You are on page 1of 11

JURNAL BELAJAR

KEANEKARAGAMAN HEWAN (KH)

Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd

Nama :Nabila Wahyu Mauliadhani Budiawan

NIM :160341606072

Kelas :OFF A/ 2016

Tanggal :7 Oktober 2017

Topik :filum Echinodermata

Prodi :S1 Pendidikan Biologi

Tujuan :Tujuan dari pembelajaran filum Echinodermata adalah untuk mengetahui ciri
umum, morfologi, fisiologi, anatomi, habitat, peranan, dan klasifikasi dari setiap
kelas atau speciesnya.
I. Konsep Belajar

Pengertian dan Ciri Umum Echinodermata


Proses Fisiologi dalam Tubuh Filum Echinodermata
ECHINODERMATA

Habitat dan Peranan filum Echinodermata bagi Kehidupan


Struktur Tubuh Filum Echinodermata
Klasifikasi Filum Echinodermata
II. Bukti Belajar
FILUM ECHINODERMATA
Echinodermata berasal dari kata Yunani : Echios = duri, derma = kulit; berarti
hewan yang kulitnya berduri. Kelompok hewan ini meliputi: Bintang laut (kelas
Asteroidea), Bintang ular(kelas Ophiuroidea), Landak laut (kelas Echinoidea), Lilia
laut (kelas crinoidea), Timun laut (kelas Hplothuroidea). Hampir semua bersifat
simetri radial ketika dewasa, dan pada umumnya mempunyai kerangka dalam bersifat
kapur dengan spina.
Echinodermata merupakan hewan laut yang hidup di pantai, tetapi kebanyakan
di dasar laut. Hewan-hewan yang termasuk Echinodermata adalah hewan coelomata
dengan sietri radial pentamerous, dimana tubuh dapat dibagi menjadi 5 bagian yang
terususun mengelilingi sumbu pusat, tetapi larvanya berbentuk simetri bilateral.
Echinodermata tidak memiliki kepala. Memiliki endoskeleton berupa ossikula
kalkareus, terbentuk dari mesodermis. Echinodermata juga mmeiliki spina eksternal
yang dapat digerakkan dan tidak dapat digerakkan, contoh spinna yang dapat
digerakkan adalah pada kelas echinoidea. Memiliki ceolom yang bersifat
enteroceolous bersilia membentuk ruangan periviceral dan beberapa sistem berbeli-
belit, satu diantaranya disebut sistem pembuluh air yang dibangun dari kaki tabung
yang halus.
Organ respirasi pada Echinodermata berupa coelom, tidak memiliki sistem
pembuluh darah yang khusus, hanya memiliki jaringan lacunar, tidak ada organ
ekskresi. Sistem saraf berbentuk cincin disekeliling mulut dengan saraf-saraf yang
menyebar dari bentukan cincin tersebut. Alat kelamin terpisah (dioceus), kelenjar
kelamin memancarkan sel kelamin ke luar dan fertilisasi terjadi secara eksternal di
dalam air laut. Echinodermata tidak memiliki angota yang bersifat parasitik.
Echinodermata memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi.
Echinodermata dibagi menjadi 2 subfilum yaitu Pelmatozoa dan Eleutherozoa.
Pelmatozoa hanya memiliki satu kelas yang masih hidup yaitu kelas Crinoidea,
sedangkan Eleutherozoa beranggotakan 4 kelas yang masih hidup yaitu
Holothuroidea, Echinoidea, Asteroidea, dan Ophiuroidea.
A. Ciri Umum
Echinodermata dapat ditemui di semua laut dari zona intertidal sampai laut
yang sangat dalam. Tubuh echinodermata umumnya berbentuk simetri radial, hampi
sellau pentamerous. Tubuh triploblastis, coelomata dengan permukaan oral dan aboral
yang jelas, tidak memiliki kepala dan tidak bersegmen. Ukuran rubuh sedang sampai
besar tetapi tidak ada yang mikroskopis, bentuk tubhnya ada yang bundar sampai
silindris atau bentuk bintang dengan tangan sederhana yang tersebar dari diskus
sentral.
Memiliki permukaan tubuh yang halus, tertutup oleh 5 ruang secara simetris
memancar berupa alur berlekuk yang disebut ambulacra diselingi inter-radii atau inter-
ambulacra. Dinding tubuh terdiri atas epidermis di bagian luar, dermis di tengah, dan
di sebelah dalam adalah peritonium. Coelom dibatasi oleh peritonium dan ditempati
oleh sistem sistem pencernaan makanan dan sistem reproduksi. Ciri utama dari
echinodermata adalah memiliki saluran air atau ambulakral.
B. Struktur Tubuh
1. Permukaan Oral
Sisi tubuh yang menghadap substrat terdiri atas mulut atau lubang oral, datar
dan berwarna orange gelap sampai keunguan, disebut permukaan oral atau actinal.
Pada permukaan oral terdapat bentukan- bentukan berikut:
a. Mulut
b. Celah ambulakral
c. Kaki tabung atau podia
d. Duri-duri ambulakral
e. Organ-organ sensoris
2. Permukaan Aboral
Sisi tubuh yang menghadap ke atas, adalah cembung dan berwarna orange
terang sampai keungu-unguan disebut permukaan aboral atau abactinal. Pada
permukaan aboral terdapat bentukan-bentukan berikut:
a. Anus
b. Madreporit
c. Duri-duri
d. Papulae atau insang
e. Pedicellaria
C. Prose Fisiologi
1. Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral terdiri atas: canalis circumoralis/ ring canal, canalis radialis/
radial canal, canalis madreporicus/ stone canal, ampulla dan podia/ tube foot. Canalis
circumolaris adalah suatu pipa yang melingkari mulut, disebelah permukaan oral dari
skeleton. Ia mempercabagnkan lima canalis radialis, yang masing-masing berjalan di
dalam sulcus ambulacralis. Bentukan yang terdapat di dalam sulcus ambulacralis
disebut podium. Setiap pipa penghubung ampulla dengan podium berhubungan
dengan satu canalis radialis.
Di dalam dinding ampilla terdapat serabut otot melingkar. Bila terjadi kontraksi
ampulla akan mengecil dan air yang di dalam akan dialirkan ke dalam podium,
sehingga podium memanjang. Didalam dinding podium terdapat serabut-serabut otot
longitudinal, jika serabut otot tersebut berkontraksi maka podium memendek dan air
yang di dalam akan dialirkan ke dalam ampulla, sehingga ampulla membesar. Pada
ujung podium terdapat batil penghisap.
2. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan
dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian
diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di
anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian
Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang
masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya
bercabang dua, tetapi ujungnya buntu (Indriwati et al, 2016).
3. Sistem Respirasi dan Ekskresi
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae
(Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan
menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh
akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk
selanjutnya dilepas ke luar tubuh (Indriwati et al, 2016).
4. Sistem Gerak
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada
hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil
(madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang
mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke
saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan
dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air
masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula.
Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung.
Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke
sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya
dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan
bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang
objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini
bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan
gerakan lengan-lengannya (Indriwati et al, 2016).
5. Sistem Saraf
Sistem saraf pada Asterias adalah sederhana dan tipe primitive, dibentuk dari
serabut saraf dan jaringan saraf yang berhubungan erat dengan epidermis, organ
reseptornya adalah bintik mata dan antenna (Sutarno, 2012). Berikut merupakan
proses stimulus saraf pada Asteroidea,
Stimulus sel sensoris t.s trans t.s radial cincin saraf
Respon :
Radial t.s radial t.s trans efektor
6. Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan
dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah
dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau
disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri.
Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga
menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa.
Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri (Indriwati et al,
2016).
D. Habitat
Banyak di antara anggotanya yang berperan besar dalam ekosistem laut,
terutama ekosistem litoral pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan
palung laut. Spesies bintang laut Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator utama
di ekosistem pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan
populasi tiram biru (Mytilus edulis)sehingga spesies yang lain dapat menghuni pantai
tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan. Contoh lain
adalah Acanthaster planci yang memakan polip karang di perairan Indo-Pasifik.
Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang mengatakan bahwa A.
planci sebenarnya adalah predator yang penting untuk ekosistem terumbu karang,
sehingga terjadi rekruitmen karang baru yang menggantikan koloni-koloni tua, juga
mengurangi tekanan kompetisi antara satu spesies karang dengan yang lain.

E. Klasifikasi
1. Subfilum Pelmatozoa
1.1. Kelas Crinoidea
Crinoida adalah hewan avertebrata yang memiliki tubuh yang menyerupai
tumbuhan, sehingga sering disebut sebagai lilia laut. Ciri-ciri Kelas Crinoidea
antara lain :
a. Habitatnya di karang atau tumbuhan laut.
b. Memiliki pinnula. Pinnula adalah lengan yang panjang menyerupai
daun, berjumlah lima atau kelipatannya. Panjang pinnula dapat mencapai 80-
200 cm.
c. Beberapa jenis Crinoidea memiliki tangkai yang berasal dari daerah
aboral, tangkai ini berfungsi untuk melekatkan diri pada substrat.
d. Mulutnya terletak di daerah oral, mengarah ke atas dan dikelilingi oleh
tentakel-tentakel halus yang disebut cirri.
e. Amburakral terletak di permukaan oralnya.
Contoh hewan dari kelas Crinoidea adalah Holopus sp. (lilia laut tidak
bertangkai), Ptilocrinus pinnatus (lilia laut bertangkai), Metaricanus intereptus
(lilia laut tidak bertangkai), dan Antendon sp. (lilia laut tidak bertangkai).
Perhatikan gambar 4 dan 5.
Gambar 1.1. Crinoidea sp
Sumber: emaze.com
Berikut merupakan klasifikasi dari kelas Crinoidea, yang memiliki satu ordo yaitu,
1.1.1. Ordo Articulata
2. Subfilum Eleutherozoa
2.1. Kelas Holothuroidea
Holothuroidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut juga ketimun laut.
Holothuroidea berasal dari kataYunani yaitu holothurion (ketimun laut) dan eidos
(bentuk). Ciri-ciri Kelas Holothuroidea antara lain :
a. Tubuhnya memanjang dalam sumbu oral seperti cacing dan simetri
bilateral.
b. Mulut dan anusnya terletak pada kedua ujung yang berlawanan.
c. Tidak mempunyai lengan dan duri. Durinya tereduksi menjadi spikula.
d. Kulitnya lunak dan tipis serta tidak memiliki spina (duri) atau
pediselaria.
e. Memiliki kaki tabung.
Contoh hewan dari kelas Holothuroidea adalah Cucumaria sp., Elapidia sp.,
dan teripang (Holothuria sp.).

Gambar 2.1. Cucumaria sp


Sumber: wikipedia
Berikut merupakan klasifikasi dari kelas Holothuroidea, yang memiliki beberapa
ordo sebagai berikut:
2.1.1. Ordo Aspidochirota
2.1.2. Ordo Elasipoda
2.1.3. Ordo Dendrochirota
2.1.4. Ordo Molpadonia
2.1.5. Ordo Apoda
2.2. Kelas Echinoidea
Echinoidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut juga landak laut.
Echinoidea berasal dari kata Yunani yaitu echinos (landak) dan eiodes (bentuk).
Ciri-ciri Kelas Echinoidea antara lain :
a. Ciri utama Echinoidea adalah memiliki banyak pediselaria di seluruh
permukaan tubuh, berupa duri-duri seperti batang yang panjang.
b. Kerangka tersusun atas lempengan-lempengan zat kapur dan
membentuk cangkang yang kaku dengan bentuk seperti kotak.
c. Tubuhnya berbentuk globuler dan bulat (oval).
d. Tidak memiliki lengan.
e. Memiliki duri-duri tubuh yang panjang. Duri ini digerakkan oleh otot
dan berfungsi untuk berjalan.
f. Lekukan ambulakral tertutup dan kaki tabung dilengkapi dengan
sukers.
g. Memiliki tiga pediselaria yang bentuknya seperti rahang.
h. Mulutnya terletak di tengah dan dikelilingi oleh selaput peristoma.
Contoh hewan dari kelas Echinoidea adalah landak laut (Echinus sp.), bulu
babi (Diadema sp.), dan dolar pasir (Echinarachinus sp.).

Gambar 2.2. sea urchin (Diadema sp)


Sumber: thinglink.com
Berikut merupakan klasifikasi dari kelas Echinoidea, yang memiliki beberapa subkelas
dan ordo sebagai berikut:
2.3. Subkelas Regularia
2.3.1. Ordo Lepidocentroida
2.3.2. Ordo Cidaroidea
2.3.3. Ordo Aulodonta
2.3.4. Ordo Camarodonta
2.4. Subkelas Irregularia
2.4.1. Ordo Clypeastroida
2.4.2. Ordo Spatangoida
2.5. Kelas Asteroidea
Asteroidea merupakan kelompok hewan avertebrata yang sering disebut sebagai
bintang laut. Kata Asteroidea berasal kata Yunani, yaitu aster (bintang) dan eiodes
(bentuk).
Ciri-ciri Kelas Asteroidea antara lain :
a. Tubuhnya berbentuk pipih seperti bintang atau pentagonal dan
memiliki lima lengan atau lebih yang tersusun secara simetri radial.
b. Pada setiap ujung lengan terdapat alat sensor yang bentuknya
menyerupai tentakel dengan bintik mata pada ujungnya. Bintik mata ini
mengandung pigmen merah yang peka terhadap cahaya.
c. Lekukan ambulakralnya terbuka dan didalamnya berisi kaki tabung.
Kaki tabung ini biasanya dilengkapi dengan sucker (batil penghisap).
d. Permukaan tubuh bagian atas (aboral) ditutupi oleh diri-diri tumpul
berbentuk catut (pediselaria).
e. Bagian tubuh disebut discus sentralis dan 5 radii atau lengan
f. Pangkal lengan membesaryang makin kecil dan ujung meruncing
g. Setiap lengan terdapat lanjutan coelom dan alat-alat dalam
h. Permukaan aboral ada spina (duri tumpul), yang disekitarnya ada
papulae
i. Rahang dapat membuka dan menutup
j. Fungsi rahang untuk pembersih debris dan perangkap mikroorganisme
k. Madreporit dan anus di aboral
l. Tentakel peraba pada tiap ujung lengan, sifatnya lunak dan berbintik
matasensitive cahaya
m. Sulkus ambulakralis pada datran oral radii
n. Discus madreporidanus pada dataran aboral discus
o. Saluran pencernaan sempurna dan pendek
p. Respirasi dengan dermal branchia dan kai tabung
q. Badan tiadmen dekat saluran cincin mulut membentuk sel amoebasit
yangberfungsi membawa sisa metabolisme keluar tubuh
r. Sistem saraf terdiri atas cincin saraf dan tali- tali saraf
Contoh hewan dari kelas Asteroidea ini adalah bintang laut biru (Linckia sp.),
Astropecten diplicatus, Archaster sp., bintang laut merah (Asterias sp.), dan
Culcita sp.

Gambar 2.5. bintang laut biru (Linckia sp)


Sumber: firstsearchcenter.com
Berikut merupakan klasifikasi dari kelas Asteroidea, yang memiliki beberapa ordo
sebagai berikut:
2.5.1. Ordo Phanerozonia
2.5.2. Ordo Spinulosa
2.5.3. Ordo Forcipulata
2.6. Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea adalah hewan avertebrata yang sering disebut juga bintang ular.
Ophiuroidea berasal dari kata Yunani yaitu (ular), oura (ekor) dan eidos (bentuk).
Ciri-ciri Kelas Ophiuroidea antara lain :
a. Bentuk tubuhnya memipih, seperti bintang atau pentamerous dengan
lengan yang ramping dan fleskibel (elastis).
b. Tidak mempunyai kaki amburakral dan anus sehingga sisa makanan
dikeluarkan melalui mulut.
c. Lekukan ambulakralnya tertutup dan kaki tabung tidak memiliki
sucker.
d. Madreporit terdapat pada permukaan oral.
e. Tidak mempunyai pediselaria.
Contoh hewan dari kelas Ophiuroidea adalah Gorgonocephalus sp.,
Ophiopholis sp., dan Ophiotrix fragilis.

Gambar 2.6. Ophiotrix fragilis


Sumber: alamy.com
Berikut merupakan klasifikasi dari kelas Ophiuroidea, yang memiliki beberapa ordo
sebagai berikut:
2.6.1. Ordo Ophiurae
2.6.2. Ordo Euryalae
III. Relevansi
Berikut ini merupakan relevansi saya dalam mengikuti perkuliahan perkenalan dan
kontrak kuliah Berikut uraian ringkas tentang kelas Echinodermata.
Sebelum Sesudah
Saya belum mengerti mengenai perbedaan Saya mengerti mengenai perbedaan
morfologi dari setiap kelas morfologi dari setiap kelas filum
filumEchinodermata Echinodermata
Saya belum mengerti mengenai habitat Saya mengerti mengenai habitat
Saya belum mengerti mengenai proses Saya mengerti mengenai proses
fisiologi Echinodermata fisiologi Echinodermata

Saya belum mengerti mengenai habitat setiap Saya mengerti mengenai habitat setiap
kelas pada filum Echinodermata kelas pada filum Echinodermata

Saya belum mengerti peranan dari fillum Saya mengerti peranan dari filum
echinodermata echinodermata

IV. Identifikasi Masalah


Masalah yang ditanyakan dalam diskusi kelas, beserta dengan jawabannya
1. Apakah jika lengan dari kelas asteroidea dipotong akan membentuk individu
baru?
Jawab : iya, jika potongan tubuhnya masih terdapat cincin saraf. Proses regenerasi ini
membutuhkan waktu yang lama sekitar 6 bulan dan hasilnya tidak akan se sempurna
seperti individu yang pertama kali, dilihat dari jumlah lengan yang tidak lengkap dan
pemanjangan setiap lengan yang tidak sama.
2. Mengapa pada kelas echinodea khususnya bulu babi jika tertusuk pada anggota
tubuh manusia akan susah untuk dilepaskan?
Jawab : karena duri pada bulu babi tersusun atas struktur kait sehingga sangat sulit
dilepaskan. Jika terkena anggota tubuh sebaiknya di iris terlebih dahulu lalu
dihancurkan dan diberi larutan amonia untuk memudahkan fagosit racun yang
terkandung di dalam duri dari bulu babi.
3. Mengapa pada kelas ophiuroidea yang berada dibawah batu masih bisa
bertahan hidup?
Jawab : tetap masih bisa bertahan hidup karena memiliki kemampuan untuk respirasi
dengan cara difusi.
4. Sebagian dari kelas crinoidea ada yang memiliki percabangan, apakah
percabangan tersebut memiliki struktur yang spesifik? Apakah semua hewan bisa
memiliki percabangan juga?
Jawab : percabangan dari kelas crinoidea memiliki struktur yang sama, ada tidaknya
percabangan ini merupakan salah satu cara untuk mengelompokkan kelas crinoidea
karena ada spesies yang memiliki percabangan dan ada pula yang tidak memiliki.
V. Elemen Yang Menarik
Pada materi Echinodermataini mempelajari mengenai ciri secara umum, struktur
morfologi tubuh, proses fisiologi masing-masing kelas, habitat, klasifikasi dan
manfaat bagi kehidupan manusia.Elemen yang menarik dari
materiEchinodermataadalah pada saat membuat kreatifitas dalam kelompok,
khususnya asteroida. Saya merasa senang karena saya bisa lebih mudah untuk
mengingat materi fisiologi karena tampilan poster yang cukup menarik. Akan tetapi,
menurut saya jika terlalu banyak tugas kreatifitas yang diberikan, membuat saya
kurang fokus mengenai materi secara keseluruhan.
VI. Refleksi Diri

Refleksi Diri (Umum)


Adanya berbagai macam variasi cara belajar yang diberikan dosen model
membuat setiap materi menjadi lebih mudah diingat dan menjadi lebih sistematis
proses pembelajarannya. Dengan sistem yang seperti ini membuat materi tetap berada
dalam kondisi yang terkontrol baik dari sisi waktu maupun penjelasan materi yang
lebih prioritas untuk dipelajari.

Refleksi Diri (khusus)


Saya menjadi merasa tertarik dengan matakuliah Keanekaragaman Hewan
karena akan dibimbing oleh 7 dosen model yang berbeda beserta Ibu Endah, sehingga
saya dapat merasakan pengajaran dengan metode yang berbeda dan dapat mengerti
metode pengajaran apa saja yang efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Pada meteri kali ini kami dibimbing oleh mahasiswa KPL. Menurut saya proses
pembelajaran yang diberikan sudah baik. Menurut saya penyusunan LKM sudah baik
karena sudah diberi teknik pengumpulan data apa saja yang penting untuk di amati
sehingga kami tidak merasa bingung menentukan poin mana yang paling prioritas
untuk dipelajari dan juga pemberian game yang mengedukasi dapat menambah
pemahaman kita tentang pembelajaran dikelas.

VII. Daftar Rujukan


Indriwati, Sri Endah, Sofia Ery Rahayu, Masjhudi, dan Ibrohim. 2016.
Keanekaragaman Hewan (Handout). Malang: UM FMIPA Jurusan Biologi
Sutarno, Nono. 2012. Handout Zoo Invertebrata. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia

You might also like