You are on page 1of 5

PERANAN ASETOSAL SEBAGAI ANTI-TROMBOTIK TERHADAP METABOLISME TROMBOKSAN A2 (TXA2)

DAN PROSTASIKLIN PGI2)

Pudji Astuti
Bagian Biomedik
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Abstract
Low dose aspirin can be used to reduce transient ischemic attack and unstable t angina. Besides, it
may also be used as thrombosis prophylaxis in artery coronary (heart artery). Working mechanism of
acetosal is inhibit cyclo-oxygenase enzyme leading to the inhibitation of thromboxane A2 and
prostacyclin formation, whereas they have contrary function. Thromboxane A2 stimulate formation
of platelet aggregation while prostacyclin inhibit platelet aggregation. How acetosal plays the role
on thromboxane A2 and prostacyclin metabolism, affecting the prolonged bleeding time.

Key words: asetosal, tromboksan A2, prostasiklin, waktu perdarahan

Korespondensi (Correspondence) : Pudji Astuti, Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121, Indonesia, Telp.(0331)333536

PENDAHULUAN menggunakan asetosal menunjukkan


Obat-obat anti-inflamasi , penurunan trombosis arteri koronaria.3
analgesik dan anti-piretik merupakan Mekanisme efek NSAID adalah
sekelompok senyawa obat yang dengan menghambat enzim
heterogen, yang pada umumnya secara siklooksigenase melalui beberapa
kimiawi tidak berhubungan (walaupun mekanisme. Asetosal berikatan secara
sebagian besar adalah asam organik), kovalen dengan sisa serin dari enzim
mempunyai banyak persamaan dalam siklooksigenase secara irreversibel, yang
efek farmakologik, baik dalam efek terapi selanjutnya berakibat terjadinya hambatan
maupun efek samping. Prototip obat pada sintesis prostaglandin, prostasiklin dan
golongan ini addalah asetosal (asam tromboksan A2 .2
salisilat), oleh karena itu obat golongan ini Penghambatan pada sintesis
sering pula disebut mirip asetosal (aspirin- prostaglandin dan prostasiklin akan
like drug), atau sering pula disebut obat- menimbulkan efek anti-inflamasi, analgesik
obat anti-inflamasi non steroidal atau dan anti-piretik, sedangkan penghambatan
NSAID.1 pada prostasiklin dan tromboksan A2 akan
Asetosal merupakan obat pilihan menghambat terjadinya agregasi trombosit
untuk menghilangkan berbagai macam sehingga terjadi perpanjangan waktu
rasa nyeri dari ringan ringan sampai perdarahan.4 Padahal peranan prostasiklin
sedang. Asetosal tidak efektif untuk pada perdarahan adalah menghambat
pengobatan rasa nyeri viscera, misalnya agregasi trombosit dan peranan
myocardial infarction, renal colic, acute tromboksan A2 adalah menyebabkan
abdomen yang memerlukan obat terjadinya agregasi trombosit.
analgesik narkotik.2 Asetosal juga
merupakan obat yang baik untuk
pengobatan penyakit radang sendi, tetapi RUMUSAN PERMASALAHAN
50% dari penderita tidak dapat menerima Dari uraian di atas didapat
efek sampingnya (nausea, vomiting, rumusan permasalahan sebagai berikut:
epigastric pain, tinnitus) yang disebabkan bagaimana peranan asetosal sebagai anti-
oleh dosis tinggi larutan asetosal yang trombosit terhadap metabolisme
diperlukan untuk mencapai efek anti- tromboksan A2 (TXA2) dan prostasiklin (PGI2 ).
inflamasi. Walaupun demikian reaksi anti-
inflamasi NSAID pada sebagian besar
penderita rheumatoid arthritis meringankan TELAAH PUSTAKA
rasa sakit, kekakuan dan bengkak.2 METABOLISME ASAM ARAKHIDONAT
Penggunaan asetosal juga dapat Membran sel terdiri atas lapisan
menurunkan serangan transient ischemic bimolekuler fosfolipid, asam arakhidonat
dan angina yang tidak stabil, selain itu yang terdapat dalam bentuk ester di
asetosal dapat digunakan sebagai bahan dalam fosfolipid dapat dilepaskan oleh
profilaksis pembekuan darah (trombosis) di enzim fosfolipase A2. Setelah terbentuk
arteri koronaria. Hasil dari beberapa studi asam arakhidonat, kemudian
klinik pada penderita yang berresiko atau dimetabolisme melalui dua sistem enzim
penderita yang sedang dalam yaitu lipoksigenase dan siklooksigenase.
penyembuhan infarction myocardial yang Lipoksigenase merupakan enzim
yang mengkatalisis asam arakhidonat
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 7 No. 1 2010 : 51-55

menjadi hidroperoksida hanya ditemukan mengontrol konsentrasi ion kalsium bebas


dalam paru-paru, trombosit dan leukosit. dalam trombosit yang penting pada proses
HPETE, HETE dan leukotrin yang terbentuk yang menyebabkan adhesi dan agregasi.
mempunyai efek kemotaktik terhadap sel- Kadar cAMP yang rendah akan
sel polimorfonuklear dan mungkin berperan menyebabkan konsentrasi ion kalsium
dalam reaksi keradangan. bebas menjadi tinggi dan mengakibatkan
Enzim siklooksigenase yang terjadinya adhesi dan agregasi trombosit.4,6
berikatan dengan retikulul endoplasma Pada sel endotelial pembuluh
mempunyai dua aktivitas yang berbeda, darah, sebagian produk enzim
yaitu aktivitas sintetase endoperoxide yang siklooksigenase adalah prostasiklin (PGI2).
mengoksigenase dan mengsiklasi asam ( Prostasiklin ini menghambat agregasi
unesterified precursor fatty acid) menjadi trombosit dengan menstimulasi enzim
endoperoxide siklik PGG, dan aktivitas adenilate siklase sehingga meningkatkan
peroxidase yang mengubah PGG menjadi cAMP dalam trombosit. Kadar tinggi cAMP
PGH. PGG dan PGH secara kimia tidak mengakibatkan konsentrasi ion kalsium
stabil, tetapi keduanya dapat bebas menjadi berkurang/rendah, yang
dimetabolisme lebih lanjut menjadi selanjutnya menghambat terjadinya adhesi
prostaglandin yang stabil (PGE2, PGF2, dan agregasi, sehingga mengakibatkan
PGD2), tromboksan A2 , prostasiklin (PGI2) perpanjangan waktu perdarahan.7
dan radikal oksigen yang beracun.1,5 Keseimbangan antara tromboksan
Enzim siklooksigenase sebenarnya A2 dengan prostasiklin merupakan hal yang
terdapat pada setiap jenis sel dalam tubuh, penting dalam sistem hemostasis.
tetapi pada tahap metabolisme asam
arakhidonat selanjutnya berbeda pada sel MEKANISME KERJA ASETOSAL
yang berbeda. Di dalam trombosit, PGH2 Mekanisme efek NSAID adalah
mengalami sintetase tromboksan dengan menghambat enzim
(thromboxane synthase) menjadi siklooksigenase melalui beberapa
tromboksan A2 ; di dalam endotelium mekanisme. Asetosal berikatan secara
pembuluh darah PGH2 mengalami sintetase kovalen dengan sisa serine dari enzim
prostasiklin (prostacyclin synthase) menjadi siklooksigenase secara irreversibel, yang
prostasiklin (PGI2).1,2,4 selanjutnya berakibat terjadinya hambatan
pada sintesis prostaglandin, prostasiklin dan
PERANAN TXA2 DAN PGI2 PADA tromboksan A2.2
PERDARAHAN Penghambatan pada sintesis
Di dalam trombosit, sebagian prostaglandin dan prostasiklin akan
besar hasil (produk) siklooksigenase adalah menimbulkan efek anti-inflamasi, analgesik
tromboksan A2. Tromboksan A2 di dalam dan anti-piretik, sedangkan penghambatan
trombosit menghambat enzim adenilate pada prostasiklin dan tromboksan A2 akan
siklase yang menyebabkan tidak terjadinya menghambat agregasi trombosit sehingga
perubahan ATP menjadi cAMP, sehingga menyebabkan terjadinya perpanjangan
kadar cAMP rendah. cAMP berfungsi untuk waktu perdarahan.4

52
Peranan Asetosal Sebagai Anti-Trombotik...(Pudji A.)

DISKUSI di endotelium pembuluh darah. Hal ini


Asetosal merupakan bahan anti- disebabkan oleh perbedaan sensitivitas
trombotik yang digunakan secara luas antara enzim siklooksigenase di trombosit
untuk pencegahan penyakit dengan di endotelial, kemampuan sel
atherothrombotic. Efek anti trombotik endotel pembuluh darah untuk mensintesis
asetosal disebabkan oleh hambatan enzim baru, dan asetilasi presistemik enzim
asetosal pada enzim siklo-oksigenase siklooksigenase trombosit karena
trombosit sehingga menghambat sintesis penggunaan asetosal dosis rendah.9
tromboksan A2 di trombosit. Padahal Enzim siklooksigenase pada
asetosal juga menghambat enzim endotelial pembuluh darah kurang peka
siklooksigenase di sel endotelial pembuluh terhadap asetosal dosis rendah daripada
darah sehingga menghambat sintesis enzim siklooksigenase pada trombosit6,
prostasiklin, dimana prostasiklin mempunyai yang berarti bahwa pengaruh asetosal
efek yang berlawanan dengan tromboksan pada penghambatan tromboksan A2 lebih
A2 terhadap agregasi trombosit.8 Hal banyak dan lebih lama daripada
tersebut diatas dapat dijelaskan seperti prostasiklin yang dihasilkan di sel endotelial
uraian di bawah ini. pembuluh darah.10
Penggunaan asetosal dosis Pada percobaan klinik
rendah dapat menghambat sintesis TXA2 di menunjukkan bahwa asetosal dosis rendah
trombosit tanpa mempengaruhi sintesis PGI2 (kurang dari 100 mg/hari) sangat

53
Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 7 No. 1 2010 : 51-55

mengurangi pembentukan tromboksan B2 Asetosal dapat menginaktivasi


(TXB2) (metabolit TXA2) dan hanya enzim siklooksigenase di trombosit dengan
berpengaruh sedikit pada pembentukan 6 cara mengasetilasinya. Tromnosit tidak
keto- PGF1 (metabolit PGI2). dapat mensintesis enzim baru karena tidak
Kallman,1987, membuktikan bahwa mempunyai ribosom, maka hambatan
pemberian asetosal dosis 30 mg/hari yang disebabkan oleh asetosal bersifat
selama 3 minggu menurunkan ireversibel/permanen, yaitu trombosit tidak
pembentukan TXB2 sebesar 94% tanpa dapat memsintesis enzim baru sampai akhir
menurunkan ekskresi 6 keto PGF1 hidup trombosit (7 sampai 10 hari).1,2
dalam urine secara bermakna, dan Sebaliknya sel endotelial pembuluh darah
menyebabkan perpanjangan waktu mempunyai ribosom, sehingga selalu dapat
perdarahan. Menurut Tohgi, 1992, mensintesis enzim baru. Akibatnya pada
pemberian asetosal dosis 40 mg/hari secara pemberian asetosal dosis rendah baik
signifikan dapat menghambat kemampuan tromboksan A2 maupun prostasiklin akan
maksimum pembentukan TXA2 sehingga menghambat adhesi dan agregasi
menghambat terjadinya agregasi tanpa sehingga memperpanjang waktu
menghambat pembentukan PGI2. perdarahan.

Gambar 3.1. Sintesis Tromboksan A2 dan Prostasiklin (Hoffbrand, 1993)

PENUTUP Antiplatelet Drug, ninth edition, New


Berdasarkan uraian di atas dapat York, St. Louis, San francisco, Auckland,
disimpulkan bahwa, penggunaan asetosal Bogota, Caracas, Lisbon, Madrid,
dosis rendah dapat menyebabkan Sydney, Tokyo, Toronto: Mc. Graw-Hill
hambatan pada sintesis tromboksan A2 di Companies. Inc. p. 601-603, 617-620,
trombosit tanpa berpengaruh pada sintesis 1353.
prostasiklin di sel endotelial pembuluh
darah, sehingga menghambat terjadinya 2. Neal MJ. 1992. Medical Pharmacology
agregasi trombosit yang mengakibatkan at Glance: Drug Used to Affect Blood
perpanjangan waktu perdarahan. Coagulation; Non Steroidal anti-
inflamatory Drug (NSAIDs). Second
edition. London: Blackwell Science. P.
DAFTAR PUSTAKA 44 45, 66 67.
1. Goodman and Gilmans, 1996,
Pharmacology Basic of Therapeutics: 3. Katzung BG, 1995, Basic & Clinical
Anticoagulant, Thrombolytic, and Pharmacology: Drugs Used in Disorder

54
Peranan Asetosal Sebagai Anti-Trombotik...(Pudji A.)

of Coagulation, sixth edition, Sidney,


Toronto, New Jersey: Prentice-Hall
International Inc. p. 507, 516, 537-542.

4. Rang HP, Dale MM. 1991.


Pharmacology: Drug Used to Suppress
Inflamatory and Immune Reaction.
Second edition. Edinburg. London.
Melbourne. New York. Tokyo and
Madrid: Churchill Livingstone Inc. p 262
264, 390 391.

5. Melmon & Morrellis et al. 1992. Clinical


Pharmacology : Basic Principles in
Therapeutics, New York, San Francisco,
Aukland, Sydney, Tokyo, Toronto: Mc
Graw-hill. Inc. p. 548 549, 488 491.

6. Hoffbrand AV, Pettit JE, 1993, Essential


Haematology: Platelet and Blood
Coagulation, third edition, Oxford,
London, Edinburg, Cambridge,
Australia: Blackwell Science, p. 302
304.

7. Vane JR, Botting RM. 1992. Aspirin and


Other Sallicylates: Aspirin,
Pharmakokinetic and
Pharmacodynamic Effects on Platelet
and Vascular Function; The Anti-
Thrombotic and Fibrinolytic Actions of
Aspirin, first edition. London. New York.
Tokyo. Melbourne. Madras: Chapman
& Hall Medical. p. 256- 258

8. Tohgi H. et al. 1992. Effects of Low-to-


High Doses of Aspirin on Platelet
Aggregability and Metabolites of
Thromboxane A2 and Prostacyclin.
Stroke. Vol.23 no 10. p. 1400 1403.

9. Kallmann R et al., 1987, Effects of Low


Doses Aspirin, 10 mg and 30 mg Daily,
on Bleeding Time, Thromboxane
Production and 6-keto-PGF1 Excretion
in Healthy Subjects, J. Thrombosis
Research, vol.45 no 4, p. 355 361.

10. Cawson RA, Spector RG, Skelly AM,


1995, Basic Pharmacology and Clinical
Drug Use in Dentistry; The Blood, sixth
edition, edinburgh, Hongkong, London,
Madrid, Melbourne, New York and
Tokyo: Churchill Livingstone, p. 51 52,
77, 97.

55

You might also like