You are on page 1of 1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap


penumpang angkutan umum, untuk mengetahui upaya yang dilakukan penumpang dalam
mendapatkan perlindungan hukum dan ganti rugi dan untuk mengetahui tanggung jawab
para pihak dalam perjanjian pengangkutan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pati,
Jawa Tengah dengan memilih instansi yang relevan dengan masalah dalam skripsi ini
yakni Dinas Perhubungan Kabupaten Pati dengan menggunakan metode penelitian
berupa metode Yuridis Normatif. Spesifikasi penelitian yang dipakai adalah deksiptif
analitif. Adapun sumber data diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Dan
pengumpulan datanya dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan
dengan cara melakukan wawancara. Dari penelitian yang dilakukan, penulis mendapatkan
hasil sebagai berikut, Perlindungan hukum terhadap penumpang diawali dengan
mengikatkan diri setelah membayar uang atau tiket angkutan umum sebagai
kontraprestasi dalam perjanjian pengangkutan maka seseorang telah sah sebagai
penumpang alat angkutan penumpang umum yang apabila mengalami kecelakaan diri,
yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang
bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat
pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan. Jadi penumpang adalah salah satu pihak
dalam perjanjian pengangkutan darat, sedangkan pihak lawannya adalah pengangkut
darat. Upaya yang dilakukan oleh penumpang untuk memperoleh ganti rugi yakni dengan
cara mengajukan tuntutan ganti rugi karena luka atau lain-lainnya kepada pengangkut,
cukuplah bila dia mendalilkan bahwa dia menderita luka disebabkan pengangkutan itu.
Jika tuntutan itu dibantah oleh dibantah oleh pengangkut, maka pengangkut harus
membuktikan bahwa kelalaian atau kesalahan tidak ada padanya. Bila pembuktian
pengangkut ini berhasil, maka giliran penumpang yang harus membuktikan adanya
kelalaian atau kesalahan pada pengangkut. Jadi kalau ada tuntutan ganti rugi dari
penumpang yang menderita luka-luka, maka beban pembuktian terletak di atas pundak
pengangkut, bahwa dia tidak lalai atau salah. Tanggung jawab para pihak dalam
perjanjian pengangkutan yang pertama adalah perusahaan Angkutan Umum yang
bertanggung jawab atas kerugian yang diakibatkan oleh segala perbuatan orang yang
dipekerjakan dalam kegiatan penyelenggaraan angkutan. Selain itu Perusahaan Angkutan
Umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh Penumpang yang meninggal
dunia atau luka akibat penyelenggaraan angkutan, kecuali disebabkan oleh suatu kejadian
yang tidak dapat dicegah atau dihindari atau karena kesalahan Penumpang (Pasal 191 dan
Pasal 192 ayat (1) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Sebagai pelaksanaan Pasal 239 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang mengatur bahwa Pemerintah membentuk perusahaan asuransi
Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yaitu pemerintah mempunyai PT. Jasa Raharja (Persero) sebagai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang tugas dan fungsinya ada 2 (dua) yaitu :Memberikan
santunan atas kejadian kecelakaan pada korban kecelakaan lalu lintas darat, laut, udara,
dan penumpang kendaraan umum dan Menghimpun dana pajak kendaraan bermotor
melalui Samsat yang mana dana itu nantinya untuk membayar santunan.

You might also like