnya usia, antibody dari
ibunya semakin menurun. Pada umur 9 bulan hanya ekitar 10% anak yang
masih mempunyai antibody dari ibunya.Vaksin campak harus disimpan pada
suhu 2-8C, karena sinar matahari atau panas dapat membunuh virus vaksin
campak.
1) Usia dan jumlah pemberian imunisasi Campak
Imuniasi campak diberikan dengan cara penyuntikan pada otot paha atau lengan
bagian atas dalam satu dosis 0,5 ml sub-kutan dalam. Vaksin campak
J. HIPERTENSI
a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,
2006).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg,
dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin (Marliani, 2007).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Rohaendi, 2008).
b. Gejala Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain
yaitu :
a. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
b. Sering gelisah
c. Wajah merah
d. Tengkuk terasa pegal
b. Sekali waktu, gelontorkan air dengan tekanan. agar tidak terjadi penyumbatan
oleh tanah yang terbawa air limbah.
Jenis SPAL
a. SPAL terbuka, keluar airnya bisa dilihat. kelebihannya bisa cepat dibersihkan
ketika tersumbat. tetapi apabila tidak mengalir dengan lancar atau karena penuh
oleh air hujan. maka akan terjadi pencemaran lingkungan disertai bau . biasanya
sarana dibuat dengan cor beton.
b.SPAL tertutup, air dialirkan melalui pipa besi/PVC dan biasanya keluar air tidak
bisa dilihat. kekurangan susah dibersihkan apabila terjadi penyumbatan.
kelebihannya bau dapat diminimalisir. biasanya SPAL ini dibuat pada bangunan
yang bertingkat.
2. air limbah dari dapur sebaiknya diolah terlebih dahulu pada bak penangkap
lemak (grease trap) sebelum dialirkan ke SPAL rumah tangga.
3. Air kotor dari WC/Kakus tidak boleh dialirkan melalui SPAL rumah tangga.
Pemeliharaan SPAL dilakukan agar sarana dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama, pemeliharaan dapat dilakukan oleh individu atau secara gotong
royong.
a. perbaiki segera SPAL yang bocor/pecah. jika sumur resapan tidak berfungsi
dengan baik segera perbaiki atau buat sumur resapan yang baru.
b. untuk jenis SPAL terbuka sebaiknya jarak dari sumber air bersih berupa sumur
gali dengan jarak minimal 10 meter.
Alat reproduksi merupakan salah satu fungsi tubuh yang sensitif dan memerlukan
perawatan khusus.Perawatan alat reproduksi mempunyai tujuan sebagai berikut:
Banyak wanita melakukan hal yang salah dalam melakukan perawatan eksternal
bagi alat reproduksinya, antara lain:
Selain perawatan kebersihan, hal lain yang harus diperhatikan antara lain:
1. Pasangan yang telah disunat. Sunat pada bagian ujung penis diperlukan
untuk menjaga kebersihan penisnya. Beberapa peneliti membuktikan
rendahnya kejadian kanker rahim pada istri yang suaminya disunat.
2. Jangan menggunakan alat-alat bantuan untuk masturbasi, karena hal ini
bisa menyebabkan robeknya selaput dara dan infeksi pada vagina atau
penis.
3. Bila telah aktif secara seksual, lakukanlah pemeniksaan apus Pap (Pap
smear untuk deteksi dini kanker rahim.) Bila setelah tiga kali pemeriksaan
hasilnya normal, maka ulang kembali dengan jadwal sesuai dengan usia.
4. Pemeriksaan untuk infeksi toksoplasma, rubela, dan chlamidya
(TORSCH). Pemeriksaan ini diperlukan untuk memastikan apakah
diperlukan penanganan khusus bila anda menginginkan kehamilan.
5. Pemeriksaan pertanda tumor dapat dilakukan untuk tumor indung telur.
Tidak usah malu memeriksakan organ reproduksi kita ke dokter, karena mereka
adalah para ahli yang memang bekerja membantu kita mengatasi masalah
kesehatan.
Pakailah gaya hidup yang sehat, rajinlah berolahraga secara teratur. makanlah
makanan yang sehat dengan gizi seimbang, jangan merokok dan mengkonsumsi
minuman beralkohol serta tentu saja menjaga perilaku seksual yang bertanggung
jawab.
Batuk mungkin terlihat seperti penyakit yang ringan, tapi tetap tak boleh Bunda
anggap enteng, terutama jika sudah terlalu sering menyerang si kecil. Untuk
mengatasi batuk pada anak, sebelumnya Bunda perlu mengenali dulu apa
penyebabnya. Apakah karena asma, bronkiolitis, croup, atau sekadar influenza.
Batuk karena asma umumnya dipicu oleh alergen, seperti udara yang dingin, bulu
binatang, debu, atau asap. Obat-obatan saat ini belum ada yang bisa sepenuhnya
menyembuhkan asma, tapi bisa meredakan gejalanya. Karena itu, untuk mengatasi
batuk pada anak yang disebabkan oleh asma, Bunda bisa memberikannya obat
asma dan menjaganya dari paparan alergen. Jika asma yang diidap si kecil masih
pada taraf ringan, ia masih bisa beraktivitas dengan normal. Tapi pada kasus
alergi yang lebih akut, Bunda mungkin harus memeriksakan kesehatan si kecil
secara rutin.
Lain halnya dengan batuk sesak (croup), yang biasanya diiringi suara melengking.
Meskipun jarang dibarengi dengan demam, batuk jenis ini seringkali mengganggu
tidur si kecil di malam hari. Penyebabnya adalah pembengkakan pada pita suara
di pangkal tenggorokan dan batang tenggorokan akibat virus pernapasan. Untuk
mengatasi batuk pada anak akibat croup, Bunda bisa membukakan jendela atau
menyalakan pelembap udara (humidifier) agar si kecil bisa bernapas dengan udara
yang lebih segar.
Kemudian, untuk mengatasi batuk pada anak yang disebabkan oleh influenza,
Bunda bisa menggunakan obat tetes hidung atau alat penyedot khusus jika si kecil
belum bisa membuang lendir yang menyumbat hidungnya. Tapi untuk anak di
atas usia 2 tahun, Bunda bisa memberinya obat dekongestan. Jika batuk dan pilek
masih berlangsung hingga memasuki hari ke-10, barulah Bunda memeriksakan si
kecil ke dokter untuk memastikan bahwa ia tak mengidap sinusitis.
1. Definisi
kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut saat lebih zat gizi.
ditentukan kelainan biokimia tapi pada keadaan lanjut akan didapatkan kadar
kekurangan makanan sumber energi secara umum dan kurang sumber protein.
keadaan yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang sumber protein,
2. Etiologi
berikut :
a. Penyebab langsung
Kurang gizi biasanya terjadi karena anak kurang mendapat masukan makanan
yang cukup lama. Tidak cukup asal anak mendapatkan makanan yang banyak saja
tetapi harus mengandung nutrient yang cukup, yaitu karbohidrat, protein, lemak,
1) Faktor ekonomi
Menurut Arif dan Kristianasari (2009 : 111 - 112), penyebab dari marasmus
a. Marasmus
2) Penyakit infeksi
b. Kwashiorkor
4) Perdarahan hebat
5) Infeksi.
a. Produksi pangan
bahan makanan yang semestinya mempunyai kandungan gizi yang baik dapat
menjadikan bahan makan tidak mempunyai gizi yang cukup untuk kebutuhan
tubuh.
seimbang.
3. Patofisiologi
terjadi akibat banyak faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor
makanan memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan dalam
hepar dan di ginjal selama puasa jaringan lemak di pecah jadi asam lemak,
gliseraal dan keton bodies, asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi
kalau kekurangan makan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri
jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh tubuh.
kekurangan zat gizi maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk
memenuhi kebutuhan, apabila keadaan ini berlangsung lama. Maka simpanan zat
gizi ini akan habis ahirnya terjadi pemerosotan jaringan. Pada saat ini orang
muncul adalah pertumbuhan yang kurang atau disertai mengecilnya otot dan
ASUHAN KEBIDANAN
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam mengambil
keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup
baik.
4) Situasi Lingkungan
a. Rumah
Luas : 5 x 12 m2
Jenis rumah : tersendiri
c. Kebiasaan Eliminasi
BAB 1 kali dalam sehari setiap pagi, BAK 3- 4x satu hari.
BAK dikamar mandi semua.
BAB semua anggota keluarga di WC.
d. Kebersihan Diri
Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan mandi 2 x sehari, pagi dan sore.
e. Penggunaan Waktu Senggang (luang)
- Ibu bekerja sebagai pedagang, menjaga toko di rumah, jika ada waktu
senggang ibu menonton TV.
- Ayah sehari-hari bekerja sebagai buruh sampah waktu senggang biasanya
digunakan untuk bercengkrama dengan anggota keluarga terutama anaknya.
6) Situasi Sosial dan Budaya
a. Pendidikan
Didalam keluarga tingkat pendidikan SMU adalah bapak, ibu berpendidikan SMP
sedangkan anaknya belum sekolah.
b. Sistem Nilai
Keluarga adalah suku gorontalo. Dalam keluarga tidak ada tata nilai tertentu yang
dianut yang bertentangan dengan kesehatan. Persepsi terhadap kesehatan sangat
baik.
c. Hubungan dengan Masyarakat
Hubungan dengan tetangga serta keluarga yang lain baik.
Ibu mengikuti kegiatan arisan arisan warga setempat.
7) Keadaan Kesehatan Keluarga
DATA KHUSUS
1) Biodata
Nama : Ny. A.L
Umur : 27 Th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Kawin : 1 kali
2) Keluhan Utama
Ibu merasa khawatir terhadap penambahan berat badannya akhir-akhir ini,
terutama sejak ganti KB suntik 1 bulanan.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini sehat-sehat saja tidak sedang mengalami sakit apapun.
4) Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit lain seperti HT, kanker, anemia, jantung,
liver, TB, Hepatitis B,kelaian pembekuan darah dll.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
ataupun menurun.
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan : 3 x /hari, porsi sedang, menu nasi, lauk, sayur.
Minum : + 5 6 gelas sehari, air putih, teh, es.
b. Pola Aktivitas
c. Perkusi
Reflek patella +/+
d. Auskultasi
- Dada : tidak ada wheezing dan ronchi
B. ANALISIS DATA
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. R disebabkan olah faktor
kekurangtahuan terhadap metode kontrasepsi dan efek sampingnya. Ibu
menyadari bahwa selama ini ibu mengikuti KB hanya berdasarkan pengetahuan
secara umum dari warga sekitar. Namun ibu menyadari tenaga kesehatan (bidan)
sangat berperan penting terdapat pencapaian kesejahteraan dan kesehatan
keluarga. Oleh karena itu intervensi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah
melakukan penyuluhan mengenai jenis-jenis KB, profil, efek samping dan cara
penggunaannya. Selain itu memberikan alternatif pilihan berdasarkan keadaan
pasien. Namun keputusan tetap ada ditangan klien.
Kesehatan lingkungan, sosial ekonomi, dan kesehatan bayi tidak ada masalah.
3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data-data diatas dan analisa sederhana dapat disimpulkan bahwa
masalah yang menonjol dan terjadi adalah :
Kurangnya Pengetahuan mengenai metode kontrasepsi yang dipakai.
4. PRIORITAS MASALAH
Untuk menghadapi kemungkinan masalah dapat diatasi, dilakukan teknik skoring
sebagai berikut :
Evaluasi
Tanggal : 13-10-20117
I. Pengkajian
Tanggal : 3 Oktober 2017, jam 11.00
Tempat : Rumah Tn.SA
A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. SA
2. Alamat : Kel. Sumompo Lingkungan V Kecamatan Tuminting
3. Pekerjaan KK : Wiraswasta
4. Pendidikan KK : SMA
5. Komposisi keluarga:
NO NAMA L/P Umr Hub. Dgn Keluarga Pendidikan Pekerjaan Sts Kesehatan
1 Tn S L 40 KK SMA Swasta Sehat
Gambar Genogram
: Meninggal
: Garis keturunan
6. Tipe keluarga : merupakan keluarga inti ( nuclear family ) yang terdiri dari
ayah,ibu dan anak kandung
7. Suku : Sanger.
8. Agama : Kristen
9. Status social ekonomi: Kepala keluarga bekerja sebagai wiraswasta di
Manado, dan ibu sebagai ibu rumah tangga
a) HPHT :24-2017
c) G P A :2 / 1 / 0
2) Pemeriksaan
a) Kesadaran : CM
b) KU : Baik
c) Tanda vital:
Suhu : 37,2 C
Pernafasan: 20 x/ menit
d) BB : 54 kg TB : 150 cm
e) Lila : 24 cm
f) Hb : 9,1 gr %
g) Golda :O
h) Palpasi :
kecil janin
B. Perumusan Diagnosa
DIAGNOSA
Aktual
1. Ketidaktahuan keluargamengenali anemia kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang anemia kehamilan dan pentingnya konsumsi tablet fe
Resiko
1. Resiko terjadinya komplikasi kehamilan,persalinan dan nifas pada Ny.LD berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah anemia kehamilan
4.Menonjolnya
masalah: Masalah 2/2x1=1
berat harus segera
diatas
Jumlah skor 3 2/3
Resiko terjadinya komplikasi Sifat 2/3x1=2/3 Anemia kehamilan
kehamilan,persalinan dan nifas masalah:Ancaman merupakan ancaman
pada Ny,T berhubungan terjadinya komplikasi
dengan ketidakmampuan kehamilan, persalinan dan
keluarga mengenali masalah nifas
anemia kehamilan
Dari hasil skor diatas dapat dirumuskan bahwa prioritas masalah yang ada adalah
Ketidaktahuan keluarga dalam mengenali anemia kehamilan berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang anemia kehamilan.
Konsumsi
sayur/makanan yang Ibu mengerti
membantu tentang cara
penyerapan tab fe konsumsi fe dan
pentingnya tablet
fe.
Menghindari Ibu bersedia
makanan/minuman mengkonsumsi
yang menghambat sayur/makanan
penyerapan zat besi yang membantu
yaitu kebiasaan ibu penyerapan fe,
minum teh. misalnya sayuran
4.Menjelaskan
kebutuhan istirahat
ibudan meluangkan Ibu mengerti cara
waktu untuk mengkonsumsi
beristirahat tablet fe,yaitu pada
malam hari,di
5.Memberitahu ibu minum dengan air
bahwa bidan akan putih
melakukan
kunjunganulang 2
minggu yang akan
datang dan Ibu bersedia
melakukan meluangkan waktu
pemeriksaan Hb ibu. untuk beristirahat
sesuai
6.Menganjurkan ibu kebutuhannya
untuk melibatkan
anggota keluarga
yang lain (nenek) Ibu bersedia
untuk ikut memantau dilakukan
VI. Evaluasi
Pengkajian
Tanggal : 4 Oktober 2017
2. a.Susunan Keluarga
No Nama Status L/P Usia Pendidikan Agama Pekerjaan
Ket :
: Meninggal
: Garis keturunan
5. Data Kesehatan
Keadaan lingkungan semi permanen, keadaan ventilasi cukup, penerangan rumah
cukup, lantai rumah kramik, pemanfaatan pekarangan rumah ada, keberadaan WC
ada, sumber air bersih dari sumur, pembuangan limbah ke selokan, kepemilikan
kandang tidak ada, pembuangan sampah tempat sampah.
3.5 Perencanaan
No Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu
3.6 Pelaksanaan
No Tanggal Pukul Tempat Kegiatan
3.7 Evaluasi
Pada tanggal 3-10- 2017, telah dilakukan kunjungan pertama dan
meminta persetujuan dari Tn. J, keluarga Tn. J menyetujui dan bersedia untuk
menjadi keluarga binaan.
Dilakuka pemeriksaan dan pengkajian terhadap Tn. J dan Ny.M
didapatkan hasil : seluruh keluarga dalam keadaan sehat, dilakukan pemeriksaan
TTV Terhadap Tn. J dan Ny. M dan hasil pemerikaan dalam batas normal, Tn. J
dan istri mengetahui hasil pemeriksaan.
A. PENGKAJIAN DATA
DATA UMUM
I. Identitas Keluarga
Umur : 32 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Status Pernikahan :
Lama pernikahan : 2 th
Jumlah Anak : -
II. Genogram
Ket :
: Meninggal
: Meninggal
: Garis keturunan
Tidak Ada
Tidak Ada
Keadaan : baik
VI. Kepemilikan :
(khususnya tentang arisan, ambulance desa, tabulin, donor darah, dan kegiatan
lain terkait dengan pelaksanaan Desa Siaga).
Sepeda motor
1. Kesehatan ibu hamil ( dinyatakan atau diperiksa langsung kepada ibu hamil )
TM II : 1X
e. Pemeriksaan fisik
- Tensi :100/70.mmHg ;nadi: 80x/menit RR: 20x/menit
- BB : 43kg
Kepala
- DJJ : 136x/menit,
- Palpasi : letak kepala
- Lila : 21 cm
f. Pemeriksaan penunjang
Hb : 11,3gr%
Jenis : sedang
B. PERUMUSAN MASALAH
.3 Perumusan Masalah
No Analisis Data
1. Permasalahan 1
a. Data
b. Rencana Tindakan
c. Tujuan
1) Agar Ny. M mengetahui tentang bahaya KEK dan mengatur pola gizi yang
cukup untuk Ny.M
d. Tindakan
Pengertian KEK
Etiologi
- Social ekonomi
- Factor biologis
- Paritas
- Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau jika lahir
secara normal bayi yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau
kurang dari 2.500 gram.
- Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal
dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan kematian ibu
(Zulhaida, 2003).
- Persalinan
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida,
2003).
e. Evaluasi
2. Permasalahn 2
a. Data
KK intensif Tn.D dengan asuhan kebidanan pada Ny.Y hamil dengan kebutuhan
nutrisi ibu hamil
b. Rencana tindakan
c. Tujuan
1) Agar keluarga Tn.J tahu bahwa pentingnya nutrisi ibu hamil untuk Ny.M
d. Tindakan.
3. Permasalahan 3
a. Data
b. Rencana Tindakan
a) Tujuan
b) Tindakan
P4K dengan Stiker merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh Bidan di desa
dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil,
termasuk perencanaan penggunaan KB pasca persalinan dengan menggunakan
stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir.
Tujuan pemasangan
1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K disetiap rumah
ibu hamil yang memuat informasi ttg : lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas
ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, pendamping persalinan,
fasilitas tempat persalinan, calon donor darah, transportasi yg akan digunakan
serta pembiayaan.
c) Evaluasi
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Gorontalo/Indonesia
Pendidikan : SMP
No
Nama JK Umur Hub KK Pekerjaan Pendidikan Ket
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
4. Status Imunisasi
Ibu mengatakan bayi belum diimunisasi BCG
5. KMS
Bayi memiliki KMS , sudah terisi, bayi sering ditimbang teratur di
posyandu
2. SPAL : selokan/GOT
3. Pembuangan tinja :Septi Tank
4. Kandang : Ada Jenis binatang: Ayam
5. Status kesehatan keluarga saat survey terakhir (semua jenis penyakit)
No. Nama Umur JK Jenis Tempat
Penyakit berobat
b. Kebiasaan makan
Makan 3 x/ hari dengan makanan pokok beras (nasi), sayur, lauk.
Untuk bayi minum ASI keadaan fisik anggota keluarga baik
b. Keluarga Berencana
Ibu menggunakan suntik 3 bulan
1. Analisis Data
NO. DATA DIAGNOSA
1. DS: Tidak lengkapnya
ibu mengatakan bayi berumur 3
pemberian Imunisasi
bulan, belum di imunisasi BCG ,
bayi makan ASI + MP-ASI sehubungan dengan
DO:
belum diberikannya
Bayi belum diimuniasi terlihat
imunisasi BCG pada
dari pengisian dibuku KIA yang
anak T.K
masih kosong
2. Skoring
Belum di imunisasi BCG
Kemungkinan
Keluarga sibuk sehingga
2. masalah dapat di 1/2 x 2 1
anak belum diimunisasi
ubah : sebagian
Potensi masalah
untuk dicegah : Keluarga ingin membawa
3. 3/3 x 1 1
anak untuk diimunisasi
Tinggi
Menonjolnya
masalah : Keluarga akan membawa
4. 1/2 x 1
anak ketika ada waktu luang
Tidak perlu segera
3 1
Jumlah Skor /
2
I. PENGUMPULAN DATA
C. Identifikasi Keluarga
6. Nama Kepala Keluarga : Tn. A.G
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 64 tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Sanger/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Bangunan
Alamat : Kelurahan Sumompo Ling V
7. a. Jumlah Anggota Keluarga
No
Nama JK Umur Hub KK Pekerjaan Pendidikan Ket
1. B.A P 63 thn Istri IRT SMP
2. I.P L 25thln Anak Buruh
SMA
3. D.L L 20 thn Anak -
SMA
4. S.Y L 17 bln Anak -
SMP
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
9. Status Imunisasi
-
10. KMS
-
D. Data lingkungan
III. SKORING
I. PENGUMPULAN DATA
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A.B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Gorontalo/Indonesia
No
Nama JK Umur Hub KK Pekerjaan Pendidikan Ket
1. DK P 23 thn Istri IRT SD
3. Genogram
5. Status kesehatan saat survei : keluarga mengatakan tidak ada yang sakit
6. Pengambil keputusan : Suami dan Istri
7. Kematian dalam setahun:Tidak ada
8. Keluarga berencana : Keluarga belum mengikuti program keluarga
berencana
9. Data lingkungan : Ventilasi baik, lantai rumah semen, sumber air
bersih sumur, kondisi air memenuhi syarat kesehatan, SPAL tidak ada,
pembuangan tinja Septik Tank.
III. SKORING
Tidak ada SPAL
N
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
o
Masalah ini merupakan
Sifat Masalah:
1. 2/3 x1 2/3 ancaman kesehatan karena
Aktual
keluarga tidak memiliki SPAL
Kemungkinan
2. masalah dapat di 2/2 x 2 2 SPAL dapat dibuat
ubah : mudah
Potensi masalah
untuk dicegah : Terdapat lingkungan untuk
3. 3/3 x 1 1
Tinggi tempat pembuatan SPAL
Menonjolnya
Keluarga ingin mengadakan
4. masalah : 2/2 x 1 0
pembuatan SPAL
segera
A. Pengkajian Data
I. Data Subyektif
IDENTITAS KELUARGA
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A.D
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 30 Tahun
Agama : Kr. Protestan
Suku Bangsa : Sanger/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
b. Genogram
A. ANALISA DATA
NO. DATA DIAGNOSA
1 DS: Ibu mengatakan mengalami keputihan 1. Tidak efektifnya
banyak dan terasa gatal terutama di saat keputihan pada
setelah haid ibu A.H di
- Ibu tidak tau tentang bahaya keputihan keluarga bapak
yang banyak A.D
- Ibu mengatakan tidak tau tentang cara dihubungkan
merawat personal hygiene dengan dengan
baik ketidakmampuan
- Aktivitas rumah tangga seperti biasa ibu merawat
DO: TD: 110/70mmHg, N 80x/m, Personal hygiene
Keputihan banyak. Tampak labia merah dengan benar
akibat lecet
B. SKORING
3. Tidak efektifnya kenaikan berat badan pada ibu L
I.Pengkajian Data
Data Subyektif
IDENTITAS KELUARGA
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
a. Anggota Keluarga
Hubungan
Nama
No. Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Ket
Keluarga
3. Genogram
Jenis Tempat
No. Nama Umur Sex
Penyakit Berobat
1 J.L 1 thn Batuk puskesmas
Jenis Tempat
No. Nama Umur
Penyakit Berobat
1 J.L 1 thn Batuk puskesmas
1. Status Gizi
b. BB 13 Kg PB 98 cm (Saat Pendataan)
DATA LINGKUNGAN
1. Perumahan
Ventilasi :Kurang
3. SPAL :Sembarangan
Naik Motor
A. ANALISA DATA
B. SKORING
tampak bermain
dipekarangan rumah,obat
tersebut
masalah tersebut
JUMLAH 3 2/3
o kebidanan
Pengkajian Data
I. Data Subyektif
IDENTITAS KELUARGA
Umur : 39 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tukang
b. Anggota Keluarga
Hubungan
No Nama
No. Umur Sex Pendidikan Pekerjaan Ket
Keluarga
Jenis Tempat
No. Nama Umur Sex
Penyakit Berobat
1 F.B 39 Batuk, flu Berobat
sendiri
1. Status Gizi
b. BB 14 Kg PB 98 cm (Saat Pendataan)
DATA LINGKUNGAN
1. Perumahan
Ventilasi :Kurang
3. SPAL :Sembarangan
Naik Motor
A. ANALISA DATA
mengonsumsi snack
memiliki kemampuan
tersebut
masalah tersebut
JUMLAH 3 2/3
kebidanan
pada anak dan menjelaskan tentang cara penanganan batuk pada anak dan
menganjurkan pada ibu untuk mengubah pola aktifitas bersama bayi sehari-hari.
banyak mengonsumsi snack dan kalau sudah kenyang tidak mau lagi makan nasi
dan anaknya sangat susah untuk di beri makan dan balita tampak kurus. Sehingga
anak susah makan dan juga menjelaskan sebagai orang tua kita harus bisa tegas
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB III dapat diambil sebuah kesimpulan yang
merupakan rangkuman dari keseluruhan kegiatan Asuhan Kebidanan Komunitas
adalah sebagai berikut :
B. Saran
Ari Kunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (edisi revisi
V) cetakan kedua belas. Jakarta : Rhineka Cipta.
Utami Roesli, 2009. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta : Banyu
Media.
https://www.jevuska.com/2010/06/27/asuhan-kebidanan-keluarga-tn-x-contoh-
askeb, 2 November 2017
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/kurang-energi-kronis-kek-pada-ibu-
hamil.html, 29 Oktober 2017
http://bidanlia.blogspot.com/2010/08/p4k-program-perencanaan-persalinan-
dan.html, 30 Oktober 2017
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................147
B. Saran ............................................................................................147